Showing posts sorted by relevance for query siapakah-jokowi. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query siapakah-jokowi. Sort by date Show all posts

Jokowi Kalah ...?

Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa ( PSH) didukung oleh 48,93% bunyi Pileg dari  partai-partai Gerindra PPP, PKS, PAN, PBB dan Golkar. Diibaratkan PSH berada di bawah tenda besar ,suatu pinjaman yang besar dan sangat significant. Seandainya PS terpilih sebagai Presiden maka beliau akan didukung oleh lebih banyak didominasi anggota dewan perwakilan rakyat di Parlemen yang mencapai lebih 52 persen dari jumlah keseluruhan dingklik di dewan perwakilan rakyat atau sebesar 292 kursi. Bandingkan dengan koalisi dari Jokowi- Jusuf Kalla yang terdiri dari PDIP,Hanura,PKB, Nasdem.Total bunyi Pileg dar partai pendukung itu 39,32%. Kaprikornus kalaulah dengan perkiraan mereka yang menentukan pada Pileg tetap konsisten mengikuti kemana Partainya berkoalisi maka sanggup dipastikan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa akan menjadi pemenang. Ini pertarungan yang praktis ditebak dan mudah. Apakah ini disadari oleh PDIP saat menolak koalisi transaksional dengan partai lain? Mengapa mereka begitu yakin bertarung dengan koalisi ramping? Konstituen mana yang mereka harapkan menambah bunyi pendukung Capres mereka ? Inilah pertanyaan yang mengemuka saat  saya berdiskusi dengan kader PDIP. Merekan sendiri jika ditanya dengan hitungan diatas kertas wacana kemungkinan Jokowi menang  juga tidak bisa menjawab. Mereka hanya yakin atas dasar electabilitas Jokowi yang tinggi menurut hasil Survey oleh beberapa forum survey,dan berharap akan menarik pihak yang golput dan  swing voters.

Dari kubu Prabowo-Hatta,menyadari bahwa mereka mustahil bisa merubah perilaku para konstituen dari PDIP yang populer  loyalitasnya sangat tinggi.Begitupula kubu Jokowi menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin bisa mempengaruhi konstituen dari PKS yang populer militan dan loyal kepada pimpinan Partai. PSH hanya focus bagaimana mempertahankan konstituennya semoga tidak berubah haluan dan sekaligus pada waktu bersamaan ialah merebut konstituen dari PKB yang berkoalisi dengan Jokowi. Bagaimana caranya ? sudah bisa ditebak yaitu melalui operasi intelligent untuk merubah emosi dan persepsi orang terhadap Jokowi. Issue yang dikembangkan dan ditebar melalui banyak sekali terusan ialah bahwa Jokowi keturunan China, Jokowi tidak beragama Islam, Jokowi korupsi, Jokowi sebagai boneka Mega, Jokowi didikte absurd dan dikendalikan konglomerat keturunan China. Mengapa saya katakan ini operasi intelligent ? sebab cara infiltrasinya sangat sistematis. Melalui pendekatan kepada patron agama (ulama, Dai, Ormas Islam, dll ) dari level kelurahan, hingga kepada level Provinsi dan Pusat. Para patron tidak menyadari mereka sedang dijebak dalam operasi intelligent.Mengapa? sebab yang melaksanakan infiltrasi itu ialah orang yang sangat disegani dan dipercaya oleh mereka, biasanya pimpinan Partai yang berasaskan Islam, partai yang berfiliasi dengan Ormas Islam, tokoh nasional Islam,ketua Ormas Islam. Operasi inteligent ini sangat mahal sebab tidak murah meminta Pimpinan Partai , tokoh Islam nasional ambil cuilan dalam operasi intelligent apalagi sifatnya FITNAH.

Bagaimana jadinya ? Hasil survei (Kamis (12/6/2014) yang dihimpun Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) dari Fokus Survei Indonesia (FSI), Survei dan Polling Indonesia (SPIN), dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) memperlihatkan bahwa Prabowo-Hatta unggul. Hasil survey ini menerangkan cara kampanye yang normatif dilakukan oleh Team Jokowi-JK  melalui mesin partai ,ternyata tidak efektif walau issue yang dibawa sangat strategis untuk merusak gambaran Prabowo mirip kasus HAM dll. Memang dinegara dimana tingkat pendidikan lebih banyak didominasi rakyat masih rendah dan sebagian besar tatanan sosial masyarakat masih banyak bergantung dengan Patron maka operasi intelligent merubah emosi dan persepsi orang ialah sangat efektif. Ini pernah dilakukan saat jatuhnya Soekarno dan kemudian menjelang jatuhnya Soeharto yang menciptakan kekuatan Partai pendukung ( Golkar) , ICMI dan  ABRI bersatu untuk merubuhkan Soeharto dengan alasan reformasi yang dituntut oleh mahasiswa. Kemudian saat menjatuhkan PDIP dalam Pemilu 2004 dengan menyebabkan SBY sebagai Presiden walau partai pendukungnya ialah new commer. Pertanyaannya ialah siapakah yang bisa melaksanakan  operasi intelligent dengan aktivitas operasi yang ketat dan singkat, jangkauan luas dan tidak terindikasi pelanggaran yang ditetapkan oleh KPU. Yang niscaya kekuatan kepetangan  dalam negeri tidak akan mampu, disamping memang dana tidak tersedia, penguasaan data juga tidak akurat.Tentu ada kekuatan inteligent absurd yang telah mempersiapkan segala skenario untuk bisa menentukan arah perpolitikan Indonesia sesuai dengan aktivitas mereka.

Kedepan Amerika Serikat akan mengarahkan perhatian utamanya ke Asia Pasific dan Timur Tengah tidak lagi sebagai prioritas. Pada tahun 2020 Amerika akan menempatkan 60% kekuatan Angkatan Lautnya  di wilayah Asia-Pasifik. Tentu China akan bersikap yang sama sebab itu berada diwilayah bahari mereka. Ini menegaskan bahwa Indonesia berada pada posisi diantara 2 (dua) kekuatan; Amerika Serikat dan China. Pilpres ialah representasi dua kekuatan itu. Perang berebut hegemoni tempat antara AS dan China tidak akan ada yang menang namun yang niscaya dua kekuatan itu akan berdamai sebab alasan ekonomi, mirip mereka berdamai di Timur Tengah. Teringat tahun kemudian januari ( 10/1/2013) pada  musim dingin, Prabowo berkunjung ke Beijing sebagai tamu dari Tentara Pembebasan Rakyat Republik Rakyat Tiongkok. Pada kunjungan itu Prabowo menerima kesempatan memperlihatkan ceramah di Universitas Pertahanan Nasional Tiongkok. Mungkin Prabowo satu satunya orang Indonesia dan juga Pimpinan Partai yang diberi kesempatan berbicara dihadapan calon pemimpin militer China masa depan. Teringat nasip Bumi Resource milik Bakrie ( ARB)  yang berhutang kepada CIC (China Investment Corporation) sebesar sebesar USD1,3 miliar yang harus lunas tahun 2015. Hashim bergabung dengan Nat Rothschild. Kemudian Hashim diundang ke Washington untuk berbicara dihadapan Forum USINDO.  Masing masing baik Amerika maupun China punya kartu untuk memastikan kepentingan geostrategis mereka terjaga. Prabowo Subianto dan Hashim akan selalu bermain didua kaki untuk mengamankan kekuasaannya.

Sejak Jokowi menolak koalisi transaksional, dan menolak Beijing connection dan Washington Connection maka bergotong-royong kemenangan ialah miracle.Artinya harus ada hal yang sangat luar biasa dan diluar perhitungan sehingga orang berkiblat semua ke Jokowi-Jk. Apa itu? kita tidak tahu. Menurut teman saya sebagai priset dibidang investment and strategic mengatakan bahwa kekuatan Jokowi ada pada idealisme Soekarno. Seandainya beliau tidak terpilih sebagai Presiden maka sesungguhnya dia menang. Karena beliau bisa bertahan dengan keyakinannya untuk indonesia yang berdikari dan bermartabat.Tidak banyak elite politik yang bersikap mirip dia. Mungkin hanya dia. Ya, yang kalah ialah rakyat Indonesia, khususnya umat islam sebab tidak akan bisa lepas dari efek kekuatan asing. Selagi absurd mengendalikan kekuasaan di Indonesia maka selama itupula  gerakan islam akan dicurigai. Sejarah mencatat pada kenyataannya setiap jenderal  ( Tentara Nasional Indonesia ) yang berkuasa maka ia hanyalah alat dari kekuatan absurd dalam bentuk neocolonialism 

Sumber https://culas.blogspot.com/

Tni ,Islam, Nasionalis.

Soekarno jatuh.  AS ada dibalik itu. Soeharto terpilih sebagai presiden. Selanjutnya bisa ditebak bahwa bandul politik dan kebijakan harus sesuai dengan agenda AS terutama dalam kancah perang cuek antara Blok Barat dan Unisoviet. Hampir semua kebijakan ekonomi Indonesia didukung oleh AS bersama sekutunya menyerupai Jepang, Eropa Barat. Indonesia terus membangun tiada henti hingga kesudahannya Soeharto sanggup gelar Bapak Pembangunan. Namun setelah perang cuek usai tahun 1991, masa masa terindah bersama AS berkahir sudah. AS tidak melihat lagi Soeharto sebagai golden boy. AS butuh pemimpin yang visioner di Indonesia. Dari tahun 1991 terjadi faksi di kubu TNI. Mengapa TNI? alasannya ialah unsur kekuatan orde gres ada pada TNI. Suka tida suka Golkar juga bab dari TNI.  Orde gres hanya bisa dijatuhkan oleh TNI. Bukan oleh kekuatan manapun.

Soeharto sadar itu. Dia tidak bisa terus bergantung kepada TNI. Makanya semenjak tahun 1990, dibuat ICMI. Kelahiran ICMI bukanah kebetulah sejarah belaka, tetapi erat kaitannya dengan perkembangan global dan regional di luar dan di dalam negeri. Menjelang simpulan dekade 1980-an dan awal dekade 1990-an, dunia ditandai dengan tanda-tanda akan berakhirnya perang cuek dan konflik ideologi. Seiring dengan itu semangat kebangkitan Islam di belahan dunia timur ditandai dengan tampilnya Islam sebagai ideologi peradaban dunia dan kekuatan altenatif bagi perkembangan perabadan dunia. Sejak  tahun 1991 Soeharto mulai memberi kiprah lebih luas kepada ICMI masuk dalam kabinet. Keadaan ini dibaca oleh TNI, terutama ketika ICMI mulai menguasai posisi penting di Golkar. 

Bagi Barat ( AS) kebangkitan Islam ini menjadi problem yang serius alasannya ialah itu berarti hegemoni mereka terancam. Apa yang diproyeksikan sebagai konflik antar peradaban lahir dari perasaan Barat yang subjektif terhadap Islam sebagai kekuatan peradaban dunia yang sedang berdiri kembali sehingga mengancam dominasi peradaban Barat. Yang pro kepada kekuasaan yang berbasis Islam ialah Soeharto. Dari situasi inilah Tentara Nasional Indonesia mulai terpecah. Secara membisu diam, Faksi pun terbentuk di internal TNI. Mengapa hingga terjadi faksi di Tentara Nasional Indonesia ? alasannya ialah islam yang dimaksud Soeharto bukan islam tradisional yang sudah terbukti setia kepada NKRI. Soeharto selalu curiga kepada NU dan Muhammadiah. Melalui Prabowo Subianto yang juga menantunya , Soeharto mulai melaksanakan pendekatan kepada kaum islam moderat, menyerupai Amin Rais, Nurcolis Madjid, dan lain lain. Dan juga meng eliminate perwira yang tidak sejalan dengan agenda Soeharto.

Jenderal yang paling di curigai oleh Soeharto ialah LB Moerdani. Ditengah semakin kuatnya cengkraman ICMI dalam Kabinet  Soeharto paska Pemilu, LB Moerdani memberikan ilham bagaimana menjatuhkan Soeharto. Itu disampaikannya di kediaman Fahmi idris dan dihadapan eks agresi 66 menyerupai Cosmas Batubara, dr. Abdul Ghafur, Firdaus Wajdi, Suryadi; Sofjan Wanandi; Husni Thamrin dan sejumlah tokoh Artikel Babo. Moerdani berbicara mengenai Soeharto yang menurunya, 'Sudah tua, bahkan sudah pikun, sehingga tidak bisa lagi mengambil keputusan yang baik. Karena itu sudah waktunya diganti'...Benny kemudian berbicara mengenai gerakan massa sebagai jalan untuk menurunkan Soeharto.” Tetapi ilham ini ditolak keras oleh Firdaus yang hadir dalam pertemuan itu. 'Kalau memakai massa, yang pertama dikejar ialah orang Cina dan kemudian kemudian gereja.' “ (Salim Said, Dari Gestapu Ke Reformasi, Penerbit Mizan, hal. 316).

Dalam buku 'Tragedi Seorang Loyalis', dikala menjabat Panglima ABRI Moerdani memberi komentar mengenai bisnis bawah umur Soeharto. Soeharto murka dan mecopot jabatan Moerdani. Dalam buku Sintong Panjaitan (komandan Den81 yang menyerbu Woyla), disebutkan Prabowo pernah merencanakan menculik Moerdani alasannya ialah tuduhan makar. Prabowo Subianto tidak memberi komentar mengenai bencana ini dalam bukunya. Perwira lain yang di curigai oleh Soeharto itu diantaranya ialah , Try Soetrisno, Agum Gumelar dan AM Hendropriyono, Fachrul Razi, Ryamizard Ryacudu, Luhut BInsar Panjaitan; Sintong Panjaitan, Sutiyoso; Soebagyo HS. Walau semua Pati itu berpretasi hebat namun karirnya tergantung dari rekomendasi Prabowo Subianto sebagai menantu kesayangan Soeharto.

Jusuf Wanandi dalam memoarnya menulis bahwa ketika Presiden Soeharto berhasil menetralisir efek Try Soetrisno dengan menempatkan Feisal Tanjung dan Prabowo Subianto , mudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan Benny Moerdani connection. Karenanya Soeharto menempatkan semua impian kepada Wiranto. Tetapi Soeharto salah menilai wacana Wiranto. Setelah dilantik sebagai Panglima ABRI, diketahui Wiranto menghadap Benny Moerdani dan meminta supaya setiap bulan bisa bertemu. Tanggapan Benny berdasarkan Jusuf Wanandi dan Salim Said ( dalam bukunya “Menyibak Tabir Orde Baru, hal. 365-366; Salim Said, hal. 320) ialah "Jangan berilusi, orang renta itu [Soeharto] tidak menyukai saya, tidak percaya kepada saya. Anda harus tetap di sana alasannya ialah Anda satu-satunya yang kita miliki. Jangan menciptakan kesalahan alasannya ialah kariermu akan selesai jikalau Soeharto tahu Anda erat dengan saya.”. Apakah Soeharto benar benar tidak tahu kalau Wiranto main dua kaki ? tentu tahu.  Makanya Soeharto lebih mempercayai menantunya Prabowo Subianto untuk mengawasi sepak terjang Wiranto bersama stafnya menyerupai SBY yang ketika itu Kasospol.  

Yang jadi pertanyaan ialah bagaimana dan apa bahwasanya yang terjadi pada krusuhan pada tanggal 13, 14, dan 15 Mei 1998 yang menewaskan 1.880 orang itu. Yang terang bencana itu panglima ABRi ialah Wiranto yang gres menjabat bulan Maret 1998. Tentu bencana itu tidak tiba begitu saja. Tanpa persiapan dan planning yang matang mustahil amuk massa yang begitu besar dan massive sanggup terjadi. Dalam hitungan jam sanggup mengkremasi sebagian besar ibu kota. Ini terang operasi militer. Wiranto masuk dalam kancah kekacauan yang sudah dipersiapkan jauh sebelumnya. Wiranto ada pada waktu dan kawasan yang salah. Karenanya beliau harus bersikap. Wiranto tentu tahu ada faksi di tubuh TNI. Ada yang pro ke Golkar ada yang pro ke Soeharto dan ada juga yang pro demokrasi.  Pada moment memilih sikap, Wiranto memilih pilihan kepada Pro demokrasi. Dia  bertekad akan mengawal proses suksesi dari Rezim Soeharto ke Habibie dan kemudian masuk proses reformasi dengan diamandemennya Undang-Undang Dasar 45. 

Namun suksesi ke Habibie tidak diinginkan oleh Prabowo Subianto. Sehari setelah Habibie dilantik sebagai Presiden menggantikan Soeharto, beliau mencopot Letjen Prabowo Subianto dari jabatan Panglima Kostrad pada 23 Mei 1998. Mengapa ? Karena Habibie mendengar laporan Panglima ABRI Jenderal Wiranto mengenai pergerakan pasukan Kostrad secara besar-besaran dari luar kota menuju Jakarta. Selain itu, sebagian di antara pasukan itu disebut telah "mengepung" kediaman Habibie di Kuningan dan Istana Kepresidenan. Wiranto juga tahu proses penculikan aktifis pro demokrasi dari periode Desember 1997 hingga Februari 1998 dilakukan oleh Prabowo di era Panglima Faisal Tanjung. Artinya Prabowo memang punya agenda tersendiri dengan adanya chaos yang sehingga lengsernya Soeharto. Tetapi pada moment itu, Soeharto lebih percaya WIranto untuk melewati proses suksesi secara UU. Padahal tadinya mungkin Prabowo berharap Soeharto mengeluarkan dekrit menunjuk dirinya sebagai Penguasa transisi.

Habibie berkuasa tidak lebih 17 bulan. Faksi Habibie di Golkar ialah kaum intelektual islam yang moderat. Faksi ini umumnya di dominasi oleh almuni HMI yang ada di GOLKAR. Namun dalam kurun waktu yang singkat kekuasaanya itu Habibie tidak bisa jauh dari faksi Tentara Nasional Indonesia yang pro Soeharto dan pro demokrasi. Elite Golkar tidak suka ini. Karenanya ketika Akbar Tanjung berhasil merebut ketua Umum Golkar dari Harmoko  dan menggusur semua kekuatan Tentara Nasional Indonesia Pro Soeharto di DPP, Golkar pun menolak pertanggungan jawab Habibie sehingga Habibie dilengserkan secara kuntitusi dihadapan sidang MPR/DPR. Tanpa ada amarah dan selalu dengan wajah senyum menyaksikan detik detik berakhirnya sejarah beliau sebagai pemimpin di negeri ini. Kekuasaan berikutnya walau terang PDIP sebagai pemenang pemilu. Namun poros tengah islam dibawah koordinasi Amin Rais berhasil menempatkan Gus Dur sebagai Presiden dan Megawati sebagai wakil.

Siapa yang ada dibalik terbentuknya poros tengah itu? tak lain ialah Wiranto bersama faksi Tentara Nasional Indonesia yang pro demokrasi termasuk SBY. Ketika itu SBY ialah kasospol ABRI. Dia bertugas menjalin komunikasi dengan kekuatan politik dari golongan manapun terutama dengan islam. Hubungan dengan ormas islam sudah terjadi usang semenjak SBY masuk ke Markas ABRI. Bersama LBP , SBY punya jalan masuk kesemua petinggi Ormas islam. Secara tidak pribadi SBY berperan melakun silent revolution dikalangan patron umat islam supaya punya kekuatan untuk bersatu dalam politik. Bukan hanya kepada kelompok islam, kepada pro demokrasi juga relasi SBY manis sekali. Waktu bencana 27 Juli 1996 penyerbuan markas PDIP yang memakan korban tidak sedikit itu, SBY ialah Kasdam Jaya yang pangdamnya ialah Soetioso. Hubungan antara Megawati dengan SBY. Gus Dur dengan SBY, sudah terjalin lama. Makanya jangan kaget ketika Era Gus Dur, SBY sanggup posisi Menteri Pertambangan dan energi. Era Megawati jadi MenkoPolkam. Andaikan waktu itu SBY ialah faksi yang pro Soeharto, mungkin Megawati sudah dihabisi. Tetapi ini Megawati seakan dilindungi dari pihak yang ingin menghabisinya. Soetiyoso diangkat jadi Gubernur DKI periode kedua ketika presiden Era Megawati.

Lantas siapakah Godfather dari faksi Tentara Nasional Indonesia pro Demokrasi itu ? beliau ialah nasionalis sejati. Dia ialah Try Soetrisno. Semua mereka menyerupai Wiranto, SBY, Agum Gumelar, AM Hendropriyono, Fachrul Razi, Ryamizard Ryacudu, Luhut Panjaitan; Sintong Panjaitan, Sutiyoso; Soebagyo HS ialah faksi Try Soetrisno. Hubungan Try Soetrisno dengan ormas islam terutama NU dan Muhamamdiah sangat kuat. Try Soetrisno mendukung lahirnya PKB, PAN, PK. Tujuannya supaya umat islam punya wadah usaha secara politik. Bagaimanapun islam ialah asset nasional yang harus menjadi kekuatan real dalam membangun bangsa dan negara. Namun konsesi politik dan proteksi ini dalam konsep faksi Try Soetrisno ialah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45. Artinya semua kekuatan yang ada di indonesia harus dalam bingkai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45.  Posisi Try Soetrisno ini dibuktikan dengan terpilihnya Gus Dur  sebagai presiden dalam Voting sidang Umum DPR/MPR. Di era Gus Dur, Tentara Nasional Indonesia di reformasi dengan kembali ke fungsinya sebagai prajurit profesional. Tentara Nasional Indonesia hanya patuh kepada UU. Tidak lagi berpolitik. Namun para purnawirawan Tentara Nasional Indonesia terus melanjutkan faksi itu dengan ikut mempengaruhi situasi politik dalam negeri. Semua faksi bersatu ketika  terjadi konflik antara Gus Dur dan DPR. Apalagi dikala Gus Dur menerbitkan dekrit wacana pembubaran MPR/DPR serta pembekuan Partai Golkar. Ini  sama saja perang kepada semua faksi yang ada di TNI. Walau sudah ada UU Tentara Nasional Indonesia yang tidak berpolitik dan patuh kepada UU, namun Tentara Nasional Indonesia tidak mau loyal kepada Gus Dur untuk mengamankan Dekkrit Presiden itu. Gus Dur di jatuhkan alasannya ialah murni problem politik. bukan alasannya ialah problem skandal Bulog.

Tahun 2004 SBY terpilih sebagai presiden lewat Pemilu pribadi sesuai Undang-Undang Dasar 45 yang sudah di revisi di era Megawati. Semua grand design Try Soetrisno untuk membangun kekuatan islam , nasionalis dan demokrasi dalam bingkai NKRI dan Pancasila jadi berantakan. SBY memakai kekuatan akar rumput islam dan Golkar yang selama beliau menjabat Kasospol dan Menko Polkam sangat dikuasai orang orangnya, dan tentu sudah beliau bina tahunan sesuai potensi mereka. Darimana dananya ? Mantan Diplomat H Cholid Mawardi dan analisis Mantan Direktur Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin), AC Manulang yang kini dikenal  sebagai pengamat inteljen di Asia. Menurut Cholid yang juga mantan Ketua PBNU itu, Amerika sangat berkepentingan dalam pesta demokrasi pemilihan presiden pribadi di Indonesia. Mereka telah menurunkan tim dengan proteksi dana yang tidak terbatas. Amerika, lanjut Cholid, dinilai telah  bertransaksi dengan  salah seorang calon presiden untuk mengamankan kepentingan negerinya di Indonesia.

"Bayangkan, Collin Powel ke Jakarta hanya menemui SBY, menghadap presiden Megawati juga tidak. Ini  mengandung makna tertentu,"katanya. Ia juga mensinyalir telah terjadi deal ekonomi dan politik untuk kepentingan Amerika di Indonesia menyerupai Freeport, Mobil Oil dan pengamanan selat Malaka. Desas-desus juga menyebutkan, Amerika melalui SBY akan menimbulkan sebuah pulau di barat Padang sebagai pangkalan  militer menggantikan Pangkalan Subik. Sementara itu, AC Manulang  mengatakan, Amerika Serikat (AS) telah jauh-jauh hari menyiapkan calon presiden (capres) dari militer,  Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono. Karena itu, pemilihan presiden secara pribadi yang untuk pertama kali  digelar di Indonesia, tak lepas dari campur tangan Amerika Serikat (AS). Melalui biro intelijennya, CIA, AS ingin supaya presiden Indonesia mendatang berasal dari purnawirawan militer.

Menurut mantan Direktur Bakin ini, capres berlatar militer dianggap bisa menjalankan grand strategy global AS, yaitu memberantas terorisme. "Sipil dianggap tidak bisa menindak tegas kelompok Islam radikal, yang oleh Amerika disebut sebagai geng teroris di Indonesia. Manullang menambahkan, pada pemilu presiden putaran pertama lalu, CIA dihadapkan pada dua pilihan yang imbang, yaitu Jenderal (Purn) Wiranto dan Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Keduanya dianggap memahami grand strategy global AS tersebut. Namun belakangan, sebelum masa pencoblosan 5 Juli lalu, Wiranto lebih cenderung mendekati kelompok Islam garis keras. Karena itu, kesudahannya CIA mendukung SBY.

"Kenapa Wiranto nggak didukung CIA? Dia itu erat dengan kelompok Islam, yang oleh Amerika dicap sebagai separatis. Kita lihat hasil pemilu di Pesantren Al-Zaytun, kemudian hasil musyarawarah para habib dan kiai dari FPI dan MMI di Gedung Joeang beberapa pekan sebelum pemilu presiden. Jelas sekali, mereka menolak SBY dan mendukung Wiranto. Ini semua dilaporkan anggota CIA ke CIA Pusat di Amerika. Lalu pimpinan CIA menginstruksikan supaya Wiranto jangan didukung," ujarnya. Dengan demikian, tambah Manullang, siapa yang harus didukung CIA sudah jelas, alasannya ialah tinggal satu calon. Megawati tidak mungkin, alasannya ialah dianggap telah gagal menjalankan misi CIA. Amien Rais niscaya tidak akan didukung CIA, alasannya ialah dianggap salah satu pimpinan Islam garis keras. Sedang Hamzah Haz, tak pernah masuk pilihan alasannya ialah niscaya tidak akan menang. "Jadi Amerika itu sudah mempersiapkan SBY semenjak jauh-jauh hari untuk jadi presiden," katanya. Doktor sosiologi politik lulusan Universitas Mainz Jerman ini yakin, bahwasanya siapapun yang didukung CIA niscaya akan memenangkan pemilu di Indonesia.  

Alasan dia, kerja AS sangat profesional. Untuk menjalankan misinya di Indonesia, CIA telah menyusupkan 60 ribu intelijennya di Indonesia semenjak sebelum pemilu legislatif 2004 lalu. Mereka ialah warga Indonesia yang telah mendapatkan pendidikan intelijen di luar negeri. Karena itu, keberadaannya sulit dikenali. "Soal ini kan pernah diakui oleh KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu, bahwa ada sekitar 60 ribu intelijen ajaib di Indonesia," ujarnya. Lebih lanjut Manullang menilai, siapapun capres yang didukung CIA niscaya akan memenangkan pemilu presiden putaran kedua. "Siapa yang akan jadi presiden Indonesia ke depan, bahwasanya namanya sudah ada di tangan Amerika. Kan mereka yang men-setting. Bahkan bukan hanya Indonesia, CIA juga berperan dalam suksesi kepemimpinan nasional di beberapa negara di dunia," ujarnya. Setelah itu, masih berdasarkan Manullang, presiden yang didukung CIA akan dikendalikan oleh AS jikalau sehabis terpilih. Agendanya ya Agenda AS.

Tahun 2009. Megawati mencalonkan diri sebagai Presiden dan berpasangan dengan Prabowo. Secara tidak pribadi Megawati mencoba menarik proteksi dari Tentara Nasional Indonesia Faksi Cendana dengan menimbulkan Prabowo sebagai Cawapres. Namun kekuatan ini tidak significant untuk menghadapi SBY yang justru didukung oleh barisan islam yang berhasil dikendalikan lewat silent revolution. Nah Tahun 2014, SBY tidak lagi dilirik oleh AS. Karena kekuasaan ada pada Partai Demokrat. Sementara koneksi SBY ada pada partai Republik. Partai Demokrat AS inginkan pemilu berlangsung tertip dan demokratis tanpa ada rekayasa apapun. Megawati terpaksa tidak lagi maju sebagai capres. Namun Mega butuh PDIP menjadi partai penguasa dan karenanya beliau butuh figur yang disukai rakyat. Pemilihan Jokowi sebagai Capres lebih alasannya ialah Jokowi ialah satu satunya calon yang tidak bersinggungan dengan faksi politik nasional. Karenanya Akan gampang menarik faksi Tentara Nasional Indonesia bergabung. Makara beban sejarah atau masa kemudian hampir tidak ada. Tentu dengan rekam jejak menyerupai itu akan memudahkan Jokowi menghadapi konstelasi kekuatan dalam negeri maupun luar negeri kelak bila beliau terpilih sebagai presiden

Namun ketika proteksi Faksi Tentara Nasional Indonesia Try Soetrisno kepada PDIP atas Capres Jokowi, partai lain yang merasa punya relasi dengan faksi Tentara Nasional Indonesia Try Soetrisno merasa ditinggalkan. Mereka tidak bisa menerima. Mengapa harus PDIP? mengapa bukan Partai islam yang terang jelas punya sejarah erat dengan TNI. Mengapa bukan Golkar yang terang didirikan oleh TNI. Tetapi Try Soetrisno tetap dengan sikapnya. Bahwa beliau ingin PDIP yang maju dan capresnya didukung. Semua Elite Tentara Nasional Indonesia binaan Try Soetrisno tentu ada dibelakang Jokowi. Mereka ialah Wiranto, Agum Gumelar, AM Hendropriyono, Fachrul Razi, Ryamizard Ryacudu, Luhut Binsar Panjaitan; Sintong Panjaitan, Sutiyoso; Soebagyo HS. Bahkan termasuk SBY ialah pihak yang secara tidak pribadi mendukung Jokowi. Tentu dengan cara yang rumit dan memilih sekali. Mengapa begitu solid proteksi itu ? alasannya ialah yang dihadapi ialah Prabowo Soebianto yang terang lawan faksi Try Soetrisno. Sebetulnya antara Tentara Nasional Indonesia dan ormas Islam tidak punya masalah. Yang punya problem itu ialah PDIP dengan ormas islam. Mungkin relasi yang mesra antara PDIP dengan NU. Mungkin faktor sejarah dimasa kemudian dimana NU berhasil menciptakan pecahnya barisan islam dalam Masyumi. Kemudian bergabung dalam barisan nasional yang dibuat oleh Soekarno : NASAKOM.

Kemenangan Jokowi atas Prabowo dalam Pilpres 2014, telah menciptakan faksi Tentara Nasional Indonesia Pro cendana dan kelompok islam meradang. Khususnya ada ormas islam  menyerupai FPI, FUI yang punya koneksi dengan jaringan islam international menyerupai HT, Al Qaida, Ikhwanul Muslim (IM)) sangat mengenal erat siapa itu Wiranto. Karena dulu mereka berdiri atas prakarsa Wiranto. Era SBY mereka berperan sebagai pressure group yang sering dimanfaatkan oleh Faksi Tentara Nasional Indonesia Try Soetrisno. Bahkan HRS pernah masuk penjara di era SBY. Tidak sedikit orang FPI yang meninggal di penjara di era SBY. Saat kini ormas islam yang anti Jokowi /PDIP ialah mereka yang tadinya dibina oleh TNI. Para PATI yang turut membina itu semua ada dikubu Jokowi sekarang. Hanya saja ormas islam itu kini mereka tidak diposisi Jokowi tetapi di posisi Prabowo. Antara Prabowo dan kekuatan islam, punya agenda yang berbeda. Saat kini mereka bersatu untuk mencapai sasaran ganti presiden. Kalau tercapai sasaran ini maka selanjutnya bicara konsesi politik yang tentu berujung konsesi bisnis. Apakah mudah? tidak juga. alasannya ialah sistem negara kita menganut trias politika. Presiden tidak otomatis berkuasa penuh. Tanpa proteksi dewan perwakilan rakyat , Presiden tidak akan bisa melaksanakan fungsi UU nya. Prabowo akan melaksanakan hal sama menyerupai mertuanya. Islam hanya dimanfaatkan untuk naik tangga. Setelah hingga diatas , maka islam ialah pihak pertama yang akan di kebiri. Mengapa? apapun faksi Tentara Nasional Indonesia itu, idilogi mereka terang ialah Nasionalis. Makara islam dan komunis itu tidak ada kamusnya  dalam dokrin TNI. Dokrin Tentara Nasional Indonesia ialah PANCASILA. Itu final!

Jadi semenjak jatuhnya Soeharto ritme politik ditentukan oleh tiga orang jenderal , WIRANTO, PRABOWO dan SBY. Sampai kini mereka eksis. Kalau mereka bertiga bertemu, maka semua hal yang rumit sanggup menjadi mudah. Makara problem politik negeri ini engga juga ruwet. Hanya tiga orang duduk bareng minum kopi , selesai dah urusan. Makara damai sajalah. Semua akan baik baik saja. Yang terang Jokowi bukan lawan bagi siapa saja, bukan pula musuh bagi partai manapun. Jokowi hanya profesional untuk melaksanakan amanah UU dan memastikan elite politik dan elite ormas tetap bisa ha ha hi hi, disuasana mendung masih bisa memetik buah dan membaginya.  

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Mari Berubah...

Ada teman dengan penuh semangat dan percaya diri berkata kepada saya bahwa sudah saatnya Undang-Undang Dasar 45 yang ada kini di kembalikan kepada Undang-Undang Dasar 45 secara murni. Ada juga bilang bahwa sudah saatnya Pancasila sesuai dengan konsep Piagam Jakarta. Bahkan ada juga yang bilang bahwa syariah Islam harus di tegakan di negeri ini. Banyak lagi yang di ungkapkan. Intinya dengan perubahan tersebut maka Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya. Apah sih bahwasanya yang dikeluhkan terhadap rezim sekarang? tanya saya.  Rezim Jokowi memperlihatkan kesempatan luas kepada investor asing, terutama kepada china. Memberikan kesempatan tenaga kerja asing. Mengutamakan Konglomerat. Utang luar negeri terus bertambah. Ekonomi menurun , apalagi rupiah semakin terpuruk. Saya hanya tersenyum mendengar keluhan mereka. Mengapa ? memang apa yang di keluhkan itu begitu fakta adanya.

Laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk bertambah setiap tahun sebanyak 4,5 juta. Itu sama dengan satu negara Singapura. Jadi, jikalau 10 tahun, ya 10 negara Singapura. Terlambat saja pemerintah meng-eskalasi pembangunan maka penambahan jumlah penduduk ini akan menjadi bahaya serius. Semua itu butuh biaya yang tidak bisa di tunda, yang setiap detik bertambah. Sementara postur APBN dari semenjak era Megawati dan SBY hingga kini memang 80% bersumber dari Pajak. Siapakah yang di andalkan membayar pajak ? Ya kelompok menengah atas dan kalangan dunia usaha. Kalau mereka di musuhi lantas dari mana penerimaan negara ? Coba dech mikir ? Sementara kekuatan APBN mendukung fungsi sosial dan ekonomi semakin melemah lantaran tekanan beban utang dan bunga yang terus membesar. Ini bukan tiba begitu saja tapi proses yang telah berlangsung semenjak era Soeharto. Siapapun yang jadi presiden harus menghadapi ini. Kaprikornus ini kesalahan kolektif sejarah. Andaikan sistem dirubah ibarat kembali ke Undang-Undang Dasar 45 atau syariah Islam, apakah perubahan sanggup seketika mendatangkan uang untuk membayar utang? Sumber daya alam yang ada tidak bisa menghasilkan uang tanpa modal. Darimana modalnya ? Berhenti berutang? lantas bagaimana mengatasi ledakan pertambahan penduduk setiap tahunnya ? Coba dech mikir.

Itulah sebabnya perlu kecerdasan mengatasi sumber daya APBN yang rendah tanpa terjebak dengan hutang. Ingat hutang perlu tapi tidak harus terjebak. Caranya ? Pemerintah memperlihatkan kesempatan bagi investor absurd terlibat dalam denah Business to Business ( B2B). Kalau pemerintah tidak terlibat tentu kepastian aturan tidak ada. Kalau terlibat pribadi akan berdampak pada tekanan fiskal APBN. Solusinya, BUMN ditempatkan sebagai agent of development untuk menarik dana absurd terlibat dalam denah B2B , dengan memperlihatkan tugas lebih besar kepada BUMN untuk terlibat aktif dalam pembangunan insfrastruktur. Sementara negara hanya sebagai regulator tanpa terlibat sebagai financial undertaker. 

Tapi mengapa lebih banyak ke China kemitraan tersebut? Mengapa bukan kepada Jepang atau Amerika atau Eropa ?  Saat kini Negara yang punya agenda melepas dananya keluar negeri semoga mata uangnya melemah yaitu China. Sementara Amerika masih dililit krisis moneter yang justru mendapat suntikan dana dari China, Jepang yang terjebak krisis spiral, Eropa yang terjebak pertumbuhan negative.  Namun untuk terlaksananya B2B itu maka sektor investasi, perdagangan, industri , jasa , harus di reformasi. Itu sebabnya berandal rente ekonomi yang membelenggu keadilan ekonomi harus di basmi. Ini tidak gampang lantaran menyangkut kepentingan elite politik dimana partai menikmati limpahan dana akhir rente ekonomi yang telah berlangsung puluhan tahun. Tidak ada pilihan! resiko politik harus di hadapi. Mafia Migas , Mafia Ikan, Mafia Pangan, Mafia Industri, perdagangan dan perkebunan , Mafia Minerba , Mafia anggaran dan birokrasi harus di ganyang. Setahun Jokowi berkuasa terjadi goncangan luar biasa. Namun kini semua telah terlewati. Mafia tersingkir dan investor absurd melihat indonesia serius melaksanakan reformasi anggaran yang berorientasi produksi, bukan konsumsi.

Saat kini Indonesia menjadi pilihan investasi kedua setalah China atau India. Negara di dunia boleh insolvent tapi private investor tetap kuat. Karenanya evaluasi investor private terhadap Indonesia bukanlah hal yang luar biasa. Karena investor private tidak melihat nasionalisme dalam berinvestasi  tapi mereka melihat daerah yang nyaman mendatang keuntungan bagi uang mereka. Inilah fakta kapitalisme dan kita harus memanfaatkan keadaan ini semoga tidak hanya menjadi penonton kemelimpahan dana private. Karenanya tax amnesty yang di kombinasikan dengan repatriasi asset di canangkan semoga Indonesia sebagai financial gateway berkelas dunia untuk masuknya dana kesektor riel yang telah dibentangkan luas oleh pemerintah melalui paket budi yang sangat revolusioner dan visioner. Dengan demikian ekonomi bergerak bukan lantaran APBN  tapi lantaran kekuatan system yang mengakibatkan Indonesia sebagai ladang kerja keras bagia siapa saja yang mau berusaha. Apakah ini tidak melanggar nasionalisme dan sosialisme? Tidak. Karena dunia perjuangan bergerak , akan mendatangkan pajak. Pajak yang meningkat akan menciptakan APBN sehat, yang pada gilirannya bisa melaksanakan fungsi ekonomi melunasi beban utang dan melaksankan fungsi social bagi rakyat yang setiap tahun bertambah lebih banyak dari penduduk Singapore.

Apa yang dilakukan Jokowi yaitu kebijakan yang membumi menurut fakta yang ada. Dia tidak terjebak politik menyalahkan masalalu demi pencitraan. Dia mengakibatkan kesalahan masa kemudian sebagai pelajaran untuk perbaikan hari kini semoga dimasa depan kita punya harapan. Jargon utopia yang membawa agama dan nasionalisme, sosialisme, tidak akan menuntaskan masalah. Sudah lebih setengah kurun negeri ini merdeka, selalu system di salahkan bila kemakmuran tidak terjadi. Padahal kesalahan bukan pada system tapi lebih kepada adat pemimpin dan mental rakyat.  Jadi bagi pihak yang merasa terganggu dengan kebijakan pemerintah kini bahwasanya tidak punya pegangan yang berpengaruh untuk menjatuhkan Jokowi. Selagi Jokowi tidak korupsi, tidak menduakan dengan perempuan lain, tidak melanggar Undang-Undang Dasar dan UU maka selama itu tak akan ada satupun yang bisa menjatuhkannya selain Tuhan. Dan Tuhan hanya berpihak kepada orang baik yang berbuat , bukan orang baik yang hanya akil bicara.Mari berubah...


Sumber https://culas.blogspot.com/

Siapa Yang Menang?

Dua hari kemudian saya bertemu dengan sobat yang saya tahu bahwa beliau agent dari biro belakang layar negara namun beliau sendiri tidak mau membenarkan jikalau saya klarifikasi. Dia sangat irit berbicara namun bila berdiskusi beliau lebih suka membawa kita berpikir secara rasional atas problem yang dibentangkannya. Seperti yang beliau katakan bahwa pada ketika kini hasil quick count Pemilu Legislatif memastikan tidak ada super majority. Suara terdistribusi secara merata. Walau ada yang disebut pemenang dengan skor tertinggi namun tidak significant untuk bisa mengontrol parlemen. Nah bila kelak terpilih Presiden ,bagaimana pemerintah itu kelak? Tanyanya. Saya terdiam. Dia tetap tersenyum memandang saya. Tentu Pemerintahan tidak akan efektif. Kata saya. Dia mengangguk sambil memperlihatkan jempol jarinya. Kalau pemerintahan lemah apa karenanya ? tanyanya lagi. Tidak ada keputusan yang bisa dibentuk dengan cepat dan akurat. Semuanya akan menjadi transaksional. Kata saya dengan kening berkerut. Dia tersenyum mendengar balasan saya. Lantas siapakah yang diuntungkan dari situasi ini? ya meraka yang tetap ingin system demokrasi ini ada. Mereka yang tak ingin ada kekuatan yang ingin mengembalikan Undang-Undang Dasar 45 dan Pancasila sesuai dengan aslinya. Mereka yang tak ingin kekuatan islam bisa mengontrol kekuatan di Parlemen. Ini serpihan dari operasi inteligent yang rumit sehingga menciptakan Pemilu bukan sebagai alat perubahan nilai secara legitimate tapi hanya menghasilkan forum yang lemah untuk berhadapan dengan kekuatan modal. Setidaknya bisa meredam agama dan idiology untuk berbuat dengan idealismenya. 

Saya hanya membayangkan andaikan Jokowi terpilih sebagai Presiden ,apa yang bisa beliau lakukan dengan kegiatan Indonesia hebat  bila PDIP hanya 20% di DPR. Andai terpilih , apa yang bisa dilakukan oleh Prabowo dengan kegiatan pro rakyatnya bila korsi Garindra di DPR hanya 11%. Apa yang bisa dilakukan oleh Ical bila terpilih menjadi presiden bila bunyi Golkar hanya 15%. Pemilihan presiden kelak benar benar hanyalah lawakan termahal namun tidak lucu. Karena walau presiden dipilih eksklusif oleh rakyat dan andai 100% rakyat memilihnya menjadi presiden , beliau tetap tidak akan efektif sebagai presiden.Karena beliau harus tunduk pada system balance power dengan DPR yang dikuasai oleh banyak partai. Ini akan sangat melelahkan. Dengan hak yang ada pada DPR maka DPR bisa melaksanakan apa saja untuk laga kekuasaan dengan presiden menyerupai misal DPR bisa menghentikan pembahasan APBN dan pemerintahan bisa stuck menyerupai yang dilakukan oleh Parlement di Amerika. Atau jikalau Presiden berani melaksanakan tindakan revolusioner merubah Undang-Undang Dasar dan berniat membubarkan Parlemen sebab tidak menerima pinjaman dari Parlemen maka militer bisa mengambil alih kekuasaan sesuai UU. Karena walau militer tidak berpolitik namun secara konstitusi, militer bisa mengambil alih kekuasaan bila Presiden memakai kekuasaanya melebih UUD. Kaprikornus kesimpulannya, kata saya , siapapun yang terpilih jadi presiden jangan dituntut beliau dengan janjinya menyerupai katanya dalam Pemilu sebab presiden bukanlah satu satunya penentu kegiatan tapi mereka yang ada di DPR juga ikut menentukan. Teman saya mengangguk.

Nah, lanjut sobat saya, ketika kini sedang berlangsung renegosiasi KK Tambang, termasuk eksistensi Freeport dan Newmont. Sebelum Pileg terdengar rasa optimis bahwa renegosiasi KK Tambang akan selesai setelah  Pileg. Namun sesudah Pileg keadaan menjadi lain. Freeport tidak melihat sebelah mata lagi kepada pemerintah sekarang. Makanya Freeport belum menyepakati poin divestasi, sementara Newmont masih belum menyepakati soal ekspansi luas wilayah dan penerimaan negara. Keadaan menjadi stuck. Saya tahu itu sebab salah satu fund manager dari Cooper Network menyampaikan bahwa keliatannya petinggi Freeport dan Newmont di Washington lebih pede menuntaskan perundingan dengan pemerintah baru.  Saya tidak tahu mengapa. Namun ada yang bilang bahwa ini soal kalkulasi bisnis. Lebih murah ongkos lobynya sesudah pemerintah gres daripada sekarang. Karena pemerintah gres lebih lemah dibandingkan pemerintah sekarang. Sehingga tidak sulit menekan pemerintah melalui parlemen. Bagaimana dengan bangkit koalisi? Sistem ketata negaraan kita bukanlah Parlementer tapi presidentil. Kesepakatan koalisi tidak mengikat secara undang undang sehingga tidak ada pelanggaran aturan bila anggota koalisi ingkar janji. Pengalaman terdahulu, koalisi tidak pernah kompak mengawal pemerintah SBY makanya president lambat mengambil keputusan.

Siapakah pemenang sesungguhnya dalam pemilu ketika ini ? Ya Kapitalisme! Rich Dad’s , Conspiracy of the rich , dari Robert T. Kiyosaki menyebutkan ada empat hal yang menciptakan demokrasi harus dipertahankan oleh kapitalisme yaitu perlunya uang sebagai kekuataan dan karenanya perlu inflasi untuk memeras rakyat, perlu hutang untuk menggadaikan resource dan perlunya konsumsi untuk menciptakan orang tergantung terhadap pasar. Sebuah sistem nilai yang andal wacana konspirasi orang kaya dan penguasa untuk menjajah yang lemah. Kaprikornus yang diuntungkan dari Pemilu ketika ini demokrasi tetap exist sebab tidak ada super majority yang bisa menghapusnya. Bagi kapitalisme ini kemenangan yang gampang sebab orang Indonesia sangat gampang diprovokasi untuk lupa musuh yang sebenarnya. Praktis diadu domba, sehingga antara mereka saling menghujat dan merasa paling benar, saling tidak mempercayai sehingga persatuan mereka pecah. Di dalam system persatuan umat pecah, dan diluar system juga pecah. Dan anehnya mereka tidak sadar sedang diobok obok dan  masing masing mereka masih yakin bahwa apa yang mereka lakukan yaitu benar walau kenyataanya besok mereka harus siap dengan kenaikan BBM dan kenaikan semua kebutuhan pokok. Karena pasar butuh margin dan mereka  semua harus bayar itu. Engga ada yang gratis.Tentu akan bertambah orang miskin yang tak bisa membeli dan itulah korban dari umat yang tak bisa bersatu untuk tegaknya keadilan bagi semua. Kini saya tak bisa lagi meminta kepada Allah kecuali berdoa “Allahumma, la ilaha illa anta. Subhanaka, inni kuntu minazzhalimin. Saya dan anda  memang zalim ..

Sumber https://culas.blogspot.com/

Cds, Indonesia. ?


Kita mengenal uang sebagai ujud lembaran kertas atau koin. Uang itu kita kenal dan bersahabat dengan keseharian kita untuk melaksanakan aktifitas pertukaran barang dan jasa. Dengan uang maka semua ada nilai untuk dibeli, dijual dan di nominalkan. Lantas bagaimanakah uang itu diciptakan dan darimana asalnya ? Dahulu kala uang itu dibentuk dari emas dan perak. Berapa nilai uang itu , ya tergantung dari beratnya koin emas atau tembaga. Artinya uang bekerjasama pribadi dengan nilai bahan yang menempel padanya.Tapi ia kala modern , ketika populasi insan semakin bertambah, kebutuhan semakin luas, perpindahan penduduk, barang dan jasa semakin cepat. Maka uang tak bisa lagi sepenuhnya ditentukan dengan bahan yang ada.

Uang sudah bergeser menjadi ”sebuah nilai ” yang tak bisa lepas dari "Internationalisasi." Uang dan politik yakni satu kesatuan yang tak terpisahkan. Suka tidak suka inilah kenyataanya. Dari segi monetary system kita menyatu dengan system keuangan global. APBN harus dibentuk menurut Standard Government Finance Statistic (SGFS) yang sehingga kekuatan fiskal negara sanggup setiap ketika dimonitor sebagai dasar forecasting value Rupiah. Disamping itu juga Sistem Akuntasi Moneter Bank Indonesia harus mengacu kepada International Reserves and Foreign Currency Liquidity (IRFCL). Sehingga setiap detik posisi devisa BI sanggup dimonitor secara international. Semua menjadi transference dan terhubung keseluruh dunia secara border less.

Walau semua serba transference namun pasar berbuat sesukanya berdasar data real tesebut. Disinilah nilai uang diukur dan ditentukan oleh segelintir pemain. Cadang devisa negara dalam aneka macam mata uang tak lagi terkait pribadi dengan jumlah rupiah yang beredar. Cadangan devisa hanya digunakan untuk transaksi atau belanja yang mengharuskan tunai atau cash advance bermata uang asing. Sementara hampir 90% transaksi lintas negara ( cross border ) yang dilakukan dunia perjuangan tidak berupa cash advance tapi commitment. Commitment ini dalam bentuk instrument yang dilegimite oleh komitmen multilateral baik dalam kuridor WTO maupun BIS dan Artikel Babo.

Hitunglah berapa perputaran uang dibalik commitment itu?. Anda akan terkejut. Jumlahnya diatas cadangan devisa negara kita. Bahkan melebihi SUN yang kita terbitkan. Atau melebihi dari jumlah pajak yang terkumpul. Proses uang itu sangat sophisticated, misal Corporate melaksanakan pemberian luar negeri. bermata uang asing. Apabila mereka mendapat penghasilan dalam mata uang rupiah, lantas bagaimana menjamin keseimbangan kurs antar mata uang semoga transaksi ini tidak merugikan. Pertanyaan berikut, apabila pemberian itu gagal siapakah yang akan menjamin uang itu kembali. Juga bermacam-macam kegiatan investasi yang berhadapan dengan resiko perbedaan kurs itu. Pertanyaan ini akan panjang sekali kalau kita melihat melalui kacamata uang secara normal.Proses itu bergerak sangat cepat , bukan lagi jam atau hari ukurannya tapi detik.

Tapi dalam system moneter ini sudah diantisipasi. Yaitu melalui aneka macam instrument derivative yang mendukung proses perputaran uang. Instrument ini tidak melihat devisa negara sebagai kekuatan mata uang. Tidak melihat melihat besaran utang. Tapi melihat dari sisi ”kepercayaan ” ( trust ). Trust ini yakni energy ( power) dari uang itu sendiri untuk terus berputar mengorbit melintasi dunia sebagai alat tukar. Sementara system moneter yakni software untuk memungkinkan uang terkendali sesuai aktivitas yang diinginkan.

Didalam software itu terdapat fitur menyerupai CDS dan aneka macam produk derivative keuangan Artikel Babo. Besar /kecilnya atau besar lengan berkuasa / lemahnya trust ( energi) sanggup dilihat dari tingkat premium credit Default Swap (CDS) yang dibayar. CDS itu biasanya meliat tingkat rating ( trust ) obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Semakin murah CDS semakin tinggi tingkat ”trust” dan tentu semakin tinggi energy yang berputar. Arus investasi akan masuk deras. Nah, di Era Jokowi, tingkat premium CDS terendah sepanjang sejarah republik ini ada. Padahal keadaan ekonomi Indonesia masih menghadapi tantangan dan bahaya terhadap dampak external.

Team Ekonomi Jokowi bisa berselelancar dibawah tekanan dampak kebijakan suku bunga the fed. Kita mengendalikan sepenuhnya semua sektor, ,baik moneter dan fiskal negara leading. Walau utang tembus 4000 T, CDS malah samakin turun, desember 2017 kemarin global bond dilepas di bursa, kelebihan usul dipasar. Bagi investor indonesia yakni lahan investasi menguntungkan alasannya mendasar ekonomi yang sehat, grade asset yang bersinar dipasar dan likuid. Memang yang ribut soal utang itu yakni pengamat yang miskin analis dan niscaya engga punya portfolio investasi di pasar uang. Makara maklumi saja.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Indonesia Dikuasai Kepetangan As ?

Amerika Serikat sedang memperluas bangunan Kedutaannya di Jakarta. Pemerintah Indonesia melalui Pemprov DKI telah memperlihatkan izin untuk ekspansi bangunan itu.  Sebetulnya tidak ada yang luar biasa dengan pembangunan ini namun menjadi luar biasa yakni saat terjadi polemic dimedia massa antara Jokowi dan Elite Partai Demokrat, dimana terkesan bahwa penyadapan yang dilakukan oleh Kedutaan Amerika terhadap Indonesia disebabkan lantaran izin ekspansi bangunan yang diberikan oleh Jokowi.  Kalaulah benar penyadapan dilakukan oleh Amerika melalui kedutaannya maka seharusnya Pemerintah melaksanakan peringatan keras kepada Amerika, dan bukannya menyalahkan Gubernur yang memperlihatkan izin. Karena dalam aturan internasional, di antara negara-negara berdaulat dihentikan saling melaksanakan acara spionase atau memata-matai untuk memperoleh informasi secara ilegal, termasuk melalui penyadapan. Makara yakni kiprah Lembaga Sandi Negara ( Lemsaneg ) untuk menandakan penyadapan ini supaya sanggup dilaporkan kepada Mahkamah International. Memang kalaupun terbukti, dan bisa menyalahkan Amerika di Mahkamah International , juga tidak ada jaminan bisa menghukum Amerika. Karena banyak sekali pelanggaran terbukti dilakukan Amerika terhadap Negara lain, PBB bungkam bagaikan macan ompong. Hokum hanya berlaku bagi Negara lemah bukan Negara kuat.

Waktu ketemu dengan sobat dari Amerika yang sudah bermukin di Indonesia lebih dari 5 tahun , ia berkata kepada saya bahwa bila ekspansi gedung Kedutaan Amerika final maka itu akan menjadi bangunan kedutaan Amerikan nomor tiga terbesar didunia sesudah Irak dan Pakistan. Bangunan itu akan terdiri dari 10 lantai dengan luas 36,000 meter persegi. Untuk apa bangunan sebesar itu ? sobat itu menyampaikan bahwa Indonesia merupakan Negara yang sangat penting bagi AS. Apalagi semenjak kala Clinton, AS menimbulkan Asia Pacifik sebagai daerah masa depannya yang harus dikelolanya dengan all at cost. Mengapa ? Indonesia berada di daerah Pacifik yang diapit oleh tiga benua Amerika, Australia dan Asia. Secare geo strategis maupun geopolitik , keberadaan Indonesia sangat pital bila ingin mengontrol Asia Pacific. Apalagi dikaitkan dengan ambisi China untuk ikut mengendalikan daerah ini. The Carnegie Endowment for International Peace menerbitkan sebuah studi oleh sembilan peneliti AS, yang mengklaim bahwa dalam dua dekade mendatang, kemampuan militer China akan setara AS, termasuk kemampuan untuk membangun kapal induk dan pesawat tempur siluman. Dari segi Ekonomi hanya duduk perkara waktu China akan mengungguli AS, setidaknya kini China merupakan negara kreditur terbesar bagi AS.

Menurut sobat saya bahwa semenjak jatuhnya Soekarno, Indonesia yakni Negara satelit dari AS. Terlalu banyak kepentingan AS  yang harus dipertahankan di Indonesia. Hampir semua the Biggest Multi National Corporation (MNC) AS  beroperasi di Indonesia. Semua MNC AS tersebut tentu punya loby berpengaruh di White House dan akan memakai loby itu untuk memastikan AS mengontrol Indonesia. Itu sebabnya sobat saya berkata dengan satire bahwa keberadaan Jakarta tak lebih sebagai markas intelligent bagi Amerika. Saya sempat mengerutkan kening. Untuk apa operasi intelligent dilakukan ? menurutnya dalam masa hening , intelligent diharapkan untuk mendapat seluas mungkin informasi sebelum kebijakan dikeluarkan. AS tidak mau salah dalam bersikap sehingga kepentingan mereka terganggu.  Maklum bahwa Indonesia yakni negara berpenduduk dominan Islam yang sangat sensitive dengan AS dan juga termasuk negara demokrasi terbesar didunia. Seluruh Elite Politik di Indonesia masuk dalam sasaran operasi intelligent CIA dan NSA. Dari penguasaan informasi inilah , AS bisa melancarkan taktik dan taktik untuk melemahkan setiap upaya memperkuat idiologi lantaran dasar kebangsaan maupun dasar agama. Yang paling dikawatirkan oleh AS yakni idiologi  karena dasar Agama. Ini  harus dieliminate dengan all at cost.

Operasi intelligent melemahkan idiologi  ini sangat efektif diterapkan lantaran di Indonesia tidak ada kekuasaan tunggal. Tidak ada komandan barisan tunggal yang memastikan barisan bergerak kesatu arah sebagaimana China dengan Partai Komunisnya atau Iran dengan Islamnya. Ini sharing power sesuai dengan system demokrasi liberal.  Sehingga para Intel AS bisa dengan leluasa melaksanakan operasi "mengobok obok" politik untuk menimbulkan elite politik jinak dalam kendali mereka. Yang tidak bisa dijinakan akan dihabisi melalui KPK dan pembunuhan huruf ( character assassination  lewat pemberitaan media massa.  Mereka berada dibalik amandemen Undang-Undang Dasar 45 dan Pasal 33 dengan menambah ayat 4. Ayat  ini seakan mengingkari secara halus ayat 1,2, dan 3-nya dimana perekonomian disusun secara prinsip demokrasi. Makara siapa saja sanggup mengusahakan perekonomian secara bebas alias liberalisasi perekonomian. hal ini tertuang dalam ayat selanjutnya yaitu ayat 5 dimana ketentuan lebih lanjut diatur UU. UU yang mana? lihat saja UU penanaman modal dan UU PMA yang kental sekali nuansa liberalnya. Dampak dari amandemen itu yakni ekonomi tumbuh dengan pesat namun melahirkan gap kaya dan miskin yang sangat lebar, dan MNC AS semakin tak tergoyahkan dari keberadaannya menguasai SDA Indonesia.

Bila Indonesia lemah maka ASEAN juga akan lemah lantaran maklum sebagian besar negara ASEAN tergantung dengan Indonesia baik dari segi pasar maupun materi baku. Mark J. Valencia dalam tulisannya The South China Sea: Back to the Future? berpendapat bahwa perairan china selatan menjadi daerah sengketa berbahaya dalam perebutan dampak atau hegemoni di Asia antara China dan Amerika Serikat (Global Asia, 2010). Bila terjadi komplik regional atau katakanlah konplik maritim china selatan maka Indonesia akan jadi Pangkalan perang yang efektif bagi Amerika dan sekutunya untuk menjangkau China dan memenangkan perang. Namun bagaimanapun China akan terus berupaya untuk merebut dampak di Indonesia melalui pendekatan yang sama yaitu operasi intelligent. Yang niscaya kedua kekuatan ini ada di Indonesia, setidaknya kita bisa lihat dimana sebelum Pertemuan APEC di Bali, Xin JInping tiba lebih dulu sebelum Obama datang. Indonesia telah menandatangani Comprehensives agreement dengan China yang sebelumnya Agreement ini telah tertunda lebih dari 10 tahun. Itu sebagai tanda “perang” antara AS dan China telah dimulai, kini dan disini. Siapakah yang akan unggul lihatlah nanti siapa yang akan jadi Presiden di Indonesia, dari partai apa ?.Yang terang keduanya yakni predator...

Sumber https://culas.blogspot.com/

Andi Alifian Mallarangeng


Dia muda, ganteng dan gagah berkumis. Senyumnya mengesankan bahwa beliau cerdas dan piawai menciptakan lawan bicaranya takluk. Berawal sebagai pengamat politik paska kejatuhan Soeharto. Tampil dibanyak media massa ba’ selebritis.  Menjadi pembicara dibanyak seminar. Setiap katanya didengar dan dicatat oleh wartawan. Diapun duduk dalam team perancang UU politik diera  Habibie dan ikut melahirkan banyak sekali UU Pemilu dan Otonomi Daerah. Karena itu mengantarkannya sebagai Anggota Komisi Pemilihan Umum sebagai wakil pemerintah tahun 1999. Diapun mengundurkan diri sebagai Anggota KPU dan menempati pos sebagai staf jago Mentri Otonomi Daerah. Hanya 10 bulan sehabis menjabat staf jago Menteri , beliau berhenti dan kembali ke komunitasnya di LSM dan bersama Ryaas Rasyid mendirikan Partai  Persatuan Demokrasi Kebangsaan namun kandas ditengah jalan. Tahun 2004 beliau dipilih oleh SBY untuk duduk sebagai Juru Bicara. Diapun berada di ring satu kekuasaan di Republik ini dan akhirnya bergabung dalam Partai Demokrat. Tahun 2008 beliau duduk di Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat namun ambisinya tahun 2010 untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat kandas oleh kemenangan Anas Urbaningrum.  Namun beliau menerima posisi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga untuk masa jabatan 2009-2014 dalam kabinat Indonesia bersatu.

Siapakah dia? Dia yakni Andi Alifian Mallarangeng. Majalah Asian Week tahun 1999 pernah menobatkannya sebagai Future leader of Asia. Peraih Phd di bidang ilmu politik dari Northern Illinois University (NIU) Dekalb, Illinois, USA (1997) itu akhirnya harus mendapatkan kenyataan bahwa ramalan Asian Week meleset. Nasip berkata lain. 7 Desember 2012 beliau harus mundur  dari semua jabatan bergengsi sebagai Menteri dan elite Partai Demokrat alasannya tersangkut perkara korupsi project Hambalang. Apakah semudah itu Andi terjatuh? Tanya saya kepada teman yang lawyer. Karena saya tidak yakin bahwa Andi yakni pribadi yang punya mental korup. Dia termasuk tokoh muda yang ikut aktif menjatuhkan rezim Soeharto yang KKN.  Menurut teman saya , secara aturan memang tidak ada jejak materi yang bisa menjerat Andi sebagai pelaku kejahatan korupsi. Mengapa ? alasannya proses tender dan alokasi dana untuk project tersebut sepenuhnya diakukan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar yang salah memakai posisinya sebagai pejabat pembuat kesepakatan (PPK) proyek.

Memang benar hasil Audit BPK mengarah keterlibat Andi secara system dan aturan. Menurut BPK, Andi diduga tidak melaksanakan pengendalian dan pengawasan dengan membiarkan Sekretaris Menpora saat itu, Wafid Muharram, melaksanakan wewenang Menpora. Wafid menandatangani surat permohonan persetujuan kontrak tahun jamak tanpa memperoleh pendelegasian dari Andi. Tindakan Wafid itu diduga melanggar PMK 65/PMK. 02/2012. Kesalahan Andi Artikel Babo, berdasarkan BPK, membiarkan Wafid menetapkan pemenang lelang konstruksi dengan nilai kontrak di atas Rp 50 miliar tanpa ada pendelegasian dari Andi. Tindakan Wafid dinilai melanggar Keppres nomor 80 tahun 2003. Atas tindakan membiarkan itu, Andi kembali dianggap melanggar PP Nomor 60 tahun 2008. Selain itu, BPK menemukan indikasi jikalau surat pelepasan hak atas tanah Hambalang dipalsukan. Surat pelepasan hak atas tanah atas nama Probosutejo, adik mantan Presiden Soeharto, itu dipalsukan oleh pihak-pihak terkait di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Dan yang lebih apes lagik yakni project itu rubuh alasannya kesalahan kontruksi. Maka lengkaplah musibah itu tiba yang menjadikan project triliunan rupiah hancur begitu saja.

Mengapa Andi terkesan membiarkan kesalahan itu terjadi. Bukankah beliau harus mengawasi biar anak buanya tidak melaksanakan penyimpangan. Menurut teman saya bahwa itu alasannya memang sudah sifat Andi yang sangat percaya dengan system birokrasi pemerintahan.  Harus dicatat bahwa Andi itu pegiat pengembangan ilham tantang Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan. Kaprikornus mungkin beliau berusaha membangun system pendelegasian yang efektif di organisasi pemerintahan. Namun satu hal yang beliau lupa bahwa system manajemen tidak selalu menjamin terjadinya pengawasan terkendali tanpa diiringi kemampuan Pimpinan melaksanakan pengawasan langsung. Ambil pola Jokowi yang tidak percaya begitu saja dengan laporan dari staff nya. Peninjauan eksklusif kelapangan mengambarkan betapa birokrasi PEMDA selama ini telah menipu uang rakyat tak terbilang. Secara system manajemen apa yang dilakukan oleh Gubernur sebelumnya tidak ada yang melanggar hokum korupsi namun secara fakta Anggaran Daerah habis terbuang begitu saja sementara jadwal kasatmata tak bisa dirasakan oleh rakyat.

Apa yang menimpa Andi kini yakni pelajaran bagi pemimpin dipemerintahan, entah itu President, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota. Jangan pernah percaya seratus persen laporan dari Staff dan jangan gampang terpedaya paparan indah dari staff. Harus disadari bahwa pejabat yang menjalankan mesin birokrasi di negeri ini punya sifat bawaan yaitu 1. Malas dan berlaku menyerupai mandor. 2. Tidak disiplin 3. Boros .4. Tidak amanah. Keempat sifat bawaan ini kadang bersatu dengan elite politik yang juga ingin ambil fulus  dari project dan jadinya banyak jadwal pembangunan jadi materi bancakan antara Elite pololitik ( DPR/DPRD) dan Birokrat. Hambalang yakni pola yang monumental (bangunan roboh dan tanahnya sengketa) betapa korupsi itu dilakukan secara terorganisir dan sistematis. Berhati hatilah jikalau terpilih sebagai pemimpin. Siaplah kerja 24 jam mengawasi para pencoleng berdasi disekitar anda yang selalu bermanis muka namun tak lebih srigala berbulu domba. Kalau tdak siap, maka siap atau tidak siap harus siap di KPK kan...

Sumber https://culas.blogspot.com/

Amnesty Tax ?

Kemarin diskusi dengan sobat .Dia menyampaikan bahwa peluang invetasi terbuka lebar semenjak keluarnya paket kebijakan september.  Dia yakin akan banyak sobat sahabat pengusaha yang punya financial resource di luar negeri akan memanfaatkan peluang ini. Dana asal indonesia di luar negeri besar sekali. Bahkan akumulasinya lebih besar dari GNP.Selama ini dana tersebut dimanfaatkan oleh perbankan abnormal dengan bunga murah. Sementara Indoenesia mengalami kelangkaan dana sehingga rupiah melemah. Aturan yang ketat terhadap perpajakan menciptakan dana yang parkir di luar negeri sulit masuk ke Indoensia; Padahal untuk diketahui bahwa penempatan dana diluar negeri tidak selalu motive menyembunyikan uang hasil korupsi tapi sebagian besar kaena motive rasa aman.Maklum bicara uang ditangan dalam jumlah besar selalu dasarnya orang tidak mau ambi resiko sekecil apapun. Apabila beliau tidak merasa nyaman menyimpan di Indonesia maka beliau akan tempatkan di luar negeri. Apalagi denah penempatan dana di luar negeri itu tidak sulit alasannya ialah kita menganut kebebasan transfer dana.

Data dana asal Indonesia yang ditempatkan di OFC (offshore financial center ) regions menyerupai Swiss, Bahama, BVI, Caymand Island dll, mencapai USD 200 billion lebih. Jumlah ini jauh lebih besar dari cadangan devisa negara kita. Yang terang data yang dipublikasikan oleh Ford Foundation melalui laporan Global Financial Integrity dari tahun 2002 hingga dengan 2010 jumlah dana asal Indonesia yang parkir diwilayah offshore mencapai USD 108,89 billion. Ini harta dalam bentuk uang tunai.Tidak termasuk dalam bentuk property, Stock, Bond dll yang dokumen kepemilikannya ditempatkan di forum custodian yang juga berada di OFC negara tax haven. Walau penempatan dana pada OFC ialah bebas pajak namun hampir semua negara restriction dengan lalulintas dana offshore. Disamping itu ongkos penempatan dana dan mobilisasi dana offshore juga tergolong mahal. Makara hanya satu alasan orang menempatkan dananya pada rekening offshore yaitu untuk menyembunyikan kepemilikan dana tanpa kehilangan hak mengendalikan dana. Simpulkanlah sendiri siapakah mereka itu? Kata sobat saya. 

Ketika mereka ingin melaksanakan perluasan bisnis di Indonessia terpaksa harus menempuh denah yang rumit dan mahal. Petama mereka harus create cash collateral.. Untuk proses ini biaya yang harus dibayar sedikitnya 5%. Kedua, mereka harus mengajukan sumbangan ke bank dengan underlying proyek yang akan dibiayainya di Indonesia. Proses kedua ini beliau harus keluar ongkos sedikitnya 5%. Disamping kewajiban membayar bunga tahunan yang sediktinya 4%. Makara total ongkos yang harus dibayar oleh pengusaha hingga uang di indonesia sebesar 10%. Belum lagi bunga yang harus di bayar tahunan. Apabila UU menganai amesty tax di syahkan maka pengusaha cukup membayar tax 3 % tanpa ditanya asal usul dananya dan ini jauh lebih murah dibandingkan pengusaha harus melewati denah layering yang mencapai 10%.Tak bisa dibyangkan apabila UU ini disyahkan maka dana offshore akan mengalir ke indonesia menyerupai air bah, bukan saja dana asal indonesia tapi juga abnormal alasannya ialah maklum suku bunga, yield ,peluang investasi di indonesia jauh lebih tinggi dan luas dibandingkan luar negeri..Goodbye Singapore, goodbye Hong kong..we go home.

Saat kini pemerintah besama dewan perwakilan rakyat sedang mempersiapkan RUU revisi Perpajakan yang salah satunya berkaitan dengan amnesty tax. di harapkan tahun ini akan disyahkan dan awal tahun depan sanggup diterapkan. Sementara pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang sangat longgar untuk berinvestasi di indonesia.Ini merupakan solusi smart Jokowi dan bernuasa berani demi rekonsialiasi nasional , bersatu membangun indonesia lebih baik. Lewat tax amnesty yang biasa juga disebut offshore voluntary disclosure jadwal (OVDP), pemerintah menargetkan bisa 'memulangkan' sekitar Rp 1.000 triliun dari Rp 3.000-4.000 triliun dana yang terparkir di luar negeri, terutama di Singapura. Dana-dana tersebut akan diarahkan untuk diinvestasikan antara lain di surat berharga negara (SBN) dan penanaman modal pribadi (direct investment). Selain akan menciptakan pasar obligasi di dalam negeri lebih berangasan dan sektor riil berputar lebih kencang, tax amnesty bakal mendongrak penerimaan pajak alasannya ialah dalam tax amnesty berlaku tarif tebusan yang besarnya sedang dibahas. Pengusaha menghendaki tarif tebusan 3-7 persen dari total nilai tunggakan pajak, sedangkan pemerintah menginginkan 10-15 persen. Selain itu, tax amnesty bisa meningkatkan pasokan dolar AS dan menambah cadangan devisa yang alhasil akan mendorong penguatan nilai tukar rupiah.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Ahok, Fpi Dan Fui

FPI ( Front Pembela Islam )  bersama FUI ( Forum Umat Islam ) bertekad melengserkan Ahok melalui cara extra parlementer. Demikain kata saya kepada teman yang saya kenal baik reputasi dan wawasan politiknya. Dia tidak mengerti bagaimana FPI dan FUI  begitu yakin untuk melengserkan Ahok. Apakah ini merupakakan awal dari kegiatan besar untuk merubah Republik yang bersendikan Pancasila menjadi khilafah bersendikan Syariah Islam? Tanya saya. Apakah gerakan itu akan mendapat pemberian dari cendikiawan ? Apakah akan mendapat pemberian kelompok Menengah dan Atas?. Apakah mendapat pemberian dari Elite partai? Mengapa ini saya tanyakan ? katanya, alasannya yaitu kekuatan extra parlementer dimanapun berada akan menjadi people power apabila didukung oleh kelompok yang saya tanyakan tersebut. Kerumunan rakyat banyak yang berdemo tidak pernah masuk perhitungan kalkulasi politik. Karena moncong senjata Polisi dan Tentara Nasional Indonesia selalu diarahkan kepada rakyat bukan kepada elite politik. Para pegiat agama diwilayah politik hanyalah omong kosong. Mereka sedang mencoba bargain position tapi bekerjsama itu tak lebih mastur politik. Membosankan dan memalukan.Kata teman itu.Yakinlah kepentingan elite politik berserta kelompok menengah bukanlah idiologi tapi kepentingan ekonomi. Semua elite politik dan birokrat berada dalam kalkulasi bisnis.Harap maklum bahwa sekarang 90 % APBN bersumber dari Pajak dan ingat ! bahwa 90% pembayar pajak yaitu corporate dan kelompok menengah dan atas. Kepentingan business dan kelompok menengah haruslah segala galanya, dan semua itu bermuara kepada UANG.

Mengapa ? Kita mengenal uang sebagai ujud lembaran kertas atau koin. Uang itu kita kenal dan dekat dengan keseharian kita untuk melaksanakan aktifitas pertukaran barang dan jasa. Dengan uang maka semua ada nilai untuk dibeli, dijual dan di nominalkan. Lantas bagaimanakah uang itu diciptakan dan darimana asalnya ? Dahulu kala uang itu dibentuk dari emas dan perak. Berapa nilai uang itu , ya tergantung dari beratnya koin emas atau tembaga. Artinya uang berafiliasi pribadi dengan nilai bahan yang menempel padanya.Tapi beliau kala modern , ketika populasi insan semakin bertambah, kebutuhan semakin luas, perpindahan penduduk, barang dan jasa semakin cepat. Maka uang tak sanggup lagi sepenuhnya ditentukan dengan bahan yang ada. Uang sudah bergeser menjadi ”sebuah nilai ” yang tak sanggup lepas dari "Internationalisasi." Uang dan politik yaitu satu kesatuan yang tak terpisahkan. Suka tidak suka inilah kenyataanya. Dari segi monetary system kita menyatu dengan system keuangan global. APBN harus dibentuk menurut Standard Government Finance Statistic (SGFS) yang sehingga kekuatan fiskal negara sanggup setiap ketika dimonitor sebagai dasar forecasting value Rupiah. Disamping itu juga Sistem Akuntasi Moneter Bank Indonesia harus mengacu kepada International Reserves and Foreign Currency Liquidity (IRFCL). Sehingga setiap detik posisi devisa BI sanggup dimonitor secara international. Semua menjadi transference dan terhubung keseluruh dunia secara border less 

Walau semua serba transference namun pasar berbuat sesukanya berdasar data real tesebut. Disinilah nilai uang diukur dan ditentukan oleh segelintir pemain. Cadang devisa negara dalam banyak sekali mata uang tak lagi terkait pribadi dengan jumlah rupiah yang beredar. Cadangan devisa hanya digunakan untuk transaksi atau belanja yang mengharuskan tunai atau cash advance bermata uang asing. Sementara hampir 90% transaksi lintas negara ( cross border ) yang dilakukan dunia perjuangan tidak berupa cash advance tapi commitment. Commitment ini dalam bentuk instrument yang dilegimite oleh kesepakatan multilateral baik dalam kuridor WTO maupun BIS dan Artikel Babo. Hitunglah berapa perputaran uang dibalik commitment itu?. Anda akan terkejut. Jumlahnya diatas cadangan devisa negara kita. Bahkan melebihi SUN yang kita terbitkan. Atau melebihi dari jumlah pajak yang terkumpul. Proses uang itu sangat sophisticated, misal Corporate melakukan pinjaman luar negeri. bermata uang asing. Apabila mereka mendapat penghasilan dalam mata uang rupiah, lantas bagaimana menjamin keseimbangan kurs antar mata uang semoga transaksi ini tidak merugikan. Pertanyaan berikut, apabila pinjaman itu gagal siapakah yang akan menjamin uang itu kembali. Juga bermacam-macam kegiatan investasi yang berhadapan dengan resiko perbedaan kurs itu. Pertanyaan ini akan panjang sekali jikalau kita melihat melalui kacamata uang secara normal.Proses itu bergerak sangat cepat , bukan lagi jam atau hari ukurannya tapi detik.

Tapi dalam system moneter ini sudah diantisipasi. Yaitu melalui banyak sekali instrument derivative yang mendukung proses perputaran uang. Instrument ini tidak melihat devisa negara sebagai kekuatan mata uang. Tidak melihat mendasar ekonomi sebagai dasar uang. Tapi melihat dari sisi ”kepercayaan ” ( trust ). Trust ini yaitu energy ( power) dari uang itu sendiri untuk terus berputar mengorbit melintasi dunia sebagai alat tukar. Sementara system moneter yaitu software untuk memungkinkan uang terkendali sesuai jadwal yang diinginkan. Didalam software itu terdapat fiture ibarat CDS dan banyak sekali produk derivative keuangan Artikel Babo. Besar /kecilnya atau besar lengan berkuasa / lemahnya trust ( energi) sanggup dilihat dari tingkat premium credit Default Swap (CDS) yang dibayar.  CDS itu biasanya meliat tingkat rating ( trust ) obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Semakin murah CDS semakin tinggi tingkat ”trust” dan tentu semakin tinggi energy yang berputar. Arus investasi akan masuk deras. Nah, Apa alhasil jikalau CDS tingkat premiumnya semakin tinggi ? tentu ongkos transaksi semakin mahal dan resiko semakin terbuka lebar. Uang akan mengalir keluar ketempat yang energynya besar. Pada ketika inilah commitment uang menjadi hancur. Bila hancur maka mata uang yang kita pegang lepas dari orbit. Uang akan terjun bebas tak terkendali sampai harga harga barang sehari hari akan melambung tinggi tentu akan menciptakan rakyat miskin semakin miskin.Yang kaya jatuh miskin.

Jadi kesimpulannya yaitu uang bukan hanya lambang legitimate dan kekuasaan negara tapi juga uang sebagai lambang kepercayaan. Bila kita percaya tapi dunia tidak percaya maka kita hancur. Bila dunia percaya tapi rakyat tidak percaya, masih engga ada masalah. Apabila Ahok sanggup dijatuhkan oleh kekuatan extra parlementer maka reputasi negara hancur dimata international. Trust hancur. Tentu Rupiah hancur. Karena jakarta yaitu barometer Indonesia. Kecuali gerakan itu memang kehendak dari dunia international dan didukung oleh kelompok menengah dan Atas, ibarat jatuhnya Soeharto dan Mursi di Mesir. Tapi ini hanya didukung oleh segelintir tokoh islam  dibawah Ormas Islam yang tak pernah berhasil mengakibatkan partai Islam unggul dalam Pemilu. Artinya mereka memang tidak dukung oleh lebih banyak didominasi rakyat. Dunia tahu itu. Melunaknya perilaku elite Politik dari KMP terhadap Jokowi-JK alasannya yaitu mereka sadar bahwa jikalau kondisi politik tidak stabil maka kepercayaan jatuh dan rupiah akan hancur. Yang pertama jadi korban yaitu elite dari KMP alasannya yaitu sebagian besar mereka yaitu pengusaha yang sarat dengan hutang. Jatuhnya rupiah akan menciptakan hutang mereka semakin menggunung dan bisnis bankrut. Semua akan setuju siapapun yang menciptakan instabilitas politik akan digilas ,termasuk FPI/FUI.

Sumber https://culas.blogspot.com/