Cerita Ngeri Pemilu Dari Bangladesh

Cerita Ngeri Pemilu dari BangladeshMassa demo pemilu Bangladesh (Foto: BBC World)

Dhaka -Pemilu Bangladesh berakhir pada Minggu (30/12) dengan kemenangan telak partai pimpinan Perdana Menteri Sheikh Hasina. Pemilu ditandai dengan sejumlah bentrokan berdarah antar penggagas partai ketika pencoblosan, menjadikan setidaknya 17 orang meninggal dunia.

Dirangkum detikcom yang mengutip dari BBC Indonesia, Senin (7/1/2019), pemilu ini tak hanya diwarnai bencana bentorokan. Bahkan pemilu ini juga diwarnai dengan kasus pemerkosaan.

Sejumlah kelompok oposisi menggelar demonstrasi di Kota Dhaka dan Noakhali semenjak laporan wacana kasus pelecehan seksual mengemuka.



Mereka menuntut semoga partai berkuasa memohon maaf atas nama para laki-laki terduga penyerang.

"Tak terhitung berapa pemimpin dan penggagas yang terluka dalam serangan sebelum dan sehabis pemungutan suara. Bahkan seorang ibu empat anak juga menjadi korban pelecehan seksual beramai-ramai," kata Mirza Fakhrul Islam Alamgir dari Partai Bangladesh Nasional kepada wartawan seusai menemui wanita tersebut.

Para pemimpin setempat Liga Awami membantah tuduhan terhadap mereka dan para pendukung partai itu. Namun, tetapkan mencabut keanggotaan Ruhul Amin sehabis beliau ditangkap.

Selain itu, pemilu ini juga dicurigai mengalami kecurangan. Juru bicara Partai Bangladesh Nasional (BNP) menuding ada 'ketidakwajaran' pada 221 dari 300 dingklik yang diperebutkan.

Kubu oposisi juga menuntut dilangsungkannya pemilu ulang alasannya adanya banyak sekali laporan kecurangan.

Koresponden BBC menyaksikan bahwa kotak-kotak bunyi di sebuah TPS di Kota Chitaggong terisi kertas bunyi yang sudah digunakan, beberapa jam sebelum pemilu berlangsung. Petugas di TPS tersebut menolak berkomentar.

Kejanggalan lainnya, hanya saksi-saksi partai berkuasa yang ada di TPS tersebut dan beberapa TPS lainnya di kota kedua terbesar Bangladesh itu.

Sumber detik.com

Artikel Terkait