Koalisi Islam...

Dulu dikala Mursi  terpilih sebagai President Mesir, Partai Kebebasan dan Keadilan (Ikhwanul Muslimin) sebagai pendukungnya meraih bunyi 36,6 persen di Parlemen , diikuti partai garis keras Nour Salafi dengan 24,4 persen. Partai Islam moderat Wasat mendapat 4,3 persen. Kaprikornus partai-partai Islamis memimpin dengan 65 persen suara. Ini super majority sehingga kelompok-kelompok liberal tidak sanggup berbuat apa-apa di Parlemen. Tapi dikala Mursi bertekad untuk membersihkan Mesir dari Hakim yang korup, membersihkan birokrasi yang korup, menegakkan syariah islam justru terjadi perpecahan dalam barisan koalisi partai Islam. Karena memang awalnya kemenangan IM  dalam pemilu demokratis tidak didukung sepenuhnya oleh kekuatan islam didalam DPR dan diluar DPR juga tidak ada pemberian dari komponen usaha umat Islam Artikel Babo,seperti, Hizbuttahrir, Salafiyyun, Jamaah Jihad, Jamaah Islamiah, dan lain lain. IM juga tidak sanggup meyakinkan kelompok sekular dan katolik ,Islam liberal untuk mendukung agendanya. Berbeda dengan Erdogan di Turki yang sangat piawai mengelola konplik perbedaan tanpa mengorbankan visi misinya untuk Islam, dan memang kekuatan Partai AKP sangat solid persatuannya. Dalam hal Mursi di Mesir, memang tidak adanya persatuan diatara partai islam dan pejuang islam serta gagal meyakinkan kelompok sekular bahwa Islam itu the best way. Mursi dijatuhkan oleh Militer lantaran memaksakan agendanya tanpa ada pemberian penuh dari semua kekuatan. Dimanapun memang militer memungkinkan mengambil alih kekuasaan apabila pemerintah melanggar Undang-Undang Dasar dan keamanan dan ketertiban nasional terancam.

Pada suatu hari seorang sobat bertanya kepada Rasul perihal perbuatan yang paling bernilai dihadapan Allah. Kemudian Allah menurunkan surat Al- Ashaff (61):4 “ Sesungguhnya Allah SWT menyukai orang orang yang berperang dijalan Nya dalam barisan yang teratur seakan akan mereka menyerupai suatu bangunan yang tersusun kokoh. Penjelasan lebih lanjut perihal barisan yang rapat dan berpengaruh itu sanggup dibaca dalam permulaan surat Al Shaff 37:1-3): “Demi ( rombongan) yang bershaf-shaf dengan sebenar benarnya,. Demi (rombongan) yang melarang dengan sebenar benarnya perbuatan dosa. Dan demi ( rombongan) yang membacakan pelajaran “. Kekuatan barisan ini sanggup terjelma apabila didukung oleh tiga unsur yaitu pertama, kekompakan yang menciptakan kita sangat solid. Kedua , orientasi ketuhanan( tauhid) yang menciptakan kita hanya tunduk dan patuh kepada Allah dan ketiga , komitment kepada kebenaran yang menciptakan kita selalu menyeru dan berpihak kepada kebaikan dan kemaslahatan umat. Ketiga unsur ini hanya mungkin berjalan apabila ada perilaku disiplin atau istiqamah. Islam mengajarkan latihan disiplin dalam ritual sholat berjamaah dan sempurna waktu. Syekh Mushthafa Al-Maraghi spesialis tafsir menyampaikan bahwa pengertian Shaff itu sendiri bermakna disiplin yang tertuang dalam perilaku istiqamah ( konsisten ) dalam visi dan misinya. “Orang-orang kafir satu dengan Artikel Babo saling tolong menolong. Wahai kaum mukmin jikalau kalian satu dengan Artikel Babo  tidak saling tolong menolong, maka akan muncul kekacauan dalam barisan kalian dan kerusakan yang besar di muka bumi” (QS Al-Anfal:73).

Displin menjaga persatuan dan kesatuan yaitu kunci sukses menjadi pemenang. Itulah sebabnya Rasul pernah mengingatkan kaum muslimin supaya disiplin “ Sebaik bainya amalan ( ibadah ) yaitu amal yang dilakukan dengan disiplin tinggi meskipun itu kecil” makanya kita dianjurkan untuk berguru dari lebah dan barisan malaikat. Tanpa disiplin yang tinggi mempertahan barisan yang berpengaruh maka selama itupula kita tidak akan pernah menjadi subject ( fa’ih) tetapi selamanya akan menjadi object penderita ( maf’ah) menyerupai yang kini terjadi sesudah masa reformasi. Karenanya wacana untuk adanya koalisi Partai Islam di Parlemen sangat menggembirakan. Ada impian akan datangnya kemenangan, dan terlebih lagi bila semua kekuatan ormas islam juga bersatu untuk mendukung koalisi Partai Islam itu. Kalau menurut quick count bunyi partai Islam mencapai 32 % namun kemungkinan real count akan mencapai 40% dingklik di Parlemen. Ini sudah sanggup dikatakan super majority. Walau  Golkar dan PDIP, GARINDRA, DEMOKRAT yaitu partai sekular namun sebagian besar anggota DPR dari partai tersebut yaitu alumni HMI yang pemahaman Islamnya tidak perlu diragukan. Mereka akan gampang memahami usaha Koalisi partai islam di Parlemen dan tentu akan mendukungnya. Yang niscaya bila terjadi koalisi partai islam maka ajang pemilu Capres akan semakin ketat lantaran partai lain sulit mendapat koalisi memenuhi ambang batas 20% untuk mengajukan Capres.

Semoga pengalaman di Mesir sanggup dijadikan pelajaran bagi para pemimpin partai dan ormas Islam di Indonesia. Juga pengalaman terdahulu dengan Poros Tengah dan balasannya menjatuhkan serta mempermalukan pemimpin yang dipilih ( Gus Dur) jangan lagi terjadi. Bahwa apa yang terjadi pada Mursi di Mesir bukanlah lantaran demokrasi jelek tapi memang sopan santun pejuang islam buruk. Sulit bersatu dan dipersatukan walau kiblat mereka sama. Mereka merasa yakin bahwa mereka paling benar dibandingkan golongan Artikel Babo dan paling berhak untuk memimpin usaha atas nama Allah dan Rasul. Padahal keyakinan mereka itu bukanlah Rukun Iman yang tak boleh dibantah tapi hanyalah teori yang belum tentu benar. Mengapa persatuan dan kesatuan sangat sulit dicapai oleh kekuatan kelompok yang berjuang atas nama Islam? Karena bahwasanya mereka tidak sedang berjuang atas nama Islam tapi berjuang untuk kepentingan nafsunya. Itu saja.!Kalau mereka berjuang lantaran Allah dan menyayangi Allah, maka tidak ada alasan untuk tidak bersatu. 

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait