Kemarin saya kedatangan teman dari New York. Dari airport saya mengantarnya ke Hotel. Setelah itu kami berbicara santai di Lounge executive. Profesi nya yakni fund provider untuk mendukung transaksi minyak. Banyak hal yang kami bicarakan namun yang menarik yakni ketika beliau berbicara wacana analisa international mengenai konplik di Timur Tengah. Menurutnya kalau kita bicara wacana konplik Timur Tengah maka itu berarti Mesir dan Negara wilayah pecahan barat Mesir. Tapi ketika kita bicara wacana Minyak Timur Tengah maka itu berarti wilayah Teluk Persia yang berada di timur Mesir atau biasa disebut dengan Asia Barat Daya. Kaprikornus apa bahwasanya yang mengakibat konplik terus terjadi ? tanya saya. Menurutnya bahwa yang harus disadari yakni Minyak yakni komoditi startegis dan merupakan komoditi yang sangat penting didunia. Bukan hanya soal energy tapi hampir 75% produk industry tidak sanggup dilepaskan dari ketergantung materi naphtha dari Minyak itu sendiri. Itulah dasarnya mengapa kekuatan Barat dan AS menjadikan Minyak Timur Tengah sebagai pecahan dari geopolitiknya. Siapapun yang mengontrol fatwa minyak mempunyai kontrol luar biasa terhadap kecepatan dan arah ekonomi dunia
Kapan minyak begitu penting ? Tanya saya. Minyak pertama kali menjadi penting pada tahun 1912 ketika Winston Churchill sebagai komanda angkatan Laut inggeris mengganti materi bakar kapal dari batubara ke Minyak. Inggris pada waktu itu tidak mempunyai sumber minyak cukup. Satu satunya resource minyak yang dimiliki Inggeris yakni konsesi Southwest Persia dibawah bendera Anglo Persian Oil Corporation (APOC). Demi kepentingan nasional maka Churchill menasinaonalisasi APOC. Ketika Persia menjadi Iran maka dirubah Anglo Iran Oil Corporation dan belakangan berubah menjadi British Petroleum ( BP). Sejak itu Iran dibawah kendali inggeris demi alasan strategis dan berakhir tahun 1950 ketika Mossadeg pejuang nasionalis Iran merebut kekuasaan dan menasionalisasi BP. Namun Inggeris bersama AS , tahun 1953 berhasil menjatuhkan Mossadeg dengan menempatkan Shah Reza Pahlefi sebagai Raja, yang juga boneka dari Inggeris dan AS. Namun nyatanya AS lebih mayoritas mengendalikan Shah dari pada inggeris. Tahun 1979 Syah Iran digulingkan oleh revolusi Islam Iran dan menasionalisasi seluruh perusahaan bendera Asing.
Masalahnya yakni ketika Shah Iran digulingkan pada tahun 1979 dan juga ketika Uni Soviet menginvasi Afghanistan. AS Khawatir akan mengakibatkan bahaya jalur supply minyak Saudi Arabia. Presiden Carter mendapat kontribusi penuh dari Kongress untuk "menggunakan segala cara yang diperlukan, termasuk kekuatan militer” . Ini dikenal apa yang disebut dengan Dokrin Carter. Maklum saja ini berkaitan dengan keamanan selat hurmuz dan disisi lain pelabuhan minyak di Pakistan yang melintasi Afghanistan. Apakah dokrin Carter hingga kini masih ada? Tanya saya penasaran. Sampai ketika ini itu masih ada. AS punya system komando terpusat di Tempa , Florida dengan kantor Regional di Qatar dan Bahrain. System komando ini bertanggung jawab melaksanakan Doktrin Carter, yaitu menjamin bahwa tidak ada kekuatan musuh akan pernah memutus jalur supply minyak dari Teluk Persia ke Amerika Serikat dan sekutunya. Setiap presiden terpilih harus punya komitment atas itu. Presiden Obama telah menegaskan bahwa kalau Iran mencoba untuk memblokir Selat Harmuz, maka itu sinyal merah untuk AS melaksanakan agresi militer. Dunia tahu betul itu.
Apa benar dibelakang Arab Saudi yakni AS. Tanya saya. Pada 14 Februari 1945 Presiden Roosevelt bertemu dengan Raja Arab Saudi, Abdel Azziz, diatas kapal Quincy AS, tak usang sebelum kematiannya. AS berkomitmen melindungi Kerajaan Arab Saudi dari segala bahaya baik internal maupun external dan konpensasinya Arab Saudi memperlihatkan hak exclusive kepada AS untuk mengontrol ladang minyak. Tapi bahwasanya kali pertama Amerika mengenal resource minyak tahun 1930-an ketika sebuah perusahaan minyak AS yang berjulukan Standard Oil Company of California (SOCAL) memenangkan konsesi di provinsi timur, yang merupakan daerah di sepanjang pantai Teluk Persia, dikota Dahran. Ketika awal beroperasi, Perang Dunia II pecah, dan Presiden Roosevelt butuh minyak untuk menggerakan mesin perangnya. Makanya Rosevelt berusaha untuk menasionalisasi SOCAL namun digagalkan oleh Kongress karena lobby Yahudi. AS hanya bertindak sebagai off taker minyak. Karena seruan begitu tinggi, SOCAL melibatkan Texaco yang kemudian menjadi CALTEX untuk berbagi bisnis minyak di Arab Saudi. Untuk memperluas operasi bisnis minyak tersebut , bergabung lagi perusahaan Standard Oil of New Jersey ( Exxon) dan Standard Oil of New York ( Mobil). Aliansi ini disebut dengan Arab America Corporation (ARAMCO) , yang kini tumbuh menjadi perusahaan minyak terbesar didunia. Semua perusahaan itu pendirinya yakni Yahudi? Tanya saya. Teman ini hanya mengangguk dan tersenyum alasannya yakni beliau juga Yahudi.
Apakah kontribusi AS terhadap Sadam Husein dalam perang dengan Iran merupakan pecahan dari dokrin Carter ? Tanya saya. Dalam perang tersebut AS terlibat alasannya yakni Iran menyerang Tanker minyak Kwait dan Arab Saudi, disamping itu Iran berusaha memotong jalur supply minyak teluk Persia. Andaikan perang itu tidak menggangu Arab Saudi dan Kwait juga jalur supply minyak , AS tidak akan melakukan Earnest Will Operation untuk menyerang armada Iran di tahun 1987-1988. Ketika 2 Agustus 1990 Saddam Hussein menyerbu Kuwait. Bagi Presiden Bush ini sinyal untuk berlakunya dokrin Carter alasannya yakni terancam tidak hanya minyak Kuwait, tapi juga Arab Saudi alasannya yakni pasukan Irak berada sempurna di perbatasan antara Kuwait dan Arab Saudi. Ladang minyak Saudi di dekatnya. Amerika Serikat harus melindungi Arab Saudi dan balasannya mengusir Irak dari Kuwait. Invasi AS ke Irak pada tahun 2003 juga didorong sebagian oleh Doktrin Carter alasannya yakni bahaya Sadam yang akan memakai senjata kimia untuk menjadi leader di tempat Teluk dan mengancam status quo para raja boneka AS. Konplik di Afganistan juga alasannya yakni supply minyak. Gelombang teror yang anti syiah di Irak, kekacauan politik di Suriah alasannya yakni bila Rezim Suriah yang syiah bergabung dengan Irak yang syiah maka bisa menjangkau Laut Mideterania dan Danau Karun dan tentu akan mengubah konstelasi energi gas dan minyak serta jalur kemudian lintas ke Eropa. Hal ini mengkawatirkan AS. Semua alasannya yakni minyak…
Bagaimana masadepan Palestina ? teman itu hanya mengangkat bahu. Itu hanya kembang api untuk menciptakan Negara Teluk semakin kecut terhadap Israel atau iran dan merapatkan diri kepada AS untuk mendapat perlindungan. Soal Suriah ? nah itu penting dan sangat penting alasannya yakni bila pro AS vs Syiah kalah maka itu sinyal bagi Obama melaksanakan dokrin Carter tapi kini itu tidak gampang lagi. Karena yang punya kepentingan ada juga Rusia, China yang tentu tak akan tinggal diam. Namun bukan mustahil bila konflik di Suriah berlarut larut maka atas persetujuan CHina dan Rusia ,AS sanggup menjadi polisi ( agresi militer) untuk aliansi bagi bagi konsesi minyak. Sama menyerupai di Libia. Semua sanggup mungkin demi minyak, demi stabilitas kapitalis global.
Sumber https://culas.blogspot.com/