Ini Salah Ku..



Ketika di Bandara, Yuni menanti Burhan akan mengantarnya hingga Beijing tapi sesudah mendekati waktu boarding, telpnya bergetar. Nampak di layar nama My dear Brother
“ Ya Uda. “
“ Yun, maaf saya engga bisa antar kau hingga Beijing. Karena jadwal meeting di Beijing di tunda. Aku harus terbang ke Kunming terus ke Puer dan kemudian ke Laos. Ada kasus dengan izin perluasan lokasi kebun pisang. Pemerintah Laos keberatan keluarkan izin perluasan. Aku harus bujuk mereka. Engga apa apa kan ?
“ Engga apa apa Uda.”
“ Oh Ya. Kamu sudah pelajari semua kan apa kiprah kau ?
“ Sudah uda.”
“ Ada masalah?
“ Sekarang belum ada. Nanti kalau ada kasus Yuni akan hubungi Uda.”
“ Ok. Nanti di Bandara kau akan di jemput oleh Henry. Dia akan siapkan apartement untuk kamu”
“ Uda, boleh usul engga ?
“ Apa ?
“ Boleh Yuni beli Apartement di London.”Ini kebiasaan Yuni apapun yang akan di beli, beliau selalu minta izin dari Burhan walau itu dari uangnya sendiri dari bonus dan deviden. 
“ Boleh. Kan kau ada uang. Beli aja. Tapi untuk sementara kau tinggal di apartement yang di siapkan Henry.
“ Terimakasih Uda. Siapa itu Henry?
“ Dia orang Holding di Hong Kong yang ditempatkan di Geneva.”
“ Apa tugasnya ?
“ Dia bantu kamu. Apapun kebutuhan kau beliau akan siapkan.”
“ Berapa usianya ?
“ 45 tahun. Seusia kamu.”
“ Pasti ganteng”
“ ya Tentulah. Dia Asia Amerika. “
“ Lajang ?
“ Kenapa ?
“ Tanya aja.”
“ Ok. Engga tahu saya lajang atau bukan. Apakah itu penting untuk kau tahu?
“ Engga penting. Hanya ingin tahu aja.”
“ Oh Ya. Bulan depan saya akan ke Moskow, saya akan usahakan mampir ke London. “
“ Benar ya uda. “
“ Ya.”
“ Janji”
“ Engga bisa janji. Kamu kan tahu jadwal saya yang atur Lena. Dia bisa rubah jadwal saya mendadak.” 
“ Ya Uda.”
“ Udahan ya. Bye”
“ Bye.”

Dalam perjalanan, Yuni berusaha membaca ulang Business plan. Semua nampak biasa saja. Tapi ketika beliau baca paper mengenai global strategy investment, tahulah Yuni akan visi di balik proyek ini. Burhan ingin memanfaatkan pasar ASEAN menjelang ASEANTA. Di tambah lagi pemerintah Indonesia sudah membuat aturan lokal konten untuk produk Elekronik. Memang Indonesia terlalu usang tidur soal industrialisasi. Bahkan selama 10 tahun belakangan terjadi deindustrialisasi. Penguasaan tekhnologi bukan hal sulit lantaran insinyur Indonesia banyak yang hebat dan bisa untuk bersaing. Tapi yang sulit yaitu bagaimana produk itu di percaya pasar. Memanfaatkan merek berkelas dunia sebagai dasar membuatkan bisnis tekhnologi yaitu mutlak. Itulah sebabnya Burhan ingin menggandeng pemilik merek populer di Amerika untuk bermitra. Apakah mungkin?

Yuni membaca SWOT analisis dari business plan yang ada. Nampak sekali ini sudah di pikirkan dengan matang. Semua aspek telah di pikirkan dengan baik. Team di belakang Burhan memang hebat hebat. Mereka well educated dan paham kemana visi Burhan dan menterjemahkan secara detail dalam planning terukur. Profile dari sasaran yang akan di jadikan kawan sudah ada. Tapi tidak ada data mengenai siapa yang harus di hubungi. Artinya, Yuni harus mencari tahu sendiri biar punya kanal kepada target. Itulah sebabnya Burhan inginkan Yuni melaksanakan kiprah ini. Karena Burhan tahu benar akan sifat Yuni yang praktis bergaul. Walau Yuni perempuan namun cara beliau bergaul di kalangan atas atau bawah tetap menjaga kehormatannya sebagai wanita. Tak terasa perjalanan panjang terasa singkat lantaran waktu Yuni dihabiskan dengan membaca semua dokumen yang beliau sanggup dari Lena. 

Benarlah, Henry yang menjemput Yuni yaitu laki-laki yang sangat mempesona. Rambut model kekinian dan bibir merah. Artinya laki-laki ini tidak merokok dan badan atletis itu lantaran beliau pandai menjaga kesehatannya. Henry sangat menaruh hormat kepada Yuni. Ketika masuk kendaraan, Henri membuka pintu belakang kendaraan untuk Yuni dan Henry yang drive kendaraan. Yuni merasa aneh. Henry menganggap beliau sebagai Boss sehingga tidak pantas duduk di depan dengannya. Selama kendaraan menuju apartement, Yuni menelphone Yuli. Mengabarkan beliau sudah ada di London. Yuli senang sekali. Janji akan pindah ke apartemen Yuni. Setelah telp Yuli, Yuni bertanya hal sepele kepada Henry. Ternyata Henry lulusan Harvard bidang financial and banking. Dia kini memimpin Asset management dibawah Holding di Hong Kong. Menurutnya perusahaan yang di pimpinnya itu gres dua tahun berdiri di Geneva namun perkembangannya bagus sekali. Private investor dari Arab cukup banyak jadi clients nya. Juga dari Indonesia, terutama kalangan pejabat dan politisi. Yuni hanya menyimak. T

Tapi dari pembicaraan itu tahulah Yuni bahwa tidak praktis hidup sebagai Burhan, yang harus terus berpikir membuatkan bisnisnya dengan melebarkan pendengaran serta manajamkan penciuman untuk menerima peluang secara global. Entah apa yang sebetulnya yang di tuju oleh Burhan. Kalau harta dan kesenangan hidup yang di tuju, itu tidak nampak dari kehidupan pribadinya yang humble.Yang pasti  Yuni tahu bahwa Burhan memang berada diatas piramida bisnis global dan termasuk elite. Kehidupan sosial ibarat ini niscaya tidak nyaman dan niscaya kesepian.

Yuni tahu bahwa  Burhan pernah mencoba masuk ke lingkungan sosial baru. Tak lebih setahun beliau merasa galau sendiri. Dia merasa tidak di terima.  Sifatnya sebagai businessman tak bisa sinkron dengan sifat dasar humanisnya. Karena di lingkungan gres itu orang tak beda dengan hidup di lingkungannya yang kapitalis. Orang di hormati lantaran harta dan jabatan. Padahal beliau inginkan lingkungan di mana beliau sanggup menemukan ketulusan persahabatan. Ternyata beliau memang tidak bisa keluar dari lingkungan sosial yang sudah bertahun tahun menjadi pilihannya.

Apartment itu berada di tempat docklands. Lingkungan yang bagus. Setiba Yuni di apartement, sudah ada Yuli menanti. Yuli berlari merentangkan tangannya. “ Yuli kangen mama” Katanya sambil memeluk erat Yuni.
“ Mama juga kangen.”

***
Yuni menyukai Docklands. Apartement sangat dekat dengan Canary Wharf sebagai district financial center di London. Hal ini cukup nyaman, lantaran ada tranfortasi kelas satu yang membuat perjalanan terasa singkat ke pusat London. Di sekitar apartemennya mempunyai banyak fasilitas - gym terbaik, Mall yang besar, banyak kafe dan restoran. Hari harinya lebih banyak di apartemen menyusun planning kerjannya. Akhirnya Yuni menyimpulkan bahwa beliau harus mendirikan perusahaan di Amerika Serikat biar beliau punya kanal dengan kalangan pebisnis di Amerika. Sehingga memudahkannya mendekati sasaran yang di incar Burhan. Rencana itu beliau susun dan di kirim via email ke Burhan, lengkap dengan anggarannya. Tak lebih tiga hari, Henry menghubunginya untuk menyiapkan pendirian perusahaan di Amerika. Setelah perusahaan berdiri, anggaran akan di kirim ke rekening perusahan itu. 

Yuni tidak punya pilihan bila beliau harus kembali berpisah dengan Yuni. Tapi setidaknya setiap bulan sekali beliau akan tinggal di London selama selesai pekan bersama Yuli. Tak lebih sebulan setibanya di London, Yuni sudah terbang ke New York, AS. Henry mendampinginya dalam penerbangan itu. Penerbangan itu membutuhkan waktu rata rata 7 jam 30 menit. Sesampai di New York, di Bandara mereka di jemput oleh perewakilan Holding. Wanita Negro yang ramah dan cantik. Yuni di sediakan fasilitas apartement di Manhattan. Tak lebih seminggu semua proses pendirian perusahaan tuntas. Selanjutnya Yuni akan berkantor di tempat financial center. Inilah langkah awalnya melaksanakan misi dari Burhan.Dia bertekad untuk sukses walau kondisi yang ditetapkan Burhan dalam kiprah ini dihentikan melibatkan nama Holding di Hong kong.

***
Yuni membeli perusahaan yang nilainya hampir nol lantaran gulung tikar akhir kalah bersaing dengan China. Namun perusahaan ini terdaftar di Amerika dan telah punya merek populer sebelumnya di pasar Amerika dan Asia. Dengan merek itu, beliau menggandeng Pabrikan di China untuk memproduksi. Target marketnya yaitu pasar Amerika khususnya kalangan menengah bawah. Hal ini sudah biasa di lakukan oleh pemilk merek di Amerika yang lebih menentukan menjadikan pabrik di China sebagai outsourcing memproduksi merek mereka. Pertimbanganya jauh lebih efisien di buat di China daripada di Amerika. Makanya tak aneh banyak pabrikan di Amerika yang gulung tikar. Inilah aturan kapitalis. Walau omzet tidak begitu besar namun Yuni sudah bisa mengkukuhkan perusahaannya sebagai produsen produk elektronik. Diapun masuk dalam lingkungan sosial pengusaha elektronik. Semua aktifitas nya sesuai dengan planning yang beliau susun dan di setujui oleh Burhan.

Seperti biasa setiap hari rabu sore, Yuni pergi ke Gym. Di tempat ini beliau berkenalan dengan seorang laki-laki yang bekerja di pusat riset IT. Pria ini kelahiran Turki namun ber kwarga-negaraan Francis dan membuatkan karir nya di AS sebagai phd di bidang IT.  Namanya Mahmud. Yuni merasa suka berteman dengan laki-laki ini y lantaran taat beragama dan sangat sopan. Dari Mahmud, beliau mengenal lebih jauh ihwal dunia elektronik khususnya IT. Namun kadang beliau melihat Mahmud murung di sela sela pembicaraan. Ketika di tanya, tahulah Yuni bahwa perusahaan tempat Mahmud bekerja sedang di landa krisis. Rencananya jadwal riset akan di hentikan. Penyebabnya di samping lantaran persaingan bisnis, juga pihak perbankan di AS mempersulit penyaluran kredit. Walau suku bunga sangat rendah namun tidak praktis mendapatkan kredit , terutama paska kejatuhan wall street tahun 2008. 

Dari Mahmud Yuni mendapakan wawasan bahwa hampir mustahil pemegang merek yang menjadi sasaran Burhan bersedia menjalin mitra. Mereka punya pabrik sendiri di China dan Taiwan. Ada planning membuat pabrik di Indonesia dan Malaysia. Pemengang merek tersebut punya taktik menjadi monopoli pasar atas dasar penguasaan tekhnologi yang ada. Mereka ,sebagaimana ruh pengusaha Amerika yang punya tendesi menjadi diktator tekhnologi dan pasar. Namun Mahmud beredia mengatur pertemuan Yuni dengan rekannya yang juga bekerja di perusahaan yang menjadi sasaran Burhan. Dengan senang hati , Yuni mengundang mereka makan malam di restoran. Tempat dan waktu , beliau menyesuaikan. Semua bill , Yuni yang bayar.  

Dari pertemuan awal dengan para professional di Perusahaan yang akan jadi sasaran , memudahkan Yuni berafiliasi dengan mereka dan tentu semakin banyak bergaul dengan mereka. Pergaulan lebih secara pribadi. Dalam beberapa jadwal kantor mereka, Yuni di undang.  Sehingga wawasan Yuni semakin luas dan keakraban terasa sekali. Atas dasar itulah beliau berencana melaksanakan langkah strategis untuk mulai beraksi.  Rencana konkrit telah disusunnya dengan baik dan ini akan beliau bicarakan dengan Burhan. Dari email , Yuni tahu Burhan ada di Moscow dua hari lalu. Rencana selesai ahad akan mampir ke London. Yuni memastikan akan bertemu dengan Burhan di London.

Penerbangan dari New York ada 225 kali dalam seminggu. jadi hampir setiap jam ada penerbangan ke London. Sehingga memundahkan Yuni mengatur jadwal jam terbang sesudah menuntaskan pekerjaannya. Ketika pintu Apartement terkuak, Burhan sudah ada di ruang tamu bersama Yuli, hanya melirik Yuni dari tempat beliau duduk di sofa. Yuli segera menghambur kedalam pelukan mamanya.

“ Uda kapan tiba ? Kata Yuli menyalami Burhan sambil mencium tangan Burhan dan duduk di sebelah Burhan. “ 
“ Papa tiba tadi malam ma. Tapi engga nginep di apartement. Papa tidur di hotel.” Kata Yuli duduk di sebelah Burhan. 
“ Kamu elok , Yun” Kata Burhan memperhatikan Yuni telah memakai Jilbab.
“ Cantik ya Uda. Thanks ya. Ini kali pertama Uda bilang elok dengan wajah serius.” Kata Yuni
“ Siapa yang merubah pikiranmu ?
“ Mama, punya sobat laki-laki Turki yang soleh.” Kata Yuli sambil tersenyum kearah Yuni.
“ Wah bagus Yun.” Kata Burhan “ Makanya, kau juga harus pandai cari teman. Carilah sobat yang membuat kau lebih baik secara spiritual ya sayang”  Sambung Burhan kepada Yuli.
“ Ya Papa. Di kampus bisa di hitung dengan jari perempuan yang pakai jilbab ibarat Yuli. Tapi Yuli di terima untuk bergaul dengan siapapun. Tetap istiqamah dalam ke imanan ya pa. Hanya berteman dengan orang yang adab nya baik”
Burhan memeluk Yuli“ Anak pintar.” Kata Burhan.
Yuni masuk kamar untuk ganti pakaian. Keluar dari kamar dengan pakaian santai. Tshirt longgar dan celana panjang denim namun tetap memakai jilbab “ Uda kenapa engga nginep di apartement aja. “
“ Aku ada business meeting dengan beberapa relasi. Makara agak repot kalau tinggal di apartemen. Besok sore sudah kembali”
“ Ke Hong kong”
“ Langsung ke Jakarta.”

