Diriwayatkan dari Hakim bin Hizam bekerjsama Nabi bersabda; "Tangan di atas (memberi) lebih baik dari pada tangan di bawah (yang diberi), dan dahulukan orang yang menjadi tanggung jawabmu. Sebaik-baiknya sedekah yaitu sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang memiliki kelebihan. Barangsiapa yang menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup, maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya." Muttafaq'alaihi, redaksi hadist ini ada dalam shahih Bukhari (1428).
***
Saya dan istri makan malam direstoran . Seusai makan, aku meminta bill kepada pelayan restoran. Sudah menjadi kebiasaan istri aku selalu menyidik dengan teliti bill tersebut sebelum aku membayar dengan credit card. Ketika didalam kendaraan menuju pulang beliau bertanya mengapa pajak makan mahal sekali. Saya terkejut sebab ini kali pertama beliau bertanya soal pajak. Saya katakan itu pajak yang diatur oleh Jokowi. Dia berkerut kening. Maklum beliau termasuk orang yang nge-fan dengan JOKOWi. Bukan hanya makan , hampir semua aktifitas orang berduit di Jakarta akan berafiliasi dengan pajak Jokowi. Pajak Hotel, parkir kendaraan STNK, Pajak Tontonan, PBB, dan lain sebagainya. Dari semua pendapatan pajak itulah JOKOWI gunakan untuk belanja bagi kebutuhan orang miskin,yang ingin sekolah gratis , berobat gratis. Makara semua jadwal populis joko widodo itu uangnya berasal dari kita semua. Kata istri aku menyimpulkan. Tapi tidak ada yang salah sebab uang itu tidak dipakainya untuk pribadinya, tapi untuk rakyat, kata aku membela. Dia melamun sejenak seakan berpikir. Akhirnya beliau berkata bahwa seharusnya uang pajak itu digunakan oleh Jokowi biar orang miskin sanggup mandiri. Memberi orang akomodasi gratis tidaklah mendidik. Apalagi secara terprogram. Tangan dibawah selalu tidak elok. Rasul bersabda bahwa sebaik baiknya yaitu tangan diatas.
Saya dan istri makan malam direstoran . Seusai makan, aku meminta bill kepada pelayan restoran. Sudah menjadi kebiasaan istri aku selalu menyidik dengan teliti bill tersebut sebelum aku membayar dengan credit card. Ketika didalam kendaraan menuju pulang beliau bertanya mengapa pajak makan mahal sekali. Saya terkejut sebab ini kali pertama beliau bertanya soal pajak. Saya katakan itu pajak yang diatur oleh Jokowi. Dia berkerut kening. Maklum beliau termasuk orang yang nge-fan dengan JOKOWi. Bukan hanya makan , hampir semua aktifitas orang berduit di Jakarta akan berafiliasi dengan pajak Jokowi. Pajak Hotel, parkir kendaraan STNK, Pajak Tontonan, PBB, dan lain sebagainya. Dari semua pendapatan pajak itulah JOKOWI gunakan untuk belanja bagi kebutuhan orang miskin,yang ingin sekolah gratis , berobat gratis. Makara semua jadwal populis joko widodo itu uangnya berasal dari kita semua. Kata istri aku menyimpulkan. Tapi tidak ada yang salah sebab uang itu tidak dipakainya untuk pribadinya, tapi untuk rakyat, kata aku membela. Dia melamun sejenak seakan berpikir. Akhirnya beliau berkata bahwa seharusnya uang pajak itu digunakan oleh Jokowi biar orang miskin sanggup mandiri. Memberi orang akomodasi gratis tidaklah mendidik. Apalagi secara terprogram. Tangan dibawah selalu tidak elok. Rasul bersabda bahwa sebaik baiknya yaitu tangan diatas.
Tuhan memang mencitaptakan semua hal tapi Tuhan tidak pernah mengirim makanan kesarang burung, Tuhan tidak pernah mengirim uang ke rekening kita. Tapi Tuhan dengan KeMaha AdilanNya memberikan semua burung sayap untuk terbang mintasi pulau dan benua mendapat makanan yang Allah tebarkan di bumi ini, Tuhan membuat Panca Indra bersama Otak biar insan bisa berpikir dan do something mengais rezeki diperut bumi, di Samudra luas, di Hutan belantara , di Gunung, bukit dan hamparan gurun pasir dan sabana dan di angkasa. Sunatullah dibumi memang berbeda dengan di akhirat. Manusia harus berkerja dibumi ini biar bisa membuat sorga untuk dirinya sendiri. Bahkan semakin bertaqwa seseorang dihadapan Allah semakin besar cobaan yang datang. “Seseorang diuji berdasarkan kadar agamanya. Kalau imannya lemah beliau diuji dengan itu (ringan) dan kalau imannya kokoh beliau diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus menerus sehingga ia berjalan di muka bumi higienis dari dosa-dosa. (HR. Al Bukhari). Kualitas seseorang diukur sejauhmana beliau melewati kendala untuk menjadi something.
Ketika reformasi Deng di China, Partai Komunis tidak lagi sebagai penyedia sekolah gratis, makan gratis, pendidikan gratis. Semua harus bayar namun semua orang dijamin mendapat jalan masuk menghasilkan uang biar bisa membayar semua kebutuhan yang tidak gratis itu. Kebijakan ini memang menghasikan penderitaan yang luar biasa bagi mereka yang lemah bersaing ditengah kompetisi kebebasan berproduksi. Namun berjalannya waktu, yang lemah dan yang berpengaruh bersinergi untuk berproduksi sebab begitulah insan yang tak bisa hidup sendiri. Dalam sebuah komunitas insan saling melengkapi dan kiprah Negara menjamin proses ini dengan adil biar tidak ada saling menzolimi. Anggara populis kala Mao yang menjamin semua gratis sebagaimana konsep komunis satu untuk semua, semua untuk satu, dialihkan untuk jadwal pembangunan infrastruktur ekonomi biar system logistic nasional menjadi efisien untuk memastikan semua potensi wilayah sanggup dioptimalkan memenuhi pasar dalam negeri maupun luar negeri. Terbukti Reformasi Deng berhasil menimbulkan china tumbuh dan berkembang atas dasar kemandirian rakyatnya membiayai semua kebutuhan.
Apa yang dikatakan oleh istri aku ada benarnya. Manusia dirancang tidak sebagai penadah tangan untuk berpangku tangan. Manusia dirancang oleh Allah untuk ringan tangan , untuk bekerja apa saja yang halal biar bisa memberi, bisa menjadi khalifah dimuka bumi. Selalu tergantung dengan akomodasi kemudahan tidak akan pernah membuat orang bijak dan hingga mati tidak akan pernah dewasa. Tugas Negara atau pemerintah yaitu menyediakan infrastruktur ekonomi yang memungkinkan siapa saja yang mau berikhtiar akan memiliki jalan masuk untuk beproduksi dan mendapat hasil dari itu. Dari hasil ikhtiar itu akan membuat ia bisa membayar semua kebutuhannya. Bukan seberapa besar yang didapatnya tapi yang lebih penting yaitu rasa hormat sebab beliau mendapatkannya dari kekuatan tangannya, bukan akomodasi gratisan. Bagaimana dengan mereka yang telah berupaya namu tetap gagal mndapatkan hasil? Didalam masyarakat ada kekuatan lain yang lebih andal dari kekuatan pemerintah yaitu kekuatan yang bersumber dari Agama berkata , budaya memakai, yaitu tolong menolong dalam semangat bantu-membantu .Kekuatan ini sebagai bukti bahwa insan yaitu makhluk sosial yang satu sama lain saling tergantung. Jangan remehkan komunitas.
Semua agama punya jadwal charity untuk orang miskin. Dalam budaya, antar kerabat/keluarga, sahabat, tetangga saling tolong menolong dalam semangat kebersamaan. Tugas negara harus menjaga keutuhan kehidupan beragama dan budaya biar tidak terkotori dengan budaya individualistis dari luar. Ya, tolong menolong itu seyogianya dari masyarakat untuk masyarakat yang tak ada hubungannya dengan politik. Tugas pemeritah harus by design dan terstruktur menyiapkan sarana dan prasana kemandirian bagi rakyat dan mengelola amanah agar setiap sen uang yang didapat dari pajak digunakan untuk memastikan dalam jangka panjang tak ada lagi orang menadahkan tangan, untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan sebab kekuatan rakyat yang berdikari membayar kebutuhannya sendiri. Ini hanya mungkin terealisasi kalau negara memiliki idiologi yang berpengaruh untuk memastikan kebaikan dicari, kebenaran dibela, keadilan dijunjung.
Sumber https://culas.blogspot.com/Semua agama punya jadwal charity untuk orang miskin. Dalam budaya, antar kerabat/keluarga, sahabat, tetangga saling tolong menolong dalam semangat kebersamaan. Tugas negara harus menjaga keutuhan kehidupan beragama dan budaya biar tidak terkotori dengan budaya individualistis dari luar. Ya, tolong menolong itu seyogianya dari masyarakat untuk masyarakat yang tak ada hubungannya dengan politik. Tugas pemeritah harus by design dan terstruktur menyiapkan sarana dan prasana kemandirian bagi rakyat dan mengelola amanah agar setiap sen uang yang didapat dari pajak digunakan untuk memastikan dalam jangka panjang tak ada lagi orang menadahkan tangan, untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan sebab kekuatan rakyat yang berdikari membayar kebutuhannya sendiri. Ini hanya mungkin terealisasi kalau negara memiliki idiologi yang berpengaruh untuk memastikan kebaikan dicari, kebenaran dibela, keadilan dijunjung.