Sby Minta Tak Diusik, Pdip: Itu Tanda-Tanda Post Power Syndrome


Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berpesan untuk tidak diganggu dikala berkampanye pada Januari 2019 mendatang. Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin heran dengan pesan itu.

Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Aria Bima, mengaku tidak mengetahui maksud dan kepada siapa pernyataan mantan Presiden ke-6 RI itu dilontarkan. Namun, menurutnya pesan itu mengatakan tanda-tanda post power syndrome atau sindrom pensiun SBY.

"Meskipun SBY bukan caleg maupun capres. Jadi, diksi semacam itu, cenderung ditanggapi sebagai lisan lebay, sebagaimana yang selama ini bersahabat dengan tampilan curhatnya. Jelas SBY nikmat dalam curhat-curhat, begitu tanda-tanda post power syndrome," ujar Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Aria Bima, dikala dihubungi, Jumat (21/12/2018).

Gejala post power syndrome memang kerap menyerang orang yang pernah memegang jabatan penting, tanda-tanda itu muncul kalau beliau tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan atau tidak dimintai pendapat. Bisa juga rasa curiga dan tersinggung muncul ketika saran atau pendapatnya tidak dijalankan.

Aria juga menilai, pesan SBY yang tidak ingin diganggu dikala berkampanye, seolah mengatakan ketidakpercayaan diri sang jenderal. Dia berpandangan, hal itu juga mengesankan SBY meminta untuk dihormati selayaknya masih menjabat presiden.

"Pernyataan SBY dalam kampanye jangan diganggu, terkesan tidak percaya diri dan menempatkan diri seperti masih menjabat presiden yang harus dihormati. Pilihan diksi jangan diganggu mengisyaratkan kebutuhan untuk dihormati," katanya.

Sebelumnya, usai bertemu dengan capres Prabowo Subianto di kediamannya, SBY menggelar jumpa pers. Dalam jumpa pers itu, beliau mengungkapkan bahwa partainya akan intensif berkampanye mulai Januari 2019. Dia kemudian berpesan untuk tidak diganggu.

Politikus PDIP itu pun menyayangkan perilaku SBY itu. Aria lantas menyarankan SBY untuk berguru banyak dari Prabowo yang dinilainya tidak banyak mengeluh menyerupai SBY.

"SBY masih spt yang dulu, bayak mengeluh kata 'Bung Karno orang terlalu banyak mengeluh tanda jiwanya lemah'. Sebaiknya SBY perlu berguru banyak ke Pak Prabowo yang lebih punya jiwa sportif dalam berkompetisi," pungkas Aria. [detik.com]

Artikel Terkait