Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitankembali menyindir politikus yang asal bicara tanpa menggunakan data. Dia mempersilakan siapa pun mencalonkan diri sebagai Presiden atau Wakil Presiden.
Namun, berdasarkan ia sudah semestinya kalau menjadi calon presiden atau wakil presiden ketika bicara menggunakan data yang jelas. "Kalau ada pihak yang ingin jadi presiden, sah-sah saja. Tapi eloknya jangan bicara itu tanpa data yang jelas, itu saja," kata Luhut ketika sesi Wawancara Eksklusif dengan detikcom yang tayang Kamis, 6 Desember 2018.
Luhut tak menyebut kandidat presiden yang bicara tanpa data. Namun ia menyindir capres yang mengaku mengutip data dari World Bank. Setelah dicek ternyata World Bank tak pernah mengeluarkan data ibarat yang diungkap sang calon presiden tersebut.
"Jadi jangan pakai bilang World Bank begini. Lah orang World Bank-nya juga ketemu saya kok," kata dia.
Mantan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar yang terang-terangan mendukung kandidat petahana Joko Widodo (Jokowi) itu pun menyebut sejumlah keberhasilan pemerintahan sekarang. Misalnya, soal penguatan industru yang dalam 10 tahun terakhir nyaris tak tersentuh.
Ada juga efisiensi di banyak sekali lini juga soal pendapatan perpajakan yang kian membaik. Saat ini Jokowi juga fokus dalam pendidikan untuk peningkatan sumber daya manusia. Hal ini dilakukan untuk menghadapi revolusi 4.0.
"Apakah kita sudah sempurna? berkali kali saya bilang masih jauh dari sempurna. Tapi apakah kita maju? sangat maju," kata Luhut.
Terkait data Bank Dunia, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto beberapa kali mengaku mengutipnya. Pada Jumat, 19 Oktober 2018 kemudian misalnya, ia bicara bahwa sebanyak 99 persen masyarakat Indonesia hidup sangat pas-pasan.
"Hasil ini ialah data, fakta yang diakui oleh Bank Dunia, oleh lembaga-lembaga internasional. Yang nikmati kekayaan Indonesia kurang dari 1 persen. Yang 99 persen mengalami hidup yang sangat pas-pasan, bahkan sangat sulit," kata Prabowo.
Belakangan Bank Dunia membantah mengeluarkan data tersebut. "Bukan data kita, itu bukan perhitungan kita, saya nggak tahu itu dari siapa," kata Ekonom Senior Bank Dunia Vivi Alatas di UI, Depok, Senin (12/11/2018). [detik.com]