Info Pemerintah - "Aneh saja, orang nggak minta tapi dilempari dengan uang," ucap Nihayah (59) dengan bunyi lirih.
Itulah sepenggal pengalaman yang masih membekas di hati perempuan yang mempunyai keterbatasan fisik ini.
Dia mengenang pengalaman tersebut berlangsung ketika dirinya berbelanja di Pasar Tradisional Pekanbaru.
"Saya hanya membalasnya dengan senyum simpul saja," tuturnya.
Nihayah sendiri lahir dengan tidak mempunyai kedua tangan.
Keterbatasan fisiknya ini sempat mengetuk hati seorang ustadz asal Sirya untuk menjadikannya anak angkat.
Dia hendak dibawa untuk tinggal dan bersekolah di sana. Namun, sang ayah, Abu Bakar menolak harapan ustadz. Sebab, ayahnya ingin Nihayah tetap bersama keluarga di Tanjungpinang.
Keluarga menyekolahkan Nihayah di sekolah umum, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah tinggi tinggi.
Dia pernah berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Namun, jejak kuliah kesudahannya kandas sehabis ayahnya meninggal. Nihayah kemudian mencoba banyak sekali peruntungan sehabis itu.
"Saya pernah berbisnis kain. Saya beli di Singapura dan kemudian saya pasarkan di wilayah Tanjungpinang," ucapnya mengenang.
Cacat fisik bukanlah merupakan sebuah penghalang dalam menebarkan kebaikan kepada dunia. Semboyan tersebut setidaknya menjadi pegangan hidup Nihayah.
Wanita ini eksklusif menebarkan senyum ketika menyambut kedatangan TRIBUNBATAM.id di masjid Al-Hikmah Tanjungpinang, Selasa (13/11/2018) siang.
Dia lahir di Tanjungpinang pada 2 Juni 1959 silam tanpa kedua tangan. Namun, kondisi ini tidak mematahkan semangatnya untuk berkarya.
"Lewat jari-jari kaki ini, sudah tidak terbilang berapa banyak orang yang kesudahannya terpelajar mengaji," ungkapnya bangga.
Betapa tidak, sekitar dua puluh tahun terakhir Nihayah menghabiskan banyak waktunya di TPA Masjid Al-Hikmah.
Bersama kedua rekannya, beliau mendirikan TPA pada 30 Agustus 1999 silam.
Sejak ketika itu, beliau mulai aktif mendidik bawah umur berguru mengaji, mulai dari iqro (sistem berguru dasar membaca Al Quran) Juz Amma hingga Al Alquran serta Ilmu Agama lainnya ibarat Tauhid Fiqih dan lainnya.
Seiring berjalannya waktu, murid TPA daerah Nihayah megajar terus berkembang. Awalnya cuma puluhan santri berhasil menuntaskan ilmu agama dari TPA itu.
Namun, lambat laun, jumlah tersebut bertambah menjadi ratusan bahkan ribuan santri.
"Saat ini saja, tercatat 130 santri sedang berguru ilmu agama di TPA Al Hikmah," ucap perempuan berhijab merah itu.
Kini, bersama 15 guru ngaji lainnya, beliau menjalani hari-hari hidupnya dengan mendidik para santri.
Insentif yang beliau terima sebesar Rp 400.000 setiap bulannya.
Uang tersebut berasal dari iuran santri dan kas Masjid Al Hikmah.
"Kalau dibilang cukup ya tidak, yang penting saya ikhlas, insyaallah jadi berkah," ungkapnya yakin.
Nihayah memang hanya mengandalkan kedua kakinya dalam beraktivitas sehari-hari.
Tidak cuma ketika mengajar ngaji, kaki dan jari-jarinya jadi andalan dalam menjalani hidupnya.
Misalkan saja, ketika hendak mendapatkan panggilan, beliau menjepit telepon seluler dan meletakkannya di paha penggalan kiri, dan berbicara dengan mengandalkan pengeras suara.
Di balik keterbatasan fisik ini, ada hal yang menakjubkan dalam sejarah hidup Nihayah.
Namanya sempat melambung sehabis beliau memerankan sebuah film layar lebar berjudul “Ku Berikan Segalanya” yang disutradarai oleh Galeb Husin.
Dia sempat beradu akting bersama bintang film kawakan sekelas Dedi Mizwar, Rano Karno dan Paramita Rusady. Kala itu Nihayah memerankan sosok perempuan penderita kanker payu dara.
Peran itu sukses beliau mainkan. Ini terbukti dengan terpilihnya Nihayah sebagai salah seorang nominator Piala Citra pada Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1992. (thomm limahekin)
Sumber :.tribunnews.com
Demikian informasi dan informasi terkini yang sanggup kami sampaikan. Silahkan like fanspage dan tetap kunjungi situs kami di Info Pemerintah, Kami senantiasa menawarkan informasi dan informasi terupdate dan teraktual yang dilansir dari banyak sekali sumber terpercaya. Terima Kasih atas kunjungan anda biar informasi yang kami sampaikan ini bermanfaat.