Showing posts sorted by relevance for query utang-era-jokowi. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query utang-era-jokowi. Sort by date Show all posts

Prabowo : Indonesia Akan Miskin Selamanya.


Saya sudah berjanji tidak akan mengulas atau komentar pengamat atau seleb facebook tentangga sebelah. Saya akan focus saja untuk meng counter serangan dari kontestan Pipres dari kubu Prabowo-Sandi. Karena itu lebih efektif daripada sibuk membahas celoteh pengamat yang memang dibayar untuk mempolitisi issue apa saja yang menjatuhkan reputasi Jokowi.  Namun saya akan tetap pada jalur data formal dengan pejelasan secara literal. Mohon dimaklumi kalau cara saya menganalisa kadang dalam bahasa kampungan atau terlalu milenial. Saya menulis ditujukan kepada publik yang tidak paham politik tapi peduli politik, Yang tidak paham ekonomi tapi tau cari duit. Yang engga paham agama tapi punya nilai kemanusiaan.

Ada tiga hal yang hari ini disampaikan oleh Pak Probowo dalam pidato politiknya. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mengalami kenaikan. Sehingga menurutnya, Indonesia terancam menjadi negara yang miskin selamanya. Kedua, ketimpangan GINI yang lebar. Ketiga, satu dari tiga anak disebut Bank Dunia mengalami stunting. Demikian kesimpulan pidatonya. Saya akan menjawab satu persatu atas pidato politik Prabowo tersebut. Agar publik tahu. Saya persilahkan untuk melaksanakan crosss check data yang saya tampilkan dalam narasi saya.

Pertama. Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang tidak mengalami kenaikan significant. Benar namun tingkat inflasi berada di level satu digit. Bandingkan dengan Turky yang tumbuh 7% namun inflasi 15%. Dalam konteks situasi ekonomi global yang sedang lesu maka pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu nomor tiga terbaik di antara Negara G20. Indonesia masih diatas 17 negara maju ibarat Eropa, Jepang, Korea Selatan, Singapore, Australia, Swiss,  Rusia, Arab Saudi dan Artikel Babo. Semua negara itu menurun ekonominya ditengah situasi global. Sementara Indonesia masih sanggup tumbuh, walau komoditas utama kita jatuh  harganya dipasar dunia. Apakah negara tersebut akan miskin selamanya? tentu tidak. Pertumbuhan ekonomi bukanlah bahaya kemiskinan. Paham ya Pak Probowo bahwa anda bicara tidak punya dasar yang jelas.

Kedua , ketimpangan GINI. Ketimpangan gini itu sudah terjadi bukan hanya di masa Jokowi tetapi sudah berproses semenjak masa Soeharto. Mari kita liat data terjadinya ketimpangan GINI tersebut. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada 2004 gini rasio gres mecapai 0,32, yang manunjukkan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan masih tergolong rendah. Namun, pada 2013, gini rasio telah menyentuh angka 0,41. Artinya, ketimpangan sudah memasuki skala medium dan tentu saja mengkhawatirkan. Angka gini rasio sebesar 0,41 memperlihatkan bahwa sekitar 49 persen pendapatan nasional terkonsentrasi pada 20 persen penduduk dengan pendapatan tertinggi (terkaya). Sementara itu,hanya  sekitar 17 persen dari pendapatan nasional yang dinikmati oleh 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah.

Gambaran ketimpangan distribusi pendapatan juga terkonfirmasi dari laporan mengenai distribusi kekayaan penduduk Indonesia yang dirilis oleh Credit Suisse belum usang ini. Laporan tersebut menyebutkan bahwa sekitar 88 persen penduduk Indonesia mempunyai kekayaan kurang dari 10.000 dolar AS. Sementara itu, sekitar 77,2 persen dari total kekayaan nasional pada 2014 ternyata hanya dikuasai oleh 10 persen penduduk terkaya (The Jakarta Post, 17 Oktober). Itulah yang diwarisi oleh Jokowi selama 10 tahun kekuasaan SBY. Tentu mustahil sanggup diubah dalam satu periode kekuasaanya. Tetapi upaya Jokowi untuk menekan gini rasio sudah terbukti sukses.

Perhatikan data berikut. Walau ekonomi tidak tumbuh ibarat Era SBY namun Jokowi berhasil menekan rasio GINI. Badan Pusat Statistik merilis angka ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur dengan indikator Gini Ratio  Pada Maret 2018, adaalh sebesar 0,389. Angka ini menurun sebesar 0,002 poin kalau dibandingkan dengan Gini Ratio September 2017 yang sebesar 0,391. Sementara itu, kalau dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2017 yang sebesar 0,393 turun sebesar 0,004 poin. Penurunan Gini Ratio ini merupakan yang keenam kalinya secara beruntun semenjak September 2014. Dia selesai kekuasaan Jokowi diperkirakan rasio GINI kita sudah sama ibarat tahun 2004. Bapak Prabowo tentu tahu fakta ini bahwa selama Jokowi berkuasa ketimpangan mengecil alasannya distribusi pendapatan lebih adil dan business rente dipangkas.

Ketiga, satu dari tiga anak disebut Bank Dunia mengalami stunting.  Data yang bapak Prabowo sampaikan itu merupakan Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 yang jadi pola Bank Dunia. Itu yang diwarisi oleh Jokowi dari SBY. Era Jokowi, pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 46 triliun untuk mengatasi kurang gizi pada balita ( stunting). Karena keseriusan indonesia yang begitu besar mengatasi persoalan stunting itu maka Indonesia dijadikan proyek percontohan Bank Dunia bagi negara lain dalam rangka Human Development Worker (HDW). Karena itu bank dunia menawarkan pinjaman kepada indonesia sebesar USD 400 juta. Kalaulah Jokowi dinilai tidak terbukti sukes mengatasi soal stunting ini mana pula bank dunia mau mengeluarkan uang USD 400 juta.

Pak Prabowo, sebagai anak bangsa, saya bersyukur punya elite politik ibarat bapak yang begitu peduli kepada rakyat miskin. Tetapi mengapa Hutan Tanaman Industri yang ratusan ribu hektar yang bapak kuasai  lewat PT KIANI akibatnya bapak serahkan kepada Asing. Rasio GINI yang paling jelek yaitu soal ketimpangan lahan yang dikuasai asing. Dan itu tejadi pada bapak sendiri sebagai pelaku. Apakah visi bapak soal peduli kepada kemiskinan yaitu fakta atau retorika. Kalau fakta tolong tunjukan satu saja butki komunitas yang sukses bapak bina.  Kalau hanya retorika, tolong sampaikan solusi tekhnis yang sanggup menciptakan rakyat cerdas bahwa bapak sanggup menyalahkan alasannya bapak punya konsep lebih baik. Kalau fakta dan retorika tidak ada,sebaiknya tidak perlu membuatkan rasa takut rakyat akan masa depan. Karena faktanya hari ini orang bekerja keras untuk hari esok yang lebih baik, bukan hanya omong doang.

***
Prabowo menyampaikan dalam pidatonya bahwa setiap hari utang bertambah Rp. 1 triliun. Saya tidak membantah itu. Karena memang terjadi penambahan utang selama masa Jokowi. Berdasarkan data Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kementerian Keuangan, embel-embel utang pemerintah selama periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai Rp 1.166 triliun Per Mey 2018. Artinya selama Jokowi berkuasa hingga dengan Mey 2018 atau selama 1200 hari ( rata rata 30 hari/perbulan) maka bila sehari Rp 1 triliun , jumlah utang bertambah sebesar Rp. 1200 triliun. Makara tidak jauh dari data Pak Prabowo. Benar. Bukan Hoax. Yang jadi persoalan yaitu kesan atas utang itu suatu kegagalan dari Jokowi. Mari kita lihat data berikutnya.

Utang memang bertambah tetapi juga asset negara bertambah. Mari kita lihat dari penambahan asset BUMN selama Jokowi berkuasa. Sejak Indonesia merdeka hingga dengan tahun 2014 , Asset BUMN sebesar Rp. 4.387 Triliun. Tahun 2017 ( laporan tahun buku ) asset meningkat menjadi Rp. 7.212. Itu artinya dalam 3,5 tahun terjadi penambahan sebesar Rp. 2.825 Triliun. Apa artinya? Nah bandingkan dengan utang sebesar Rp. 1.166 Triliun itu. Terjadi penambahan sebesar 2,5 kali. Andaikan tidak ada utang, tidak akan ada penambahan asset. Karena kita dalam kondisi defisit primer. Bukankah BUMN juga berhutang? benar, Itu hutang berkaitan dengan proyek B2B. Bagaimanapun asset itu secara UU menjadi asset negara walau pembiayaan konsesinya didapat melalui utang. TIdak ada resiko fiskal.

Sekarang kita lihat dari sisi penambahan GDP. Tahun 2015 GDP kita sebesar USD 892 Miliar. Tahun 2018 ( estimated) USD 1.075. Artinya terjadi peningkatan sebesar Rp. 2.650 Triliun. Bandingkan dengan utang yang digali oleh Jokowi sebesar Rp 1.166 triliun. Terjadi peningkatan GDP sebesar 2,5 kali lipat dari utang yang digali. Dengan tembusnya GDP kita USD 1 triliun maka kita masuk kelompok negara dengan GNP onetrillion dollar. Artinya dengan utang kita bukannya tambah miskin tetapi tambah kaya. Untuk menjelaskan ini tidak sulit. Karena pedagang nasi goreng juga tahu kalau ia utang Rp. 1 juta penghasilannya meningkat Rp 2,5 juta. Itu terjadi berkat utang.

Sekarang kita lihat dari sisi pengeluaran Jokowi. Menurut data Kementerian Keuangan, total utang jatuh tempo dari 2014 hingga 2018 yang dibayarkan Jokowi mencapai Rp 1.628 triliun yang terdiri dari pinjaman dan surat berharga negara (SBN). Bandingkan dengan jumlah utang yang digali Jokowi. Jauh lebih besar bayar utang daripada utang itu sendiri. Masih belum paham?. Bandingkan lagi dengan alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan selama periode 2015-2017. Anggaran Pendidikan mencapai Rp 1.167,1 triliun dan kesehatan sebesar Rp 249,8 triliun. , belanja infrastruktur dalam kas negara selama periode 2015-2017 mencapai Rp 904,6 triliun. Untuk proteksi sosial 2015-2017 mencapai Rp 299,6 triliun. Dana Alokasi Khusus fisik dan Dana Desa mencapai Rp 315 triliun. Hitung aja itu semua. Makara simpel utang yang digali Jokowi tidak ada arti dengan apa yang ia capai dan apa yang telah ia keluarkan untuk kesejahteraan rakyat. Jauuuh lebih besar dari utang itu sendiri.

Semoga pak Prabowo sanggup memahami ini. Dalam satu hal bapak benar atas kritik tersebut tetapi bapak tidak jujur memberikan bagaimana utang Rp. 1200 triliun atau Rp 1 triliun sehari itu ternyata sanggup meningkatkan GNP 2,5 kali lipat, Peningkatan Asset BUMN 2,5 kali lipat dan bayar utang lebih besar dari narik utang. Mungkin bapak lupa atau sanggup juga bapak sedang guyon. Semakin usang saya semakin maklum wacana bapak..

Sumber https://culas.blogspot.com/

Utang Kala Joko Widodo ?

Benarkah utang kurun Jokowi mengalahkan utang presiden sebelumnya. Demikian kata teman saya. Saya maklum teman ini lantaran pemahamannya terbatas dan informasi yang didapatnya ialah informasi instant dari sosmed. Sebelum saya jawab pertanyaannya maka saya luruskan dulu soal siapa yang berutang. Yang berutang ialah Negara Indonesia. Bukan pemerintah. Karena semenjak reformasi maka tidak ada lagi utang pemerintah yang seenaknya di putuskan oleh seorang presiden menyerupai kurun Soeharto. Tapi utang Negara dimana hak dewan perwakilan rakyat memutuskan besaran utang yang boleh pemerintah ambil. Untuk itupun dewan perwakilan rakyat melaksanakan hak nya berdasarkan UU mengenai pagu utang yang bisa di tambah. Kaprikornus terang kan. Kembali kepada pertanyaan ,apakah benar Jokowi menarik utang lebih besar dari rezim sebelumnya. Baiklah kita lihat data. Utang di kurun pemerintahan Presiden Jokowi sampai selesai 2015 mencapai Rp 3.089 triliun setara 223,2 miliar dollar AS dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) 27 persen. Sebesar nilai ini bukanlah utang semua di lakukan oleh pemerintahan Jokowi tapi ini merupakan akumulasi dari pemerintah sebelumnya. Siapa saja ?

Ketika Soekarno wafat ia meninggalkan warisan utang sebesar USD 6,3 miliar. Itu utang selama Soekarno berkuasa selama 21 tahun. Data dari Kemenkeu Era Soeharto, selama 32 tahun berkuasa, menggali hutang sebesar USD 68,7 miliar. Soeharto jatuh, di gantikan ole Habibie.  Akumulasi hutang menjadi USD 132,2 miliar. Ada penambahan utang sebesar USD 63,5 Miliar sebagai konsekwensi penyelesaian BLBI kurun Soeharto. Habibie jatuh digantikan oleh Gus Dur. Akumulasi utang menjadi USD 122,3 Miliar atau turun sebesar USD 9,9 Miliar. Gus Dur di gantikan oleh Megawati yang selesai masa jabatannya akumulasi hutang mencapai USD 139,7 Miliar atau terjadi penambahan utang sebesar USD 17,4 Miliar. SBY berkuasa selama 10 tahun telah melaksanakan utang gres mencapai USD 136,6 miliar. Akumulasi utang ketika selesai masa kekuasaanya SBY atau pada kwartal juni 2014 menjadi sebesar US$ 276,3 Milyar. Nah pada selesai tahun 2015 total utang Indonesia sebesar USD 223,2 miliar. Atau kalau di bandingkan dengan masa selesai kekuasaan SBY, telah terjadi pengurangan utang sebesar USD 53 miliar. Ini terjadi lantaran restruktur utang yang dilakukan secara hati hati. Dengan kondisi ini Jokowi berhasil bertahan dengan memperkuat fiscal melalui pengetatan anggaran belanja rutin untuk di alihkan ke sector infrastruktur dan penambahan modal bruto pemerintah di bidang peningkatan saham di BUMN dan sarana umum.

Kalau di kurs-kan ke rupiah memang terjadi peningkatan significant namun harus di catat bahwa kurs selalu  berhubungan dengan cash in and cash out. Selagi keseimbangan terus di jaga dan transaksi berjalan di jaga tidak terlalu besar defisit atau kalau bisa surplus maka pelemahan kurs tidak berdampak kepada penurunan grafik mendasar ekonomi nasional. Karena ketika kurs melemah impor akan turun dan ekspor akan meningkat. Daya saing dalam negeri meningkat terhadap barang impor. Ini akan memicu produksi dan menekan konsumsi. Apakah tingkat utang Indonesia kini berbahaya ? Secara akuntasi kenegaraan kondisi utang itu belum berbahaya bahkan di nilai sangat exciting di pasar uang. Mengapa saya jadikan indikasikan pasar uang lantaran yang paling objectif menilai ekonomi suatu Negara ialah pasar uang. Mereka punya standar ketat terhadap evaluasi resiko dan yield dari setiap Negara. Apa alasannya ? berdasarkan data Bareksa ,Pertama , Naiknya peringkat kredit Indonesia ke kategori layak investasi (investment grade). Tidak sanggup dipungkiri, kenaikan peringkat kredit ini sangat besar lengan berkuasa terhadap arus masuk dana abnormal ke dalam negeri. Hal ini tercermin dari peningkatan volume dana masuk ke pasar obligasi mulai pertengahan tahun 2015, dibandingkan periode sebelum Indonesia mendapatkan peringkat itu. Tidak tanggung-tanggung, lebih dari tiga forum pemeringkat dunia telah menawarkan stempel 'layak investasi' dengan outlook 'stabil' terhadap Indonesia. Bahkan, Moody's dan Fitch Ratings memberikan peringkat 'layak investasi' pada waktu hampir bersamaan. Hanya Standard & Poor's (S&P) yang masih mempertahankan peringkat Indonesia pada level BB+ atau outlook positif.

Alasan kedua, turunnya risiko investasi di pasar obligasi Indonesia. Kondisi ini tercermin dari turunnya nilai Credit Default Swap (CDS) Indonesia. CDS merupakan kontrak swap di mana pembeli melaksanakan pembayaran ke penjual sementara pembeli mendapatkan hak untuk memperoleh pembayaran bila kredit mengalami default atau insiden lain yang tercantum dalam credit event, contohnya kebangkrutan atau restrukturisasi. Dengan kata lain, CDS ialah sejenis pertolongan atas risiko kredit. Nilai CDS 5 dan 10 tahun pada tiga bulan terakhir mengalami penurunan. Penurunan ini sanggup disebabkan beberapa faktor, menyerupai membaiknya kondisi ekonomi. Ini termasuk menyempitnya defisit transaksi berjalan Indonesia, rendahnya inflasi tahunan, serta pertumbuhan ekonomi yang masih terjada di level 5 persen. Selain itu, CDS Indonesia baik yang periode 5 ataupun 10 tahun ketika ini bergerak relatif stabil jikalau dibandingkan periode tahun 2008 dan 2011. Pada kedua tahun itu, CDS Indonesia bergerak dengan volatilitas yang sangat tinggi, lantaran bekerjasama dengan ekspektasi akan kemampuan Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi.

Ketiga, yield obligasi yang ditawarkan lebih menarik dibandingkan negara sejenis. Yield yang ditawarkan obligasi Indonesia masih menarik dibandingkan negara-negara 'fragile five' Artikel Babo, kecuali China. Berdasarkan data, yield obligasi Indonesia mengalami penurunan paling kencang yang kemudian disusul oleh Afrika Selatan. Hal ini memperlihatkan bahwa investasi surat utang di Indonesia jauh lebih menjanjikan dibandingkan tiga negara Artikel Babo, yakni Afrika Selatan, India, dan Brasil. Ketiga hal di atas memicu berbondong-bondongnya investor abnormal masuk ke instrumen utang Indonesia.
Adapun ke empat, adanya hukum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan peningkatan dana investasi asuransi dan dana pensiun pada instrumen obligasi. Lembaga jasa keuangan non-bank diwajibkan Peraturan OJK No.1/POJK.05/2016 untuk meng-investasikan sekitar 20-30 persen dana mereka di surat utang negara, baik obligasi konvensional ataupun obligasi syariah (sukuk) yang diterbitkan pemerintah. Perusahaan asuransi jiwa diharuskan menempatkan dana pada Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 30 persen dari keseluruhan nilai investasi. Sementara itu, perusahaan asuransi umum dan reasuransi, minimal 20 persen. Adapun Dana Pensiun diwajibkan sedikitnya 30 persen di SBN. Menurut data, porsi kepemilikan obligasi oleh perusahaan asuransi meningkat menjadi 12,36 persen pada tanggal 18 April 2016 dari sebelumnya hanya 11,74 persen pada selesai tahun lalu. Kepemilikan obligasi oleh Dana Pensiun juga mengalami kenaikan pada periode yang sama menjadi 3,55 persen dari sebelumnya 3,41 persen. Selain kedua forum tersebut, porsi kepemilikan obligasi dari perusahaan pengelola reksa dana juga mengalami kenaikan, menjadi 4,49 persen dari sebelumnya 4,21 persen.

Dengan demikian maka apa yang luar biasa di kurun joko widodo ialah kemampuan pemerintah melaksanakan restruktur utang supaya lebih besar pasar dalam negeri menyerapnya. Agar dalam jangka panjang porsi utang kepada rakyat lebih besar di bandingkan utang ke luar negeri. Dengan begitu kemandirian di bidang eknomi akan semakin kokoh dan ancaman hantaman krisis yang secara regular tiba sanggup di atasi. Kaprikornus secara ekonomi dan moneter pemerintah telah bekerja dengan cara cara smart dengan langkah berani untuk berubah dari kesalahan masa kemudian untuk menjadi lebih baik di masa depan…



Sumber https://culas.blogspot.com/

Uang Dan Nilai...



Kemarin saya ketemu dengan kekerabatan saya dari Moscow dan Cyprus. Acara makan malam membahas soal rencana pembangun proyek infrastruktur. Keliatannya pengusaha Rusia berusaha ingin mempercepat proses perizinan proyek yang sudah komit semoga dua bulan lagi kedatangan Putin ke Indonesia sanggup diadakan financial closing. Saya sebetulnya tidak terlibat dalam proyek tersebut, Tetapi sebab sobat usang dan ia ingin bertemu, maka saya hanya sekedar menemaninya makan malam. Yang menarik dari ngobrol santai selama makan malam yaitu soal utang negara. Bahwa Rusia di periode Putin lebih mengandalkan utang melalui pasar uang daripada pemberian kepada forum multilateral menyerupai World bank atau G2G. Dengan sistem ini memang Rusia terjebak dengan ekonomi pasar yang dulu sangat ditakuti. Tetapi Putin bisa mengubah mindset politik utang menjadi mindset bisnis.

Utang bagaimanapun diharapkan untuk mempercepat proses pembangunan. Tetapi utang dihentikan mengurangi kemerdekaan suatu bangsa, apalagi hingga mengurangi hegemoni negara terhadap politik. Meminjam kepada forum Multilateral atau G2G memang bagus. Namun suka tidak suka forum Multimateral dan G2G menjalankan kebijakan politik global yang bernafaskan neoliberal dan dikendalikan oleh pemegang saham utama. Akan sulit bagi negara yang berutang besar kepada forum multilateral dan G2G untuk melaksanakan intervensi yang pro rakyat. Di periode Putin, utang Rusia didominasi utang kepada pasar uang. Dengan demikian Rusia tidak ada urusan politik soal utang itu. Hukum pasar yang bekerja. Investor yang berminat sudah paham dengan istilah free entry free fall.

Dengan meminjam melalui pasar maka tugas demokratisasi ekonomi terjadi efektif. Negara diawasi oleh publik bukan hanya soal politik tetapi mereka sebagai lender terhadap negara. BIla pemerintah tidak transfarance maka pemerintah akan di aturan pasar. Surat utangnya akan jatuh dipasar dan terjadi agresi lepas yang pada gilirannya bisa mengakibatkan krisis utang di market. Tetapi bila pemerintah bisa mengelola utang dengan baik dan transparan maka pasar akan menjadi financial resource yang gampang dan murah. Likuiditas utang sanggup dikelola dengan baik.

Jadi kekawatiran oleh sebagian orang bahwa negara dikuasai pasar itu buruk, sebetulnya itu kekawatiran para politisi yang masih menginginkan negara di urus secara tertutup. Dan jikalau bisa duduk masalah utang dibicarakan antar pemimpin dengan boss forum multilatateral atau negara pemberi utang. Yang akan terjadi yaitu pemimpin begitu gampang melaksanakan konspirasi secara bisik bisik. Semakin besar tugas pemerintah memilih financial resource semakin besar pemerintah berlaku korup dan tiran. Bukan belakang layar umum bila sebagian besar utang dari forum multilateral dan G2G hanya melahirkan diktator yang berujung ke bangkrutan moral politik.

Bagaimana dengan Indonesia ? tanyanya. Indonesia tidak ubahnya dengan Rusia. Kata saya. Era Jokowi keterbukaan ekonomi sangat dijaga sebagai prasyarat reformasi ekonomi menuju sistem yang kredibel dan bermartabat. Awal Jokowi berkuasa utang ke pasar mencapai 60% dari total utang pemerintah. Sekarang ( data tamat Februari 2018) utang pemerintah masih didominasi oleh penerbitan SBN yang mencapai Rp 3.257,26 triliun atau 80,73 persen dari total utang pemerintah. Penerbitan SBN sekitar Rp 2.359,47 triliun atau 62,62 persen diterbitkan dalam denominasi rupiah serta dalam denominasi valas sebesar Rp 897,78 triliun atau 18,11 persen. Mungkin jikalau periode kedua Jokowi berkuasa, 100% utang semua kepada publik. Ini terjadi lewat restruktur utang secara hati hati semoga likuiditas terjaga baik.

Bagaimana jikalau hingga pasar gonjang ganjing? pasar hanya melepas surat utang bila ada indikasi pemerintah tidak terbuka dan politik kekuasaan lebih dominan. Itu yang terjadi pada Turki, Venezuela dan negara Artikel Babo yang mengalami krisis utang. Selagi pemerintah menjalankan pengelolaan keuangan negara yang terbuka dan APBN yang efisien serta sempurna target maka uang akan selalu mengalir masuk kepasar domestik. Ada yang tiba tentu ada yang pergi. Cash flow ini akan menjadi blood flow negara untuk menjalankan kegiatan investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Era kini apapun itu entah negara atau swasta sama saja. Yang utama yaitu cash flow. Selagi cash flow sehat, berapapun utang tidak ada masalah. Kuncinya yaitu ada pada pemimpin yang jujur dan amanah. Trust! Dan Jokowi punya itu! kata sobat saya.

***
Tahukah anda bahwa total utang Amerika hingga dengan 1 juni 2018 mencapai USD 27,2 triliun. Dari sejumlah ini USD 21 triliun utang kepada rakyatnya sendiri. Sisanya sebesar 6,2 Triliun utang ke luar negeri. Dari utang luar negeri itu 1,18 Triliun utang ke China, atau 16% dari total utang luar negeri AS kepada China. Masalahnya utang kepada Rakyat sendiri itu tak lebih hanyalah recycle atau daur ulang atau utang dibayar utang. Sementara yang real sebagai fuel ekonomi AS yaitu berasal dari utang luar negeri dan ini mayoritas berasal dari China. Pada dikala kini rasio utang AS berbanding PDB sudah mencapai 106%. Artinya sama dengan anda punya penghasilan 100% tetapi menanggung hutang 106%. Secara akuntasi AS memang hidup dari utang. Kok AS engga stress? malah ekonominya tumbuh hebat.

Sekarang kita lihat skenario jangkan panjang terhadap ekonomi AS dan China. Ini kita bahas sebab menyangkut adanya perang dagang yang sebetulnya ditujukan kepada China. Apa yang akan dilakukan China atas perilaku Trumps yang tidak ramah terhadap China. ?

Pertama, jikalau China melepas atau rush surat utang yang ia pegang, AS mustahil bisa bayar. Kalau AS menarik hutang gres untuk bayar utang ke China maka Surat utang AS akan banjir di pasar. Value surat utang akan jatuh dipasar dan yield akan semakin tinggi. Kaprikornus jikalau hingga china menjual surat utang AS ke pasar maka mata uang AS akan jatuh. Biaya uang akan semakin mahal. Sehingga akan menyulitkan perusahaan AS untuk mendapat dana murah dari pasar. Apa yang terjadi pada China? Mata uang RMB akan semakin menguat sehingga menyulitkan pabrik china menjual barang ke AS. Daya saing akan jatuh. Yang terjadi justru yaitu bahaya PHK pabrik di China. Ini bahaya serius bagi China yang secara politik merupakan negara para buruh.

Kedua, China tidak akan melepas surat utang AS yang ia pegang. Tidak akan me rush obligasi AS. Namun China akan membeli Dollar di pasar dengan memakai mata uang RMB. Ya China tinggal cetak RMB kemudian ia belikan USD. Apa yang terjadi ? secara tidak pribadi China mendevaluasi mata uangnya sehingga RMB melemah dan mata uang AS menguat. Pada waktu bersamaan kelebihan dollar ditangan China ia gunakan untuk membeli surat utang AS. Dengan demikian secara tidak pribadi AS berhutang kepada china dari uang RMB yang dicetak oleh China. Akibatnya mata uang China tidak begitu menguat terhadap Dollar AS. Sehingga pabrik di China tetap bisa berproduksi untuk menjualnya ke AS dengan harga bersaing.

Nah perhatikan alasan pertama dan kedua. Sejak dua tahun kemudian China memakai skenario pertama untuk menggertak AS dalam setiap negosiasi dagang. Namun secara membisu diam membisu China membeli dollar AS dari RMB yang ia cetak sendiri. Keadaan ini dibaca oleh Trumps dengan cerdas. Maklum, Trumps itu pedagang. Dia paham sekali cara main China dan sangat paham keadaan socio culture ekonomi AS yang sudah terlanjur terjebak dengan hutang. Kira kira jikalau Trump ketemu dengan Xijinping, kedua tertawa sambil becanda “ Lue bantuin gua cetak uang lewat berhutang ama elo semoga barang elo bisa gua beli dengan cara juga ngutang.”

Jadi kesimpulannya, China culas dalam hal mata uang tetapi AS lebih culas dalam hal berutang. Nah bila dua pihak culas kumpul, apakah anda masih percaya akan saling melukai? Mereka akan saling melindungi lewat sistem semoga sama sama happy. Lantas siapa yang korban? Ya orang yang masih berpikir soal uang dan kurs. Kalau orang terus berprodusi dan pegang asset daripada pegang uang ya itu ia smart. Tapi jikalau masih pakai ekonomi jadul lebih baik pegang uang daripada invest, ya itu bego namanya. Lah uang itu di create untuk produksi dan konsumsi bukan untuk disimpan. Kalau disimpan uang akan ilusi dan gilanya lagi ilusi itu sebab adanya sistem yang ngatur.

***
“ Kami punya konsep membangun komunitas yang saling terkait. Komunitas terhubung sebab emosional personal. Bisa antar sobat atau kelompok bisa juga antar dirinya sendiri.” katanya berbicara dengan nada datar dihadapan angel investor yang belum nampak reaksi antusiasnya atas prologh presentasi bisnis yang diadakan di ruang meeting yang megah itu. Dia termenung sebentar. Melirik kearah sang angel. Kemudian ia melirik kearah layar presentasi. “ Nah anda bisa perhatikan data ini” lanjutnya “ Saat kini sudah tersambung 5 juta pemakai aplikasi jaringan sosial media kami. Walah motif mereka berbeda beda bergabung dalam jaringan kami namun tujuannya sama. Yaitu kepuasan secara personal. “ ia kembali terdiam.

Suasana hening. 

“ Seluruh umat insan mengenal Tuhan dan percaya kepada Tuhan. “lanjutnya lagi, Sang angel tersenyum. Dia pikir anak muda ini sudah kehilangan impian untuk menaklukannya. “ Kalaulah ada data statistik wacana seberapa banyak orang berbicara dengan Tuhan, tentu itu akan menempatkan rangkir nomor satu paling banyak dalam berkomunikasi. Tetapi itu tidak pernah terungkapkan. Karena korelasi dengan Tuhan yaitu hal yang sangat personal. Kami menyediakan aplikasi jaringan sosial ini tak lain mengangkat korelasi personal antara insan dengan dirinya sendiri dan orang lain, yang tentu bekerjasama dengan Tuhan. 

Lewat jaringan sosial kami, pikiran mereka akan terungkapkan secara vulgar dan dalam hitungan detik akan tersebar keseluruh anggota Artikel Babo. Apakah itu pesan cinta, benci, keluhan dan harapan. Tak penting. Akan selalu ada yang akan menanggapi dan menunjukkan komen. Dari sini terjadilah interaksi emosional. Mereka akan terperangkap dalam bulat yang saling membutuhkan secara virtual tanpa sekat entis, agama, atau strata sosial. Semakin banyak interkasi semakin banyak rasa ingin tahu dan semakin terikat mereka satu sama lain. “ Katanya. 

Sang angel nampaknya mulai larut dalam presentasi yang disampaikannya. “ Keliatanya menarik. Cara sederhana mengalihkan pikiran orang kedinding ratapan untuk orang mengungkapkan apa saja sehingga menjadi daya tarik emosional diantara mereka. Cara smart menciptakan mereka cuilan dari komunitas yang tak terpisahkan oleh ruang dan waktu.  Saya bisa memahami” 

“ Anda bisa simpulkan, Apa yang sanggup kita manfaatkan bila sepertiga saja insan di planet bumi ini dalam bulat jaringan apliasi sosial media kami. “
“ Paham saya. Itu nilai yang tak bisa diukur dengan uang. Dan saya akan keluarkan uang untuk konsep masa depan ini. “

Investasi yang dikeluarkan untuk membangun jaringan sosial ini sebesar USD 1 miliar dalam bentuk Loan to equity SWAP. Sebagian besar investasi lebih banyak kepada tekhnologi lunak dan sebagian lagi untuk perangkat keras berupa server untuk menyimpan data dan menggenerate komunikasi antar member lewat jaringan fiber optic dan satelite. Delapan tahun kemudian , bisnis ini masuk ke bursa dengan value 25 kali lipat dari modal yang ditanam. Dan akan terus berkembang seiring bertambahnya anggota komunitas. Hutang sebesar USD 1 miliar tidak dibayar dari keuntungan tetapi dari value market.

Anda bisa bayangkan, uang yang dikeluarkan USD 1 miliar dalam 8 tahun menjadi 25 kali lipat dihargai oleh pasar. Apakah pasar dirugikan dari value yang begitu tinggi? tidak. Karena pasar bekerja bukan hanya menurut nilai masa kini tetapi juga nilai masa depan atas dasar variable yang ada dimasa kini. 25 kalilipat itulah yang disebut dengan value dari sebuah visi masa depan. Bisnis Saudi Aramco yang punya bermacam-macam asset keras berupa kilang minyak dan sumur tetapi gagal mendapat value dimarket. Sementara bisnis vitual jaringan sosial media menyerupai facebook, alibaba, yang tidak ada pabrik dan sumber daya alam terlibat , ternyata lebih gampang diakui pasar sebesar 25 kali lipat. Itulah fakta di periode sekarang.

***
Komunitas di Amerika Serikat yang berada dalam jaringan berhutang, ternyata menjadi magnit dunia untuk investasi surat utang negara dan menjadi darah segar membangun peradaban lewat konsumsi. Juga di Jepang dan China, yang membangun komunitas produksi untuk memasuki pasar global ternyata menjadi magnit mengalirnya dana investasi lewat surat utang korporat.  Rasio utang nasional AS berbanding dengan PDB kini mencapai diatas 100% atau tepatnya 106%. Sementara Jepang mencapai 200% dari PDB. China walau data formal rasio utang sebesar 30% namun sesungguhnya utang mencapai rasio 80%  dari PDB. 

Sebagaimana bisnis virtual, yang terus menarik dana dari pasar untuk ekpansi dengan jaminan asset vitual, tidak pernah dipertanyakan berapa asset realnya. Investor menanamkan uangnya sebab value, bukan asset dibalik saham itu yang nilainya tak lebih 2% dari markap. Negara modern juga membangun dengan visi virtual untuk menarik dana dari pasar. Dan membayarnya dari value negara dengan tingginya konsumsi dan investasi disektor produksi. Karena itu barang dan jasa berputar kerumah tangga dan uang mengalir kembali kepasar untuk memastikan sistem bekerja dari pasar untuk pasar. 

Jadi apa bergotong-royong yang harus anda ketahui dari sistem dunia sekarang?  Orang tidak lagi melihat seberapa besar harta ditangan anda. Tidak melihat seberapa besar utang anda. Orang melihat sejauh mana likuiditas itu terjamin. Selagi likuiditas terus terjamin maka  produksi dan utang akan terus berdampingan untuk saling ketergantungan. Karena itulah mesin produksi bekerja efektif untuk memastikan uang terus diperlukan.  Cobalah, bayangkan andaikan tidak ada barang dan jasa, apakah ada arti uang ditangan anda? tentu tidak. 

AS tidak pernah membayar utang dari kelebihan penerimaan. Eropa, Jepang dan juga China tidak. Boeing dan Microsoft juga tidak membayar utang dari laba. Mereka membayar utang dari value yang nilainya berlipat dari utang yang ada. Dan itu berkat likuiditas yang terjaga. Kaprikornus apa yang bisa anda simpulkan dari ini semua?  Pada hasilnya bukan apa yang anda miliki tetapi apa yang bisa anda beri. Bukan apa yang anda pelajari tetapi apa yang anda ajarkan ke orang lain. Bukan apa pengetahuan yang ada ketahui tetapi apa bisa anda sharing ke orang lain. Di masa depan tidak ada yang niscaya kecuali kematian. Dan tidak ada orang mati membawa saham dan harta, apalagi uang. Yang dibawanya yaitu kebaikan yang ia semai semasa hidup. Kata kunci menjamin likuiditas adala trust dan reputasi. Itulah akhlak. 

Sumber https://culas.blogspot.com/

Sumber Daya Keuangan.



Anda boleh saja sanggup warisan dari keluarga dengan harta banyak. Tetapi kalau anda tidak punya sumber daya keuangan maka harta itu hanya problem waktu akan habis dijual untuk konsumsi. Sebaliknya walau anda terlahir tanpa harta namun anda sanggup berkembang lantaran anda punya sumber daya keuangan. Kalau dulu sumber daya keuangan itu hanya dua yaitu satu dari keluarga atau teman, kedua dari Bank. Hanya itu. Keluarga atau sahabat disebut dengan sumbedaya keuangan yang berbasis cinta. Sementara sumber dari bank berbasih collateral. Dalam hal negara, dulu  sebelum tahun 2000 sumber daya keuangan negara berasal dari pajak , bagi hasil dan utang. Utang ini berasal dari negara lain atau G2G yang bersifat politik. Ada juga kuridor multilateral menyerupai CGI atau IMF atau World bank.

Setelah tahun 2000 kita membuka diri dalam sistem pengelolaan keuangan negara. Format APBN tidak lagi menyerupai buku Toko atau nerara T ( debit kredit yang seimbang ) tetapi di ubah menjadi vertikal atau I . Ini standard Government Finance Statistic.  Dengan standar ini maka APBN kita sudah menyerupai neraca perusahaan. Utang tidak lagi dianggap sebagai pendapatan atau penerimaan. Utang ditempatkan sebagai financial resource atau sumber daya keuangan.  Nah yang namanya sumber daya keuangan maka itu selalu bekerjasama dengan standar rasio kelayakan dihadapan investor atau kreditur. Tahun 2000-2003 Gus DUR dan kemudian Megawati tidak bisa  lagi menarik hutang menyerupai kurun Soeharto. Sumber daya keuangan kering. Makanya terpaksa menjual asset lewat BPPN atau pelepasan asset BUMN.

Era SBY pada periode pertama, Indonesia menata sistem keuangan negara yang bertumpu pada pajak dan utang sebagai sumber daya keuangan. Sampai dengan periode kedua SBY, sumber daya keuangan kita melimpah. Karena faktor eksternal dimana harga 10 komoditas utama Indonesia naik dipasar dunia. Sehingga neraca kita positip yang memudahkan pemerintah meng saluran sumber daya keuangan. Setelah krisis 2008 terjadi banjir likuiditas di pasar uang global lantaran AS mengeluarkan kebijakan QE.  Ini dimanfaatkan dengan baik oleh SBY untuk menarik utang melalui pasar uang global. Namun utang itu sebagian besar tidak dipakai untuk sektor produksi tetapi lebih kepada penguatan konsumsi domestik lewat subsidi.

Tahun 2013 AS mulai menarik supply uang di pasar melalui kebijakan tapering off yang sehingga suku bunga the fed mulai di naikan. Akibatnya tahun 2014 pasar uang global kekurangan likuiditas lantaran kebijakan tapering off semakin kencang. Ketika Jokowi masuk Istana tahun 2014, posisi APBN kita dalam kondisi defisit primer atau pendapatan negara tidak cukup lagi untuk menutup belanja negara di luar pembayaran cicilan utang dan bunga. 10 komoditas utama Indonesia harganya jatuh dipasar dunia. Dalam kondisi ini mustahil Jokowi sanggup menarik utang dipasar dengan mudah.  Kalaupun ada , tentu suku bunga tinggi. Lantas apa solusi Jokowi? Pertama, restruktur APBN biar sehat dan kredibel. Kedua, membuat hukum biar Dana pihak ketiga ( DPK ) dari institusi menyerupai dana pensiun sanggup diperluas penempatannya atau portfolionya. 

Restruktur APBN itu tidak mudah. Karena ini berkaitan visi, orientasi dan standar kepatuhan sesuai dengan design dari taktik pembangunan yang ditetapkan oleh Jokowi. Semua bisnis non tradeable tidak lagi mendapatkan insentif dan fasilitas. Mengapa ? biar sektor real dalam tumbuh tanpa distorsi dengan pasar. Kalau sektor real tumbuh, pajak juga akan meningkat. Orientasi APBN diarahkan untuk sektor produksi dengan penyediaan infrastruktur ekonomi. Mengapa ? biar dunia perjuangan bisa efisien. Bila dunia perjuangan efisien maka daya saing akan tinggi, tentu akan mendorong orang untuk ber-investasi. Terakhir ialah mereformasi UU pajak biar peluang meningkatkan tax ratio lebih gampang dicapai.  Dengan kebijakan itu, maka pasar melihat bahwa Jokowi serius mengelola keuangan negara secara modern dan transparans.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan peningkatan dana investasi asuransi dan dana pensiun pada instrumen obligasi. Lembaga jasa keuangan non-bank diwajibkan Peraturan OJK No.1/POJK.05/2016 untuk meng-investasikan sekitar 20-30 persen dana mereka di surat utang negara, baik obligasi konvensional ataupun obligasi syariah (sukuk) yang diterbitkan pemerintah. Perusahaan asuransi jiwa diharuskan menempatkan dana pada Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 30 persen dari keseluruhan nilai investasi. Sementara itu, perusahaan asuransi umum dan reasuransi, minimal 20 persen. Adapun Dana Pensiun diwajibkan sedikitnya 30 persen di SBN. Menurut data, porsi kepemilikan obligasi oleh perusahaan asuransi meningkat menjadi 12,36 persen pada tanggal 18 April 2016 dari sebelumnya hanya 11,74 persen pada tamat tahun lalu. Kepemilikan obligasi oleh Dana Pensiun juga mengalami kenaikan pada periode yang sama menjadi 3,55 persen dari sebelumnya 3,41 persen. Selain kedua forum tersebut, porsi kepemilikan obligasi dari perusahaan pengelola reksa dana juga mengalami kenaikan, menjadi 4,49 persen dari sebelumnya 4,21 persen.

Apa akhirnya ? 

Pertama, naiknya peringkat kredit Indonesia ke kategori layak investasi (investment grade). Tidak sanggup dipungkiri, kenaikan peringkat kredit ini sangat kuat terhadap arus masuk dana gila ke dalam negeri. Hal ini tercermin dari peningkatan volume dana masuk ke pasar obligasi mulai pertengahan tahun 2015, dibandingkan periode sebelum Indonesia mendapatkan peringkat itu. Tidak tanggung-tanggung, lebih dari tiga forum pemeringkat dunia telah menawarkan stempel 'layak investasi' dengan outlook 'stabil' terhadap Indonesia. Bahkan, Moody's dan Fitch Ratings memberikan peringkat 'layak investasi' pada waktu hampir bersamaan. Hanya Standard & Poor's (S&P) yang masih mempertahankan peringkat Indonesia pada level BB+ atau outlook positif.

kedua, turunnya risiko investasi di pasar obligasi Indonesia. Kondisi ini tercermin dari turunnya nilai Credit Default Swap (CDS) Indonesia. CDS merupakan kontrak swap di mana pembeli melaksanakan pembayaran ke penjual sementara pembeli mendapatkan hak untuk memperoleh pembayaran bila kredit mengalami default atau kejadian lain yang tercantum dalam credit event, contohnya kebangkrutan atau restrukturisasi. Dengan kata lain, CDS ialah sejenis pertolongan atas risiko kredit. Nilai CDS 5 dan 10 tahun pada tiga bulan terakhir mengalami penurunan. Penurunan ini sanggup disebabkan beberapa faktor, menyerupai membaiknya kondisi ekonomi. Ini termasuk menyempitnya defisit transaksi berjalan Indonesia, rendahnya inflasi tahunan, serta pertumbuhan ekonomi yang masih terjada di level 5 persen. Selain itu, CDS Indonesia baik yang periode 5 ataupun 10 tahun dikala ini bergerak relatif stabil kalau dibandingkan periode tahun 2008 dan 2011. Pada kedua tahun itu, CDS Indonesia bergerak dengan volatilitas yang sangat tinggi, lantaran bekerjasama dengan ekspektasi akan kemampuan Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi.

Ketiga, yield obligasi yang ditawarkan lebih menarik dibandingkan negara sejenis. Yield yang ditawarkan obligasi Indonesia masih menarik dibandingkan negara-negara 'fragile five' Artikel Babo, kecuali China. Berdasarkan data, yield obligasi Indonesia mengalami penurunan paling kencang yang kemudian disusul oleh Afrika Selatan. Hal ini memperlihatkan bahwa investasi surat utang di Indonesia jauh lebih menjanjikan dibandingkan tiga negara Artikel Babo, yakni Afrika Selatan, India, dan Brasil. Ketiga hal di atas memicu berbondong-bondongnya investor gila masuk ke instrumen utang Indonesia. Maka financial resource pun terbentuk. Dengan adanya financial resource maka Indonesa bisa terus menghadapi tekanan eksternal dalam bentuk apapun. Mengapa ? Walau AS dan China bertarung. Walau AS semakin gila dalam kebijakan moneternya. Tidak akan menggantikan posisi  money is the king dan uang selalu tiba ketempat yang nyaman. Selagi financial resource atau sumber daya keuangan tersedia maka money follow program. Tidak ada yang perlu dikawatirkan. Yang penting teruslah bekerja keras untuk sekarang  dan besok.

Mengapa Jokowi dalam waktu tiga tahun sanggup menimbulkan APBN kredibel dan sehat? Padahal Jokowi  memulai dalam keadan APBN defisit, dan situasi politik yang tidak 100% mendukungnya di DPR. Sementara kurun SBY 10 tahun walau ekonomi sempat booming namun APBN tidak kredibel. Karena Jokowi menjaga konsistensi namun tetap bersikap sederhana terhadap semua pihak.  Dari kesederhaan perilaku dan perbuatannya , tidak sulit baginya untuk mengarahkan idea dan hal yang konstruktif kepada bawahannya biar emosi tetap terjadi secara positip, mengundang orang untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata wacana apa yang mungkin , membuat sebuah ilham kolektif. Semua itu tercermin dari caranya berpikir ( way of thinking ) , mencicipi ( feeling ) dan kemampuannya memfungsikan semua potensi positip ( functioning ) , sebuah cara hidup ( the way of life ) dan cara menjadi ( way of being ) yang transformative. Hal tersebut melebur dalam hati dan jiwa seiring keteladannya untuk negeri yang beliau cintai.


Sumber https://culas.blogspot.com/

Memahami Apbn.


APBN itu ialah produk dewan perwakilan rakyat bersama sama dengan pemerintah dan merupakan representasi kehendak rakyat. Makara APBN Itu ya milik rakyat. Seyogianya kita sebagai rakyat harus pahami bagaimana APBN itu disusun. Apakah disusun ibarat pedagang kelontongan?. Hanya melihat sisi penerimaan dan pengeluaran? tidak. APBN itu merukan planning anggaran Pendapatan dan Belanja negara. Yang namanya planning harus didasarkan pada tiga hal: Pertama, tujuannya apa ? Era Jokowi tujuannya ialah untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan ekonomi, mengurangi pengangguran. Gimana caranya? ya melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kedua, gimana strateginya ? membuat efisiensi anggaran semoga lebih efektif dengan kebijakan pro pertumbuhan produksi. Ketiga, arah nya atau orientasinya apa? ya produksi melalui kegiatan ekspansi.

Dengan dasar arah, taktik dan orientasi itulah perencanaan disusun. Tentu menyusunnya tidak semaunya. Artinya tidak sanggup eksklusif sediakan anggaran  untuk orang miskin semoga tidak ada lagi orang miskin. Atau sediakan anggaran sekian untuk subsidi semoga harga murah. Tidak sanggup begitu.  Itu pedagang kelontongan namanya. APBN itu dibentuk menurut data yang berkesinambungan. Contoh APBN 2016 dibentuk menurut data 2015. Kan engga sanggup eksklusif pengeluaran dikurangi begitu saja atau penerimaan dinaikan begitu saja tanpa perhitungan dan standar kepatuhan aturan yang ada. Kalau ingin ditingkatkan penerimaan maka harus ada kebijakan yang menyertai dan ini harus melalui UU bila tidak ada UU nya. Kalau sudah ada UU nya namun belum ada Peraturannya maka harus dibentuk aturannya. Makara engga gampang kan.

Di perusahaan maupun negara bahkan rumah tangga, perencanan dibentuk pada pada dasarnya bagaimana sanggup menjamin cash flow. Urat nadi tubuh itu ialah darah. Cash flow ialah darah. Kalau darah berhenti mengalir maka kita niscaya mati. Makanya APBN Itu bekerjasama bersahabat dengan cash flow.  Tidak sanggup seenaknya menambah utang demi aktivitas populis. Karena disamping akan membebani cash flow berupa angsuran dan bunga dimasa depan juga belum tentu ada investor atau lender mau kasih utang bila perencanaan utang tidak tepat. Utang itu ialah alternatif terakhir bila semua solusi menutupi desifit sudah dilakukan ibarat mengurangi belanja rutin. Mengapa ? UU mensyaratkan maksimum defisit ialah 3% dari PDB. Cukup engga cukup ya itu harus dipatuhi.

Sekarang bagaimana susunan APBN itu ? Dulu dikala Orla dan Orba Dari tahun 1970 hingga tahun 2000, kita mengenal APBN dengan format T Account. Rakyat tidak perlu tahu banyak soal APBN. Ini urusan Negara. Yang penting negara punya resource berupa SDA untuk menjadi undertaker kebutuhan social Rakyat. Kebutuhan pangan, papan, dan sandang ialah tanggung jawab negara dan alasannya ialah itu pemimpin dipilih. Tahun 2000 format itu dirubah menjadi I account. Ini standard Government Finance Statistic. Ia sudah menjadi standard dunia , yang sanggup di ukur dan dianalisa oleh siapapun. Makara lebih transfarance.

Jadi semenjak APBN mengikuti format I Account maka beliau sudah berkembang menjadi ibarat Neraca Perusahaan yang gampang dibaca oleh publik. Pemerintah tidak sanggup lagi sesukanya memilih pos APBN. Ada tiga pos APBN. Pertama ialah Penerimaan negara. Sumber penerimaan adalah  pajak, Pendapatan Bukan Pajak, hibah. Kedua ialah pos belanja negara. Pada Pos ini terdapat pos belanja ibarat anggaran Kementrian dan dana transfer ke kawasan dan  termasuk bayar utang dan bunga. Kalau selisih penerimaan negara lebih kecil dari belanja negara maka disebut defisit. Kalau penerimaan negara di kurangi belanja negara tidak termask bayar utang dan bunga alhasil defisit maka disebut defisit primer. Kondisi defisit atau surplus inilah dasar negara mengelola cash flow. Bagaimana caranya ?

Perhatikan, penerimaan hutang tidak masuk dalam pos penerimaan negara dan tidak masuk dalam pos belanja negara. Tapi masuk dalam pos Pembiayaan anggaran. Ini pos anggaran ketiga dalam APBN. Didalam pos ini , solusi negara mengatasi difisit anggaran akan nampak transparan. Seperti penjualan obligasi/SBN, righ issue saham BUMN, pinjaman proyek, penjadwalan hutang atas cicilan hutang dan bunga. Semakin besar difisit semakin besar pos pembiayaan anggaran. Nah alasannya ialah ini bekerjasama dengan kreditu atau investor maka performan anggaran negara harus layak. Yang diperhatikan oleh investor/kreditur ialah sisi penerimaan negara. GImana pemerintah sanggup mendongkrak pajak? Maklum 90% sumber penerimaan negara ialah pajak. 

Karenanya posisi dunia perjuangan ( Swasta/BUMN) sangat penting untuk menjadi sumber penerimaan negara. Artinya benar benar kekuatan negara didapat dari service fee atas legitimate yang diberikan kepada dunia perjuangan untuk mendapat keuntungan sebesar mungkin di bumi pertiwi ini. Investor atau kreditur akan melihat kebijakan negara dalam soal bisnis. Makanya indikator Easy doing of Business dan logistic index sangat diperhatikan. Dan ini tercermin dalam paket deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah. Termasuk indikator CPI ( corruption perception index) diperhatikan semoga memastikan utang tidak dikorup. Real Effective Exchange Rate (REER) juga diperhatikan untuk mengetahui orientasi kebijakan kurs mata uang benar  benar mendukung produksi.

Atas dasar pertimbangan data indek yang ada tersebutlah maka investor atau kreditur mau membeli surat utang negara dalam rangka menutupi defisit anggaran. Kalau indikator tersebut semua negatif maka mustahil surat utang dibeli oleh investor atau kreditur. Mana anda investor bego. Apalagi utang itu ialah utang fiskal , yang terperinci bukan utang negara dalam bentuk sovereign guarantee. Utang itu dijamin oleh proyek itu sendiri yang sumber pembayarannya dari penerimaan negara. Semakin tinggi utang semakin besar penambahan asset negara. Karena utang tidak digunakan untuk konsumsi ibarat subsidi BBM masa SBY.

Dengan demikian utang bukanlah hal yang dikawatirkan. Tetapi suatu bukti bahwa kepercayaan luar kepada pemerintah tinggi. Rating surat utang kita oleh tiga forum international pemeringkat imbas berkatagori investment grade.  Kepercayaan ini bukan alasannya ialah politik ibarat Turki sanggup santunan dari Qatar atau China tetapi business as usual. Kalau engga feasible ya engga sanggup duit. Kalau pemerintah tidak profesional dan reputable, ya mana mungkin SBN laris dipasar.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Jujurlah Secara Intelek


Anakku, saya tidak akan memuji situkang kayu itu yang kini jadi Presiden. Karena ia tidak butuh kebanggaan atas segala yang ia lakukan. Baginya itu semua ialah amanah UU yang ia harus laksanakan. Aku hanya ingin mengingatkan kau semoga kau jadi orang cendekia yang intelek. Ketahuilah sayang, ketika Jokowi awal berkuasa, koefisien Gini terus meningkat dari 30 poin pada tahun 2000 menjadi 41 pada tahun 2014, yang merupakan rekor tertinggi. Koefisien Gini Indonesia ketika itu sama menyerupai Uganda dan Pantai Gading, serta lebih jelek dari India. Sementara mengacu data Credit Suisse, 1 persen orang terkaya di Indonesia menghimpun separuh total aset negara ini.

Anakku, kau tahu sayang, petani yang merupakan lebih banyak didominasi rakyat indonesia semakin terpuruk selama 10 tahun SBY berkuasa. Dengan ditandai nilai tukar petani turun 0,92. Janji akan membagikan tanah kepada petani 9 juta hektar hanya ada dalam planning tanpa direalisasikan. Pembakaran hutan terus terjadi untuk kebun besar juragan kaya. Oh di Era SBY harga sembilan materi pokok terjamin. Tetapi tahukah kamu, lantaran itu negara kehilangan uang Rp 3000 triliun untuk subsidi BBM. Dan lantaran itu semua planning jago SBY dalam pembangunan hanya menghasilkan tumpukan kertas saja.

Sementara ketika Jokowi berkuasa, kas kosong. SBY mewariskan utang kepada Jokowi, diperkirakan setiap hari Indonesia harus bayar bunga utang sebesar Rp. 300 miliar atau setiap jamnya sebesar Rp. 13 miliar, atau setiap detik jantung berdetak negara harus bayar bunga sebesar Rp. 220 juta. Ini tidak termasuk cicilan yang harus dibayar. Sementara kemampuan membayar pada tahun 2014 tida ada lagi. Anggran minus sehabis di potong belanja. Di samping itu angka pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) mencapai 1,49 % per tahun. Setiap tahunnya penduduk Indonesia bertambah 4 hingga 5 juta jiwa. Itu berarti setiap hari lahir 10.000 bayi atau setiap detik jantung berdetak lahir 7 bayi Indonesia.

Jokowi sadar bahwa keadaan ini bagaikan bomb waktu yang bila tidak segera diselesaikan bisa berdampak kepada chaos sosial. lantaran sangat gampang di provokasi oleh petualang politik untuk merebut kekuasaan. Tetapi apakah Jokowi pernah menyalahkan pemerintah SBY ketika kalian berkeluh kesah atas karya nyatanya. Padahal SBY berkuasa di back up oleh partai Islam menyerupai PKS, PKB, PPP, PAN. Kemana saja mereka itu. Mengapa kalian tidak bertanya kepada partai islam itu? Dan kini sebagian partai islam memprovokasi kalian bahwa mereka pembela orang miskin. Apakah mereka lupa bahwa suka tidak suka mereka ikut bertanggung jawab menjadikan rasio GINI melebar.

Sebetulnya Jokowi bisa saja mendapatkan APBN 2014 tanpa harus di koreksi. Artinya jalankan saja kebijakan yang ada. Toh kekuasaan di Indonesia bukan hanya bergantung kepada seorang presiden tetapi juga legisltatif dan Yudikatif. Dan lagi Jokowi bukanlah elite partai yang tidak harus menanggung resiko politik atas kegagalannya dalam memimpin negara. Apalagi ia terpilih secara pribadi oleh rakyat. Tentu sebaiknya ia teruskan saja aktivitas populis SBY dengan memperlihatkan subsidi BBM semoga harga materi pokok stabil dan tetap mempertahankan anggaran yang berat di ongkos semoga uang terus mengalir untuk memicu konsumsi domestik. Tetapi Jokowi mengambil resiko dengan mengubah APBN. Mengapa ? semoga ledakan penduduk dan beban utang bisa diatasi segera mungkin sebelum semua sudah terlambat menyerupai venezuela.

Memang bila hingga kini masih terasa efek yang tidak menciptakan kita nyaman atas kebijakan Jokowi, itu disebabkan efek obat penyembuhan ekonomi yang sedang berlangsung, yang tak mungkin kesalahan puluhan tahun sanggup disembuhkan dalam waktu 5 tahun Jokowi berkuasa. Tetapi proses penyebuhan itu telah terjadi. KIta tidak hingga jadi negara gagal menyerupai Venezuela. Index ekonomi tadinya di Era SBY merah kini sudah positip semua. Investasi terus mengalir semoga negara sanggup membayar hutang kesalahan masalalu, dan mendapatkan pajak untuk mengongkosi subsidi pendidikan semoga kau nyaman kuliah dan bila tamat bisa bekerja tanpa harus jadi beban sosial negara.

Tahukah, Nak, Jokowi sangat mengasihi rakyatnya terutama mereka yang miskin namun negara tidak punya uang tanpa ada orang kaya menyebarkan lewat pajak. Memanjakan orang kaya itu nak, semoga orang miskin bisa di urus. Bijaklah. Kamu tidak perlu berterimakasih kepada Jokowi bila tidak mau. Tetapi berterimakasihlah kepada para insinyur. Mereka adala abang kamu. Mereka bekerja siang malam menembus belantara hutan Papua semoga saudara kita di Papua mendapatkan keadilan. Yang bekerja keras membangun jalan toll di sumatera semoga keadilan ekonomi dirasakan pula oleh orang sumatera. Negara ini jago lantaran rakyatnya jago dan pemimpin bukan hanya bisa beretorika dan buat rencana, tapi karya nyata. Jangan hingga kelak kau jadi kaum cendekia tapi engga intelek. Jangan ya sayang

Sumber : Jalan Sepi.
Order : WA 081212199662
atau 089686872425



Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/