Kroco Berandal Teriak Maling



Siapa orang yang gampang berprasangka buruk? ya orang yang punya mental buruk. Mengapa hingga ada mental jelek ? alasannya ialah dalam dirinya tidak ada tersisa kebaikan satupun. Hidupnya dari kebohongan dan mendapat uang dan kehormatan dari modus itu. Makanya ia tidak suka ada orang baik dan tidak suka orang memberikan kebaikan. PRestasi Jokowi menaklukan Freeport disikapi dengan prasangka jelek dan berdrama seakan akan Jokowi bekerja untuk kepentingan swasta dan aneh menguasai 51% saham itu. Dari Professor AR dan GR, ikut bicara seakan tahu dan karenanya fitnah dan menghinan Jokowi. Benar benar jelek laku, mantiko.

Padahal begitu gigihnya Team Jokowi bekerja siang malam. Konon katanya selama 3 tahun, Menteri Keuangan, Menteri ESDM, Menteri BUMN, melaksanakan rapat lebih dari sepuluh kali. Belum lagi rapat dengan pihak Freeport Mc Moran bersama teamnya. Jangan dikira rapat ini menyerupai anda ngerumpi di ILC. Engga begitu. Ini rapat bisnis yang berdampak kepada aturan dan aspek tekhnis. Semua data valid di jadikan sandaran dalam setiap argumentasi. Semua bicara atas dasar data referensi.

Perhatikan betapa peliknya dihadapi oleh Team. Pertama , Freeport Mc Moran sudah mengantongi izin Perpanjangan hingga tahun 2041. Itu MOU sudah ditanda tangani di abad SBY. Walau perpanjangan itu bersifat option namun bila pemerintah tidak mau perpanjang KK , cadangan itu tetap menjadi hak dari FreeportMC Moran. Belum lagi Freeport Indonesia tersandera dengan Kontrak Participation Interest dengan Rio Tinto semenjak tahun 1992 dan kontrak ini disetujui oleh DPR. Walau PI ini tidak menyatu dengan KK namun haknya tak ubahnya dengan KK bahkan lebih berpengaruh dari KK alasannya ialah ia bersifat utang. Cukup? belum. Ada lagi pasal dalam KK yang mewajibkan Indonesia membayar investasi yang sudah dikeluarkan Freeport dibidang infrastruktur senilai buku. Mau engga ?

Sendainya indonesia menentukan opsi menghentikan operasi Freeport tahun 2021. Apa yang terjadi ? Apakah gratis ? Engga. Kita harus bayar replacement cost sesuai nilai bukunya, yang senilai kini USD. 6 miliar atau sekitar Rp. 84 triliun. Cukup ? belum. Kita masih harus bayar Rp. 2 Triliun atas pembangkit listriknya. Udah? belum. Kita juga harus bayar PI 40% yang punya Rio Tinto. Udah? belum. KIta masih juga harus bayar sisa cadangan yang sebesar USD 41 miliar atas konsesi yang diberikan abad SBY yang berakhir tahun 2041. Cukup? belum. Masih ada lagi kita harus bayar haknya Rio Tinto dari USD 41 miliar itu sebesar 20%. Walau cadangan dan hak PI itu tidak dibayar tunai tapi sesuai dengan hasil produksi namun bagaimanapun menempatkan kita jadi pecundang dan Freeport ( termasuk RIO ) jadi debt collector atas cadangan itu. Pusing engga.

Oh kenapa engga usir aja? toh ini negara kita. Lawan aja Freeport. Usir mereka tanpa ganti rugi ! Apa dikira AS mengizinkan perusahaannya investasi diluar negeri tanpa pengawalan? Perhatikan aja, armada ke 7 AS terus patroli diperairan Indonesia. Emang mereka piknik? Belum lagi Indonesia dikepung oleh pangkalan militer AS. Ada di singapore yang hanya 10 menit menjangkau udara indonesia. Ada juga di Darwin, Australia. Hanya 1,5 jam jangkauan terbang pesawat F20 ke Jakarta. Di Diego Garcia yang terletak di Samudra Hindia, yang hanya butuh waktu 1 jam menjangkau perairan indoenesia dengan pesawat tempur. AS tidak pernah mengancam namun UU mereka mengharuskan operasi militer bila kepentingan investasi mereka dikorbankan tanpa keadilan dan tanpa aturan yang jelas. Kaprikornus jangan sok pahlawan kolam pahlawan mau siap perang dengan Amrik. Dihapus subsidi aja ngeluh apalagi mau perang mengorbankan nyawa dan selir.

AS akan menghormati kontrak. Soal bagaimana kontrak dan UU dibentuk itu bukan urusan mereka. Karenanya AS juga menghormati perilaku Jokowi yang patuh terhadap UU MInerba. Itu hasil konsesus politik di Indonesia lewat parlemen. Sebagai negara demokrasi, AS sangat paham itu. Makanya upaya indonesia mengambil jalan tengah ( fairness ) juga dihormati oleh AS. Upaya menguasai saham FI melalui pengambil alihan PI milik Rio tinto memang cara yang gampang dan murah. Tanpa gejolak. Ini murni bisnis. Memang 51% saham FI senilai USD 3,8 miliar tetapi bandingkan bila kita harus bayar sehabis Freeport keluar tahun 2021. Dan lagi dengan 51% , kita kuasai mayoritas. Apa lagi ? tanpa harus pusing bayar ganti rugi dan tetap mengakibatkan Freeport Mcmoran sebagai kawan potensial, dimana kita sebagai lead. PT. FReeport INdonesia akan jadi anak perusahaan Inalum Holding BUMN bidang Tambang.

Jadi mereka yang inginkan semoga indonesia tidak perlu perpanjang tahun 2021 dan usir freeport, kemungkinan pertama, mereka tidak tahu apa yang tolong-menolong terjadi alasannya ialah malas reset data dan informasi. Kedua, mereka memang proxy AS semoga politik indonesia gaduh sehingga menciptakan pemerintah tergiring desakan publik semoga menguntungkan freeport dalam setiap putaran negosiasi. Ketiga , alasannya ialah bego jawaban kebencian mematikan nalar. Ya memang HOA itu bukan hasil yang diharapakn oleh Freeport. Tetapi alasannya ialah mereka tidak punya pilihan ya terpaksa patuh. Entah bila nanti PResiden berganti, mungkin dongeng akan lain…entah.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Artikel Terkait