144 A



Untuk memahami 144 A, ada baiknya saya mendongeng biar anda sanggup memahaminya dengan mudah. Tersebutlah, saya sanggup peluang dari konsultan bisnis untuk mengambil alih Tower Perkantoran di Boston. Bisnisnya bagus. Begini, Tower diambil alih dalam rangka restruktur asset perusahaan yang mempunyai tower itu, Kaprikornus jika saya beli tower itu, akan otomatis disewa kembali oleh penjual. Sayapun akan sanggup fixed income untuk memastikan investasi saya kembali. Sementara penjual sanggup uang tunai untuk memperbaiki cash flow nya dan kemudian membayar biaya sewa sebagai variable cost dalam struktur neracanya. Fair kan.

Harga tower itu USD 450 juta. Darimana saya sanggup uang ? Saya tidak akan keluar dari kantong sendiri. Karena jika bisnis jaman now, keluar uang sendiri itu bego namanya. Kaprikornus gimana ? ya saya mendirikan perusahaan lepas pantai ( offshore company ) di kawasan bebas pajak. Mengapa ? alasannya perusahaan ini tidak butuh syarat rumit untuk sanggup keluarkan obligasi atau prefered stock kepada investor. Sayapun menggandeng Asset Management yang terhubung dengan 144 A untuk bertindak sebagai underwriter penerbitan obligasi itu. Tentu saya tidak sanggup masuk kepasar umum atau bursa terdaftar. Karena perusahaan saya abal abal. Kaprikornus siapa yang akan beli Obligasi saya ? ya investor terbatas. Atau investor yang punya uang sedikitnya USD 1 juta. Kalau saya masuk ke level 144 A SEC maka investor yang boleh beli obligasi hanyalah yang punya uang minimal USD 100 juta.

Bagaimana saya dapatkan investor itu? Tidak sulit. Yang namanya uang itu selalu penciumannya tajam, Sedikit saja ada yield lebih tinggi, ia niscaya tahu. Pasti ia akan mendekat. Tapi dikala mereka mendekat, maka yang petama kali mereka ingin tahu apa resikonya ? Mereka tidak minta collateral. Tetapi minta risk management. Tak perlu kawatir. Ada institusi lain yang siap menyediakan risk management. Apa itu ? perusahaan asuransi. Bukan asuransi kesehatan. Tapi perusahaan yang mengelola resiko atau biasa disebut dengan hedge fund. Kepada hedge fund , saya berikan exit strategy dalam bentuk refinancing sehabis akuisis tower itu selesai. Apakah hingga disitu saja ? tidak. Setelah refinancing terlaksana, saya akan mengelurkan SUKUK di Dubai , yang sanggup di convert dalam bentuk saham kemudian hari.

Perhatikan seni administrasi saya, 1)terbitkan obligasi, 2) yang dijamin dengan exit seni administrasi refinancing sehabis tower diambil alih. 3). Restruktur hutang melalui penerbitan SUKUK yang sanggup di convert dalam bentuk saham. 4) IPO dengan harga 4 kali lipat. Dengan empat langkah ini, maka pengelola hedge fund mulai membuat denah investasi untuk ditawarkan kepada investor 144 A. Apakah investor keluar uang ? tidak. Investor hanya menyerahkan portfolio investasi nya dalam bentuk asset (saham atau obligasi ) kepada hedge fund, yang akan meleverage asset itu, menjadi uang tunai. Kemudian uang itu di serahkan kepada saya untuk membayar pembelian tower. 

Jadi, hanya gunakan paperwork , saya punya tower gedung tanpa keluar uang. Investor memegang obligasi saya dengan yield yang dijamin oleh pemain hedge fund. Tapi jaminan itu hanya future dan hanya dalam bentuk denah atau inspirasi saja. Apa itu ? Investor, pemain hedge fund, fund manager, dan saya menantikan keuntungan dari exit seni administrasi dikala kelak perusahaan masuk bursa. Makanya dana hedge fund itu berbeda dengan reksa dana yang kapan saja investor sanggup keluar melalui pasar umum. Tapi hedge fund, investor harus menempatkan uangnya sedikitnya tiga tahun. Posisi dana selama tiga tahun ini yakni mandatori kepada Pemain hedge fund dan bersifat rahasia.Jadi memang sophisticated dan restricted bagi orang awam. Apalagi yang masih berpikir berhutang dengan cara cara terbelakang.

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait