Jokowi Pembaharu


Seorang fund Manager absurd berkata kepada saya “ entah apa yang akan terjadi jikalau saja bukan Jokowi presiden anda. Karena angin tornado yang bertiup dari AS semenjak tahun 2008 sudah hingga di Indonesia di tahun 2013 dan meluas kesemua sektor membuat berderak makro ekonomi. Indonesia mengalami defisit current account yang merupakan adonan semua defisit. Sangat mengerikan akan masa depan Indonesia. Tanpa perubahan politik rasanya sulit untuk melewati angin puting-beliung ekonomi. Tetapi Jokowi tidak punya power merubah politik secara drastis. Karena kekuasaan di dewan perwakilan rakyat dari koalisinya tidak cukup untuk melaksanakan perubahan.

Apakah Jokowi stuck? Tidak. Banyak kebijakan keras dibuatnya yang di masa sebelumnya hampir mustahil bisa diterapkan menyerupai reformasi migas dan anggaran termsuk Pajak. Entah mengapa serangan dari dewan perwakilan rakyat dan politisi tidak membuat langkahnya surut. The show must go on. Dia nothing to lose yang tidak tersandera dengan masa kemudian karana ia bukan cuilan dari oligarki politik masa lalu. Ditengah anggaran yang difisit sebagai warisan masa lalu, ia terus mencari terobosan untuk terus punya ruang berimprovisasi membuat solusi biar roda pembangun terus bergerak. Tahun demi tahun dilaluinya. Awalnya orang meragukannya dan kesannya lawanya kehilangan kata kata untuk menekannya dan harus mengakui ia memang berkah bagi Indonesia ditengah krisis ekonomi.

Jokowi memang bukan militer yang tampil gagah membawa senjata dan bertubuh berat sepeti gajah bengkak. Tubuhnya kerempeng tetapi nyalinya mengalahkan jenderal yang tak pernah punya nyali mereformasi migas dan menenggelamkan kapal pencuri ikan. Dia bukan profesor ekonomi tetapi ia menimbulkan menteri keuangannya terbaik sedunia. Dia bukan insinyur bangunan tetapi ia menjadi presiden yang paling banyak membuat waduk dan toll sepanjang sejarah negeri ini. Dia bukan ulama dan tidak hafal Al Alquran tetapi ia paling besar lengan berkuasa dan sabar menahan cercaan kebencian. Dia hanyalah laki-laki biasa yang setia dengan istrinya dan mencitai keluarganya dengan cara sederhana. Dan berharap rakyat pun menyikapi bahwa sebuah kekuasaan bukanlah segala galanya. Sikapi pemilu dengan cara sederhana bahwa kekuasaan ialah Amanah yang harus diemban dan diperjuangkan dengan keterlibatan semua pihak biar negeri ini bergerak maju lebih baik.

***
Hujan telah reda. Dari beling lebar di cafe hotel bintang lima , saya melempar pandangan ke jalan utama jakarta. Kemudian sahabat saya dari New York menyampaikan “ Tak pernah terbayangkan. Negeri ini yang tahun 1998 tercabik cabik ekonominya, seakan tak ada impian untuk bangkit. Semua impian di bangun masa Soeharto karam begitu saja. Namun sekarang dengan GDP diatas 1triliun, di prediksi 3 tahun lagi akan tembus USD 2 triliun. Indonesia masuk kelompok negara maju. Semua forum riset international menyimpulkan bahwa Indonesia punya plaform ekonomi yang kokoh di masa Jokowi yang bisa meningkatkan kapasitas 5,4 % (pa) pertumbuhan ekonomi. Di perkirakan tahun 2020 Indonesia sudah diatas Austalia, Rusia, Spanyol, Belanda.

Indonesia memang rajawali perkasa. Tak menyerupai si Panda ( china ) yang imut atau Gajah ( India ) yang lamban. Defisit APBN China terhadap GDP diatas 3 % sementara India mencapai 7%. Sementara Indonesia tumbuh dengan defisit di bawah 3%. Bagaimana dengan hutang? Rasion Utang China terhadap GDP diatas 45%. India diatas 60 % tapi indonesia bisa bertahan di bawah 30%. Bahkan rasio utang indonesia di bawah rasio rata rata negara Emerging Market dan Middle Income Economies. Yang luar biasa , ini di lakukan Jokowi ditengah tekanan politik yang tiada henti. Dalam proses reformasi anggaran dan pajak yang penuh gejolak. Perubahan orientasi dari konsumsi ke produksi yang di bayangi turunnya harga komoditas utama. Saya rasa presiden anda bukan hanya cerdas tapi Tuhan bersama dia. "
Mengapa ?

" Rajawali itu melesat kencang keatas di tengah awan gelap dan petir semesta. Tak nampak ragu sama sekali untuk bersikap tegas melawan hegemoni Cina dan AS di maritim China selatan. Tak ragu melawan hegemoni AS di bisnis SDA. Tak ragu meminta biar IMF di reformasi. Tak ragu menghadang setiap agresi intolerance di dalam maupun di luar negeri. Tak ragu menimbulkan demokrasi sebagai sistem dan transfaransi sebagai sumber kekuatan untuk keadilian. Membangun ekonomi berspektrum global dengan kekuatan mental sebagai petarung yang martabat ,membuat Jokowi punya kelas sebagai pemimpin bukan hanya lokal tapi global. " Kata teman. Saya hanya tersenyum.

Kekuatan Jokowi alasannya ialah didukung kelompok menengah yang kuat, sebagian besar ialah anak muda yang punya logika sehat. Sementara ia hanyalah masinis di lokomotip kaum marhaen yang mengutamakan nasionalisme untuk lahirnya keadilan sosial bagi semua sesuai Pancasila...Sesuatu yang menjadi cita cita para pendiri bangsa ini. We yearn for the prosperity of the country since 1945, independence. " Kata saya mengakhiri pertemuan itu....

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait