Terimakasih...


Berulang kali Yuni membaca Email itu. Dia tersenyum cara Burhan mengungkapkan siapa “dia “ yang di maksud. Setidaknya Yuni sanggup menangkap makna di balik goresan pena Burhan itu. Bahwa beliau terperangkap dalam pelukan istri yang katanya pasrah, namun sesungguhnya Burhan sendirilah yang menjadi kepasrahan korban buruan. Memang Pria andal tidak sanggup di kalahkan dengan kehebatan wanita.Tidak akan bisa. Itu yang Yuni ketahui dari sebuah buku yang beliau baca. Hampir sebagian besar laki-laki sukses terperangkap di rumah bukan sebab istrinya andal dan anggun tapi sebab kesederhanaan istri. Karena dunia laki-laki , dunia petarung, memang sudah rumit dari sononya dan beliau merasa nyaman bersama perempuan yang bersikap sederhana. Kecuali bagi laki-laki yang pecundang, selalu inginkan sesuatu yang andal dari istrinya di rumah, selalu inginkan istri sebagai konpensasi atas hidupnya yang kalah di luar sana.

Yuni sanggup memaklumi mengapa Burhan tidak pernah terperangkap denganya walau ia sukses mengakibatkan perusahaan awalnya bernilai ratusan ribu dollar,  dalam 10 tahun menjadi puluhan juta dollar dengan omzet ratusan juta dollar Amerika. Kesuksesan demi kesuksesan yang beliau raih tidak menciptakan Burhan terperangkap. Bertahun tahun beliau merawat tubuhnya di salon dan spa. Ikut fitness , semua bertujuan biar beliau tampak anggun dan seksi. Tapi itu tidak juga menciptakan Burhan tergila gila. Wajah oritental , kulit putih bersih, make up dan parfume mahal menempel tidak menciptakan Burhan bertekuk lutut. Yang bertekuk lutut justru laki-laki selain Burhan yang memang dari sananya sudah pecundang , yang menilai perempuan dari qualifikasi libido mereka.

“ Apakah Uda tidak pernah tertarik dengan kecantikan perempuan di luar, selain Istri di rumah? Kata Yuni suatu waktu.

“ Kalau anggun yang kau maksud, apa ada yang lebih andal dari gadis anggun lulusan academy escort di Beijing. Mereka punya wawasan andal mengenai sosial dan politik. Enak diajak bicara. Terkenal andal di kawasan tidur. Tinggi mereka diatas 165 cm. Usia belia. Dada mancung , pinggul yang harmonis dengan panjang kakinya.  Betisnya yang indah dengan sepasang sepatu indah. Parfurme dan aksesoris mahal menempel sebagai perempuan berkelas untuk….” Kata Burhan sambil tersenyum ringan

“ Untuk apa ? Yuni mengerutkan kening

“ Untuk menjadi perhiasan laki-laki berkelas, barang sesaat. Tak lebih”

“ Dan semua ada harga yang dibayar, kemudian di lupakan? Kata Yuni sinis.

“ Ya. “ Kata Burhan tenang.

“ Sejahat itukah laki-laki  menilai wanita?

“ Aku tidak sedang menilai. Aku hanya menjawab pertanyaan kamu. Aku tidak menilai perempuan sebab kecantikannya dan kepintarannya. Bagiku perempuan itu andal sebab beliau menyadari kelemahan dan kekurangannya. Bukan berusaha menutupinya kekurangannya dengan berusaha tampil hebat. Tapi dengan kesederhanaannya.”

“ Tapi setidaknya Uda tertarik dengan kecantikan dan kemolekan badan wanita.”

“ Ya. Itu manusiawi. Tapi tidak akan menciptakan saya membeli untuk transaksi sex. Tidak pernah. “

“ Mengapa ?

“ Aku berusaha untuk tidak jadi pecundang yang memakai uang membeli kepalsuan. Tidak.” 

Yuni tahu benar akan perilaku Burhan itu. Ini bukan soal munafik tapi setiap orang punya standar sendiri sendiri untuk membawa perempuan ketempat tidur. Yuni harus maklum walau beliau  bertemu dengan Burhan yang punya standar langka diantara banyak laki laki. Yuni sanggup menunjukan itu selama lebih 10 tahun erat dan bermitra dengan  Burhan. Pernah, bahkan sering dalam business trip , memaksa beliau satu kamar hotel dengan Burhan, dan Burhan tidak pernah menyentuhnya, walau beliau menanti sepanjang malam untuk di sentuh Burhan. Lambat laun kebersamaan dengan Burhan,  menyadarkan dia, arti kehormatan dan nilai persahabatan itu tidak harus di campur dengan sex. Walau kemungkinan itu sanggup saja terjadi tapi hanya option. Dan option Burhan tetap tidak menyentuhnya.

Bila tadinya WA di block namun sekarang Burhan juga block telp nya. Sehingga Yuni benar benar tidak punya terusan untuk bicara eksklusif dengan Burhan kecuali lewat email pribadi Burhan. Burhan benar benar sudah menjaga jarak dengannya. Yuni tahu bahwa itu bukan berarti Burhan membencinya dan tidak ingin terlibat dalam hidupnya lagi , tapi semata mata demi kebaikannya biar beliau sanggup focus melanjutkan hidupnya. Satu satunya yang meyakinkan Yuni bahwa Burhan tetap peduli dengannya ialah dengan keberadaan Yuli, putrinya. Yang hingga sekarang tetap di tanggung biaya pendidikan dan hidupnya oleh Burhan. Kalau beliau menolak Burhan terlibat dengan biaya pendidikan Yuli, beliau tidak tahu apakah masih ada ikatan emosi sebagai sahabat antara beliau dengan Burhan.

Dengan email dari Burhan itu, Yuni harus menutup lembaran hidupnya menaklukan seorang Burhan. Dia harus melanjutkan hidupnya. Kini beliau seorang janda. Punya tabungan lebih dari USD 10 juta , apartement di Jakarta, Singapore, Hong Kong, Perth dan ter-akhir di London. Dia anggota priority banking berkelas dunia yang menunjukkan layanan investasi dengan fixed income diatas biaya hidupnya sebulan. Secara bahan beliau kondusif dan secara psikis beliau harus lebih baik sebab melihat putrinya tumbuh sehat dan cerdas. Apakah ada yang lebih di syukuri dari seorang ibu , di banding menyaksikan anaknya sukses sebagai insan berakhlak dan berilmu? Sebagai sahabat Burhan telah mentunaikan perannya. Sebagai kawan bisnis, Burhan telah mendelivery semua commitment nya  kepada Yuni. Apalagi ?

“ Terimakasih, uda. Terimakasih” Katanya menutup ipad nya. Dia berusaha tidur.

***
Ketika fajar tiba , Yuni terbangun dari tidur lelapnya. Dia sholat sunah dua rakaat dan di lanjutkan dengan sholat Subuh. Dia berdoa tapi tepatnya tafakur. Puncak tafakurnya ialah rasa syukur atas hidup yang diberikan Tuhan kepadanya. Betapa sesudah melewati cobaan derita nestapa, Tuhan memberinya kehidupan yang begitu Indah. Punya sahabat setia yang merubahnya menjadi lebih baik. Punya anak yang berlaku menentramkan hatinya, mencari rezeki gampang dan melimpah. Nikmat Tuhan apalagi yang beliau dustakan? Karena di luar sana banyak perempuan yang jatuh ke lubang lumpur untuk makan dan terpaksa menjadi piaraan laki-laki pecundang..

Terdengar bunyi dari ipad nya. Dia berdiri dari duduk diatas sajadah. Melangkan kearah meja kerjanya. Ada email dari forum humanitarian international. Dia baca email itu. “ Selamat bergabung. Anda telah resmi menjadi anggota kami. Kami tunggu ke hadiran anda di New York.”  Yuni terkejut dan senang. Namun yang lebih menciptakan beliau terharu ialah email itu di cc kan kepada 5 orang yang telah merekomendasikannya untuk lolos dari nominasi anggota dari forum terhormat itu. Hanpir tidak sanggup di percaya beliau sanggup lolos dari nominasi itu. Apalagi hingga sanggup mendapat 5 rekomendasi dari dunatur terbesar dari forum itu. Siapa yang ada di balik suksesnya sebagai anggota dari forum terhomat ini. 

Setelah beliau teliti dari lima orang konlomerat legendaris yang memberi rekomendasi itu, ada satu nama yang beliau kenal. Ia ialah CEO venture capital terbesar di China. Namanya tidak gila sebab beliau sahabat Burhan yang pernah satu team dalam proyek kemanusiaan di bawa china western development program. Tahulah Yuni bahwa Burhan di balik terpilihnya beliau sebagai anggota dari forum terhormat dibidang kemanusiaan. Walau beliau tidak pernah memberi tahu dan minta pendapat Burhan untuk bergabung dalam misi kemanusiaan namun tindakannya di ketahui Burhan, tanpa banyak tanya Burhan membantunya untuk menjadi pegiat kemanusiaan berkelas dunia.

***
Sore itu, hari kamis. Yuni duduk di restoran yang ada di Bandara, menanti seseorang. Dia tidak berharap seseorang itu akan menemuinya walau dari email beliau sempat pamit akan terbang ke New York. Karena beliau yakin seseorang itu sedang sibuk dengan persiapan ijab kabul putrinya, yang tinggal hitungan hari pelaksanaannya. 

Dari kejauhan nampak seorang laki-laki menghampirinya dengan senyum khas. Dia berusaha berdiri dari kawasan duduknya untuk menyambut laki-laki itu. “ Terimakasih Uda sudah datang” Kata Yuni menjabat tangan dan mencium punggung tangan laki-laki itu.
“ Yun. Kini kau sudah resmi menjadi pegiat kemanusiaan berkelas dunia dan tentu akan bergaul dengan orang andal hebat. Selamat”
“ Terimakasih Uda. Untuk kesekian kalinya Uda bantu Yuni.  Yuni kesepakatan akan bekerja sebaik baiknya. Tidak akan mengecewakan Uda yang telah menjadi sponsor Yuni”
“ Kamu perempuan andal Yun. Kamu pantas mendapatkannya.”
“ Terimakasih Uda…”
“ Aku harus sholat dan eksklusif pulang. Kamu udah sholat” Kata Burhan berdiri dari kawasan duduknya dan melangkah ke kasir membayar bill minuman Yuni. Pertemuan itu tidak lebih 5 menit.
‘ Belum. Ashar gres masuk kan Uda. Yuni ikut Uda ya ke musholla”
“ Ayo. “ Kata Burhan melangkah dan Yuni mengikuti dari belakang. " Mungkin anggota di Lembaga Kemanusiaan itu perempuan yang pakai jilbab hanya kamu, Yun" Sambung Burhan dengan tersenyum.
" Oh Ya Uda. "
" Jaga sholat ya.Itu cara terbaik kau bersyukur kepada Tuhan."
" Ya Uda."

Sore itu pesawat membawa Yuni membelah langit dan terbang menuju dunia baru, untuk beliau menemukan kesejatian akan dirinya di hadapan Tuhan.  Bahwa hidup bukan apa yang di pikirkan tapi apa yang di lakukan. Bukan apa yang di pelajari tapi apa yang di ajarkan.Bukan apa yang di  sanggup tapi apa yang di berikan. Dari Burhan beliau menemukan jalan menuju mata air ketika beliau haus dan lapar dan ketika beliau tersesat, Burhan menuntunnya ke cahaya.  Terimakasih Uda….

***
Dengan demikian cerita wacana Yuni "Untaian Lara Buat Yuni, Yuli sayang mama, Ini salahku, Dekatlah kepada Tuhan, Baik oke selalu.., Tidak Han, saya harus akhiri, Akhirnya lunak dan layu, Nilai persahabatan, Ujian Keimanan, USAI SUDAH. Tunggu cerita selanjutnya yang berjudul " Diantara empat Wanita" 

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait