Panglima Tni Dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Penjelasan Soal Salam Dua Jari


Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian kompak mengklarifikasi soal foto keduanya bergaya dengan dua jari yang kerap dianalogikan dengan simbol calon presiden tertentu.

Keduanya mengatakan, foto itu diambil jauh sebelum pengambilan nomor urut capres.

"Beberapa hari ini, aku dengan Pak Kapolri sering mendapat kiriman foto terkait dengan kode tertentu yang dipakai leting angkatan Akabri, mulai leting 87 angkatan Pak Tito, ada juga leting 92, ada juga leting aku Lemhanas angkatan 20," kata Panglima Tentara Nasional Indonesia Hadi Tjahjanto, Selasa (2/1).

Ia mengatakan, kode dua jari tersebut membuktikan soliditas antar-mereka.

Kode itu merupakan sinergi angkatan untuk mempersatukan dan dipakai semenjak pangkat letnan dua. "Dan Pak Tito lulus 87, 87 sudah memakai kode itu," katanya lagi.

Hadi menyampaikan dalam beberapa waktu terakhir, foto mereka dengan dua jari tersebut beredar luas. Ia tidak ingin hal itu menimbulkan opini bahwa TNI-Polri tidak netral dalam kancah perpolitikan nasional. "Dan akhir-akhir ini muncul kode-kode itu kembali yang nantinya akan menganggap bahwa TNI-Polri tidak netral," katanya.

Dia menegaskan bahwa TNI-Polri tetap memegang teguh netralitas seraya menawarkan foto Tentara Nasional Indonesia dengan gaya dua jari telunjuk dan ibu jari menyerupai pistol.

"Saya sampaikan bahwa TNI-Polri tetap menjaga netralitas dan simbol-simbol yang dipakai leting 87, angkatan 92 dan Lemhanas angkatan 20, itu yaitu simbol untuk kebersamaan, tidak ada maksud lain dan diambil sebelum paslon mengambil nomor urut," katanya lagi.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, foto-foto yang viral dengan kode dua jari membentuk pistol itu, diambil jauh sebelum penetapan pasangan calon presiden.

"Ya aku juga sudah mengklarifikasi kepada teman-teman 87 itu, foto-foto yang diunggah itu, yang kebetulan kodenya jarinya itu menyerupai dengan salah satu pasangan calon, itu fotonya diambil jauh sebelum penetapan pasangan calon tadi," katanya.

Ia menjelaskan angkatan 87, angkatannya ketika pendidikan di kepolisian mempunyai kode jari sudah usang sebelumnya atau lebih dari 20 tahun.

Baik Panglima Tentara Nasional Indonesia maupun Kapolri lalu setuju untuk menginstruksikan jajarannya semoga sementara waktu tidak memakai kode jari tersebut khawatir disalahtafsirkan. [republika.co.id]

Artikel Terkait