Ada Perdagangan Ikan Rahasia, Susi: Aku Hampir Hantam Kepala Ke Tembok


Ikan karang hidup (live reef fish) jadi salah satu faktor penting dalam kesehatan ekosistem karang. Jika perdagangan ikan ibarat kerapu dan kakap cs ini tidak diatur maka sanggup berbahaya.

Bisnis ikan karang hidup ini tidaklah kecil. Menurut Science and Conservation of Fish Aggregations nilanya mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 15 triliun per tahun.

Pembeli utama ikan karang ibarat kerapu dan napoleon cs ini ialah Hong Kong dan China. Ikan-ikan tersebut nilainya menjadi sangat tinggi sebab tingkat ajakan yang terus tumbuh.

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti mengajak negara-negara dunia untuk mulai sadar dan mengatur perdagangan ikan ini biar tidak merusak ekosistem laut.

"Perdagangan ikan ini ada yang sangat rahasia. Saya hampir hantamkan kepala ke tembok untuk bereskan ini," kata Susi dalam pertemuan Coral Reef Initiative (ICRI) yang diselenggarakan di Club Yacht Monaco, Monaco, Kamis (6/12/2018).

Permintaan akan ikan karang hidup ini bermula di Hong Kong pada tahun 1970-an. Masuk ke tahun 1980-an meluas hingga ke Asia Tenggara dan semenjak tahun 1990-an hingga kini sudah hingga ke China.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi menyampaikan dikala ini ada 20 perusahaan yang jadi eksportir ikan karang hidup.

Sayangnya, dari 20 eksportir itu hanya satu perusahaan yang sudah mengikuti hukum dengan baik. Beberapa lokasi daerah menangkap ikan karang hidup ini di antaranya Kendari, Batam, Padang, dan lain-lain.

"Ikan-ikan ini termasuk ikan eksotis. Makara kita tidak akan melarang, tapi akan diatur lebih ketat dan menguntungkan semua pihak," kata laki-laki yang dekat disapa Tyo itu.

Pasalnya, nelayan yang menangkap ikan karang hidup ini hanya kebagian 10% saja dari nilai tersebut. Sementara importir di Hong Kong kebagian 5%.

Lalu siapa yang menerima laba paling besar? Jawabannya ialah eksportir dan restoran.

Eksportir yang membawa ikan dan menjualnya ke peritel di Hong Kong ini kebagian 35% dari total nilai dagang, dan yang terbesar ialah restoran serta peritel ini yang menjualnya ke konsumen menerima jatah 50% dari total nilai perdagangan. [detik.com]

Artikel Terkait