Showing posts with label Akun Akuntansi. Show all posts
Showing posts with label Akun Akuntansi. Show all posts

Hutang Jangka Panjang

 PENGERTIAN UTANG
Htang adalah Kewajiban suatu badan usaha / perusahaan kepada pihak ketiga yang dibayar dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat dari transaksi di masa lalu.

Penggolongan Utang
Utang perusahaan digolongkan menjadi :
a.Utang jangka pendek adalah utang yang jatuh tempo dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Contoh : utang usaha / dagang, utang wesel, beban yang masih harus dibayar , utang hadiah, utang garansi dan lain lain.

b.Utang jangka panjang adalah utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Contoh : utang hipotik, utang obligasi, utang banking concern dan lain – lain.

Metode pencatatan utang
Ada dua metode pencatatan utang, yaitu trouble organisation human relationship payable physical care for dan voucher payable procedure.
Dalam trouble organisation human relationship payable procedure, catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang.

Dalam voucher payable procedure, tidak menggunakan kartu utang. Tapi menggunakan arsip voucher yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini berfungsi sebagai catatan utang.

Hutang Jangka Pendek
hutang yang pembyarannya dalam jangka pendek adalah :
1.hutang (Account payable),yaitu hutang jangka pendek tidak disertai perjanjian tertulis.timbulnya karena transaksi pembelian kredit

2.wessel bayar ( notes payable),yaitu : hutaang jangka pendek yang disertai perjanjian tertuli sesuai dengan ketentuan undang -undang
timbulnya wessel bayar.
-mengaksep wessel
-menyerahkan promes/aksep

3. beban-beban yang harus dibayar ( Accruals payable) yaitu:suatu kewajiban yang telah menjadi beban (seharusnya sudah di bayar) tetapi belum dibayar karena belum saat pembayaraanya.

contoh ;

a.upah ymh dibayar ( accrued payoff payable)
b.bunga ymh dibayar ( accrued insterest payable)
c.sewa ymh dibayar (accrued rent payable)
d.pajak ymh dibayar ( accrued taxation payable)

4. penghasilan yang ditangguhkan (deferred revanue),yaitu : penerimaan persekot pembayaran dari pihak lain.(penghasilan yang belum menjdi hak perusahaan  tetapi sudah diterima)

contoh :
a). bunga diterim di muka ( involvement received inwards advance )
b).sewa diterima dimuka ( rent collected inwards advance)

Hutang Jangka Panjang
hutang jangka panjang yaitu: hutang perusahaan kepada pihak lain yang pelunasannya dalam jangka panjang ( lebih dari satu tahun) dihitung dari tanggal neraca.

jenis-jenis long term debts:
1).hutang hipotik ( mortage notes payable),yaitu: hutang jangka panjang dengan jaminan aktiva tetap
2).Pinjaman obligasi ( bond payable),yaitu; surat tanda berutang kepada pemegang dengan pembayaran bunga yang pelunasannya lebih dari satu tahun.
CONTOH :

Pasiva
HUTANG JANGKA PENDEK
Hutang                                                      RP.
Wessel bayar                                            RP.
Biaya yang masih harus  dibayar                RP.
Penghasilan diterima dimuka                      RP


HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang hipotek                                          RP.
Pinjaman obligasi                                       RP.

Jenis-Jenis Akun Dalam Akuntansi

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Jenis-Jenis Akun Dalam Akuntansi, Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !

Jenis-Jenis Akun Dalam Akuntansi

Secara garis besar, akun di bagi atas dua jenis yaitu :

i Akun Neraca

Akun neraca adalah akun yang pada akhir periode akan dilaporkan di dalam neraca.

Yang termasuk kedalam akun neraca adalah :
  1. Akun Aset
  2. Akun Kewajiban
  3. Akun Ekuitas

2. Akun Laba Rugi

Akun laba rugi adalah akun yang pada akhir periode akan dilaporkan dalam laporan laba rugi.

Yang termasuk dalam akun laba-rugi adalah :
  1. Akun Pendapatan
  2. Akun Beban

Supaya lebih jelas perhatikan gambar dibawah ini :
 

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Buku BSE Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Untuk SMK Kelas Jilid i (Umi Muawanah, dkk.)

Sifat-Sifat Akun Dalam Akuntansi

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Sifat-Sifat Akun Dalam Akuntansi, Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern agree it out !

Sifat-Sifat Akun Dalam Akuntansi


Berikut sifat saifat akun :

1. Sifat Akun Aset

  • Saldo normal debet
  • Sisi debit digunakan untuk mencatat penambahan aset
  • Sisi kredit dugunakan untuk penurunan jumlah aset

2. Sifat Akun Kewajiban

  • Saldo normal kredit
  • Sisi debit digunakan untuk mencatat penurunan kewajiban
  • Sisi kredit digunakan untuk mencatat peningkatan kewajiban

3. Sifat Akun Ekuitas

  • Saldo normal Kredit
  • Sisi debit digunakan untuk mencatat penurunan ekuitas
  • Sisi kredit digunakan untuk mencatat peningkatan ekuitas

4. Sifat Akun Beban

  • Saldo normal debet
  • Sisi debit digunakan untuk mencatat peningkatan beban
  • Sisi kredit dugunakan untuk penurunan jumlah beban

5. Sifat Akun Pendapatan

  • Saldo normal kredit
  • Sisi debit digunakan untuk mencatat penurunan pendapatan
  • Sisi kredit digunakan untuk mencatat peningkatan pendapatn

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
Buku BSE Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Untuk SMK Jilid ane (Umi Muawanah, dkk.)

Contoh Daftar Nama Akun Dan Kode Akun

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Contoh Daftar Nama Akun dan Kode Akun, Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern gibe it out !

Contoh Daftar Nama Akun dan Kode Akun

Setiap prusahaan dalam proses akuntansinya harus memiliki daftar akun beserta nomor kodenya. Nomor akun, nama akun, dan kelompok akun harus dipafahami oleh pemegang buku prusahaan. Nama-nama akun beserta nomor kode akun disebt chart of account. Pemberian nomor akun dapat dilakukan dengan didasarkan pada pengelompokan akunn dalam lima kelompok yaitu :
  1. Kelompok Aset
  2. Kelompok Kewajiban
  3. Kelompok Ekuitas
  4. Kelompok Pendapatan
  5. Kelompok Beban
Berbagai kode akun dapat dibuat oleh prusahaan, satu perusahaan belum tentu sama dengan perusahaan lainnya walaupun dalam satu industri yang sama.

Berikut ini contoh daftar akun beserta kode akun pada prusahaan laundry :
Contoh Daftar Nama Akun dan Kode Akun

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Buku BSE Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Untuk SMK Jilid i (Umi Muawanah, dkk.)

Contoh Hutang Jangka Pendek

Hallo guys ???
apa kabarnya ??? :D
Kali ini gw bakalan posting materi tentang Contoh Hutang Jangka Pendek
Simak baik-baik ok :)

Pengertian Hutang 
Hutang ????
apakah itu hutang????
Hutang adalah suatu kewjiban seseorang atau badan usaha kepada pihak pemberi pinjaman.
Jadi apapun itu yang menjadi kewajiban kepada sang pemberi pinjaman wajib kita lunasi jika tidak pasti kita akan diberi sangsi. Kebanyakan orang berfikir hutang itu hanyalah dalam nilai uang saja, namun sebenarnya tidak hanya uang, janji kita terhadap seseorang pun itu di sebut sebagai hutang.

Namun saya akan membahas hutang sebagai garis besarnya atau bisa dianggap sebagai ilmu ekonomi ataupun akuntansi.

Sebenarnya jenis Hutang itu ada 2. Yang pertama ada Hutang Jangka Panjang dan Hutang Jangka Pendek. Namun yang saya akan bahas kali ini yaitu tentang Hutang jangka pendek.

Pengertian Hutang Jangka Pendek 
Hutang jangka pendek ialah hutang yang jangk waktunya kurang dari satu tahun, atau dalam ilmu akuntansi disebut hutang lancar yang dalam bahasa inggris disebut Current Liabilities

Contoh Hutang Jangka Pendek
  • Utang dagang
    Utang dagang adalah utang jangka pendek yang timbul karena adanya suatu transaksi
  • Utang wesel
    Utang wesel adalah surat perjanjian pembayaran hutang jangka pendek. Ada yang berbunga, ada juga yang tidak.
  • Hutang Deviden
    Hutng deviden adalah hutang yang berasal dari keuntungan yang diberikan kepada pemegan saham, yang didapatkan atas hasil keuntungan perusahaan yang diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Ketika kita menjadi pemilik saham perusahaan, perusahaan akan membayar kembali dalam bentuk dividen.
  • Pendapatan diterima dimuka
    Pendapatan yang telah kita terima diawal transaksi namun barang/jasa yang kita transaksikan belum kita serahkan kepada pembeli barang/jasa tersebut.
  • Utang Jangka Panjang yang Telah Jatuh Tempo
    Utang jangka panjang yang telah jatuh tempo ialah utang panjang seperti hutang obligasi, hutang hipotik dan sebagainya yang telah jatuh tempo.
  • Pajak Penjualan
    Hutang pajak penjualan ialah hutang prusahaan kepada pihak pajak karena setiap prusahaan besar biasanya dikenakan pajak atas penjualan setiap barangnya yang biasanya di pungut oleh Bea Cukai.
  •  Kewajiban kepada Karyawan (utang gaji)
    Hutang gaji ialah hutang prusahaan kepada seluruh anggota kariawan prusahaan.
  • Kewajiban Kontigensi
    Kewajiban kontigensi adalah kondisi yang tidak pasti yang mungkin terjadi dimasa yang akan dating, kemungkinan ini bisa menguntungkan biasa disebut Gain Contigencies ataupun merugikan (Loss Contigencies).
Nah segini dulu yah materi dari saya
Mohon maaf apabila ada kesalahan
klo ada yang ingi anda tanyakan silahkan komentar saja yah di kolom komentar
Saya sarankan juga untuk anda membaca artikel tentang Hutang jangka panjang
assalamualikum goodbye bye....

Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Hallo guys?
Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang Metode Penyusutan Aktiva Tetap.

a. Metode Garis Lurus (Stright Line Method)

Metode garis lurus merupakan metode penyusuta aktiva tetap, di mana umur mafaat aktiva dibagi kedalam biaya full dikurangi dengan nilai sisa yang diperkirakan. Menurut metode garis lurus, beban penyusutan penggunaan aktiva tetap tiap tahun jumlahnya sama. Penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :
Penyusutan = ( Harga Perolehan - Nilai Residu ) / Umur Ekonomis

Cara lain yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya penyusutan dengan menggunakan Metode Garis Lurus adalah sebagai berikut :
  1. Menghitung tarif penyusutan tiap tahun, dengan cara :
    Tari Penyusutan = 100% / Umur Ekonomis
  2. Kemudian menghitung beban penyusutan tiap tahun, yaitu :
    Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x ( Harga Perolehan - Nilai Residu )
  3. Selanjutnya menghitung nilai buku aktifa tetap, dengan cara :
    Nilai Buku Aktiva  = Harga Perolehan - Akumulasi Penyusutan
Contoh :
Pada tangga one Desember 2010, PT Jaya Abadi membeli mobil dengan harga perolehan Rp. 85.000.000,00. Kendaraan ini diperkirakan mempunyai umur ekonomis v tahun, dengan nilai residu .Rp.10.000.000,00 Besarnya penyusutan dihitung dengan metode garis lurus sebagai berikut :
Tarif penyusutan :
Penyusutan one tahun = (Rp. 85.000.000,00. - Rp.10.000.000,00) / 5
Penyusutan one tahun = Rp.75.000.000,00 / 5
Penyusutan one tahun = Rp.15.000.000,0

Penyusutan untuk tahun 2010 = 1/12 x Rp.15.000.000,00 = Rp.1.250.000,00
Tebel penyusutan tiap tahun dengan menggunakan metode garis lurus pada aktiva tetap kendaraa tersebut dapat dibuat sebagai berikut :

b. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years Digit Method)

Menurut metode ini, penyusutan untuk tiap tahun penggunaan aktiva tetap jumlahnya menurun. Besanya penyusutan tiap bulan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Penyusutan = (Sisa Umur Aktiva Tahun penggunaannya / Jumlah Angka Tahun Umur Aktiva Tetap) x Jumlah yang Harus Disusutkan.

Contoh :
Sebuah mesin dengan harga Rp.315.000.000,00 mulai dioperasikan bulan oktober 2010. Umur penggunaan ditaksir selama v tahun dengan nilai residu Rp.15.000.000,00. Mesin tersebut disusutkan dengan metode jumlah angka tahun.
Penyusutan tiap tahun penggunaan mesin dihitung sebagai berikut :
  • Jumlah angka tahun umur aktiva tetap, berasal dari :
    1 + two + three + four + v = 15
  • Jumlah yang harus disusutkan, berasal dari:
    Harga perolehan - Nilai residu = Rp.315.000.000 - Rp.15.000.000 = Rp.300.000.000
  • Penyusutan untuk tahun 2010 dihitung dari bulan Oktober s.d. Desember (3 bulan), yaitu :
    (3/12) x Rp.100.000.000,00 = Rp.25.000.000,00
Tabel peyusutan tiap tahun dengan menggunakan metode jumlah angka tahun pada aktiva tetap mesin tersebut dapat dibuat sebagai berikut.

c. Metode Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)

Penyusutan tiap tahun penggunaan aktiva tetap ditentukan berdasarkan persentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkkutan. Persentase penyusutun ditetapkan sebesar dua kali persentase penyusutan menurut metode garis lurus.
Contoh :
Sebuah kendaraan mulai dioperasikan pada tanggal one Desember 2010. Mobel tersebut diperoleh dengan harga Rp.165.000.000,00 dan ditaksir dapat dioperasikan selama 10 tahun. Perhitungan penyusutan kendaraan menggunakan metode menurun ganda.
Dari information tersebut, besarnya penyeusutan penggunaan kendaraan tiap tahun dihitung sebagai berikut:
Persentase penyusutan tiap tahun menurut metode garis lurus : 100% / 10 = 10%
Persentase penyusutan tiap tahun menurut metode menurun ganda : two x 10% = 20%
Berdasarkan besarnya persentase penyusutan diatas, beban penyusutan mesin tiap periode akuntansi dihitung seperti tampak dalam tabel berikut ini.

d. Metode Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)

Dalam penerapan metode satuan jam kerja, beban penyusutan ditetapkan berdasarkan jam kerja yang dapat dicapai dalam periode yang bersangkutan, untuk satu periode dihitung dengan cara sebagai berikut :
Beban Penyusutan = Jam Kerja yang dapat di capai x tarif penyusutan tiap jam kerja 

Tarif penyusutan tiap tahun = (harga peroleha - nilai residu) / Taksiran jumlah jam kerja yang dapat dicapai selama masa penggunaan aktiva tetap

e. Metode Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)

Penerapan metode satuan hasi produksi (Productive Output Method), sama dengan penerapan metode satuan jam kerja (jasa) yaitu berdasarkan kepada faktor penggunaann. Dalam penerapan metode satuan hasil produksi, beban penyusutan ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Beban Penyusutan = Jumlah Satuan Produk yang Dihasilkan x Tarif Penyusutan per Satuan Produk.

Tarif Penyusutan per Satuan Produk = ( Harga Perolehan - Nilai Residu ) / Taksiran jumlah produk yang dihasilkan selama masa penggunaan aktiva tetap
Nah segini dulu ya artikel dari saya. Artikel ini saya kutip dari buku Modul Akuntansi 2B untuk SMK dan MAK karangan Dwi Harti
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Macam Macam Kas Akuntansi Keuangan

Hallo temen-temen semua? Kali ini gua bakalan sharing materi tentang macam-macem kas??? Menurut ilmu akuntansi ada dua macam kas. yaitu :
1. Kas Kecil 
2. Kas Besar

1. Pengertian Kas kecil
Kas kecil adalah kas prusahaan yang nilainya relitif kecil yang di simpan di bagian pemegang kas kecil. Jumlah kas kecil ini relatif tergantung prusahaan menuntukan berapa jumlah kas kecil yang akan di simpan di pemegang kas kecil. Biasanya kas kecil yang ada di prusahaan kurang dari Rp.10.000.000,- tetapi sebenernya tergantung prosedur prusahaan untuk menentukan besar kecilnya dari kas kecil yang ada pada prusahaan. 

Fungsi Kas kecil
Kas kecil ini juga berfungsi untuk membeli sesuatu dalam harga yang nilainya kecil pula, seperti perlengkapan misalnya, untuk membeli perlengkapan prusahaan tinggal menghubungi pemgang kas kecil untuk membelinya.

Contoh Kas Kecil
Contoh kas kecil dalam prusahaan adalah uang kertas dan uang logam.


2. Pengertian Kas Besar
Kas besar adalah kas prusahaan yang nilanya besar yang di simpan di bank. Jadi kas besar ini adalah uang prusahaan yang jumlahnya relatif besar, kas besar ini juga di simpan dibank, karena nilainya yang relatif besar atau banyak jika di cairkan dalam uang kertas, sehingga prusahaan menyimpannya dalam rekening giro. Kas besar bisa disebut juga dengan kas di bank. Dengan disimpan di depository fiscal establishment uang prusahaan yang nilainya besar ini sangat lah aman.

Fungsi Kas Besar
Fungsi kas besar adalah untuk membeli atau membayar transaksi tertenu yang nilainya besar. Selain itu dengan menyimpannya uang di bank, maka prusahaan akan mendapatkan untuk dari bunga yang di berikan oleh pihak bank. Semakin besar uang yang disimapan, maka akan semakin besar pula bunga yang akan di dapat.

Contoh Kas Besar
Contoh kas besar ini ada banyak jenisnya seperti, rekening giro, deposito berjangka, deposito tidak berjangka, dan yang lainnya. 

Metode Pencatatan Kas Kecil

Hallo guys??? Kembali lagi sama gue pajar, Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang metode pencatatan kas kecil. Kas kecil adalah uang prusahaan dalam jumlah yang kecil yang di simpan diprusahaan tepatnya di pemegang kas kecil, yang dimana nantinya akan di gunakan untuk membayar transaksi-transaksi yang jumlahnya kecil. Misalnya pembelian perlengapan, pembayaran biaya perbaikan peralatan, pembayaran listris, dan lain sebagainya. Tentunya untuk pencatatannya tidak asal-asalan, dimana ada dua metode untuk mencatat kas kecil ini diantaranya :

1. Pencatatan Kas Kecil Dengan Metode Pencatatan Secara Tetap atau Metode Tetap
Pada metode pencatatan kas kecil ini semua transaksi yang dilakukan tidak melebihi dengan jumlah kas kecil yang sudah prusahaan tentukan. Misalkan prusahaan menentukan bahwa jumlah pengeluaran kas kecil yang telah di tentukan adalah Rp. 1.000.000,- maka semua transaksi pun tidak bisa melebihi dari jumlah itu karena pasti transaksi selama satu bulan akan sama saja denga bulan-bulan yang lainnya, kecuali jika ada peambahan kas kecil. Contoh :
Prusahaan membentuk dana kas kecil sebesar Rp.1.000.000,- pada tanggal i januari.
Prusahaan membeli perlengkapan senili Rp.100.000,- pada tanggal v januari
Prusahaan membayar Listrik senilai Rp. 300.000,- Pada tanggal 10 januari
Prusahaan membayar air senilai Rp. 300.000,- pada tanggal fifteen januari
Prusahaan melakukan panambahan kas kecil sebesar Rp.100.000,- pada tanggal twenty januari
Prusahaan mengisi kembali kas kecilnya pada tanggal 29 januari
Tentukan Jurnalnya pada saat pengisian, pengeluaran, penambahan, dan pengisian kembali kas kecil !!!!
Jawab:
Jurnal pada awal pengisian kas kecil :
Kas kecil (debet)  Rp.1.000.000,-
    Kas (kredit)          Rp.1.000.000,-

Jurnal pada saat pengeluaran kas kecil :
Pada metode ini tidak dilakukan pencatatan jurnal

Jurnal pada saat penambahan kas kecil :
Kas kecil (debet)  Rp. 100.000,-
     Kas (kredit)        Rp. 100.000,-

Jurnal pada saat pengisian kembali kas kecil :
Perlengkapan (debet) Rp. 100.000,-
Listrik (debet)            Rp. 300.000,-
Air (debet)                Rp. 300.000,-
   Kas (kredit)                   Rp. 500.000,-


2. Metode Pencatatan Berubah-Ubah
Metode ini adalah metode pencatatan kas kecil secara berubah-ubah. Jadi pada metode ini jumlah kas kecil tidak tetap atau bisa berubah-ubah. Pada pencatatan ini sudah di prediksi bahwa nilai kas kecil pasti akan selalu berubah ubah. Saya akan contoh kan perbedaan cara pencatatan jurnal kas kecil yang menggunakan metode tetap dengan yang menggunakan metode ber-ubah.
Contoh :
Prusahaan membentuk dana kas kecil sebesar Rp.1.000.000,- pada tanggal i januari.
Prusahaan membeli perlengkapan senili Rp.100.000,- pada tanggal v januari
Prusahaan membayar Listrik senilai Rp. 300.000,- Pada tanggal 10 januari
Prusahaan membayar air senilai Rp. 300.000,- pada tanggal fifteen januari
Prusahaan melakukan panambahan kas kecil sebesar Rp.100.000,- pada tanggal twenty januari
Prusahaan mengisi kembali kas kecilnya pada tanggal 29 januari
nah sengaja soalnya saya buat sama dengan cara yang diatas, karena dengan soal yang sama kalian akan memahami apa yang menjadi perbedaan dari pencatatannya.
Tentukan Jurnalnya pada saat pengisian, pengeluaran, penambahan, dan pengisian kembali kas kecil !!!!
Jawab:
Jurnal pada awal pengisian kas kecil :
Kas kecil (debet)  Rp.1.000.000,-
    Kas (kredit)          Rp.1.000.000,-

Jurnal pada saat pengeluaran kas kecil :
Perlengkapan (debet) Rp. 100.000,-
   Kas Kecil (kredit)     Rp. 100.000,-

Listrik (debet)            Rp. 300.000,-
     Kas Kecil (kredit)    Rp.300.000,-

Air (debet)                Rp. 300.000,-
     Kas Kecil                Rp.300.000,-
Jurnal pada saat penambahan kas kecil :
Kas kecil (debet)  Rp. 100.000,-
     Kas (kredit)        Rp. 100.000,-

Jurnal pada saat pengisian kembali kas kecil
Kas Kecil (debet)  Rp. 700.000,-
    Kas (kredit)         Rp. 700.000,-

Nah jadi perbedaannya yaitu pada pencatatan saat terjadi pengeluaran. Jika dengan metode pencatatan tetap pada saat pengeluaran tidak di buat jurnal maka berbeda dengan metode pencatatan berubah-ubah, pada pencatatan metode berubah-ubah pada saat pengeluaran di lakukan pencatatan pengeluaran kas kecil. Dan pada pencatatan metode tatap pada saat pengisian kembali saldo kas kecil semua pengeluaran di rekap dan di catat pengeluarannya bukan ke kas kecil akan tetapi kas saja.

Nah demikian ya artikel kali ini 
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Metode Pencatatan Piutang

Hallo temen-temen semua????
Gimana kabar kalian semua?????
Kembali lagi ama gue pajar seorang penulis blogger yang kece :D. Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang methode pencatatan piutang. Sebelummnya temen-temen tau apa itu piutang ???? ok deh takutnya ada yang belom tau mending gue jelasin dulu kali ya pengerian piutang. Y udah yo sima ya temen-temen !

Pengertian Piutang 
Piutang adalah "sebuah nama akun dalam akuntansi yang menggambarkan suatu transaksi penjualan secara kredit kepada customer". Jadi nih ya temen-temen piutang ini terjadi ktika prusahaan menjual barang secara kredit kepada customornya. 

Manfaat Piutang 
Lalu apa manfaatnya dari prusahaan mengeluarkan akun piutang untuk transaksi seperti ini?? dengan membuat akun piutang prusahaan akan lebih banyak mendapatkan customer, karena prusahaan akan dianggap menguntungkan client dalam hal waktu jika prusahaan itu blm memliki uang pada saat transaksi. Ok sekarang kita langsung ajh ke metode pencatatannya ajh ya temen-temen.

Methode Pencatatan Piutang
1. Metode Pencatata Langsung (Direct Method)
Ciri ciri prusahaan yang menggunakan metode ini adalah :
a. Kerugian piutang akan dicatat pada periode penerimaan piutang, berdasarkan jumlah piutang yang dihapuskan.

b. Setiap penghapusan piutang dicatat langsung pada akun kerugian piutang tak tertagih, denga jurnal :
Kerugian piutang tak tertagih (debet)    Rp...........,-
    Piutang (kredit)                                     Rp........,-

2. Metode Pencatatan Tidak Langsung atau Metode Cadangan (Indirect Method)
a. Krugian piutang tak tertagih dicatat berdasarkan taksiran pada periode penjualan 
b. Setiap penghapusan piutang dibebankan ke cadangan piutang tak tertagih. Jurnalnya seperti ini :
Cadangan piutang tak tertagih (debet) Rp.........,-
   Piutang (kredit)                                   Rp...........,-

Untuk menentukan taksiran kerigian piutang tak tertagih, ada beberapa cara diantaranya :
1. Ditetapkan sebesar persentase (%) tertentu dari penjualan. Dalam cara ini dasar perhitungannya adalah :
a. Penjualan kotor
b. Penjualan Bersih
c. Penjuala kredit bersih 
2. Ditetapkan sebesar persentase (%) tertentu dari saldo piutang
Dalam hal ini terdapat iii (tiga) cara sebagai berikut :
a. Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih ditambah sebesar persentase (%) tertentu dari saldo piutang (tanpa memperhatikan saldo cadangan yang masih ada)
b. Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih dijadikan sebesar persentase (%) tertentu dari saldo piutang dengan memperhatikan saldo cadangan yang masih ada)
c.  Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih dijadikan sejumlah tertentu dalam rupiah (Rp. …..) yang ditetapkan berdasarkan analisis umur piutang (dengan memperhatikan saldo cadangan yang masih ada).
Cara mencatat penerimaan piutang yang telah dihapuskan
Apabila piutang yang telah dihapuskan diterima pembayarannya, maka pencatatannya adalah sebagai berikut:
1.    Metode Langsung
Jurnal :
Kas  (Debet)                                               Rp xxx
      Kerugian Piutang Tak Tertagih  (Kredit)    Rp xxx

2.   Metode Tidak langsung atau Metode Cadangan
Jurnal :
Piutang Dagang (Debet)                             Rp xxx
     Cadangan Piutang Tak Tertagih (Kredit)   Rp xxx
(Mengembalikan piutang yang sudah dihapuskan)
Kas (Debet)                       Rp xxx
     Piutang Dagang (Kredit)  Rp xxx
(Mencatat penerimaan piutang yang sudah dihapuskan)

Jadi kesimpulannya adalah perbedaan dari kedua pencatatan ini adalah pada saat mencatat pengembalian piutang yang tak tertagih. Untuk metode langsung pada saat penerimaan uang dari piutang yang telah dihapuskan maka pencatatnnya langsung saja krugian pitang tak tertagih di catat di kredit dan langsung pulang di catat sebagai debetnya adalah kas, akan tetapi dalam metode langsung pada saat penerimaan uang dari piutang yang telah di hapuskan itu di catatnya bukan kerugian piutang tak tertagih akan tetapi di catat sebagai piutang sebagai kredit karena pada metode ini cadangan kerugian piutang tak tertagih di masukan lagi kepada akun piutang sehingga padasaat pengembalian kembali piutang yang telah di hapuskan, saldo akun piutang dagang akan bertambah.
Dan satu lagi ciri dari pencatatan metode tidak langsung adalah adanya akun cadanga kerugian piutang tak tertagih.
Nah sekian dari saya. 
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Piutang Wesel

Hallo temen-temen semua?
Apa kabar????
Kali ini gue bakalan berbagi lagi artikel nih. Artikel gue kali ini adalah tentang piutang wesel. Bagi yang lagi pada belajar akuntansi dan yang labi bisnis-bisnis, simak nih piutang wesel!!!

Pengertian Piutang Wesel
piutang wesel adalah piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara tertulis, disertai dengan janji tertulis .

Macam-Macam Wesel
Wesel dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Wesel berbunga, Adalah wesel yang mempunyai tingkat suku bunga yang sudah ditetapkan.
b. Wesel tanpa bunga, adalah wesel yang bunganya sudah termasuk di dalam jumlah nominalnya sehingga bunga tidak dinyatakan secara eksplisit.

Wesel dapat dijual kepada pihak lain, seperti bank, tetapi ada juga yang tidak bisa dijual. Kebutuhan kas segera dapat dipenuhi dengan meminjam uang ke depository fiscal establishment atau lembaga lain dengan jaminan (mendiskontoka) wesel tagih. Pendiskontoan wesel akan dilakukan sebelum jatuh tempo. 
Piutang wesel (notes receivable) berbunga adalah piutang wesel dimana debitur akan dikenai sejumlah bunga tertentu seperti yang tertera dalam lembar weselnya selama umur wesel. Sedangkan piutang wesel tidak berbunga adalah piutang wesel yang tidak dikenai bunga.
Contoh :
Pada tanggal v januari 2011, PD Jaya Sakti menjual barang dagang secara kredit kepada Toko Ratna Rp. 2.500.000,- yang harus dilunasi tanggal v februari 2011. Tanggal v januari 2011 PD jaya Sakti memerlukan uang, maka untuk memenuhi kebutuhannya tersebut dibuat surat kepada Toko Ratna seperti berikut ini :
Dalam kasus di atas, jika yang membuat perjanjian tersebut Toko Ratna, maka dinamakan Promes. 
Contoh Promes :

Keteranngan :
1. Tanggal fifteen Januari 2011 disebut tanggal penarika wesel.
2. Tanggal v Februari 2011 disebut tanggal jatuh tempo
3. PD Jaya sakti dinamakan penarikan wesel.
4. Toko Ratna, yang mempunyai kewajiban membayar disebut akseptor.
5. Jika wesel didiskontokan ke bank, maka bank  tersebut dinamakan pemegang wesel.

Baik wesel maupun promise, setelah ditandatangai dan diaksep (diterima) oleh pembuatnya, dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atau diperjual belikan. Pada wesel maupun promese, bagi yang berpiutang (kreditur) dicatat dalam rekening piutang wesel (nores receivables), sedangkan bagi yang berutang dicatat dalam rekening utang wesel (notes payable).

Pencatatan Piutang Wesel (Notes Receivable)
Piutang wesel akan dicatat sebesar nilai sekarang (present value) dari arus kas masa depan yang diharapkan diterima, Nilai sekarang wesel jangka pendek umumnya tidak berbeda dengan nilai jatuh temponya (jika ada selisih jumlahnya tidak material), sehingga untuk wesel jangka pendek umumnya akan dicatat sebesar nilai nominalnya.
Piutang wesel jangka panjang dinilai sekarang atau lebih awal denga tingkat bunga pasar yang berlaku pada saat wesel diterbitkan. Jika tingkat bunga yang ditetapkan utuk piutang wesel sama dengan tingkat suku bunga pasar, maka wesel tersebut terjual sebesar nilai nominalnya. Tetapi Jika tingkat suku bunga wesel yang ditetapkan tidak sama dengan tingkat suku bunga pasar, maka piutang wesel tersebut akan terjual dengan nilai yang berbeda dengan nilai nominalnya. Perbedaan antara nilai nominal dan nilai sekarang arus kas yang diterima disebut agio atau disagio.

Penilaian Piutang Wesel (Notes Receivable)
Piutang wesel jangka pendek dicatat dan dilaporkan pada nilai bersih yang dapat direalisasi yakni jumlah nominalnya dikurangi semua penyisihan yang diperlukan, yaitu besarnya piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih.
Perhitungan dan estimasi yang terlibat dalam penilaian wesel tagih jangka pendek sama seperti piutang. Demikian pulan untuk pecatatan beban piutang yang tak tertagih, baik sebagai persentase atas pendapatan penjualan maupun sebagai suatu analisi piutang dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah piutang yang taktertagih.
Artikel ini saya ambil dari buku Modul Akuntansi 2A untuk SMK dan MAK karangan Dwi Harti.

Nah segini dulu ya materi dari saya.
Untuk materi lanjutannya bisa baca saja di link artikel Mendiskontokan Piutang Wesel.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Cara Mendiskontokan Wesel

Hallo temen-temen para penggemar spider web log gue!!!
Selamat datang diblog gue yang super super keren. Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang Cara Mendiskontokan Wesel.  Yu kita belajar !

Mendiskontokan wesel adalah meminjam uang ke banking concern dengan menggunakan wesel sebagai jaminan. Bunga (diskonto) wesel dihitung dengan cara sebagai berikut.

Bunga diskonto = niali jatu tempo x tarif diskonto x periode diskonto

Pada saat prusahaan ingin mendiskontokan wesel, yang perlu diperhatikan adalah penentuan tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo bisa ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama, yakni kreditur menentukan dan debitur menyutujuinya serta berjanji membayar pada tanggal yang sudah ditentukan kreditur. Selain itu, tanggal jatuh tempo bisa didasarkan atas janji yang ditulis sendiri oleh debitur, atau bisa juga pada akhir periode yang ditetapkan.
Diskonto diperhitungkan selama xxx hari dan bunga diskonto dihitung berdasarkan jumlah hari yang sesungguhya sejak wesel didiskontokan sampai dengan tanggal jatuh tempo. Dalam perhitungan hari diskonto, tanggal terjadinya transaksi tidak dihitung, tetapi tanggal jatuh tempo dihitung.
Setiap pendiskontoan piutang wesel harus ditandatangani penjual (endosemen) di halaman belakanag. Hal ini menunjukan pertanggung jawaban kepada banking concern atau pihak lain yang menerima wesel tersebut, sehingga apabila pada saat jatuh tempo akseptor tidak melunasi utang weselnya, maka endosemen berkewajiban membayar kepada banking concern atau pembeli.
Dalam hal ini, bagi penarik wesel (yang mendiskontokan) akan mempunyai utang bersyarat (contingen liabilities) maka pendiskontoan wesel tidak dicatat dalam rekening piutang, tetapi dicatat dalam rekening piutang wesel didiskontokan.

Contoh : 1
PT Jaya Abadi memiliki wesel tagih dengan nominal Rp.100.000.000,- tertanggal ii Oktober 2010, jatuh tempo pada tanggal xxx Nov 2011. Wesel tersebut didiskontokan pada tanggal 12 Oktober 2010, dengan diskonto 10%. Buatlah jurnal pendiskontoan wesel tersebut jika :
a. Wesel tidak berbunga
b. Wesel berbunga 12%

Jawab :
Perhitungan pendiskontoan wesel dengan menggunakan contoh di atas adalah sebagai berikut.
a. Wesel tidak berbunga
Periode diskonto
- Oktober = tanggal 12 sampai dengan 31 = xx hari
- Nov = tanggal i sampai dengan xxx = xxx hari
Jumlah (periode diskonto) = xx hari + xxx hari = l hari

Jumlah uang yang diterima pada tanggal 12 Oktober adalah :
Nilai jatuh tempo :   Rp100.000.000,00

Diskonto :
Rp.100.000.000,- x 10% x 50/360 = Rp.1.388.888.89
Uang yang di terima :  Rp100.000.000,00 -  Rp.1.388.888.89 = Rp. 98.611.111,11

Jurnal yang dibuat oleh PT Jaya Abadi tanggal xxx Nov 2010 :
Kas (debet)                        Rp.98.611.111,11
Beban Bunga (debet)          Rp.  1.388.888,89
          Piutang Wesel (didiskontokan) (kredit) Rp. 100.000.000,00

b. Wesel berbunga 12%
Nominal wesel : Rp.100.000.000,00

Bunga wesel :                                     
Rp,100.000.000,- x 12% x 1/`12     = Rp. 2.000.000,00
Nilai jatu tempo :   Rp.100.000.000,00  + Rp. 2.000.000,00 = Rp.102.000.000,00

Diskonto :
Ro.100.000.000,- x 10% x 50/360  = Rp.1.388.888,89
Uang yang diterima :  Rp.102.000.000,00 - Rp.1.388.888,89 = Rp. 100.616.111,11

Jurnalnya :
Kas (debet)                               Rp. 100.616.111,11
      Wesel Tagih (kredit)                    Rp.100.000.000,00
       Pendapatan Bunga (kredit)         Rp.       616.111,11

Artikel ini gue ambil dari buku Modul Akuntansi 2A untuk SMK dan MAK karangan Dwi Harti
Nah demikian ya temen-temen artikel saya kali ini
Akhir kata saya ucapkan wassalamualaikum wr. wb.

Cara Pencatatan Transaksi Dalam Akun

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Cara Pencatatan Transaksi Dalam Akun, Tanpa panjang lebar lagi yo depository fiscal establishment gibe it out !

Cara Pencatatan Transaksi Dalam Akun


Untuk caranya ada iv langkah untuk mencatat transaksi dalam akun, diantaranya adalah :

1.Tentukan pengaruh transaksi

Untuk menentukan pengaruh transaksi kita harus menentukan mana akun-akun yang bertambah, mana akun-akun yang berkurang akibat terjadinya transkasi atau terjadi penembahan akun baru.

2. Tentukan akun-akun yang terpengaruh oleh transaksi

Dalam penentuan akun kita harus menentukan apa saja akunn yang terpengaruh oleh transaksi tersebut, misalnya transaksi pembelian mempengaruhi akun kas dan peralatan,

3. Tuliskan Jurnalnya

Dalam penulisan jurnal, kita kelompokan akun mana yang harus ditulis di sisi debet dan akun mana yang harus ditulis dalam kredit,

4. Catat akun dalam bentuk T

Untuk pencatatan ini kita hanya tinggal memindahkan akun yang telah dicatat di jurnal ke dalam catatan bentuk T.

Contoh :

Awal Januari 2007, Pajar mendirikan perusahaan locomote Sukabumi-Jakarta. Nama prusahaannya adalah Biro Perjanal "Pajar Sayang Siti". Pajar menanamkan modalnya ke prusahaan berupa : Uang sebesar Rp. 1.000.000.000,00 dan peralatan kantor senilai Rp. 15.000.000,00. Catatlah kedalam akun !!

Jawaban :
1.Tentukan pengaruh transaksi
Akibat transaksi ini kas di prusahaan bertambah dan peralatan pun bertambah diimbangi dengan jumlah modal yang bertambah pula.

2. Tentukan akun-akun yang terpengaruh oleh transaksi
Akun-akun yang terpengaruh adalah :
Kas
Peralatan kantor
Modal Pajar

3. Tuliskan Jurnalnya
Kas                      Rp.1.000.000.000,00 (debit)
Peralatan kantor    Rp.      15.000.000,00 (debit)
Modal Pajar                       Rp.1.015.000.000,00 (kredit)

4. Catat akun dalam bentuk T
Cara Pencatatan Transaksi Dalam Akun

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Buku BSE Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Untuk SMK Jilid 1 (Umi Muawanah, dkk.)

Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Hallo guys?
Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang Metode Penyusutan Aktiva Tetap.

a. Metode Garis Lurus (Stright Line Method)

Metode garis lurus merupakan metode penyusuta aktiva tetap, di mana umur mafaat aktiva dibagi kedalam biaya full dikurangi dengan nilai sisa yang diperkirakan. Menurut metode garis lurus, beban penyusutan penggunaan aktiva tetap tiap tahun jumlahnya sama. Penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :
Penyusutan = ( Harga Perolehan - Nilai Residu ) / Umur Ekonomis

Cara lain yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya penyusutan dengan menggunakan Metode Garis Lurus adalah sebagai berikut :
  1. Menghitung tarif penyusutan tiap tahun, dengan cara :
    Tari Penyusutan = 100% / Umur Ekonomis
  2. Kemudian menghitung beban penyusutan tiap tahun, yaitu :
    Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x ( Harga Perolehan - Nilai Residu )
  3. Selanjutnya menghitung nilai buku aktifa tetap, dengan cara :
    Nilai Buku Aktiva  = Harga Perolehan - Akumulasi Penyusutan
Contoh :
Pada tangga one Desember 2010, PT Jaya Abadi membeli mobil dengan harga perolehan Rp. 85.000.000,00. Kendaraan ini diperkirakan mempunyai umur ekonomis v tahun, dengan nilai residu .Rp.10.000.000,00 Besarnya penyusutan dihitung dengan metode garis lurus sebagai berikut :
Tarif penyusutan :
Penyusutan one tahun = (Rp. 85.000.000,00. - Rp.10.000.000,00) / 5
Penyusutan one tahun = Rp.75.000.000,00 / 5
Penyusutan one tahun = Rp.15.000.000,0

Penyusutan untuk tahun 2010 = 1/12 x Rp.15.000.000,00 = Rp.1.250.000,00
Tebel penyusutan tiap tahun dengan menggunakan metode garis lurus pada aktiva tetap kendaraa tersebut dapat dibuat sebagai berikut :

b. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years Digit Method)

Menurut metode ini, penyusutan untuk tiap tahun penggunaan aktiva tetap jumlahnya menurun. Besanya penyusutan tiap bulan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Penyusutan = (Sisa Umur Aktiva Tahun penggunaannya / Jumlah Angka Tahun Umur Aktiva Tetap) x Jumlah yang Harus Disusutkan.

Contoh :
Sebuah mesin dengan harga Rp.315.000.000,00 mulai dioperasikan bulan oktober 2010. Umur penggunaan ditaksir selama v tahun dengan nilai residu Rp.15.000.000,00. Mesin tersebut disusutkan dengan metode jumlah angka tahun.
Penyusutan tiap tahun penggunaan mesin dihitung sebagai berikut :
  • Jumlah angka tahun umur aktiva tetap, berasal dari :
    1 + two + three + four + v = 15
  • Jumlah yang harus disusutkan, berasal dari:
    Harga perolehan - Nilai residu = Rp.315.000.000 - Rp.15.000.000 = Rp.300.000.000
  • Penyusutan untuk tahun 2010 dihitung dari bulan Oktober s.d. Desember (3 bulan), yaitu :
    (3/12) x Rp.100.000.000,00 = Rp.25.000.000,00
Tabel peyusutan tiap tahun dengan menggunakan metode jumlah angka tahun pada aktiva tetap mesin tersebut dapat dibuat sebagai berikut.

c. Metode Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)

Penyusutan tiap tahun penggunaan aktiva tetap ditentukan berdasarkan persentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkkutan. Persentase penyusutun ditetapkan sebesar dua kali persentase penyusutan menurut metode garis lurus.
Contoh :
Sebuah kendaraan mulai dioperasikan pada tanggal one Desember 2010. Mobel tersebut diperoleh dengan harga Rp.165.000.000,00 dan ditaksir dapat dioperasikan selama 10 tahun. Perhitungan penyusutan kendaraan menggunakan metode menurun ganda.
Dari information tersebut, besarnya penyeusutan penggunaan kendaraan tiap tahun dihitung sebagai berikut:
Persentase penyusutan tiap tahun menurut metode garis lurus : 100% / 10 = 10%
Persentase penyusutan tiap tahun menurut metode menurun ganda : two x 10% = 20%
Berdasarkan besarnya persentase penyusutan diatas, beban penyusutan mesin tiap periode akuntansi dihitung seperti tampak dalam tabel berikut ini.

d. Metode Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)

Dalam penerapan metode satuan jam kerja, beban penyusutan ditetapkan berdasarkan jam kerja yang dapat dicapai dalam periode yang bersangkutan, untuk satu periode dihitung dengan cara sebagai berikut :
Beban Penyusutan = Jam Kerja yang dapat di capai x tarif penyusutan tiap jam kerja 

Tarif penyusutan tiap tahun = (harga peroleha - nilai residu) / Taksiran jumlah jam kerja yang dapat dicapai selama masa penggunaan aktiva tetap

e. Metode Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)

Penerapan metode satuan hasi produksi (Productive Output Method), sama dengan penerapan metode satuan jam kerja (jasa) yaitu berdasarkan kepada faktor penggunaann. Dalam penerapan metode satuan hasil produksi, beban penyusutan ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Beban Penyusutan = Jumlah Satuan Produk yang Dihasilkan x Tarif Penyusutan per Satuan Produk.

Tarif Penyusutan per Satuan Produk = ( Harga Perolehan - Nilai Residu ) / Taksiran jumlah produk yang dihasilkan selama masa penggunaan aktiva tetap
Nah segini dulu ya artikel dari saya. Artikel ini saya kutip dari buku Modul Akuntansi 2B untuk SMK dan MAK karangan Dwi Harti
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Membukukan Mutasi Persediaan Barang Dagang Ke Kartu Persediaan Barang Dagang

Hallo guys??
Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang Metode Pencatatan Persediaan Baranng Dagang, Yo simak !!!

Mutasi barang dagang harus didukung oleh dokumen yang syah dan telah mendapatkan otoritas dari pihak yang berwenang, baik penerimaan maupun pengeluaran barang dagang, penerimaan barang dagang adalah pembelian barang dagang dan retur penjualan barang dagang. Sedangkan Pengeluaran barang dagang adalah penjualan barang dagang dan retur pembelian barang dagang. Semua penerimaan dan pengeluaran dimutasi kedalam kartu persediaan barang dagang. Ada tiga metode pencatatan, yaitu : Metode Periodik, Metode Perpetual, dan Metode Pajak

1. Metode Fisik (Physical System)

Pada metode fisik, kartu persediaan barang dagang sifatnya hanya berfungsi sebagai tempat mencatat persediaan aal periode dari barang yang dibeli dan hanya menginformasikan harga pokok barang yang disediakan untuk dijual. Perhatikan contoh berikut :
Contoh :
Berikut adalah information persediaan barang dagang yang teradi pada UD Aneka Jaya Periode Desember 2010 dengan nama barang mi instan.
i Des Persediaan 100 dus @Rp.44.000,00
half dozen Des Faktur No.18 PT Sumber Alam untuk pembelian 150 dus @Rp.44.000,00
nine Des Faktur No. 29 dari PT Pasangan Utama untuk pembelian 100 dus @Rp.44.500,00
16 Des Faktur No.41 dari PT Sumber Alam untuk pembeliann 100 dus @Rp.44.500,00
23 Des Faktur No. 57 dari PT Pasangan Utama untuk pembelian 150 dus @Rp.44.000,00
28 Des Faktur No. 63 dari PT Sumber Alam untuk pembelian 100 dus @Rp.44.000,00
Catatan mutasi barang mi instan pada bulan Desember 2010 dalam kartu persediaan adalah sebagai berikut :
Setelah diadakan perhitungan secara fisik, persediaan mi instan pada tanggal 31 desember 2010 adalah 200 dus.
  1. Menggunakan Metode MPKP (FIFO)
    Nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah :
    F. 63  100 dus x Rp. 44.500,00 = Rp.4.450.000,00
    F. 57  100 dus x Rp. 44.000,00 = Rp.4.400.000,00
    Total =
    Rp.4.450.000,00 + Rp.4.400.000,00 = Rp.8.850.000,00
    Harga Pokok barang dagang mi instan yang dijual dalam bulan Desember 2010 :
    Persediaan barang yang tersedia untuk di jual + Nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2010
    Rp.30.950.000,00  -  Rp. 8.850.000,00 = Rp. 22.100.000,00
    Jadi, harga pokok penjualan mi instan dalam bulan Desember 2010 adalah Rp.22.100.000,00
  2. Menggunakan Metode MTKP (Lifo)
    Nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah :
    Persediaan awal 100 dus x Rp.44.000,00 = Rp.4.400.000,00
    F.18   100 dus x Rp.44.000,00 = Rp. 4.400.000,00
    Total =
    Rp.4.400.000,00 + Rp. 4.400.000,00 = Rp.8.800.000,00
    Harga Pokok barang dagang mi instan yang dijual dalam bulan Desember 2010 :

    Persediaan barang yang tersedia untuk dijual + Nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2010
    Rp.30.950.000,00 - Rp.8.800.000,00 = Rp.22.150.000,00
    Jadi Harga Pokok penjualan mi instan dalam bulan desember 2010 adalah Rp. 22.150.000

2. Metode Perpetual  (Perpetual System)

Dalam pencatatan metode ini, harga pokok penjualan barang yang dijual dapat dihitung setiap terjadi transaksi penjualan. Di dalam kartu persediaan dicatat sebagai mutasi keluar.
Contoh :
Berikut adalah information persediaan barang dagang yang terjadi pada UD Aneka Jaya periode Desember 2010. UD Aneka Jaya menjual barang mi instan merek A, B, dan C.
Khusus information untuk mi instan A, berikut adalah information transaksinya :
i Des Persediaan 75 dus @ Rp.33.000,00
five Des Faktur No. xiv dari PT Pangan Utama untuk pembelian 100 dus @Rp.34.000,00
xiv Des Fotokopi faktur No.202 TB Sumber Rejeki untuk penjualan xxx dus @Rp.40.000,00
twenty Des Faktur No. 31 dari PT Sumber Alam untuk pembelian 75 dus @Rp.35.000,00
23 Des Fotokopi Faktur No.204 TK Ijo untuk penjualan 45 dus @Rp.39.000,00
26 Des Fotokopi Faktur No.206 TK Jago untuk penjualan l dus @Rp.38.000,00
29 Des Fotokopi Faktur No.208 TB Sumber Rejeki unutk penjualan twoscore dus @Rp.39.000,00
Diminta :
Buatlah catatan mutasi barang dagang mi instan H5N1 dalam kartu persediaan, beserta jurnal umumnya dengan metode :
  1. MPKP
  2. MTKP
  3. Rata-rata Bergerak
Jawab :
1. Metode MPKP (FIFO)
Jurnal Metode MPKP (FIFO) :

2. Metode MTKP (LIFO)


Jurnal Metode MTKP (LIFO)

3. Metode rata-rata Bergerak (Moving Average)
Jurnal Metode rata-rata bergerak :

5. Metode Pajak

UU Perpajakan hanya mengakui metode penilaian periode dengan cara FIFO dan rata-rata bergerak (moving average). Apabila wajib pajak menggunakan metode lain dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak/laba kena pajak, terlebih dahulu harus melakukan koreksi fiskal untuk menyesuaikan besarnya harga pokok penjualan menurut akuntansi dan pajak.
  1. Apabila harga pokok menurut akuntansi lebih besar dari pada menurut pajak, harus dilakukan koreksi positif.
    Contoh :
    Barang tersedia dijual     Rp. 500.000.000
    Persediaan akhir LIFO   Rp. 100.000.000-
    Harga Pokok Penjualan  Rp. 400.000.000

    Barang tersedia dijual     Rp. 500.000.000
    Persediaan akhir LIFO   Rp. 150.000.000-
    Harga Pokok Penjualan  Rp. 350.000.000
    Selisih nilai persediaan akhir :
    Menurut Akuntansi  Rp.100.000.000
    Menurut Pajak        Rp.150.000.000-Koreksi positif       (Rp.  50.000.000)
    Besarnya pajak tangguhan = 25% x Rp.50.000.000 = Rp.12.500.000

    Jurnal Penyesuaian :
    Beban pajak tangguhan  (debet) Rp.12.500.000
         Utang pajak tangguhan (kredit) Rp.12.500.000
  2. Apabila harga pokok menurut akuntansi lebih kecil dari pada menurut pajak, harus dilakukan koreksi negatif .
    Contoh :
    Barang tersedia dijual     Rp. 500.000.000
    Persediaan akhir LIFO   Rp. 100.000.000-
    Harga Pokok Penjualan  Rp. 400.000.000

    Barang tersedia dijual     Rp. 500.000.000
    Persediaan akhir LIFO   Rp.   75.000.000-
    Harga Pokok Penjualan  Rp. 425.000.000
    Selisih nilai persediaan akhir :
    Menurut Akuntansi  Rp.100.000.000
    Menurut Pajak        Rp.  75.000.000-Koreksi negatif       Rp.   25.000.000
    Besarnya pajak tangguhan = 25% x Rp.25.000.000 = Rp.6.250.000

    Jurnal Penyesuaian :
    Beban pajak tangguhan  (debet) Rp.6.250.000
        Utang pajak tangguhan (kredit)  Rp.6.250.000
Nah segini dulu ya artikel dari saya. Artikel ini saya kutip dari buku Modul Akuntansi 2B untuk SMK dan MAK karangan Dwi Harti
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.