Perjuangan Islam Kalah...?

Ketika sholat jumat kemarin saya sempat termenung alasannya ialah khatip berdakwah mengajak orang beriman untuk meningkatkan taqwa nya dan alasannya ialah itu jangan menentukan pemimpin yang bukan beragama islam dan jangan pilih yang munafik. Harus menentukan pemimpin dimana lebih banyak ulama dan partai islam yang mendukungnya. Harus menentukan pemimpin yang terperinci keturunannya dan bisa diperlukan membela syiar Islam. Sebatas ini saya sudah mengira arah ceramah akan masuk ke substansi pesanan dari capres salah satu kubu. Benarlah , Khatip itu menyebut nama Prabowo sebagai orang yang berniat menegakkan syariah islam secara murni dan memastikan tidak ada lagi syiah , Ahmadiah di Indonesia. Sementara Jokowi ialah antek gila dan tidak terperinci agamanya, alasannya ialah orang tuanya juga tidak jelas. Ini terperinci jelas FITNAH! Saya sempat merinding mendengar ceramah ini. Sebegitu hebatnya operasi intelligent untuk merubah persepsi orang ihwal Jokowi. Ada teori dalam ilmu intelligent bahwa bagaimana mendesign orang mau melaksanakan apa yang disuruh tapi beliau tidak menyadari beliau sedang disuruh orang lain tapi beliau lakukan itu alasannya ialah keyakinannya sendiri. Artinya seni administrasi intellgent harus bisa melaksanakan agresi merubah perilaku orang tanpa orang itu sadar beliau sedang dimanfaatkan. Mengapa di bilang canggih? Karena ini melibatkan design menyeluruh ihwal behaviour engineering yang berafiliasi dengan emotional, perceptual , habitual, Culture. Pihak intelligent tahu niscaya bahwa umat islam itu sangat gampang dipancing emosinya dan dibelokkan barisannya asalkan tau caranya. Issue aqidah dan perbedaan mahzab ialah cara efektif. Setiap militer dan dunia intelligent sangat jago soal ini.

Menurut saya apa yang dilakukan terhadap joko widodo dengan fitnah beliau bergama non-islam dan beliau munafik , sanggup dikatakan bahwa operasi intelligent merubah persepsi orang terhadap Jokowi dianggap berhasil. Ini sangat  efektif memenangkan Prabowo – Hatta sebagai Capres. Hal menyerupai ini bukan hal gres untuk memancing emosi umat islam untuk bergeser arah barisannya dan berubah sikap. Dulu ketika di BPUPKI ( Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) terjadi silang sengketa antar pendiri negara yang sebagian besar ingin tegaknya syariah islam. Namun kelompok nasionalis meyakinkan bahwa tampilnya negara islam akan memperumit berdirinya negara kesatuan , bukan alasannya ialah faktor dalam negeri tapi alasannya ialah international yang tidak meninginkan berdirinya negara Islam. Tapi dengan pancasila memungkinkan peluang tegaknya syariah islam  dimasa depan akan terjelma asalkan umat islam bisa memenangkan Pemilu dan menguasai Parlement.  Karena itulah Pancasila disyahkan menjadi falsafah negara dan setuju bahwa UU45 akan dikoreksi dikemudian hari. Nyatanya ketika Partai Islam memenangkan Pemilu tahun 1955, konstituante yang berniat menggolkan syariat Islam sebagai pengganti Undang-Undang Dasar 45, dibatalkan oleh Soekarno melalui dekrit President tahun 1959  dan kembali kepada Undang-Undang Dasar 45. Umat islam tertipu dengan akad kaum nasionalis ketika bersepakat dalam BPUPKI. Sejak itu umat islam, khususnya tokohnya di curigai dan sebagian di tangkap,dipenjara tanpa peradilan yang adil. Mereka semua yang dulu berkompromi dan mendukung republik ini berdiri menjadi pesakitan.

Perseteruan antara Umat islam dan Soekarno dengan platform NASAKOM dimanfaatkan oleh elite ABRI untuk merebut kekuasaan. Operasi intelligent digelar.  Saya teringat dongeng jatuhnya Soekarno tahun 1965 dimana black campaign menyebutkan bahwa Komunis anti Tuhan. Kalau komunis menang maka umat islam akan dibunuh semua. Soekarno dijatuhkan alasannya ialah gerakan kolosal umat islam yang berniat membela Islam. Karena itu konon katanya lebih dari 500.000 kader PKI dibunuh secara sadis oleh massa. Mereka yang mati itu bukan orang kafir atau yahudi, bukan.Mereka ialah rakyat dari kaum miskin yang percaya PKI berniat membela mereka. Namun alasannya ialah fitnah,mereka dibunuh begitu saja, tentu dengan alasan agama. Setelah itu ,Soeharto tampil sebagai penguasa , yang menyebut dirinya rezim Orde Baru. Naiknya Soeharto ialah awal bangkitnya usaha islam.Tokoh Islam yakin bahwa Soeharto akan melaksanakan platform  Islam. Dari tahun ketahun Soeharto selalu menebar senyum dan akad akan membela Islam tapi tak kunjung datang. Bahkan Soeharto dengan vulgar mengundang Asing untuk membangun Indonesia dengan mengorbankan SDA. Setelah 10 tahun Soeharto berkuasa, beliau semakin besar lengan berkuasa dan ketika itulah beliau menyatakan hanya ada satu asas yaitu Pancasila.Tidak ada lagi islam sebagai asas. Yang menentang terang terangan dikenakan pasal subversif yaitu penjara seumur hidup. Yang menentang membisu diam,dicekal dilarang keluar negeri dan hak politiknya diamputasi. Sejak itu umat islam dicurgai dan yang melewan dengan senjata , ditembaki oleh Kopassus. Sekali lagi umat islam tertipu.Soeharto membuktikan siapa beliau sebenarnya. Dia ialah musuh umat islam.

Ketika reformasi, moral persatuan islam sedang tingginya sehingga terbentuklah poros tengah di DPR dan mengalahkan Megawati dengan menempatkan Gus DUR sebagai Presiden. Padahal ketika itu PDIP yang mengusung Megawati sebagai Capres ialah partai pemenang pemilu. Persatuan Islam ini hanya seumur jagung dan hancur alasannya ialah konplik internal dikalangan elite partai islam. GusDur dijatuhkan alasannya ialah skandal Bulog, dan Megawati naik sebagai Presiden. Pemilu 2004 SBY unggul sebagai capres alasannya ialah operasi intelligent yang menyebutkan bahwa ulama korupsi, pemimpin islam tidak amanah, PDIP menjual Negara dan asset Negara kepada asing. Umat islam murka kepada pemimpinnya,kaum marhaen murka kepada PDIP yang meng claim partai wong cilik. Hasilnya SBY menjadi President hingga dua periode dengan sumbangan semua partai Islam. Apa asilnya ? Ketika SBY berkuasa, ekonomi membaik namun penguasaan gila ( capitalism ) terhadap  ekonomi Indonesia semakin meluas. Abubakar Baasir  tetap dipenjara dan umat islam ditembak sebelum diadili alasannya ialah teroris.  Kini,..semua elite dari Partai islam bergabung dengan Garindra untuk mendukung Prabowo jadi Presiden dengan keinginan Prabowo lebih banyak keuntungannya bagi usaha Islam dan alasannya ialah itu kampanye hitam melalui operasi intelligent digelar dengan issue joko widodo bukan islam, joko widodo didikte asing, dan syiah. Semua keburukan ihwal joko widodo dihembuskan oleh Patron disemua level termasuk  ulama dan Dai, itu semua fitnah. Walau semua tahu fitnah itu dosa besar.Tapi mereka selalu punya dalil bahwa itu tidak dosa. Kelak bila ini tertipu lagi maka yang korban ialah kaum duafa.Sementara elite islam tetap hidup senang.

Seharusnya partai  Islam bersatu untuk mencalonkan sendiri capresnya alasannya ialah memang melebihi dari ambang batas. Tapi sudahlah, mereka selalu tidak bisa memakai momentum disaat mereka harus ambil posisi dalam kepemimpinan nasional, sama menyerupai kurun pra kemerdekaa, jatuhnya Soekarno dan terakhir jatuhnya Soeharto. Nah, kalaupun ingin mendukung salah satu capres tidak perlu ikut terlibat dalam permainan kotor. Biarkan saja proses Pileg ini berjalan dengan fair. Arahkan umat kepada visi dan misi masing masing capres. Kalau Prabowo terpilih platform politik tidak akan berbeda dengan Partai Demokrat ( SBY). Kalau Jokowi terpilih maka platform sosialis yang dijalankan menyerupai Bolivia. Biarkan umat memilh calon yang terbaik berdasarkan mereka berdasarkan informasi yang benar ihwal capres. Walau itu tidak tepat alasannya ialah yang mereka pilih bukan koalisi Partai islam yang membawa aqidah islam. Tapi koalisi  dari elite partai islam yang inginkan kekuasaan dan harta. Siapapun yang terpilih sebagai presiden , yang niscaya kalah ialah UMAT ISLAM!(Pejuang syariah Islam)  dan yang niscaya menang adalah Corporate. Semoga kita bijak membaca sejarah bahwa kita umat islam selalu kalah alasannya ialah elitenya lemah bersikap dan ragu bertindak, karena, entahlah…wallahualam.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait