Hasil laporan dari Tax international menyatakan bahwa setidaknya $ 21 triliun ( bandingkan GNP kita yanf hanya $500 miliar ) atau lebih dari 50 persen GNP Amerika tersedot ke negara bebas pajak yang dilindungi kerahasiaan ketat. Menurut UK campaign group Tax Justice Network. Yang ditulis oleh James Henry, mantan chief economist at international consultancy McKinsey & Co. Dana tersebut ditempatkan di grand cayman, BVI, Samoa, Swiss dll yang merupakan negara bebas pajak (!offshore) Dana tersebut tidak akan dapat terbang begitu saja tanpa derma perbankan kelas dunia. Menurut penelitian, 50 top world class bank berhasil menempatkan dana nasabannya lebih dari $ 12,3 Triliun pada tahun 2010 di wilayah offshore dan terus meningkat hingga dengan tehun 2013. Lembaga keuangan yang terlibat dibalik operasi ini ialah Goldman Sachs dan JPMorganChase, UBS dan Credit Suisse , Citibank, Barclay..dll
Saat kini diperkirakan jumlah dana asal Indonesia yang ditempatkan di OFC (offshore financial center ) regions ibarat Swiss, Bahama, BVI, Caymand Island dll, mencapai USD 200 billion lebih.Jumlah ini jauh lebih besar dari cadangan devisa negara kita. Yang terang data yang dipublikasikan oleh Ford Foundation melalui laporan Global Financial Integrity dari tahun 2002 hingga dengan 2010 jumlah dana asal Indonesia yang parkir diwilayah offshore mencapai USD 108,89 billion. Ini harta dalam bentuk uang tunai.Tidak termasuk dalam bentuk property, Stock, Bond dll yang dokumen kepemilikannya ditempatkan di forum custodian yang juga berada di OFC negara tax haven
Hal ini menyedihkan alasannya banyak negara yang berjuang melaksanakan kegiatan penghematan keras untuk mengurangi beban utang. Mereka. bergelut menghadapi krisis ekonomi, defisit neraca pembayaran dan kurs yang melemah dengan memenggal cadangan devisa dan income rakyat. Sementara segelintir orang menguasai lebih separuh uang beredar. Inilah tanggapan mengapa semua bandit harus menyingkir dari bumi pertiwi, semua bisnis rente harus dibatasi. Pemerintah kini tahu bagaimana bersikap alasannya ketidak adilan yang sengaja diciptakan oleh segelintir orang dengan menghipnotis negara besar semoga mendikte kekayaan dunia. Indonesia harus keluar dari bulat predator yang menguasai uang beredar. Makanya sejak Indonesia Keluar dari Daftar "Fragile Five" atau negara yang terkena dampak pribadi dari perubahan suku bunga the Fed. Sejak indonesia keluar dari pasar 144 A SEC ( yang di create Amerika, pasar tertutup untuk obligasi). Sejak Indonesia tidak lagi mengikuti rekomendasi 10 Top Fung manager mengenai suku bunga Obligasi. Sejak indonesia membatasi intervensi pasar uang dikala dollar menguat.. Sejak Indonesia tidak lagi Good boy Amerika. Maka upaya provokatif JP Morgan yang merupakan salah satu dari 10 Top Fund Manager dunia dilakukan semoga gambaran indonesia hancur. Tapi pasar tahu bahwa Amerika panik dan sengaja menebarkan "rasa takut dan kebencian"kepada pasar dunia terhadap investasi di Indonesia.
Namun Sentiment positip tetap anda untuk Indonesia..dan kecil sekali pengaruhnya terhadap pasar investasi Indonesia. Berat sekalii usaha Presiden bersama kabinetnya ditengah angin ribut krisis yang sengaja di create oleh Amerika.. Upaya provokatif dan aura negatif terus ditebar bukan hanya dari luar negeri tapi juga dari dalam negeri oleh sekelompok orang yang buta geopolitik dan geostrategis. Untunglah Presiden tahu siapa musuh bahu-membahu dan bersikap dengan konsisten dan tentu dengan tingkat kesabaran tinggi.Semakin banyak niat baik ditebar, tentu semakin banyak tantangan yang tidak suka dan semakin banyak pula simpati datang..terus semangat pak Jokowi. dan mari focus kepada kerja nyata.Uang penting tapi bukan segala galanya. Kata kuncinya berbuat, berproduksi dan jikalau ada income jangan utamakan nabung tapi berbagilah lewat karya nyata..
Sumber https://culas.blogspot.com/