Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menilai paham radikal disebabkan tidak bisanya individu mendapatkan keberagaman yang ada di luar dari dirinya. Hal itu disampaikan Muhadjir dikala memberikan pidato dalam peresmian pengurus sentra Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) di Gedung Dakwah Muhammadiyah pada Kamis (3/1).
“Tak bisa hidup di suasana kemajemukan. Karena sudah nyaman jikalau seragamnya sama. Tapi tolong-menolong masuk dalam comfort zone, pandangan kita menyempit dan itulah yang mengakibatkan pandangan kita neokonservatif dan juga radikal, tidak memahami di luar itu begitu beragamnya,” tutur Muhadjir.
Lebih lanjut Muhadjir menjelaskan pemahaman radikal juga dilatarbelakangi oleh sistem pengkaderan dalam sebuah organisasi yang tak terbuka luas dan tunjangan pemahaman secara utuh. Sebab itu, Muhadjir berharap kepengurusan IPM yang gres sanggup meneruskan usaha kepengurusan sebelumnya dalam mendakwahkan Islam.
Muhadjir juga mengingatkam semoga pelajar Muhammadiyah bersungguh-sungguh meningkatkan kualitas diri semoga bisa bersaing di erau revolusi industri 4.0 dan menuju 5.0.
“Kembali lagi belajar, belajar. Fokus dan sesuaikan kapasitas waktunya, berakal dan melaksanakan membagi kewenangan. Semuanya harus bisa membagi kewenangan,” katanya.
Sementara itu Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengingatkan para pelajar Muhammadiyah untuk bersiap diri menghadapi perubahan zaman. Menurut Haedar, tantangan pelajar Muhammadiyah kedepannya akan semakin berat. Ia berharap pelajar Muhammadiyah harus bisa bersaing ditengah riset-riset sejumlah negara untuk pengembangan revolusi industri 4.0 menuju industri 5.0 dan 6.0.
"Masalah dan tantangan di hadapan anda jauh lebih kompleks dan berat dari pada masa kami. Karena itu jadilah generasi terpelajar Muhammadiyah yang berkemajuan," kata Haedar.
Karena itu, Haedar pun mendorong para pelajar Muhammadiyah untuk terus mentradisikan berguru dan membaca. Selain itu, ia juga mengingatkan semoga pelajar Muhammadiyah juga mempunyai karakter, berakhlak mulia. Haedar juga berharap para pelajar Muhammadiyah sanggup berkontribusi memperlihatkan manfaat untuk umat dan bangsa.
"Perubahan zaman apapun tak boleh meluluhkan abjad pelajar Muhammadiyah yang berakhlakul Karimah, jujur, terpercaya, rendah hati," katanya. [republika.co.id]