Kasus Nb...?




Maaf bagi yang tidak berkenan jikalau saya hingga menulis soal NB. Setelah saya pikirkan maka tidak ada salahnya saya menulis tanpa melibatkan prasangka kecuali menempatkan masalah secara objectif. Dengan cara ini saya berharap kita sanggup bersikap adil dalam pikiran maupun sikap. Ini sangat penting untuk tetap menciptakan kita dijalur usaha moral. Kita cinta KPK tapi kita tidak mau KPK di isi oleh orang yang salah. Atau kita juga tidak mau alasannya jaket KPK maka orang itu ibarat malaikat. Kita cinta POLRI tapi kita tidak mau Polisi diisi oleh orang yang salah. Siapapun yang salah maka itu bukan institusi tapi oknum nya. Kita wajib secara bersama sama mempercayai institusi alasannya mereka didanai dari pajak rakyat dan tugasnya menjaga kehidupan bernegara untuk tertip dan kondusif atas dasar Hukum dan UU. Penganiayaan terhadap NB dengan menyiram air keras ke wajahnya telah menciptakan kita marah. Tentu marah. Karena kalaulah alasannya jabatannya sebagai penyidik KPK sehingga beliau harus cacat maka memanglah mahal harga memerangi korupsi. Dan kita harus memperlihatkan pinjaman etika kepada NB supaya semua penyidik KPK tidak perlu takut melakukan tugasnya. Yakinkan mereka bahwa rakyat bersama KPK supaya perang terhadap korupsi harus dimenangkan. 

Benarkah petugas KPK itu terancam hidupnya? tanya saya kepada teman. Menurut sahabat bahwa KPK itu sebuah sistem , dan keputusan terhadap sasaran penyidikan juga atas dasar keputusan kolektif komisioner KPK. Sprindik dihentikan di tanda tangani oleh ketua KPK tanpa persetujuan penuh semua anggota komisioner KPK. Proses memilih seseorang patut di jadikan tersangka tidak tergantung pada satu orang tapi team. Kaprikornus semua orang tahu bahwa petugas penyidik KPK bekerja atas dasar SOP yang ketat. Bahkan ruang penyidikan ada CCTV dan setiap anggota komisioner KPK mengawasi jalan pemeriksaan. Dengan demikin simpel setiap penyidik bukan ancaman. Yang menjadi bahaya bagi pelaku koruptor yaitu sistem dari KPK itu sendiri. Kaprikornus jikalau mengakibatkan petugas KPK sebagai sasaran supaya terhindar dari penyidikan itu terang tidak masuk akal. Koruptor engga bego amat. Useless. Ada ratusan petugas penyidik KPK, semua kondusif saja. “ Tapi mengapa dengan NB ? Tanya saya lagi. Teman itu hanya terdiam.

Hingga lebih dari 100 hari, penyerang Novel Baswedan belum ditemukan. Padahal kepolisian sudah menilik 56 saksi, menciptakan skema terduga pelaku, hingga menahan sejumlah orang yang lalu dilepaskan lagi. Sketsa pelaku penyerang Novel Baswedan yang ditunjukkan Kapolri usai bertemu dengan Presiden Jokowi pada Senin, 31 Juli memperlihatkan pelaku yaitu laki-laki dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut keriting, dan tubuh cukup ramping. Namun photo yang lebih mendekati orisinil yaitu hasil laboratorium dari Kepolisian Australia yang akan mempertebal resolusi photo CCTV. Ini kesannya masih di tunggu. Semoga laboratorium digital image ini sanggup dengan terang memilih wajah dari pelaku. Nah pertanyaannya adalah, andaikan photo telah diketahui dengan terang apakah ada jaminan siapa orangnya? Ini masih spekulasi.

Kasus ini bermetamorfosis rumit dan politis alasannya NB menyebutkan bahwa ada keterlibatan seorang jenderal yang dicurigainya. Dan itu disampaikannya bukan hanya kepada media lokal tapi media international termasuk TIME. Kalaulah yang dicurigai itu orang biasa mungkin tidak sulit polisi eksklusif beraksi. Tapi alasannya yang dicurigai yaitu seorang polisi yang juga PATI tentu tidak semudah itu. Apalagi gres sebatas curiga. Salah perilaku , sanggup bisa penyidik akan dituntut balik. Dan sanggup juga menjatuhkan etika PATI yang renta dikriminalkan atas dasar curiga. Apalagi pelaku utama belum tertangkap. Namun kerjasama dari NB selaku korban sangat diharapkan supaya proses penyidikan sanggup berlangsung cepat. Tapi kini belum ada kesediaan NB untuk memberikan kecurigaannya itu secara resmi lewat BAP. Sementara lewat media massa , NB terus menyampaikan adanya keterlibatan seorang jenderal.

Namun hanya masalah waktu NB niscaya akan diperiksa polisi untuk didengar kesaksiannya. Apalagi Tim adonan KPK dan POLRI telah dibuat tanpa menghilangkan hak KUHAP Polisi sebagai penyidikan masalah kejahatan umum. Kalau ada yang tidak mempercayai tim adonan ini dan lebih mempercayai TPF maka itu tidak juga menjamin akan mudah. Karena dasarnya tidak percaya tetap saja jikalau kesannya tidak sesuai dengan persepsi awal akan dituduh TPF tidak jujur. Dan lagi bagaimana memilih orang yang ada di TPF? Apakah semua independent ? Kemudian, sejauh mana kita tahu orang itu independent. Dan dampaknya secara tidak eksklusif sudah melecehkan forum POLRI, padahal kasusnya bukan berkaitan dengan perang antar forum yang mengharuskan dibentuknya TPF. Ini berkaitan dengan pidana umum yang mana korbannya yaitu penyidik KPK.

Pertanyaanya berikutnya yaitu bagaimana seandainya sang jenderal yang dicurigai itu ternyata tidak terbukti? Atau kasusnya jadi berkembang lebih jauh yang menyangkut reputasi dari KPK maupun POLRI sebagai institusi. Karena adanya oknum kedua belah pihak terlibat perang yang sehingga jatuhnya korban luka dari NB. Contoh ibarat di film film dimana dua orang penegak aturan bertarung alasannya yang satu ingin memeras target, dan yang satunya lagi ingin melindugi. Walau targetnya yaitu pelaku kriminal namun keduanya punya motive “ bad cop “, yaitu mendapat uang dari pelaku kejahatan. Sudah sanggup ditebak ini akan mengarah kepada forum Presiden. Karena baik KPK maupun POLRI penanggung jawab menurut UU yaitu Jokowi sebagai presiden. Tentu akan jadi kayu bakar yang efektif bagi lawan politik Jokowi untuk melemahkan KPK , atau mungkin membubarkan KPK. Dan perang terhadap korupsi tidak sanggup lagi efektif. Walau Kapolri sudah menyiapkan Densus anti korupsi namun legitimasinya tidak akan sekuat KPK. Bagaimanapun masalah cederanya NB oleh pelaku yang belum diketahui yaitu indikasi ihwal ada sesuatu yang “ salah” dan harus di perbaiki oleh Jokowi. 

Kita akan lihat negarawan seorang Jokowi menuntaskan masalah tanpa keluar dari kuridor aturan yang diakui oleh NKRI. Kita tunggu tim  Gabungan dari POLRI dan KPK  yang dibuat untuk bekerja dalam proses penyelidikan penganiayaan terhadap NB. Karenanya kita juga berharap supaya Tim segera bertindak cepat menyidik masalah penganiayaan terhadap NB. Mengapa harus cepat ? Karena masalah ini seksi sekali bagi media massa dan di goreng terus oleh lawan Politik Jokowi. Bahkan mundurnya Najwa dikait kaitkan dengan masalah ini. Tentu tujuannya yaitu mendiskriditkan pemerintahan Jokowi.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait