Menko Darmin Jawab Kritikan Prabowo Soal Bidang Perjuangan Dikuasai Asing

Foto: Antara

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjawab kritikan Prabowo Subianto, terkait paket kebijakan ekonomi ke-16. Di mana, salah satu poinnya terkait daftar negatif investasi atau DNI, di mana ada 54 sektor perjuangan yang dibebaskan masuk 100 persen investasi asing.

Darmin menjelaskan, yang diperbolehkan dikuasai absurd yaitu 25 sektor perjuangan bukan 54. Sementara itu, sisanya tidak diizinkan, hanya dikeluarkan dari DNI, ibarat bidang perjuangan sektor perjuangan mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Misalnya umbi-umbian, warnet, itu memang enggak bisa absurd masuk. Karena, ia dikeluarkan dari DNI, tidak berarti absurd boleh masuk. Karena, absurd itu boleh masuk dengan investasi di luar tanah dan bangunan, modal, itu paling sedikit Rp10 miliar. Ini semiliar saja cukup (UMKM), enggak bisa ia (asing) masuk," kata Darmin di Istana Bogor, Rabu 21 November 2018.

Sementara itu, yang dikeluarkan dari DNI, memang digabung dalam kelompok bisa dikuasai absurd 100 persen. Namun, di dalamnya juga tetap dikelompokkan, dan tidak semua bisa dikuasai asing, kecuali 25 sektor.

Sektor yang dibuka untuk asing, lanjut Darmin, yaitu industri besar yang membutuhkan modal besar, mencapai ratusan miliar rupiah. Sementara itu, investor dalam negeri, berdasarkan pemerintah, juga tidak mampu.

"Ini enggak mungkin bila enggak, modalnya Rp100 miliar. Apa itu? Percetakan tekstil, itu kan perjuangan besar. Nah, yang dalam negeri juga enggak bisa, sebab modalnya perlu besar, Menperin mengusulkan dibuka saja," kata Darmin.

Sebelumnya, Prabowo mengkritik paket kebijakan pemerintah yang ke-16. Dibukanya sejumlah sektor perjuangan kepada asing, berdasarkan capres nomor urut 02 itu mengambarkan pemerintah mengalah terhadap asing.

"Indikator-Indikator ketika ini mengatakan bahwa negara kita sedang memprihatinkan. Baru saja pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang berdasarkan aku itu wujud bahwa kita mengalah total kepada bangsa asing. Negara kita sangat kaya mempunyai banyak sumber daya alam yang bisa kita kelola sendiri," kata Prabowo di kediamannya di Desa Bojong koneng, Babakan madang, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Selasa 20 November 2018. [viva.co.id]

Artikel Terkait