Showing posts sorted by relevance for query islam-di-indonesia. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query islam-di-indonesia. Sort by date Show all posts

Mengingatkan Yang Lupa..


Korban pemberontakan PKI
di Madiun 1948,Ulama di bunuh
Suatu pagi 17 agustus 1945, ketika usai memproklamirkan kemerdekaan di kediaman Soekarno Jalan Pegangsaan Timur, Soekarno berkata kepada segelintir orang yang hadir, " Saudara saudara sekalian, dengan demikian kita telah merdeka " bunyi Soekarno terkesan lambat. Bukan sebab ia tidak bersemangat memproklamirkan kemerdekaan tapi sebab memang ketika itu Soekarno sedang sakit malaria. Seusai menyampaikan itu Soekarno pribadi masuk ke kamar tidurnya. Tidak ada obrolan dan diskusi sesudah itu. Semua hadirin pergi secara membisu diam. Maklum ketika itu kekuasaan masih di bawah kendali Jepang. Namun semua yang hadir ketika proklamasi itu di ikrarkan , sadar bahwa pada dikala itu revolusi telah di mulai. Selanjutnya apa? Ada tiga kelompok yang telah usang saling mengintai yaitu Islam dan Komunis di satu sisi dan Nasionalisme dan tentara di sisi lain. Setelah proses mempertahankan apa yang di proklamirkan dengan darah dan nyawa, alhasil Indonesia berhasil mengusir rezim kolonial Belanda. Selanjutnya terjadi kekosongan. PKI di bawah Muso melaksanakan perebutan kekuasaan di tahun 1948. Namun berhasil di gagalkan oleh TNI. Luka sejarah itu selalu membekas sebab PKI tidak mengganyang nasionalis tapi para tokoh agama Islam.

Sejak dikala itu antara PKI dan Islam selalu saling berhadapan dan saling mengincar untuk memusnahkan. Politik untuk ketulusan oleh para pendiri negara mulai tergredasi. Yang ada ialah politik untuk kekuasaan. Makanya Soekarno tidak begitu merasa bersalah ketika membubarkan konstituante di tahun 1959 yang ingin merubah UUD45. Padahal pemilu 1955 merupakan pemilu paling demokratis yang pernah ada di Indonesia. Soekarno mencanangkan kembali ke UUD45 namun membungkusnya dengan manifesto politik Nasionalis , Agama dan komunis ( NASAKOM) dalam satu barisan demokrasi terpimpin. Amerika CS mulai bersikap bermusuhan dengan Soekarno yang semakin besar lengan berkuasa kekuasaannya. Apalagi Soekarno dikukuhkan sebagai Presiden seumur hidup. Demokrasi mati!. Barisan Islam moderat meradang melihat cara Soekarno berpolitik. Mana mungkin agama dan komunis bersatu. Itu sama saja menyatukan minyak dengan air. Maklum, walau Islam dan komunis punya platform usaha yang sama namun metode  berbeda sekali. Namun luka sejarah tak pernah lupa bahwa PKI pernah menggorok leher kiayai demi rencana merebut kekuasaan. Tahun 1958 - 1961, kelompok Islam moderat melaksanakan pemberontakan yang dikenal dengan PRRI. Pemberontakan ini di dukung oleh Amerika dalam konteks perang dingin, antara Komunisme ( Pakta Warsawa ) dan Amerika ( NATO).  Namun Tentara Nasional Indonesia dan PKI tetap di barisan Soekarno sehingga pemberontakan PRRI gampang di hancurkan. Tokoh PRRI masuk penjara.

Pendukung PKI di bantai,
Aksi balas dendam1965
Ketika PKI semakin mesra dengan Soekarno , Amerika tidak lagi menggunakan politik merangkul Islam untuk menjatuhkan Soekarno. Kegagalan PRRI sudah cukup menandakan politik Islam tidak pernah solid. Tapi mendekati Tentara Nasional Indonesia yang merasa jadi anak tiri Soekarno. Design seni administrasi menjatuhkan Soekarno melalui pelatihan perwira muda Tentara Nasional Indonesia sambil memprovokasi umat Islam bahwa PKI anti Tuhan,  di laksanakan melalui operasi CIA dan luka sejarah 1948 terus di ingatkan kedalam pikiran umat islam. Entah bagaimana sampai meletus G30S PKI dan ini menjadi pemicu terjadinya bentrokan horisontal antara Komunis dan Umat Islam dengan Tentara Nasional Indonesia di belakang Islam. Ratusan ribu massa PKI di bunuh, darah kembali mengenak sungai di bumi pertiwi. Balas dendam terjadi dan alhasil PKI di nyatakan partai terlarang. Soekarno Jatuh. Elite PKI di aturan mati dan di Penjara seumur hidup. Soeharto berkuasa namun sebenarnya yang berkuasa ialah Amerika dan Sekutunya. SDA Indonesia di kuasai ( lihat gambar disamping). Secara politik di rantai dengan denah hutang luar negeri. Untuk itu di perlukan stabilitas keamanan dan politik biar stabilitas ekonomi terjaga. Karenanya barisan agama, nasionalis, sosialis di rantai dengan politik azas tunggal Pancasila. Yang berseberangan di gebuk dan di penjarakan. Kelompok Islam yang coba berontak di bedil oleh tentara. Operasi militer di berlakukan di wilayah konflik dengan membuang HAM ke tong sampah.  Soeharto berkuasa idiologi mati dan agama di kebiri. dewan perwakilan rakyat hanya di isi oleh politikus berwajah kardus yang hanya bertugas berkata " setuju". Demokrasi mati! 

Peta SDA yang  di kuasai Amerika 
32 Tahun Soeharto berkuasa , nakal di cekal dan di penjara , ada juga yang di bunuh lewat operasi militer. Kutbah Jumat di sensor dan pengajian umum di larang. Namun KKN tumbuh subur yang memanjakan Tentara Nasional Indonesia dan elite politik kardus serta para kroni yang akrab dengan Cendana. 90% SDA di kuasai Amerika Cs. Ketika Perang hirau taacuh usai dan Soeharto mulai tidak di manjakan Amerika, Soeharto kembali ke nostalgia tahun 1965 dimana ia tertolong dengan tunjangan Islam. Soeharto merangkul intelektual Islam dan ICMI di bentuk. Ketika kabinet di isi oleh orang ICMI. Amerika tidak sanggup mendapatkan perubahan perilaku politik Soeharto yag ke kanan. Kembali Amerika menggunakan perwira Tentara Nasional Indonesia dan barisan Islam yang sakit hati untuk memprovokasi pendukung Soeharto berkiblat dengan kelompok reformis. Dan dengan satu ledakan shock banking lewat operasi hedge fund Soros, ekonomi yang hendak tinggal landas pribadi nyengsep ke tanah. Soeharto jatuh. Rezim reformasi bangkit. Kembali Amerika menang. Platform politik di rubah dengan adanya amandemen Undang-Undang Dasar 45. Era Demokrasi liberal terjadi dan neoliberal mendapat tempat. Tentara Nasional Indonesia masuk barak. Politisi sanggup singgasana. Apa yang diperlukan Amerika tak lain lahirnya rezim politik pragmatis. Suara rakyat bunyi Tuhan namun sebab inilah neocolonialisme terjadi melalui rezim reformis yang pro-pasar bebas.

Namun sesudah rezim reformis tampil lebih 15 tahun, hal yang tak pernah di perhitungkan Amerika ialah tampilnya si tukang kayu yang bukan elite partai sebagai Presiden melalui pemilu langsung. Jokowi nama Presiden itu. Ia tidak mau menjadi boneka Amerika CS. Ia ingin berteman dengan siapapun namun dengan prinsip kepentingan nasional diatas segala galanya. Kepentingan nasional itu di tuangkan dengan agenda Nawacita. Amerika meradang sebab Indonesia bukan lagi hak eklusifitas politik untuk menguasai SDA. Indonesia menjadi terbuka bagi siapa saja,termasuk dengan China yang sekarang menjadi kekuatan ekonomi dunia. Kembali Amerika melancarkan design usang yaitu merangkul Islam dan barisan Tentara Nasional Indonesia yang sakit hati. Kepada golongan Islam , Amerika meniupkan keinginan negeri nirwana di bawah bendera Khilafah Islam dan bahaya PKI yang anti Tuhan. Kepada Tentara Nasional Indonesia barisan sakit hati, di tiupkan sorga 32 tahun rezim Soeharto berkuasa. Makara antara barisan Tentara Nasional Indonesia sakit hati dengan barisan Islam bersatu melawan Jokowi namun dengan keinginan berbeda. Mereka tidak akan mungkin bersatu jikalau berhasil menang.  Siapapun yang bekuasa akan menzalimi yang lain, sebab yang menang sebenarnya ialah Amerika CS dengan agenda keunggulan terhadap China dalam perebutan efek di Asia Pacific dan memenangkan konplik maritim China selatan

Sejarah di baca dengan cermat oleh Jokowi dan para elite yang sekarang berkuasa termasuk TNI. Bahwa bahaya idiologi apapun termasuk agama untuk melaksanakan revolusi tidak akan pernah terjadi lagi selagi rakyat di cerdaskan dengan susukan demokrasi di buka lebar dan pembangunan indonesia centris berjalan efektif khususnya di wilayah yang selama ini di pinggirkan, serta pembrantasan korupsi terus di efektifkan. Ancaman dari segelintir orang yang terpengaruh dengan  provokasi media yang didanai oleh Amerika CS tidak akan efektif kecuali hanya untuk segelintir orang yang masih suka bernostalgia perihal masa kemudian yang busuk bau darah demi sebuah kekuasaan. Jokowi akan baik baik saja sebab lebih banyak orang waras daripada yang irasional dalam berpolitik dan menyikapi perubahan yang ada kini...

Sumber https://culas.blogspot.com/

Tni ,Islam, Nasionalis.

Soekarno jatuh.  AS ada dibalik itu. Soeharto terpilih sebagai presiden. Selanjutnya bisa ditebak bahwa bandul politik dan kebijakan harus sesuai dengan agenda AS terutama dalam kancah perang cuek antara Blok Barat dan Unisoviet. Hampir semua kebijakan ekonomi Indonesia didukung oleh AS bersama sekutunya menyerupai Jepang, Eropa Barat. Indonesia terus membangun tiada henti hingga kesudahannya Soeharto sanggup gelar Bapak Pembangunan. Namun setelah perang cuek usai tahun 1991, masa masa terindah bersama AS berkahir sudah. AS tidak melihat lagi Soeharto sebagai golden boy. AS butuh pemimpin yang visioner di Indonesia. Dari tahun 1991 terjadi faksi di kubu TNI. Mengapa TNI? alasannya ialah unsur kekuatan orde gres ada pada TNI. Suka tida suka Golkar juga bab dari TNI.  Orde gres hanya bisa dijatuhkan oleh TNI. Bukan oleh kekuatan manapun.

Soeharto sadar itu. Dia tidak bisa terus bergantung kepada TNI. Makanya semenjak tahun 1990, dibuat ICMI. Kelahiran ICMI bukanah kebetulah sejarah belaka, tetapi erat kaitannya dengan perkembangan global dan regional di luar dan di dalam negeri. Menjelang simpulan dekade 1980-an dan awal dekade 1990-an, dunia ditandai dengan tanda-tanda akan berakhirnya perang cuek dan konflik ideologi. Seiring dengan itu semangat kebangkitan Islam di belahan dunia timur ditandai dengan tampilnya Islam sebagai ideologi peradaban dunia dan kekuatan altenatif bagi perkembangan perabadan dunia. Sejak  tahun 1991 Soeharto mulai memberi kiprah lebih luas kepada ICMI masuk dalam kabinet. Keadaan ini dibaca oleh TNI, terutama ketika ICMI mulai menguasai posisi penting di Golkar. 

Bagi Barat ( AS) kebangkitan Islam ini menjadi problem yang serius alasannya ialah itu berarti hegemoni mereka terancam. Apa yang diproyeksikan sebagai konflik antar peradaban lahir dari perasaan Barat yang subjektif terhadap Islam sebagai kekuatan peradaban dunia yang sedang berdiri kembali sehingga mengancam dominasi peradaban Barat. Yang pro kepada kekuasaan yang berbasis Islam ialah Soeharto. Dari situasi inilah Tentara Nasional Indonesia mulai terpecah. Secara membisu diam, Faksi pun terbentuk di internal TNI. Mengapa hingga terjadi faksi di Tentara Nasional Indonesia ? alasannya ialah islam yang dimaksud Soeharto bukan islam tradisional yang sudah terbukti setia kepada NKRI. Soeharto selalu curiga kepada NU dan Muhammadiah. Melalui Prabowo Subianto yang juga menantunya , Soeharto mulai melaksanakan pendekatan kepada kaum islam moderat, menyerupai Amin Rais, Nurcolis Madjid, dan lain lain. Dan juga meng eliminate perwira yang tidak sejalan dengan agenda Soeharto.

Jenderal yang paling di curigai oleh Soeharto ialah LB Moerdani. Ditengah semakin kuatnya cengkraman ICMI dalam Kabinet  Soeharto paska Pemilu, LB Moerdani memberikan ilham bagaimana menjatuhkan Soeharto. Itu disampaikannya di kediaman Fahmi idris dan dihadapan eks agresi 66 menyerupai Cosmas Batubara, dr. Abdul Ghafur, Firdaus Wajdi, Suryadi; Sofjan Wanandi; Husni Thamrin dan sejumlah tokoh Artikel Babo. Moerdani berbicara mengenai Soeharto yang menurunya, 'Sudah tua, bahkan sudah pikun, sehingga tidak bisa lagi mengambil keputusan yang baik. Karena itu sudah waktunya diganti'...Benny kemudian berbicara mengenai gerakan massa sebagai jalan untuk menurunkan Soeharto.” Tetapi ilham ini ditolak keras oleh Firdaus yang hadir dalam pertemuan itu. 'Kalau memakai massa, yang pertama dikejar ialah orang Cina dan kemudian kemudian gereja.' “ (Salim Said, Dari Gestapu Ke Reformasi, Penerbit Mizan, hal. 316).

Dalam buku 'Tragedi Seorang Loyalis', dikala menjabat Panglima ABRI Moerdani memberi komentar mengenai bisnis bawah umur Soeharto. Soeharto murka dan mecopot jabatan Moerdani. Dalam buku Sintong Panjaitan (komandan Den81 yang menyerbu Woyla), disebutkan Prabowo pernah merencanakan menculik Moerdani alasannya ialah tuduhan makar. Prabowo Subianto tidak memberi komentar mengenai bencana ini dalam bukunya. Perwira lain yang di curigai oleh Soeharto itu diantaranya ialah , Try Soetrisno, Agum Gumelar dan AM Hendropriyono, Fachrul Razi, Ryamizard Ryacudu, Luhut BInsar Panjaitan; Sintong Panjaitan, Sutiyoso; Soebagyo HS. Walau semua Pati itu berpretasi hebat namun karirnya tergantung dari rekomendasi Prabowo Subianto sebagai menantu kesayangan Soeharto.

Jusuf Wanandi dalam memoarnya menulis bahwa ketika Presiden Soeharto berhasil menetralisir efek Try Soetrisno dengan menempatkan Feisal Tanjung dan Prabowo Subianto , mudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan Benny Moerdani connection. Karenanya Soeharto menempatkan semua impian kepada Wiranto. Tetapi Soeharto salah menilai wacana Wiranto. Setelah dilantik sebagai Panglima ABRI, diketahui Wiranto menghadap Benny Moerdani dan meminta supaya setiap bulan bisa bertemu. Tanggapan Benny berdasarkan Jusuf Wanandi dan Salim Said ( dalam bukunya “Menyibak Tabir Orde Baru, hal. 365-366; Salim Said, hal. 320) ialah "Jangan berilusi, orang renta itu [Soeharto] tidak menyukai saya, tidak percaya kepada saya. Anda harus tetap di sana alasannya ialah Anda satu-satunya yang kita miliki. Jangan menciptakan kesalahan alasannya ialah kariermu akan selesai jikalau Soeharto tahu Anda erat dengan saya.”. Apakah Soeharto benar benar tidak tahu kalau Wiranto main dua kaki ? tentu tahu.  Makanya Soeharto lebih mempercayai menantunya Prabowo Subianto untuk mengawasi sepak terjang Wiranto bersama stafnya menyerupai SBY yang ketika itu Kasospol.  

Yang jadi pertanyaan ialah bagaimana dan apa bahwasanya yang terjadi pada krusuhan pada tanggal 13, 14, dan 15 Mei 1998 yang menewaskan 1.880 orang itu. Yang terang bencana itu panglima ABRi ialah Wiranto yang gres menjabat bulan Maret 1998. Tentu bencana itu tidak tiba begitu saja. Tanpa persiapan dan planning yang matang mustahil amuk massa yang begitu besar dan massive sanggup terjadi. Dalam hitungan jam sanggup mengkremasi sebagian besar ibu kota. Ini terang operasi militer. Wiranto masuk dalam kancah kekacauan yang sudah dipersiapkan jauh sebelumnya. Wiranto ada pada waktu dan kawasan yang salah. Karenanya beliau harus bersikap. Wiranto tentu tahu ada faksi di tubuh TNI. Ada yang pro ke Golkar ada yang pro ke Soeharto dan ada juga yang pro demokrasi.  Pada moment memilih sikap, Wiranto memilih pilihan kepada Pro demokrasi. Dia  bertekad akan mengawal proses suksesi dari Rezim Soeharto ke Habibie dan kemudian masuk proses reformasi dengan diamandemennya Undang-Undang Dasar 45. 

Namun suksesi ke Habibie tidak diinginkan oleh Prabowo Subianto. Sehari setelah Habibie dilantik sebagai Presiden menggantikan Soeharto, beliau mencopot Letjen Prabowo Subianto dari jabatan Panglima Kostrad pada 23 Mei 1998. Mengapa ? Karena Habibie mendengar laporan Panglima ABRI Jenderal Wiranto mengenai pergerakan pasukan Kostrad secara besar-besaran dari luar kota menuju Jakarta. Selain itu, sebagian di antara pasukan itu disebut telah "mengepung" kediaman Habibie di Kuningan dan Istana Kepresidenan. Wiranto juga tahu proses penculikan aktifis pro demokrasi dari periode Desember 1997 hingga Februari 1998 dilakukan oleh Prabowo di era Panglima Faisal Tanjung. Artinya Prabowo memang punya agenda tersendiri dengan adanya chaos yang sehingga lengsernya Soeharto. Tetapi pada moment itu, Soeharto lebih percaya WIranto untuk melewati proses suksesi secara UU. Padahal tadinya mungkin Prabowo berharap Soeharto mengeluarkan dekrit menunjuk dirinya sebagai Penguasa transisi.

Habibie berkuasa tidak lebih 17 bulan. Faksi Habibie di Golkar ialah kaum intelektual islam yang moderat. Faksi ini umumnya di dominasi oleh almuni HMI yang ada di GOLKAR. Namun dalam kurun waktu yang singkat kekuasaanya itu Habibie tidak bisa jauh dari faksi Tentara Nasional Indonesia yang pro Soeharto dan pro demokrasi. Elite Golkar tidak suka ini. Karenanya ketika Akbar Tanjung berhasil merebut ketua Umum Golkar dari Harmoko  dan menggusur semua kekuatan Tentara Nasional Indonesia Pro Soeharto di DPP, Golkar pun menolak pertanggungan jawab Habibie sehingga Habibie dilengserkan secara kuntitusi dihadapan sidang MPR/DPR. Tanpa ada amarah dan selalu dengan wajah senyum menyaksikan detik detik berakhirnya sejarah beliau sebagai pemimpin di negeri ini. Kekuasaan berikutnya walau terang PDIP sebagai pemenang pemilu. Namun poros tengah islam dibawah koordinasi Amin Rais berhasil menempatkan Gus Dur sebagai Presiden dan Megawati sebagai wakil.

Siapa yang ada dibalik terbentuknya poros tengah itu? tak lain ialah Wiranto bersama faksi Tentara Nasional Indonesia yang pro demokrasi termasuk SBY. Ketika itu SBY ialah kasospol ABRI. Dia bertugas menjalin komunikasi dengan kekuatan politik dari golongan manapun terutama dengan islam. Hubungan dengan ormas islam sudah terjadi usang semenjak SBY masuk ke Markas ABRI. Bersama LBP , SBY punya jalan masuk kesemua petinggi Ormas islam. Secara tidak pribadi SBY berperan melakun silent revolution dikalangan patron umat islam supaya punya kekuatan untuk bersatu dalam politik. Bukan hanya kepada kelompok islam, kepada pro demokrasi juga relasi SBY manis sekali. Waktu bencana 27 Juli 1996 penyerbuan markas PDIP yang memakan korban tidak sedikit itu, SBY ialah Kasdam Jaya yang pangdamnya ialah Soetioso. Hubungan antara Megawati dengan SBY. Gus Dur dengan SBY, sudah terjalin lama. Makanya jangan kaget ketika Era Gus Dur, SBY sanggup posisi Menteri Pertambangan dan energi. Era Megawati jadi MenkoPolkam. Andaikan waktu itu SBY ialah faksi yang pro Soeharto, mungkin Megawati sudah dihabisi. Tetapi ini Megawati seakan dilindungi dari pihak yang ingin menghabisinya. Soetiyoso diangkat jadi Gubernur DKI periode kedua ketika presiden Era Megawati.

Lantas siapakah Godfather dari faksi Tentara Nasional Indonesia pro Demokrasi itu ? beliau ialah nasionalis sejati. Dia ialah Try Soetrisno. Semua mereka menyerupai Wiranto, SBY, Agum Gumelar, AM Hendropriyono, Fachrul Razi, Ryamizard Ryacudu, Luhut Panjaitan; Sintong Panjaitan, Sutiyoso; Soebagyo HS ialah faksi Try Soetrisno. Hubungan Try Soetrisno dengan ormas islam terutama NU dan Muhamamdiah sangat kuat. Try Soetrisno mendukung lahirnya PKB, PAN, PK. Tujuannya supaya umat islam punya wadah usaha secara politik. Bagaimanapun islam ialah asset nasional yang harus menjadi kekuatan real dalam membangun bangsa dan negara. Namun konsesi politik dan proteksi ini dalam konsep faksi Try Soetrisno ialah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45. Artinya semua kekuatan yang ada di indonesia harus dalam bingkai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45.  Posisi Try Soetrisno ini dibuktikan dengan terpilihnya Gus Dur  sebagai presiden dalam Voting sidang Umum DPR/MPR. Di era Gus Dur, Tentara Nasional Indonesia di reformasi dengan kembali ke fungsinya sebagai prajurit profesional. Tentara Nasional Indonesia hanya patuh kepada UU. Tidak lagi berpolitik. Namun para purnawirawan Tentara Nasional Indonesia terus melanjutkan faksi itu dengan ikut mempengaruhi situasi politik dalam negeri. Semua faksi bersatu ketika  terjadi konflik antara Gus Dur dan DPR. Apalagi dikala Gus Dur menerbitkan dekrit wacana pembubaran MPR/DPR serta pembekuan Partai Golkar. Ini  sama saja perang kepada semua faksi yang ada di TNI. Walau sudah ada UU Tentara Nasional Indonesia yang tidak berpolitik dan patuh kepada UU, namun Tentara Nasional Indonesia tidak mau loyal kepada Gus Dur untuk mengamankan Dekkrit Presiden itu. Gus Dur di jatuhkan alasannya ialah murni problem politik. bukan alasannya ialah problem skandal Bulog.

Tahun 2004 SBY terpilih sebagai presiden lewat Pemilu pribadi sesuai Undang-Undang Dasar 45 yang sudah di revisi di era Megawati. Semua grand design Try Soetrisno untuk membangun kekuatan islam , nasionalis dan demokrasi dalam bingkai NKRI dan Pancasila jadi berantakan. SBY memakai kekuatan akar rumput islam dan Golkar yang selama beliau menjabat Kasospol dan Menko Polkam sangat dikuasai orang orangnya, dan tentu sudah beliau bina tahunan sesuai potensi mereka. Darimana dananya ? Mantan Diplomat H Cholid Mawardi dan analisis Mantan Direktur Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin), AC Manulang yang kini dikenal  sebagai pengamat inteljen di Asia. Menurut Cholid yang juga mantan Ketua PBNU itu, Amerika sangat berkepentingan dalam pesta demokrasi pemilihan presiden pribadi di Indonesia. Mereka telah menurunkan tim dengan proteksi dana yang tidak terbatas. Amerika, lanjut Cholid, dinilai telah  bertransaksi dengan  salah seorang calon presiden untuk mengamankan kepentingan negerinya di Indonesia.

"Bayangkan, Collin Powel ke Jakarta hanya menemui SBY, menghadap presiden Megawati juga tidak. Ini  mengandung makna tertentu,"katanya. Ia juga mensinyalir telah terjadi deal ekonomi dan politik untuk kepentingan Amerika di Indonesia menyerupai Freeport, Mobil Oil dan pengamanan selat Malaka. Desas-desus juga menyebutkan, Amerika melalui SBY akan menimbulkan sebuah pulau di barat Padang sebagai pangkalan  militer menggantikan Pangkalan Subik. Sementara itu, AC Manulang  mengatakan, Amerika Serikat (AS) telah jauh-jauh hari menyiapkan calon presiden (capres) dari militer,  Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono. Karena itu, pemilihan presiden secara pribadi yang untuk pertama kali  digelar di Indonesia, tak lepas dari campur tangan Amerika Serikat (AS). Melalui biro intelijennya, CIA, AS ingin supaya presiden Indonesia mendatang berasal dari purnawirawan militer.

Menurut mantan Direktur Bakin ini, capres berlatar militer dianggap bisa menjalankan grand strategy global AS, yaitu memberantas terorisme. "Sipil dianggap tidak bisa menindak tegas kelompok Islam radikal, yang oleh Amerika disebut sebagai geng teroris di Indonesia. Manullang menambahkan, pada pemilu presiden putaran pertama lalu, CIA dihadapkan pada dua pilihan yang imbang, yaitu Jenderal (Purn) Wiranto dan Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Keduanya dianggap memahami grand strategy global AS tersebut. Namun belakangan, sebelum masa pencoblosan 5 Juli lalu, Wiranto lebih cenderung mendekati kelompok Islam garis keras. Karena itu, kesudahannya CIA mendukung SBY.

"Kenapa Wiranto nggak didukung CIA? Dia itu erat dengan kelompok Islam, yang oleh Amerika dicap sebagai separatis. Kita lihat hasil pemilu di Pesantren Al-Zaytun, kemudian hasil musyarawarah para habib dan kiai dari FPI dan MMI di Gedung Joeang beberapa pekan sebelum pemilu presiden. Jelas sekali, mereka menolak SBY dan mendukung Wiranto. Ini semua dilaporkan anggota CIA ke CIA Pusat di Amerika. Lalu pimpinan CIA menginstruksikan supaya Wiranto jangan didukung," ujarnya. Dengan demikian, tambah Manullang, siapa yang harus didukung CIA sudah jelas, alasannya ialah tinggal satu calon. Megawati tidak mungkin, alasannya ialah dianggap telah gagal menjalankan misi CIA. Amien Rais niscaya tidak akan didukung CIA, alasannya ialah dianggap salah satu pimpinan Islam garis keras. Sedang Hamzah Haz, tak pernah masuk pilihan alasannya ialah niscaya tidak akan menang. "Jadi Amerika itu sudah mempersiapkan SBY semenjak jauh-jauh hari untuk jadi presiden," katanya. Doktor sosiologi politik lulusan Universitas Mainz Jerman ini yakin, bahwasanya siapapun yang didukung CIA niscaya akan memenangkan pemilu di Indonesia.  

Alasan dia, kerja AS sangat profesional. Untuk menjalankan misinya di Indonesia, CIA telah menyusupkan 60 ribu intelijennya di Indonesia semenjak sebelum pemilu legislatif 2004 lalu. Mereka ialah warga Indonesia yang telah mendapatkan pendidikan intelijen di luar negeri. Karena itu, keberadaannya sulit dikenali. "Soal ini kan pernah diakui oleh KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu, bahwa ada sekitar 60 ribu intelijen ajaib di Indonesia," ujarnya. Lebih lanjut Manullang menilai, siapapun capres yang didukung CIA niscaya akan memenangkan pemilu presiden putaran kedua. "Siapa yang akan jadi presiden Indonesia ke depan, bahwasanya namanya sudah ada di tangan Amerika. Kan mereka yang men-setting. Bahkan bukan hanya Indonesia, CIA juga berperan dalam suksesi kepemimpinan nasional di beberapa negara di dunia," ujarnya. Setelah itu, masih berdasarkan Manullang, presiden yang didukung CIA akan dikendalikan oleh AS jikalau sehabis terpilih. Agendanya ya Agenda AS.

Tahun 2009. Megawati mencalonkan diri sebagai Presiden dan berpasangan dengan Prabowo. Secara tidak pribadi Megawati mencoba menarik proteksi dari Tentara Nasional Indonesia Faksi Cendana dengan menimbulkan Prabowo sebagai Cawapres. Namun kekuatan ini tidak significant untuk menghadapi SBY yang justru didukung oleh barisan islam yang berhasil dikendalikan lewat silent revolution. Nah Tahun 2014, SBY tidak lagi dilirik oleh AS. Karena kekuasaan ada pada Partai Demokrat. Sementara koneksi SBY ada pada partai Republik. Partai Demokrat AS inginkan pemilu berlangsung tertip dan demokratis tanpa ada rekayasa apapun. Megawati terpaksa tidak lagi maju sebagai capres. Namun Mega butuh PDIP menjadi partai penguasa dan karenanya beliau butuh figur yang disukai rakyat. Pemilihan Jokowi sebagai Capres lebih alasannya ialah Jokowi ialah satu satunya calon yang tidak bersinggungan dengan faksi politik nasional. Karenanya Akan gampang menarik faksi Tentara Nasional Indonesia bergabung. Makara beban sejarah atau masa kemudian hampir tidak ada. Tentu dengan rekam jejak menyerupai itu akan memudahkan Jokowi menghadapi konstelasi kekuatan dalam negeri maupun luar negeri kelak bila beliau terpilih sebagai presiden

Namun ketika proteksi Faksi Tentara Nasional Indonesia Try Soetrisno kepada PDIP atas Capres Jokowi, partai lain yang merasa punya relasi dengan faksi Tentara Nasional Indonesia Try Soetrisno merasa ditinggalkan. Mereka tidak bisa menerima. Mengapa harus PDIP? mengapa bukan Partai islam yang terang jelas punya sejarah erat dengan TNI. Mengapa bukan Golkar yang terang didirikan oleh TNI. Tetapi Try Soetrisno tetap dengan sikapnya. Bahwa beliau ingin PDIP yang maju dan capresnya didukung. Semua Elite Tentara Nasional Indonesia binaan Try Soetrisno tentu ada dibelakang Jokowi. Mereka ialah Wiranto, Agum Gumelar, AM Hendropriyono, Fachrul Razi, Ryamizard Ryacudu, Luhut Binsar Panjaitan; Sintong Panjaitan, Sutiyoso; Soebagyo HS. Bahkan termasuk SBY ialah pihak yang secara tidak pribadi mendukung Jokowi. Tentu dengan cara yang rumit dan memilih sekali. Mengapa begitu solid proteksi itu ? alasannya ialah yang dihadapi ialah Prabowo Soebianto yang terang lawan faksi Try Soetrisno. Sebetulnya antara Tentara Nasional Indonesia dan ormas Islam tidak punya masalah. Yang punya problem itu ialah PDIP dengan ormas islam. Mungkin relasi yang mesra antara PDIP dengan NU. Mungkin faktor sejarah dimasa kemudian dimana NU berhasil menciptakan pecahnya barisan islam dalam Masyumi. Kemudian bergabung dalam barisan nasional yang dibuat oleh Soekarno : NASAKOM.

Kemenangan Jokowi atas Prabowo dalam Pilpres 2014, telah menciptakan faksi Tentara Nasional Indonesia Pro cendana dan kelompok islam meradang. Khususnya ada ormas islam  menyerupai FPI, FUI yang punya koneksi dengan jaringan islam international menyerupai HT, Al Qaida, Ikhwanul Muslim (IM)) sangat mengenal erat siapa itu Wiranto. Karena dulu mereka berdiri atas prakarsa Wiranto. Era SBY mereka berperan sebagai pressure group yang sering dimanfaatkan oleh Faksi Tentara Nasional Indonesia Try Soetrisno. Bahkan HRS pernah masuk penjara di era SBY. Tidak sedikit orang FPI yang meninggal di penjara di era SBY. Saat kini ormas islam yang anti Jokowi /PDIP ialah mereka yang tadinya dibina oleh TNI. Para PATI yang turut membina itu semua ada dikubu Jokowi sekarang. Hanya saja ormas islam itu kini mereka tidak diposisi Jokowi tetapi di posisi Prabowo. Antara Prabowo dan kekuatan islam, punya agenda yang berbeda. Saat kini mereka bersatu untuk mencapai sasaran ganti presiden. Kalau tercapai sasaran ini maka selanjutnya bicara konsesi politik yang tentu berujung konsesi bisnis. Apakah mudah? tidak juga. alasannya ialah sistem negara kita menganut trias politika. Presiden tidak otomatis berkuasa penuh. Tanpa proteksi dewan perwakilan rakyat , Presiden tidak akan bisa melaksanakan fungsi UU nya. Prabowo akan melaksanakan hal sama menyerupai mertuanya. Islam hanya dimanfaatkan untuk naik tangga. Setelah hingga diatas , maka islam ialah pihak pertama yang akan di kebiri. Mengapa? apapun faksi Tentara Nasional Indonesia itu, idilogi mereka terang ialah Nasionalis. Makara islam dan komunis itu tidak ada kamusnya  dalam dokrin TNI. Dokrin Tentara Nasional Indonesia ialah PANCASILA. Itu final!

Jadi semenjak jatuhnya Soeharto ritme politik ditentukan oleh tiga orang jenderal , WIRANTO, PRABOWO dan SBY. Sampai kini mereka eksis. Kalau mereka bertiga bertemu, maka semua hal yang rumit sanggup menjadi mudah. Makara problem politik negeri ini engga juga ruwet. Hanya tiga orang duduk bareng minum kopi , selesai dah urusan. Makara damai sajalah. Semua akan baik baik saja. Yang terang Jokowi bukan lawan bagi siapa saja, bukan pula musuh bagi partai manapun. Jokowi hanya profesional untuk melaksanakan amanah UU dan memastikan elite politik dan elite ormas tetap bisa ha ha hi hi, disuasana mendung masih bisa memetik buah dan membaginya.  

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Pancasila...


Ketika terjadi perdebatan di Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( BPUPKI), ihwal ibarat apa negara yang akan di dirikan. Sebetulnya Jepang sebagai sponsor terbentuknya BPUPKI menginginkan biar Indonesia didirikan ibarat jepang , yaitu negara kerajaan. Tapi Soekarno dan Hatta yang terlibat eksklusif dalam diskusi dengan penguasa jepang di indonesia ketika itu menolak dengan tegas. Mereka tidak ingin negara kerajaan.

Usai pertemuan itu Soekarno berkata kepada Hatta, saya tidak akan sanggup mengemban amanah yang besar ini. Namun Hatta sebagai sahabat seperjuangan Soekarno meyakinkanya " Kalau bung tidak bersedia maka akan selalu ada orang lain yang akan melakukannya. Tidak perlu ragu ambil kesempatan ini. " Soekarno masih berat untuk memilih sikapnya. 

Itu sebabnya dalam rapat BPUPKI, Soekarno tidak memilih ibarat apa negara akan dibentuk. Dalam pidato pembukaaan sidang pertama BPUPKI,Soekarno hanya memberikan visi nya terhadap negeri yang akan didirikan. Dimana negara Indonesia yang akan didirikan haruslah punya visi 1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme atau perikemanusiaan. 3. Mufakat atau demokrasi. 4. Kesejahteraan sosial. 5. Ketuhanan yang Maha Esa Menurut Soekarno, lima asas itu merupakan weltanschauung atau pandangan mendasar, filsafat, juga fundamen yang digali dari jati diri bangsa Indonesia. Namun gagasan Soekarno itu tidak di setujui. 

Rapat meraton itu tidak menemukan kata satu. Utusan agama Islam mengotot biar negara yang akan di dirikan sesuai dengan syariat islam. Argumen itu kemudian di sanggah lantaran di nilai hanya melihat bangsa Indonesia menurut demografis. Umat Islam di Indonesia memang mencapai 90 persen. Jika melihat kondisi geografis, khususnya di Indonesia timur, maka komposisinya berbeda. Islam ialah minoritas. Saat itu golongan islam yang di wakili ulama tidak bisa bicara banyak. Karena mereka sadar bila argumen tersebut di pertahankan maka rakyat indonesia timur yang beragama bukan islam akan mundur dari rencana mendirikan negara RI. Kalau ini di peruncing maka kemerdekaan Indonesia tidak akan terjadi. Pengalaman sebelumnya lantaran tidak adanya persatuan makanya indonesia tidak bisa merdeka. Mereka berdamai dengan kenyataan lantaran mereka pejuang yang cerdas. 

Belum lagi soal etnis, utusan Kalimantan mempertanyakan apa kepentingan kami harus bersatu dengan orang jawa? Utusan Aceh pun bertanya mengapa kami harus bersatu dengan orang jawa? kami kondusif aman saja tanpa adanya Indonesia. Belum lagi masing masing tempat mencurigai negara yang akan didirikan nanti hanyalah kepanjangan tangan dari kolonialisme atas nama negara.

Sampai alhasil Soekarno dengan bunyi lirih berkata kepada semua hadirin " Jika benar semua ini harus di selesaikan lebih dahulu, hingga rumit, maka saya tidak akan mengalami indonesia merdeka, tuan-tuan tidak akan mengalami indonesia merdeka, dan kita semua tidak akan mengalami Indonesia merdeka hingga keliang kubur " semua terdiam. Bayang bayang perpecahan ada di pelupuk mata. 

Saya mencoba mereskontruksi rapat BPUPKI itu dalam dialogh imaginer sebagai berikut.:

Kemudian Agus Salim yang merupakan pimpinan dari Serikat islam tampil mengambil alih situasi dengan bijak. Agus Salim bertanya kepada hadirin. "Mengapa kita harus bersatu ? " 

Semua melongo saling pandang.

Agus Salim menjawab sendiri "Kita bersatu lantaran Tuhan. Semua kita sepakat kalaulah bukan lantaran Tuhan tentu kita tidak ingin menyabung nyawa untuk kemerdekaan. " 

Semua hadirin menganguk. Mereka tidak berbeda pendapat soal ini. 

"Nah bila begitu,negara yang akan didirikan ini ialah negara yang di dasarkan kepada Ketuhanan. Seperti apakah Tuhan itu ? Bukan satu , bukan banyak tapi ESA. Ia bisa satu , bisa juga lain.Tak penting , lantaran hanya Allah yang tahu ujudnya."

Salah satu penerima bertanya " Kalau negara di dirikan lantaran Tuhan yang maha ESA,maka negara itu harus menjamin kemanusiaan yang adil. " 

Agus salim mengangguk.

Namun salah satu anggota menambahkan, " Adil yang bukan dasarnya subjective tapi atas dasar akhlak. Apa itu ? Ya beradab. Makara seharusnya kemanusiaan yang adil dan beradab. “

Semua sepakat.

Nah.."lanjut Agus Salim.." Karena Tuhan negara di dirikan dan di laksanakan atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Apakah kita sepakat untuk bersatu ? siapkah kita bersatu ? “

Semua sepakat dan sepakat.

Maka di tetapkanlah Persatuan indonesia. Ini bukanlah paham nasionalisme ibarat yang disampaikan Soekarno. Tapi bersatu lantaran Tuhan, bukan lantaran idiologi atau isme darimanapun sumbernya.

Hatta bertanya " Bila kita sepakat bersatu,maka ibarat apa bentuk negara yang akan di dirikan nanti ?
Salah satu penerima menjawab bahwa "itu bukan negara kerajaan,bukan kesultanan , bukan khilafah, bukan pula republik ibarat negara Artikel Babo. “

" Makara ibarat apa negara itu ? Kejar Hatta.

"Bentuk negara itu ialah negara kerakyatan" jawab peserta.

“ Siapa yang memimpin ? Kejar Hatta lagi

" Mereka yang hikmat ( Berilmu ).”

" Apakah cukup yang berilmu ? bagaimana bila beliau zolim?” Kejar Hatta.

" Tentu beliau harus bijaksana.”

" Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam kepemimpinan itu. Bukankah kita tidak sepakat negara kerajaan atau khilafah ? Tanya Hatta degnan cerdas.

" Dalam bentuk permusyawaratan. Bukan voting.” Jawab utusan Ulama.

"Siapa yang akan boleh bermusyawarah itu ? tanya Hatta.

"Mereka yang menjadi wakil rakyat ,golongan dan agama.”

'Baiklah bila begitu maka kita sepakat mendirikan negara bentuknya ialah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanan dalam permusyawaratan perwakilan.” Agus Salim menyimpulkan.

Semua hadirin sepakat.

"Lantas apa tujuan negara didirikan ? tanya Hatta.

" Karena dasarnya ialah Tuhan maka tujuannya ialah keadilan.”

"Adil itu hanya milik Allah.Kita insan tidak akan bisa mencapai keadilan itu walau seberapa keras kita ingin mencapainya. Adil apa ? "Kata Agus Salim.

" Keadilan sosial. Artinya keadilan yang sesuai dengan fitrah masing masing orang perorang"Kata Hatta.

" Baiklah bila begitu kita akan dirikan negara dengan tujuan "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia."

***
Semua sepakat. Soekarno sebagai pemimpinan rapat memberikan ringkasan hasil rapat yang populer dengan sebutan Pancasila.  Suasana rapat ketika itu sangat sejuk. Mereka para pendiri negara berdebat dengan cerdas dan di dorong oleh cinta dan kasih sayang. Namun sesudah falsafah negara di tentukan maka piagam jakarta di buat dan kelompok islam menambahkan kalimat "melaksanakan syariat islam bagi yang memeluk agama islam.Para penerima tidak begitu pusing soal suplemen kalimat itu.

Dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 18 Agustus 1945, di putuskan untuk melaksanakan perubahan pada sila pertama dari yang ditulis dalam Piagam Jakarta. Tujuh kata itu, "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya", kemudian dihapus. Maka selengkapnya rumusan Pancasila versi 18 Agustus 1945 itu menjadi ibarat yang dikenal ketika ini, yaitu:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keputusan dihapuskannya kata "syariat Islam" memang belum memuaskan sebagian umat Islam. Sebagian kelompok masih berjuang untuk mengembalikan tujuh kata dalam Piagam Jakarta itu. Pemberontakan DI/TII/NII ialah bukti yang sekelompok orang berusaha melaksanakan makar namun sanggup di gagalkan pemeritah bersama TNI. Perjuangan politik mengembalikan sila pertama sesuai piagam jakarta terus di lakukan. Dalam sidang konstituante di Bandung pada periode 1956-1959, sejumlah partai yang berasaskan Islam berupaya memperjuangkan berlakunya syariat Islam sebagai dasar negara RI. Namun berhasil di gagalkan. Mengapa ? lantaran itu hanya sekelompok kecil yang tidak bisa di katakan mewakili umat islam seluruhnya. Pancasila tetap sakti di bawah lindungi rahmat Alalh.

Kalau ada pihak yang hingga kini masih terus penasaran, maka nasip mereka akan sama. Pecundang!. Makara tidak perlulah menegakkan benang basah. Konsep menimbulkan agama merebut kekuasaan atas dasar dalil syariah di Indonesia , tidak pernah sukses sepanjang sejarah. Mari cerdas berpikir dan jangan mau di provokasi. Gerakan agresi turun kejalan menekan pemerintah bahwasanya tidak seratus persen benar ibarat yang di lihat sebagai gerakan perwakilan murni seluruh umat islam. Ini hanyalah upaya yang sekedar mencoba coba, yang dari dulu tidak pernah menerima proteksi dari seluruh umat islam di Nusantara ini. 
Jayalah negeri ini..** 

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Indonesia Jangan Di Suriah-Kan...

Anak anak suriah menanti ajal.
Teman saya seorang aktifis International yang bermarkas di Dubai mengirim email ke saya. Baiknya saya lampirkan emailnya sebagai berikut (terjemahan bebas ).

My dear friend,
Saya merasa prihatin dengan keadaan Indonesia belakangan ini. Dari sumber saya di Jakarta menyampaikan bahwa politisi berbasis Islam berusaha memperovokasi gerakan bawah tanah islam radikal , aktifis kampus yang berbasis Islam , ormas islam untuk ikut ambil belahan dari hard game menuju Pemilu 2019. Masalah Ahok hanyalah pintu masuk menuju hard game itu. Demontrasi kemarin tanggal 4 november yakni sebagai tabuh genderang bahwa hard game di mulai. Konsolidasi di antara mereka terus terjadi paska demo 411.  Namun saya bahagia perilaku Tentara Nasional Indonesia sangat jelas, bahwa gerakan itu sudah di petakan dengan baik. Wawasan Tentara Nasional Indonesia sangat luar biasa. Sehingga bukan hal yang sulit di hadapi hard game itu. Jokowi telah dengan tegas memerintahkan Tentara Nasional Indonesia untuk tidak ragu mempertahankan kebinekaan NKRI dari rongrongan pihak manapun.

Gerakan dalam negeri untuk membuat situasi kacau tak lain yakni belahan dari proxy war yang sudah di laksanakan semenjak 8 tahun kemudian atau semenjak Obama berkuasa. Proxy war ini merupakan smart power dengan membentuk pion pion dari aneka macam kalangan untuk membuat opini permusuhan kepada pemerintah. Apalagi ketika Jokowi naik sebagai presiden gerakan proxy war semakin kencang. Ini di sebabkan di awali kebijakan Toll bahari namun sebenarnya juga memotong geostrategi Amerika dalam penguasaan daerah Asia Pasicif yang di dalamnya menyimpan konplik bahari China Selatan. Penguasaan blok Marsela untuk kemudian refinery di lakukan di darat, yang memungkinkan Indonesia sanggup membangun pangkalan perang di pulau itu. Dan ini semakin sulit bagi Amerika untuk menjangkau Papua kalau terjadi perang laut. Itu sebabnya Indonesia tidak bisa lagi di tekan dalam perundingan soal Freeport oleh AS. Sikap tegas Indonesia telah membuat Freeport kehilangan trust di bursa, Harga saham freeport terus jatuh. Tahun 2019, Freeport harus tunduk dengan UU Minerba atau hengkang dari Indonesia. KK tidak ada lagi.

Juga mengakibatkan daerah Natuna sebagai wilayah clean dari semua kapal Asing, telah membuat China dan Amerika semakin sempit ruang manuver nya. Indonesia akan menempatkan pangkalan perang di Natuna. Ini membuat Beijing harus mengkoreksi kebijakan geopolitik dan geostrategis nya terhadap Indonesia khususnya daerah bahari Natuna. Itu sebabnya Beijing dengan cepat menyikapi bahwa Laut Natuna tidak termasuk dalam nine node yang di claim China sebagai wilayahnya. Kalau tidak maka itu akan merugikan China kalau harus berhadapan dengan Amerika. Berteman dengan Indonesia akan lebih baik. Sementara Amerika, mulai melunak dengan memperlihatkan terusan pemerintah Indonesia kepada  FATCA, the Foreign Account Tax Compliance Act, yang merupakan sistem pengawasan rekening di wilayah bebas pajak dan kemudian lintas dana haram. Dengan terusan ini memungkinkan Indonesia sanggup sukses besar menjaring dana hidden warga Indonesia di luar negeri melalui jadwal TA.

Kebijakan Jokowi ini memang politik berani dengan taruhan besar. Sementara kekuatan politik dalam negeri tidak sepenuhnya mendukung. Dampak dari kebijakan ini memang banyak TNC Amerika kesulitan melaksanakan fundraising atas sumber daya yang mereka kuasai di Indonesia. Karena kontrol yang ketat atas cost recovery sesudah reformasi Migas. Sementara kini  Pertamina tercatat sebagai perusahaan MIGAS terbaik dunia. Banyak industri perikanan Cina yang gulung tikar tanggapan kebijakan perikanan indonesia atas wilayah lautnya. Singapore sebagai financial center bagi warga Indonesia, sekarang meradang lantaran terjadi rush dana di bank  pindah ke Indonesia. Memang di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia semakin mengkukuhkan dirinya sebagai negara berdaulat namun membuka diri untuk bermitra dengan siapapun atas dasar kepentingan nasional. Namun kemitraan yang setara ini tentu tidak di inginkan oleh siapapun. 

Makanya kekuatan infiltrasi abnormal melalui proxy dari kekuatan oposisi di Indonesia terus di lakukan. Menjelang tahun 2019 yakni to be or not to be bagi mereka untuk memastikan kekuasaan Jokowi sanggup di tumbangkan. Hal ini memang lebih leluasa di lakukan, karena  Indonesia negara demokrasi, yang memperlihatkan kebebasan siapapun dan media massa melaksanakan perang opini yang bisa efektif merusak reputasi pemerintah. Sehingga pemerintah lemah. Dan gampang untuk di kendalikan dan di jatuhkan dengan menempatkan orang yang tunduk dengan  kebijakan asing. Apakah semudah itu? Semua tahu bahwa kekuatan Indonesia yakni persatuan atas dasar kebinekaan. Benteng persatuan ini yakni umat Islam. Namun semua juga tahu bahwa kekuatan islam menyimpan konplik lantaran paham sekterian dan radikalisme. Keadaan inilah yang memungkinkan kesatuan itu bukan saja besar lengan berkuasa tapi juga renta di provokasi menjadi api yang gampang mengkremasi hangus NKRI, alhasil di kuasai asing…

My dear friend,
Ingat engga dulu waktu kita di Beijing dalam rehat seminar di sebuah cafe, kita menonton jadwal TV yang memuat gosip kerusuhan di Suriah, bahwa itu mustahil oposisi begitu terorganisirnya bergerak dengan satu tekad menjatuhkan rezim Bashar AL Assad tanpa ada santunan besar lengan berkuasa dari AS/Barat, juga Israel. Saya liat kau sempat tersenyum. Kamu kira saya sedang membangun teori ihwal konspirasi. Padahal berdasarkan kau bahwa ini murni kehendak secara umum dikuasai rakyat Suriah yang ingin tegaknya demokrasi. Mereka sudah bosan dibawah rezim Alwalid yang berasal dari minoritas Syiah yang berlaku otoriter. Saya sanggup maklum apa yang kau sinyalir. Menurut saya ketika itu , ada hal yang sangat gampang di ledakkan di Suriah, yaitu duduk kasus hubungan sunni dengan Syiah. Maklum saja di Suriah, sunni yakni kelompok secara umum dikuasai namun elite kekuasaan berada di tangan keluarga Alwalid dari sekte Syiah. Perseteruan ini sengaja di kobarkan lewat operasi intelligent.

Sejak Obama terpilih sebagai presiden upaya smart power AS untuk menjatuhkan rezim Alwalid ini telah dilaksanakan dengan systematis. Para intelektual Muslim Sunni yang ada di suriah serta militer dari kelompok reformis  di dekati oleh AS lewat jadwal binaan secara pribadi maupun tidak langsung. Motor dari operasi pembinaan para oposan ini yakni Departement Luar Negeri As melalui US Institute of Peace dengan dibantu oleh Negara Eropa Barat sekutunya. Program training yang di adakan di Jerman dengan santunan jago intelligent ini, mencakup jadwal agitasi dari aspek ekonomi, social ,politik,budaya dan agama. Para mereka yang telah dilatih  ini , kembali ke Suriah membina pressure group dari kalangan LSM yang pro demokrasi, ulama sunni dan militer intelektual. 

Presssure group inilah yang melaksanakan propaganda sistematis kepada seluruh rakyat untuk terjadinya gelombang revolusi. Maka ketika harga pangan melambung tinggi dan rezim Alwalid tidak bisa mengatasi krisis pangan, maka momentum ini dipakai untuk melaksanakan revolusi rakyat. Ditambah lagi keberhasilan people power di Mesir menjatuhkan Hosni Mubarak , Libia yang membuat hengkang Khadafi , ikut berperan sebagai trigger meluasnya perlawanan rakyat. Jadi kesimpulannya kerusuhan ini tercipta lantaran by design oleh AS dan sekutunya. Bila kekacauan terjadi, apapun bisa terjadi. Diawali oleh agresi demo yang tak terkendali dan terprovokasi hingga terjadi benturan keras antara rakyat dan aparat. Selanjutnya meluas hingga terbentuk group pemberontak. Bila sudah begini, maka perilaku negara di manapun akan sama, yaitu menghadapinya dengan tegas. Tindakan berontak yakni tidakan makar. 

Semua tahu di belakang kelompok oposisi ada kekuatan AS/Barat. Ini operasi intelligent AS/Barat untuk membuat chaos dan sekaligus menebarkan gosip bohong yang sengaja dibesar besarkan oleh media barat untuk membangun bad image atas rezim Suriah. Sahabatku, Indonesia harus waspada dengan cara cara gerakan oposisi yang ibarat itu, yang alhasil mengakibatkan suriah daerah perang dan pembantaian. Sangat mengerikan. Enam bulan kemudian saya berhasil masuk ke Damaskus bersama akfitis international Artikel Babo. Saya melihat negeri yang di berkati rasul itu hancur ibarat negeri tidak ber Tuhan. Perang saudara ini sudah menewaskan lebih dari 250.000 orang, sebanyak 80.000 orang yakni warga sipil, termasuk 13.500 orang anak-anak. Sedikitnya 1 juta orang terluka dalam konflik ini. Sedikitnya 250.000 bawah umur hidup di kota-kota yang terkepung dalam kondisi mengenaskan.  Sebagian besar dari mereka terpaksa menyantap masakan binatang atau daun demi bertahan hidup. Lebih separuh rakyat Suriah eksodus keluar negeri mencari proteksi di negeri orang. Ongkos sosial tanggapan perang itu seakan tak tertanggungkan oleh siapapun yang waras. 

Dengan keadaan ini maka sanggup di pastikan ekonomi Suriah mengalami kemunduran hingga tiga dekade, lantaran sebagian besar pendapatannya terhenti dan banyak infrastruktur hancur, deindustrialisasi dan tutupnya aneka macam jenis usaha. Rakyat mengalami kebangkrutan yang berujung pada maraknya penjarahan dan penghancuran. Sejak 2011, ekspor Suriah anjlok hingga 90 persen dan di dikala bersamaan Suriah juga menderita hukuman internasional.  Di sisi lain, sebagian besar rakyat Suriah hidup tanpa listrik tanggapan hancurknya 83 persen infrastruktur kelistrikan negeri itu. Semoga neraka di Suriah tidak pernah terjadi di Indonesia.

My dear friend, 
Kini pemerintah Amerika di pimpin oleh Donald Trump. Kamu tahu bahwa ia sudah melaksanakan aliansi bisnis dengan pengusaha yang juga politisi di Indonesia semenjak beberapa tahun lalu. Trump akan melaksanakan apa saja untuk menyelematkan Freeport dan merebut kembali Marsela sebagai jalur strategis menguasai Asia pacific. Trump akan melaksanakan kebijakan shock banking melalui peningkatan suku bunga the Fed. Ini lebih dahsyat daripada bomb nuklir, yang bisa membuat rupiah terkoreksi negatif tanggapan capital outflow. Saat itulah kekuatan proxy semakin sanggup angin untuk merebut kekuasaan. Mereka di gerakan oleh kaum oportunis dengan mengakibatkan agama sebagai isyu utama. Di balik isyu itu ada aktivitas utama  yaitu bagaimana menguasai SDA Indonesia.  Sementara yang memperjuangkan agama itu hanya di jadikan kayu bakar untuk kemudian sesudah berkuasa, kayu bakar yang telah jadi debu itu akan di buang begitu saja…Itu terjadi di mana mana, sejarah membuktikan…

My dear friend,
Menghadapi situasi kedepan memang tidak mudah. Ini tantangan bagi rakyat Indonesia untuk berselencar dalam gelombang panas dalam konstelasi global. Mengapa ? Indonesia punya potensi besar untuk unggul yaitu memiliki geografi daratan dan lautan yang kaya akan SDA. Ini harus di kelola dengan baik dan bermanfaat. Indonesia punya demografi hebat yakni kearifan lokal, yang juga harus di barengi dengan revolusi mental dengan mengakibatkan Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Indonesia harus menjadi negara agraris, negara maritim, dan negara industri. Hanya dengan cara itu Indonesia bisa selamat. Jangan hingga potensi hebat ini jadi hancur hanya lantaran sekelompok orang yang sebenarnya mereka hanyalah proxy abnormal untuk mengkremasi revolusi di negeri ini. Semoga Tentara Nasional Indonesia  bisa tegas bahwa NKRI harga mati.

Semoga rakyat Indonesia menyadari ini dan bersikap berhati-hati atas setiap provokasi yang bisa menmbulkan gejolak dalam negeri dan bersatu dalam barisan negara kesatuan tanpa bisa di pecah belah lantaran isyu SARA. Semoga Tentara Nasional Indonesia tetap menjadi pembela NKRI dan memang prajurit Tentara Nasional Indonesia terlatih membaca geopolitik dan geostrategis lantaran Indonesia kaya dengan pengalaman jatuh bangkit kekuasaan. Saya yakin indonesia semakin sampaumur lantaran di dera duduk kasus dan sekarang Indonesia di bawah presiden Jokowi akan terus begerak menjadi marcu suar sebagai negara berpenduduk secara umum dikuasai Islam yang bisa berdualat di atas keberagaman tanpa bisa di tembus oleh kekuatan abnormal dalam bentuk apapun…Suriah yakni pelajaran mahal sekali bagi umat islam di Indonesia..sangat mahal. Kalau hingga terjadi, ongkos kemanusiaan sangat mahal dan tak mungkin anak cucu kita bisa menanggungnya. Cintai generasi masa depan dengan mewariskan kehidupan cinta hening dan kesejahteraan di bawah lindungan Tuhan yang pengasih penyayang..

Salam hangat selalu.
JC 

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/