Sda Dan Bahaya Konflik Global


Jangan di kira berkah Tuhan akan SDA ialah rezeki yang gampang di manfaatkan untuk mencapai kemakmuran. Setiap Tuhan memberi sumber rezeki maka Tuhan juga melengkapinya dengan cobaan. Cobaan itu bukan hanya harus bekerja keras tapi bagaimana menahan serangan dari predator luar yang ingin juga memafaatkan sumber daya yang ada itu.Banyak negara berkembang yang punya SDA pada kesudahannya SDA itu menjadi sebuah kutukan ibarat  apa yang di sampaikan oleh Richard Auty dalam tesisnya " kutukan sumber daya" di tahun 1993, Beberapa penelitian, termasuk oleh Jeffrey Sachs dan Andrew Warner, telah menunjukkan kekerabatan antara keberlimpahan sumber daya alam dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi negara pemilik SDA. Tantangan geopolitik global ketika ini bukan lagi bermotif ideologi, agama, atau penguasaan teritori. Tetapi berganti menjadi sumber daya alam, ibarat makanan, energi, dan air. Penduduk bumi yang kini mencapai 6,6 miliar dan masih akan terus bertambah, sehingga memerlukan sumber kehidupan. Apa yang di sebut food, energi, water (FEW) security, ini sangat penting, jjika dunia gagal mengatasi dan mengelola kemungkinan terjadinya benturan kepentingan dalam pencarian penguasaan FEW bisa menyulut konflik gres di tingkat global

SURIAH

Apabila rezim Bashar Al Asaad di suriah jatuh dan digantikan oleh kelonpok oposisi, apa yang akan terjadi ? Tanya saya. Sentimen soal Sunni dan Syiah itu hanyalah omong kosong. Perjuangan tegaknya syariah islam, itu juga omong kosong. Itu semua hanya alat propaganda politik untuk  dukungan kepada pro demokrasi menjatuhkan Bashar. Yang pasti bahwa bIla Bashar jatuh maka kebijakan politik Suriah terhadap LIbanon juga akan berubah. Begitupula kebijakan terhadap Palestina juga akan berubah. Perubahan ini pasti menguntungkan AS dan Israel. Demikian kata sobat saya ketika saya berkunjung ke Dubai tahun 2013. Mengapa ? 

Semua tahu bahwa letak geographis Suriah  dengan Turki di sebelah utara, Irak di Timur, Laut Tengah di Barat dan Yordania di selatan, ini sangat strategis untuk jalur lintas perdagangannya minyak. China dan Rusia tidak ingin lantaran perubahan itu hegemoninya hilang di wilayah ini. Apabila Bashar jatuh maka control China dan Rusia terhadap Suriah dan kemudian Libanon  akan hilang. Tentu apapun akan dipertaruhkan oleh China dan Rusia melindungi Bashar. Harap maklum bahwa Rusia dan China ialah termasuk konsumen MIGAS terbesar didunia sesudah AS. Jadi bekerjsama ini soal minyak, Ini menyangkuat resource oil and gas yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, demikian tutur teman saya yang pernah terlibat dalam pembiayaan  project migas di Arab.

Kemudian ketika saya bertemu dengan sobat yang terlibat dalam business fund provider untuk minyak, sedikit tersibak pengetahuan saya soal konplik suriah ini. Dia bertanya, tahukah anda apa itu Basin Levant? itu ialah wilayah yang berada di Estern Mediteranian yang meliputi pesisir Israel, Suriah, Lebanon, Ciprus dan Palestina, mengandung sekitar 122 trilun kaki kubik gas dengan deposit minyak 1,7 miliar barel. Atas dasar itulah maka Pemerintah Israel bersama AS telah punya jadwal jangka panjang untuk membangun terminal terapung gas alam cair yang dilengkapi system pertahanan udara dan dukungan angkatan laut. 

Tapi rencana itu tidak semudah membalik telapak tangan. Karena berdasarkan Konvensi PBB ihwal Hukum Laut, Palestina, Lebanon dan Suriah semua berhak untuk mengeksplorasi dan menyuling minyak dan gas di zona masing-masing. Tanpa izin dari salah satu Negara itu maka jadwal Israel akan kandas secara hokum. Itu sebabnya dengan memanfaatkan Arab spring , Israel bersama AS melalui Task Force Center ( USCENTCOM) di Qatar dan Bahrain melaksanakan operasi intelligent yang didukung oleh Mossad dan CIA untuk menjatuhkan Bashar al-assad dan menggantikannya dengan rezim yang akan menjadi boneka AS ibarat Negara teluk Artikel Babo.

Sampai kini konflik suriah tak kunjung selesai dan Bashar tetap bertahan. Mengapa ? Menurutnya yang membuat keadaan Suriah berlarut larut lantaran operasi menjatuhkan Bashar al-assad tidak dilakukan secara pribadi ibarat menjatuhkan Sadam dan Khadafi tapi melalui “ perantara “ dibawah kendali operasi intelligent. Mengapa tidak pribadi ? lantaran pihak China dan Rusia tidak mau lagi diajak beraliansi di PBB untuk melegitimasi serangan langsung. Maklum sebelumnya China dan Rusia dibohongi oleh AS dan Barat ketika menjatuhkan Sadam dan Khadapi. Bagi bagi tidak adil. AS dan Barat mendapatkan lebih, sementara China dan Rusia mendapatkan sedikit. 

Karenanya AS dan Israel memakai kekuatan oposisi dalam negeri untuk melaksanakan pressure kepada pemerintah Suriah dan ketika konplik terjadi, pihak AS dan Israel memakai jalur swasta untuk membiayai operasi intelligent membuat chaos semoga Bashar jatuh. Menurutnya ada sebuah perusahaan berjulukan XE Service LL mendapatkan dana dari perusahaan offshore company yang merupakan holding company dari banyak sekali perusahaan minyak yang beroperasi di Timur Tengah. Dana inilah yang di pakai untuk melatih tentara bayaran, mengirim senjata, biaya propaganda, dan lain sebagainya. Ini operasi intelligent yang rumit lantaran melibatkan network AS /Israel dari Turki, Irak, Afganishtan, Yordan, Arab Saudi, Qatar dll.

Mengapa operasi ini tidak efektif ? tanya saya. Secara keseluruhan efektif namun menjadi rusak lantaran tentara bayaran memakai seragam resmi tentara Bashar untuk melaksanakan penculikan, terror dan pembunuhan kepada rakyat sipil. Awalnya ini berhasil efektif menjatuhkan gambaran tentara sekaligus Pemerintahan Bashar dimata internatioanl. Namun berkat operasi kontra intelligent yang dilakukan iran dan Suriah berhasil menangkap ratusan tentara bayaran dan sebagian Artikel Babo terbunuh dalam operasi penggerebekan. Dari merekalah terungkap pengukuhan ihwal operasi Xe untuk menjatuhkan rezim Bashar. Sebetulnya ini sudah lebih dulu diketahui oleh Jurnalis Barat ibarat CNN namun dengan tertangkapnya pemberontak itu semakin memperkuat indikasi bahwa AS ada di balik pemberontakan dan teror.

Jadi apa yang mengakibatkan kasus Suriah tidak pernah selesai hingga kini lantaran kepentingan absurd begitu besarnya untuk mengontrol Suriah. Amerika punya agenda. China bersama Rusia punya agenda. Pergolakan di Suriah ialah repliksi perang antara Rusia ( bersama China ) dan AS ( bersama Barat) dengan jadwal yang sama yaitu, bisnis minyak dan gas. Ini semua menyangkut dana triliunan dollar yang dipertaruhkan. 

Keberadaan Israel bersama Liga Arab dan Iran bersama rezim Bashar hanyalah pion dari dua group raksasa dalam perebutan konsesi minyak. Lantas dimana Rakyat suriah? Tidak ada!. Makanya saatnya persatuan umat islam tampil untuk menuntaskan kasus ini dengan jujur untuk kepentingan rakyat Suriah. Tidak ada LIga Arab, tidak ada Iran, tidak ada AS, tidak ada China, tidak ada Rusia, tidak ada Sunni, tIdak ada syiah. Yang ada hanya rakyat suriah dan Islam… 

MYANMAR.

Ketika bertemu dengan sobat di Hong Kong yang punya business di Myanmar, menurutnya kasus etnis Rohingya di Burma ialah kasus usang yang tak pernah tuntas  di selesaikan oleh sejarah. Tapi konplik yang kini terjadi ialah akhir dari pertarungan kepentingan politik Negara besar yang ingin menguasai Myanmar secara tidak langsung. Apa pasal? Menurutnya Myanmar memang dikenal sebagai Negara kaya SDA, meliputi emas, berlian dan migas. Terutama ketika tahun  2004 di temukan gas bumi di  Shwe (emas) Blok A1-Teluk Bengal. Prakiraan deposit gas mencapai 5,6 triliun kubik yang tidak akan habis di eksploitasi hingga 30  tahun, maka sejak itulah bentangan pantai sepanjang 1.500 km antara Teluk Bengal - batas maritim Andaman, Thailand menjadi incaran Negara Negara ibarat  Cina, Jepang, India, Perancis, Singapura, Malaysia, Thailand, Korsel dan Rusia. Negara Negara terserbut bertarung mendapatkan konsesi untuk eksplorasi serta eksploitasi kecuali AS agak belakangan melalui  Chevron (AS) dan Total, Perancis.

Tapi berdasarkan sobat saya, yang paling  agresip menguasai Myanmar ialah China dan kemudian Rusia. Kedua Negara ini bukan hanya menguasai konsesi minyak dan gas tapi juga terlibat aktif menawarkan santunan peralatan militer kepada junta militer di Myamar, juga menawarkan santunan dana tidak sedikit untuk pembangunan insfrastruktur ekonomi. Saat kini china sedang berambisi menuntaskan pembangunan pipa minyak sepanjang 2.300 km dari pelabuhan Sittwe, Teluk Bengal hingga Kunming, Cina Selatan. Depat dibayangkan cengkaram China akan Myanmar sangat kuat. Bila project ini selesai maka pasti seluruh impor minyak dari Timur Tengah dan Afrika cukup di pompa melalui Sittwe ke salah satu kilangnya di Kunming. Apabila proyek itu selesai maka geopolitik di Asia Tenggara bakal berubah, terutama dalam hal distribusi minyak. Ibarat memangkas jarak pelayaran sejauh 1.820 mil maritim ,  bahkan lebih dari sekedar memangkas jarak, modal transportasi import minyak Cina dalam jalur sangat kondusif dan lebih murah.

Amerika dan Barat memang hanya akseptor pasif ditengah hegemoni China dan Rusia  terhadap Myanmar namun bukan berarti AS dan Barat berikhlas hati terhadap itu semua. AS dan Barat paham betul bahwa ada saatnya mereka bergerak untuk menjadi pemenang. Kesalahan paling besar bagi Rusia dan China yang punya terusan kepada Junta Militer Myanmar ialah gagal meyakinkan pemerintah Myanmar untuk menuntaskan kasus Rohingya. Padahal ini potensi konplik terpendam yang gampang di ledakan oleh siapapun yang tidak menginginkan stabilitas di Myanmar. 

Memang etnis Rohingya tidak pernah di akui sebagai pecahan dari Burma. Tidak ibarat etnis Bamar, Karken, Kayah, Chin, Arakan (disebut Rakhine), Mon, Kachin yang mendapatkan hak layaknya warga Negara syah. Mengapa hingga etnis Rohingya tidak diakui. Menurutnya ini lantaran factor sejarah yang mengakibatkan dendam berkepanjangan. Bermula ketika pada tahun 1658, akhir konflik internal di Kekaisaran Mogul, pada 7 feb 1661 pangeran India Shah Shuja tiba berlindung ke Arakan tapi ia dibunuh oleh raja yang beragama islam . Akibatnya terjadi perang saudara di Arakan antara etnis Rohingya yang beragama islam dengan Arakan budha. Perang berkelanjutan ini membuat Arakan lemah dan kesudahannya direbut oleh Raja Burma. Padahal sebelumnya Raja  Burma pernah  dikalahkan oleh Arakan ketika dipimpin oleh Suleiman Shah dari etnis Rohingya  yang menerima dukungan dari Sultan Bengal, Nasiruddin Shah.

AS dan Barat paham sekali akan factor sejarah yang menyimpan potensi konplik itu. Ketika inggris keluar dari Birma dan membiarkan birma merdeka,  memang sengaja menanamkan bomb waktu ke Burma dengan membiarkan Arakan masuk pecahan Burma yang mereka tahu bahwa Arakan tak ingin menjadi pecahan dari Burma.  Maka bisa di tebak keributan dan kekacauan di Arakan dengan korban etnis Rohingya tidaklah tiba dengan sendirinya. Kejadian itu hasil sebuah grand design dengan scenario yang hebat.

Bermula dari kasus krimininal biasa dimana etnis Rohingya memperkosa perempuan Arakan Budha, yang memancing kerusuhan besar. Sebentar bisa di redamkan namun berikutnya muncul lagi keributan kecil  dari Arakan Budha kepada etnis Rohingya dan benturan terjadi lagi. Begitu seterusnya. Keadaan ini membuat Junta Militer di Myanmar menjadi bertindak keras untuk menjaga stabilitas. Kekerasan pemerintah kepada komunitas Arakan bukan hanya kepada Rohingya yang muslim tapi juga kepada Arakan Budha. Disamping itu memang Arakan tidak pernah berikhlas hati mendapatkan kekuasaan Junta Militer. Konplik ini akan digiring menjadi issue international. 

BIla kekacauan ini terus terjadi dan perhatian dunia terarah penuh kepada Myanmar khususnya korban kemanusiaan atas Etnis Rohingya maka ibarat biasanya akan mengundang turut campur PBB dengan mengirim pasukan perdamaian untuk menentukan nasip Arakan. Bila ini terjadi maka akan membuat Pemerintahan junta Militer tersudut untuk duduk dalam meja perundingan. Senjata demokrasi akan digunakan oleh AS dan sebagaimana biasanya AS akan muncul sebagai pemenang mengontrol Myanmar , mengontrol asia tenggara.  Bila scenario tersebut diatas terjadi maka ketika itulah kontrak konsesi minyak yang sudah ditanda tangani Junta Militer Myanmar akan dievaluasi ulang. Uncle Sum akan mendapatkan porsi paling besar tanpa harus berkorban banyak ibarat China dan Rusia.  

Apa yang terjadi di Myanmar bukanlah kasus besar. Ini kasus dalam negeri Myanmar sendiri. Kalaupun ada pergolakan dan penolakan rezim yang berkuasa kini maka jumlahnya tidaklah mencerminkan lebih banyak didominasi rakyat Myanmar. Saya pernah berkunjung ke Yangon dari Yunan. Kehidupan rakyat disana nampak biasa biasa saja. Kebutuhan pokok terjamin dan infrastructure ekonomi dibangun dengan systematis dibawah dukungan China. Memang kebebasan ibarat kehidupan masyarakat materialistis ibarat di negara demokrasi Artikel Babo , tidak nampak. Pemerintah memang mengontrol kehidupan masyarakat sesuai dengan donkrit politik mereka yang sadar dengan bahaya imbas dari luar. Apapun paham yang sanggup membuat Myanmar terpecah sebagai negara berdaulat akan berhadapan dengan tangan besi pemerintah.

Kalaupun kini Myanmar lebih menentukan China, India sebagai mitranya dan menapik AS ( Barat ) maka itupun harus dihormati. Karena AS dengan pro demokrasinya pun tidak bisa menjamin kehidupan rakyat akan lebih baik sesudah penguasa adikara dijatuhkan. Seyogianya, membiarkan rakyat Myanmar menjalani kehidupannya sesuai dengan pilihannya ialah lebih bijak daripada terus menekan penguasa disana, yang justru menambah duduk kasus bertanbah rumit dan kesudahannya rakyat Myanmar juga yang akan menderita. Seperti arogansi AS yang membekukan dana pemerintah junta militer di luar negeri. Anehnya, AS tidak melaksanakan hal yang sama kepada penguasa Israel yang menyerbu pendudukan Palestina. Yang pasti Myanmar tidak sendiri melawan arogansi AS, disampingnya ada Iran, Sudan dan Korea Utara, yang selalu tampil gagah berani demi kehormatan bangsanya.

Yang harus di ketahui oleh Rakyat Myanmar bahwa cerdik pandailah memanfaatkan komplik yang kini terbentuk diantara dua kekuatan raksasa , China dan AS. Kedua negara besar ini, tidak pernah tulus untuk membuat kemakmuran bagi bangsa Myanmar. Kedua duanya mempunya kepentingan ekonomi untuk menjadikan Myanmar sebagai resource bagi kelangsungan pertumbuhan ekonomi mereka. Kekuatan dalam negeri harus terus di bangkit sambil mendidik rakyat untuk cerdas menyikapi setiap imbas absurd yang masuk. Kemudian secara gradual membuka katup kehidupan politik lebih terbuka, sebagaimana yang dilakukan china kini sesudah berhasil dengan reformasi ekonominya.

AS dan China atau Artikel Babo tidak bisa memaksakan kehendak ibarat apa yang mereka mau untuk rakyat Myanmar. Rakyat Myanmar lebih tahu , mau di bawa kemana negerinya. Memprovokasi mereka ihwal pro demokrasi atau Artikel Babo, tidak akan membantu mereka. Semoga Myanmar sanggup berguru dari suriah..

***
Semoga ini tidak pernah terjadi di Indonesia. Saya katakan semoga lantaran Indonesia kaya akan SDA terutama wilayah yang strategis yang menyimpan kekayaan luar biasa untuk pangan dan energy. Kita harus sadar bahwa kita setiap ketika terancam akan di suriahkan oleh kekuatan absurd dengan memanfaatkan potensi konplik di Indonesia , yaitu perbedaan agama, mahzab dan golongan. Segala macam cara pihak absurd akan berusaha menggoyang persatuan dan kesatuan ini dengan memanfaatkan kebebasan media massa dalam sistem demokrasi. Berbeda dengan Myanmar dengan sistem junta militer sehingga sulit pihak absurd memprovokasi terjadinya kekacauan. Di Indonesia , agitasi yang melemahkan reputasi pemerintah akan terus di lakukan oleh Proxy absurd yang berlabelkan HAM, agama dan Artikel Babo , semoga integritas pemerintah jatuh sehingga lemah untuk terjadi benturan horizontal antar anak bangsa. Akhirnya sesudah konplik terjadi dengan korban tak terbilang, pihak absurd akan masuk atas nama Dewan Keamanan PBB , dan leluasa menempatkan pion nya sebagai penguasa untuk menjalankan agendanya. 

Ingatlah, saudaraku...Kita akan berpengaruh selagi kita bersatu dan berdamai dengan kenyataan tanpa bisa di mencerai-beraikan lantaran kita bukan hanya bisa melupakan perbedaan tapi lantaran kita bisa saling memaafkan. Perbedaan bagi kita ialah kekuatan untuk membangun peradaban. Bukan malah menjadi sumber potensi konplik. Ingat bahwa 350 tahun kita bisa di jajah oleh Belanda lantaran kita tidak bisa bersatu. Ketika persatuan terbentuk kita menjadi pemenang dalam perang kolosal dengan asing. BIla perilaku persatuan dan kesatuan ini terus kita galang maka kedepan apapun upaya absurd mengobok ngobok kita melalui proxy nya yang ada di dalam negeri,  akan kita lawan atau setidaknya kita tidak tanggapi segala upaya provokasi yang mengakibatkan perpecahan...Indonesia ialah rumah kita untuk kini dan besok, kita semua harus menjaganya...pahamkan sayang..

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait