Assalamu'alaikum wr.wb. selamat tiba di website infokemendikbud.web.id dan salam sejahtera untuk rekan-rekan guru semua...
simak informasi terbaru yang sangat penting berikut ini tentang Guru Jualan Nasi Dituding Tak Profesional, Disdik Siapkan Sanksi Tegas
Dinas Pendidikan dan Olahraga Buleleng memperlihatkan catatan pada kasus keracunan massal yang kembali terulang di Buleleng.
Kadisdikpora Buleleng Gede Suyasa mengaku akan mengkaji hukuman yang diberikan kepada kepada sekolah maupun guru yang memicu kejadian keracunan massal di SDN 3 Pemuteran itu.
Pasalnya mereka dinilai tidak mengindahkan surat edaran, terutama terkait pengadaan nasi bungkus dalam event sekolah. Selain itu mereka dinilai abai dengan kesehatan siswa.
“Sebelumnya kami hanya surat teguran, tapi terulang lagi. Sekarang perlu diformulasikan lagi bentuk sanksinya,” kata Suyasa.
Suyasa juga menyoroti guru-guru yang masih menyediakan dagangan di kantin sekolah. Dia mengaku benar-benar dibentuk jengkel dengan kondisi itu.
Padahal selama ini dirinya sudah wanti-wanti melarang guru berjualan di sekolah. Baik itu berjualan eksklusif maupun menitip dagangan.
Menurutnya, guru harus fokus sebagai pendidik, sehingga profesi yang dijalaninya tidak terganggu.
Saat guru berjualan di sekolah, selain mengurangi fokus dalam mengurus pendidikan, juga menjadi hal yang kontra produktif bagi dunia pendidikan.
Ia pun meminta guru tidak lagi dibebani dengan urusan-urusan non akademik. “Guru itu sudah menulis rapor, menulis ijazah, membahas evaluasi, menciptakan sarana pembelajaran,
menyiapkan materi ajar. Jangan lagi dibebani dengan hal-hal lain. Apalagi jualan nasi. Karena memang jika menjual nasi guru tidak kompeten dalam hal itu,” tegasnya.
Suyasa pun meminta kantin sekolah lebih baik dikelola oleh orang luar yang tak berstatus kepala sekolah, guru, atau pegawai tata usaha. Sehingga guru sanggup fokus menjalani profesinya.
Seperti diberitakan sebelumnya, keracunan massal melanda siswa di SDN 3 Pemuteran. Bukan hanya siswa, beberapa kerabat siswa juga ada yang keracunan.
Diduga keracunan dipicu nasi bungkus yang dibagikan pada program perpisahan di sekolah setempat. Nasi bungkus dibagikan pada pukul 09.00, Rabu pagi.
Sementara tanda-tanda keracunan gres dialami sekitar pukul 14.00 siang. Akibatnya puluhan orang terpaksa dilarikan ke Puskesmas Gerokgak I.
Sebanyak 15 orang diantaranya harus menjalani rawat inap di RS Pratama Tangguwisia dan Puskesmas Gerokgak I.
Sumber : radarbali.jawapos.com
Demikian gosip dan informasi terkini yang sanggup kami sampaikan. Silahkan like fanspagenya dan tetap kunjungi situs kami di www. infokemendikbud.web.id . Kami senantiasa memperlihatkan gosip dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari aneka macam sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda biar informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.