Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau akan menganugerahi Presiden Joko Widodo (Jokowi) gelar sopan santun 'Datuk Seri Setia Amanah Negara'. Apa alasannya?
Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAM Riau Datuk Seri Syahril Abubakar mengatakan, pinjaman gelar sopan santun tersebut mempunyai dasar yang kuat. Selama 17 tahun terakhir ini, Riau selalu diselimuti kabut asap akhir poembakaran hutan dan lahan. Namun semenjak Jokowi menjabat Presiden, duduk masalah kabut asap tersebut ditangani dengan baik.
"Lebih kurang 17 tahun lamanya masyarakat sopan santun Melayu Riau dan masyarakat Riau pada umumnya, tuan gubernur, didatangai oleh asap. Jerebu bahasa melayunya. 17 Tahun lantas Tuan Presiden mengambil kebijakan bahwa jangan lagi asap antara lain di Provinsi Riau. Alhamdulillah sudah 3 tahun terakhir ini sebagaimana yang kita ketahui ini asap sudah tak ada lagi di negeri kami. Ini hal-hal yang menjadi dasar," kata Syahri usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Selain itu, kembalinya Blok Rokan ke pangkuan Ibu Pertiwi juga menjadi dasar. Untuk diketahui, Blok Rokan merupakan blok migas raksasa yang selama 94 tahun dikelola oleh Chevron, perusahaan migas asal Amerika Serikat. Kini blok tersebut dikelola oleh PT Pertamina sepenuhnya.
"Sebagaimana yang kita ketahui Blok Rokan adanya di Provinsi Riau di 6 kabupaten, kota, hari ini telah kembali kepada bangsa Indonesia. Dikelola oleh Pertamina, dan alhamdulillah pemerintah kawasan melalui perusahaan kawasan gotong royong mengelola Blok Rokan," katanya.
Tak hanya itu, LAM Riau juga mengapresiasi Penetapan Presiden No 86 Tahun 2018 ihwal Tanah Objek Reforma Agraria. Di mana kebijakan itu mengatur tanah milik bersama diakui dan sekaligus sanggup disertifikatkan.
"Ini usaha panjang Lembaga Adat Melayu Riau. Hampir 20 tahun kami memperjuangkan ini. Dan di luar dugaan kami, ratifikasi hari ini Tuan Presiden telah mengembalikan ke masyarakat sopan santun dan sekaligus memperlihatkan status akta kepada tanah wilayah ini. Kemudian ada Inpres No 8 Tahun 2018 menyangkut Penataan Kembali Perkebunan Kelapa Sawit," katanya.
Syahril juga mengatakan, ada sekitar 3 juta hektare kebun kelapa sawit di Riau, namun kepemilikan dari masyarakat samngat minim. Dengan adanya penataan sesuai dengan Inpres Nomor 8 Tahun 2018, diyakini sekitar dua juta hektare kebun kelapa sawit sanggup dikelola masyarakat sopan santun dengan pengusahaan tempatan untuk sanggup mengelola hasil bumi tersebut.
"Kemudian lagi terakhir, 15 tahun terakhir ini CVV Blok dikelola oleh Pertamina bersama perusahaan daerah. Alhamdulillah pada bulan terakhir ini telah ditetapkan bahwa CVV Blok itu murni masyarakat Riau, Pemerintah Daerah Riau yang mengelolanya. Ini yang menjadi dasar kami di samping adanya jalan tol dan sebagainya menciptakan kami ingin memberikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah pada hari ini yang kebetulan dijabat oleh Bapak Ir Joko Widodo bersama Pak Jusuf Kalla," jelasnya.
Syahril mengatakan, rencananya pinjaman gelar sopan santun kepada Jokowi tersebut akan dilakukan di Pekanbaru, Riau pada 15 Desember 2018.
"Kami memperlihatkan gelar sopan santun kepada dia sebagai ingatan kecerdikan kepada tuan presiden. Nampaknya dia berkenan dan insyaallah tanggal 15 akan tiba ke Riau dan mudah-mudahan kami menyambut kedatangan dia ke bumi tanah Melayu gotong royong dengan Tuan PLT Datuk Seri kami tidak PLT lagi. Insyaallah hari Senin akan ada pengukuhan Gubernur Riau Datuk Seri yang dulunya timbalan, ke depan kami namakan Datuk Seri Setia Amanah Masyatakat Adat Melayu Riau," jelasnya. [detik.com]