Azim Jamal Dan Zakir Naik


Pernah saya di undang dalam sebuah seminar ihwal Power of giving di Shanghai. Ketika itu yang hadir semua executive dari China. Pengantar bahasa seminar memakai bahasa inggeris. Yang menarik bagi saya yaitu semua yang di sampaikan oleh pembicara itu bersumber dari Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri atau sering pula disebut dengan nama Rumi yaitu seorang penyair sufi. Pembicara seminar yaitu Azim Jamal sang celebritis seminar yang punya penghasilan 6 digit setahun. Bukunya pun best seller. Hampir semua perusahaan yang terdaftar dalam 500 fortune memakai jasanya sebagai pembicara dan pembinaan management.
Walau tidak mencantumkan Al Alquran dan Hadith sebagai narasumber namun semua yang disampaikan yaitu mutiara indah yang ada dalam kitab mulia dan Hadith. Tapi mengapa orang china yang non muslim begitu tertarik mempelajarinya. Setelah usai seminar saya katakan kepada teman yang mengundang saya bahwa semua yang dikatakan itu bersumber dari khasanah islam. Saya juga menjelaskan siapa itu Rumi dan bagaimana islam memaknai sufi. Teman itu menyampaikan " apa yang disampaikan itu begitu indah dan mengena sekali. Kami terinspirasi untuk mengubah sudut pandang kami ihwal bagaimana mengasihi keluarga, mengasihi sahabat, mengasihi karyawan dan mengasihi perusahaan, mengasihi negara.. Karena begitu hebatnya, kami juga tidak perlu bertanya dari mana sumbernya."
Dan kalau ternyata itu bersumber dari islam, mengapa umat islam tidak menerapkannya? Katanya dengan wajah bingung. Saya paham sebab perspektif ia ihwal islam yaitu situasi timur tengah yang selalu bergejolak. Aksi teror atas nama jihadis. Indek korupsi tertinggi negara di dunia justru ada pada negara yang penduduknya lebih banyak didominasi islam. Saya katakan" pemahaman agama akan terasa indah apabila tingkat wawasan seorang semakin luas. Kamu bisa nilai materi seminar itu indah sebab tingkat pendidikan dan wawasan kau luas, bergaul dengan banyak sekali etnis, pikiran kau terbuka, tentu kau bisa pribadi memahaminya. Tapi bagi orang awam, agama masih sekedar perhiasan status sosial. Agama mengisolasi dirinya akan rasa kagum ( sorga ) sekaligus gentar ( neraka). Mereka stuck dalam pikiran yang tertutup.
" Sekarang saya sanggup paham" katanya. " Bahwa pada tingkat pendidikan rakyat masih rendah, kemiskinan massive sebab kebodohan, seharusnya kehidupan beragama diatur oleh negara. Karena kalau tidak diatur, ia gampang di provokasi oleh petualang politik atau bisnis yang bisa merusak dirinya sendiri, dan orang sekitarnya. Mereka bisa jadi militan untuk memaksakan keinginannya yang irasional. Mereka belum bisa diberikan kebebasan beserta tanggung jawab yang mengikutinya dalam sistem demokrasi" Sambungnya.
Pemahaman ihwal islam menyerupai yang disampaikan oleh Azim Jamal, sang investment banker yang mewakafkan hidupnya berdakwah ihwal nilai nilai islam, telah berhasil mengubah sudut pandang orang banyak ihwal nilai nilai kehidupan untuk lahirnya perdamaian dunia, seni berkompetisi berubah jadi sinergy, hutang piutang berkembang menjadi kemitraan, kekayaan bukan uang tapi distribusi perjuangan dan modal. Sebetulnya yang disampaikan Azim yaitu ihwal akhlak. Dan rasul bertugas tidak lain yaitu memperbaki akhlak. Tapi saat amarah dan teriakan sinis rasis, kebencian yang tak sudah, saya pikir memang sudah seharusnya agama diatur negara semoga rakyat tidak merusak dirinya sendiri dan orang lain. Para petualang yang mempolitisir agama seharusnya memang di "amankan" semoga jinak.
***
Mana yang lebih baik Azim Jamal dan Zakit Naik? tanya nitizen kepada saya sesudah saya menulis ihwal Azim Jamal. Saya tidak mau menjawab siapa yang lebih baik. Tapi saya lebih suka menyampaikan walau sama sama Islam mereka berbeda dalam memperkenalkan agama yang mereka yakini. Azim Jamal tidak mau berdebat dengan orang yang berbeda agama. Azim Jamal berusaha menghindari agama sebagai ruang debat untuk menyatakan yang lain salah dan hanya ia yang benar. Azim Jamal bukan pedebat perbandingan agama. Tapi ia memang seorang inspirator profesional yang sangat visioner. Sikap rendah hatinya bisa membius jutaan pendengarnya di seluruh dunia. 
Selama dua dekade Azim Jamal berbicara ihwal Keseimbangan Hidup, Kepemimpinan, Spiritualitas, dan Perubahan.Jutaan orang menyerap pesan-pesan dan pandangan-pandangan bijaknya lewat seminar, pembinaan ataupun sesi interaktif di 26 negara, menyerupai Kanada, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Inggris, Portugal, dan Prancis. Selain berhasil mengelola beberapa perusahaan yang ia dirikan sendiri, Azim Jamal juga mengabdikan hidupnya sebagai relawan sosial semenjak 25 taun silam. 
Cara pendekatan yang di sampaikan Azim Jamal dalam setiap ceramahnya yaitu cinta. Dia terinspirasi dengan pemahaman islam dari kacamata sufi. Makanya ia mendirikan Sufi Incorporate. Baginya agama bukan dilihat dari bentuk tapi esensinya. Apa yang ada di luar tidak menyerupai yang ada didalam. Artinya kalau kita melihat orang dari pakaiannya, kita akan tertipu. Karena pakaian tidak ada hubungannya dengan hati. Bagi Jamal benar bahwa kita hidup di dunia tapi bukan merupakan kepingan dari dunia itu sendiri. Kita hanya kepingan dari skenario Tuhan yang di ciptakan untuk menjalankan narasi Tuhan. Karenanya hidup harus seimbang. Antara materialisme dan spritualisme harus seimbang. Tanpa materi kita tidak bisa mengaktualkan cinta secara sempurna. Bahkan kita tidak bisa memperkaya spiritual kita.
Orang berkembang menjadi lebih baik di tandai semakin besar keuntungannya bagi orang lain. Ketika insan tidak punya manfaat bagi orang lain maka itu tandanya ia mempunyai “ halangan”. Kebanyakan “ halangan” ini ada sebab insan kehilangan arah. Agama ditempat setinggi langit tapi ia tidak berada di bumi. Terlalu focus kepada ritual semata. Kerja yaitu proses melahirkan cinta dan menebarkan cinta. Orang malas bekerja maka ia juga tidak punya kekayaan cinta. Hakikat agama yaitu cinta itu sendiri. Kita tidak bisa mendekati Tuhan dengan tepat tanpa kekayaan cinta. Pendekatan dengan rasa takut akan melemahkan keyakinan kepada Tuhan itu sendiri. Jalan hidup yaitu bagaimana kita sanggup mempunyai kegunaan dan sanggup melayani orang lain bukan doa, tasbih atau pun jubah panjang.
Audience Azim Jamal kebanyakan pebisnis dan orang yang sehari hari bergelut dengan pengelolaan organisasi, yang memang butuh kekuatan spiritual untuk menghadapi tantangan akhir ketidak pastian masa depan. Namun belakangan orang awam juga menyukai sudut pandangnya ihwal Cinta. Ketika ia ceramah, yang hadir bukan hanya orang islam tapi juga krisiten,katolik, budha, bahkan atheis. Mereka menemukan kelengkapan dari apa yang disampaikan Azim Jamal dan mengakui dengan cinta, dunia akan menjadi rahmat bagi semua, dan itulah Azim Jamal sebagai seorang muslim yang taat..


Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait