Utamakan Akhlak..

Negara ini berdiri lantaran konsesus. Mengapa ? Karena yang menimbulkan indonesia merdeka bukan hanya lantaran orang jawa atau orang sumatera, tapi juga orang kalimantan, Bali dll. Bukan hanya lantaran umat islam tapi juga ada orang Hindu, Budha, Kristen, katolik. Semua bersatu dengan tujuan yang sama yaitu lepas dari penjajahan gila menjadi negara merdeka. Konsesus itu dituangkan dalam bentuk PANCASILA. Dimana bertumpu kepada ke-Tuhan-an Yang Maha Esa untuk lahirnya peradaban yang menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan yang adil dan beradab , semoga terjadi persatuan atas dasar keberagaman, dan menuntaskan masalah kenegaraan melalui cara cara musyawarah dan mufakat demi tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana perilaku Islam ? Pancasila sebagai suatu perjanjian antara orang islam dan orang bukan islam wajib diamalkan oleh orang islam dalam kehidupan bernegara, selama orang bukan islam menghormati dan mengamalkan Pancasila. Dengan demikian, orang islam dihentikan melanggar Pancasila sebagai perjanjian luhur. Pengamalan Pancasila yakni sesuai dengan aliran Al Qur’an ( Surat At-Taubah ayat 4). 

Ada sebagian orang punya pendapat bahwa pancasila thaghut. Umat islam dihentikan memakai Pancasila sebagai sumber hukum. Yang benar itu, katanya yakni sistem khalifah Islam atau negara Islam yang bersendikan syariah. Tapi yang harus di pahami dulu yakni mengenai definisi, apa itu khalifah ? Khalifah (dalam Al-Qur'an disebut "khalifah fil ardh" Lihatlah QS al-Baqarah: 30, al-An'am: 165). Khalifah berarti wakil/pengganti, pemimpin, pemakmur, yang bersedia mengemban amanah sebagai wakil Allah di muka bumi. Untuk melaksanakan amanah itu di perlukan khilafah. Kaprikornus khilafah bukan tujuan tapi methodelogi mencapai tujuan. Itu sebabnya khilafah dianggap oleh sebagian ulama yakni masalah ijtihadiyah terkait bentuk negara. Namanya itjihad tidak harus sama. Bisa saja Ijtihad-ijtihad itu berbeda di setiap negeri ; sanggup kerajaan, Republik ya sesuai kearifan lokal. Kalau Indonesia menentukan Republik dengan philosopy Pancasila maka itu yakni itjihad ulama dikala mendapatkan Republik Indonesia sebagai bentuk negara. Kaprikornus jika ada upaya ingin mengganti Pancasila maka itu artinya beliau sedang berupaya keluar dari konsesus berdirnya negeri ini. Dan pantas disebut pengkhianat. Saladin hingga merebut Jarusalem bukan lantaran ingin memaksa orang masuk islam tapi menegakan perjanjian yang dilanggar oleh Raja Guy. Dalam perang Khandaq Nabi hingga memerintahkan eksekusi mati kepada Para pengkhianat Yahudi dari Bani Quraizah. Nabi juga pernah hingga mengusir orang Yahudi  Bani Nadhir dari madinah lantaran mereka melanggar kesepakatan Madina. Yang tidak melanggar ya tidak di usir. Tetap kondusif di Madinah. Kaprikornus tidak melihat golongan, tapi siapapun yang melanggar kena hukuman. 

Seperti apa sebetulnya bentuk negara  yang benar? Tidak ada yang benar, juga tidak yang salah. Karena bentuk negara hanya metode mencapai tujuan. Tujuan yang gotong royong yakni Khalifah. Siapa khalifah itu? ya seluruh insan yakni khalifah dimuka bumi. Keberhasilan suatu khilafah atau negara terletak kepada insan ( khalifah). Bahwa insan mengemban amanah di muka bumi ini semoga bumi tetap dalam kondisi terpelihara hening dan makmur. (QS Hud: 61). Bagaimana insan yang masuk katagori Allah itu ? ya yang berakhlak. Kaprikornus entah itu presiden, DPR, Gubernur, walikota, bupati, rakyat, semua itu yakni khalifah dalam konteks berbeda namun tujuannya sama yaitu beribadah, yang tugasnya memelihara bumi semoga hening dan makmur. Dengan etika yang baik tentu tidak sulit bermusyawarah untuk mufakat. Untuk hening yang harus mau bermusyawarah. Tidak sanggup dengan demo dan teror memaksakan kehendak. Untuk mencapai kemakmuran itu tidak sanggup hanya dengan ritual. Tapi harus dengan ilmu semoga sanggup kerja cerdas. Kalau kita menolak kemajuan ilmu pengetahuan dan tetap berpatokan dengan khitab kuno kurun kejayaan dinasti islam, maka kita akan tertinggal dan niscaya gagal mengemban amanah. Mengapa? lantaran situasi dan kondisi dari waktu kewaktu terus berkembang dan tingkat kecerdasan insan juga terus berkembang. Kan lucu dunia bergerak kedepan, kita mengusung konsep terbelakang.

Kedamaian dan kemakmuran suatu kawasan atau negara bukan ditentukan oleh bentuk hukumnya tapi oleh etika komunitasnya. Corruption Perception Index (CPI) 2016 yang diluncurkan secara global memperlihatkan indikasi hubungan antara kemakmuran dan rendanya CPI. CPI di ukur dari skor 0-100. Angka O yakni tingkat korupsi terburuk. Denmark (Skor CPI 90/ Peringkat 1), Selandia Baru (CPI 90), Finlandia (Skor CPI 89) , Swedia (Skor CPI 88), dan Switzerland (Skor 86). Ternyatalah benarlah kemakmuran dan kedamain suatu negeri ada relasinya dengan rendahnya tingkat korupsi, yang menginidkasikan semakin baiknya etika penduduk suatu negeri. Padahal negara negara tersebut bukan lebih banyak didominasi islam dan tidak menerapkan aturan Islam. Tingkat korupsi tertinggi yang di ukur menurut indek CPI , justru ada di negara yang lebih banyak didominasi islam ibarat Yaman, Sudan, dan Libya (CPI-14), Suriah (CPI-13), Sudan Selatan (CPI-11), dan Somalia (CPI-10 ), Saudi arabia (46 ), Indonesia ( CPI-37), Pakistan (CPI-32), Iran (CPI-29), Brunei ( CPI-58). DI negara yang lebih banyak didominasi islam, yang  makmur yakni elitenya sementara rakyat di takar.  Bagaimana dengan Indek korupsi tertinggi provinsi di Indonesia ? Justru ada di Provinsi Aceh yang menerapkan aturan syariah Islam. Berdasarkan FITRA data tahun 2012 Aceh menempati rangking kedua provinsi terkorup di Indonesia sehabis DKI.  Bagaimana dengan kemakmuran Aceh ? Data Tahun 2017, Aceh merupakan kawasan termiskin nomor dua di Indonesia.

Kalau peduli pada negeri ini maka semua rakyat Indonesia termasuk pemimpin harus mau melaksanakan upaya perbaikan etika dari waktu ke waktu. Peran ulama dan tokoh agama apapun termasuk  cendekiawan mencerahkan rakyat semoga bagaimana keimanan kepada Tuhan itu sanggup membangun peradaban yang berakhlak, yang berkembang lantaran ilmu pengetahuan, untuk kedamaian dan keadilan bagi semua…Bukanya sibuk mengkampanyekan khilafah sesuai konsepnya sendiri sementara masalah ketidak adilan, kemiskinan bukan pada bentuk negara dan bukan pula khilafah sebagai obat mujarab mencapai kemakmuran tapi lantaran semua rakyat sanggup amanah sebagai khalifah dimuka bumi, dan itu perlu etika yang baik...ingatlah sabda Rasul bahwa “Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan etika yang baik.” Sesungguhnya antara etika dengan ‘aqidah terdapat hubungan yang sangat berpengaruh sekali. Karena etika yang baik sebagai bukti dari keimanan dan etika yang jelek sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin tepat etika seorang Muslim berarti semakin berpengaruh imannya dan semakin rendah tingkat korupsi komunitasnya..


Wallahualam

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Artikel Terkait