Di Hong kong saya punya sahabat orang Korea. Agamanya Budha. Namun bergotong-royong dari kecil ia bukan penganut agama budha yang taat. Agama hanya ia tahu dari orang tuanya. Namun selama bertahun tahun bergaul dengan saya, ia terpancing untuk berguru perihal Islam.Saya memberinya buku bacaan ringan untuk sekedar mengenal perihal Islam. Setelah itu, saya tahu ia sangat rajin membeli buku perihal Islam, termasuk memahami Al Alquran dan Hadith dari terjemahan. Namun memang tidak gampang ia pahami dan lantaran itu ia belum juga putuskan untuk mendapatkan Islam sebagai agamanya. Saya hanya membisu saja, tanpa ingin memprovokasinya untuk mendapatkan Islam. Bagi saya, hidayah itu dari Allah, dan biarlah ia terus mencari kebenaran dengan caranya. Kalau ia tiba ke saya bertanya maka akan saya jawab dengan bahagia hati.
Suatu waktu ketika perjalanan dari Hong Kong ke Beijing, ia bertanya kepada saya
“ Bagaimana islam begitu merendahkan posisi istri di rumah? katanya. Maklum lantaran ia wanita.
“ Mengapa kau menyimpulkan menyerupai itu ?
“ Dalam AL Alquran 4:34 menyebutkan bahwa laki-laki yaitu pemimpin bagi kaum wanita. Dan ada lagi hadith Nabi menyebutkan bahwa jika sekiranya saya (di izinkan Allah) memerintahkan seseorang supaya sujud kepada orang lain, pasti saya akan perintahkan seorang istri supaya sujud kepada suaminya . Ini artinya tidak ada kesetaraan. Padahal rumah tangga itu di berdiri atas dasar equality. Tanpa itu, yang ada hanyalah penjajahan.”
Saya tersenyum. Sejauh itu pengetahuannya perihal islam namun belum juga menciptakan ia terbuka hidayah.
“ Apa yang kau ketahui itu benar. Namun kau juga harus tahu bahwa Rasul juga mendidik insan untuk menghormati istri, yang juga yaitu ibu bagi anak anak kita. Sebagaimana rasul berkata Al Jannatu tahta aqdaamil ummahaat, bahwa surga itu di bawah telapak kaki ibu. Dan adalagi , Rasul menyampaikan bahwa Akmalul mukminiena iemaanan ahsanuhum khusluqan wakhiyaarukum khiyaarukum linisaaihim. Artinya Mu’min terbaik yaitu yang terbagus akhlaqnya. Yang terbaik diantara kalian yaitu yang paling baik kepada isterinya. Dengan dasar sabda Rasul tersebut,tentu tugas istri lebih tinggi dari pada seorang kawan tapi ia yaitu sahabat potongan jiwa kita. Yang harus kita jaga dan hormati sepanjang usia.”
“ Oh I see. “ Dia tersenyum” Bolehkan saya jadikan tanggapan kau itu sebagai dasar saya memahami Islam khususnya berkaitan dengan korelasi suami istri, dan mengabaikan yang saya tahu?
“ Silahkan. Pilihlah yang kau suka dan nyaman.”
‘ Apakah kau melakukannya juga? Tanyanya.
“ Ya. Karena itu menciptakan saya bersabar dengan kekurangan dan kelambanan istri dan mendidiknya dengan sabar untuk menyerupai yang saya suka. Saya tidak akan kecewa bila istri saya jarang berhias di rumah lantaran sibuk dengan anak anak. Saya juga tidak mengeluh bila istri minta tolong dipijitin. Saya juga tidak akan membentaknya hanya lantaran ia bawel.
“ Oh I see. Indah sekali. Lantas bagaimana dengan surata An Nisa (4):3 yang membolehkan suami menikah lagi, dengan syarat suami sanggup berlaku adil. Apakah ini sangat subjectif hukumnya? Siapa yang bisa menjamin bahwa suami akan berlaku adil. Dan apakah ada orang bisa adil dengan istri istrinya?
“ Kalau laki-laki memegang pemahaman yang saya sampaikan , ia akan berhati hati untuk poligami. Makara tidak akan sembarangan. Karena taruhannya yaitu kejujuran dan tenggang rasa terhadap perasaan istri yang bukan hanya kawan tapi juga sahabat potongan jiwa. Bukankah mengasihi yaitu bahasa jiwa terdalam untuk menjaga hati sepanjang usia.”
“ I see. “ Dia nampak tersenyum dalam kagum seraya mengangguk.
Tak usang kemudian ia bertanya lagi. "Islam mengajarkan supaya taatlah kalian kepada Allah, taatlah kepada RasulNya dan kepada para pemimpin diantara kalian. Siapa yang di maksud dengan pemimpin di antaranya itu “
“ Mengapa kau tanyakan itu ?
“ Karena saya baca dalam sejarah, anutan ini Ini di pakai oleh pihak yang membangun organisasi atau partai atau Negara, yang menegaskan bahwa patuh kepadanya sama saja patuh kepada Allah dan Rasul. Sehingga tidak aneh bila pengikut yang terpengaruhi dalil ini sudah menyerupai orang mabuk candu. Siapapun tidak lagi dianggap kecuali pemimpinnya. Bahkan diluar pemimpinnya yaitu kafir. Tidak syari. “
“ Islam itu maha luas dan bijak. Tidak sesempit itu. Ada firman Allah surah Shad ayat 26, “ Hai Daud, Sesungguhnya kami menimbulkan kau khalifah (pemimpin) di muka bumi, Maka berilah Keputusan (perkara) di antara insan dengan adil dan janganlah kau mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan menyesatkan kau dari jalan Allah…” Kepemipinan itu yaitu tunjangan dari Allah, maka ia disebut amanah Allah. Caranya hanya dua “berlaku adil dan tidak mengikuti hawa nafsu”. BIla pemimpin ,siapapun itu , apapun level kepemimpinannya ia memakai dalil perihal kewajibannya “ berlaku adil dan tidak mengikuti hawa nafsu” maka rasa hormat dan setia dari pengikutnya akan tiba dengan sendirinya. Persatuan umat bermetamorfosis atas dasar kasih sayang dan Allah akan menolongnya. Karena ia menjadi wakil Allah. Makanya sehabis perang dunia kedua, konvensi HAM dibentuk supaya siapapun yang berkuasa di negara manapun harus menjunjung tinggi HAM, dan itu yaitu keadilan dan tidak menzolimi orang lain. “
“ Oh indah sekali. Sangat universal anutan Islam itu.”
Saya tersenyum.
“ Tapi “ Lanjutnya “ Ada dalam AL quran Surat Al Maidah ayat 51 menyebutkan jangan mememilih pemimpin non muslim. Bagaimana dengan saya yang tinggal di Korea, atau orang lain yang tinggal di negara yang muslimnya minoritas dan pemimpinnya non Muslim?
‘ Seperti saya katakan tadi ukuran menentukan pemimpin itu yaitu Adil dan tidak mengikuti hawa nafsu atau tidak zolim kepada rakyatnya. Berkaitan dengan surat Almaidah 51, firman itu turun sehabis perang Badar. Atau dalam suasana perang. Makara sifatnya temporer. Tentu dalam situasi perang siapapun harus hati hati. Hanya menentukan sahabat setia atau pemimpin yang seiman saja supaya diam-diam kita tidak jatuh ketangan musuh. Namun dalam situasi tenang , yang jadi ukuran yaitu adil dan tidak zolim. Siapapun itu selagi ia jujur, adil dan tidak zolim, tidak ada duduk masalah ia jadi pemimpin, termasuk ia bukan muslim. Apalagi kepemimpinan dalam sistem demokrasi modern di pilih oleh rakyat menurut rekam jejak, ketegasan, kemampuan, dan kejujujuran. Rakyat yaitu pemimpin yang sesungguhnya.”
“ Makara ayat tersebut tidak terkait dengan kepemimpinan? tanya nya.
“ Ya. “
“ Tapi dalam surat itu ada kata al-wilayah. Bukankah itu pemimpin? Kejarnya.
Saya tersenyum. Saya menghadapi non muslim tapi pengetahuannya luas. Ini cobaan bagi saya untuk menempatkan ia dalam persepsi yang tepat bahwa Islam itu agama yang membawa orang kepada kamajuan , bukan kemunduran.
“ Benar. Namun artinya bukan pemimpin tapi yaitu pertemanan atau persekutuan.”
“ Baiklah, ganti topik” Katanya
“ Silahkan.”
" Mengapa harus sholat ?
" Itu sebagai ujud keyakinan kita kepada Allah.”
" Kalau yakin kepada Allah, lantas mengapa harus sholat ?
" Tuhan itu sesuatu yang ghaib. Tidak gampang di pahami dengan akal. Karenanya dibutuhkan latihan memisahkan nalar dan apapun di luar kita kecuali hati kita kepada Tuhan. itulah sholat.”
" Seperti meditasi ?
" Tepat sekali. Dulu kau sering meditasi ya kan.”
" Ya.”
" Apa yang kau pikirkan ketika melaksanakan meditasi?
" Konsentrasi penuh.”
" Bisakah kau melaksanakan meditasi bila memikirkan hal yang lain?
" Tidak.”
" itulah sholat. Ketika kau sholat ,kamu seakan akan berada didunia lain. Hanya ada kau dan Tuhan. Yang lain tidak ada. Untuk itu kau harus kosongkan pikiran kamu,dan hanya Tuhan yang ada.”
" Bagaimana bisa meyakinkan diri akan hal itu dan mengosongkan diri”
" Itulah gunanya bacaan dalam sholat. Menanamkan dalam diri ,alam bawah sadar kita bahwa Allah itu Maha Pengasih lagi penyang. Kita menjawab bahwa hidup ,mati, sholat kita hanya untuk Tuhan, Hanya Tuhan yang wajib di puji dan dibesarkan, yang lain tidak. "
"Sebagaimana meditasi,untuk hingga ketahap yang kau katakan itu tidak mudah. Hanya level andal yang bisa hingga kepada pengosongan pikiran.Bahkan seumur hidup saya tidak pernah mencapai level meditasi menyerupai itu”
" Itulah mengapa Islam mewajibkan sholat di lakukan 5 kali sehari.Niatnya harus lantaran Allah. Itu dihentikan di tinggalkan. Apapun keadaan , sholat harus di laksanakan. Mengapa ? Allah Maha Tahu akan insan lantaran Dialah pencipta manusia. Dengan menimbulkan sholat sebagai kewajiban keseharian, di lakukan dengan disiplin tinggi maka hanya duduk masalah waktu by process siapapun akan mencapai tingkat dimana sholat telah menjadi kebutuhan hidupnya. Dia rindu kepada Tuhan,rindu kepada kesejatiannya untuk kembali kepada Tuhan dengan sebaik baik dirinya. Pada level ini bukan hanya sholat wajib ia lakukan juga sholat sunnat. “
"Oh..jadi islam mendidik siapa saja jadi orang suci dan sholat yaitu latihan jiwa melalui gerakan yang teratur supaya alam bawah sadar terbentuk ,bahwa hidup ,mati dan sholat hanyalah untuk Allah.Tentuk orang islam akan mengasihi siapapun lantaran pesan Tuhan akan kasih sayang tertanam di alam bawah sadarnya. Dia akan menjadi pendamai dan penyejuk hidup yang serba pamrih..”
“Benar,,sekali."
" Terimakasih untuk pencerahannya. Sekarang saya sanggup kesimpulan utuh bahwa kekuatan islam itu ada pada Sholat.Bila tidak sholat atau melaksanakan sholat dengan tidak benar maka orang islam jauh dari sifat Tuhan yang pengasih lagi penyayang. “ Dia tersenyum sambil mengangguk angguk. Semoga ia puas. Dalam setiap kesempatan bertemu di samping membahas bisnis kami juga membahas seputar Islam. Dengan sabar saya menjawab pertanyaannya. Kadang kami berdiskusi lantaran saya tahu ia bertanya atas pengetahuan.
***
Setahun kemudian ia kirim email dari Seoul. Dia mengabarkan bahwa ia sudah memeluk agama Islam. Dalam email itu ia menjelaskan pemahamannya perihal Islam. Dia menyampaikan bahwa Islam yaitu agama cinta. Bukan agama sesembahan menyerupai yang diyakini agama Artikel Babo. Apapun amalan yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita sendiri. Berkat cinta Allah, Dia memberi insan kecintaan akan harta dunia ( QS. Alil- Imran (3): 14 ) dan juga kecintaan akan sesuatu yang berlebihan ( QS. AL Fajr (89) : 20 ).. Padahal ini jalan menciptakan insan lupa akanNya. Bijaknya Allah, Dia pun mengirim rasul untuk memberikan kabar bangga untuk bagaimana caranya mengelola kecintaan kepada dunia itu tidak hingga menciptakan insan lupa akan cintanya kepada Allah.
Kalaupun ada ketentuan punishment ( neraka ) dan reward ( sorga), itu bukanlah platform beragama. Karena itu tak lain cara Allah menempatkan system pengelolaan menempel pada diri insan supaya tetap berkiblat kepada Allah. Islam bukanlah agama yang di penuhi oleh euforia metafora akan sorga. Bukan pula agama yang menjadi teror akan neraka. Bukan!. Islam yaitu agama cinta dan kasih sayang untuk mengenal Allah dan kembali kepada Allah dalam kadar kesempurnan sebaik baiknya ciptaaan Allah. Semua selain Allah yaitu ciptaan. Setiap ciptaan tidak ada yang infinit juga tentu tidak sempurna. Namun yang pasti tidak ada pencipta membenci ciptaannya.
Kemudian ia melanjutkan. Itulah sebabnya bila kecintaan kepada Allah telah bersemayam dihati maka insan itu sangat berbeda dengan yang Artikel Babo. Dia besar lengan berkuasa dan teramat besar lengan berkuasa dalam ukuran rasional insan kebanyakan. Dalam keadaan apapun ia tetap kuat. Karena baginya nasip baik maupun nasip buruk, sama saja baginya. Dua duanya yaitu cobaan dari Allah dan buah cinta Allah. Mungkin suatu ketika ia hingga pada puncak kesalahen tertinggi dan bisa saja satu ketika diapun akan tergelincir kelembah dosa lantaran lupa dan ia sadar Allah akan menunjukkan punishmen. Diapun kembali kepada Allah dan Allah menyambut kembali kehadirannya dengan cinta. Selagi hayat dikandung badan, Allah akan mengujinya dan tentu juga Allah akan menjaganya dari ujian itu. Karena Allah tidak akan menguji bila insan tidak bisa melewatinya. Terimakasih saudaraku. Karena kesabaran kau dan kelapangan hatimu, pintu hidayah terbuka untuk ku. Subhanallah. Begitu indahnya kata kata pesan yang tersirat keluar dari sahabat mualaf ini…
***
Yang sering di lupakan orang ketika melihat hadith Nabi yaitu bahwa jarak kemunculan hadis itu dengan kita lebih dari 1500 tahun, bahwa para imam hadis, menyerupai Iman Bukhari, Imam Muslim, dan lain lain hanyalah mengumpulkan hadis dengan sangat sanad-sanadnya- Kemudian dalam rentang lebih dari 1000 tahun itu , dari kumpulan hadis itu muncullah pemikiran para ulama andal dengan membangun dalil perihal Tauhid, economy, politik, dan lain lain. Semua itu ditulis menjadi karya kitab fenomenal di zamannya. Keadaan ini terus berlangsung hingga kini. Tanpa di sadari dalam perkembangan zaman dari masa kemasa, Al Alquran dan hadis tetap tidak berubah namun dalil berkembang sehingga membentuk banyak golongan dalam islam. Sebetulnya perbedaan itu yaitu rahmat. Namun bila nafsu kepentingan pribadi dan golongan yang di kedepankan maka bisa saja masing masing golongan merasa benar dan saling mengkafirkan. Selagi islam di maknai dengan nilai dan "membacanya" dengan hati tanpa melibatkan hawa nafsu , yakinlah islam itu tidak rumit dan sangat mudah,sangat menentramkan...ia menjadi cahaya untuk rahmat bagi Alam semesta..
Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/