Showing posts sorted by relevance for query megawati-atau-jokowi. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query megawati-atau-jokowi. Sort by date Show all posts

Megawati Atau Jokowi?

Ketika Soeharto jatuh dan PDIP unggul dalam pemilu tahun 1999, tidak otomatis menimbulkan Megawati sebagai Presiden. Permainan koalisi di Sidang Umum MPR  hanya menempatkan Megawati sebagai wapres dengan Gus Dur sebagai Presiden. Megawati hanya jadi ban serep tanpa prestasi apapun. Kemudian Gus Dur dijatuhkan oleh MPR dan menempatkan Megawati sebagai Presiden. Apa prestasi Megawati ? Hanya dua yaitu mengeluarkan IMF dari Indonesia dan sekaligus stop utang luar negeri atau zero growth debt. Selebihnya kekuasaan dijalankan oleh kekuatan Poros Tengah dan GolkarPraktis idiologi Marhaen tidak jalan sama sekali? Semua tahu bahwa Soekarno anti kapitalis tapi di era Megawati  LNG Tangguh dikuasai gila dan menjual INDOSAT kepada asing, serta diberlakukannya privatisasi BUMN.  Semua tahu bahwa Soekarno penggali Undang-Undang Dasar 45 dan Pancasila , dan di era Megawati  amandemen Undang-Undang Dasar 45 terjadi secara luas sehingga tidak layak lagi disebut Undang-Undang Dasar 45 tapi Undang-Undang Dasar 2002. Semua tahu bahwa ditangan Soekarno lah nusantara berhasil direbut dari gila tapi di era Megawati  pula Simpadan lepas ketangan Malaysia.  Saya yakin ini sangat menyakitkan bagi Megawati saat itu namun Megawati menentukan diam. Dukungan berpengaruh rakyat kepada simbol Soekarno pada Megawati ini hanya berumur jagung dan mendulang kekecewaan saat Megawati tidak menawarkan pujian dan kepuasaan kepada rakyat selama ia menjadi Presiden. Itulah harga yang harus ia bayar. Seorang teman yang juga aktifis Marhaen sempat berkata kepada saya bahwa apakah Megawati tidak melihat realita  dari dua kali PEMILU , PDIP sanggup dikalahkan oleh Partai Demokrat dan SBY unggul telak sebagai President.  Mau berapa kali lagi PEMILU untuk meyakinkan Megawati bahwa orang ramai tidak melihat Megawati similiar dengan Soekarno. This is  enough.

Kalaulah mau jujur bahwasanya tidak semua kader PDIP suka dengan Megawati. Mengapa ? Ada jarak yang sangat jauh antara Megawati dengan Marhaenisme. Megawati bukan pemimpin yang merakyat. Ketika ia jadi Presiden ia memimpin bergaya Feodal,yang sangat sulit diakses dan sangat tidak sanggup mendapatkan perbedaan. Perseteruannya dengan SBY yang merupakan salah satu menterinya dulu juga sebagai bukti bahwa Megawati bukan orang besar yang gampang mendengar dan gampang pula memaafkan. Ada segelintir kader PDIP yang hengkang dan menciptakan Partai sendiri yang konsisten dengan Marhaen tapi gagal meraih bunyi dalam Pemilu. Ini sebagai bukti bahwa bagaimanapun usaha Idiologi Soekarno akan lebih efektif kalau itu digerakan oleh Megawati atau trah Soekarno. Para kader sadar bahwa mereka butuh simbol hidup Patron Soekarno untuk menarik kaum tertindas untuk bergabung.  Walau bahwasanya cara ini tidak lagi efektif lantaran semakin meluasnya gosip semakin menyadarkan Rakyat bawah bahwa Soekarno sudah tiada dan tidak akan pernah ada lagi Soekarno kedua atau titisannya. Namun ditengah ketidak adilan dan semakin lebarnya gap kaya miskin jawaban kapitalisme, marhanen memang laris dijual. Marhaenisme inilah yang ditampilkan kepermukaan oleh para kader saat berhadapan dengan akar rumput. Mereka mendekati rakyat dengan keteladanan untuk berkorban. Mereka mencicipi derita rakyat secara lahir maupun batin. Hal ini tercermin dari jadwal kerja mereka saat mereka punya kesempatan memimpin.

Keberadaan Ganjar, Jokowi dan Herman, Tri Rismaharini serta Artikel Babo ialah satu pola generasi Marhaen sejati yang tumbuh dan berkembang dari akar rumput. Umumnya mereka ialah kaum berakal yang mengenal Marhaen saat mereka sebagai aktifis di Kampus di era Soeharto. Usia mereka sekarang rata rata diatas setengah abad. Kebanyakan mereka taat beragama namun tidak memakai agama sebagai simbol berjuang sebagaimana mereka tidak memakai simbol Marhaen untuk mensugesti rakyat. Mereka lebih mengutamakan keteladanan sebagai langsung yang mengabdikan umurnya untuk berkhasiat bagi orang lain. Sikap hidup mereka ialah dedikasi sebagaimana kata kata Bung Karno "Saya ialah insan biasa.Saya tidak sempurna.Sebagai insan biasa saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.Hanja kebahagiaanku ialah dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada bangsa. Itulah dedication of life-ku. Djiwa dedikasi inilah jang mendjadi falsafah hidupku, dan menghikmati serta mendjadi bekal-hidup dalam seluruh gerak hidupku. Tanpa djiwa dedikasi ini saya bukan apa-apa. Akan tetapi dengan djiwa dedikasi ini, saja mencicipi hidupku bahagia,- dan manfaat."

Ya, PDIP pada awalnya berdiri lantaran usaha seorang Megawati melawan kezoliman Soeharto. Berlalunya waktu Mega disadarkan untuk lebih bijak apalagi sesudah mengalami kekalahan demi kekalahan dalam PEMILU. Mega sadar bahwa ia perlu kembali kepada Marhaen sejati, bukan hanya simbol tapi memang sebagai idiologis yang mengawal Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45. Itulah sebabnya dalam Kongres di Bali tahun 2009 telah dibuat Majelis Idiologi yang mewadahi arah gerak dan orientasi serta dinamika PDIP sebagai partai ideologis biar sesuai dengan Pancasila 1 Juni 1945. Sejak itu Mega tidak lagi meng claim dialah yang patut menjadi Presiden dan disimbolkan sebagai pewaris Patron Soekarno. Mega sudah menempatkan PDIP sebagai partai kader yang besar lantaran idiologi dan bukan lantaran simbol orang perorang. Walau bahwasanya masih ada didalam badan PDIP yang tetap bersandar kepada simbol Soekarno yang umunya mereka berada diakar rumput. Mega tidak sanggup mengabaikan mereka lantaran itu sebuah realitas yang harus disikapi dengan bijak. Karenanya dengan bijak  dan smart Mega tidak segera mengumumkan Jokowi sebagai Capres. Itu akan diumumkan sesudah PEMILU legislative. Alasannya sudah tentu untuk menjaga perasaan mereka yang masih percaya dengan Soekarno sebagai simbol Patron dan Mega sebagai titisannya. 

Bila ternyata PDIP sanggup memenuhi batas minimum Presidential Threshold yakni bunyi dingklik legislatif 20 persen dan bunyi nasional 20 persen ,maka ini sebuah realita bahwa Trah Soekarno masih berpengaruh dan Megawati akan maju sebagai Capres sesuai amanah Kongres. Namun ini kecil sekali kemungkinannya. Yang niscaya kalau batas minimum tidak tercapai maka itu suatu realita bahwa Mega harus mundur dan menyerahkan Capres kepada Jokowi. Semua kader PDIP akan menjadi mesin partai yang efektif dan berjuang untuk menempatkan Jokowi sebagai Presiden walau untuk itu harus membangun koalisi dengan partai lain. Bagi Megawati apapun yang terjadi  itulah yang terbaik dan akan diterimanya dengan suka cita. Kalaulah memang rakyat menentukan Jokowi sebagai Presiden lantaran langsung Jokowi yang Marhaen maka itu yang terbaik bagi PDIP tapi bila  rakyat menentukan Jokowi lantaran PDIP dan Soekarnoisme maka itu juga takdir yang harus diterima dengan penuh tanggung jawab. Seorang aktifis Marhaen berkata kepada saya bahwa Pemilu yang akan tiba ialah pertarungan all out PDIP bersama Partai koalisinya (Nasdem dan Garindra )  untuk memenangkan pemilu. Bila mereka menang maka jadwal utama ialah mengembalikan Undang-Undang Dasar 45 kedalam pangkuan ibu pertiwi. Undang-Undang Dasar 2002 sebagai amandemen dari Undang-Undang Dasar 45 akan di removed masuk keranjang sampah. 

Sumber https://culas.blogspot.com/

Mungkinkah Joko Widodo Jatuh?

Ketika pidato pembukaan Kongres PDIP di Bali, Megawati Nampak menitikan air mata. Memang fitrah perempuan tidak sanggup menyembunyikan perasaannya, walau air mata itu menjadikan tanda tanya , apakah itu tu airmata senang ataukah itu airmata duka. Namun dari pernyataan Megawati selama kongres tahulah kita bahwa diamnya Megawati selama ini bukanlah seratus persen memperlihatkan derma sepenuhnya kepada Jokowi. Ada ketidak puasaannya terhadap Jokowi sebagai presiden RI. Seakan Megawati kecewa alasannya yakni Jokowi tidak sanggup melaksanakan secara penuh misinya sebagai petugas partai. Megawati nampak kecewa alasannya yakni itu. Mungkin satu hal yang dilupakan oleh Megawati bahwa Indonesia bukanlah pemerintahan yang menganut system parlementer. Indonesia menganut system Presidentil. Ketika seseorang terpilih sebagai Presiden maka ia bukan lagi monopoli milik partai atau ormas, tapi ia milik semua partai dan golongan. Ia yakni presiden Repuplik Indonesia ,pemimpin bagi semua rakyat, bagi semua golongan, bagi semua partai. Keberadaan Partai menurut UU hanya sebatas mencalonkan kadernya sebagai presiden. Yang menentukan terpilih atau tidak calon itu yakni rakyat , bukan partai. Kaprikornus partai itu tak lebih hanyalah mesin yang melahirkan pemimpin nasional. Partai yakni pembinaan center seseorang untuk masuk kepentas kepemimpinan Nasional. Setelah terpilih sebagai presiden maka presiden harus patuh dan tunduk kepada UU , bukan kepada Partai. !

Mengapa APBN-P 2015  begitu mulus di syahkan oleh DPR?  Semua tahu bahwa pengakuan APBN sesudah usai sidang pleno penetapan  BG sebagai Kapolri, yang diusulkan oleh PDIP atas prakarsa dari Megawati. Sepertinya ada transaksional antar partai Koalisi di dewan perwakilan rakyat atau apalah. Yang terperinci keberadaan BG sebagai Kapolri begitu strategisnya bagi Megawati dan PDIP sehingga mereka sanggup dengan gampang mendapatkan APBN-P yang didukung penuh oleh KMP. Namun nyatanya sesudah itu,  BG gagal sebagai Kapolri alasannya yakni dibatalkan oleh Jokowi. Selanjutnya elite KIH meradang alasannya yakni para Mafia Migas, cecunguk Pupuk, Mafia Minerba, Mafia Pangan, yang berusaha merapat ke mereka untuk mendapatkan proteksi jawaban kebijakan Jokowi, mulai merasa gerah. Satu kader PDIP yang juga anggota dewan perwakilan rakyat ketahuan KPK alasannya yakni suap izin Tambang batubara. Jokowi tidak sanggup lagi diatur. Ia hanya fokus melaksanakan amanah APBN  yang di syahkan DPR. Jokowi menciptakan kecewa elite KIH alasannya yakni  mencabut hak hak trading arm untuk Petral , peniadaan subsidi BBM ( premium ), menciptakan ngambang contract JV dengan sonangol, menghapus denah subsidi pupuk, dan melibatkan Tentara Nasional Indonesia untuk membrantas cecunguk pangan. Sementara peluang rente atas kebijakan  fiscal Jokowi sangat kecil sekali sanggup didapat. Mengapa ? untuk swasembada pangan, Jokowi melibatkan Tentara Nasional Indonesia dan pembangunan insfrastruktur melibatkan BUMN. Dengan metode penyaluran dana fiscal ini maka siapapun yang mencoba menyunat anggaran ini akan berhadapan dengan Tentara Nasional Indonesia dan KPK. Dan untuk mengimbangi dominasi politik KIH terhadapnya, Jokowi menjalin sinegi dengan KMP melalui Prabowo, sehingga tidak gampang bagi dewan perwakilan rakyat untuk menghadang kebijakannya melalui hak angket atau hak konstitutional Artikel Babo.

Dengan kondisi derma yang mulai melemah dari KIH , apakah Jokowi akan jatuh ? Apalagi semua Mafia memiliki kekuatan financial dan  power mensuplai dana  untuk mejadikan LSM, Ormas sebagai proxy melaksanakan pressure terhadap kekuasaan Jokowi. Belum lagi kekuatan underbow Partai akan menjadi mesin memprovokasi massa untuk mempressure pemerintah. Saya masih ingat dikala semua orang ingin menjatuhkan Gus Dur,  seorang perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia menyampaikan kepada saya dalam pertemuan santai di Grand Hyatt. Bahwa Elite Politik butuh derma Tentara Nasional Indonesia untuk melaksanakan SI menjatuhkan Gus Dur. Andaikan Tentara Nasional Indonesia menolak maka MPR tidak akan berani menjatuhkan Gus Dur. Mengapa Tentara Nasional Indonesia mendukung menjatuhkan Gus Dur? Ya alasannya yakni Gus Dur mereformasi Tentara Nasional Indonesia sehingga Tentara Nasional Indonesia tidak lagi dengan dokrin tentara Rakyat. Soeharto menentukan lengser sebagai Presiden dikala ia berkali kali menelpon senior Tentara Nasional Indonesia yang ada di Golkar namun telp tidak tersambung. Itu artinya ia tidak lagi didukung TNI. Mengapa Tentara Nasional Indonesia menarik derma terhadap Soeharto ? alasannya yakni KKN yang dilakukan Soeharto sudah hingga pada tingkat menciptakan Tentara Nasional Indonesia harus bersikap sesuai dokrin Tentara Nasional Indonesia sebagai Tentara Rakyat. Jadi, apabila ada pihak entah itu Partai yang ingin menjatuhkan Jokowi lewat sidang Instimewa MPR maka mereka harus punya alasan yang berpengaruh untuk mendapatkan derma dari TNI. Begitu juga apabila ada ormas atau LSM atau gerakan Mahasiswa yang ingin menjatuhkan Jokowi maka mereka harus punya alasan yang berpengaruh untuk meyakinkan Tentara Nasional Indonesia semoga menarik derma terhadap Jokowi.

Mungkinkah Tentara Nasional Indonesia menarik derma terhadap pemerintahan Jokowi? Hampir mustahil Tentara Nasional Indonesia akan menarik derma terhadap Jokowi.Mengapa ?sejak reformasi , ini kali pertama kiprah Tentara Nasional Indonesia dilibatkan dalam kegiatan pembangunan yang bersifat sangat strategis yaitu swasembanda pangan. Ini seakan mengaktualkan jargon Soedirman ihwal Tentara Nasional Indonesia bahwa tentara itu menyerupai ikan yang hidup diair , yang tidak sanggup ikan dipisahkan dengan air alasannya yakni niscaya ikan mati. Tidak sanggup Tentara Nasional Indonesia dipisahkan dengan rakyat.Tidak sanggup Tentara Nasional Indonesia hanya disuruh tinggal dibarak militer. Mengapa ? alasannya yakni sejarah Tentara Nasional Indonesia beda dengan tentara negara lain. Sejarah Tentara Nasional Indonesia yakni sejarah tentara Rakyat. Dokrin Tentara Nasional Indonesia yakni Tentara Rakyat. Elite politik reformasi yang mencoba memisahkan Tentara Nasional Indonesia dengan Rakyat gotong royong melawan fitrah Tentara Nasional Indonesia itu sendiri. Ketika 10 tahun tentara di barak dan rakyat ( petani dan nelayan ) menderita alasannya yakni kalah bersaing dengan absurd maka Tentara Nasional Indonesia bersikap.  Jokowi memanfaatkan memontum kerinduan Tentara Nasional Indonesia kembali ke rakyat itu dengan sempurna melalui kegiatan swasembada pangan. Ada lebih Rp.100 Triliun dana fiskal disuplai ke petani dan Panglima TNI-AD siap dicobot kalau kegiatan Swasembada pangan gagal. Disamping itu Jokowi berhasil meyakinkan NU dan Muhammdiah sebagai basis ormas islam terbesar di Indonesia untuk mendukungnya. Setiap ada komplik kebijakan ditataran politik maka Jokowi akan membentuk Tim untuk memperlihatkan masukan dan itu selalu ada wakil dari Ormas NU dan Muhammadiah. Jokowi akan tetap diposisinya hingga dengan  lima tahun kedepan walau memang tidak kondusif dari pihak yang sekedar ingin mencoba coba melawan.



Sumber https://culas.blogspot.com/

Makna Di Balik Penggalan Tumpeng Megawati Untuk Joko Widodo - Ma'ruf Amin


Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merayakan hari jadi ke-46 di JIExpo Kemayoran Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019). Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla, sampai cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin turut hadir dalam program tersebut.

Setelah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi menunjukkan kata sambutan, program dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng. Pemotongan tumpeng merupakan program puncak dari perayaan HUT ke-46 PDIP.

Sambil tersenyum, Megawati pun menunjukkan cuilan tumpeng pertamanya kepada Jokowi. Presiden ke-5 RI itu juga menyerahkan nasi tumpeng beserta lauknya. Jokowi pun mendapatkan nasi tumpeng dukungan Megawati.

"Ya diserahkan kepada Presiden RI Bapak Joko Widodo. Insyaallah akan terpilih lagi menjadi Presiden RI pada Pemilu 2019," kata Rieke Diah Pitaloka selaku pembawa acara.

Kemudian, Megawati menyerahkan cuilan tumpeng kedua dan ketiga kepada Jusuf Kalla serta Ma'ruf Amin.

"Tumpeng ketiga untuk Bapak KH Ma'ruf Amin. Yang Insyaallah juga akan terpilih alasannya satu paket. Ini akan terpilih sebagai Wapres RI ke-12," ucap Rieke.

Jokowi berpasangan dengan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Mereka berhadapan dengan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Jokowi Puji Megawati

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memuji Ketua Umum PDIP yang juga Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Dia menyebut, Megawati yaitu figur yang mempunyai ideologi politik sangat kuat.

"PDI Perjuangan bersyukur mempunyai ibu Megawati figur yang berkeyakinan politik sangat kuat, berkeyakinan Pancasila sangat sangat sangat kuat," kata Jokowi ketika menunjukkan pidato di peringatan HUT ke-46 PDI Perjuangan di Hall C3 Jiexpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019).

Menurut Jokowi, Megawati telah dan terus menginspirasi kader PDIP. Putri Presiden pertama RI Soekarno itu juga disebut menginspirasi generasi bangsa Indonesia.

"Pikiran, ucapan, dan tindakan dia selalu begitu membekas dalam diri kita semuanya," ucap dia.

Megawati, lanjut Jokowi, mempunyai keberanian dan ketulusan. Megawati juga selalu konsisten dalam bertindak.

"Konsistensinya selalu menjadi referensi bagi kita semuanya kader PDI Perjuangan," ujar Jokowi.

Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja di antaranya, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, Menkopolhukam Wiranto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Kemudian Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah AANG Puspayoga, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Jaksa Agung HM Prasetyo, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.[liputan6.com]

Sumber Daya Keuangan.



Anda boleh saja sanggup warisan dari keluarga dengan harta banyak. Tetapi kalau anda tidak punya sumber daya keuangan maka harta itu hanya problem waktu akan habis dijual untuk konsumsi. Sebaliknya walau anda terlahir tanpa harta namun anda sanggup berkembang lantaran anda punya sumber daya keuangan. Kalau dulu sumber daya keuangan itu hanya dua yaitu satu dari keluarga atau teman, kedua dari Bank. Hanya itu. Keluarga atau sahabat disebut dengan sumbedaya keuangan yang berbasis cinta. Sementara sumber dari bank berbasih collateral. Dalam hal negara, dulu  sebelum tahun 2000 sumber daya keuangan negara berasal dari pajak , bagi hasil dan utang. Utang ini berasal dari negara lain atau G2G yang bersifat politik. Ada juga kuridor multilateral menyerupai CGI atau IMF atau World bank.

Setelah tahun 2000 kita membuka diri dalam sistem pengelolaan keuangan negara. Format APBN tidak lagi menyerupai buku Toko atau nerara T ( debit kredit yang seimbang ) tetapi di ubah menjadi vertikal atau I . Ini standard Government Finance Statistic.  Dengan standar ini maka APBN kita sudah menyerupai neraca perusahaan. Utang tidak lagi dianggap sebagai pendapatan atau penerimaan. Utang ditempatkan sebagai financial resource atau sumber daya keuangan.  Nah yang namanya sumber daya keuangan maka itu selalu bekerjasama dengan standar rasio kelayakan dihadapan investor atau kreditur. Tahun 2000-2003 Gus DUR dan kemudian Megawati tidak bisa  lagi menarik hutang menyerupai kurun Soeharto. Sumber daya keuangan kering. Makanya terpaksa menjual asset lewat BPPN atau pelepasan asset BUMN.

Era SBY pada periode pertama, Indonesia menata sistem keuangan negara yang bertumpu pada pajak dan utang sebagai sumber daya keuangan. Sampai dengan periode kedua SBY, sumber daya keuangan kita melimpah. Karena faktor eksternal dimana harga 10 komoditas utama Indonesia naik dipasar dunia. Sehingga neraca kita positip yang memudahkan pemerintah meng saluran sumber daya keuangan. Setelah krisis 2008 terjadi banjir likuiditas di pasar uang global lantaran AS mengeluarkan kebijakan QE.  Ini dimanfaatkan dengan baik oleh SBY untuk menarik utang melalui pasar uang global. Namun utang itu sebagian besar tidak dipakai untuk sektor produksi tetapi lebih kepada penguatan konsumsi domestik lewat subsidi.

Tahun 2013 AS mulai menarik supply uang di pasar melalui kebijakan tapering off yang sehingga suku bunga the fed mulai di naikan. Akibatnya tahun 2014 pasar uang global kekurangan likuiditas lantaran kebijakan tapering off semakin kencang. Ketika Jokowi masuk Istana tahun 2014, posisi APBN kita dalam kondisi defisit primer atau pendapatan negara tidak cukup lagi untuk menutup belanja negara di luar pembayaran cicilan utang dan bunga. 10 komoditas utama Indonesia harganya jatuh dipasar dunia. Dalam kondisi ini mustahil Jokowi sanggup menarik utang dipasar dengan mudah.  Kalaupun ada , tentu suku bunga tinggi. Lantas apa solusi Jokowi? Pertama, restruktur APBN biar sehat dan kredibel. Kedua, membuat hukum biar Dana pihak ketiga ( DPK ) dari institusi menyerupai dana pensiun sanggup diperluas penempatannya atau portfolionya. 

Restruktur APBN itu tidak mudah. Karena ini berkaitan visi, orientasi dan standar kepatuhan sesuai dengan design dari taktik pembangunan yang ditetapkan oleh Jokowi. Semua bisnis non tradeable tidak lagi mendapatkan insentif dan fasilitas. Mengapa ? biar sektor real dalam tumbuh tanpa distorsi dengan pasar. Kalau sektor real tumbuh, pajak juga akan meningkat. Orientasi APBN diarahkan untuk sektor produksi dengan penyediaan infrastruktur ekonomi. Mengapa ? biar dunia perjuangan bisa efisien. Bila dunia perjuangan efisien maka daya saing akan tinggi, tentu akan mendorong orang untuk ber-investasi. Terakhir ialah mereformasi UU pajak biar peluang meningkatkan tax ratio lebih gampang dicapai.  Dengan kebijakan itu, maka pasar melihat bahwa Jokowi serius mengelola keuangan negara secara modern dan transparans.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan peningkatan dana investasi asuransi dan dana pensiun pada instrumen obligasi. Lembaga jasa keuangan non-bank diwajibkan Peraturan OJK No.1/POJK.05/2016 untuk meng-investasikan sekitar 20-30 persen dana mereka di surat utang negara, baik obligasi konvensional ataupun obligasi syariah (sukuk) yang diterbitkan pemerintah. Perusahaan asuransi jiwa diharuskan menempatkan dana pada Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 30 persen dari keseluruhan nilai investasi. Sementara itu, perusahaan asuransi umum dan reasuransi, minimal 20 persen. Adapun Dana Pensiun diwajibkan sedikitnya 30 persen di SBN. Menurut data, porsi kepemilikan obligasi oleh perusahaan asuransi meningkat menjadi 12,36 persen pada tanggal 18 April 2016 dari sebelumnya hanya 11,74 persen pada tamat tahun lalu. Kepemilikan obligasi oleh Dana Pensiun juga mengalami kenaikan pada periode yang sama menjadi 3,55 persen dari sebelumnya 3,41 persen. Selain kedua forum tersebut, porsi kepemilikan obligasi dari perusahaan pengelola reksa dana juga mengalami kenaikan, menjadi 4,49 persen dari sebelumnya 4,21 persen.

Apa akhirnya ? 

Pertama, naiknya peringkat kredit Indonesia ke kategori layak investasi (investment grade). Tidak sanggup dipungkiri, kenaikan peringkat kredit ini sangat kuat terhadap arus masuk dana gila ke dalam negeri. Hal ini tercermin dari peningkatan volume dana masuk ke pasar obligasi mulai pertengahan tahun 2015, dibandingkan periode sebelum Indonesia mendapatkan peringkat itu. Tidak tanggung-tanggung, lebih dari tiga forum pemeringkat dunia telah menawarkan stempel 'layak investasi' dengan outlook 'stabil' terhadap Indonesia. Bahkan, Moody's dan Fitch Ratings memberikan peringkat 'layak investasi' pada waktu hampir bersamaan. Hanya Standard & Poor's (S&P) yang masih mempertahankan peringkat Indonesia pada level BB+ atau outlook positif.

kedua, turunnya risiko investasi di pasar obligasi Indonesia. Kondisi ini tercermin dari turunnya nilai Credit Default Swap (CDS) Indonesia. CDS merupakan kontrak swap di mana pembeli melaksanakan pembayaran ke penjual sementara pembeli mendapatkan hak untuk memperoleh pembayaran bila kredit mengalami default atau kejadian lain yang tercantum dalam credit event, contohnya kebangkrutan atau restrukturisasi. Dengan kata lain, CDS ialah sejenis pertolongan atas risiko kredit. Nilai CDS 5 dan 10 tahun pada tiga bulan terakhir mengalami penurunan. Penurunan ini sanggup disebabkan beberapa faktor, menyerupai membaiknya kondisi ekonomi. Ini termasuk menyempitnya defisit transaksi berjalan Indonesia, rendahnya inflasi tahunan, serta pertumbuhan ekonomi yang masih terjada di level 5 persen. Selain itu, CDS Indonesia baik yang periode 5 ataupun 10 tahun dikala ini bergerak relatif stabil kalau dibandingkan periode tahun 2008 dan 2011. Pada kedua tahun itu, CDS Indonesia bergerak dengan volatilitas yang sangat tinggi, lantaran bekerjasama dengan ekspektasi akan kemampuan Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi.

Ketiga, yield obligasi yang ditawarkan lebih menarik dibandingkan negara sejenis. Yield yang ditawarkan obligasi Indonesia masih menarik dibandingkan negara-negara 'fragile five' Artikel Babo, kecuali China. Berdasarkan data, yield obligasi Indonesia mengalami penurunan paling kencang yang kemudian disusul oleh Afrika Selatan. Hal ini memperlihatkan bahwa investasi surat utang di Indonesia jauh lebih menjanjikan dibandingkan tiga negara Artikel Babo, yakni Afrika Selatan, India, dan Brasil. Ketiga hal di atas memicu berbondong-bondongnya investor gila masuk ke instrumen utang Indonesia. Maka financial resource pun terbentuk. Dengan adanya financial resource maka Indonesa bisa terus menghadapi tekanan eksternal dalam bentuk apapun. Mengapa ? Walau AS dan China bertarung. Walau AS semakin gila dalam kebijakan moneternya. Tidak akan menggantikan posisi  money is the king dan uang selalu tiba ketempat yang nyaman. Selagi financial resource atau sumber daya keuangan tersedia maka money follow program. Tidak ada yang perlu dikawatirkan. Yang penting teruslah bekerja keras untuk sekarang  dan besok.

Mengapa Jokowi dalam waktu tiga tahun sanggup menimbulkan APBN kredibel dan sehat? Padahal Jokowi  memulai dalam keadan APBN defisit, dan situasi politik yang tidak 100% mendukungnya di DPR. Sementara kurun SBY 10 tahun walau ekonomi sempat booming namun APBN tidak kredibel. Karena Jokowi menjaga konsistensi namun tetap bersikap sederhana terhadap semua pihak.  Dari kesederhaan perilaku dan perbuatannya , tidak sulit baginya untuk mengarahkan idea dan hal yang konstruktif kepada bawahannya biar emosi tetap terjadi secara positip, mengundang orang untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata wacana apa yang mungkin , membuat sebuah ilham kolektif. Semua itu tercermin dari caranya berpikir ( way of thinking ) , mencicipi ( feeling ) dan kemampuannya memfungsikan semua potensi positip ( functioning ) , sebuah cara hidup ( the way of life ) dan cara menjadi ( way of being ) yang transformative. Hal tersebut melebur dalam hati dan jiwa seiring keteladannya untuk negeri yang beliau cintai.


Sumber https://culas.blogspot.com/

Restruktur Hutang...


Menjelang PEMILU 2014, PDIP telah mewacanakan untuk menghentikan proteksi luar negeri. Menurut saya ini bukan hanya sekedar retorika dari PDIP tapi sudah menjadi bab dari prinsip PDIP sesuai dengan idiology Marhaennya yaitu berdikari. Ketika Gus Dur jatuh dan digantikan oleh Megawati maka yang pertama dilakukannya ialah menghentikan jadwal recovery economy dibawah IMF dan menetapkan kebijakan zero growth hutang atau tidak ada pertambahan hutang baru.Pada waktu bersamaan Megawati menghentikan operasional FREEPORT dengan alasan melanggar AMDAL , dan juga Menghentikan kontrak pertambangan minyak Caltex di Blok Natuna dan Riau Daratan serta menolak penguasaan Blok Cepu oleh Exxon.

Hutang dan bagi hasil Tambang ialah dua sumber penghasilan yang menopang 80% penerimaan negara dalam APBN. Tapi kedua hal itu dikeluarkan oleh Megawati sebagai sumber penerimaan. Lantas bagaimana caranya menutupi APBN? Caranya ialah dengan mengurangi subsidi sehingga negara bisa menghemat 40% belanja rutin. Kemudian, Megawati menjual BUMN yang Public Service Obligation yang dibawah 50% menyerupai Indosat dll. Lawan politiknya memakai kebijakan pengurangan subsidi untuk menciptakan Megawati dijauhi oleh wong cilik. Pemilu 2004 Megawi kalah, dan digantikan oleh SBY, negara kembali berhutang, blok natuna dan Cepu dikuasai oleh Exxon dan Freeport kembali beroperasi.

Di awal Jokowi berkuasa, akumulasi utang dikala simpulan masa kekuasaanya SBY atau pada kwartal juni 2014 menjadi sebesar US$ 276,3 Milyar ( jikalau di kurs kan dalam rupiah = Rp.3.558 Triliun. Posisi hutang pada februari 2017 Rp. 3.589,12 Triliun. Artinya terjadi penambahan sebesar Rp. 31 triliun. Loh kok kecil sekali ? bukannya setiap tahun hutang rata rata rumbuh diatas 10%. Kenapa jadi begitu ? Perhatikan, hutang bertambah bukan untuk konsumsi atau spending. Tapi disebagian besar dipakai untuk restruktur utang. Apa itu restruktur ? Ya berhutang untuk bayar hutang. Saat kini dari Rp. 3.589,12 triliun utang pemerintah itu sebesar Rp2.085,35 triliun atau 60% dari total hutang ialah hutang kepada rakyat sendiri dalam bentuk SBN.

Diperkirakan dengan rating indonesia secara international berkualifikasi investment grade pada tahun ini maka dalam dua tahun kedepan atau diakhir masa jabatan Jokowi posisi hutang akan mencapai 90% berasal dari dalam negeri sendiri. Pertanyaannya ialah bagaimana mungkin Jokowi bisa me restruktur utang tersebut? apa betul rakyat bisa mengambil alih utang luar negeri itu ? Perhatikan data ini: Tahun 2014 ada 140 juta rekening nasabah perbankan, dengan total dana nasabah sebesar Rp 3.392 triliun. Ini rekening dalam negeri, belum lagi rekening rakyat yang ada di luar negeri yang diperkirakan Rp. 6000 triliun. Dengan Tex Amnesti melalui repatriasi asset atau penempatan dana yang ada diluar negeri melaui SBN akan semakin ekfektif restruktur utang itu sendiri.

Nah, mengapa hutang harus di-restruktur ? ya semoga semakin besar ketergantungan hutang kepada dalam negeri , bukan kepada pihak asing. Dengan demikian gotong royong semakin besar hutang negara semakin besar kemandirian pembangunan didanai oleh rakyat sendiri. Makanya demokrasi itu sangat penting. Bahwa semakin besar utang negara akan semakin kecil totaliter negara terhadap rakyat. Engga bisa lagi orang berkuasa seenaknya dan ingin dihormati menyerupai raja duduk diatas pelana Kuda putih. Dia justru harus melayani rakyat alasannya ialah krediturnya ya rakyat sendiri. Pada bab ini Jokowi berhasil meng-implementasikan jadwal nawacita , yaitu kemandirian dan bermartabat di mata asing***

Sumber https://culas.blogspot.com/

Restruktur Hutang...


Menjelang PEMILU 2014, PDIP telah mewacanakan untuk menghentikan proteksi luar negeri. Menurut saya ini bukan hanya sekedar retorika dari PDIP tapi sudah menjadi bab dari prinsip PDIP sesuai dengan idiology Marhaennya yaitu berdikari. Ketika Gus Dur jatuh dan digantikan oleh Megawati maka yang pertama dilakukannya ialah menghentikan jadwal recovery economy dibawah IMF dan menetapkan kebijakan zero growth hutang atau tidak ada pertambahan hutang baru.Pada waktu bersamaan Megawati menghentikan operasional FREEPORT dengan alasan melanggar AMDAL , dan juga Menghentikan kontrak pertambangan minyak Caltex di Blok Natuna dan Riau Daratan serta menolak penguasaan Blok Cepu oleh Exxon.

Hutang dan bagi hasil Tambang ialah dua sumber penghasilan yang menopang 80% penerimaan negara dalam APBN. Tapi kedua hal itu dikeluarkan oleh Megawati sebagai sumber penerimaan. Lantas bagaimana caranya menutupi APBN? Caranya ialah dengan mengurangi subsidi sehingga negara bisa menghemat 40% belanja rutin. Kemudian, Megawati menjual BUMN yang Public Service Obligation yang dibawah 50% menyerupai Indosat dll. Lawan politiknya memakai kebijakan pengurangan subsidi untuk menciptakan Megawati dijauhi oleh wong cilik. Pemilu 2004 Megawi kalah, dan digantikan oleh SBY, negara kembali berhutang, blok natuna dan Cepu dikuasai oleh Exxon dan Freeport kembali beroperasi.

Di awal Jokowi berkuasa, akumulasi utang dikala simpulan masa kekuasaanya SBY atau pada kwartal juni 2014 menjadi sebesar US$ 276,3 Milyar ( jikalau di kurs kan dalam rupiah = Rp.3.558 Triliun. Posisi hutang pada februari 2017 Rp. 3.589,12 Triliun. Artinya terjadi penambahan sebesar Rp. 31 triliun. Loh kok kecil sekali ? bukannya setiap tahun hutang rata rata rumbuh diatas 10%. Kenapa jadi begitu ? Perhatikan, hutang bertambah bukan untuk konsumsi atau spending. Tapi disebagian besar dipakai untuk restruktur utang. Apa itu restruktur ? Ya berhutang untuk bayar hutang. Saat kini dari Rp. 3.589,12 triliun utang pemerintah itu sebesar Rp2.085,35 triliun atau 60% dari total hutang ialah hutang kepada rakyat sendiri dalam bentuk SBN.

Diperkirakan dengan rating indonesia secara international berkualifikasi investment grade pada tahun ini maka dalam dua tahun kedepan atau diakhir masa jabatan Jokowi posisi hutang akan mencapai 90% berasal dari dalam negeri sendiri. Pertanyaannya ialah bagaimana mungkin Jokowi bisa me restruktur utang tersebut? apa betul rakyat bisa mengambil alih utang luar negeri itu ? Perhatikan data ini: Tahun 2014 ada 140 juta rekening nasabah perbankan, dengan total dana nasabah sebesar Rp 3.392 triliun. Ini rekening dalam negeri, belum lagi rekening rakyat yang ada di luar negeri yang diperkirakan Rp. 6000 triliun. Dengan Tex Amnesti melalui repatriasi asset atau penempatan dana yang ada diluar negeri melaui SBN akan semakin ekfektif restruktur utang itu sendiri.

Nah, mengapa hutang harus di-restruktur ? ya semoga semakin besar ketergantungan hutang kepada dalam negeri , bukan kepada pihak asing. Dengan demikian gotong royong semakin besar hutang negara semakin besar kemandirian pembangunan didanai oleh rakyat sendiri. Makanya demokrasi itu sangat penting. Bahwa semakin besar utang negara akan semakin kecil totaliter negara terhadap rakyat. Engga bisa lagi orang berkuasa seenaknya dan ingin dihormati menyerupai raja duduk diatas pelana Kuda putih. Dia justru harus melayani rakyat alasannya ialah krediturnya ya rakyat sendiri. Pada bab ini Jokowi berhasil meng-implementasikan jadwal nawacita , yaitu kemandirian dan bermartabat di mata asing***

Sumber https://culas.blogspot.com/

Kemiskinan Kala Sby Dan Jokowi

Lewat Twitter, Rabu (1/8/2018), awalnya SBY memperlihatkan penjelasan perihal pernyataannya ketika bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Saat itu, SBY bicara perihal angka kemiskinan yang mencapai 40% atau 100 juta orang. Setelah itu, SBY memaparkan, ketika ia menjabat Presiden RI, angka kemiskinan turun sampai 6%. Capaiannya itu ia raih selama 10 tahun menjabat. Kemudian ia membandingkan dengan pencapaian pemerintah ketika ini. Menurutnya, pemerintahan Jokowi-JK selama 3 tahun hanya bisa menurunkan angka kemiskinan sebesar 1%. "Pemerintah kini dalam waktu 3 tahun berhasil turunkan kemiskinan sebesar 1%. Mudah-mudahan sampai selesai 2019 bisa mencapai 3%," tambahnya.

Saya ingin mengulas secara objectif pernyataan SBY itu. Makanya aku tidak melihat prestasi SBY selama 10 tahun. Saya hanya melihat prestasi SBY dari tahun 2004-2008 atau periode pertama ia berkuasa. Atau sama dengan Jokowi pada satu periode. Benar kemiskinan menurun dari 16,66 % pada tahun 2004 menjadi 15,42% pada tahun 2008. Atau turun sebesar 1,3 %. Jokowi dalam 3 tahun sudah bisa menurunkan 1%. Masih tersisa waktu 2 tahun lagi. Catat itu! Kemudian benarkah itu prestasi hebat SBY ? mari kita liat RPJM dimana janjinya 2005-2009 angka kemiskinan mencapai satu digit atau 8,2%. Makanya ia dengan gampang mengalahkan Megawati. Tetapi faktanya sampai tahun 2008 masih dua digit atau 15,42%. Kini Jokowi bisa tekan menjadi satu digit. Sementara kurun SBY tidak pernah angka kemiskinan turun menjadi satu digit.

Sekarang perhatikan sumber daya yang dikeluarkan SBY untuk mencapai penurunan kemiskian 1,3% itu. Selama kurun waktu periode pertama ia berkuasa, APBN naik 300%. Hasilnya ? angka kemiskinan pada 2004 berjumlah 36.1 juta jiwa hanya turun 35 juta jiwa pada Maret 2008 dan meningkat kembali menjadi 40 juta jiwa pada Desember 2008. Kemana jadinya peningkatan APBN yang 300% itu.? Kemana? jawablah! Meskipun adanya kegiatan andalan menyerupai PNPM atau KUR, yang jumlahnya raksasa tetapi lebih banyak disimpan bank di SBI. Bahkan dana Bantuan Tunai eksklusif lebih banyak dipapakai orang miskin untuk beli rokok.Tidak ada efek eksklusif kepada produksi.

Yang lebih miris selama SBY berkuasa ketimpangan jawa dan luar jawa semakin melebar. Kontribusi PDRB Jawa terhadap GNP setiap tahun meningkat. Sementara Sumetara justru selama periode pertama SBY berkuasa menurun, dari 22,15 % menjadi 21,44%. Artinya selama 5 tahun SBY berkuasa telah memiskinkan orang sumatera. Adilkan ini ? Pendapatan buruh juga menurun drastis. Contoh Pada tahun 1997, UMR rata-rata sekitar Rp 220 000 atau setara dengan 300 kg beras (harga beras Rp 700 per kg). Nah bandingkan diakhir kekuasaan SBY , UMR Rp 800.000 per bulan atau setara dengan Rp 160 kg beras (harga beras Rp 5000 per kg). Artinya apa? Selama periode pertama SBY berkuasa justru memenggal pendapatan buruh. Bandingkan kurun Jokowi UMR ( DKI) Rp.3.355.750, itu setara dengan 335 Kg beras ( harga Rp. 10.000).


Dengan capaian luar biasa Jokowi di periode pertama maka pada periode kedua akan jauh lebih tinggi dari yang dicapai oleh SBY pada periode yang sama. Apalagi efek positip pembangunan infrastruktur terhadap ekonomi akan terasa diperiode tersebut. Berdemokrasi itu harus bijak. Masa kemudian biarlah berlalu. Akui itu kesalahan. Dan berjanji akan di koreksi kalau PS-AHY jadi presiden. Sampaikan apa solusinya secara konkrit! Itu lebih baik daripada mengklarifikasi kesuksesan yang dicapai tetapi salah. Hoax!

Sumber https://culas.blogspot.com/

Mengapa Ada Yang Benci Joko Widodo ?


Dulu waktu Jokowi mencalonkan diri sebagai Walikota Solo, PAN ada bersama dia. Periode kedua, PKS ikut berkoalisi mendukung Jokowi. Ketika sahabat aku yang juga kader PKS dan juga elite PKS mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah di Sumatera Barat, beliau menggandeng kader PDIP sebagai wakilnya. Saya sempat tanya apa alasannya menentukan PDIP sebagai kawan koalisi? jawabnya sederhana tapi membuat aku terkejut. “ Apa yang diperjuangkan oleh PDIP itu juga yang diperjuangkan PKS. Idiologi PDIP itu membela kaum marhaen, kaum lemah. Hakikat Islam yang diperjuangkan yaitu kaum lemah untuk keadilan." Namun ketika Jokowi diusung oleh PDIP sebagai capres, maka keadaan menjadi lain. Mengapa ? pertama alasannya Presiden yaitu jabatan pimpinan Nasional, maka ini berafiliasi dengan jadwal nasional, kasus idiologi. Kedua, Jokowi di usung oleh PDIP. Sebagaimana diketahui bahwa di Indonesia ini hanya ada dua partai berbasis idiologi, yaitu PDIP dan PKS.

PDIP.
Marhaen yaitu pedoman Soekarno yang pada dasarnya membela kaum tertindas semoga berdikari dan kuat. Apa yang dimaksud dengan marhaen itu ? Marhaen yaitu nama petani asal jawa barat sebagai lambang anak bangsa punya alat berproduksi untuk kehidupan diri dan keluaganya. Kemudian PDIP menterjemahkan marhaen itu dengan istilah wong cilik. Kalau dilihat sekilah, marhaen itu hampir sama dengan pedoman komunis sosialis yang membela kaum buruh dan tani. Tapi terang jika anda baca buku goresan pena Soekarno, ada perbedaan yang prinsip dengan komunis sosialis. Namun didalam Marhaen semua golongan bisa nyaman. Golongan Islam, Nasionalis. sosialis, tentara, ada. Soekarno tidak mengajak orang perang kelas. Tidak mempersoalkan perbedaan sosial. Tidak. Soekarno memakai Marhaen untuk melahirkan Pancasila sehingga diterima semua golongan. 

Apa yang menjadi ruh dari Marhaen dalah Pancasila. Marhaen tidak bicara golongan atau kelas tapi bicara sistem yang menjajah. Bagi Soekarno kelas itu ada alasannya sistem. Maka sistem itulah yang harus diperangi. Maka kemerdekaan itu yaitu keniscayaan. Soekarno yakin untuk mencapai kemandirian masyarakat marhaen harus melalui revolusi. Makanya walau sehabis indonesia merdeka, Soekarno masih memakai jargon Revolusi. Dan beliau disebut sebagai bapak revolusi yang senantiasa mengobarkan api revolusi. Mengapa ? Karena sehabis merdeka, sistem belum bisa mengubah nasip kaum marhaen. Sistem patron dan clients yang menempel dengan kebudayaan Indonesia masih terjebak dengan feodalisme dan menindas kaum marhaen.

PKS.
Banyak orang menilai PKS itu identik dengan HTI , yang punya cita cita mengubah NKRI menjadi Negara Islam atau ingin mengubah Pancasila menjadi Syariah. Itu tidak tepat. Kalau hingga terjadi persepsi menyerupai itu sanggup dimaklumi alasannya PKS yaitu reinkarnasi gerakan politik islam semenjak kematian Masyumi oleh rezim Soekarno dan Soeharto. Gerakan itu berdiri semenjak tahun 1970 namun lebih kepada gerakan dakwah. Tidak bicara politik. Makanya Soeharto tidak curiga. Tetapi membisu diam gerakan itu terus membesar. Karena ada Mohammad Natsir yang merupakan tokoh Masyumi dan juga pelopor utama DDII (Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia), yang belakangan berhasil menarik pensiunan jenderal dan elite politik ujtuk mengeluarkan mosi tidak percaya kepada Soeharto dalam bentuk petisi 50. Sejak itu M Natsir dan kawan kawannya di cekal seumur hidup.

Walau gerakan itu semakin dipersempit ruangnya alasannya sudah masuk radar di curigai Soeharto, namun secara membisu diam mereka terus bergerak melalui LDK ( forum Dakwah Kampus ), yang kemudian banyak bergerilya di dalam kampus dan tetap bab dari DDII. Lambat laun menjadi gerakan Tarbiyah yang bukan hanya membangun masjid di kampus tapi juga forum pendidikan Nurul Fikri, forum dakwah Khoiru Ummah, kelompok kesenian nasyid, dan majalah Sabili. Selain itu, gerakan Tarbiyah juga membuatkan banyak sekali gagasan dan pemikiran mereka melalui buku-buku yang diterbitkan antara lain oleh penerbit Gema Insani Press (GIP), Pustaka Al-Kautsar, Era Intermedia, dan Asy-Syamiil.

Ketika tahun 1998, Soeharto jatuh, dan kaum reformis menang, gerakan islam yang tadinya dibawah tanah, segera berdiri mengambil kesempatan ini. Apakah yang muncul Masyumi ? wajah gres dalam gerakan kesatuan Islam ? Tidak. Mengapa ? alasannya tokoh pemersatu gerakan islam ketika itu Amin Rais tidak komit. Seandainya Amin Rais sebagai tokoh gerakan Reformasi bersedia menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang ( PBB) , kemungkinan besar PK tidak akan pernah ada. Bahkan PKB dan PAN juga tidak ada. PBB akan sangat besar menyerupai kurun kejayaan Masyumi tahun 1955 alasannya adonan dari semua gerakan islam. Tapi Amin Rais menolak jadi tokoh gerakan islam dan mendirikan partai pribadinya yang berjulukan PAN. Karena itu lahirlah PK, yang kemudian menjadi PKS.

Nah siapa yang ada didalam PK itu? ya dari semua gerakan islam. Tidak ada satupun golongan islam yang dominan. Mereka dengan latar belakang aliran Islam berbeda berkumpul menjadi satu di partai ini. Orang dengan pemahaman agama menyerupai apa pun bisa masuk PK. Di partai ini, ada orang berlatar belakang Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis, dan aliran Artikel Babo. Makara jika hingga ada orang HTI masuk dalam PK itu juga tidak bisa dipungkiri atau keluarga dari mantan pemberontak DII/TII juga bisa. Tapi PK ternyata tidak begitu efektif menarik massa islam. Karena terjadi banyak faksi PK sehingga arah usaha tidak jelas. Terbukti dalam pemilu bunyi PK hanya satu koma.

Tahun 2002 PK berubah menjagi PKS. Saat itulah PKS sangat berbeda dengan PK. PKS menjadi partai terbuka dan syariat islam yaitu masa lalu. Tentu perubahan politik PKS ini membuat kader akar rumput dari banyak sekali aliran islam menyerupai HT dan lain lain merasa di khianati. Karena jadwal mereka ingin mengubah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 menjadi Syariat Islam. DI Era SBY banyak kader PK yang mengundurkan diri. Namun semenjak Pemilu 2014,  SBY berhasil mempersatukan ormas islam menyerupai HTI, Syalafi, Masyumi, FUI, FPI, untuk mendukung PKS, PAN dan PKB berhadapan dengan PDIP yang mencalonkan Jokowi sebagai Presiden.

Perseteruan antar Idiologi.
Semua tahu adanya akad China ASEAN free Trade Area yang memungkinkan China punya saluran luas ke Indonesia dalam hal investasi dan perdagangan itu ditanda-tangani kurun SBY. Yang ketika itu SBY didukung oleh koalsi partai islam. Tetapi anehnya issue soal Jokowi pro China dan PKI yang sengaja di hembuskan oleh kubu Prabowo, pribadi di makan oleh akar rumput partai pendukung Prabowo. Mengapa ? alasannya ada alasan historis yang rasional wacana issue tersebut. Ceritanya begini. Seusai Pemilu 1955, diadakan sidang konstituate yang bertujuan mengubah Undang-Undang Dasar 45. Kelompok Islam sudah diatas angin untuk mengubah Undang-Undang Dasar 45 sesuai dengan syariah islam dengan mengembalikan tex Pancasilan sesuai dengan Piagama Jakarta. Soekarno tidak happy atas situasi sidang konstituante itu.  Kalau hingga Soekarno menolak perubahan Undang-Undang Dasar 45 yang dirancang oleh Konsituante bentukan Pemilu 1955, itu bukan alasannya Soekarno anti demokrasi tapi lebih alasannya kekawatirannya perubahan Undang-Undang Dasar 45 akan melahirkan feodalisme gaya gres melalui patron agama. Apalagi ketika itu Masyumi berhasil menjadi partai besar. Atas dukungan dari TNI,  Soekarno mengeluarkan dekrit presiden kembali ke Undang-Undang Dasar 45 secara murni maka ketika itulah genderang perang dengan patron kaum agama, khususnya golongan islam yang punya jadwal syariah. Tentu mereka sakit hati. Karena apabila tidak ada dekrit presiden, usaha mendirikan negara islam sudah terjelma.

Tentu Soekarno bersikap menyerupai hal tersebut punya alasan yang kuat. Soekarno percaya bahwa antara islam , nasionalis dan komunis punya jadwal sama yaitu bagaimana membela kaum marhaen dan mendobrak mata rantai patron yang membelenggu kemandirian kaum marhaen.  Makanya NU menyatakan keluar dari Masyumi dan bergabung dalam barisan nasional mendukung Soekarno bersama PKI, PNI, yang kemudian di kenal dengan NASAKOM. Musuh kaum marhen sehabis merdeka bukanlah orang asing tapi bangsa sendiri yang masih punya mental feodal dalam hubungan antara patron dan clients. Politisi agama tak lain memperlihatkan peluang patron agama menindas clients yang juga kaum marhaen. Karenanya tanpa ragu Soekarno melibas semua patron islam yang berpolitik dan makar. Tentara Nasional Indonesia tanpa ragu ada dibelakang Soekarno bukan hanya alasannya loyalitas tapi juga Tentara Nasional Indonesia diberi hak berpolitik. Sehingga semua dalam barisan strategis menuju indonesia mandiri.

Kelompok islam punya jadwal yaitu mendirikan negara berbasis syariah. Karenanya mereka tidak pernah menganggap musuh selain PDIP. Bagi mereka semua partai selain PDIP yaitu pragmatis, yang bisa berubah haluan kapan saja tergantung situasi dan kondisi politik. Makara musuh golongan islam yaitu kelompok yang memperjuang idiologi. Dan itu yaitu Marhaen yang dibungkus dengan Partai Nasionalis, yang kemudian berinkarnasi menjadi PDIP.  Benarkah ? Perhatikan sejarah berikut:  Di kurun Soeharto walau bagaimanapun perilaku keras Soeharto terhadap kelompok radikall islam, Ormas islam mayoritas dan kelompok intelektual islam tetap menaruh keinginan kepada kepemimpinan Soeharto sebagai soft landing untuk hadirnya kekuatan gres islam di Indonesia.  Setelah  Soeharto jatuh dan Megawati berhasil mengakibatkan PDIP sebagai pemenang pemilu 1999, namun gagal sebagai RI-1. Kursi presiden jatuh kepada Gur Dur. Mengapa?  Adanya poros tengah yang merupakan koalisi partai islam yang memastikan Gus Dur unggul dalam Voting di MPR. Megawati harus lapang dada mendapatkan posisi sebagai wakil presiden. 

Tampilnya SBY ke panggung politik, alasannya semua ormas islam dan Partai islam bersatu mendukung SBY dengan tekad asal bukan Megawati ( asal bukan PDIP). Padahal ketika itu Megawati berpasangan dengan Hashim Muzadi yang juga ketua PBNU namun tidak ada pengaruhnya meredam issue negatif bahwa PDIP anti islam. Tahun 2009 Megawati berpasangan dengan Prabowo dengan keinginan kelompok islam yang ada dibelakang SBY bisa menyeberang ke Megawati. Namun tidak ada pengaruhnya. SBY semakin solid dengan Partai islam dan ormas islam. Nah tahun 2014, Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa dari PAN. Semua partai islam dan ormas islam bersatu mendukung Prabowo. Mengapa ? 

ini bukan alasannya Prabowo andal dan dipercaya tetapi alasannya Jokowi diusung oleh PDIP. Musuh mereka bukan Jokowi tetapi PDIP. Ini dendam usang yang tak pernah padam.  Samahalnya sekarang. Semua elite partai islam menyerupai PKS dan PAN sangat paham bahwa kinerja Jokowi tidak perlu diragukan.  Mereka sangat tahu bahwa Jokowi yaitu pemimpin terbaik yang pernah ada di Indonesia,  tetapi masalahnya ini soal politik. Idiologi marhaen yang ada pada PDIP itulah pokok persoalannya. Walaupun Jokowi berpasangan dengan KH. Ma’ruf Amin yang tokoh NU dan juga ketua Umum MUI, tidak ada pengaruhnya mengurangi kebencian kelompok islam yang masih bermimpi mendirikan negara berbasis syariah. Kelompok islam tidak peduli bila Prabowo punya jadwal menyerupai kurun Orba yang pernah membuat luka usaha islam. Bagi mereka itu lebih baik daripada negara dibawah kendali kaum marhen dan nasionalis yang pasti membuat jadwal mereka mendirikan negara berbasis syariah terkubur zaman.

Kesimpulan
Ketidak sukaan sekelompok umat islam terhadap Jokowi khususnya yang ada di  Sumatera Barat- Riau yang dulu sebagai basis PRRI dan Jawa Barat yang dulu sebagai basis DII/TII. Itu bab dari sejarah gelap bangsa ini  yang hingga kini masih menyimpan dendan. Masih ada sekelompok orang tidak pernah seratus persen mendapatkan Pancasila sebagai falsafah negara, sebagai dasar idiologi negara. Padahal di kurun kini idiologi tidak lagi sebagai panglima semenjak Komunis melarat di Uni Soviet dan China jadi kapitalis, dan pasar terpuruk di jantung kapitalis Wallstreet. Turki sebagai simbol khilafah yang pernah sukses berkuasa 600 tahun, bergandengan tangan dengan China dan Rusia yang sekular. Arab sebagai pengawal dua kota suci, mulai berhutang RIBA untuk APBN nya dan menerapkan pajak penjualan. Makara jika masih bermimpi berkuasa dengan alasan menegakan syariah islam secara kaffah, itu sudah ketinggalan jaman. Cara berpikir ndeso dan tidak intelek.

Era kini yaitu kurun kerja sama dan sinergi antara golongan, antar bangsa, antar agama. Semua bertujuan untuk perdamaian semoga mencari uang mudah, berbahagia dengan cara sederhana. Pemimpin andal tidak ditentukan oleh pendidikan atau sipil militer, ulama non ulama tetapi oleh akhlak.  Orang menentukan pemimpin alasannya akhlaknya. Apa dasar menentukan pemimpin ? beliau punya sifat rendah hati dan hidupnya sederhana. Bijaksana, yang tidak gampang membuat konplik dan musuh. Jujur dan amanah. Setia kepada keluarga dan sahabat. Cerdas. Konsisten, dan bertanggung jawab alasannya itu. Tidak mementingkan diri sendiri dan keluarga. Bukan dari golongan hamba sahaya atau yang hidup dari santunan dan donasi. Tapi sebagai wirausaha yang bisa menghidupi dirinya sendiri dari kreatifitas akal. Dan yang sangat penting yaitu Taat menjalankan agama. Itu semua ada pada Jokowi.

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Utang Kala Joko Widodo ?

Benarkah utang kurun Jokowi mengalahkan utang presiden sebelumnya. Demikian kata teman saya. Saya maklum teman ini lantaran pemahamannya terbatas dan informasi yang didapatnya ialah informasi instant dari sosmed. Sebelum saya jawab pertanyaannya maka saya luruskan dulu soal siapa yang berutang. Yang berutang ialah Negara Indonesia. Bukan pemerintah. Karena semenjak reformasi maka tidak ada lagi utang pemerintah yang seenaknya di putuskan oleh seorang presiden menyerupai kurun Soeharto. Tapi utang Negara dimana hak dewan perwakilan rakyat memutuskan besaran utang yang boleh pemerintah ambil. Untuk itupun dewan perwakilan rakyat melaksanakan hak nya berdasarkan UU mengenai pagu utang yang bisa di tambah. Kaprikornus terang kan. Kembali kepada pertanyaan ,apakah benar Jokowi menarik utang lebih besar dari rezim sebelumnya. Baiklah kita lihat data. Utang di kurun pemerintahan Presiden Jokowi sampai selesai 2015 mencapai Rp 3.089 triliun setara 223,2 miliar dollar AS dengan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) 27 persen. Sebesar nilai ini bukanlah utang semua di lakukan oleh pemerintahan Jokowi tapi ini merupakan akumulasi dari pemerintah sebelumnya. Siapa saja ?

Ketika Soekarno wafat ia meninggalkan warisan utang sebesar USD 6,3 miliar. Itu utang selama Soekarno berkuasa selama 21 tahun. Data dari Kemenkeu Era Soeharto, selama 32 tahun berkuasa, menggali hutang sebesar USD 68,7 miliar. Soeharto jatuh, di gantikan ole Habibie.  Akumulasi hutang menjadi USD 132,2 miliar. Ada penambahan utang sebesar USD 63,5 Miliar sebagai konsekwensi penyelesaian BLBI kurun Soeharto. Habibie jatuh digantikan oleh Gus Dur. Akumulasi utang menjadi USD 122,3 Miliar atau turun sebesar USD 9,9 Miliar. Gus Dur di gantikan oleh Megawati yang selesai masa jabatannya akumulasi hutang mencapai USD 139,7 Miliar atau terjadi penambahan utang sebesar USD 17,4 Miliar. SBY berkuasa selama 10 tahun telah melaksanakan utang gres mencapai USD 136,6 miliar. Akumulasi utang ketika selesai masa kekuasaanya SBY atau pada kwartal juni 2014 menjadi sebesar US$ 276,3 Milyar. Nah pada selesai tahun 2015 total utang Indonesia sebesar USD 223,2 miliar. Atau kalau di bandingkan dengan masa selesai kekuasaan SBY, telah terjadi pengurangan utang sebesar USD 53 miliar. Ini terjadi lantaran restruktur utang yang dilakukan secara hati hati. Dengan kondisi ini Jokowi berhasil bertahan dengan memperkuat fiscal melalui pengetatan anggaran belanja rutin untuk di alihkan ke sector infrastruktur dan penambahan modal bruto pemerintah di bidang peningkatan saham di BUMN dan sarana umum.

Kalau di kurs-kan ke rupiah memang terjadi peningkatan significant namun harus di catat bahwa kurs selalu  berhubungan dengan cash in and cash out. Selagi keseimbangan terus di jaga dan transaksi berjalan di jaga tidak terlalu besar defisit atau kalau bisa surplus maka pelemahan kurs tidak berdampak kepada penurunan grafik mendasar ekonomi nasional. Karena ketika kurs melemah impor akan turun dan ekspor akan meningkat. Daya saing dalam negeri meningkat terhadap barang impor. Ini akan memicu produksi dan menekan konsumsi. Apakah tingkat utang Indonesia kini berbahaya ? Secara akuntasi kenegaraan kondisi utang itu belum berbahaya bahkan di nilai sangat exciting di pasar uang. Mengapa saya jadikan indikasikan pasar uang lantaran yang paling objectif menilai ekonomi suatu Negara ialah pasar uang. Mereka punya standar ketat terhadap evaluasi resiko dan yield dari setiap Negara. Apa alasannya ? berdasarkan data Bareksa ,Pertama , Naiknya peringkat kredit Indonesia ke kategori layak investasi (investment grade). Tidak sanggup dipungkiri, kenaikan peringkat kredit ini sangat besar lengan berkuasa terhadap arus masuk dana abnormal ke dalam negeri. Hal ini tercermin dari peningkatan volume dana masuk ke pasar obligasi mulai pertengahan tahun 2015, dibandingkan periode sebelum Indonesia mendapatkan peringkat itu. Tidak tanggung-tanggung, lebih dari tiga forum pemeringkat dunia telah menawarkan stempel 'layak investasi' dengan outlook 'stabil' terhadap Indonesia. Bahkan, Moody's dan Fitch Ratings memberikan peringkat 'layak investasi' pada waktu hampir bersamaan. Hanya Standard & Poor's (S&P) yang masih mempertahankan peringkat Indonesia pada level BB+ atau outlook positif.

Alasan kedua, turunnya risiko investasi di pasar obligasi Indonesia. Kondisi ini tercermin dari turunnya nilai Credit Default Swap (CDS) Indonesia. CDS merupakan kontrak swap di mana pembeli melaksanakan pembayaran ke penjual sementara pembeli mendapatkan hak untuk memperoleh pembayaran bila kredit mengalami default atau insiden lain yang tercantum dalam credit event, contohnya kebangkrutan atau restrukturisasi. Dengan kata lain, CDS ialah sejenis pertolongan atas risiko kredit. Nilai CDS 5 dan 10 tahun pada tiga bulan terakhir mengalami penurunan. Penurunan ini sanggup disebabkan beberapa faktor, menyerupai membaiknya kondisi ekonomi. Ini termasuk menyempitnya defisit transaksi berjalan Indonesia, rendahnya inflasi tahunan, serta pertumbuhan ekonomi yang masih terjada di level 5 persen. Selain itu, CDS Indonesia baik yang periode 5 ataupun 10 tahun ketika ini bergerak relatif stabil jikalau dibandingkan periode tahun 2008 dan 2011. Pada kedua tahun itu, CDS Indonesia bergerak dengan volatilitas yang sangat tinggi, lantaran bekerjasama dengan ekspektasi akan kemampuan Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi.

Ketiga, yield obligasi yang ditawarkan lebih menarik dibandingkan negara sejenis. Yield yang ditawarkan obligasi Indonesia masih menarik dibandingkan negara-negara 'fragile five' Artikel Babo, kecuali China. Berdasarkan data, yield obligasi Indonesia mengalami penurunan paling kencang yang kemudian disusul oleh Afrika Selatan. Hal ini memperlihatkan bahwa investasi surat utang di Indonesia jauh lebih menjanjikan dibandingkan tiga negara Artikel Babo, yakni Afrika Selatan, India, dan Brasil. Ketiga hal di atas memicu berbondong-bondongnya investor abnormal masuk ke instrumen utang Indonesia.
Adapun ke empat, adanya hukum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan peningkatan dana investasi asuransi dan dana pensiun pada instrumen obligasi. Lembaga jasa keuangan non-bank diwajibkan Peraturan OJK No.1/POJK.05/2016 untuk meng-investasikan sekitar 20-30 persen dana mereka di surat utang negara, baik obligasi konvensional ataupun obligasi syariah (sukuk) yang diterbitkan pemerintah. Perusahaan asuransi jiwa diharuskan menempatkan dana pada Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 30 persen dari keseluruhan nilai investasi. Sementara itu, perusahaan asuransi umum dan reasuransi, minimal 20 persen. Adapun Dana Pensiun diwajibkan sedikitnya 30 persen di SBN. Menurut data, porsi kepemilikan obligasi oleh perusahaan asuransi meningkat menjadi 12,36 persen pada tanggal 18 April 2016 dari sebelumnya hanya 11,74 persen pada selesai tahun lalu. Kepemilikan obligasi oleh Dana Pensiun juga mengalami kenaikan pada periode yang sama menjadi 3,55 persen dari sebelumnya 3,41 persen. Selain kedua forum tersebut, porsi kepemilikan obligasi dari perusahaan pengelola reksa dana juga mengalami kenaikan, menjadi 4,49 persen dari sebelumnya 4,21 persen.

Dengan demikian maka apa yang luar biasa di kurun joko widodo ialah kemampuan pemerintah melaksanakan restruktur utang supaya lebih besar pasar dalam negeri menyerapnya. Agar dalam jangka panjang porsi utang kepada rakyat lebih besar di bandingkan utang ke luar negeri. Dengan begitu kemandirian di bidang eknomi akan semakin kokoh dan ancaman hantaman krisis yang secara regular tiba sanggup di atasi. Kaprikornus secara ekonomi dan moneter pemerintah telah bekerja dengan cara cara smart dengan langkah berani untuk berubah dari kesalahan masa kemudian untuk menjadi lebih baik di masa depan…



Sumber https://culas.blogspot.com/