Yuli minta izin ke luar lantaran ada kesepakatan dengan temannya di Islamic center.   TInggalah Burhan dan Yuni di apartement.
“ Gimana kerjaan kau di NY “
“ Bagus Uda.”
“ Udah 5 bulan ya kau di sana”
“ Ya. Uda, Yuni mau bicara soal kiprah yang uda berikan ke Yuni.”
“ Ok. Silahkan.”
“ Keliatannya missi ini impossible. “
“ Mengapa ?
“ Aku udah tanya ke mereka yang terkait eksklusif maupun tidak eksklusif dengan perusahaan sasaran itu. Tidak mungkin mereka mau bermitra dengan siapapun. Apalagi memberikan authoritas memproduksi merek mereka. Mereka punya standar yang ketat atas kualitas produknya. Alasannhya , produk mereka yaitu supply chain utama untuk mendukung kartel industri di bidang alat kesehatan dan semua yang berkaitan dengan pengendalian system memakai tekhnology IT. Makara lebih lantaran di sebabkan melindungi kartel Industri yang menjadikan mereka sebagai supply chain  utama” Kata Yuni dengan hati hati.
“Aku udah tahu dari awal. Makanya saya tugaskan kamu”
‘ Makara gimana Uda.?”
“ Kalau bisnis semua sanggup di selesaikan dengan permohonan, tentu semua orang bisa sukses. Tidak ada yang gratis dan tidak ada yang mudah. di dunia ini. Kalau ingin unggul dalam bisnis maka kau harus rubah cara berpikir mu bahwa bukan siapa melaksanakan pembelian tapi siapa dibalik yang membuat keputusan membeli. Paham kamu.?”
“ Jelaskan kepada Yuni secara konkrit.”
‘ Nanti kau akan tahu sesudah semua di lewati. Yang penting ikuti saja aba-aba aku.”
“ Baik uda.”
“ Dalam laporan kamu, saya tahu kau punya kanal dengan sobat kau yang murung lantaran terancam PHK lantaran perusahaannya kesulitan likuiditas. Perusahaannya bagus lantaran khusus di bidang riset tekhnologi tinggi.”
“ Terus “
“ Mengapa kau tidak tawarkan untuk ambil alih perusahaan itu? 
“ Untuk apa ?  Riset nya saja belum selesai. Isinya hanya ada orang orang yang bergaji mahal.Apa engga konyol kalau kita beli?
“ Beli aja perusahaan itu dan selamatkan jadwal bisnis nya”
“ Tentu tidak murah biaya pengambil alihan itu. Apalagi kita harus deal dengan pangeran Arab Saudi yang jadi pemegang saham utama. Dia orang kaya, Uda. Eggga praktis beliau di tekan.”
“ Jangan deal dengan pemegang saham. Tapi deal dengan serikat pekerja.” Kata Burhan sambil menatap layar TV.
“ Kalau terjadi deal. Dari mana kita dapatkan uang untuk ambil alih?
“ Itu urusan Henry. Tugas kau pastikan mereka mau jual perusahaannya. Paham?
“ Ya paham Uda. “

Burhan pergi ke kamar mandi “ Aku mau sholat dulu. “
“ Yuni ikut jadi makmun ya”
Burhan melirik sambil tersenyum melihat Yuni masuk kekamar untuk ambil sajadah dan mukena. 
Setelah selesai sholat, Yuni berkata kepada Burhan “ Uda, mengapa kalau udah sholat kening Uda ibarat berkeringat? 
“ Sholat kan sama dengan meditasi. Kita berusaha konsentrasi mengosongkan pikiran kita, menguatkan persepsi bahwa kita sedang berhadapa dengan Tuhan. Tidak ada yang lain selain kita dengan Tuhan. Kita seakan berada di dunia lain. Tentu saja otak kita panas lantaran mengeluarkan energi besar. Keringat keluar ya wajar. Tapi sebetulnya itu bukan keringat ibarat kita olah raga tapi embun dari energi cahaya di dalam otak kita.”
“ Oh. Tapi orang lain sholat biasa aja tuh. Yuni engga begitu”
“ Karena kalau kau sholat belum sepenuhnya khusyu.”
‘ Gimana bisa khusyu ?
“ Butuh waktu engga sebentar dan itu seiring dengan tingkat keimanan kita.”
“ Terus gimana dengan yang solat ibarat biasa ?
“ Ya engga apa apa. Semua orang berproses mencapai tingkat keimanan. Yang penting terus lakukan sholat dalam kondisi dan situasi apapun. Jangan pernah di tinggalkan barang sekalipun. Lambat namun niscaya , keimanan akan meningkat dan tingkat khusu juga akan meningkat. Paham ya sayang”
“Apa bedanya orang beriman biasa saja dengan mereka yang sudah tinggi levelnya?
“ Orang biasa masih terisolasi dengan cara bagaimana beribadah. Tapi orang yang sudah levelnya tinggi, cara itu sudah tidak lagi menjadi standar. Mereka beriman itu lantaran hakikat. Standar nya ya hakikat.
“ Apa hakikat itu?
“ Cinta hanya kepada Allah. “
‘ Contohnya ? 
“Kalau beliau menghindari perbuatan yang di larang Tuhan, itu lantaran kecintaanya kepada Tuhan. Bukan lantaran takut neraka dan berharap sorga. Bukan. Itu beliau lakukan lantaran patuh atas dasar cinta kepada Tuhan. Apapun godaan datang, beliau sikapi biasa saja. Tidak di sikapi dengan serius apalagi takut. Godaan itu harus di hadapi dengan doktrin , bukan di hindari.  Kalau di hindari bagaimana kita bisa merubah keadaan. Kaya miskin, sehat sakit, senang susah , bagi beliau itu hanya senda gurau saja. Hakikatnya semua itu cara Tuhan berdialiogh dengannya untuk sabar dan ikhlas, tetap di dalam keimanan. Makanya beliau menebarkan cinta dan kasih sayang, selalu berprasangka baik,  pemaaf dan pandai berterimakasih kepada siapapun.”
“ Oh hebat sekali. Sekarang Yuni semakin tahu siapa Uda sebenarnya”
“ Loh emang selama ini kau engga kenal saya ?
“ Bukan begitu Uda. Aku punya sobat orang Turki , yang juga muslim yang taat. Tapi cara berpikirnya dalam beragama beda dengan Uda. Sehabis sholat, zikirnya usang sekali. Tapi sedikit kasus tiba beliau cepat kawatir dan kalau doa seakan semua kasus di laporkan ke Tuhan , berharap Tuhan berikan lampu aladin. Kalau engga suka sama orang yang berbeda, beliau cepat sekali mengadili orang. Salah lah, kafir lah. Sementara Uda, Yuni jarang liat Uda zikir. Sudah sholat eksklusif berdiri dan mulai berpikir soal lain. Ngaji juga jarang Yuni liat. Tapi bacaan sholat uda bagus sekali. Kadang menbuat Yuni nangis. Uda bisa berteman dengan siapapun yang berbeda tanpa terdengar mengadili mereka yang berbeda. Bahkan dengan Yuni saja, Uda engga pernah gunakan kekuasaan untuk Yuni pakai jilbab. “
“ Gimana dengan Bang Andi kamu?
“ Itu mantan suamiku agak lucu. Dia kalau sholat harus usang sujud biar jidatnya hitam. Zikir usang dan kencang lagi bacaannya. Tapi liat perempuan sedikit cantik, eksklusif mau di nikahi. Sementara Uda, banyak perempuan elok sekitar Uda, yang mungkin semua mau Uda sentuh atau nikahi tapi Uda bisa bertahan dengan perilaku terperinci tanpa sedikitpun terpengaruh.”

Burhan hanya tersenyum tanpa mau mengomentari evaluasi Yuni terhadap dirinya.

Setelah Sholat, Burhan pamit untuk kembali ke Hotel. Yuni kesepakatan akan ajak Yuli makan malam di Hotel bersama Burhan. 

***
Desember yang dingin. Sore yang membosankan. Yuni mengambil sweater yang tergantung di belakang pintu dan di kenakannya untuk untuk keluar dari aparteman di tempat Manhattan. Di langkahkannya kaki menelusuri Broadway. Udara New York sore itu begitu menusuk sungsum tulang. Jalanan sepi. Salju sisa semalam masih menutupi jalan. Dia terus mengayunkan  kakinya. Matanya mengembara memperhatikan burung-burung yang terbang berkejaran. Hidung kembang kempis, memerah menghirup udara yang dingin.
Sesampai di First Avenue langkahnya terhenti. Sesuai kesepakatan dengan Mahmud, beliau masuk ke Caracas Arepa Bar. Sebuah kafe dengan gaya latin , tepatnya Venezuela. Yuni duduk di meja deretan belakang. Matanya eksklusif tertuju ke atas panggung. Seorang lelaki negro renta sedang duduk menyanyikan “Song for George”-nya Eric Johnson, sebuah lagu berirama blues sambil memainkan piano di hadapannya.
Seorang pelayan perempuan tiba menghampirinya
Good afternoon, Madam. Mau pesan apa?” Dengan logat Latin yang masih kentara sembari beliau sodorkan daftar hidangan ke hadapan Yuni
Di bacanya urutan hidangan satu per satu.
“Cappuccino,” kata Yuni sambil menyerahkan  daftar hidangan kepada pelayan itu
“Makanannya?”
“Kentang goreng saja.”
“Baik, tunggu sebentar, pesanan segera datang, permisi nyonya." Pelayan itu segera pergi meninggalkannya. Tak usang berselang, perempuan Latin itu kembali menghampirinya dengan membawa nampan di tangan kirinya.
“Selamat menikmati,nyonya" ucapnya sambil tersenyum.
Thank you,” sahut Yuni. Lalu pelayan itu  kembali ke tempatnya semula.
Sambil mendengarkan alunan musik, segera beliau menikmati minuman yang tersaji di depannya. Sedikit demi sedikit. Cappucino yang hangat masuk ke dalam perutnya. Musik yang merdu. Namun dari merdunya musik itu sanggup Yuni rasakan  jika lelaki renta itu sedang dilanda kesedihan yang luar biasa. Ya, beliau sedang menyanyikan lagu sedih. Sebuah lagu yang menyayat. Seolah membuka kembali luka usang yang terpendam di dasar samudera. Yuni ikut hanyut dalam nada-nada lagu itu. Sementara tangannya yang satunya memasukkan kentang goreng yang masih hangat ke dalam mulutnya satu per satu.
Kafe tampak sepi sore itu. Hanya beberapa orang tamu yang datang. Meja yang lain masih kosong tak berpenghuni. Seorang perempuan duduk di meja paling depan. Dia masih muda dan cantik. Rambutnya yang keemasan tergerai jatuh hingga sebatas bahu. Diperhatikannya dengan penuh konsentrasi lelaki renta yang sedang bermain piano di hadapannya. Dia tampak menikmati alunan nada-nada yang keluar dari piano itu. Segelas Red Wine yang tergeletak di mejanya diraihnya kemudian diseruput sedikit demi sedikit, kemudian diletakkannya kembali ke tempat semula. Dan beliau masih menikmati permainan orang renta itu.
Di meja tengah, tampak sepasang orang renta duduk berhadapan. Mereka sedang dilanda perasaan yang luar biasa bahagia. Mungkin mereka sedang merayakan hari jadinya yang ketiga puluh atau mungkin yang ketiga puluh lima. Ya, mengenang masa bercintanya dulu. Lagu pertama telah habis. Tepuk tangan pengunjung kafe pun menyambutnya. Ya, meski hanya beberapa tepuk tangan. Lelaki renta itu melamun sebentar, kemudian mengambil sebotol Martini di atas meja piano dan menuangkannya ke dalam gelas beling kemudian menenggaknya tanpa sisa. Diletakkannya kembali gelas itu ke tempat semula. Tak usang kemudian beliau asyik kembali berkutat dengan tuts-tuts pianonya memainkan lagu kedua.
Mata Yuni masih tertuju memperhatikan gerak-gerik pemain piano itu. Hingga beliau tidak sadar ada laki-laki tiba menghampiri mejanya. 
" Yuni" panggilan yang mengejutkan nya. Dia menoleh kesamping " Mahmud. Assalamu'alaikum"
" Waalaikum salam "Kata Mahmud dengan senyum cerah " Sudah lama"
" Ya sekitar 30 menit" kata Yuni sambil melirik jam tangannya. 
" Maaf terlambat lantaran sholat maghrib dulu. Maaf juga mengundang mu ketempat ini"
" saya lagi engga sholat makanya tiba lebih awal. Engga apa apa. Aku suka kok tempat ini. Karena mengingatkan saya akan suatu Cafe di jakarta. Tentang seseorang yang sangat berarti dalam hidup ku"
" Kekasih? 
" Bukan. Tapi lebih dari itu. Kami menyayangi lantaran Tuhan walau takdir tidak menjadikan kami suami istri"
" Oh Ya. Tentu laki-laki yang istimewa" 
Yuni hanya tersenyum. 
Setelah memesan menu, Mahfud nampak berwajah serius. Yuni menangkap ada sesuatu yang harus di sampaikan dan ini tentu mengharapkan Yuni bisa menjadi pendengar yang baik.
" Kamu tahu Yun. Negeri ini benar benar di kuasai oleh oligarki. Para elite baik itu politisi maupun pengusaha besar mengatur segala galang biar resource hanya mereka yang menguasai. Setelah skandal demi skandal terkuak di hadapan publik , keadaan tidak mengarah menjadi lebih baik. Sepertinya mereka itu tidak peduli dengan rakyat Amerika yang masih banyak buta abjad dan masih ada yang seumur hidupnya tidak pernah lihat uang pecahan 100 dolar. Sementara elite membuang ratusan miliaran dolar untuk menyelamatkan perbankan yang oleng lantaran skandal Lehman. " Mahmud nampak geram di wajahnya.
Yuni hanya membisu menyimak.
" Dulu kejayaan Amerika di topang oleh kuatnya forum riset sehingga Amerika di kenal sebagai penghela lokomotif new world order dengan demokratisasi sebagai jargon untuk membuat dunia lebih baik. Tapi itu dulu. Sekarang banyak forum riset tutup lantaran anggaran tidak tersedia. Perusahaan menghentikan jadwal riset dan lebih menentukan menjadikan China sebagai outsourcing untuk jadwal risetnya. Itu lantaran alasan hemat semata. Negeri ini kini di warisi oleh kaum pragmatis. Sangat menyedihkan. " Kata mahmud. 
" Bagaimana dengan Perusahaan tempat kau kerja ? " tanya Yuni.
" Mungkin paling lambat sebulan lagi akan berlindung di balik undang undang pailit bila bank tidak mau menambah kucuran kredit"
" Apakah pemegang saham tidak mau injeck lagi?
" Keliatannya mereka juga lagi panik lantaran harga minyak terus melorot. Bisa saja tidak ada lagi uang tunai"
" Kalau pemegang saham tidak lagi peduli, mengapa tidak upayakan para karyawan mengambil alih perusahaan itu. Ya konsep gotong royong. Itu lebih baik dari pada meradang kehilangan kerjaan lantaran perusahaan bangkrut"
" Maksud kamu?
" Ya. Serikat kerja ambil insiatif untuk terus melanjutkan perusahaan yang dalam keadaan pailit "
" Dari mana karyawan punya uang untuk melanjutkan operasional Perusahaan? 
" Ya bisa memakai cadangan dana pensiun yang ada. Atau menarik strategik partner yang bisa menyediakan modal dan juga pasar." 
" Keliatannya menyediakan dana cadangan pensiun engga mungkin. Karena tidak setiap orang punya mental wirausaha. Kalau memang ada startegi Partner, itu niscaya di dukung Serikat pekerja. "
" Bagaimana kalau Perusahan ku memberikan diri untuk jadi taktik Partner ? 
" Serius ?
" Serius ! Jawab Yuni tegas sambil menyeruput capucino.
" Mengapa? Apa alasan kamu? mahmud nampak antusias ingin tahu.
" Aku percaya kamu. Percaya dengan obsesi perusahaan atas apa yang sedang kau dan Team lakukan dalam riset produk "
" Baiklah. Aku percaya kau lantaran kau saudari muslim ku. Aku akan bicarakan dengan sobat teman. Ini akan kami jadikan proposal kepada Pemerintah biar kami tidak kehilangan pekerjaan."
" Bagus. Kabarin saya terus ya perkembangannya."
" Insha Allah. "

***

Mahmud menghubungi Yuni bahwa beliau akan tiba bersama team inti dari perusahaannya ke kantor. Mereka ingin membahas lebih detail mengenai niat Yuni untuk memberikan pemberian mereka mengambil alih perusahaan. Menurut kabar, Direksi sudah mengadakan pertemuan dengan seluruh perwakilan karyawan bahwa perusahaan akan  di nyatakan pailit.  Jam 10 pagi, Mahmud dan Team nya sudah tiba ke kantor. Yuni sambut mereka dengan memakai pakaian muslimah yang modis. 

“ Bu, kami sudah mengadakan musyawarah dengan pemegang saham. Mereka tidak bisa menyerahkan perusahaan kepada kami. Karena seluruh asset perusahaan harus di jual oleh forum kurator untuk membayar hutang kepada beberapa kreditur. “

“ Boleh saya tahu data neraca perusahaan terkini? Kata Yuni

Mahmud menyerahkan data neraca perusahaan. Yuni membaca Neraca perusahaan dengan cepat, sambil melirik kepada yang hadir dalam rapat. 
“ Baiklah. Coba usulkan bahwa apakah hutang bank sanggup di reschedule. Hutang kepada pihak ketiga Artikel Babo saya akan bail out. Tapi tentu saya butuh kompensasi berupa saham.”
“ Maksud Ibu ?
“ Saya akan ambil alih perusahaan ini. Saya akan bagikan saham sebesar 40% kepada karyawan.  Ini share loan, yang akan dibayar dari deviden. Bagaimana? Kata Yuni santai tanpa ada tekanan apapun nadanya bicara.

Mereka saling pandang. “ Ibu. Benarkah ini? 

“ Saya tidak sedang becanda , Mahmud.” 

“ Mengapa ibu baik sekali?

“ Kami orang Asia. Kami percaya asset itu bekerjsama yaitu sumber daya manusia.Dengan anda semua sebagai pemegang saham maka kita akan bangun perusahaan dengan konsep gotong royong. Ini kekuatan yang luar biasa untuk menghadapi zaman yang berubah cepat.”

“ Paham, bu. Baiklah kami akan sampaikan usul ini kepada Pemegang saham. Kalau mereka minta jaminan akan ada penyelesaian ibarat yang ibu mau. Apa yang harus kami lakukan? Bolehkah kami libatkan ibu untuk bicara dengan pemegang saham? 

“ Tidak boleh. Saya tidak deal dengan pemegang saham anda. Saya deal denga anda sebagai wakil serikat pekerja. Yang harus anda lakukan yaitu buat perjanjian kepada pemegan saham yang intinya  bahwa apabila dalam sebulan anda tidak bisa memenuhi komitmen itu maka perjanjian batal. Pemegang saham berhak melepas asset nya untuk membayar hutang. Saya yakin pemegang saham akan nurut. Karena tidak ada ruginya bagi mereka. Semakin mereka tidak percaya semakin lemah perjanjian yang akan mereka buat untuk anda.”

Mereka yang hadir kembali berpandangan “ Baik Bu, kami rasa itu fair. Kami segera laksanakan. Terimakasih atas kebaikan hati ibu”

“ Terimakasih kembali. Kita akan bersama sama menuntaskan ini”

Usai pertemuan itu , Yuni menghubungi Henry di Geneva, Swiss. 
“ Henry, berapa usang di butuhkan waktu untuk mengumpulkan dana sebesar USD 150 juta?
“ Oh Ya, Soal akuisisi perusahaan tekhnologi itu?
“ Ya.”
“ 2 bulan”
“ Usahakan 1 bulan. Atau transaksi ini gagal.”
“ Baik bu. Saya kan usahakan 1 bulan”
“ Saya butuh ketegasan anda, Henry”
“ Ok 1 bulan.”
‘“Thanks.”

Setelah telp itu, Yuni menatap kearah jendela beling lebar yang terdapat di kamar kerjanya di lantai 45. Dia melihat pemandangan kota New York yang di penuhi gedung jangkung.  DIa tersenyum. Tidak pernah membayangkan bahwa beliau bisa ada di jantung kota paling kapitalis dan kini di datangi oleh orang berpendidikan hebat untuk sebuah solusi. Kalau ingat beliau dulu terlahir dari keluarga miskin di Pangkalan Brandan. Yatim di usia kanak kanak dan menjadi yatim piatu di usia remaja. Rasanya mustahil ini semua terjadi. Semua lantaran kasih sayang Tuhan yang harus di syukurinya sepanjang usia. 

Malam harinya Yuni mengundang Mahmud makan malam bersama teamnya. Dalam jadwal makan malam itu , Yuni tetap menjadi pendengar yang baik atas aneka macam keluhan mereka ihwal hidup yang tidak adil. Semua biangnya lantaran kapitalisme sistem. Yuni tidak mau menanggapi keluhan mereka itu. Karena bagaimanapun keluhan mereka yaitu repleksi dari kekalahan mereka. Hidup memang bersaing. Kalah menang itu biasa. Tapi orang hebat bukan lantaran beliau menang tapi beliau mengakui kekalahannya tanpa berkeluh kesah.Dia sadar beliau kalah dan beliau berdiri untuk berguru dari kekalahan, dan jadinya menjadi pemenang. Ya menang bukan lantaran hebat menjatuhkan orang lain tapi bisa mengalahkan diri sendiri , yang tetap rendah hati ketika menang dan bersabar ketika kalah. Apapun itu hanyalah proses menjadi orang sebaik baik dirinya di hadapan Tuhan. Tapi pemahaman ini tidak begitu di mengeri oleh Mahmud.

****

Bertempat di sebuah cafe , Yuni dan team Mahmud bertemu lagi. Saat ini mereka sudah membawa perjanjian dengan pemegang saham. Benarlah waktu yang di sediakan sebulan untuk menuntaskan pembayaran hutang kepada pihak ketiga. Sementara dari pihak  bank sudah ada konfirmasi akan memberikan reschedule payment selama 10 tahun. Yuni membaca dengan cermat perjanjian itu sambil tersenyum. Dia berharap  ke esokannya bisa di buat Agreement antara perusahannya dengan mereka sebagia wakil serikat pekerja. Usai pertemuan itu , Yuni menghubungi Burhan. Karena ini ketika menentukan soal langkah berikutnya.

“ Uda” Yuni telp Burhan.
“ Ya Yun”
“ Mereka sepakat dengan kondisi yang kita tetapkan. Apa langkah selanjutnya?
“ Bagus. ! Besok Henry dan teamnya di Geneva akan terbang ke New York. Jangan ambil tindakan apapun sebelum team Henry tiba ya.”
“ Baik, Uda.”
“ Kamu sehat ?
“ Sehat. Uda gimana?
“ Sulit bilang. Tapi…
“ Uda….uda sakit? sakit apa? “ Terdengar setengah teriak.
“ Hasil test lab , terjadi penuruan fungsi lever. Tapi keadaan kesehatan ku baik baik saja.”
“ Ah Uda…Jangan sakit. .” Terdengar bunyi Yuni ibarat menahan tangis.
“ Engga ada yang tahu saya sakit, kecuali kamu.”
“ Uni di rumah juga tidak tahu?
“ Ya tidak tahu. Kalau tau , kawatir pikirannya terganggu.”
“  Apa perlu Yuni pulang ke jakarta”
“ Engga perlu. Kamu focus aja dengan kerjaan kamu. “
“ Janji engga akan ada kejutan ya uda. Yuni akan telp setiap hari tanyakan kesehatan Uda.”
“ OK.
“ Yuni akan sholat tahajud setiap malam untuk doakan Uda. “
“ Terimakasih Yun. Jangan bilang ke Yuli kalau saya sakit ya?
“ Ya Uda. Uda harus berpengaruh ya sayang.”
“ Insya Allah, ku akan baik baik saja. “

Sejak team Henry datang, proses pengambil alihan perusahaan Mahmud berlangsung cepat sekali. Semua paper work yang di kerjakan oleh lawyer telah di tandangani oleh Serikat kerja yang di pimpin Mahmud. Selanjutnya Team Henry akan berjuang mendapatkan dana sebsar USD 150 juta. Ini tidak mudah.  Yuni masih belum tahu bagaimana detail proses fundraising ini. Henry kesepakatan akan membicarakannya sesudah mereka sampai di Geneva. Hari itu juga , malam hari mereka terbang ke swiss.

***
Sejak mengetahui Burhan sakit, setiap malam Yuni sholat tahajud. Kadang beliau menangis dalam rintihan doanya. Mengharapkan biar Tuhan menyembuhkan laki-laki yang telah menuntunnya ke mata air dan membawanya ke cahaya hidayah. Pertama mengenal Burhan, Yuni beragama Budha. Karena Ayah ibunya yang etnis China. Agama Budha yaitu kali pertama beliau mengenal Tuhan. Namun sesudah bertahun tahun dengan Burhan, jadinya beliau sendiri menetapkan masuk Islam. Padahal Burhan tidak pernah provokasinya untuk memeluk Islam. Tapi pribadi Burhan telah menginspirasinya untuk mengenal islam lebih jauh. Akhirnya beliau menetapkan jadi muslimah. Beberapa bulan kemudian, barulah beliau beri tahu kepada Burhan bahwa beliau mualaf. Burhan nampak haru ketika mengetahui , dan tak pernah lupa akan kata kata  Burhan “ Yun, kini kau yaitu saudari muslimku. Aku akan menjaga kau dalam keimananmu. Apalagi kau yaitu sahabatku. Kamu tahu, dalam islam semua kita bersaudara. Di haramkan darah bagi sesama muslim. Tahu maksudnya ? Kita dihentikan menzolimi sesama muslim. Apapun itu alasannya. "

Kita tidak bisa menghindari penyakit lantaran itu yaitu sunatullah. Walau Allah mendesign badan kita dengan tepat namun badan kita pada hakikatnya akan berproses melemah dari waktu kewaktu dan sangat renta dengan lingkungan dan kondisi hidup kita. Sebagai insan yang hidup di era modern, ada dua jalan untuk kondusif dari akhir penyakit, yaitu asuransi kesehatan dimana premi dibayar kepada perusahaan penyelenggara asuransi.Perusahaan asuransi hanya menjamin biaya namun tidak menjamin kesembuhan. Tapi ada juga asuransi kesehatan yang diselenggarankan oleh Allah yang menjamin biaya kesehatan dan juga kesembuhan. Burhan percaya itu. Bila Alllah berkehendak maka semua sangat mudah, termasuk menyembuhkan penyakit. 

Nabi saw telah bersabda : “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” Sadaqah yaitu polis asuransi terbaik di bumi ini.  Bahkan sedekah itu bukan hanya asuransi kesehatan tapi juga asuransi keselamatan. Inilah sabda Rasul ”Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya bisa  dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar ma’ruf nahi munkar.”. Apakah ada asuransi terbaik dibandingkan dengan Allah ? Walau Burhan hidup dilingkungan modern namun beliau dan keluarganya tidak punya polisi asuransi. Burhan hanya membiasakan diri beramal sebagai premi asuransi. Hanya itu. Apakah benar aman?

Disuatu klinik di Singapore di tempat Robinson, Burhan sedang menanti panggilan untuk diperiksa. Dokternya seorang profesor. Diruang tunggu itu Burhan duduk bersebelahan dengan laki-laki tua. Dia menanyakan penyakit Burhan. Setelah Burhan jelaskan penyakitnya, laki-laki renta itu dengan serta merta menyampaikan biar Burhan mengkonsumsi obat yang disarankannya. Burhan  tidak begitu menanggapi dengan serius saran itu. Karena penyakit Burhan menurut hasil analisa Rumah Sakit di Hong Kong memang mengharuskan beliau melaksanakan transplantasi  lever. Burhan perlu menanti jadwal untuk operasi. Maklum ada banyak sekali pasien yang ingin melaksanakan transplantasi lever. Selama menanti itulah Burhan rutin setiap ahad ke dokter di Singapore untuk mendapatkan suntikan daya tahan tubuh. Memang sangat menderita penyakit itu, namun Burhan bisa menyembunyikan sakit itu dengan wajah penuh optimis.Sehingga istri dan sobat temannya tidak mengetahui bahwa beliau sedang sekarat. 

Pria renta yang duduk disamping Burhan kembali menguatkannya biar mengkosumsi obat yang disarankannya dan Burhan menanggapinya dengan senyum. Seusai diperiksa dokter dan ketika hendak pulang, laki-laki renta itu mengikuti Burhan. Dia menarik tangan Burhan ke apotik dan membeli obat itu untuk Burhan. Dia membayar dengan uangnya. Burhan terharu. Tentu tidak ada alasan Burhan mencurigai sarannya dan lagi obat ini semacam suplement yang tidak ada imbas sampingannya.

Ketika mengkonsumsi obat yang disarankan orang renta itu, selama seminggu Burhan mencicipi setiap hari ada perubahan terhadap kesehatannya. Ketika check up di Singapore, dokter juga melihat kecacatan terhadap kesehatan Burhan. Menurutnya kesehatan Burhan semakin membaik. Setelah satu bulan mengkonsumsi obat itu, Burhan benar benar merasa sehat. Hasil test lab Rumah Sakit di Hong Kong menyatakan Burhan bebas dari penyakit. Levernya kembali ibarat semula. Bahkan jauh lebih baik dibandingkan usianya. Kepada Allah Burhan bersyukur. 

“ Yun “ Burhan segera menghubungi Yuni ketika hasil lab menyatakan beliau bebas dari penyakit levernya.
“ Ya, uda. Gimana kesehatan uda?
“ Mau tahu?
“ Iyalah Uda.”
“ Hasil lab, saya sudah bebas dari penyakit lever. Makara engga perlu operasi transplasi lever.”
“ Alhamdulillah.”
“ Sekarang saya sehat. Lebih baik dari sebelumnya. Kamu juga jaga kesehatan ya. Santai aja. Hadapi kasus dengan tenang. Gimana perkembangan kerja Henry?
“ Henry sedang ke Beijing dan terus ke Dubai. Katanya beliau akam mampir ke Hong Kong ketemu dengan Project Committee group di Holding. Kita punya waktu 3 ahad lagi harus penuhi komitment kepada serikat pekerja.”
“ OK. Besok saya ke Hong Kong. “
“ Uda, istirahat aja. “
“ Aku udah sehat kok”

Burhan  pernah juga kena penyakit jantung koroner. Juga sudah dijadwalkan untuk operasi jantung di KL tapi lantaran saran sobat untuk mengkonsumsi jamu dapur,  Burhan pun bisa bebas dari jantung koroner. Burhan juga pernah kena penyakit penurunan fungsi telinga.Penyebabnya lantaran ada radang diotak tengahnya. Jalan keluarnya yaitu operasi tapi Burhan tidak mau dioperasi lantaran kemungkinan gagal 50%. Burhan menentukan pasrah kepada Allah. Tapi seseorang dalam mimpi memintanya untuk mengkonsumsi makanan. Dia sebutkan jenis masakan itu. Burhan mengalami mimpi yang sama berkali kali hingga jadinya dia  tidak punya alasan untuk tidak mengikuti saran dari dunia mimpi itu. Benarlah, setelah  di konsumsi masakan itu , pendengaran Burhan normal kembali dan radang otak tengah sebagai penyakit juga sembuh.Berkali kali Burhan terkena penyakit yang mengkawatirkan namun selalu ada penyembuhan dengan cara sederhana. 

Sedekah berasal dari bahasa Arab, yaitu ash-shadaqah. Kata ini diambil dari abjad sha-da-qa yang asal kata ash-shidiq yang berarti “benar”. Makara sedekah yaitu pemberian yang diberikan untuk mengharap ridha Allah. Bedanya dengan zakat yaitu sedekah untuk kategori sunnah, dan zakat untuk yang wajib dimana peruntukannya sudah diatur oleh Allah.  Burhan teringat nasehat Ayahnya , “Nak jangan pernah kau tolak orang pinjam uang untuk modal beliau menyambung hidup  atau bayar sekolah anak atau menikahkan anak/adik atau bayar sewa rumah. Mereka tidak mengemis, Nak. Mereka sedang dalam moment kesusahan , kesempitan dan lantaran itu mereka meminjam kepadamu. Dan kelak bila mereka tiba kepadamu meminta maaf belum bisa membayar hutangnya maka maafkan mereka. Lepaskan mereka dari kewajiban membayar hutang. " 

Mengapa? Bagi Burhan itulah salah satu cara Allah menagih Premi asuransi kepadanya. Karenanya cukuplah berharap Allah yang membayar hutang itu. Tentu banyak sekali cara kita bisa bersedekah. Tapi pada dasarnya yaitu menanamkan empathi kepada siapapun yang membutuhkan pertolongan dan meninggikan kalimah Allah. Terbukti sepanjang usia setengah kala , Burhan bisa mencicipi sendiri, very secure ! Burhan yakin bila kebiasaan bersedeqah ini menjadi standar kelas menengah dan atas di Indonesia maka tidak ada lagi orang miskin yang kehilangan harapan dan tentu tidak ada lagi penyakit yang menyengsarakan dan menguras harta.

***
Bertempat di Roof Terrace restaurant,The Excelsior, Hong Kong, Burhan mengundang Lili Huy CEO salah satu Venture Capital besar di China, juga hadir anak muda dengan pakaian sederhana namun dari matanya nampak beliau orang cerdas. Dia mengenalkan diri namanya Mr. Hu sebagai CEO dari perusahaan yang sedang membangun indusri alat kesehatan. Burhan di dampingi oleh Lena dan Tong, dan Henry. Pembicaraan terkesan santai.

“ Mr. Han “ Seru Lili sambil mengarahkan pandangan ke anak muda yang duduk di sebelahnya“  Anak muda ini menyerahkan Feasibility Study untuk membangun Industri MRI (Magnetic Resonance Imaging ). Awalnya saya meliat anak muda ini hanya punya keinginan yang hampir mustahil bisa dilakukan di China. Mengapa? MRI merupakan suatu teknik yang dipakai untuk menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa dipakai untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan kerikil kepada hidrokarbon. Alat ini merupakan tekhnologi paling maju dan paling mahal lantaran merupakan keajaiban tekhnologi. Proses membuat MRI memerlukan keahlian terbaik dari beberapa bidang yang sangat bersifat tekhnis. Industri ini akan melibatkan jago fisika yang mempunyai pengetahuan mutakhir ihwal resonansi nuklir dan kemampuan superkonduksi. Hal ini akan membutuhkan jago programmer dan tekhnisi yang sanggup menangani design bidang magnetic tiga dimenasi dengan processor super high speed. China tidak punya kemampuan untuk itu.

Ada hambatan serius yang bisa menghambat keinginan anak muda ini yaitu adanya kartel tekhnology dari Industri alat kesehatan yang sudah ada ibarat Philips, General electric , Siemens , dll. Mereka akan memboikot tekhnoloy dengan melarang industri supply chain untuk mendukung keinginan anak muda ini. Bukan diam-diam lagi bahwa bisnis alat kesehatan yaitu bisnis triliunan dengan tingkat keuntungan yang luar baisa tingginya. Kapitalis!. Namun anak muda ini terus meyakinkan saya dengan penuh semangat bahwa beliau bersama teamnya akan menghadapi semua hambatan tersebut. Impossible is nothing. Anak muda ini sangat mengetahui kelebihan dari bisnisnya yang sanggup menghasilkan MRI yang harganya 50% lebih murah dari produk yang sudah ada di pasar. ““ Lanjut Lili.

“ Kendala bekerjsama apa “ Tanya Burhan.

“ China belum bisa menemukan chip computer untuk menggerakan system MRI itu, yang membutuhkan prosesor sehebat produk yang ada di pasar. Sementara produsen prosesor menolak menjadi Supply chain untuk proyek ini.” Kata Hui.

“ Bukankah China punya Academic Science yang hebat dengan ratusan insinyur terbaik. Mengapa tidak bisa menemukan prosesor itu ? Tanya Burhan.

“ Mereka hampir menemukan prosesor namun belum bisa sebaik yang ada di pasar. “

“ Oh Hampir..Kendala mereka apa ?

“ Lebih kepada adonan material dari prosesor itu. “ Kata Hui dengan wajah putus asa.

“ Apakah ada kemungkinan saya bersama team bertemu dengan pihak China academic science ? Tanya Burhan.

“ Tentu.Kami jadwalkan besok anda bisa bertemu mereka. “ 

“ Thanks.” Kata Burhan. 

“ Kami tawarkan anda ikut dalam planning bisnis anak muda ini” Kata Lili.

“ Apakah ada komitmen dari pemerintah china untuk memberikan peluang pasar bagi produk buatan anak muda ini? 

“ Tentu. Belanja pemerintah untuk alat kesehatan MRI ini akan semuanya memakai produk dari anak muda ini. Pasarnya mengalahkan pasar yang ada di Eropa di tambah Amerika. Ini pasar raksasa dengan nilai miliaran dollar. “

Burhan hanya menganguk. Kemudian dengan ramah Burhan mempersilahkan mereka menikmati makan malam. Selanjutnya pembicaraan lebih hal sepele soal kebijakan ekonomi china paska krisis global dan ketidak senangan china terhadap kebijakan Amerika terhadap suku bunga. Usai makan malam, Burhan mengantar mereka hingga ke lobi Hotel. Lili masih sempat bicara sebentar dengan Burhan secara pribadi.

“ Saya akan kirim FS ke kantor anda. “kata Lili
‘ Thanks”
“ Kami agak panik lantaran biaya riset sudah sangat mahal kami danai namun hingga kini belum ada titik terang. Tekhnologi itu di kuasai Amerika. Sementara Program revitalisasi Rumah Sakit seluruh CHina mulai di laksanakan setahun lagi. Sayang kalau peluang ini hilang. “
“ Saya akan pertimbangkan untuk ambil resiko biaya riset selanjutnya. “
“ Saya yakin anda selalu ada alasan yang berpengaruh untuk zero risk. Saya kenal betul sifat anda. “ Kata Lili dengan senyum indah. Wanita yang di kenal Burhan cukup lama. 
Burhan hanya tersenyum.
“ Janji kalau ke Beijing telp saya ya. Saya akan atur dinner di tempat terbaik untuk anda. Ingat tempat kita dinner terakhir 3 tahun lalu.” 
“ Ya saya janji. Oh ya bagaimana dengan Richard si bule jangkung itu?
“ AH beliau sudah masa lalu”
“ Oh ya. Kenapa ?
“ Terlalu lemah sebagai pria. Membosankan mendengar beliau bicara teori dengan rasa kawatir berlebihan. “
“ Kamu memang perempuan besi dan hanya laki-laki baja yang bisa menjadi pendamping kamu”
Lili tersenyum, sambil menyubit lengan Burhan yang melangkah ke arah lobi. Burhan berjanji akan memproses FS itu dengan cepat.

Sesampai di Apartement, Burhan menghubungi  Henry via screen chat closing circuit
“ Henry “
“ Ya Pak.”
“ Gimana perundingan dengan kawan kita di Dubai?
“ Keliatannya mereka menolak untuk terlibat dalam pembiayaan untuk proyek ibu Yuni di Amerika.”
“ Masih berapa usang waktu tersedia untuk fundraising
“ Dua ahad lagi.”
‘ Ok. Sekarang kau hubungi Tom di NY. Sampaikan bahwa kita ambil keputusan take over sky building di Boston.”
“ Pak, boleh kasih saran?
“ Silahkan”
“ Transaksi nya besar sekali dan dari offtaker harga sewa rendah sekali selama 15 tahun. IRR bisa di katakan tidak layak secara ekonomi.”
“ Saya catat. Sekarang kau telp Tom di NY, kita sepakat dengan denah financing yang beliau offers. “
“ Baik pak. Segara saya laksanakan.”
“ Pastikan kita closing malam ini juga atau sebelum jam 4 sore waktu NY.”
‘ Saya lakukan.”

Jam mengambarkan pukul 2.30 pagi. Burhan , menghubungi George di Frankfurt 
“ George “ Burhan menghubungi  via chat private baking room
“ Ya Han”
“ Apakah bank anda masih mendukung untuk synthetic  bond ?
“ Untuk apa ? 
“ Pengambil alihan building di Boston”
“ Siapa payment undertaking nya ?
“ Bank di NY “
“ Funding nya ?
“ Member 144 A SEC.”
“ OK. Kirim offersheet ke saya sekarang. Dalam 10 menit saya delivery synthetic bond ke server anda.”
“ Thanks”

Benarlah dalam 10 menit sesudah Burhan kirim offersheet, transfer file tiba dari server George di Frankfurt, masuk ke file private 144 A SEC di terminal Burhan. Segera Burhan menghubungi Henry 
“ Henry, gimana sudah closing “
“ Sudah namun saya masih tunggu confirmation termsheet”
“ Berapa usang ?
Henry melamun sebentar “ Nah sudah masuk ke terminal saya. Segera saya kirm ke screen anda , pak “
“ Lakukan sekarang”
“ Sudah pak “
“ OK. Nah sekarang,  kamu pastikan terbang ke NY besok pagi. Setelah kau sampai, dampingi Yuni urus global trasfer ke rekening perusahaannya. Ingat sesudah uang efektif posted, atur penempatan di escrow agent. Atas dasar agreement escrow agent itu kau pastikan proses pengambil alihan selesai dalam 2 minggu”
“ Tapi pak, apakah keburu waktunya ? Ingat kita belum adakan due diligent tekhology yang mereka punya. Kita butuh independent consultant untuk itu”
“ Berapa usang due diligent itu “
“ Sebulan.”
“ Apakah bisa diatur extend waktunya ?
“ Saya sudah usulkan ke Bu Yuni tapi beliau tolak”
“ Ok Kalau begitu, team dari Lili Hui akan membantu proses due diligent . Saya pastikan mereka bisa selesai 3 hari“
“ Apa mungkin ?
“ Tidak ada yang mustahil bagi China. Lakukan saja ya”
“ Baik  pak . Segera di laksanakan”

Dengan memakai fasilitas private banking, Burhan melaksanakan structure asset  dan membuka posisi offer sale dengan code special offers. Tak lebih 5 menit, dari salah satu members melaksanakan takedown file. Burhan mengarahkan rekening penerimaan penjualan synthetic bond ke perusahaan Yuni di NY dengan special drawdown payment. Paling lambat 3 hari uang sebesar USD 150 juta sudah hingga di rekening Perusahaan Yuni.

Usai bicara dengan Henry , Burhan sholat tahajud dan tafakur di sajadahnya hingga waktu subuh masuk. Setelah sholat subuh beliau telp istrinya di Jakarta. Kemudian tidur hingga jam 7 pagi. Rutinitas ibarat ini di lakukan Burhan bertahun tahun. Dia tidak punya pilihan banyak lantaran ini soal pilihan hidup. Yang penting beliau terima dengan tulus dan lakukan dengan passion tinggi sebagai cuilan dari ibadah. Bukankan mencari rezeki yaitu ibadah dan apalagi itu menyangkut hidup banyak orang yang bekerja.

***
Kedatangan Henry bersama team dari Geneva ke kantor di sambut Yuni dengan perasaan kawatir “ Apakah semua beres “
“ Kami gagal mendapatkan dana dari Dubai”
“ Oh. Pak Burhan sudah tahu ?
‘ Sudah. “
“ Lantas “
“ Kami kemari untuk membantu anda mendapatkan kiriman uang dari global account. Nilainya USD 150 juta net settlement.”
“ Oh. Dari mana uangnya?
“ Dari private investment di Frankfurt.”
“ Settlement dengan perusahaan saya apa ?
“ Venture business. Makara tidak ada resiko debt terhadap perusahaan anda. Dan lagi secara akuntasi perusahaan anda tidak layak menarik loan sebesar USD 150 juta.”
“ Saya paham”

Siang hari, Yuni sanggup kabar dari banker nya bahwa ada kiriman uang ke rekenignnya dengan fasilitas special drawdown payment. Artinya perusahaannya sebagai akseptor namun uang itu tidak posting di rekeningnya tapi di rekening yang di tunjuk oleh pihak pengirim dana. George menunjukkan kuasa CEO dari Private Investment company di Frankfurt. Di situ tertera namanya David Chang. Atas dasar kuasa itu, George sebagai pengendali uang tersebut. Yuni tidak mau protes. Bagaimanapun ini yang bekerja yaitu team Burhan. 

Proses pencairan dana dan penempatan dana di escrow agent berlangsung cepat. Sehari selesai. 
“ Bu, ini bukti dana yang ada di escrow. Ibu bisa gunakan bukti ini untuk perundingan dengan pihak perusahaan yang akan diambil alih. Protokol pengambil alihan sudah ibu ketahui semua sesuai agrement dengan mereka. Saya akan dampingi Ibu dalam perundingan itu.”
“ Baik akan saya lakukan.” Kata Yuni segera meminta sekretaris untuk menghubungi serikat kerja dari perusahaan yang akan di ambil alih. Tak berapa usang sekretaris meminta Yuni mendapatkan telp dari Mahmud “ Assalamualikum” Kata Yuni. “ Kami siap masuk dalam tahap penutupan proses pengambil alihan, yaitu due dillgent tekhnology “ 
“ Baik, Bu. Kami akan buka komunikasi dengan Pemegang saham. Saya sanggup yakinkan ibu, proses selanjutnya segera sanggup dilaksanakan lusa.”
“ Kami akan gunakan tenaga konsultant dari China. Mereka akan tiba besok”
“ Kami tunggu.” 

Para pemegang saham Perusaan tempat Mahmud kerja menyetujui untuk proses due dilligent lantaran adanya bukti dana dari Yuni. Team dari China tiba tempat waktu. Setelah menuntaskan penanda tanganan NDA, proses due dilligent tekhnologi di laksanakan. Yuni memberikan fasiltas terbaik untuk fasilitas team dari china selama ada di Amerika, terutama di tempat pusat riset di silicon valley. 

Setelah tiga hari, team bisa menuntaskan due diligent namun mereka tidak mau melaporkan hasilnya kepada Yuni. Mereka akan memberikan eksklusif kepada Burhan di Beijing. Yuni kurang mengerti. Bagaimana mungkin laporan yang maha penting itu beliau tidak punya akses? lantaran itu beliau menghubungi Burhan.

“ Uda” Seru Yuni via telp international.
“ Kenapa Yun”
“ Team dari China tidak mau serahkan laporan due diligent kepada  aku. Padahal saya yang signed agrement dengan perusahaan yang jadi target.”
“ Oh itu. Makara maunya gimana Yun”
“ Aku harus lihat laporan itu Uda.”
“ Ya udah. Kalau gitu kau ikut mereka ke Beijing ke temu dengan aku. Nanti kau akan tahu juga”
“ Oh gitu ya Uda. Ya udah Yuni ikut mereka.”
“ Yun, biar proses perundingan tidak terhenti, selama kau pergi serahkan mandate perusahaan ke Henry ya.”
“ Ya Uda.”
***
Di bawah tempratur 7 derajat celcius, Beijing nampak berkabut. Yuni melangkah keluar dari bandara. Ketika hingga di Hotel, Burhan sudah menanti di Loby. Rasanya Yuni ingin menghambur dalam pelukan Burhan. Mengingat pikirannya semenjak Burhan sakit selalu kepada  Burhan. Apalagi melihat Burhan sehat. Namun niat itu di urungkannya lantaran Burhan segera mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Yuni cepat mencium punggung tangan Burhan “ Lihat uda sehat. duh senang hati Yuni.”
“ Kamu cepat ke kamar. Mandi dan pakai baju terbaik. Karena kita jam 8 kita akan makan malam dengan tean mereka “
“ Baik Uda. Ayo temanin Yuni ke kamar. “
“ Aku tunggu di sini aja Yun”
“ Kenapa uda.Biasanya Uda engga begini.”
“ Sejak kau pakaian jilbab, saya jadi salah tingkah”
“ Hallo, Boss. Aku masih Yuni yang dulu , yang sering ngeselin Boss”Kata Yuni denga raut manjanya. 
“ Benar nih”
“ Yuni percaya dengan Uda dari dulu. Uda engga pernah sentuh Yuni, walau Yuni ingin sekali.”
Burhan tersenyum sambil melangkah ke arah lift “ Ayo cepat ke kamar. Aku mau pastikan kau engga usang lama riasnya”
“ Siap boss.”
Burhan menyediakan kamar president sweet room untuk Yuni. Kamar dan ruang tamu terpisah. Sehingga Burhan bisa menanti di ruang tamu kamar ketika Yuni ganti pakaian di kamar.

Jam 8 malam, Burhan tiba ke restoran di dampingi oleh Tong, Lena dan Wu. Dari team China hadir Lili Hui dan tiga orang anak muda. 

“ Ini laporan hasil due diligent “ kata salah satu anak muda kepada Burhan sambil menyerahkan paper dengan binding cover warna merah.
“ Apa kesimpulannya ?
“ Proyek itu tidak punya apa apa kecuali asset keras yang tidak ada nilai apapun.”
“ Bukankah mereka sudah melaksanakan riset lebih dari 5 tahun? Kata Yuni.
“ Masih sangat prematur hasil riset mereka. Useless “ Kata Lili.
“ Oh my god.” Seru Yuni.
“ Ya engga apa apa. Kita mundur dari transaksi itu.” Kata Tong.
Yuni menatap Burhan, seakan mengharapkan Burhan bersikap.
“ OK. Kita keluar dari transaksi “ kata Wu. 
Burhan hanya membisu namun tetap tersenyum. “ Mari di nikmati makan malamnya.” Kata Burhan ketika hidang tersedia diatas meja. Kemudian pembicaraan lebih banyak soal yang tidak penting. Keliatan sekali keakraban LIli dengan Burhan. Yuni merasa sedikit cemburu namun beliau sadar bahwa Burhan harus bersikap ramah kepada tamunya.

Usai makan malam , Burhan dan Yuni kembali ke Hotel. Namun lantaran kamar mereka berbeda, Burhan mengajak Yuni minum teh di cafe yang ada di hotel. 
“ Uda, maafkan Yuni lantaran mengecewakan uda”
“ Engga apa apa. Dari Beijing kau ikut saya ke Jakarta. Engga usah balik lagi ke NY.”
“ Pulang uda ?”
“ Ya. Kan udah setahun kau cuti dari kantor di Jakarta.”
“ Tapi perusahaan Yuni di NY gimana ?
“ Kan kau sudah kasih mandate kepada Henry “
“ Ya”
“ Ya udah. Selanjutnya sub holding di NY yang akan kelola perusahaan itu” Kata Burhan dengan santai. Tak nampak sedikitpun Burhan sedang meradang rugi lantaran biaya yang telah di keluarkan selama setahun untuk Yuni.
“ Uda…”
“ Ada apa ?
‘ Boleh tanya “
“ Ya”
“ Uda engga rugi kan?
“ Apa saya bicara rugi dari tadi ?
“ Ya engga”
“ Lantas kenapa kau tanya?
“ Makara uda sanggup untung dari kerjaan Yuni di NY ?
Burhan hanya tersenyum.
“ Udaaa” Teriak Yuni. “ Hayooo.ngaku. Uda untung ya? gimana bisa untung? Yuni kenal betul bahasa badan Burhan, lantaran beliau pernah tiga tahun bersama Burhan di Hongkong.

Buhan tetap membisu dan tersenyum penuh arti.” Ayo dong Udaaa.kasih tahu Yuni gimana caranya uda sanggup untung?
Burhan mengambil sesuatu dari saku jas nya “ Ini bonus untuk kamu. Maaf kalau kurang” 
“ 2 juta dollar “ Kata Yuni setengah teriak membaca bank draft di tangannya. Yuni segera menyambar tangan Burhan dan mencium punggung tangan Burhan dengan air mata berlinang. “ Dengan uang ini Yuni mau beli apartemen di London untuk Yuli”
“ Oh OK.”
“ Thanks my dear brother.

Tak berapa usang nampak Yuni murung.
“ Ada apa Yun”
“ Mahmud, kasihan beliau uda. Padahal beliau sangat berharap deal ini terjadi. Yang niscaya kegagalan transaksi ini akan membuat beliau pengangguran, menambah daftar pengangguran nasional Amerika. Kasihan uda.. Yuni merasa bersalah uda”
“ Kamu tidak salah. Itu salah aku.”
“ Kenapa uda yang salah, Kan Yuni yang berbuat. Uda sudah tunjukan uang di bank. Sudah penuhi semua proses pengambil alihan. Tapi mereka yang tidak performed.”
“ Ok Tawarkan Mahmud untuk pindah ke Hangzhou, Zhejiang”
“ Perusahaan apa itu?
“ Produsen prosesor terbaik yang pernah ada.”
“ Punya holding”
“ Ya , tepatnya malam ini holding punya 51 % saham. di produsen prosesor itu”
“ Malam ini?
“ Ya. “ 

Yuni melamun cukup usang seakan berpikir keras. Akhirnya matanya memandang asing ke arah Burhan “ Uda..” Seru Yuni dengan air mata berlinang “ Uda manfaatkan Yuni Ya. Kenapa uda? Ini transaksi beresiko. Uda jadikan Yuni sebagai pretender, uang yang ada di escrow itu juga bukan milik uda. Semua nampak sempurna. Semua hanya untuk dapatkan informasi di perusahaan Mahmud kerja. Dengan due diligent , uda sanggup semua informasi.  Yuni tahu , perusahaan mahmud sedang melaksanakan riset material processor. Namun mereka kehabisan uang. Kenapa uda ? Kenapa uda? 
Burhan hanya diam. “ Uda..” Teriak Yuni sambi memukul dada Burhan. Kemudian beliau merobek robek bank draft itu. “ Yuni engga butuh uang dengan cara begini Uda. Bukankan selama ini Uda ajarkan Yuni untuk hidup jujur, menjaga kehormatan. Ya kan..”

Burhan hanya diam. Yuni terus menangis. Dada berguncang hebat. Tak tahan menahan gejolak emosinhya. Burhan memberinya air di gelas. “ Minumlah, tenangkan dirimu. Setelah itu saya jelaskan alasan saya berbuat ibarat yang kau tuduhkan” Kata Burhan.

Setelah Yuni menenangkan dirinya, Burhan berkata.
“ Yun, kau tahu di era kini tidak ada peralatan canggih yang tidak butuh komputer. Tidak ada komputer yang bisa beroperasi tanpa prosessor. Sementara prosessor di monopoli oleh satu merek dari satu perusahaan dan itu di miliki Amerika. Perusahaan tempat Mahmud kerja itu, yaitu pesaing yang tak pernah berhasil mengalahkan sang monopoli. Bank bank di Amerika dibawah tekanan untuk menolak kredit mereka. Siapa yang menenekan? Kita tidak tahu niscaya siapa. Tapi faktanya setiap ada pesaing , maka akan di matikan secara keji. Sementara negara kita butuh kemajuan industri elektronik. Tanpa prosessor kita hanya jadi tukang jahit. Semakin banyak kita produksi, semakin besar mereka sanggup laba, sementara keuntungan kita di atur mereka. Ini tidak adil.

Indonesia engga mungkin bisa melampaui kemajuan riset mereka. Tidak mungkin mereka mau kerjasama dengan kita untuk transfer tekhnology. Satu satunya cara yaitu dengan memakai tangan China. China telah melaksanakan riset lebih dari 5 tahun tapi mereka belum berhasil menemukak prosessor ibarat merek yang telah ada. Namun dengan di gabungkan hasil riset mereka dengan hasil riset dari perusahaan tempat Mahmud kerja maka China bisa dengan praktis menghasilkan prosessor terbaik di dunia. “

“ Lantas apa hubungannya dengan Indonesia , dengan uda?

“ Perusahaan yang akan memproduksi prosessor di China itu 51 % sahamnya punya holding. Dan saya salah satu pemegang saham secara umum dikuasai di Holding. Nah,  saya yaitu putra ibuku, orang Indonesia. Tentu tidak sulit bagiku untuk mengembangkannya kelak di Indonesia. Indutri elektronik untuk aneka macam keperluan ibarat alat kesehatan, dirgantara, transfortasi, dan lain lain sanggup kita hasilkan berdikari tanpa tergantung lagi dari Amrik.“
“ Makara uda merampok tekhnologi orang demi idealisme uda?
“ Ya saya udah minta baik baik , orang Amrik itu engga mau, ya terpaksa saya rampok. Tapi rampok secara legal dan smart.”
“ Dan Uda manfaatkan saya yang lugu ini untuk melakukannya.”
“ Benar. Itu salah ku” Kata Burhan dengan raut wajah menyesal. 

Yuni melamun lama. Burhan masih dengan wajah sesal. Tak berapa usang Yuni menyentuh pipi Burhan. “ Itu bukan salah Uda. Yuni salah lantaran tidak pernah bisa cepat memahami setiap tindakan Uda. Dan cepat paranoia terhadap perilaku uda. Padahal niat uda sangat mulia. Menjadi petarung sendirian menghadapi raksasa yang angkuh dan culas. maafkan Yuni.”

***
Dengan pesawat Korean Airline, Burhan dan Yuni terbang dari Beijing ke Hongkong. Karena Burhan ada kesepakatan meeting di AirPort dengan sahabatnya sebelum terbang ke Jakarta. Di dalam penerbangan Business Class, Yuni duduk di sebelah Burhan yang asyik membaca buku sejarah Islam. Yuni ingin bertanya sesuatu namun niat itu di urungkannya lantaran melihat Burhan asyik dengan buku bacaannya. Namun ketika hidangan makan malam tiba , Burhan menutup bukunya , melirik kearah Yuni seraya memegang lengan Yuni. 
" Apa ada yang tersisa kisah ihwal Mahmud? Kata Burhan dengan tersenyum.
" Maksud Uda?
" Kamu merindukannya?
" Uda tanya apa saya ada korelasi istimewa dengan dia?
" Bisa juga begitu "
" Aku udah engga mikir laki laki Uda. Yuni hanya focus untuk Yuli dan membayar kebaikan Uda ke Yuni"
" Kamu udah bayar lebih dari cukup. Malah saya merasa berhutang"
" Persahabatan yang tulus yang di uji dengan waktu, itu mahal dan tak bisa di bayar dengan apapun kecuali dengan ketulusan juga."
" Bisa aja kamu. Tapi saya merasa bersalah lantaran melibatkan kau dengan transaksi berisiko besar. Itu yang terjadi di Amerika."
" Engga apa-apa Uda. Yuni merasa tersanjung Uda begitu percaya dengan Yuni untuk urusan yang sangat mulia demi negara yang kita cintai" 
" Ya tapi tidak seharusnya kau terlibat. " kata Burhan dengan wajah sesal.
Yuni menggenggam jemari Burhan untuk menguatkan dan meyakinkan bahwa beliau tidak mempersoalkan kasus itu. Hening.
" Uda, boleh tanya ?
" Apa ? 
" Semua dari awal sudah diatur ya biar Yuni jadinya kenalan dengan Mahmud. Termasuk sewa kantor satu building dengan kantornya Mahmud"
" Kenapa tanya itu?
" Mau tahu aja Uda. Boleh kan.?
" Baiklah saya jawab. Ya. Semua sudah diatur oleh Henry"
" Termasuk mengirim Team consultant dari Beijing, yang hanya tiga hari bisa selesaikan Due diligent. Siapa mereka itu bekerjsama ?
" Mereka Tanaga jago China yang telah melaksanakan riset semikonduktor dan prosesor lebih dari 5 tahun.N amun belum berhasil menemukan prosesor terbaik. Karena terkendala soal material."
" Itu sebabnya mereka hanya butuh 3 hari Due diligent sudah bisa sanggup semua informasi yang dibutuhkan untuk menuntaskan riset mereka yang tertunda. Dan tentu tindakan mereka tidak akan di curigai lantaran di lakukan dengan singkat. Disamping itu mereka lakukan atas perintah calon pembeli yang telah tunjukkan bukti uang sebesar USD 150 juta."
" Kamu cerdas sekali Yun"
" Dan secara aturan tidak bisa di tuntut lantaran memang Perusahaan Mahmud tidak bisa performed atas Purchase agreement. "
" Ya. "
" OK, kini gimana dengan uang USD 150 juta itu ?
" Uang itu memang dari awal di gunakan untuk  take over sky building di Boston. Setelah di beli kita akan jual SUKUK di Dubai untuk dapatkan cash Advance sebesar 1,5 kali dari harga beli. "
" OK. Makara bukti dana itu hanya bukti yang memang tidak ditujukan untuk ambil alih perusahaan Mahmud. Kegagalan sudah di design dari awal. Sekarang Yuni mau tanya , dari  mana dana untuk bangun pabrik prosesor dan industri MRI itu?
" Dari venture capital. Lili Hui.  Ini proyek kondusif lantaran di jamin pasarnya oleh Pemerintah China.
" Uda sanggup saham 51 % lantaran Uda berhasil dapatkan Tekhnlogi prosesor  untuk MRI itu dari hasil mencuri melalui transaksi pretender dengan Mahmud
" Ya. "
" Dan itulah prestasi Yuni."
" Ya"
" Mana cek USD 2 juta itu? 
" Kan udah kau robek. Ya udah "
" Udaaaaa ... Mana? Kata Yuni setengah berteriak seraya merogoh jas Burhan.
" Udah engga ada."Kata Burhan menepis tangan Yuni dari saku jas nya.
" Uda gitu ya caranya  "Kata Yuni setengah merajuk.
" Makanya jangan cepat bawa perasaan. Uang 2 juta dolar di robek"
" Bodo amat. Pendeknya Yuni akan bilang ke Yuli , cari apartemen di London dan uangnya minta sama papa"
Burhan hanya tersenyum. 
" Uda kesepakatan ya, mau pekerjakan Mahmud di Pabrik MRI itu."
" Ya."
" Clear "

Hening. Yuni berusaha tidur sesudah itu. Namun Burhan sibuk dengan komputer nya. Ketika roda pesawat lepas dan persiapan lending , Yuni terbangun. Burhan masih dengan komputernya 
" Uda., tampaknya Yuni masuk pra mono. "
" Kenapa kau simpulkan begitu ?
" Karena udah jarang men"
" Coba periksa ke dokter"
" Ya, nanti hingga jakarta Yuni akan periksa kedokter. "
'  Kasih saya hasilnya."
" Ya, uda"

***
Di Bandara Hong Kong, Burhan mendapatkan telp “ Where should i meet you ? terdengar bunyi Hendra dari seberang. 
“ Aku tunggu kau di HKIA 2.”
“ Ok. Aku kesana. Di restoran tempat biasa ya? 
" OK."

Burhan tahu, Hendra dalam keadaan tertekan. Demikian email yang beliau terima ahad lalu. Transaksi yang dilakukan Hendra penuh ambisi jadinya hancur berkeping keping. Beberapa asset yang dikuasainya di Eropa ,harganya fall down. Padahal sebagian besar asset tersebut ditempatkan sebagai collateral untuk jadwal pembiayaan pengambil-alihan project di aneka macam Negara. Sudah bisa dipastikan hanya soal waktu project yang telah dikuasainya akan diambil alih bank lantaran value collateral tidak lagi sufficient untuk meng cover outstanding loan nya.

Yang menyedihkan yaitu seluruh harta yang Hendra sanggup dari kerja keras siang malam dan berpuluh tahun itu, jadinya menguap ditelan angin angin kencang moneter global. Mungkin bila saatnya tiba, tak ada lagi harta tersisa yang patut beliau banggakan kecuali harta pribadinya yang tentu lambat laun akan habis lantaran dimakan ongkos yang mahal, ibarat jet pribadi, kapal pesiar, apartement glamor dll. Ketika Burhan bertemu dengan Hendra dalam makan malam di Hong Kong financial club. Yang pertama kata keluar dari verbal Hendra yaitu beliau mengutuk dan meratapi kebodohan pemerintahan di Eropa yang mengakibatkan keadaan financial market tak lagi menjadi tempat nyaman untuk membuatkan hartanya.

Lima tahu kemudian , Hendra sulit ditemui lantaran beliau sibuk melaksanakan investasi dimana mana. Ketika negeri nya begitu sulitnya mendapatkan dana membangun pembangkit listrik , Hendra malah sibuk mengambil alih perusahaan pembangkit listrik di Dubai. China, Brazil dan lain lain. Ketika orang begitu sulitnya membangun infrastruktur ekonomi, malah beliau sibuk mengambil alih beberapa business infrastruktur dibeberapa Negara. Ada perusahaan Pertro Chemical raksasa yang terhadang kesulitan likuiditas dan di ambang kebangkrutan, beliau tampil sebagai penyelamat dengan melaksanakan restruktur permodalan berskala gigatik.

Kini Burhan kehilangan kekuatan. Masa depan terasa gelap dihadapannya. Dia mengkawatirkan nasip anak anaknya, istrinya dan tentu sederet benda kesenangannya, juga pride.. Burhan hanya tersenyum mendengar keluhannya. Hendra mungkin agak kesal dengan perilaku Burhan yang tak nampak prihatin. Sebagai sahabat, Burhan katakan kepada Hendra bahwa beliau tak pantas berkeluh kesah lantaran kemana beliau pergi masih memakai private jet. Disetiap Negara beliau tinggal dirumah yang dibelinya sendiri. Itu tidak disadarinya. Dia hanya kawatir masa depan business nya akan hancur.

" Ada sesuatu yang salah dari awal. Kata Burhan. Hendra terkejut lantaran menyebut ihwal kesalahan. " Betapa tidak ? sedari awal kau hanya berpikir ihwal uang. Segala daya kau lakukan untuk mendapatkan uang. Ini bagaikan narkoba yang selalu menuntut untuk lebih dan lebih. Sehingga bila awalnya uang yaitu suatu kenikmatan namun pada jadinya uang sudah menjadi racun dalam jiwanya. Sedikit saja ada kasus maka derita nestap menyelimuti dirinya. Kamu kawatir hartamu akan menyusut. Kawatir tak ada lagi ruang untuk terus tumbuh dan berkembang. Pada ketika itu kau tak henti menyalahkan siapapun termasuk menyalahkan pemerintah. Padahal selama ini kau menikmati kemewahan berkat regulasi pemerintah. Itupun kau tidak sadari."

" Bagaimana dengan kau ? tanya Hendra. Burhan tersenyum lantaran Hendra seakan ingin mengetahui ihwal perilaku Burhan ditengah krisis global ketika ini. Mungkin Hendra mencibirkan Burhan yang tentu lebih sulit darinya. 
“ Ya secara materi , saya bukanlah apa apa dibandingkan kamu. Namun secara kejiwaan saya lebih siap mendapatkan kenyataan. Bukankah nasip jelek itu ada ketika kita tidak mengakui ada nasip buruk. Dan nasip baik itu ada ketika kita sadar ada nasip buruk.”  Begitu kata Burhan. 

Hendra nampak bingung. “ Kamu berfilsafat !. Itu tandanya kau sudah tidak ada lagi kata kata untuk mengungkapkan realitas. Padahal kita hidup dalam realitas. Bangunlah, sahabat.” Katanya.

“ Bagi saya bukan soal realitas tapi memang begitulah perilaku hidup saya. Bahwa saya tidak pernah menganggap kesenangan dunia sebagai tujuan. Bila kita mengejar kesenangan , harta, kepuasan , kita niscaya akan kehilangan semua itu. Yakinlah. Saya bekerja keras dan terus bergerak tanpa kenal lelah. Bukan lantaran ingin ibarat kamu. “ Kata Burhan tegas. “ Dalam banyak hal kita mungkin punya nature sama tapi dalam hal prinsip kita jauh berbeda. “ Sambung Burhan.

“ Apa itu.. Tanya Hendra. 

“ Yaitu kita memang butuh uang tapi itu bukan segala galanya.

“ Memang uang bukan segala galanya tapi segalanya tak bisa dilakukan tanpa uang. Ingat ini era uang yang bicara. Berhentilah berfilsafat, sahabat”. Kata Hendra dengan nada mengejek. 

“ Kalau begitu , inilah letak problem yang sedang melanda kamu, juga sebagian besar kaum ibarat kita.”  kata Burhan. “ Kamu terjebak dalam paranoia akhir keadaan yang tidak bersahabat. Karena kau hanya yakin bahwa uang yaitu segala galanya. Orang termiskin yang saya ketahui yaitu orang yang tidak mempunyai apa-apa kecuali uang. Kamu lebih lemah dibandingkan simiskin yang tinggal dirumah reot dan berbaju selembar. Berhentilah barang sejenak berpikir soal uang. Lupakan soal masa depan. Lihatlah hari ini dan syukuri sebagai berkah tak terhingga dimana kau masih bisa bernafas dan menikmati mentari dengan gratis dari Tuhan.”

“ Apa yang harus saya lakukan? Tanya Hendra. Kini beliau mulai tercerahkan. Burhan senang lantaran sahabatnya mulai berpikir rasional. 

“ Apa yang harus dilakukan yaitu berbuatlah untuk membahagiakan orang lain dengan apa yang kini kau punyai. Pernahkah kau berpikir bahwa minuman dan masakan yang terhidang didepan kita harganya sama dengan penghasilan satu bulan buruh di Indonesia ? Pernahkah kau menyadari ongkos sekali jalan kau melintasi benua sama dengan penghasilan petani dua kali musim. Pernah kau menyadari ongkos memanjakan perempuan wanitamu sama dengan biaya mahasiswa miskin sebanyak ratusan orang . Pernahkah itu semua terpikirkan. ?

Sementara apa yang kau belanjakan dari kerja keras itu tak lain hanyalah kesia siaan. Kesenangan yang menyesatkan. Tak ada nilai. Nyatanya ketika uang mulai menyusut, yang pertama kau pikirkan orang orang terdekat kau akan meninggalkan kamu. Padahal masih ada yang bisa kau perbuat dengan sisa harta itu, yang tentu sangat bernilai bagi mereka yang duapa harta. Sedikit bagi kau namun sangat berarti bagi mereka yang lapar dan tersisihkan oleh kerakurasan orang ibarat kamu. Sadarlah…”

Keduanya Hening. Dari tadi Yuni hanya menjadi pendengar yang baik. Namun dari pembicaraan ini, Yuni sanggup pelajaran mahal ihwal orang orang ibarat Hendra. Bahwa tidak semua mereka senang dengan hidupnya. Kalaupun Burhan bisa bersikap ibarat yang beliau katakannya, namun Yuni tahu Burhan kadang merasakan  tekanan dalam bentuk lain. Hanya bedanya Burhan punya kekuatan spiritual. Sholat dan Sabar yaitu senjata utama nhya dalam menghadapi setiap persoalan. Hingga beliau nampak tegar dan selalu percaya diri. 

“ Han, saya paham. Apakah ada kemungkinan saya sanggup solusi dari kamu? Please. Saya butuh pinjaman jangka pendek. Bantulah. Karena engga ada lagi yang bisa saya gadaikan untuk sanggup pinjaman. “ 

“ Tidak ada solusi dari saya. Solusi ada pada perilaku dirimu sendiri. Karena tidak ada kasus yang lebih rumit kecuali dirimu sendiri. Lihatlah kenyataan dan belajarlah dari kenyataan. Kamu akan baik baik saja. “ Kata Burhan dengan tersenyum seakan memberikan keyakinan kepada Hendra untuk tidak perlu takut. “ Apapun yang terjadi , kau tetap sahabat saya. Kaya atau miksin , kau tetap sahabat saya. Hadapi kasus dengan tenang. Saya yakin kau bisa “

“ Baiklah Han. Terimakasih” Kata Hendra sambil memandang ketempat lain. Seakan hilang harapan. Tidak tahu apa yang harus di katakan. Burhan berdiri “ Saya harus check in lagi untuk penerbangan ke Jakarta. “ Kata Burhan sambil menepuk pundak Hendra. Yuni juga lansung berdiri mengikuti langkah Burhan yang terkesan cepat. Yuni tahu, betapa pedulinya Burhan kepada sahabatnya. Dia korbankan terbang eksklusif ke Beijing- Jakarta, hanya lantaran untuk pembicaraan tak lebih 10 menit dengan Hendra.

Ketika menanti Boarding , Yuni bertanya kepada Burhan
“ Yuni jadi ingat kejatuhan Amerikan, mungkin ibarat yang Uda ceritakan ya. “

Kamu tahu Yun, Aku ingat ketika terjadi crisis kredit di Amerika tahun 2008,kolumnis populer dar The Washington Post menyampaikan bahwa We are now facing more than just a financial mess; almost every other major institution is under threat. The political system is adrift; public schools are failing; the borders are porous; the intelligence agencies are dysfunctional; the inner cities are infested with drugs and gangs; the family is broken; and millions are fleeing their churches. In most of our institutions there is poor leadership. A survey by Harvard's Center for Public Leadership revealed 77 percent of Americans believe the country faces a leadership crisis; this is prevalent across 12 different institutions and leadership groupings. In the survey, Congress, the executive branch, the business community and the media ranked in the lower echelons. Democratic capitalism is based on widespread social trust - especially, trust in leaders. Without this confidence, the whole system threatens to unravel. The solution is not more government regulation; it is moral and spiritual renewal. “

Ungkapan tersebut ingin menyadarkan public AS bahwa krisis terjadi harus disikapi secara mendasar terhadap akar masalah. Dana talangan tidak akan menjamin perbaikan ekonomi AS. Ini hanya mengobati rasa sakit tapi tidak menghilangkan sumber penyakit. Biang penyakit bekerjsama yaitu ada pada kemorosotan moral para pemimpin AS. The solution is not more government regulation; it is moral and spiritual renewal. “

Yuni terhenyak mendengar kata kata Burhan. “  Padahal sebelumnya para pemimpin AS begitu bangganya mengeksport paham kapitalisme dan demokrasi kepada seluruh dunia. Mereka memaksakan aktivitas demokrasi dan kapitalisme , neo liberal disemua sector tapi mereka lupa satu hal bahwa apapun ideology haruslah didukung oleh kepercayaan public terhadap pemimpinnya. Dan itu hanya mungkin bila pemimpinnya mempunyai moral spiritual yang tinggi.” Kata Yuni.

“ Di AS para politisi berusaha menghilangkan ruang agama dalam setiap pembahasan regulasi. Kampanye hidup bebas dan individualisme telah membuat banyak gereja kosong dan bahkan ada yang dilelang.” Kata Burhan

“ Namun , Islam tumbuh dan berkembang secara significant di AS. Kedatangan Islam di AS menjawab semua kebutuhan spiritual masyarakat AS yang mulai gamang dengan masa depannya. Lambat tapi pasti, Islam mulai menjadi agama yang diperhitungkan. Keagungan peradaban Islam tempo dulu ,kini mulai diulas oleh aneka macam seminar. Spiritual Islam dan kehebatan sejarah peradaban islam , banyak dipakai oleh perusahaan Raksasa AS sebagai cara memotivasi karyawan untuk tumbuh dan berkembang ditengah arus globalisasi. Mereka sadar globalisasi bukan ibarat yang berpengaruh memakan yang lemah tapi globalisasi ibarat ketika Islam menguasai dunia, dimana kemakmuran dan keadilan , perdamaian mewarnai seluruh pelosok bumi.” Kata Yuni.

“ Ya, sementara itu, kalangan politisi AS terus meniupkan kebencian terhadap efek Islam diseluruh dunia. Bahkan negara yang mendukung kekuatan gerakan islam akan menuai kesulitan untuk memperoleh pemberian pendanaan dari forum multilateral. Ulah AS terhadap Afghanistan, Pakistan, Irak , Sudan yaitu bukti betapa rendahnya moral politikus AS dan selama ini hanya ditonton saja oleh public AS. Namun , dengan kejatuhan wallstreet dan mega scandal dibidang keuangan, maka public AS gres sadar bahwa musuh mereka bekerjsama bukanlah Islam tapi diri mereka sendiri. Dan islam ibarat agama Artikel Babo, selama ini berjuang tidak lebih hanya untuk mengingatkan umat insan biar kembali kepada hakikat diciptakan oleh Tuhan bahwa insan itu harus menegakan kebajikan dengan menjujung tinggi the truth, goodness dan justice. Dan itulah moral bekerjsama yang membuat semua fondasi social kokoh sepanjang masa.”

“ Tapi akankah ini sanggup dipahami oleh para politikus AS ? 

“ Keliatannya masih jauh sebagaimana ungkapan dari Jeffrey T. Kuhner “Don't expect to hear any of this from Sen. Barack Obama or Sen. John McCain. They are our leaders, after all.”

“Sangat menyedihkan dan keliatannya krisis ini tidak disikapi sebagai peringatan Tuhan. Mereka masih meremehkan situasi. Mungkin itu sebabnya pak Jokowi punya jadwal revolusi mental ya Uda.”

Burhan hanya tersenyum “ Kamu semenjak kenal si Turki itu semakin pandai yang  bicara politik.”
“ Ah Uda. Kan uda yang nasehati aku, bertemanlah dengan orang yang karenanya membuat kita berkembang lebih baik secara spiritual. Dan Hormati orang kaya biar mereka sanggup menuntun kita ke mata air dan sayangi orang miskin biar tenggang rasa kita tetap hidup untuk mendekat kepada Tuhan. Ya kan.”

Burhan hanya tersenyum.

“ Eh Uda…Yuni keliatan udah renta ya ? Kata Yuni dengan wajah memerah ketika Burhan memperhatikan sekilas wajahnya.
“ Engga lah. Usia kau memang 45. Tapi penampilan kau ibarat usia 35 tahun. Gimana engga infinit muda. Seminggu dua kali ke Gym dan spa. Sejak kau pakai jilbab kau nampak lebih cantik. Ada aura di wajah kau yang membuat laki-laki segan pada pandangan pertama."

“ Thanks. Yuni percaya Uda bilang Yuni elok itu jujur. " Kata Yuni memerah wajah. " Teman sobat Yuni bahkan ada yang pakai suntik segala biar nampak infinit muda. Dan lagi penampilan Uda juga lebih muda dari usia Uda.”

“ Emang saya udah tua? KIta hanya beda 6 tahun kok. Catat itu “ Kata Burhan tersenyum sambil berdiri dari tempat duduk lantaran terdengar panggilan untuk masuk pesawat.

***
Setelah hampir setahun di New York, Yuni kembali masuk kantor di Holdingnya di Jakarta. Walau beliau gres masuk namun perkembangan perusahaan setiap hari beliau monitor dari Amerika. Itu sebabnya beliau bisa eksklusif bekerja tanpa harus bertanya tanya. Hanya beliau perlu keliling ke unit business yang tersebar di beberapa kota di Indonesia dan juga di luar negeri. Hari harinya tetap sibuk. Dia sudah memikirkan untuk membuat kantor sendiri tanpa harus menyewa di office tower. Sehingga semua unit business yang tersebar di beberapa tempat di jakarta, sanggup di satukan dalam satu building. Rencana ini beliau sampaikan kepada Burhan via email. Burhan tidak menjawab. Yuni tahu apabila Email tidak di balas Burhan , itu artinya kebijakan sudah benar tanpa perlu di bahas. Yuni menugaskan Direktur Keuangan Holding untuk melaksanakan planning pembangun gedung kantor.

Selepas kantor Yuni tidak lagi menghabiskan waktunya di cafe bersama sobat sahabat sosialita nya. Waktunya lebih banyak bergaul dengan pebisnis. Diapun aktif dalam asosiasi bisnis. Burhan tidak pernah mempertanyakan kesibukannya. Sejak kembali dari Amerika, Yuni sudah jarang bertemu dengan Burhan. Terakhir Yuni tahu bahwa Burhan lebih banyak di rumah bersama istrinya. Alasanya Burhan ingin lebih punya waktu dengan istrinya. Maklum tahun ini kedua anaknya sudah keluar dari rumah. Istrinya tentu merasa kesepian. Untuk itulah Burhan mendampingi istrinya selama tahun tahun awal dalam kesendirian di rumah. Sambil berharap biar istrinya sanggup mendampinginya kemanapun beliau pergi. Yuni sadar bahwa bagi Burhan keluarga yaitu nomor satu. 

Yuni ingin sekali bertamu tatap muka dengan Burhan khususnya membicarakan rencananya membantu sahabatnya yang sedang di rudung kasus keuangan perusahaannya. Betapa girang hatinya ketika pesan singkat masuk ke gadget nya “ Temanin saya ke spa hari ini “. Benarlah , tepat jam yang di janjikan Burhan sudah ada di cafe favorit nya. Mereka berdua berangkat dengan berjalan kaki ke hotel dimana tempat spa berada. Setelah selesai spa, mereka duduk di ruang santai. 

“ Uda, boleh diskusi “
“ Soal apa ?
“ Aku punya teman. Perusahaannya sangat bagus pengelolaanya. Penjualannya terus meningkat. SDM hebat, produk berkualitas.Laba yang dihasilkan terus meningkat dari tahun ketahun. Relasi Yuni di bank memberikan informasi kepada Yuni perusahaan tersebut bagus dan tumbuh dengan cepat. Namun punya kasus terhadap Cash flow .” 

“ Kenapa bisa begitu? Kata Burhan sambil rebahan di korsi santai.
“ Peningkatan penjuaan begitu cepat namun tidak diimbangi arus kas masuk yang cepat.”
“ Miss management “
“ Ya Perusahaan terjebak dengan peningkatan penjualan secara kredit sementara bank tidak lagi mendukung pembiayaan cash flow tersebut lantaran Debt to equity ratio  sudah diatas ambang batas. Hanya dua cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan yaitu merubah syarat penjualan atau pemegang saham menyetor modal biar kondisi DER membaik. Yang pertama mustahil dilakukan lantaran kawatir memperlemah momentum pasar.Yang kedua para pemegang saham tidak punya dana untuk menbambah modal lantaran pertumbuhan keuntungan habis untuk ekspansi.”

“ Oh gitu. Lantas planning kau apa ?
“ Yuni tertarik terhadap perusahaan ini.”

Burhan hanya membisu sambil memejamkan mata. Dia membalikan tubuhnya menghadap kearah Yuni. “ Makara apa yang harus saya lakukan?
“ Ubah dech kebijakan holding. Makara Yuni bisa gunakan cadangan keuntungan untuk ambil perusahaan ini. “
“ Engga boleh.”
“ Uda, bantu Yuni. Ini suami sahabat Yuni semenjak kecil di Medan.”
“ Engga bisa.”
“ Uda. Kalau kita injeck uang cash, perusahaan akan membaik. Kasih Yuni kesempatan. “
Burhan berdiri dari korsi santainya menuju ke arah meja minuman. Dia minum air putih. Yuni mendekat “ Uda mau Yuni buatkan teh atau kopi.”
“ Engga usah. Air putih aja. Uni di rumah larang saya minum kopi keseringan.” Burhan eksklusif melangkah ke locker untuk ganti pakatain dan ikuti oleh Yuni. Mereka keluar dari tempat Spa. Yuni tidak ingin bicara lagi soal rencananya itu. Karena beliau kenal betul sifat Burhan yang engga bisa di tekan.
“ Gimana hasil investigasi dokter soal penyakit kamu?
“ Engga apa apa. Hanya stress aja penyebabnya. Sekarang udah normal”
“ Kapan periksanya?
“ Tiga bulan kemudian sesudah pulang dari Amerika.”
“ Kenapa kau gres bilang sesudah saya tanya.”
“ Aku pikir engga penting banget uda.”
“ Kamu pikir itu engga penting. Tapi saya mengkawatirkan kamu, Yun.. Cobalah mengerti perasaan orang. Kalau engga , ya engga usah ngeluh.”
“ Ya maaf Uda.”

Karena Burhan ada kesepakatan dengan sobat temannya di Pondok Indah Mall, mereka berpisah. Sebelum berpisah dari tempat spa itu, burhan berkata kepada Yuni “ Undang Direksi itu makan malam besok.”
“ Terimakasih Uda.” Kata Yuni dengan tersenyum cerah. Itu artinya Burhan akan mendukungnya.

***
Jamuan makan malam diadakan di restoran jepang di salah satu hotel bintang lima. Dengan ramah Burhan memuji management perusahaan itu. Burhan mempertimbangkan untuk membantu ketika direksi perusahaan itu meminta biar Burhan mengatasi cash flow nya. 
“ Pak Han, Kami bekerjsama tidak butuh investor dalam jangka panjang. Kami hanya butuh cash flow untuk mendukung penjualan yang terus meningkat. Kami memberikan kerjasama menurut bagi hasil atas dasar persentase penjualan.”
Dengan wajah tetap ramah, Burhan berkata “ Kami bukan forum keuangan untuk memberikan solusi ibarat yang anda inginkan. Kalau itu kami lakukan tentu akan melanggar hukum.”
“ Makara bagaimana caranya anda bisa terlbat membantu kami?
“ Kita kerjasama aja. Kami akan setor modal atas saham yang boleh kami kuasai. Soal harga saham, kita bisa rundingkan.”
“ Maaf, kami perusahaan keluarga. Kami engga bisa tawarkan kepemilikan saham. “
“ Saya maklum.” Kata Burhan dengan tetap ramah.

Usai makan malam itu, Yuni menemani Burhan pergi ke cafe di tempat biasa Burhan menyendiri. “ terimakasih Uda.”
“ Untuk apa ?
“ Udah penuhi undangan Yuni.  Niat Yuni untuk membantu sudah sampaikan tapi mereka menolak.”

Setelah sebulan semenjak pertemuan itu, Yuni kembali di hubungi sahabatnya. Bahwa suaminya ingin bertemu kembali dengan Burhan. Tapi Burhan tidak bisa ketemu lantaran sedang sibuk dengan keluarganya. “Kamu temui aja. kasih tahu saya perkembanganya. Jangan ambil komitmen ya” Demikian pesan Burhan kepada Yuni. Ditengah  pertemuan itu, Yuni menelphone Burhan.
“ Uda , mereka olok-olokan proposal. “
“ Apa proposal nya”
“ Mereka mau jual piutangnya kekita untuk mengatasi cash flow nya”
“ Berapa diskon yang mereka tawarkan?
“ 30%.”
“ Ambil.”
“ Boleh ya Uda.”
“ Boleh.Ambil peluang itu. Uangnya jangan ambil dari holding tapi ambil dari Wenni di Hong kong.”
“ Thanks Uda.

Dengan wajah sumringah Yuni menyampaikan bahwa beliau sepakat atas proposal mereka. Para direksi senang. Rencana besok perjanjian mengenai transaksi ini akan di tanda tangani. Setelah 3 bulan kemudian, Direksi kembali menghubungi Yuni. Mereka nampaknya panik. Mereka setengah memaksa untuk bertemu dengan Burhan.Tapi kembali Burhan tidak ada waktu lantaran kesibukannya dengan keluarga. 
“ Uda mereka panik.”
“ Kenapa ?
“ Mereka terjebak dengan hutang jangka pendek.DER mereka sudah diatas 50%.Wenni engga bisa lagi tambah platform factoring mereka. Kalau di paksa akan terkena aturan dari OJK di Hong Kong. Kalau tidak di bantu, factoring yang kita pegang terancam default. Karena debitur punya alasan tidak membayar hutang apabila suplai di hentikan.”
“ OK. Mulai kini kau keluar dari deal dengan mereka. Selanjutnya urusan di handle oleh team dari Hong kong.”
“ Holding ?
“ Ya.”
“ Baik Uda. Saya kan sampaikan kebijakan ini kepada mereka”

Benarlah tidak lebih seminggu Team dari Holding di Hongkong menemui direksi perusahaan yang bermasalah itu. Mereka yaitu team akuisisi  yang Yuni sebut sebagai team srigala. Dingin dan cepat gerakannya namun akurat. Mereka di latih eksklusif oleh Burhan. Yuni mendampingi team beberapa kali rapat selama proses penyelesaian financial tersebut. Memang pada posisi ini perusahaan tidak punya pilihan banyak lantaran kondisi perusahaan terjebak hutang jangka pendek dan biaya jangka pendek. Karenanya tawaran Team meng akuisi sebesar diatas 80% saham tanpa bisa ditolak. Harga bagus walau tidak sebagus yang di harapkan awalnya. Namun bagaimanapun pemegang saham usang merasa happy lantaran disamping sanggup uang dari hasil penjualan saham juga nilai sahamnya yang ada ditangannya akan meningkat seiring masuknya investor baru.

Bagaimana Burhan membayar perusahaan itu ? apakah dari kas Holding ? tidak! Yuni mengikuti semua tahapan proses hingga uang mengalir ke perusahaan yang sahamnya di ambil alih. Caranya, team membentuk Special Propose Company untuk bertindak sebagai vehicle pengamibi alihan. SPC ini menjual bond dengan underlying akuisis. Mengapa bond bisa laris dijual? lantaran Team punya exit akan masuk bursa dan refinancing melalui bank. Team hanya menjual bond senilai cukup mendongkrak DER menjadi dibawah 30%. Mengapa? dengan DER dibawah 30% team bisa menarik pinjaman gres dari bank untuk mendukung penjualan dan menjaga cash flow tetap sehat. Bagaimana dengan pembayaran bond yang dikeluarkan SPC? Rencananya dengan kondisi keuangan sudah sehat Team akan memberikan kepada limited investor berupa convertible bonds. Artinya hutang itu akan di konversi dengan saham kelak ketika perusahan masuk bursa. Dengan demikian Team bisa ambil perusahaan tanpa keluar uang. 

Setelah proses pengambil alhan itu selesai, Burhan menelphone Yuni 
“ Yun, Perusahaan di bawah kendali Holding kamu”
“ Makara anak perusahaan Yuni?
“ Ya.”
“ Terimakasih Uda.Uda baik banget.”
“ Tugas kau ganti direksi sesuai dengan grand strategy masuk bursa. Pastikan TOP administrator yaitu mereka yang punya reputasi dikalangan perbankan biar beauty  ketika masuk bursa kelak.”
“ Ya uda.”
“ Pastikan jadwal masuk bursa dengan performance strong market sesuai business plan yang ada , bahwa kita akan sanggup sedikitnya  capital gain sebesar 4 kali lipat. “
“ Ya uda. 
“ Kalau kau bisa laksanakan semua planning dengan baik maka Limited investor bersenang hati lantaran mendapatkan yield tinggi dari capital gain dan holding kau tetap sebagai pemegang kendali utama perusahaan lantaran kau tetap mayoritas.”
“ Kok bisa begitu ? 
“ Ya lantaran kau tidak menjual semua saham yang kau miliki di perusahaan itu tapi hanya sebagian kecil sebagai fresh money untuk memberikan konstribusi kepada Holding. Yang penting kau tidak punya hutang lagi kepada limited investor. Setelah itu kondisi neraca perusahaan semakin sehat lantaran masuknya investor bursa. Dengan begitu perusahaan bisa kembali menarik pinjaman dari bank untuk meningkatkan jadwal penjualan biar perusahaan semakin bersinar dan kelak kalau right issue PER akan naik berlipat. Paham kau ?
“ Paham Uda.”

***

Ketika tahun gres Yuni bertemu dengan sahabatnya yang suaminya dulu menguasai saham secara umum dikuasai di perusahaan yang kini dibawah kendali Yuni. Tapi anehnya sesudah itu sahabatnya itu tidak nampak erat lagi. Kesannya berusaha menjauhi Yuni.
“ Sis, kenapa susah sekali di telp “ kata Yuni kepada sahabatnya itu.
“ Untuk apa berteman dengan perampok” kata sahabatnya itu dengan sinis.
“ Maksud kau apa ? Kata Yuni heran.
“ Asal kau tahu aja. Sejak pengambil alihan itu, suami saya sakit sakitan. Udah dua kali kena stroke. Kamu kejam”
“ Kejam?
“ Ya kejam. Gimana engga kejam. Sejak pertama kali pertemuan dengan kamu, suami saya bilang, semua bank menutup pintu memberikan solusi. Belakangan di ketahui , ada pihak yang menekan bank biar tidak menambah fasilitas pinjaman. Sehingga memaksa suami saya untuk deal dengan kamu. Akhirnya semua habis. Habis. Kamu bukan sahabat tapi Ular piton. Melilit orang dengan utang berbunga tinggi dan kemudain memangsanya. “ Kata temannya dengan air mata berlinang. Yuni yakin bahwa Burhan memakai aksesnya menekan bank biar menghentikan kucuran kredit kepada perusahan suami temannya biar terjebak hutang jangka pendek dengannya sehingga jadi mangsa empuk untuk di lumat.

Yuni terasa terhempas dari langit ketujuh, Dia merasa kotor dan hina di hadapan sahabatnya. Yuni gres menyadari apa yang selama ini beliau lakukan bukanlah pekerjaan seorang perempuan , seorang ibu. Kesalahan ada padanya lantaran beliau sendiri yang ingin memperbesar unit bisnisnya di bawah Holding. Burhan? tidak pernah Burhan memaksanya atau memintanya untuk berkembang ibarat kini ini. Itu tiba dari dirinya sendiri. 

‘ Uda, please beri saya waktu. Aku harus ketemu Uda.”kata Yuni via telp dengan nada menahan tangis
“ Ada apa Yun?
“ Penting Uda.”
“ Aku lagi di KL.”
“ Boleh ke sana ?
“ Datanglah”

Ketika bertemu dengan Burhan, Yuni berusaha tenang. Dia sudah siap dengan tekadnya. 
“ Uda, ini surat pengunduran diri Yuni.”Kata Yuni tanpa berani menatap wajah Burhan
“ Kamu mengundurkan diri sebagai direksi atau pemegang saham atau keduanya ? Kata Burhan dingin.
“ Keduanya. “kata Yuni dengan tenang
“ Baiklah tapi mengapa ?  “ Kata Burhan sambil menghela nafas panjang. 
" Yuni udah tahu semua dari sobat Yuni soal bagaimana cara Uda mengambil alih perusahaan suaminya. "
" Maafkan Aku Yun." Kata Burhan sambil meraih jemari Yuni dengan air mata berlinang. Aku tahu kau kecewa dan murka atas perilaku Team dalam proses pengambil alihan perusahanaan suami sahabat kamu. Aku tahu , lambat atau cepat , ketika ini akan datang. Karena kau cukup cerdas untuk mengetahui yang bekerjsama terjadi dan menentukan perilaku sesuai keyakinan kamu.  Ini salah ku. ” 
" Tapi mengapa Uda?". Dia sahabat Yuni. Bukankah Uda yang ajarkan Yuni untuk setia dengan sahabat. Ya, kan ?
" Mau tahu alasan saya ?
" Ya, Please"
" Dari awal saya engga ada niat untuk hostile take over. Tapi lantaran mereka terus menggali hutang lewat factoring itu dan sulit di hentikan lantaran kau juga terus berpera tekan aku. Kamu kan tahu factoring itu tidak ada collateral apapun kecuali binding law. Setelah kita kurangi platform mereka, mereka mencoba menghubungi Bank untuk dapatkan solusi. Ini berbahaya. Asset nya akan di kuasai bank. Kita sanggup apa kalau mereka default? . Makanya saya minta Bank untuk mempertimbangkan tidak memberikan solusi. Karena itu proses hostile terjadi dan memang mereka engga punya pilihan. Bisnis itu kejam, Yun. Suami sobat kau  gunakan emosi kau biar saya jadi loser. Itu mustahil terjadi. Aku tahu kelemahan kamu. Makanya agresi hostile itu tidak saya beritahu ke kamu. "
" Uda tahu gara gara hostile ini suami sobat saya kena stroke. "
" Sebetulnya keluarga berperan besar membuat sang suami jadi kehilangan bisnis yang di bangun berpuluh tahun . Gaya hidup keluarga yang glamor membuat sang suami tidak punya peluang untuk memupuk keuntungan sehingga ketika ada kasus cash flow, beliau oleng. Ini aturan bisnis. Ketika kau lemah, dan berpikir mengakali orang, kau akan sanggup serangan balik. Apalagi orang yang membantu kau dalam kondisi sangat siap dengan segala resiko. "

Burhan memandang jauh keluar jendela. “ Aku akan telp Lawyer saya di jakarta untuk selesaikan proses pengunduran diri kamu. Kamu akan dapatkan cash atas saham yang kau miliki dan juga bonus.”Suara Burhan terdengar lirih
“ Yuni engga butuh cash dari saham yang Yuni miliki dan juga engga butuh bonus.”
“ Ok..” Burhan tetap tenang, namun nampak air mata mengambang di pelupuk mata “ Apa planning kau sesudah ini ?
“ Entahlah Uda. Aku tidak meratapi kemitraan kita. Tapi yang saya sesali yaitu saya tidak pernah bisa setabah Uda. Tidak pernah punya kemampuan ibarat Uda yang selalu punya alasan berpengaruh dalam setiap keputusan bisnis yang Uda ambil.”

Burhan hanya membisu memandang wajah Yuni dengan raut tidak percaya akan keputusan Yuni untuk keluar dari kemitraan.

“ Yuni hanya ingin jadi sahabat uda saja. Ya sahabat. Papa Yuli. Bukan seorang Burhan yang businessman tapi Burhan sebagai putra dari ibunya, yang humanis dan sayang sama keluaga, menyayangi sahabatnya, rendah hati. Itu aja.”
" Terimakasih Yun. Terimakasih udah mengerti sisi lain kehidupanku. Bagiku persahabatan kita yaitu segala galanya. Aku kawatir kau akan tinggalkan aku. Dan bagaimana dengan Yuli?
" Aku ingin Uda didik Yuli ibarat selama ini Uda didik dia. Tolong jauhkan beliau dari bisnis yang Uda bangun. Bimbinglah beliau menjadi Burhan sebagai putra ibunya, bukan Burhan seorang pengusaha"

Cahaya senja di KL,  sebagai saksi selesai dari kemitraan bisnis diantara mereka berdua. Harta bisa hilang, Jabatan bisa hilang, kemitraan bisnis bisa berakhir, namun yang tersisa hanyalah persahabatan. Yuni ingat kata kata Burhan". Nilai nilai persahabatan bertumpu kepada CINTA. Cinta bukanlah apa yang kau katakan tapi apa yang kau perbuat. Ketika orang yang kau cintai dalam keadaan gundah, tugasmu menentramkan bukan bertanya. Ketika orang yang kau cintai bersalah, tugasmu meluruskan bukannya menyalahkan. Ketika orang yang kau cintai tak bisa menjawab maka hatimulah yang menjawab. Ketika orang yang kau cintai dalam keadaan lemah, tugasmu menyediakan tubuhmu untuk menopangnya. Kecintaan kepada seseorang bukan hanya mempercayainya tapi bagaimana kau bersikap terhadapnya. Dan itu hanya ketulusan untuk sepatah kata bahwa cinta yaitu cinta." Ya berkah Tuhan bukan kanal bisnis yang di miliki Burhan tapi persahabatan. Menjadi sahabat Burhan yaitu pilihan terbaik bagi Yuni untuk berdamai mendapatkan kenyataan.

As my friend I offer you, all that I can give, 
My time, my dreams, my loyalty, as long as I shall live. 
A truer friend you will not find, by searching far or near, 
Nor will I abandon you, of this you need not fear. 
I'm very understanding, when others have caused pain, 
I know I am not perfect, so would never offer blame. 
I offer not perfection, and that is something new. 
But I can offer loyalty, and friendship ever true. 
I will not break a promise, on that you can rely; 
My word will always be my bond, until the day I die. 
Your secrets they are safe with me, as mine would be with you, 
I’m sure if you confide in me, you'd find me ever true. 

I know I'm not perfection, I don’t pretend to be, 
I have my faults, and you have yours, and this we both can see. 
But I will never hurt you, and never be unkind; 
I’d be the truest caring friend, that you could hope to find. 

So don’t be sad that we are friends, 
there is no cause for sorrow. 
Just be glad I'm in your life...for today and  tomorrow.

The End.. 

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait