Showing posts sorted by date for query biaya-untuk-perdagangan-saham. Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query biaya-untuk-perdagangan-saham. Sort by relevance Show all posts

Belajar Dari Krisis Negara Lain


Turki, Argentina dan Pakistan.

Sejak kejatuhan Lehman 2008, krisis moneter global berdentang di jantung kapitalis. Ini glombang tsunami yang gres hingga dinegara berkembang lima tahun kemudian , yaitu tepatnya tahun 2013. Indonesia, Turki, Argentina, merupakan anggota emerging market masuk dalam putaran gelombang tsunami itu. Dimana terjadi eksodus dana jangka pendek bermata uang dollar AS dari negara emerging market ke Amrik. Tentu itu dipicu oleh aturan undangan dan penawaran. Dimana AS menaikan suku bunga yang otomatis investor memindahkan dananya kembali ke AS. Kaprikornus ini motif profit taking yang alamiah. Saya akan membahas kejatuhan Turki, Argentina, Pakistan. Ketiga negara ini sudah masuk kelubang krisis. Sementara untuk Thailand, Philipina dan Malaysia sedang berjuang keluar dari krisisis. Akan saya bahas pada postingan ke 2. Mengenai Indonesia akan aya bahas disetiap tamat tulisan.
.
Jebakan hutang 
Ketika likuiditas Dollar melimpah masuk ke Turki, Argentina, Pakistan, mereka memanfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk memacu pertumbuhan ekonominya. Memang berhasil meningkatkan pertumbuhan ekpnomi diatas 7%, Sektor perjuangan berkembang pesat. Namun ada kesalahan yang prinsipil dari adanya likuiditas yang melimpah itu. Apa ? Likuiditas itu tidak didapat dari kelebihan atau surplus tabungan pemerintah. Tetapi diambil dari utang. Nah cara narik utang inilah biang duduk kasus dikemudian hari. Gimana caranya ? Turki dan Argentina , Pakisan berbeda cara narik utangnya. Mari kita lihat style masing masing negara.

Turki.
Rasio utang pemerintah terhadap Pendapatan domestik Bruto tahun 2018 hanya 28%. Kaprikornus tidak jauh dari Indonesia. Pertumbuhan ekonomi 7%. Tetapi kenapa mata uang Turki jatuh ? Walau utang pemerintah relatif aman. Tetapi pemerintah juga menyampaikan kelonggaran kepada perbankan sebagai guarantor utang luar negeri. Mengapa ? biar suku bunga bisa dikendalikan pemerintah menjadi rendah. Tentu tujuannya biar swasta efisien. Tetapi lantaran utang itu sebagian besar berjangka pendek maka ketika terjadi arus balik dollar ke Amrik, swasta tidak bisa membayar lantaran proyeknya belum menghasilkan keuntungan untuk mengembalikan investasi. Otomatis , Perbankan sebagai guarantor harus membayarnya. Kalau perbankan tidak bisa membayar maka pemerintah harus bailout. Sementara kas pemerntah tidak cukup uang untuk membayar.

Argentina. 
Rasio utang Argentina terhadap PDB sebesar 60%. Ini sudah lampu merah. Yang jadi duduk kasus yaitu sebagian besar utang itu bermata uang ajaib terutama USD. Skema hutang Argentina yaitu pemerintah menarik utang kepada ajaib dan pada waktu bersamaan mensuplai uang ke perbankan untuk perluasan kredit dunia usaha. Ketika terjadi arus balik uang ke AS maka pemerintah tidak bisa membayar utang tersebut. Karena pertumbuhan ekonomi stuck akhir jatuhnya komoditas utama Argentina. Defisit perdagangan semakin melebar sehingga cadangan devisa ikut tergerus untuk menyediakan valas dalam rangka membayar utang luar negeri. Sampai kesannya , pemerintah tidak bisa lagi terus membayar. Terpaksa lempar handuk putih kepada IMF untuk dapatkan bantuan.

Pakistan
Rasio utang terhadap GDP sebesar 67%. Ini udah dalam posisi insolvent. Kasus Pakistan sama dengan Argentina,dimana pemerintah menarik utang yang sebagian besar dari China untuk membiayai APBN nya. Ketika utang jatuh tempo , mereka tidak bisa membayar. Karena banyak proyek BUMN yang dibangun belum menghasilkan laba. Padahal utang BUMN dijamin oleh pemerintah. Sumber penerimaan pajak drop lantaran dilanda imbas krisis global. Bagaimanapun pemerintah harus bailout utang tersebut.

Dampaknya terhadap Turki , Argentina dan Paskistan atas utang tersebut adala sama. Yaitu jatuhnya kurs mata uang. Ini bukan lagi fluktutasi tetapi sudah falling down. Maka apa yang terjadi ? para investor eksklusif menyesuaikan kurs mata uang mereka terhadap kemampuan mereka membayar utang. Artinya kalau uang lokal ditangan mereka sebesar 100 namun dollar hanya tersedia 60% maka nilai mata uangnya terjun sebesar 40%. Kaprikornus kejatuhan Turki, Argentian, Pakistan tak lebih yaitu jebakan utang. Belakangan turki sanggup dana bailout dari Qatar tetapi ini tidak solusi menyeluruh. Hanya jangka pendek. Pakistan sanggup solusi dari China lewat swap hutang dengan kontrak PPP berjangka waktu 100 tahun. Argentina sedang minta pertolongan IMF.

Apa yang terjadi terhadap Turki, Argentina dan Pakistan, tidak akan terjadi di Indonesia. Mengapa ? Indonesia melarang perbankan menyampaikan jaminan utang luar negeri kepada dunia usaha. Pemerintah tidak lagi menerapkan aturan bailout menyerupai tahun 1998 ketika terjadi krisimon. Kaprikornus kalau perbankan menilai proyek itu layak maka beliau harus memakai sumber dana pihak ketiga yang beliau pooling dari publik. Dana pihak ketiga ini bersifat likuiditas yang lancar sehingga sesuai dengan prinsip risk management yang diatur oleh Bank International for settlement. Bagaimana kalau hingga bank gagal bayar dana pihak ketiga? itu resiko ditanggung oleh LPS ( Lembaga Penjaminan Simpanan). Tidak ada lagi bailout negara.

Utang BUMN tidak dijamin sepenuhnya oleh Pemerintah. Maksimum yang dijamin hanya sebesar 6% dari PDB. 94% proyek BUMN merupakan proyek B2B dimana yang dijaminkan yaitu konsesi bisnis bukan asset BUMN. Itupun untuk proyek strategis nasional. Sementara Utang pemerintah 60% bermata uang rupiah. Rasio utang masih dibawah 30%. Itupun utang yang berkaitan dengan fiskal, bukan belanja. Artinya return nya terang dan terukur. Kaprikornus kalau terjadi arus balik dana keluar tidak berdampak significant terhadap lkuiditas valas. Makanya rating surat utang kita sangat baik dimata investor.

Utang dan Politik.
Mengapa Turki, Argentina dan Pakistan tidak bisa menerapkan kebijakan menyerupai Indonesia ? lantaran ini bekerjasama dengan Politik. Dengan sketsa utang menyerupai Turki, Argentina dan Pakistan, memungkinkan pemerintah menjadi undertaker utang secara nasional dan tentu pemerintah sangat powerfull mengontrol politik. Maklum politik kan pada kesannya bagi bagi kue. Utang yaitu financial resource. Kekuasaan menjadi magnit bagi para elite politik untuk menyembah dan loyal kepada penguasa. Oligarki politik melahirkan oligargi bisnis rente yang menyampaikan keuntungan kepada segelintir orang. Kaprikornus resiko utang tak lebih akhir resiko politik yang korup.

Di abad Jokowi, utang bekerjasama dengan oligarki politik untuk kepentingan oligarki bisnis, tidak ada lagi. Sudah di removed. Pemerintah hanya menyampaikan peluang investasi dan bisnis. Pembiayaannya sebagian besar (70%) diserahkan kepada dunia usaha. Kalau sumber pembiayaan itu berasal dari utang maka resiko dikembalikan kepada dunia perjuangan ( swasta nasional maupun ajaib ). Skema ni memang menuntut profesionalitas dunia perjuangan dan kesediaan menerapkan good governance. Kalau engga mana ada kreditur mau kasih uang. Apalagi tanpa jaminan pemerintah. Kaprikornus pengusaha yang andalkan susukan politik biar sanggup kredit bank, udah engga laris lagi. Akses uang ya reputasi bisnis, pure business.

Namun sketsa abad Jokowi ini memang tidak terkenal bagi politisi yang terbiasa menikmati rente bisnis dari oligarki politik. Makanya mereka yang tidak ingin Jokowi berkuasa lagi, yaitu mereka yang inginkan kekuasaan bisa menjadi pesta tanpa jeda lewat sketsa utang seraya menyampaikan secuil kepada rakyat lewat subsidi dan resiko diserahkan pada rakyat kini atau besok.

Thailand
Sebelum krisis moneter yang melanda ASIA ditahun 1998, pertumbuhan ekonomi Thailand mencapai rata rata diatas 7%, bahkan bisa mencapai 9,8%. Thailand mendapat kucuran dana dari AS, karenanya sebagian besar produk Thailand di ekspor ke AS. Ekonomi Thailand ketika itu sangat bergantung kepada Ekspor, yaitu 60% PDB. Kucuran dana pertolongan dari AS dan Jepang tersebut dipakai secara luas untuk membangun infrastruktur ekonomi. Agar ekonomi yang bertumpu kepada sektor pertanian sanggup efisien menjual ke luar negeri. Kaprikornus tampaknya Thailand by design memang di persiapkan dengan baik oleh AS untuk menjadi sumber pangan. Namun ekspor dari sektor pertanian ini tidak begitu besar volumenya dalam valas. Tdak sebesar ekspor MIGAS. Kaprikornus perluasan yang didanai utang itu kalah cepat dengan kemampuan membayar utang.

Mengapa ? Rasio utang terhadap PDB naik dari 100% menjadi 167% di empat negara ASEAN termasuk Indonesia. Pada tahun 1993–96, kemudian melonjak hingga 180% pada masa-masa terparah dalam krisis ini. Tahun 1997, Thailand tetapkan kurs mengambang terhadap Baht lantaran cadangan baht di bank central Thailand tidak tersedia cukup lagi untuk melayani undangan akan dollar. Sejak Baht dilepas dipasar, cepat sekali terjadi perubahan kurs. Bahkan bisa dikatakan terjun bebas. Efek kejatuhan baht ini berdampak sistemik terhadap ekonomi ASIA TIMUR.  Pasar uang global bereaksi keras terutama para pemain hedge fund memanfaatkan kerapuhan mata uang ASEAN ini untuk take advantage. Kurs pun berjatuhan. Krisis moneter melanda empat negara ASEAN dan Korea.

Hampir semua negara ASEAN yang kena krisis termasuk Korea lantaran kiprah negara yang begitu besar sebagai financial resource lewat berhutang. Hanya Thailand dan Korea lebih beruntung , bahwa utang itu sebagian besar memang dipakai untuk pembangunan innsfrastruktur. Kaprikornus secara mendasar ekonomi mereka masih bagus. Hanya struktur APBN nya yang tidak sehat dimana komponen hutang sangat besar dan rasio GINI melebar sebagai imbas dari politik kekuasaan yang bertumpu kepada utang. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Itu juga terjadi pada indonesia. Paska krisis, Thailand bisa melewatinya dengan baik dibawah kepemimpinan Thaksin Shinawatra yang naik sebagai PM tahun 2001.

Thaksin yaitu alumni Eastern Kentucky University AS,  S2 Criminal Justice dan Sam Houston State University (S3). Thaksin yang berlatar belakang sebagai pengusaha,tahu betul bagaimana melaksanakan reorientasi ekonomi Thailand. Dia focus bagaimana membuatkan kemampuan ekonomi domestik. Bagaimana caranya ?  Dalam upaya mengakhiri krisis mata uang tahun 1997, Thailand semenjak awal telah berupaya meningkatkan ekspornya. Pertumbuhan ekspor tahun 2002 Thailand tercatat sudah mengalami kenaikan sebesar 2,8%. Agar sektor UKM bisa menjadi penopang kekuatan domestik, Thailand membentuk BUMN nirlaba yang bertugas membeli produksi dalam negeri dan kemudian di distribusikan kepada retail tradisional dengan harga subsidi. Bank central Thailand menyampaikan jadwal kredit bagi UKM retail tradisional yang mau meningkatkan usahanya. Otomatis sektor tradisional kasar tumbuh pesat menjadi jaring pengaman paska krisis.

Thaksin juga tidak takut menciptakan defisit anggaran samakin melebar biar negara lebih besar kemampuan melaksanakan ekspansi. Anggaran defisit pemerintahan Thailand pada tahun 2002 sekitar 3,4%, sengaja ditingkatkan dari 0,8% pada tahun 2001. Tetapi kebijakan ekspansif sektor fiskal itu tidak untuk belanja konsumsi tetapi untuk barang modal (infrastruktur ) yang banyak menyerap angkatan kerja. Sehingga memungkinkan undangan domestik meningkat. Penganguran berkurang dan daya beli domestik meningkat. Selama 5 tahun atau periode pertama kekuasaan Thaksin, pendapatan rakyat meningkat, terutama petani dan UKM. Pada masa itu juga Thailand bisa membayar lunas utangnya sebesar 17 miliar USD ke IMF.

Tetapi model pembangunan Thaksin yang pro kepada rakyat dan sektor real ternyata tidak menciptakan elite politik happy. Thaksin merusak oligarki politik dalam bidang ekonomi. Thaksin juga membabat birokrasi yang dinilai menjadi penghambat kemajuan ekonomi dan bisnis. Pemerintahan Thaksin menganggarkan sedikitnya 10 miliar baht untuk membiayai jadwal reformasi birokrasi, dengan mengurangi 5 persen dari jumlah pegawai negeri yang mencapai 1,7 juta orang. Bisnis  non tradeble dipangkas. Dampaknya semakin mengecilnya rasio GINI. Namun tahun 2005 laju ekonomi Thailand kemudian melambat. Harga BBM yang naik meningkatkan inflasi dan suku bunga. Tahun 2006 ekonomi Thailand mencatat pertumbuhan sekitar 4,2% tidak jauh berbeda dengan 4,5% pada tahun 2005. 

Pertumbuhan ini yaitu yang paling lambat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Momentum ini dipakai oleh elite politik Thailand untuk menjatuhkan Thaksin. Apalagi kalau bukan issue ajaib yang dipakai oleh Elite politik menjatuhkan Thaksin.  Kebetulan dalam rangka meningkatkan ekonomi non utang lewat investasi ajaib secara langsung, Thaksin menciptakan kebijakan Asing boleh menguasai saham dari tadinya 25% menjadi 49%.  Sejak tahun 2005-2006, issue investasi ajaib terus digoreng oleh oposisi. Sehingga menimbulkan agresi demontrasi besar besaran dengan tuntutan biar Thaksin mundur. Pada tanggal 19 September 2006, Dewan Reformasi Demokrasi mengumumkan pengambil-alihan kekuasaan dari tangan PM Thaksin Shinawatra. Suksesnya menjatuhkan Thaksin lantaran pihak oposisi didukung oleh militer. Padahal ketika itu Thaksin gres saja unggul dalam pemilu periode kedua kekuasaannya.

Setelah Thaksin jatuh, maka ekonomi Thailand kembali kepada lebih besar porsi non trandeable nya. Rasio GINI melebar. Pertumbuhan ekonomi terus merosot yang berdampak semakin rendahnya kapasitas nasional menyediakan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan. Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi masih 5 % namun empat tahun kemudian atau tahun 2009 tinggal -0,7%. Tahun 2010 sempat naik sebesar 7,2% lantaran likuiditas murah dari the Fed. Tetapi tahun 2011 drop lagi menjadi 0,8%. Tahun 2012 naik lagi lantaran kebijakan QE AS yang mensuplai uang ke emerging market. Tahun 2013-2017 rata pertumbuhan hanya 3%. Itu lebih dipicu oleh sektor manufaktur yang berorientasi ekspor. Sementara konsumsi domestik stuck dan agak tertolong lantaran bisnis pariwista yang tumbuh autopilot.

Utang pemerintah terhadap PDB sebesar 41% (2017)  Kalau termasuk utang swasta tentu lebih besar lagi, bahkan mencapai 60% dari PDB. Bandingkan dengan  Indonesia yang penduduknya 4 kali thailand rasio utang hanya 30% dari PDB. Itu sebabnya sangat sulit bagi Thailand untuk bertahan terus dengan jebakan utang yang begitu besar sementara pertumbuhan ekonomi dibawah 3% setiap tahun. Golongan intelektual di kota Bangkok dan kaum pengusaha yang tadinya mendukung tindakan perebutan kekuasaan junta militer terhadap pemerintahan PM Thaksin tanggal 19 September 2006 mulai kecewa. Issue nasionalisme menjatuhkan Thaksin ternyata tidak menciptakan Thailand lebih hebat. Bahkan terpuruk. 

Ini pelajaran mahal bagi Indonesia. Pilihlah pemimpin yang lapang dada namun cerdas mengelola ekonomi ditengah arus globalisasi dan tahu menjaga kepentingan domestik. Dan itu saya lihat hanya pada Jokowi. Bukan retorika tetapi track record nya menandakan itu. Sekali kita salah menentukan pemimpin yang kemaruk harta maka anak cucu kita yang harus membayarnya dan kita ikut bertanggung jawab atas kemunduran ekonomi dan kegagalan mencapai keadilan sosial bagi semua.

Malaysia.
Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam, yaitu tiga negara yang memperoleh kemerdekaan dari Inggris secara damai. Tidak ada revolusi, tidak ada perubahan struktural birokrasi. Birokrasi pemerintahan berjalan dengan tertib, kondusif dan damai. Meskipun secara politik diliputi oleh suasana autokrasi yang ketat, ketiga negara berkembang dalam sistem birokrasi dan pengawasan yang terkendali. Selama 40 tahun tercapai tingkat kemakmuran rata rata yang demikian tinggi sehingga tidak pernah terjadi gejolak politik yang berarti. Pada 1961, empat tahun sesudah kemerdekaan, Perdana Menteri Malaysia Tunku Abdur Rahman membentuk Negara Persekutuan Malaysia, yang terdiri atas: Semenanjung Malaya, Sabah, Serawak dan Singapura. Empat tahun sesudah itu di bawah tekanan Presiden Sukarno, Singapura melepaskan diri dari Malaysia dan menjadi negara republik yang berdiri sendiri.

Malaysia yang kemudian hanya terdiri dari Malaysia Semenanjung plus Sabah dan Serawak, bersatu di bawah kepemimpinan Tunku Abdul Rahman yang segera sesudah pemisahan ini mendirikan Partai UMNO (United Malay National Organization) sebagai kendaraan politiknya. Tatkala Mahathir memimpin pemerintahan (1978- 2004) Pertumbuhan ekonomi tahunan mencapai tujuh persen, mudah telah melewati masa krisis moneter 1997, sementara banyak negara di Asia belum bisa pulih sepenuhnya. Infrastruktur transportasi, komunikasi darat, laut, udara telah selesai dibangun. Pusat tenaga listrik telah siap memasuki abad industrialisasi yang sudah diambang pintu. Income per capitarata-rata mencapai US$7.000 per tahun. Bahkan negara belahan Johor telah mencapai US$20.000, sama dengan beberapa negara Eropa. Tingkat pengangguran nol persen. Malaysia harus terpaksa mengimpor jutaan tenaga kerja ajaib dari banyak sekali negara Asia, termasuk Indonesia.

Pada 1980, Malaysia mengirim 500 ribu siswa tamat Sekolah Menengan Atas untuk melanjutkan pelajaran di banyak sekali universitas di Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan negara lain, sepenuhnya ditanggung negara. Tenaga lulusan luar negeri yang banyak itu kemudian menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi Malaysia. Putra Jaya The Cyber City yang menjadi semacam Silicon Valley-nya Malaysia telah selesai dibangun. Di daerah ini terdapat sentra aktivitas pemerintah serta sentra pengendalian komputer dan cyber space yang terbentang di segenap kota besar Malaysia. Perusahaan minyak Petronas, yang dulu dibantu Pertamina di abad mahathir telah menjadi perusahaan minyak raksasa yang membangun kilang minyak diberbagai tempat dan berinvestasi di 40 negara. Jauh mengungguli Pertamina yang makin terseok-seok.

Kini ? Menteri Keuangan Malaysia Lim Guang Eng dalam konferensi pers menjelaskan ketika ini total utang Malaysia tercatat 1.087 triliun ringgit pada 31 Desember 2017. Jumlah ini sama dengan 80,3% dari produk domestik bruto (PDB) Malaysia ( bandingkan dengan Indonesia hanya 30% dari PDB). Padahal pada abad awal Perdana Menteri Najib Rajak, utang hanya 685 miliar ringgit. Dan ketika terakhir Mahathir mundur kekuasaan , utang hanya 300 miliar ringgit. Hanya 13 tahun setela Mahathir undur diri dari kekuasaan, ekonomi Malaysia masuk jebakan utang. Pertumbuhan ekonomi dibawah 5%. Yang lebih rumit untuk diselesaikan yaitu utang tersebut sebagian besar untuk subsidi. Sementara ketergantungan ekonomi Malaysia terhadap MIGAS seperlimanya terhadap PDB. Ketika harga minyak, jatuh akan semakin sulit bagi Malaysia untuk recovery dari jebakan utang.

Walau Mahathir terpaksa tampil kembali ke panggung Politik lantaran panggilan moral menyelamatkan ekonomi Malaysia, namun keadaannya tidak mudah. Karena ongkos APBN sudah terlanjur besar. Najib selama kekuasaannya menina bobokan rakyat lewat pertumbuhan falsu dengan memacu konsumsi domestik tetapi itu didanai dari utang. Bagaimana solusi dari Mahathir ? beliau berjanji akan memberlakukan kembali subsidi materi bakar sebagai salah satu upaya menekan meningkatnya biaya hidup. Namun, kebijakan keuangan Mahathir ini bakal memperbesar defisit anggaran kalau tanpa kebijakan yang mengimbangi. Mahathir lebih mengutamakan menuntaskan jebakan utang kepada China sebesar USD 20 billion, Padahal proyek ini berkaitan dengan infrastruktur ekonomi. Namun keliatannya Mahathir perlu mendapat simpati kaum Melayu yang anti China.

Dulu tahun 1978 yaitu Mahathir muda. Tetapi keadaan kini udah berbeda. Mahathir tidak muda lagi. Anggaran sudah terlanjur membesar. Mental politik Mahathir tidak menyerupai waktu masih muda yang dikenal keras dan raja tega. Kini beliau malah larut dengan mental melankolis dan populis. Seharusnya mencar ilmu dari Jokowi bagaimana menyelamatkan ekonomi. Orientasi ekonomi harus dilakukan dan pada waktu bersamaan reformasi anggaran dilaksanakan walau lantaran itu akan dihujat rakyat dan tidak disukai elite politik. Malaysia kedepan sedang melalui trakdirnya lantaran salah menentukan pemimpin menyerupai seorang Najib. Harganya yang tidak murah yang harus dibayar oleh generasi kini.

Singapore
Saya pernah makan malam dengan administrator salah satu perusahaan sekuritas. Dia bercerita bahwa ada salah satu perusahaan di Singapore yang memiliki beberapa franchise masakan dan minuman menyampaikan untuk kerjasama. Padahal beberapa tahun kemudian beliau berusaha membujuk perusahan itu untuk masuk ke Indonesia untuk bermitra dengan clients nya tapi tidak tertarik. Tapi kini perusahaan itu sangat antusias untuk masuk ke Indonesia. Apa alasannya ? ekonomi singapore semakin suram dan daya beli semakin turun. Apalagi utang Singapore kini sudah diatas PDB nya atau sebesar 110% dari PDB. Secara akuntasi Singapore sudah insolvent. Pertumbuhan ekonomi melambat dibawah 3%.

Ekonom bisa saja menciptakan analisa data statistik dan menyimpulkannya atas dasar keilmuannya. Tapi pemegang merek franchise khususnya masakan dan minuman, tidak pernah salah menentukan data market. Mau tau kurs bersama-sama mata uang, liatlah harga minuman di Starbucks dan harga ayam di Mc Donald. Mengapa? Karena mereka mencatat dengan rapi real market setiap hari. Walau indikatornya kelas menengah namun sebetulnya itulah real indikator ekonomi. Yang mengggerakan ekonomi suatu negara ya kelas menengah. Kaprikornus kalau banyak perusahaan franchise masakan masuk ke Indonsia itu artinya indikator ekonomi Indonesia kuat.

Masalah singapore sebetulnya bukan saja lantaran semakin restriksinya china terhadap bisnis jasa yang di tawarkan singapore tapi juga lantaran kebijakan tax amnesty dari Indonesia yang tadinya di sikapi sebelah mata, tapi ternyata jadi bagaikan angin tornado. Beberapa teman mencicipi betapa sulitnya melaksanakan cross border transfer diatas USD 500,000 dari Singapore. Padahal dulu yang menciptakan Singapore menjadi sorga bagi orang kaya lantaran kebebasan transfer. Tapi dengan adanya restriksi ( masuk katagori suspicions transaction reports/ STR ) yang di picu oleh rasa kawatir berlebihan itu , menjadi bola salju, semakin membesar dan rumor beredar dimana mana bahwa cadangan devisa singapore tidak sebesarnya yang di beritakan.

Kini walau belum bisa di katakan rush tapi kecenderungan itu semakin terasa. Beberapa fund manager menyampaikan memang ada kekawatiran dari clients nya untuk pindahkan dana dari singapore. Ini pelajaran mahal dari Singapore. Seharusnya Singapore tetap tenang. Berapapun orang mau pindahkan uangnya tidak perlu di sikapi berlebihan. Kekuatan dan gambaran singapore sebagai financial center kelas dunia harus di pertahankan, dan salah satunya menjamin fasilitas pemindahan dana termasuk orang indonesia yang mau pindahkan uangnya ke Indonesia. Kini Singapore mengandalkan pendapatan dari jasa wisata yang bertumpu kepada Casino. Ya Macao kecil di ASEAN.


Ingat kata supir taksi di Singapore " Because God sent a great person to be president in Indonesia. Now Singapore leaders are aware that they are not smart enough..

Sumber https://culas.blogspot.com/

Perpres Tenaga Kerja Asing



Apa bedanya Tenaga Kerja Asing di Indonesia dengan Tenaga Kerja Indonesia yang ada diluar negeri ? Kalau TKA di Indonesia mereka ada sebagian besar lantaran pengusaha mereka melaksanakan investasi di Indonesia. Kaprikornus itu satu paket dengan uang mereka yang masuk ke Indonesia. Investasi itu juga punya dampak berganda terhadap perekenomian Indonesia. Sementara Tenaga Kerja Indonesia yang  ada diluar negeri lantaran undangan sendiri atau bagian  dari  bisnis pengerahan tenaga kerja asing. Kalaupun ada TKI di proyek perusahaan Indonesia yang ada diluar negeri namun jumlahnya relatif kecil sekali. Dengan perbedaan itu kita sanggup disimpulkan bahwa keberadaan TKA di Indonesia murni lantaran motive investasi. Kaprikornus tidak ada motive lantaran mereka nganggur atau kesulitan kerja di Negaranya. Sementara TKI kita lantaran kebutuhan hidup dan kesulitan dapatkan kerja di Indonesia.


Sebetulnya peningkatan arus TKA masuk ke Indonesia sudah berlangsung semenjak kurun SBY. Data memperlihatkan bahwa jumlah tenaga kerja absurd (TKA) di Indonesia mencapai puncak tertingginya pada 2011 sebanyak 77.307 pekerja. Maklum dikala itu sedang booming Business kerikil bara dimana pihak buyer mengirim orangnya untuk melaksanakan exploitasi. Dan juga bisnis minyak sedang hot sehingga banyak pekerja absurd masuk. Ledakan jumlah tenaga kerja absurd itu sebagian besar lantaran motive bisnis rente yang tidak berdampak kepada peningkatan investasi dan industri yang sanggup menampung angkatan kerja luas. Kemudian dikala harga Batu bara dan minyak jatuh dipasar dunia, jumlah tenaga kerja absurd kembali turun. Dan kembali meningkat di kurun Jokowi lantaran pembangunan infrastruktur ekonomi dengan metode B2B dan pembangunan daerah industri smelter sebagai jawaban UU Minerba yang memperlihatkan insentif bagi industri smelter. Namun yang mengkawatirkan yaitu ledakan TKA itu sangat luar biasa dan pemerintah dinilai lemah melaksanakan pengawasan. Sehingga banyak kasus TKA ilegal. Masalah itu bukan lantaran pemerintah sengaja tidak melaksanakan pengawasan tetapi lebih karana aturan yang dibentuk kurun SBY Perpres Nomor 72 tahun 2014 yang tidak memuat soal pengenaan hukuman dalam penggunaan kerja absurd di Indonesia.

Atas dasar itulah Jokowi menciptakan perubahan aturan TKA kurun SBY dalam bentuk Perpres Nomor 20 tahun 2018 berisi 10 belahan dan 39 pasal yang membahas mengenai TKA.   Perpres ini disikapi keras oleh kalangan oposisi baik dewan perwakilan rakyat maupun serikat pekerja. Saya melihat bergotong-royong tidak ada hal yang substansi dilanggar dari semangat Undang-Undang Nomor 13/2003 wacana Ketenagakerjaan. Mengapa ? Perpres hanya menyederhanakan proses izin Tenaga Kerja Asing tanpa negara kehilangan hak memilih aturan yang sesuai dengan UU No. 13/2003 atau tepatnya meselarahkan dengan UU yang lain biar tidak tumpang tindih. Dan ini sangat penting untuk memperlihatkan akomodasi investasi di Indonesia yang sangat diharapkan untuk menggerakan roda ekonomi nasional. Contoh Pasal 10 Perpres TKA yang berbunyi bahwa persetujuan Rencana Penggunaan TKA (RPTKA) tidak dibutuhkan bagi TKA pemegang saham, pegawai diplomatik, dan jenis pekerjaan yang dibutuhkan pemerintah. Mengapa ? lantaran keberadaan pemegang saham yaitu juga perusahaan yang sudah sanggup izin PMA. Begitupula dengan pegawai diplomatik. Bukankah itu sudah menyatu dengan keberadaan kiprah diplomatik yang diatur dalam kuridor international. Juga sama halnya dengan TKA yang ditunjuk pemerintah untuk keperluan khusus .Untuk itu semua kan tidak perlu mengikuti ketentuan Pasal 43 UU UU No. 13/2003 dimana pemberi kerja harus mendapat persetujuan RPTKA. 

Pasal 22 Perpres juga menyebut TKA sanggup memakai jenis visa tinggal sementara (vitas) sebagai izin bekerja untuk hal-hal yang bersifat mendadak atau tidak permanen. Contoh orang absurd tinggal di Indonesia untuk mempersiapkan planning bisnisnya bersama mitranya di Indonesia. Kan tidak sanggup sebentar. Butuh waktu setidaknya 2 tahun untuk merealisasikan rencananya itu. Kalau bisnis belum jalan kan tidak perlu ada izin kerja sebagaimana yang dimaksud UU. Secara aturan beliau berhak untuk beraktifitas di Indonesia. Toh yang mengeluarkan izin beliau tinggal yaitu juga negara ( Menteri Hukum dan HAM ). Namun untuk pekerjaan yang permanen misal beliau bekerja di PMA atau PMDN maka keberadaannya harus sesuai dengan RPTKA ( Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing ) yang disahkan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk.

Yang penting dalam Pepres dilema hak negara sebagaimana diatur dalam UU diatur dengan terperinci dan lebih focus kepada pemberi kerja. Bahwa PMA atau PMDN sebagai pemberi kerja harus mencantumkan alasan penggunaan; jabatan dan/atau kedudukan TKA dalam struktur organisasi perusahaan; jangka waktu penggunaan TKA; dan penunjukan tenaga kerja Indonesia sebagai pendamping TKA yang dipekerjakan. Kaprikornus apabila mereka mengajukan izin untuk pegawai asingnya tidak sesuai dengan RPTKA maka izinnya pasti ditolak. Atau penggunaan TKA tidak sesuai dengan RPTKA pasti akan kena sangsi aturan menyerupai misal tidak menyediakan tenaga kerja indonesia sebagai pedamping tenaga kerja absurd sebagai syarat trasfer tekhnologi dan knowhow.
Bahkan Perpres dengan terperinci melindungi kepentingan pekerja Indonesia dimana menyebutkan setiap pemberi kerja TKA, wajib mengutamakan penggunaan tenaga kerja Indonesia pada semua jenis jabatan yang tersedia. Dalam hal jabatan sebagaimana dimaksud belum sanggup diduduki oleh tenaga kerja Indonesia, jabatan tersebut sanggup diduduki oleh TKA. Namun tetap memperhatikan kondisi pasar tenaga kerja dalam negeri. Artinya gajinya tidak sanggup seenaknya sehingga berbeda sangat jauh dari pekerja Indonesia. Saya tidak mengerti mengapa oposan tidak melihat Perpres itu dengan jernis dan pikiran positip. Negeri ini berhadapan dengan persaingan keras dengan dunia luar dan kita harus menciptakan aturan yang adil bagi siapa saja biar Indonesia bermartabat dimata dunia. Kekuatan kita bukan ketakutan dengan menutup diri tetapi keberanian membuka diri dan bersaing lantaran itu. Selagi etos kerja kita baik maka tidak perlu kawatir dengan keberadaan tenaga kerja asing. Bagaimanapun kita pasti unggul lantaran upah kita hanya 20% dari upah pekerja China. Tetapi bila etos kerja rendah ya 20% dari upah china juga kemahalan..
Suka tidak suka Indonesia yaitu belahan dari globalisasi semua sektor kehidupan. Ini sudah berproses semenjak kurun Soeharto dikala kita meratifikasi APEC dan ASEAN. Di kurun reformasi kita juga meratifikasi China Asean Free Trade Area, Korean Asean Free Trade Area, Jepang Free Trade Area. ME ASEAN. Era Jokowi tidak sanggup janji yang telah dibentuk di kurun sebelumnya itu di bubarkan atau dibatalkan sepihak. Kalau hingga dibatalkan maka Indonesia akan kena sangsi ekonomi regional, dan ini akan berdampak jelek kepada perdagangan dan investasi nasional.  Percepatan pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja setiap tahun diatas 2% sangat beresiko  bila tanpa modal dan SDM hebat. Sudah takdir negeri ini tidak sanggup hanya mengandalkan SDA dan SDM yang ada tetapi juga butuh kemitraan dengan absurd baik modal maupun SDM.

Setiap negara di kurun kini sangat membutuhkan modal dan tenaga akhli untuk menggerakan perekonomian yang alhasil sanggup meningkatkan kesejahteraan rakyat. Juga tanpa SDM yang hebat mustahil percepatan pembangunan sanggup terjadi. Program pembangunan di kurun Jokowi membutuhkan itu. Apalagi pembangunan infrastruktur sebagian besar didanai oleh absurd melalui PPP yang punya standar kerja berkelas dunia. Sementara Indonesia sekian puluh tahun tidur dibidang industri dan insfrastruktur. Makanya keberadaan TKA dan Modal asing  yaitu keniscayaan. Di Australia, bila anda sebagai orang absurd tiba membawa uang USD 5 juta, akan ditawari sebagai warga negara! Bukan hanya dikasih izin kerja tetapi jadi warga negara. Namun Indonesia tidak se pragmatis itu. Tetap kepentingan nasional di jaga. Itu sebabnya Perpres tenaga kerja di keluarkan.


Yang terperinci keberadaan tenaga kerja absurd di Indonesia jumlahnya hanya 0,05 % dari total pekerja Indonesia. Keberadaan TKA itu lantaran faktor kebijakan investasi di Indonesia dengan orientasi kepada Efektifitas dan efisiensi. Kaprikornus kalaulah penggunaan tenaga kerja Indonesia itu efisien dan hasilnya efektif maka pastilah tenaga kerja Indonesia yang dipakai. Namun walau efisien tetapi tidak efektif lantaran etos kerja rendah maka investor tentu memakai tenaga kerja mereka sendiri walau mahal. Karena dalam investasi waktu yaitu hal yang sangat penting untuk unggul dalam persaingan dan penghematan capex. Hal ini harus disadari oleh kita semua sebagaimana prinsip Business as usual. Kita dihargai lantaran kita memang pantas dihargai. Lebih baik focus perbaiki etos kerja daripada sibuk nuntut keadilan atas keberadaan TKA

Apabila pihak oposisi menebarkan issue negatif soal keberadaan TKA dan Investasi absurd , sesungguhnya mereka sedang menggiring anutan yang sesat, yang selama ini diyakini oleh sebagian rakyat awam bahwa kita kaya SDA dan tidak butuh asing. Padahal apa yang mereka sampaikan tak lebih yaitu kegiatan utopia yang mustahil sanggup di realisasikan tanpa modal dan SDM asing. Belajar dari China yang tidak pernah menolak absurd masuk, lengkap dengan TKA asalkan itu berdampak kepada tertampungnya angkatan kerja di China. Karena TKA bukanlah buruk. Banyak hal sanggup dipelajari dari Asing untuk meningkatkan etos kerja rakyat China. Dari Investor AS, SDM china berguru bagaimana menjual dengan baik. Dari Investor Korea, china  berguru bersikap keras. Dari Jepang, CHina berguru teliti dalam memilih harga dan biaya. Dari Eropa, china berguru cara penemuan dan implementasi tekhnologi. Berlalunya waktu pekerja China sanggup bersaing dengan tenaga kerja absurd dan otomatis ekonomi domestik tumbuh pesat lantaran SDM sudah berstandar international. Itulah keuntungannya asing…


Sumber https://culas.blogspot.com/

Ifrs



pengertian IFRS
 IFRS (International Financial Accounting Standard)
Pengertian IFRS

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id)

Struktur IFRS

International Financial Reporting Standards mencakup:
* International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun 2001
* International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
* Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001
* Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum tahun 2001 (www.wikipedia.org)
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan (Chariri, 2009).
Konverjensi ke IFRS di Indonesia
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Republic of Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.

Dari data-data di atas kebutuhan Republic of Indonesia untuk turut serta melakukan plan konverjensi tampaknya sudah menjadi keharusan jika kita tidak ingin tertinggal. Sehingga, dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi di Republic of Indonesia oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tidak dapat terlepas dari perkembangan penyusunan standar akuntansi internasional yang dilakukan oleh International Accounting Standards Board (IASB). Standar akuntansi keuangan nasional saat ini sedang dalam proses secara bertahap menuju konverjensi secara penuh dengan International Financial Reporting Standards yang dikeluarkan oleh IASB.
Dan untuk hal-hal yang tidak diatur standar akuntansi internasional, DSAK akan terus mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk memenuhi kebutuhan nyata di Indonesia, terutama standar akuntansi keuangan untuk transaksi syariah, dengan semakin berkembangnya usaha berbasis syariah di tanah air. Landasan konseptual untuk akuntansi transaksi syariah telah disusun oleh DSAK dalam bentuk Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Hal ini diperlukan karena transaksi syariah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan transaksi usaha umumnya sehingga ada beberapa prinsip akuntansi umum yang tidak dapat diterapkan dan diperlukan suatu penambahan prinsip akuntansi yang dapat dijadikan landasan konseptual. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan untuk transaksi syariah akan dimulai dari nomor 101 sampai dengan 200. (SY)

Indonesia harus mengadopsi standar akuntansi internasional (International Accounting Standard/IAS) untuk memudahkan perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun demikian, untuk mengadopsi standar internasional itu bukan perkara mudah karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal. Membahas tentang IAS saat ini lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha harmonisasi standar akuntansi ini antara lain adalah IASC (International Accounting Standard Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD (Organization for Economic Cooperation as well as Development). Beberapa pihak yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional, organisasi perdagangan, serta IOSCO (International Organization of Securities Commissions)

Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor. Standard akuntansi internasional (IAS) adalah touchstone yang dapat digunakan perusahaan multinasional yang dapat menjembatani perbedaan-perbedaan antar Negara, dalam perdagangan multinasional.

IASC didirikan pada tahun 1973 dan beranggotakan anggota organisasi profesi akuntan dari sepuluh negara. Di tahun 1999, keanggotaan IASC terdiri dari 134 organisasi profesi akuntan dari 104 negara, termasuk Indonesia. Tujuan IASC adalah (1) merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara luas di seluruh dunia, serta (2) bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.

IASC memiliki kelompok konsultatif yang disebut IASC Consultative Group yang terdiri dari pihak-pihak yang mewakili para pengguna laporan keuangan, pembuat laporan keuangan, lembaga-lembaga pembuat standar, dan pengamat dari organisasi antar-pemerintah. Kelompok ini bertemu secara teratur untuk membicarakan kebijakan, prinsip dan hal-hal yang berkaitan dengan peranan IASC. IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.

Tujuan IFRS adalah :memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang :
1. transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan
2. menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS
3. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
Manfaat dari adanya suatu touchstone global:
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Stadart pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi lokal
2. investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
3. perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
4. gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan touchstone dapat disebarkan dalam mengembangkan touchstone global yang berkualitas tertinggi.
Hamonisasi telah berjalan cepat dan efektif, terlihat bahwa sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi touchstone pelaporan keuangan Internasional (IFRS). Banyak Negara yang telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar touchstone nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor institusional dan pengguna laporan keuangan lainnya. Usaha-usaha touchstone internasional ini dilakukan secara sukarela, saat touchstone internasional tidak berbeda dengan touchstone nasional, maka tidak akan ada masalah, yang menjadi masalah, apabila touchstone internasional berbeda dengan touchstone nasional. Bila hal ini terjadi, maka yang didahulukan adalah touchstone nasional (rujukan pertama).

Banyak pro dan kontra dalam penerapan touchstone internasional, namun seiring waktu, Standard internasional telah bergerak maju, dan menekan Negara-negara yang kontra. Contoh : komisi pasar modal AS, SEC tidak menerima IFRS sebagai dasar pelaporan keuangan yang diserahkan perusahaan-perusahaan yang mencatatkan saham pada bursa efek AS, namun SEC berada dalam tekanan yang makin meningkat untuk membuat pasar modal AS lebih dapat diakses oleh para pembuat laporan non-AS. SEC telah menyatakan dukungan atas tujuan IASB untuk mengembangkan touchstone akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan yang digunakan dalam penawaran lintas batas.
Kerangka kerja
Kerangka kerja gunan Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan menyampaikan prinsip-prinsip dasar IFRS. Kerangka kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan perangkuman. Proyek Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework project) bertujuan untuk memperbaharui dan merapikan konsep-konsep yang telah ada guna menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang telah timbul dalam dua dekade atau lebih sejak konsep pertama kali dibentuk.
Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna standar akuntansi di masa mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara internal dan diterima secara internasional. Karena hal tersebut, (dewan) IASB dan FASB Amerika Serikat melaksanakan proyek secara bersama.

Peranan Kerangka kerja
Deloitte menyatakan:
In the absence of a Standard or an Interpretation that specifically applies to a transaction, management must run its sentence inwards developing as well as applying an accounting policy that results inwards information that is relevant as well as reliable. In making that judgement, IAS 8.11 requires management to visit the definitions, recognition criteria, as well as measuring concepts for assets, liabilities, income, as well as expenses inwards the Framework. This elevation of the importance of the Framework was added inwards the 2003 revisions to IAS 8.
Objektif laporan keuangan
Sebuah laporan keuangan harus menggambarkan pandangan benar dan adil atas usaha sebuah organisasi. Oleh karena laporan-laporan ini digunakan oleh berbagai pihak, laporan tersebut harus menggambarkan pandangan sebenarnya akan keadaan keuangan sebuah organisasi.
Upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat International Accounting Standard Boards - IASB melakukan percepatan harmonisasi standar Akuntansi internasional khususnya International Financial Reporting Standards – IFRS yang dibuat oleh IASB dan Financial Accounting Standard Boards (Badan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika Serikat).
Tujuan IFRS
adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
RUANG LINGKUP STANDAR:
Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk pertamakalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian dengan IFRS. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan interim untuk periode pelaporan tertentu ) menyediakan titik awal yang memadai dan transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh periode disajikan.



Cintailah Saya (7)


Di Bangkok , Dono tinggal di Hotel Grand Millennium.  Itu alasannya yaitu sahabatnya dari US tiba ke Bangkok untuk bertemu membahas planning akuisis hotel. Jessica mendampingi Dono makan malam. Juga hadir kawan Dono dari Hong Kong, seorang wanita. Awalnya Jessica tidak begitu peduli alasannya yaitu pembicaraan lebih kepada persoalan business. Seperti aspek legal business yang akan di lakukan di Bangkok. Kemudian membicarakan soal business model yang tepat, siapa international chain yang layak di rangkul. Design dan lain lain. Beranjak soal financial model ihwal bagaimana merancang pembiayaan, Apakah melalui project funding atau project equity. Terakhir membahas mengenai project settlement sebagai dasar di lakukan financial closing.  Namun menjadi menarik pembicaraan ketika persoalan business usai di bahas. 
‘ Apa yang kau tahu mengenai jatuhnya harga minyak kini “ Kata Dono. 
“ Pada bulan September 2014, Sekretaris Negara AS John Kerry terbang ke Arab Saudi. Dia ada di sana untuk bertemu dengan Raja Abdullah, penguasa negara dan salah satu orang terkaya di dunia. Pertemuan itu bertujuan menyusun planning untuk menghancurkan musuh bersama mereka: Rusia dan Iran. Tapi untuk melaksanakan serangan, mereka tidak akan memakai jet tempur, tank dan pasukan darat. Mereka akan memakai senjata jauh lebih berpengaruh …” Kata sahabat Dono dengan tersenyum sambil meminum wine yang ada didepannya.
“ Apa itu “ 
“ Minyak.!” Katanya sabatnya dengan santai. “ Kamu tahu kan, minyak yaitu komoditas yang paling strategis dalam perdagangan dunia. Arab Saudi yaitu eksportir minyak terbesar di dunia. Memiliki kontrol atas harga. Mereka setuju untuk membanjiri pasar minyak. Tujuannya yaitu untuk menurunkan harga minyak. Tentu iniakan memukul telak  ekonomi Rusia dan Iran yang sangat bergantung pada penjualan minyak. Dengan demikian tidak sulit menjatuhkan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang di dukung Iran dan Rusia. Mereka ingin menghancurkan Iran alasannya yaitu alasan yang sama. Iran yaitu tentangan geopolitik sengit Saudi 'di wilayah tersebut.” Lanjut sahabat Dono.
“ Ya masuk logika juga. Strategi mereka memang berhasil.  Harga minyak telah anjlok lebih dari 70% semenjak pertemuan September tahun 2014. “ Kata Dono.
“ Ya. Ini di manfaatkan China dengan memperbesar stok minyak nasionalnya. Maklum china kan pembeli minyak nomor 2 di dunia sesudah AS. Padahal ketika itu ekonomi china sedang melemah. Daya beli China yang tinggi tidak menciptakan minyak naik tapi jusru jatuh terus.” Kata sahabat Dono.
“ Bagaimana dengan shale gas ? Dono ingin tahu reaksi Arab atas adanya industri minyak alternatif yang sendang tumbuh di Amerika Serikat.
“ Itu juga jadi target untuk di hancurkan dengan penurunan harga minyak."

“ Mengapa ?“
“ Cobalah bayangkan.  Pada 1990-an, AS mengimpor hampir 25% dari total produksi minyak Arab. Karena adanya shale gas, tinggal hanya 5% saja. Benar benar pukulan yang menyakitkan. Ini harus di perangi oleh Arab. Mereka pikir harga jatuh  cukup usang akan membangkrutkan industri shale gas. Karena Ongkos produksi shale gas lebih mahal dari minyak Saudi. Tentu ini akan melumpuhkan pesaing utama dan memungkinkan Saudi mendapat kembali pangsa pasar yang hilang. Tapi perang ekonomi tidak selalu berjalan sesuai rencana. Saya pikir Saudi menciptakan kesalahan kolosal …”
“ Oh senjata makan tuan “ Seru Dono.
“ Saya pikir Saudi telah keterlaluan. Berperang dengan emosi. Padahal APBN mereka sebagian besar bergantung dengan minyak. Makara penurunan harga tentu memukul ekonominya dan cadangan devisa bleeding. Selama lebih dari 30 tahun, Arab Saudi telah mematok mata uangnya pada 3,75 riyal per AS dolar. Untuk mempertahankan ini, perlu tumpukan besar dolar AS. Dengan cadangan historis yang besar, ini tidak pernah menjadi masalah. Tapi sekarang, anggaran Saudi berada di bawah tekanan serius. Ini mengancam kemampuan Arab Saudi untuk mendukung peg mata uangnya. Devaluasi hanya soal waktu harus di lakukan. Kalau benar di lakukan maka akan memenggal mereka yang punya penghasilan tetap. “ 
“ Itu  sangat mengerikan.” Kata Dono mengerutkan kening.
“ Kalau tidak segera di carikan solusi akan menjadikan kerusuhan sosial, menyerupai negara teluk Artikel Babo. Apalagi ongkos perang tolol dengan Yaman dan Suriah menguras anggaran tak sedikit. Saudi pikir mereka bisa mendukung pemberontak Suriah bersenjata dan menggulingkan pemerintah Assad dalam hitungan bulan. Mereka pikir Assad akan jatuh semudah Gadhafi lakukan di Libya pada tahun 2011. Itu perhitungan bodoh. Iran dan Rusia terlalu besar untuk di hadapi”
“ Oh I see. Dan dampaknya dari adanya krisis pasar minyak melebar kemana mana, khususnya moneter. Banyak bank memperlihatkan santunan besar untuk perusahaan-perusahaan minyak termasuk shale gas yang kini banyak terancam bangkrut. Dan akan meningkatkan NPL bank. “ Kata Dono.
“ Ya. Saudi telah merusak industri Shale gas  AS. Dan mereka akan terus menimbulkan lebih banyak kerusakan. Tapi mereka tidak akan menciptakan semua bangkrut.  Industri shale gas punya daya tahan lebih dari Arab Saudi. Tekhnologi shale gas semakin maju dan bahkan tetap bisa bersang pada harga minyak USD 40 per barrel.” Kata Sahabat Dono.
“ Dan alhasil semua planning yang disusun dengan niat jelek  pada alhasil justru memukul balik Saudi.” Dono menyimpulkan. " Datu satu hal lagi bahwa Saudi Aramco sebagai BUMN Arab Saudi dibidang minyak dan gas, hanya sebagai management supervisi. Dimana dari drilling , refinery, marketing, logistic, procurement, bahkan hingga pada pelatihan SDM di outsourcing kepada subsidiary company yang bermitra dengan asing. Dan ketika harga minyak jatuh, Saudi Aramco terpukul alasannya yaitu sumber penerimaan mereka hanya dari penjualan. Sementara subsidiary company  tetap untung alasannya yaitu mereka menjual jasa dan memakan dari semua cost yang dibayar oleh Saudi Aramco.” Lanjut Dono, melihat dari kacamata beliau sebagai pebisnis. Bahwa bagan bisnis minyak Saudi lebih menguntungkan outsourcing..
‘ Tepat sekali. Suatu kebodohan. Jalan satu satunya supaya terhindar dari kebodohan fatal, maka sudah saatnya Saudi Aramco berpikir untuk mengambil alih semua industri jasa pendukung tersebut. Setidaknya bisa menjadi sumber pendapatan sampingan dan sekaligus menekan biaya untuk menyisakan margin dari harga minyak yang jatuh. Tapi dari mana uangnya ?
“ Ya Saudi Aramco sebagai pemilik konsesi bisnis sanggup melepas sahamnya ke publik. Dari penjualan saham tersebut sanggup di gunakan untuk mengambil alih oursourcing bisnis yang ada atau membeli industri jasa sejenis di pasar. ya sudah saatnya Arab berdikari di bidang tekhnologi oil dan gas. Jangan lagi tergantung dengan AS “ Kata Dono yang paham betul soal bagan financial structure.
“ BIsa saja. Masalahnya bila IPO, tentu harus terbuka segala sesuatunya. Apakah kerajaan Arab mau terbuka soal bisnisnya ? Apalagi semua tahu bisnis minyak juga di pakai untuk alat politik. Bukan pure business.” Kata sahabat dono.
Dono hanya mengangkat bahu. Mereka kemudian bicara soal lain hingga jam mengambarkan pukul 1 dini hari. Sahabatnya minta undur diri alasannya yaitu besok pagi harus terbang ke Eropa. Dono menutup bill. Dari pertemuan itu , Jessica sanggup mengetahui bahwa sumber informasi Dono sangat luas. Pergaulan dengan sobat temanya dari kalangan yang bersahabat dengan the first hand information, bahkan yang tergolong confidential , memungkinkan beliau memiliki wawasan luas dalam mengambil kebijakan bisnis.
Malam itu Jessica tidur di ranjangnya sendiri dan Dono di ranjangna. Dono nampak lelah sekali. Apalagi keesokan paginya beliau harus kembali ke Jakarta dan Jessica  kembali ke Ho Chi Minh.
***
Robert mencicipi ada kekerabatan istimewa antara Jessica dan Dono. Dia bisa melihat dari mata Jessica. Walau terkesan lebih alasannya yaitu rasa hormat namun tidak bisa menyembunyikan perilaku Dono yang begitu hangat kepada Jessica. Entah mengapa ada perasaan cemburu melihat kedekatan Dono kepada Jessica. Namun beliau berusaha melupakan perasaannya kepada Jessica. Sadar bahwa beliau bukanlah siapa siapa di bandingkan Dono untuk bisa merebut hati Jessica. 
Robert melihat sisi lain yang bisa di dapatnya dari bekerja di bawah Jessica. Setidaknya beliau bisa mendapat susukan kepada Dono pribadi di bandingkan bekerja di bawah kendali Holding di Hongkong. Impiannya untuk membangun pabrik kliker dengan tekhnologi dari china bisa terkabulkan. Apalagi pasar rumah murah di Vietnam sangat besar. Pemerintah Vietnam punya aktivitas rumah untuk rakyat miskin sebagai kepingan dari penataan wilayah komersial. 
Tapi bagaimana memberikan anjuran ini kepada Jessica? Apakah terlalu cepat ? Dia merasa sungkan untuk membicarakan ini kepada Jessica. Karena tugasnya membantu Jessica belum terlaksana. Dan lagi apakah mungkin Jessica akan punya tenggang rasa menyerupai harapannya? Robert menarik nafas. Terdengar HP bunyi panggilan. " Ya"
" Hi, Robert, jemput saya di bandara ya. " terdengar bunyi Jessica di seberang.
" Siap bu. Tolong ETA nya ?
" Jam 7 malam. "
" Siap bu. Jam 6 saya sudah di bandara”
“ " Terimakasih”
Ketika itu jam 5 sore. Robert sedang di kamar hotel. Dia berangkat pribadi ke bandara dari kawasan beliau menginap di HO chi Minh. Dia teringat pertemuannya dengan seorang perempuan yang juga Putri dari pentinggi Partai Vietnam. Nama perempuan itu Yen. Walau sarjana dari China namun nampak menyerupai anak remaja yang belum dewasa. Maklum mungkin alasannya yaitu di besarkan oleh keluarga kaya. Melalui Yen, Robert di tawarkan peluang untuk berdiri pabrik kliker khusus materi material semen yang hemat biaya. Bahkan menghemat hingga 80% dari harga semen yang telah ada di pasaran. Semen ini juga punya daya tahan lebih baik dibandingkan dengan semen Portland. China memakai tehnologi dalam aktivitas rumah merah. 
Dari jauh nampak Jessica berjalan menuju kearah Robert. “ Capek ya” Kata Robert. Jessica hanya tersenyum. Robert membawa tas Jessica ke kawasan parkir kendaraan. 
“ Bu, Besok senin kantor sudah siap. Izin pendirian perusahaan sudah selesai. Kita tinggal action saja.”Kata Robert sambil melajukan kendaraan.
“ Terimakasih Robert.” Kata Jessica sambil menatap kearah depan. Seakan sedang berpikir sesuatu. “ Hari selasa saya terbang ke Dongguan , China. Kamu siapkan SDM untuk tiga orang dulu ya. Bagian legal dan umum, akuntansi, Sekretaris.  Saya harap, saya kembali semua SDM sudah tersedia. “
“ Siap Bu.”
Robert  menanti Jessica memberi perintah lagi. Namun jessica nampak lelah dan alhasil tertidur di kendaraan.

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Memburu Harta (5)


Sesuai janjinya, sehari sesudah mendapatkan dokumen business plan, David mengundangku makan malam. Dia berpesan semoga hanya saya yang datang. Kelihatannya beliau tidak ingin ada orang  lain hadir dalam pertemuan itu. Seperti biasa, pertemuan diadakan di Hong kong Financial Club.  Sebelum berangkat memenuhi seruan David, saya menelphone Ester. 
"Ester, David memenuhi janjinya mengundang makan malam. Tapi beliau hanya ingin saya saja yang hadir. Apakah ini tidak  kasus untukmu?  "
"It’s OK. Ja. Terus saja ikuti saran dia. Kalau bisa sesudah dinner dengannya mampir ke apartemen ku, ya? Kita bahas apa sikapnya.  Selamat menikmati makan malam, ya? "
Aku selalu tiba lebih awal dalam setiap komitmen bertemu. Ini sudah menjadi kebiasaan.  Namun ketika saya sampai, David sudah berada di table-nya. Dia tersenyum cerah melihat kehadiranku. Dengan ramah beliau memberikan minuman apa yang ku sukai. Aku menentukan red wine. Selama makan malam beliau tidak berbicara apapun perihal business plan-ku. Dia lebih suka membicarakan perihal bobrokknya budaya corporat sekarang. 
Menurutnya, pada jaman kejayaan Ekonomi Baru di tahun 2000, survei dari business week memperlihatkan bahwa 72% masyarakat Amerika merasa corporates terlalu menguasai hidup mereka. Sementara korporat itu tumbuh tanpa akar yang kuat. Buktinya beberapa perusahaan besar terkemuka yang listing di Wall Street, tersangkut dengan mega skandal. Fenomena ini hanyalah sebuah awal. Satu hal yang pasti, selain memang sudah dipertanyakan bahkan sebelum jaman Enron,  legitimasi kapitalisme global lately, sebagai sistem produksi, distribusi dan pertukaran yang sudah dominan, akan semakin terkikis trust-nya. Bahkan di jantung asal sistem ini. 
Angka itu kini mungkin meningkat jauh lebih tinggi lagi. Sama menyerupai penilaian berlebihan  terhadap saham yang mengakibatkan jatuhnya perusahaan-perusahaan dot.com di Wall Street tahun 2000-2001. Tindak penyelewengan korporatis merupakan salah satu ciri utama Ekonomi Era Baru. Nampaknya pertumbuhan keuntungan mulai mengalami kemandekan di sektor perjuangan AS sesudah 1997. Mengakibatkan perusahaan-perusahaan besar melaksanakan merger.  Sebagian dengan motivasi menyingkirkan saingan, sebagian lagi berharap mendapatkan pembaharuan keuntungan dari suatu proses mistis yang disebut ‘sinergi’ ini.
Contoh-contoh paling signifikan antara lain: Penyatuan Daimler Benz-Chrysler-Mistsubishi, pengambil-alihan Nissan oleh Renault, merger Mobil-Exxon, kesepakatan antara BP-Amoco-Arco, Star-Alliance di layanan penerbangan, merger AOL dengan Time-Warner dan dibelinya perusahaan SLJJ MCI oleh WorldCom. Pada kenyataannya, ternyata banyak merger berakhir dengan hanya konsolidasi pembiayaan semata tanpa menambah laba. Seperti pada teladan kasus AOL dan Time Warner.
Ketika merger tidak bisa dilakukan, maka perusahaan bisa hingga tewas dalam persaingan tersebut. Atau mengakibatkan pailit dan gulung tikar menyerupai pada kasus raksasa eceran K-Mart. Dengan margin  keuntungan menjadi kurus atau habis, maka kelangsungan hidup mereka semakin bergantung pada pembiayaan dari Wall Street, yang notabenenya semakin dikuasai oleh Bank blasteran investasi-komersial menyerupai JP Morgan Chase, Salomon Smith Barney, dan Merril Lynch yang saling berkompetisi secara agresif.
Beberapa perusahaan yang sulit memperlihatkan prospek, beralih ke jalur ‘mendapatkan dana kini dengan menjual komitmen di masa depan’, suatu praktek yang dikuasai sangat baik oleh para manajer investasi di sektor high-tech. Ini yakni suatu teknik yang nampak inovatif, tapi sejatinya yakni teknik perdagangan yang bertumpu pada ilusi. Teknik inilah yang mengakibatkan melangitnya nilai share saham di sektor teknologi tinggi. Meski bahwasanya mereka kehilangan kekerabatan pada keadaan konkret perusahaan dikala itu.
Amazon.com misalnya, share sahamnya terus meningkat sekalipun belum menjadi laba. Beberapa perusahaan lain yang gres berproduksi, kehilangan segala kontaknya pada industri dan beralih seni administrasi berusaha menggelembungkan harga saham untuk memberi jalan bagi para kapitalis ventura (venture-capitalist) dan manajer investasi yang punya susukan dan pilihan untuk melaksanakan pembunuhan semenjak pada penjualan awal. Dan sesudah itu perusahahaan ditinggalkan sekarat, kemudian runtuh!
Itulah mengapa, karenanya memang tak mungkin memanipulasi fakta selamanya untuk bisa menarik pemodal. Dalam neraca rugi laba, keuntungan harus lebih besar daripada biaya. Ini kenyataan yang sederhana tapi berat. Kenyataan ini kemudian memunculkan aneka macam teknik akuntansi genit menyerupai ‘kemitraan’-nya Andrew Fastow, direktur finansial Enron, yang bahwasanya hanyalah suatu trik untuk menyingkirkan biaya dan hutang dari neraca. Adalagi cara yang lebih kasar, contohnya menyerupai yang dilakukan oleh WorldCom, yaitu menyamarkan biaya sebagai investasi.
Kekuasaan Neo-liberal dikawal oleh deregulasi dan pemanjaan sektor privat. Dalam konteks ini, praktek-praktek tersebut dengan sangat gampang mengikis batas yang disebut sebagai ‘dinding-api’ antara administrasi dengan dewan pemegang saham, antara analis saham dengan pialang saham, antara auditor dengan yang diaudit. Karena sama-sama dirundung oleh bayang-bayang keruntuhan ekonomi serta menipisnya pendapatan bagi semua pihak, maka baik para pengawas maupun yang diawasi memainkan pretensi  seakan-akan dikendalikan sistem check and balance. Dan bersatu untuk membuat delusi kekayaan, dengan tujuan mempertahankan selama mungkin uluran tangan dari pemodal yang tidak curiga.
Front bersama ini tak bisa dipertahankan terus menerus. Karena orang-orang yang tahu keadaan bahwasanya akan sangat terpengaruhi untuk menjual, sebelum khalayak investor terbuka matanya. Dengan keadaan ini maka perhitungan bisnis menyempit menjadi soal menentukan kapan menjual, kapan mengambil uang dan kapan lari menghindar dari tindakan hukum. CEO Enron, Jeffrey Skilling melihat gelagat tanda-tandanya. Dia mengundurkan diri sesudah mendapatkan US$112.000.000,00 dari menjual sahamnya, beberapa bulan sebelum kejatuhan Enron. Dennis Kozlowski dari Tyco kurang begitu beruntung. Dia merasa tidak cukup dengan mengeruk uang US$240.000.000,00. Dia masih berusaha memeras uang ketika perusahaan mulai jatuh. Dan sekarang, beliau terkena pasal menghindari pajak.
Jelas akan banyak lagi berandal yang terbuka kedoknya. Siapa tahu dalam barisan ini nanti termasuk juga Presiden Amerika? Meski demikian, sekalipun akan ada sederet nama-nama, tapi sentra persoalannya yakni pada dinamika sistim kapitalisme global yang dinakhodai sektor finansial tanpa regulasi. Persoalan ini tak bisa dilenyapkan hanya dengan pernyataan kebaikan seperti: ‘tak ada kapitalisme tanpa nurani’ atau penyelesaian lama seperti: ‘good corporate governance.’ 
Sementara di waktu yang sama, pemodal luar negeri meninggalkan AS. Dollar AS merosot dan lubang kelebihan produksi makin menganga. Paduan antara krisis ekonomi struktural yang semakin dalam dengan krisis legitimasi kapitalisme neo-liberal ini, terang menjanjikan masa depan yang rawan!
“Wawasan Anda luar biasa luasnya. Anda paham bagaimana  lingkungan bisnis global dikala ini?”
“Kita harus peka, Jak! Bisnis saya sebagai angel investor harus mengenal dengan baik peta bisnis dan orang-orang yang ada di sekitar saya semoga tidak terjebak dengan orang-orang yang keliatannya ayam merak tapi nyatanya ayam kampung.”   
“Benar sekali. Dunia perjuangan maupun orang, sama saja. Suka topeng dan membangun gambaran untuk menutupi kekurangannya.Ya, kita harus hati-hati dan harus menghindari sifat ini.” Kami terdiam  sebentar. Aku meminum wine yang masih tersisa setengah gelas.
“Jaka,” seru David.  Aku mendongakkan kepala, siap menyimak. “Sekarang kita bahas perihal business  plan Anda,” lanjutnya. 
Dadaku sedikit gemuruh demi mendengar kata itu. Ini yang saya tunggu. Bagaimanakah kira-kira sikapnya? Dengan wajah damai dan penuh bersahabat beliau memberikan maksudnya.
“Saya tertarik dengan business plan Anda dan terlebih lagi dengan bagan pembiayaan yang kau create. Ini sangat inovative. Anda menandakan diri sebagai konsultan pembiayaan kelas dunia. Saya tertarik dengan potensi anda.”
“Terima kasih.”
“Saya memberikan kemitraan bisnis kepada Anda?” Katanya dengan hati-hati sambil tetap menatapku serius.
“Kemitraan menyerupai apa?” tanyaku bingung. Ini anjuran yang luar biasa. Baru kemarin saya dongeng kepada Ester, betapa saya mengagumi David. Dan kini beliau memberikan kemkitraan padaku? Sungguh tak masuk akal!
“Saya ingin menjadikan Anda sebagai kawan global saya untuk memperluas portfolio bisnis saya di Asia khususnya di Indonesia.”
“Apa yang harus saya lakukan untuk bisa menjadi kawan Anda?”
“Menjadi proxy saya untuk setiap perusahaan yang saya ambil alih. Anda orang yang saya percaya sebagai pengelola bisnis saya secara formal. “
“Mengapa Anda begitu percaya dengan saya?”
“Ini bukan soal percaya.Tapi tepatnya saling menguntungkan.”
“Saya ingin sebuah penjelasan.”
“Tepatnya begini, kita akan mendirikan perusahaan PIC atau Private investment Company yang terdaftar di wilayah bebas pajak, menyerupai negara BVI dan Artikel Babo. Kepemilikan  perusahaan itu sepenuhnya yakni group saya. Kami menunjuk Anda sebagai proxy untuk melaksanakan acara shadow banking. Semua sumber daya kekuangan berasal dari group saya. Jadi, ketika PIC mengambil alih, maka pemegang saham  yakni PIC tersebut dan posisi Anda yakni proxy kami untuk menjalankan agenda  global kami. Bisa dipahami?”
“Tawaran yang menarik dan sulit untuk ditolak!” Kataku girang.
“Nah, kembali ke kasus business plan  untuk menyelamatkan clients Anda dari bahaya penyitaan oleh otoritas, bisakah kita mulai kemitraan kita dari planning bisnis Anda ini?” kata David dengan bunyi datar.
“Apa maksud Anda?”
“Biarkan clients Anda gagal dengan rencananya dan selanjutnya, Anda ambil alih melalui lelang  yang akan dilakukan oleh Otoritas. Tentu bukan planning yang jelek dan sulit, kan?”
Aku tersentak! Betapa hebatnya orang ini merekrutku. Dia tidak butuh rekomendasi dari siapapun untuk meyakinkan bahwa saya orang yang pantas dipercaya dan capable. Dia hanya butuh keyakinan dengan kemampuan yang bisa kulakukan dengan rencananya. Lama saya menatapnya hingga beliau salah tingkah. 
“Pak David, saya yakni konsultant profesional. Tugas saya alasannya yakni kepercayaan dari clients saya. Tidak mungkin saya menyalahgunakan kepercayaan ini hanya  alasannya yakni anjuran hebat dari Anda.” Sahutku tenang.
“Anda tidak perlu mengkhianati clients, Jak. Katakan sejujurnya bahwa Anda sudah gagal. Terbukti dengan ditolaknya underwriting bond Anda oleh AMC. Tugas Anda itu sudah selesai!” perkataan David sangat menohok dan sulit di tolak dengan logika.
“Tapi kiprah saya terus mencari solusi,” Kataku tak mau kalah, sesuai kata hati.
“Jaka, bisinis itu bekerjasama dengan trust dan reputasi. Clients Anda tidak punya reputasi alasannya yakni beliau sudah gagal menuntaskan utangnya di Bank!”
“Tapi itu bukan salah dia. Ini alasannya yakni pemerintah gagal mengurus moneter.”
“Bagaimana pun itu salah dia. Ingat, beliau bukan karyawan yang gampang diatur pemerintah. Dia pengusaha yang harus berpenciuman tajam terhadap lingkungan bisnisnya. Seharusnya beliau antisipasi jauh sebelumnya sebelum kasus besar terjadi. Di masa globalisasi dikala ini, tidak ada lagi batas negara. Kita bebas menerima kenyamanan bisnis dimana saja. Kalau lingkungan bisnis tidak menguntungkan jangka panjang, ya pindah ke negara lain. Pahamilah itu.”
Aku terdiam. David benar dengan semua kata-katanya. Pengusaha Indonesia selama  masa Soeharto memang hidup dimanjakan akomodasi negara. Sehingga lupa  untuk melihat keluar. Mereka tumbuh besar namun hanya sebagai jago kampung. Dan ini juga kelemahan Budiman. Dia asyik dengan planning pengembangan bisnisnya menjadi konglomerat tapi lupa memperkuat setiap unit bisnisnya lewat penguasaan tekhnologi dan ekspansi jaringan global.
Namun saya tidak bisa begitu saja menyalahkan Budiman alasannya yakni beliau sahabatku. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri bila saya mendapatkan anjuran David, dan menyaksikan Budiman terpuruk. Sementara saya menikmati hidup bergelimang status orang kaya alasannya yakni berhasil mengambil alih perusahaan melalui lelang yang diadakan otoritas negara.  Orang tuaku tidak mendidikku menjadi pengkhianat. Apalagi David yakni group pemodal kapitalis international dan beliau menjadikan tanah airku sebagai sasaran memperbesar portofolio bisnisnya secara kapitalis pula. Pasti hasilnya akan sangat jauh dari semangat mengembangkan untuk kesejahteraan bagi semua.
“Maaf, saya tidak bisa cepat mendapatkan usulan Anda.  Beri saya waktu untuk berpikir.” pintaku dengan bijak.
“Kapan Anda akan kembali ke saya?” Kejar David.
“Anda tidak perlu menunggu. Saya akan tiba bila keadaan memungkinkan.”
“Baiklah,” kata David tegas. ”Tapi saya tetap menunggu Anda!”


Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/