Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengkritik perubahan visi-misi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. TKN Jokowi-Ma'ruf tak oke dengan klaim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi yang menyebut tak banyak perubahan dalam dokumen visi-misi tersebut.
"Salah besar narasi yang dibangun oleh timses paslon 02 bahwa mereka hanya memoles gincu estetika dan sekadar revisi. Yang mereka lakukan ialah merombak total visi misi-lama dengan cara menjiplak," kata juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Jumat (11/1/2019).
Adalah Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, yang menyampaikan perubahan visi-misi tak terlalu signifikan. Dahnil menyebut revisi visi-misi mencakup tiga aspek, yakni bahasa, aksi, dan desain.
Ace mengaku heran atas pernyataan Dahnil. Menurut dia, perubahan visi-misi Prabowo-Sandi mencakup hal-hal fundamental.
"Dahnil Anzar Simanjuntak mungkin lagi ngelindur. Perubahan visi-misi Prabowo-Sandi sangat signifikan. Bukan sekadar revisi atau semata polesan gincu untuk eye catching," ujarnya.
"Dahnil anggap publik dapat ditipu dengan kemasan kardus berisi visi-misi dengan tampilan estetika baru. Polesan kemasan tidak akan dapat menutupi substansi yang ditampilkan," imbuh Ace.
Prabowo-Sandiaga sudah menyerahkan perubahan visi-misi ke KPU. Namun KPU menyatakan perbaikan dokumen visi-misi dan aktivitas kandidat Pilpres 2019 tak dapat dilakukan lagi.
Kembali ke Ace. Politikus Partai Golkar itu mencontohkan kalimat visi-misi Prabowo-Sandi yang berubah total. Selain itu, lanjut Ace, hanya ada 19 dari 238 aktivitas agresi yang sama dengan dokumen visi-misi sebelumnya.
"Sebaliknya, yang paling penting untuk diketahui publik, 116 dari 238 aktivitas agresi atau sekitar 48,74% ialah aktivitas agresi yang gres sama sekali. Sisanya ialah editing bahasa sehingga bahasa yang sebelumnya amburadul, dipoles lagi semoga lebih terlihat canggih," sebut Ace.
Selain itu, lanjut Ace, banyak aktivitas agresi yang dihapus dalam dokumen visi-misi gres Prabowo-Sandi. Ia mencontohkan agresi soal outsourcing sampai pencegahan defisit BPJS. Ace menduga Prabowo-Sandi tak siap dengan gagasan sendiri.
"Agenda agresi yang dihapus, contohnya soal outsourcing, mencegah defisit BPJS, menghapus memastikan ketersediaan obat di kemudahan pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di puskesmas, dan banyak lagi yang lain. Ini artinya paslon 02 menarik janji-janjinya yang bombastis. Karena mereka juga tidak siap dengan gagasan yang ditawarkan," ujar Ace.
Tak hanya itu, Ace menyebut soal peniadaan rumusan Trisakti yang sebelumnya digunakan Prabowo-Sandi dalam kalimat visi. Rumusan itu berbunyi 'berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian nasional yang berpengaruh di bidang budaya'.
"Ini cukup fundamental. Apakah visi yang menjadi mimpi besar saja dapat diubah-ubah begitu saja?" kata Ace.
Perubahan menarik lainnya, berdasarkan Ace, ada sejumlah aktivitas agresi Prabowo-Sandi yang menggandakan Jokowi-Ma'ruf. Ia mengingatkan perihal pentingnya orisinalitas visi-misi.
"Orisinalitas visi dan misi sangat penting. Karena visi-misi menyampaikan intensi genuine seseorang untuk memimpin. Visi-misi harus jadi niat awal. Jangan jadikan visi-misi semata rangkaian kata dan kalimat yang disusun atau dirombak dengan gampang hanya sebagai strategi memenangkan pemilu," pungkasnya. [detik.com]