Dul Yang Cerdas Dan Bijak...


Ada keluarga yang kaya alasannya ialah berkah warisan dari orang renta yang telah meninggal. Mereka ada 7 bersaudara. Ketika orang renta meninggal, putra tertua, menjadi kepala keluarga. Kerjaannya hanya euforia sebagai pewaris keluarga kaya. Namun euforia memperlihatkan semangat kepada keluarga besar bahwa masa depan mereka akan lebih baik dari orang tuanya. Sehari hari keluarga hanya hidup dari tanah dan ladang pertanian. Kaya tapi tetap miskin. Usul semoga indonesia membangun ekonomi lewat hutang dan kemitraan dengan pihak luar ditolak oleh kepala keluarga. Kalaupun berhutang itu hanya untuk meningkatkan pride dengan proyek marcusuar.Sementara kepala keluarga semakin dihormati dan dicintai oleh keluarga besar. Cintanya melimpah kemana mana hingga menciptakan banyak perempuan jatuh cinta. Akhirnya putra kedua kesal. Lewat proses konspirasi dengan anggota keluarga Artikel Babo, putra tertua di singkirkan. Dan kesannya meninggal dalam kesepian.

Putra kedua menggantikan posisi sebagai kepala keluarga. Ekonomi keluarga mulai dibenahi. Anggota keluarga anak dan cucu disiapkan dengan pendidikan dan kemudahan modern. Namun itu didapat dari hutang. Bukan hutang menggadaikan harta keluaga. Tapi hutang dalam kemitraan. Tetangga sebelah mengolah tanah dan ladang, sementara hasilnya dibagi. Selama ladang belum menghasilkan, keluarga mendapatkan pinjaman dari tetangga. Kelak hutang itu dibayar dari bagi hasil yang didapat. Enak kan.? Cerdas kan. ? Karena biaya semakin meningkat sementara bagi hasil tidak ibarat diharapkan, maka hutang terus digali. Apalagi tetangga sebelah tidak pernah menolak untuk memberi pinjaman selagi mereka bisa terus mengolah ladang. Disisi lain, anggota keluarga ibarat anak dan saudara mulai melihat peluang lain dari bisnis kemitraan yang melipah. Mereka minta konsesi dari kepala keluarga semoga bisa mengolah lahan itu. Tapi bukan mereka yang olah. Yang olah tetap tetangga. Mereka hanya duduk , bermalasan dan sanggup komisi dari tetangga. Karena itu semua anggota keluarga merasa happy.

Lambat laun anggota keluarga semakin bertambah. Anak bertambah, menantu bertambah. Semua tinggal di satu rumah besar. Sampai satu dikala anggota keluarga lain merasa kesal dengan kepala keluarga. Karena beliau lebih mengutamakan anak dan keluaga istrinya saja. Maka dari perilaku ini, anggota keluarga yang Artikel Babo bersepakat untuk menjatuhkan posisi abang kedua sebagai kepala keluarga. Akhirnya jatuh juga berkat pinjaman anak dan cucu dari keluarga besar. Dampaknya menciptakan tetatangga sebelah jadi takut meneruskan kemitraan. Hutang mulai ditagih dan sumber pendapatan kering. Selanjutnya posis kepala keluarga jatuh kepada abang nomor tiga. Tapi tidak berumur panjang. Karena kas kosong. Untuk bayar huang beliau menggali hutang lagi, dan lagi beliau terpilih bukan kehendak dominan keluarga. Posisi kepala keluarga berikutnya di pegang oleh abang nomor 4. Tapi alasannya ialah beliau cacat dan perilaku hidupnya yang anti hutang, diapun kesannya jatuh juga. Dia gantikan dengan abang nomor 5. Seorang perempuan. Walau tidak lagi berhutang tapi kerjaanya menjual harta untuk makan. Diapun jatuh alasannya ialah kehendak dominan keluarga menentukan abang nomor enam sebagai pengganti kepala keluarga.

Kepala keluarga nomor enam, walau sikapnya lebih demokratis namun apa yang beliau lakukan tak ubahnya dengan abang nomor dua. Kemitraan dengan tetatangga sebelah diperkuat lagi, bahkan ditingkatkan. Dari pendapatan bagi hasil dengan tetangga, beliau bagikan kepada anggota keluarga. Dengan cara ini beliau bisa merebut hati anggota keluarga. Tapi tidak ada perkembangan konkret terhadap ekonomi keluarga. Mengapa ? Pendapatan bagi hasil dibagi kepada anggota keluarga baik secara pribadi maupun dengan cara culas. Sementara belanja rutin keluarga beliau berhutang. Akhirnya diapun digantikan oleh abang nomor 7. Namanya Dulah. Dia terpilih dengan setengah hati oleh seluruh anggota keluarga. Namun berkat dukungan abang perempuan beliau berhasil naik sebagai kepala keluarga. Nah bagaimana sikapnya mengatasi kelangsungan keluarga besar ?

Sebagai Kepala keluarga, abang nomor 7 menegaskan perlunya kemandirian. Tidak ada lagi kerjasama dengan tetangga sebelah alasannya ialah alasan hutang. Hutang akan dibayar lunas secara angsuran selama lima tahun. 
" Bagaimana cara membayar hutang itu? tanya anggota keluarga lain.
" Caranya ya setiap anggota keluarga harus sokongan membayar hutang itu. Bukankah kalian sudah kaya raya alasannya ialah kemudahan dari abang kakak sebelumnya yang jadi kepala keluarga."
" Ok lah. Terus bagaimana memenuhi biaya rutin keluarga? Bukankah setiap tahun biaya terus meningkat?
" Saya akan buka bisnis. Dari bisnis inilah kita akan dapatkan sumber pembiayaan keluarga."
" terus modalnya dari mana ?
" Ya hutang , ya kerjasama. Banyak cara, yang penting engga ada lagi hutang untuk belanja. Hutang hanya untuk bisnis yang bisa menghasilkan income. Dari income inilah kita tingkat kesejahteraan keluarga, dan kita mandiri."
" Baik kami setuju. " Kata anggota keluarga.
" Tapi ada syarat ?
" Apa ?"
" Karena tidak ada lagi hutang atas dasar adanya kemitraan dengan tetangga maka kita harus tampil professional semoga dipercaya sama orang lain. Jadi, tidak ada lagi anggota keluarga yang kerjaannya jadi calo harta keluarga dengan tetangga sebelah. Apapun bisnis di lakukan harus terbuka, dan semakin besar keuntungan semakin besar sokongan kepada keluarga besar." 
Anggota keluarga lain melamun dan pening kepalanya. Sejak itu walau mereka mendapatkan abang nomor 7 sebagai kepala keluarga namun benih benih kebencian mulai tumbuh. Mengapa ? alasannya ialah kepala keluaga merampas bisnis mereka sebagai calo.

Benarlah , sehabis tiga tahun berkuasa , kepala keluarga bisa mengangsur hutang belanja semenjak periode abang nomor 1 hingga dengan nomor enam. Caranya semakin keras. Harta anggota keluarga yang disimpan di luar negeri diburu dan dimaafkan asalkan bayar donasi kepada keluarga besar. Kini sudah 60% hutang belanja dilunasi. Diperkirakan dua tahun lagi hutang belanja lunas. Yang ada sekarang ialah utang bisnis. Semakin besar utang bisnis semakin menandakan kemampuan bisnis kepala keluarga mendatangkan laba, dan menciptakan semua orang happy. Mengapa? alasannya ialah rasio hutang tetap rendah atau dibawah pagu hutang rasional. itu semua alasannya ialah keuntungan tidak dibancaki tapi di kembalikan ke keluaga besar dalam bentuk investasi. Sehingga nilai kekayaan keluarga terus meningkat seiring meningkatnya hutang bisnis. Itu semua alasannya ialah semakin tingginya tingkat kepercayaan kepada keluarga.

Demikianlah dongeng kelurga besar, yang sukses alasannya ialah mencar ilmu dari kesalahan masalalu. Bagi mereka yang sadar adanya perubahan akan diuntungkan , yang engga sadar tetap aja bego...dan ngeluh engga ada habis habisnya. SI Dul sebagai kepala keluarga, memang cerdas namun bijak. Cerdas alasannya ialah tahu potensi anggota keluaga. Bijak alasannya ialah tidak mengakibatkan kesalahan masa kemudian sebagai kutukan tapi mengambil hikmah semoga lebih baik dimasa datang.

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait