Mungkinkah Joko Widodo Jatuh?

Ketika pidato pembukaan Kongres PDIP di Bali, Megawati Nampak menitikan air mata. Memang fitrah perempuan tidak sanggup menyembunyikan perasaannya, walau air mata itu menjadikan tanda tanya , apakah itu tu airmata senang ataukah itu airmata duka. Namun dari pernyataan Megawati selama kongres tahulah kita bahwa diamnya Megawati selama ini bukanlah seratus persen memperlihatkan derma sepenuhnya kepada Jokowi. Ada ketidak puasaannya terhadap Jokowi sebagai presiden RI. Seakan Megawati kecewa alasannya yakni Jokowi tidak sanggup melaksanakan secara penuh misinya sebagai petugas partai. Megawati nampak kecewa alasannya yakni itu. Mungkin satu hal yang dilupakan oleh Megawati bahwa Indonesia bukanlah pemerintahan yang menganut system parlementer. Indonesia menganut system Presidentil. Ketika seseorang terpilih sebagai Presiden maka ia bukan lagi monopoli milik partai atau ormas, tapi ia milik semua partai dan golongan. Ia yakni presiden Repuplik Indonesia ,pemimpin bagi semua rakyat, bagi semua golongan, bagi semua partai. Keberadaan Partai menurut UU hanya sebatas mencalonkan kadernya sebagai presiden. Yang menentukan terpilih atau tidak calon itu yakni rakyat , bukan partai. Kaprikornus partai itu tak lebih hanyalah mesin yang melahirkan pemimpin nasional. Partai yakni pembinaan center seseorang untuk masuk kepentas kepemimpinan Nasional. Setelah terpilih sebagai presiden maka presiden harus patuh dan tunduk kepada UU , bukan kepada Partai. !

Mengapa APBN-P 2015  begitu mulus di syahkan oleh DPR?  Semua tahu bahwa pengakuan APBN sesudah usai sidang pleno penetapan  BG sebagai Kapolri, yang diusulkan oleh PDIP atas prakarsa dari Megawati. Sepertinya ada transaksional antar partai Koalisi di dewan perwakilan rakyat atau apalah. Yang terperinci keberadaan BG sebagai Kapolri begitu strategisnya bagi Megawati dan PDIP sehingga mereka sanggup dengan gampang mendapatkan APBN-P yang didukung penuh oleh KMP. Namun nyatanya sesudah itu,  BG gagal sebagai Kapolri alasannya yakni dibatalkan oleh Jokowi. Selanjutnya elite KIH meradang alasannya yakni para Mafia Migas, cecunguk Pupuk, Mafia Minerba, Mafia Pangan, yang berusaha merapat ke mereka untuk mendapatkan proteksi jawaban kebijakan Jokowi, mulai merasa gerah. Satu kader PDIP yang juga anggota dewan perwakilan rakyat ketahuan KPK alasannya yakni suap izin Tambang batubara. Jokowi tidak sanggup lagi diatur. Ia hanya fokus melaksanakan amanah APBN  yang di syahkan DPR. Jokowi menciptakan kecewa elite KIH alasannya yakni  mencabut hak hak trading arm untuk Petral , peniadaan subsidi BBM ( premium ), menciptakan ngambang contract JV dengan sonangol, menghapus denah subsidi pupuk, dan melibatkan Tentara Nasional Indonesia untuk membrantas cecunguk pangan. Sementara peluang rente atas kebijakan  fiscal Jokowi sangat kecil sekali sanggup didapat. Mengapa ? untuk swasembada pangan, Jokowi melibatkan Tentara Nasional Indonesia dan pembangunan insfrastruktur melibatkan BUMN. Dengan metode penyaluran dana fiscal ini maka siapapun yang mencoba menyunat anggaran ini akan berhadapan dengan Tentara Nasional Indonesia dan KPK. Dan untuk mengimbangi dominasi politik KIH terhadapnya, Jokowi menjalin sinegi dengan KMP melalui Prabowo, sehingga tidak gampang bagi dewan perwakilan rakyat untuk menghadang kebijakannya melalui hak angket atau hak konstitutional Artikel Babo.

Dengan kondisi derma yang mulai melemah dari KIH , apakah Jokowi akan jatuh ? Apalagi semua Mafia memiliki kekuatan financial dan  power mensuplai dana  untuk mejadikan LSM, Ormas sebagai proxy melaksanakan pressure terhadap kekuasaan Jokowi. Belum lagi kekuatan underbow Partai akan menjadi mesin memprovokasi massa untuk mempressure pemerintah. Saya masih ingat dikala semua orang ingin menjatuhkan Gus Dur,  seorang perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia menyampaikan kepada saya dalam pertemuan santai di Grand Hyatt. Bahwa Elite Politik butuh derma Tentara Nasional Indonesia untuk melaksanakan SI menjatuhkan Gus Dur. Andaikan Tentara Nasional Indonesia menolak maka MPR tidak akan berani menjatuhkan Gus Dur. Mengapa Tentara Nasional Indonesia mendukung menjatuhkan Gus Dur? Ya alasannya yakni Gus Dur mereformasi Tentara Nasional Indonesia sehingga Tentara Nasional Indonesia tidak lagi dengan dokrin tentara Rakyat. Soeharto menentukan lengser sebagai Presiden dikala ia berkali kali menelpon senior Tentara Nasional Indonesia yang ada di Golkar namun telp tidak tersambung. Itu artinya ia tidak lagi didukung TNI. Mengapa Tentara Nasional Indonesia menarik derma terhadap Soeharto ? alasannya yakni KKN yang dilakukan Soeharto sudah hingga pada tingkat menciptakan Tentara Nasional Indonesia harus bersikap sesuai dokrin Tentara Nasional Indonesia sebagai Tentara Rakyat. Jadi, apabila ada pihak entah itu Partai yang ingin menjatuhkan Jokowi lewat sidang Instimewa MPR maka mereka harus punya alasan yang berpengaruh untuk mendapatkan derma dari TNI. Begitu juga apabila ada ormas atau LSM atau gerakan Mahasiswa yang ingin menjatuhkan Jokowi maka mereka harus punya alasan yang berpengaruh untuk meyakinkan Tentara Nasional Indonesia semoga menarik derma terhadap Jokowi.

Mungkinkah Tentara Nasional Indonesia menarik derma terhadap pemerintahan Jokowi? Hampir mustahil Tentara Nasional Indonesia akan menarik derma terhadap Jokowi.Mengapa ?sejak reformasi , ini kali pertama kiprah Tentara Nasional Indonesia dilibatkan dalam kegiatan pembangunan yang bersifat sangat strategis yaitu swasembanda pangan. Ini seakan mengaktualkan jargon Soedirman ihwal Tentara Nasional Indonesia bahwa tentara itu menyerupai ikan yang hidup diair , yang tidak sanggup ikan dipisahkan dengan air alasannya yakni niscaya ikan mati. Tidak sanggup Tentara Nasional Indonesia dipisahkan dengan rakyat.Tidak sanggup Tentara Nasional Indonesia hanya disuruh tinggal dibarak militer. Mengapa ? alasannya yakni sejarah Tentara Nasional Indonesia beda dengan tentara negara lain. Sejarah Tentara Nasional Indonesia yakni sejarah tentara Rakyat. Dokrin Tentara Nasional Indonesia yakni Tentara Rakyat. Elite politik reformasi yang mencoba memisahkan Tentara Nasional Indonesia dengan Rakyat gotong royong melawan fitrah Tentara Nasional Indonesia itu sendiri. Ketika 10 tahun tentara di barak dan rakyat ( petani dan nelayan ) menderita alasannya yakni kalah bersaing dengan absurd maka Tentara Nasional Indonesia bersikap.  Jokowi memanfaatkan memontum kerinduan Tentara Nasional Indonesia kembali ke rakyat itu dengan sempurna melalui kegiatan swasembada pangan. Ada lebih Rp.100 Triliun dana fiskal disuplai ke petani dan Panglima TNI-AD siap dicobot kalau kegiatan Swasembada pangan gagal. Disamping itu Jokowi berhasil meyakinkan NU dan Muhammdiah sebagai basis ormas islam terbesar di Indonesia untuk mendukungnya. Setiap ada komplik kebijakan ditataran politik maka Jokowi akan membentuk Tim untuk memperlihatkan masukan dan itu selalu ada wakil dari Ormas NU dan Muhammadiah. Jokowi akan tetap diposisinya hingga dengan  lima tahun kedepan walau memang tidak kondusif dari pihak yang sekedar ingin mencoba coba melawan.



Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait