Showing posts sorted by relevance for query metode-pencatatan-piutang. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query metode-pencatatan-piutang. Sort by date Show all posts

Metode Pencatatan Piutang

Hallo temen-temen semua????
Gimana kabar kalian semua?????
Kembali lagi ama gue pajar seorang penulis blogger yang kece :D. Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang methode pencatatan piutang. Sebelummnya temen-temen tau apa itu piutang ???? ok deh takutnya ada yang belom tau mending gue jelasin dulu kali ya pengerian piutang. Y udah yo sima ya temen-temen !

Pengertian Piutang 
Piutang adalah "sebuah nama akun dalam akuntansi yang menggambarkan suatu transaksi penjualan secara kredit kepada customer". Jadi nih ya temen-temen piutang ini terjadi ktika prusahaan menjual barang secara kredit kepada customornya. 

Manfaat Piutang 
Lalu apa manfaatnya dari prusahaan mengeluarkan akun piutang untuk transaksi seperti ini?? dengan membuat akun piutang prusahaan akan lebih banyak mendapatkan customer, karena prusahaan akan dianggap menguntungkan client dalam hal waktu jika prusahaan itu blm memliki uang pada saat transaksi. Ok sekarang kita langsung ajh ke metode pencatatannya ajh ya temen-temen.

Methode Pencatatan Piutang
1. Metode Pencatata Langsung (Direct Method)
Ciri ciri prusahaan yang menggunakan metode ini adalah :
a. Kerugian piutang akan dicatat pada periode penerimaan piutang, berdasarkan jumlah piutang yang dihapuskan.

b. Setiap penghapusan piutang dicatat langsung pada akun kerugian piutang tak tertagih, denga jurnal :
Kerugian piutang tak tertagih (debet)    Rp...........,-
    Piutang (kredit)                                     Rp........,-

2. Metode Pencatatan Tidak Langsung atau Metode Cadangan (Indirect Method)
a. Krugian piutang tak tertagih dicatat berdasarkan taksiran pada periode penjualan 
b. Setiap penghapusan piutang dibebankan ke cadangan piutang tak tertagih. Jurnalnya seperti ini :
Cadangan piutang tak tertagih (debet) Rp.........,-
   Piutang (kredit)                                   Rp...........,-

Untuk menentukan taksiran kerigian piutang tak tertagih, ada beberapa cara diantaranya :
1. Ditetapkan sebesar persentase (%) tertentu dari penjualan. Dalam cara ini dasar perhitungannya adalah :
a. Penjualan kotor
b. Penjualan Bersih
c. Penjuala kredit bersih 
2. Ditetapkan sebesar persentase (%) tertentu dari saldo piutang
Dalam hal ini terdapat iii (tiga) cara sebagai berikut :
a. Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih ditambah sebesar persentase (%) tertentu dari saldo piutang (tanpa memperhatikan saldo cadangan yang masih ada)
b. Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih dijadikan sebesar persentase (%) tertentu dari saldo piutang dengan memperhatikan saldo cadangan yang masih ada)
c.  Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih dijadikan sejumlah tertentu dalam rupiah (Rp. …..) yang ditetapkan berdasarkan analisis umur piutang (dengan memperhatikan saldo cadangan yang masih ada).
Cara mencatat penerimaan piutang yang telah dihapuskan
Apabila piutang yang telah dihapuskan diterima pembayarannya, maka pencatatannya adalah sebagai berikut:
1.    Metode Langsung
Jurnal :
Kas  (Debet)                                               Rp xxx
      Kerugian Piutang Tak Tertagih  (Kredit)    Rp xxx

2.   Metode Tidak langsung atau Metode Cadangan
Jurnal :
Piutang Dagang (Debet)                             Rp xxx
     Cadangan Piutang Tak Tertagih (Kredit)   Rp xxx
(Mengembalikan piutang yang sudah dihapuskan)
Kas (Debet)                       Rp xxx
     Piutang Dagang (Kredit)  Rp xxx
(Mencatat penerimaan piutang yang sudah dihapuskan)

Jadi kesimpulannya adalah perbedaan dari kedua pencatatan ini adalah pada saat mencatat pengembalian piutang yang tak tertagih. Untuk metode langsung pada saat penerimaan uang dari piutang yang telah dihapuskan maka pencatatnnya langsung saja krugian pitang tak tertagih di catat di kredit dan langsung pulang di catat sebagai debetnya adalah kas, akan tetapi dalam metode langsung pada saat penerimaan uang dari piutang yang telah di hapuskan itu di catatnya bukan kerugian piutang tak tertagih akan tetapi di catat sebagai piutang sebagai kredit karena pada metode ini cadangan kerugian piutang tak tertagih di masukan lagi kepada akun piutang sehingga padasaat pengembalian kembali piutang yang telah di hapuskan, saldo akun piutang dagang akan bertambah.
Dan satu lagi ciri dari pencatatan metode tidak langsung adalah adanya akun cadanga kerugian piutang tak tertagih.
Nah sekian dari saya. 
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang , Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !

Ada three metode penentuan taksiran kerugian piutang, diantaranya adalah :
  1. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Jumlah Penjualan (Pendekatan Laba Rugi)
  2. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Saldo Piutang (Pendekatan Neraca)
  3. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Analisis Umur Piutang

1. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Jumlah Penjualan (Pendekatan Laba Rugi)

Dalam metode ini piutang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan. Mengapa demikian ? karena timbulnya suatu piutang itu disebabkan oleh penjuala kredit.

Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah penjualan dikalikan persentase tertentu. Besarnya persentase ditetapkan dengan cara membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan full penjualan selama periode yang bersangkutan, kemudian diadakan modifikasi dengan mempertimbangkan kemungkinan di masa yang akan datang.

Contoh :
Pada buku besar PD Pajar Sidik tanggal 31 Desember 2017 terdapat akun sebagai berikut :
Piutang dagang = Rp. 250.000.000,00
Cadangan kerugian piutang = Rp.2.000.000,00
Penjualan = Rp.1.500.000.000,00
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 0,5% dari penjualan.

Berdasarkan information diatas maka besarnya kerugian piutang adalah :
0,5% x Rp.1.500.000.000,00 = Rp.7.500.000,00
Dan jurnal yang harus dibuat adalah :
Beban kerugian piutang (debet) Rp.7.500.000,00
   Cadangan kerugian piutang (kredit) Rp.7.500.000,00

Maka pada buku besar akun Cadangan Kerugian Piutang, akan tampak sebagai berikut :


2. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Saldo Piutang (Pendekatan Neraca)

Kerugian piutang dihitung berdasarkan saldo piutang dengan cara menyisihkan piuyang tak tertagih :
  • Dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang;
  • Ditambah dengan persentase tertentu dari saldo piutang;
  • Dihitung berdasarkan analisis umur piutang.

Metode cadangan dipakai apabila kerugian piutang yang terjadi cukup besar jumlahnya. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini :
  • Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dan periode terjadinya penjualan;
  • Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, jika dicatat dengan mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang;
  • Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan;
  • Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang akhir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang;
  • Jumlah taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan jumlah saldo piutang dagang akhir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.

Contoh :
Pada buku besar PD Pajar Sidik tanggal 31 Desember 2017, terdapat akun sebagai berikut :
Piutang Dagang = Rp.250.000.000,00
Cadangan Kerugian Piutang = Rp.2.000.000,00
Taksiran kerugian piutang ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang 31 Desember 2017.

Taksiran kerugian piutang :
2% x Rp.250.000.000,00 = Rp.5.000.000,00

Maka kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2017 adalah :
Taksiran kerugian piutang - Saldo kerugian piutang = Rp.5.000.000,00 - Rp.2.000.000,00 = Rp. 3.000.000,00
Maka jurnal pada tanggal 31 Desember 2017 adalah :
Beban Kerugian Piutang (debet) Rp.3.000.000,00
   Cadangan Kerugian Piutang (kredit) Rp.3.000.000,00

Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut :

3. Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Analisis Umur Piutang

Piutang dagang dikelompokan menjadi piutang yang belum jatuh tempo dan piutang yang telah jatuh tempo. Piutang yang telah jatuh tempo dikelompokan lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan lamanya tunggakan. Besarnya persentase taksiran kerugian piutang ditetapkan berdasarkan usia tiap kelompok.

Contoh :
Pada buku besar PD Pajar Sidik Nusantara tanggal 31 Desember 2017, terdapat akun sebagai berikut :
Piutang dagang = Rp.250.000.000,00
Cadangan kerugian piutang = Rp.2.000.000,00

Rincian nama debitur :

Persentase taksiran kerugian piutang ditetapkan sebagai berikut :

Berdasarkan information tersebut, dibuat analisis umur piutang sebagai berikut :

Berdasarkan analisis umur piutang tersebut, kemudian dihitung beban kerugian piutang tahun 2017 sebagai berikut :

Berdasarkan information tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu :
Taksiran kerugian piutang - Cadangan kerugian piutang (saldo kredit) = Rp.29.490.000,00 - Rp. 2.000.000,00 = Rp.27.490.000,00

Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2017 adalah :
Beban kerugian piutang (debet) Rp.27.490.000,00
   Cadangan kerugian piutang (kredit) Rp.27.490.000,00

Buku besar Cadangan kerugian piutang :

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualiakum wr. wb.
Referensi :
  • Modul akuntansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Saya sarankan baca juga artikel :

Perbedaan Pencatatan Piutang Metode Langsung Dengan Metode Tidak Langsung

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Perbedaan Pencatatan Piutang Metode Langsung dengan Metode Tidak Langsung , Tanpa panjang lebar lagi yo depository fiscal establishment agree it out !
Berikut ini perbedaannya :

Metode Langsung (Direct Method)

  • Kerugian piutang tak tertagih dicatat pada periode penerimaan piutang, berdasarkan jumlah piutang yang dihapuskan.
  • Setiap penghapusan piutang, langsung dicatat pada rekening kerugian piutang.
    Jurnalnya :
    Kerugian Piutang (Debet)Rp.xxx
       Piutang Dagang  (Kredit) Rp.xxx
  • Pernyataan kesanggupan debitur untuk membayar piutang yang sudah dihapuskan.
    Jurnalnya :
    Piutang Dagang (Debet) Rp.xxx
       Kerugian Piutang (Kredit) Rp.xxx
  • Waktu menerima pembayaran dari debitur yang menyatakan kesanggupan membayar.
    Jurnalnya :
    Kas (Debet) Rp.xxx
       Kerugian Piutang (Kredit) Rp.xxx
  • Jika debitur yang piutangnya sudah dihapuskan datang dan langsung membayar.
    Jurnalnya :
    Kas (Debet) Rp.xxx
       Kerugian Piutang (Kredit) Rp.xxx

Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

  • Kerugian piutang tak tertagih dicatat berdasarkan taksiran, melalui jurnal penyesuaian.
    Jurnalnya :
    Beban Kerugian Piutang (Debit) Rp.xxx
       Cadangan Kerugian Piutang (Kredit) Rp.xxx
  • Setiap penghapusan piutang langsung dicatat pada rekening kerugian piutang.
    Jurnalnya :
    Cadangan Kerugian Piutang (Debet) Rp.xxx
       Piutang Dagang (Kredit) Rp.xxx
  • Pernyataan kesanggupan debitur untuk membayar cadangan piutang piutang yang sudah dihapuskan.
    Jurnalnya :
    Piutang Dagang (Debet) Rp.xxx
       Cadangan Kerugian Piutang (Kredit) Rp.xxx
  • Waktu menerima pembayaran dari debitur yang menyatakan kesanggupan membayar.
    Jurnalnya :
    Kas (Debet) Rp.xxx
       Piutang Dagang (Kredit) Rp.xxx
  • Jika debitur yang piutangnya sudah dihapuskan datang dan langsung membayar.
    Jurnalnya :
    Kas (Debit) Rp.xxx
       Cadangan Kerugian Piutang (Kredit) Rp.xxx

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Saya sarankan baca juga artikel :

Prosedur Pencatatan Piutang

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Prosedur Pencatatan Piutang , Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern agree it out !
Prosedur Pencatatan Piutang
Prosedur pencatatan piutang dilakukan dengan cara men-posting ke dalam kartu piutang berdasarkan masing-masing jurnal, dengan ketentuan sebagai berikut :
  • Penjualan kredit
    Penjualan kredit dicatat dalam jurnal penjualan atas dasar faktur penjualan disertai dengan guild pengiriman barang.
  • Retur Penjualan
    Retur penjualan dicatat ke dalam jurnal retur penjualan berdasarkan memo kredit yang disertai dengan laporan penerimaan barang.
  • Penghapusan Piutang
    Penghapusan piutang dicatat ke dalam jurnal umum dengan bukti memorial yang dibuat oleh bagian kredit.
  • Penerimaan Kas
    Penerimaan kas sebagai pelunasan piutang dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas disertai dengan bukti kas masuk.

Namun sebelum kita menjalankan prosedur pencatatan piutang ada hal penting yang harus dipersiapkan.

Persiapan yang diperlukan dalam prosedur pencatatan piutang

Berikut hal-hal yang harus dipersiapkan dalam prosedur pencatatan piutang :
  • Kartu piutang
  • Buku jurnal
  • Jurnal penjualan
  • Jurnal retur penjualan
  • Jurna umum
  • Jurnal penerimaan kas

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akungtansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Saya sarankan baca juga artikel :

Jenis-Jenis Piutang Dalam Akuntansi

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Jenis-Jenis Piutang Dalam Akuntansi , Tanpa panjang lebar lagi yo banking company gibe it out !

Pengertian Piutang

Piutang adalah tagihan prusahaan terhadap pihak ketiga yang timbul karena adanya suatu transaksi.

Jenis-Jenis Piutang Dalam Akuntansi

Ada three jenis piutang dalam Akuntansi, diantaranya adalah :
  1. Piutang Dagang
  2. Piutang Wesel
  3. Piutang Lain-Lain

1. Piutang Dagang

Piutang dagang adalah piutang yang timbul akibat adanya transaksi penjuaan barang atau jasa secara kredit. Piutang dagang termasuk aktiva lancar karena hanya berjangka waktu kurang dari satu tahun saja.

2. Piutang Wesel

Piutang wesel adalah piutang berupa perjanjian tertulis debitur kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat perjanjian tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Piutang wesel ada yang termasuk kedalam aktiva lancar dan ada juga yang termasuk kedalam aktiva tidak lancar.

3. Piutang Lain-Lain

Piutang lain-lain adalah piutang selain piutang dagang dan piutang wesel.

Contoh Piutang Lain-Lain

Beriktu ini yang termasuk contoh piutang lain-lain :
  • Uang muka pembelian;
  • Uang muka kepada pegawai;
  • Uang muka pembelian saham;
  • Uang muka menjamin kontrak;
  • uang muka kepada anak prusahaan;
  • Piutang deviden;
  • Tagihan terhadap langganan untuk pengembalian tempat barang;
  • Tuntutan kerugia kepada prusahaan asuransi;
  • Tuntutan atas pengurangan pajak.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Saya sarankan baca juga artikel :

Menghitung Information Mutasi Piutang

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Menghitung Data Mutasi Piutang , Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !

Dalam akuntansi untuk menghitung mutasi piutang yaitu dengan cara dikreditkan atau didebetkan sehingga nanti akan timbul penjumlahan saldo ataupun pengurangan saldo piutang.

Transaksi penjualan kredit akan berpengaruh positif terhadap saldo piutang, sedangkan retur penjualan, pelunasan piutang, dan penghapusan piutang berpengaruh negatif terhadap saldo piutang.

Piutang pelanggan akan didebet di kolom mutasi pada kartu piutang jika terjadi transaksi-transaksi yang menyebabkan bertambahnya piutang. Begitupun sebaliknya, piutang pelanggan akan dikredit di kolom mutasi pada kartu piutang apabila terjadi transaksi-transaksi yang menyebabkan berkurangnya piutang. Untuk saldo normal piutang ada disebelah debet.

Transaksi-transaksi yang Berkaitan dengan Perubahan Piutang

Berikut ini tabel transaksi-transaksi yang berkaitan dengan perubahan piutang :

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabiala ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul akuntansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Saya sarankan baca juga artikel :

Melakukan Konfirmasi Saldo Piutang

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Melakukan Konfirmasi Saldo Piutang , Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out !
Konfirmasi adalah surat pernyataan yang berasal dari prusahaan kepada debitur, untuk memberitahukan secara langsung kepada akuntan publik yang memeriksa ikhtisar keuangannya, mengenai benar atau tidaknya saldo piutang pada tanggal tertentu seperti yang disebutkan dalam surat tersebut.

Jenis-jenis Surat Konfirmasi

Ada dua jenis surat konfirmasi, diantaranya adalah :

A. Surat Konfirmasi Positif

Surat konfirmasi positif adalah surat konfirmasi yang dikirim oleh akuntan publik kepada debitur untuk kemudian diminta mengirim balasannya kepada akuntan publik.

Ciri-ciri debitur yang perlu dikirim surat konfirmasi positif

Ciri-ciri debitur yang perlu dikirim surat konfirmasi positif adalah :
  1. Jika tidak ada kepastian tentang kesalahan akibat hasil penilaian sistem pengendalian intern yang lemah;
  2. Jika debitur merupakan perusahaan;
  3. Jika jumlah saldo debitur sangat besar dibandingkan dengan full piutang.

B. Surat Konfirmasi Negatif

Surat konfirmasi negatif adalah surat konfirmasi yang dikirim oleh akuntan publik kepada debitur untuk kemudian pihak debitur diminta mengirim balasannya langsung kepada akuntan publik jika tidak setuju atas saldo dalam surat konfirmasi.

Ciri-ciri debitur yang perlu dikirim surat konfirmasi negatif

Ciri-ciri debitur yang perlu dikirim surat konfirmasi negatif adalah :
  1. Jika hasil penilaian sistem pengendalian intern sangat baik;
  2. Jika debitur banyak jumlahnya, tetapi saldonya relatif kecil;
  3. Jika debitur terdiri atas orang pribadi.

Jenis-jenis Surat Konfirmasi Piutang

Berikut ini adalah jenis-jenis surat konfirmasi piutang yang dikirim :

1. Surat Konfirmasi Piutang Akhir Bulan

Surat konfirmasi piutang akhir bulan adalah surat konfirmasi yang diinformasikan kepada debitur hanya saldo akhir bulan tertentu saja.

2. Surat Konfirmasi Satuan Piutang.

Dalam konfirmasi ini yang diinformasikan kepada debitur adalah saldo awal satu bulan. Surat konfirmasi piutang ini dikutip dari kartu piutang pelanggan.

3. Surat Konfirmasi Elemen Terbuka.

Surat konfirmasi elemen terbuka adalah surat konfirmasi yang diinformasikan kepada debitur hanya faktur yang belum dibayar.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Saya sarankan baca juga artikel :

Penyajian Piutang Dalam Neraca Yang Benar

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Penyajian Piutang Dalam Neraca Yang Benar, Tanpa panjang lebar lagi yo banking company jibe it out !
 
Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) disebutkan bahwa "jumlah bruto piutang harus tetap disajikan pada neraca, diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat diterima".

Secara umum, penyajian piutang dan cadangan kerugian piutang di neraca berada pada sisi aktiva. Untuk lebih jelasnya lihat neraca dibawah ini :


Jadi intinya banyak sekali orang yang salah dalam membuat neraca khusunya dalam menampilkan akun piutang. Sering sekali akun piutang hanya ditampilkan sendiri tanpa ditampilkannya akun cadangan kerugian piutang dalam neraca.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Saya sarankan baca juga artikel :

Perbedaan Wesel Dan Promes

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Perbedaan Wesel dan Promes, Tanpa panjang lebar lagi yo cheque it out ! 
Perbedaan Wesel dan Promes
Agar piutang mempunyai kedudukan hukum yang lebih kuat, maka sebaiknya utang-piutang yang hanya terjadi atas dasar kepercayaan diubah menjadi suatu bentuk perjanjian yang tertulis. Bentu yang dimaksud dinamakan surat wesel atau promes.

Berikut ini perbedaan wesel dan promes :
  • Wesel adalah printah tertulis dari kreditur yang ditujukan kepada debitur untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal yang telah ditentukan.
  • Promes adalah surat perjanjian tertulis dari debitur kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal yang telah ditentukan.

Jadi intinya perbedaan antara wesel dengan promes terletak pada pihak yang membuatnya.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata. Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Modul Akuntansi 2A untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Saya sarankan baca juga artikel :

Perbedaan Pencatatan Persediaan Metode Fisik Dan Perpetual

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Perbedaan Pencatatan Persediaan Metode Fisik dan Perpetual, Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern fit it out !
Berikut ini perbedaan pencataan persediaan metode fisik dan metode perpetual :

A. Pencatatan Sistem Persediaan Fisik (Periodik)

a. Pembelian Barang Secara Kredit

1. Pembelian bukan pengusaha kena pajak dicatat
Faktur pembelian dicatat dalam jurnal pembelian :
Pembelian (debet)
Utang Dagang (kredit)

2. Pembelian pengusaha kena pajak dicatat :
Faktur pembelian dicatat dalam jurnal pembelian :
Pembelian (debet)
PPN Masukan (debet)
Utang Dagang (kredit)

b. Penjualan Barang Secara Kredit

1. Penjualan bukan pengusaha kena pajak dicatat :
Faktur penjualan dicatat  dalam jurnal penjualan :
Piutang Dagang (debet)
Penjualan (kredit)

2. Penjualan pengusaha kena pajak dicatat
Copy faktur dicatat dalam jurnal penjualan :
Piutang Dagang (debet)
Penjualan (kredit)
PPN Keluaran (kredit)

c. Terjadi pengembalian barang.

1. Pembeli bukan pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Utang Dagang (debet)
Retur Pembelian (kredit)

2. Pembeli pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Utang Dagang (debet)
Retur Pembelian (kredit)
PPN Masukan (kredit)

3. Penjual bukan pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Retur Penjualan (debet)
Piutang Dagang (kredit)

4. Penjual pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Retur Penjualan (debet)
PPN keluaran (debet)
Piutang Dagang (kredit)

B. Sistem Pencatatan Persediaan Perpetual

a. Pembelian barang secara kredit

1. Pembeli bukan pengusaha kena pajak
Faktur pembelian dicatat dalam jurnal pembelian :
Persediaan (debet)
Utang Dagang (kredit)

2. Pembeli pengusaha kena pajak
Faktur pembelian dicatat dalam jurnal pembelian :
Persediaan (debet)
PPN Masukan (debet)
Utang Dagang (kredit)

b. Penjualan barang secara kredit

1. Penjual bukan pengusaha kena pajak
Faktur penjualan dicatat dalam jurnal penjualan :
Piutang dagang (debet)
Penjualan (kredit)

Harga pokok penjualan dicatat pada jurnal umum :
Harga poko penjualan (debet)
Persediaan (kredit)

2. Penjual pengusaha kena pajak
Copy faktur dicatat dalam jurnal penjualan :
Piutang Dagang (debet)
Penjualan (kredit)
PPN Keluaran (Kredit)

Harga pokok penjualan dicatat dalam jurnal umum :
Harga pokok penjualan (debet)
Persediaan (kredit)

c. Terjadi pengembalian baran.

1. Pembeli bukan pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Utang Dagang (debet)
Persediaan (kredit)

2. Pembeli pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
Utang Dagang (debet)
Persediaan (kredit)
PPN Masukan (kredit)

3. Penjual bukan pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
- Untuk mencatat harga jual :
Retur Penjualan (debet)
Piutang Dagang (kredit)

- Untuk mencatat harga pokok :
Persediaan (debet)
Harga Pokok Penjualan (kredit)

4. Penjualan pengusaha kena pajak
Nota retur dicatat dalam jurnal umum :
-Untuk mencatat harga jual :
Retur Penjualan (debet)
PPN Kelluaran (debet)
Piutang Dagang (kredit)
 

-Untuk mencatat harga pokok :
Persediaan (debet)
Harga Pokok Penjualan (kredit)

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
referensi :
  • Modul Akuntansi 2B untuk SMK dan MAK (Dwi Harti)
Baca juga artikel terkait :

Ayat-Ayat Jurnal Penyesuaian

Hallo assalamualaikum semuanya ??????? :) Di hari ini gue seneng banget bakalan berbagi artikel lagi sama temen temen sekalian, dimana topik materi yang bakalan gua bagiin lumayan bakalan agak agak mengerus kecerdasan iq temen temen sekalian kyanya. Materi yang bakalan gua posting di artikel kali ini yaitu tentang Ayat-ayat Jurnal Penyesuaian. Dari namanya udah serem banget ya ????? Tapi tenang ajh lu udah dateng ke weblog yang tepat, dimana di dalem weblog gue, gue tuh posting artikel ngga asal asalan, artikel gua tuh gua bikin biar mudah dipahamin sama temen-temen semua, artikel gua tuh bisa di bilang bahasanya mudah dimengerti lah. Oh iyh sebelum gua berbagi materi gua mau perkenalin diri gua dulu nih ama temen-temen. Nama gue Muahamad Pajar Sidik, gua lahir di sukabumi tanggal 21 maret tahun 1997, gua jebolan SMK Negeri two Kota sukabumi, Hobi gua ya kya gnih bikin artikel artikel buat temen-temen nih, atau bisa juga di sebut ngeblog deh. Awalnya gua suka ngeblog tuh karena gua liat temen-temen gua yang bisa kaya gitu karena blog, semoga gua juga bisa kya gth ya amiiinnnnnn. Ok perkenalan dari gua udah dulu ya, selanjutnya perkenalan dari kelian nih bisa langsung perkenalan dengan cara masuk hubungi penulis di atas deh :). Kalo udah perkenalannya yo kita lanjut ke materi. Gua Bakalan Berbagi materi Ayat Ayat Jurnal Penyesuaian secara terstruktur, yang pertama gua bakalan jelasin pegertian ayat jurnal penyesuaian, kemudian gua bakalan jelasin apa itu fungsi dari jurnal penyesuaian atau manfaat dari jurnal penyesuaian, dan terakhir gua bakalan jelasin satu persatu Ayat Ayat Jurnal Penyesuaian. Yo let's see!!!

Pengertian Ayat Jurnal Penyesuaian
Ayat jurnal penyesuaian adalah "Suatu ayat ayat atau kumpulan beberapa akun yang di catat dalam sebuah jurnal dengan tujuan untuk menyesuaikan saldo saldo akun dalam keadaan yang sebenarnya". Nah gmn temen temen ngerti maksud dari pengertiannya ?????? Jadi temen nih ya ayat jurnal penyesuaian itu di buat untuk menyesuaikan akun akun yang belum pada keadaan yang sebenarnya. Misalkan sebuah prusahaan saldo akun perlatannya tuh adalah Rp.5000,- , tapi kan klo peralatan itu udah di pake selama berhari bahkan berbulan-bulan otomatis peralatan itu pun udah ngga baru lagi dan kekuatan mesinnya pun akan berkurang, maka dari itu harus lah dilakukan penyesuaian sehingga saldo peralatan itu pada keadaan yang sebenarnya. Ayat jurnal penyesuaian itu dilakukan atau dicatat setiap akhir periode pencatatan akuntanasi, ada yang dicatat di akhir bulan dan ada juga yang di catat di akhir tahun. Tentunya dalam membuat atau mencatat ayat jurnal penyesuaian ini aga aga rumit karena kita harus berfikir dabel untuk mencatatnya. Apa yang saya maksud berfikir dabel????? berfikir dabel disini saya maksud kan karena ktika kita mencatat ayat jurnal penyesuain kita tidak mencatatnya saja tapi kita harus menghitung berapa nominal akun yang kita tulis supaya dapat menyesuaikan saldo akun pada keadaan yang sebenarnya. Lalu bagaimana kak pajar caranya bikin ayat jurnal penyesuaiannya ??? sebentar sebelum gue jelasin itu gue bakalan jelasin dulu manfaat dari ayat jurnal penyesuaian.

Fungsi atau Manfaat dari Ayat Jurnal Penyesuaian
Fungsi ayat jurnal penyesuian adalah "untuk menyesuaikan saldo akun-akun yang belum pada keadaan yang sebenernya menjadi dalam keadaan yang sebenarnya". Nah seperti yang udah gua jelasin di atas bahwa ayat jurnal penyesuaian itu digunakan untuk menyesuakan akun pada keadaan yang sebenarnya. Nah lalu gmn ka pajar klo prusahaan itu ngga ada akun yang harus di sesuaikan??? nah berarti kalo dalam prusahaan itu tidak ada akunn harus disesuaikan berarti sudah saja tidak usah dibuat ayat jurnal penyesuaian, akan tetapi tidak mungkin sebuah prusahaan semua akunnya itu pada keadaan yang sebenarnya pada akhir periode pencatatan tanpa dibuat ayat jurnal penyesuaian, karena setiap prusahaan pasti memiliki peralatan, perlengkapan yang dimana akan menimbulkan harus dibuatnya ayat jurnal penyesuaian. Lalu kak bagaimana caranya agar kita dapat mengetahui akun akun apa saja yang harus disesuaikan???? Nah pertanyaan ini bakalan gua jelasin dan ini bakalan bikin kepala temen temen agak pusing, tapi pusingnya dikit sih ngga kya di ajarin ama guru temen-temen yang galak udah gitu penjelasannya susah dimengerti lagi wkwkwk...... Ok gua bakalan jelasin alias kasih tau ama temen-temen apa ajah akun-akun yang harus disesuaikan itu. Simak dengan baik penjelasan di bawah :

Ayat-Ayat Jurnal Penyesuaian
Akun Akun yang harus disesuaikan agar bisa dalam keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi itu ada half dozen akun yaitu :
1. Akun Perlengkapan.
Akun perlengkapan harus disesuaikan karena didalam atau selama awal periode akuntansi sampai akhir periode akuntansi pasti ada sebuah pemakaian perlengkapan sehingga harus ada penyesuaian terhadap pemakaian perlengkapan. Nah bagaimana cara membuat ayat jurnal penyesuaiannya??? dalam hal ini ada dua cara yang biasa di pakai.

a.) pada cara pertama jika pada awal pencatatan akuntansi, akun perlengkapan dicatat sebagai harta maka pencatatan jurnal penyesuaiannya :
Beban Perlengkapan (debet)    Rp.....,-
     Perlengkapan (kredit)              Rp.....,-
Mengapa pencatatannya harus demikian, karena pada awal pencatatan akuntansi akun perlengkapan itu dicatat sebagai akun harta yaitu dicatat sebagai perlengkapan dimana perlengkapan tersebut berada atau dicatat dalam keadaan debet, sehingga untuk menguranginya perlengkapan haruslah di catat sebagai kredit, dan sebagai penyeimbang muncul akun nominal yaitu Beban perlengkapan.
Jadi misalkan saya beri contoh dimana dalam sebuah prusahaan akun perlatan di catat sebagai akun harta sebesar Rp.5,- dan pemakaian perlengkapan selama akhir periode adalah Rp.3,- . Maka buat lah ayat jurnal penyesuaiannya pada akhir periode akuntansi!
Beban Perlengkapan (debet)    Rp.3,-
     Perlengkapan (kredit)              Rp.3,-
Nah karena saldo awal perlengkapan sebesar Rp.5,- di debet, kemudian dilakukan pencatatan jurnal penyesuaian yaitu perlengkapan di sebelah kredit sebesar Rp.3,- . maka sisa peralatannya atau saldo peralatan yang sebenarnya adalah Rp.2,-

b.) Nah kemudian pada cara kedua ialah dimana perlengkapan di catat bukan dalam akun harta akan tetapi pada akun nominal pada awal periode yaitu di catat sebagai beban perlengkapan. Maka pencatatan ayat jurnal penyesuaiannya adalah :
Perlengkapan (debet)                Rp......,-
   Beban Perlengkapan (kredit)     Rp.....,-
Nah pencatatan kali ini berbalik dengan pencatatan yang di atas. Karena perlengkapan di catat sebagai beban perlangkapan dan pastinya setiap beban itu dicatat di sebelah debet maka pada jurnal penyesuaiannya beban perlengkapan haruslah di sebelah kredit supaya bisa mengurangi beban agar menjadi keadaan yang sebenarnya dan timbul akun baru yaitu akun harta berupa perlengkapan.
Contoh :
Sebuah prusahaan memiliki saldo perlengkapan sebesar Rp.5,- dan saldo tersebut di catat sebagai akun nominal yaitu dicatat sebagai beban perlengkapan. Dan pemakaian perlengkapan tersebut selama awal periode sampai akhir periode adalah sebesar Rp.3,- , maka buat lah ayat jurnal penyesuaiannya!!!!!!!
Perlengkapan (debet)                Rp.2,-
   Beban Perlengkapan (kredit)     Rp.2,-
Nah mengapa pencatatan tersebut nominalnya Rp.2,-???? karena pada kasus ini atau pada soal ini saldo awal perlengkapan dicatat sebagai beban perlengkapan dengan saldo Rp.5,-, dan kemudian pemakaian perlengkapan selama periode akuntansinya adalah Rp.3,- atau beban perlengkapan pada akhir periode akuntansinya haruslah Rp.3,- , sehingga pada jurnal penyesuaian haruslah beban perlengkapan dicatat  dengan nominal Rp.2,- di sebelah kredit supaya mengurangi pencatatan beban perlengkapan pada awal periode yang asalnya Rp.5,- menjadi Rp.3,-. Rp.3,- itu adalah beban perlengkapan yang sebenarnya. Dan juga muncul akun baru berupa harta yaitu akun perlengkapan sebesar Rp.2,- sebagai penyeimbang.

2. Akun Peralatan
Tahukah kalian mengapa aku perlatan itu harus disesuaikan padahalkan peralatan itu tadak akan habis????? Dalam ilmu akuntansi semua perlatan itu ada umurnya, tentunya memang peralatan tidak akan habis, akan tetapi peralatan itu bisa saja rusak. Dan kerusakan peralatan itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya karena sudah terlalu lama di pakai atau istilah kerennya dalam akuntansi sudah habis umur ekonomisnya. Nah maka dari itu peralatan perlulah dilakukan penyesuaian supaya kita tau kapan habis umur ekonomisnya sehingga kita bisa mengganti lagi peralatan tersebut dengan yang baru. Nah dalam penyesuaian peralatan ini ada istilah tersendiri dalam ilmu akuntansi yaitu "penyusutan". Dan penyusutan ini pun dibuat nama dalam sebuah akun yaitu akun penyusutan peralatan. Sebenarnya penyusutan disini tidak hanya peralatan akan berlaku untuk semua benda yang berifat peralatan seperti gedung, saham, dan yang lainnya. namun kali ini saya jabarkan saja secara umum kepada akun peralatan. Nah bagaimana proses penyusutan itu ??? Ada banya sekali metode dalam penyusutan, namun kali ini saya akan menjelaskannya satu metode yang biasa digunakan atau umum digunakan saja karena fokus artikel saya kali ini membahas tentang ayat jurnal penyesuaiannya tidak spesifik ke penyusutan saja. Nah metode tersebut adalah metode penyusutan garis lurus. Dimana pada metode ini Rumus penyusutannya adalah :
Penyusutan = ((harga pokok)-(Nilai Sisa))/(Umur Ekonomis)
Nah saya akan jelaskan dulu elemen-elemen pada rumus ini. Pada rumus ini ada elemen harga pokok, harga poko itu adalah "harga sebuah peralatan berikut dengan semua biaya peralatan yang timbul atas pengiriman dan yang laiinya". kemudian ada elemen nilai sisa, nilai sisa di sini adalah "sebuah taksiran nilai sisa dari peralatan tersebut atau secara logikanya harga peralatan tersebut jika sudah rusak". Nilai sisa bisa kita sebut juga sebagai nilai residu. Nah dan yang terakhir ada elemen umur ekonomis, umur ekonomis adalah "taksiran umur dari peralatan tersebut". Kita masuk ke contoh :
Sebuah prusahaan memiliki peralatan dengan harga pokok Rp.12,-. Memiliki nilai sisa sebesar Rp.2,- dan nilai ekonomisnya selama v tahun. Berapa penyusutan peralatan tersebut pada periode akhir tahun pertama kemudian buat jurnal penyesuaiannya!!!!!!
Jawab :
Penyusutan = ((harga pokok)-(Nilai Sisa))/(Umur Ekonomis)
Penyusutan = (Rp,12 - Rp.2)/(5) 
Penyusutan = Rp.10/5
Penyusutan = Rp.2,-
Penyusutan pada akhir tahun pertama adalah Rp.2,-
Kemudian kita catat jurnal penyesuaiannya.
Beban Penyusutan Peralatan (debet)            Rp.2,-
     Akumulasi Penyusutan Peralatan (kredit)     Rp.2,-.
Nah jadi untuk pencatatan penyusutan seperti ini teman-teman.

3. Semua akun yang dibayar di muka
Semua akun yang dicatat sebagai akun dibayar dimuka haruslah dilakukan penyesuaian, karena arti dibayar dimuka disini adalah prusahaan membayar akan sesuatu tapi sesuatu tersebut ada yang seharusnya belum dicatat pada tahun tertentu. Misalnya prusahaan menyewa gedung, gedung tersebut disewa selama v tahun dan prusahaan tersebut telah membayarnya untuk jangka waktu selama v tahun. Nah otomatis untuk akhir tahun pertama pencatan harus di sesuaikan karena ktika masuk periode tahun berikutnya jangka waktu sewa gedung tersebut sudah berkurang satu tahun yaitu menjadi four tahun, dan timbul beban sewa selama satu tahun periode pencatatan tersebut. Kita masuk Contoh !
Sebuah prusahaan sudah menyewa gedung dan langsung membayar sewa selama v tahun sebesar Rp.10,- . Maka tentukan jurnal penyesuaiannya pada akhir periode akuntansi tahun pertama!!!!!
Kita hitung dulu biaya penyewaan gedung untuk satu tahun!
Biaya sewa selama satu tahun : 1/5 x Rp,10,- = Rp,2-
Nah maka jurnal penyesuaiannya :
Beban Sewa  (debet)                   Rp.2,-
    Sewa dibayar di Muka (kredit)   Rp.2-
Nah pencatatan di atas terjadi jika pada awal pencatatan di catat sebagai akun harta atau istilah akuntansinya di catat sebagai pendekatan neraca. Lalu bagaimana jika pada awal pencatat di catat sebagai beban sewa bukan sewa dibayar di muka, atau biasa di sebut di catat sebagai akun nominal. pencatatan jurnalnya :
Sewa dibayar di muka (debet) Rp.8,-
    Beban sewa (kredit)              Rp,8,- 
Mengapa beban sewa dicatat di kredit sebsar Rp.8,-. karena untuk mengurangi akun beban sewa yang dicatat pada awalnya sebesar Rp.10, menjadi saldo beban sewa pada tahun pertama adalah Rp.2,-   

4. Semua akun yang diterima di muka
Akun diterima di muka itu biasanya akun pendapatan, karena semua penirmaan itu adalah pendapatan kita. Misalkan sebuah prusahaan jait baju dan pelanggannya langsung membayar pada saat prusahaan jait tersebut belum menjaitnya. Nah prusahaan tersbut akan menirima uang pendapatannya, akan tetapi prusahaan belum menjait baju pelanggan tersebut, keadaan seperti ini lah yang di maksud diterima di muka.
Kita masuk contoh :
Prusahaan rental mobil menyewakan sebuah mobil selama v tahun sebesar Rp.5,-. Buat jurnal penyesuaian pada akhir tahun pertama!!!!!!
Kita hitung dulu berapa pendapatan yang masuk pada periode tahun pertama !!!
Pendapatan tahun pertama : 1/5 x Rp.5,- = Rp,1
Maka jurnal penyesuaiannya :
Sewa diterima dimuka (debet) Rp.1,-
     Pendapatan sewa (kredit)     Rp,1,-
Pencatatan di atas terjadi karena pencatatan penerimaan sewa dicatat sebagai akun harta yaitu akun sewa diterima dimuka dan dicatat d sebelah kredit. Maka pada jurnal diatas harus sewa diterima dimuka dicatat disebelah debet supaya bisa mengurangi akun harta berupa sewa dibayar di muka sehingga sesuai pada keadaan yang sebenarnya. Lalu bagaimana jika pencatatan penerimaan sewa ini pada awalnya dicatat sebagai pendapatan sewa ?????? Nah kalo dalam keadaan seperti itu begini jurnalnya :
Pendapatan sewa (debet)  Rp.4,-
      Sewa diterima dimuka (kredit) Rp.4,-
mengapa jurnal diatas nominalnya Rp.4,- . Karena pada awal pencatatan penerimaan dicatat dengan akun pendapatan sewa atau dicatat sebagai aku nominal sebesar Rp.5,- maka untuk membuat agar saldo akun pada pendapatan sewa menjukan keadaan yang sebenarnya pada tahun pertama harus lah dikurangi dengan Rp.4,- atau dalam pencatatan jurnal akuntansi pendapatannya dicatat di sebelah debet. Dan muncul akun baru sebagai penyeimbang pencatatan yaitu akun sewa diterima di muka.

5. Semua akun biaya yang masih harus dibayar.
Pada ayat ini terjadi dimana biaya masuk pada akhir periode akan tetapi akan dilakukan pembayaran pada periode berikutnya. Contoh :
Pada akhir bulan seorang kariyawan yang baru masuk pada tanggal 28, sehingga iya hanya bekerja dua hari dan gijh karyawan tersebut akan dibayar pada bulan berikutnya yaitu sebesar Rp.1,-. Buatlah jurnal penyesuaiannya pada akhir bulan tersebut !!!!
Beban gajih (debet)        Rp.1,-
    Hutang Gajih (kredit)     Rp.1,-
Nah seperti itulah jurnalnya. Memang dalam ayat jurnal yang ini sangat lah mudah teman-teman.

6. Semua akun pendapatan yang masih harus diterima
Ayat ini adalah kebalikan dari ayat nomor v diatas. Ayat ini terjadi ktika suatu pendapatan yang harusnya diterima pada bulan tersebut akan tetapi diterima pada bulan berikutnya dengan alasan-alasan tertentu. Contoh :
Pada akhir bulan pencatatan akuntansi ada bunga yang masih harus diterima oleh prusahaan sebesar Rp,1,-. Buatlah jurnal penyesuaiannya!!!
Piutang bunga (debet)          Rp.1,-
   Pendapatan bunga (kredit)   Rp.1-

Jadi kesimpulannya adalah dalam periode akuntansi ada half dozen akun yang harus di sesuaikan supaya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, diantaranya adalah : 
1. Penyesuaian pemakaian perlengkapan
2. Penyesuaian penyusutan peralatan
3. Penyesuaian biaya dibayar di muka
4. Penyesuaian pendapatan diterima di muka
5. Penyesuaian biaya yang masih harus dibayar
6. Penyesuaian pendapatan yang masih harus diterima

Nah segini dulu ya artikel saya kali ini. Jika temen-temen membacanya dengan perlahan dan dengan cerdas, maka dijamin kalian akan ngerti akan dasar dasar dari penyesuaian. Baca den ulangi dengan pelan-pelan jika teman masih belum faham. Buat artikel lanjutannya bisa dibaca di link Neraca Lajur .
Moho maaf klo ada salah-salah kata dari gue
Untuk menambah pemahaman saya sarankan juga baca langsung di link :
Akhirkata Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ayat-Ayat Jurnal Penyesuaian

Hallo assalamualaikum semuanya ??????? :) Di hari ini gue seneng banget bakalan berbagi artikel lagi sama temen temen sekalian, dimana topik materi yang bakalan gua bagiin lumayan bakalan agak agak mengerus kecerdasan iq temen temen sekalian kyanya. Materi yang bakalan gua posting di artikel kali ini yaitu tentang Ayat-ayat Jurnal Penyesuaian. Dari namanya udah serem banget ya ????? Tapi tenang ajh lu udah dateng ke weblog yang tepat, dimana di dalem weblog gue, gue tuh posting artikel ngga asal asalan, artikel gua tuh gua bikin biar mudah dipahamin sama temen-temen semua, artikel gua tuh bisa di bilang bahasanya mudah dimengerti lah. Oh iyh sebelum gua berbagi materi gua mau perkenalin diri gua dulu nih ama temen-temen. Nama gue Muahamad Pajar Sidik, gua lahir di sukabumi tanggal 21 maret tahun 1997, gua jebolan SMK Negeri two Kota sukabumi, Hobi gua ya kya gnih bikin artikel artikel buat temen-temen nih, atau bisa juga di sebut ngeblog deh. Awalnya gua suka ngeblog tuh karena gua liat temen-temen gua yang bisa kaya gitu karena blog, semoga gua juga bisa kya gth ya amiiinnnnnn. Ok perkenalan dari gua udah dulu ya, selanjutnya perkenalan dari kelian nih bisa langsung perkenalan dengan cara masuk hubungi penulis di atas deh :). Kalo udah perkenalannya yo kita lanjut ke materi. Gua Bakalan Berbagi materi Ayat Ayat Jurnal Penyesuaian secara terstruktur, yang pertama gua bakalan jelasin pegertian ayat jurnal penyesuaian, kemudian gua bakalan jelasin apa itu fungsi dari jurnal penyesuaian atau manfaat dari jurnal penyesuaian, dan terakhir gua bakalan jelasin satu persatu Ayat Ayat Jurnal Penyesuaian. Yo let's see!!!

Pengertian Ayat Jurnal Penyesuaian
Ayat jurnal penyesuaian adalah "Suatu ayat ayat atau kumpulan beberapa akun yang di catat dalam sebuah jurnal dengan tujuan untuk menyesuaikan saldo saldo akun dalam keadaan yang sebenarnya". Nah gmn temen temen ngerti maksud dari pengertiannya ?????? Jadi temen nih ya ayat jurnal penyesuaian itu di buat untuk menyesuaikan akun akun yang belum pada keadaan yang sebenarnya. Misalkan sebuah prusahaan saldo akun perlatannya tuh adalah Rp.5000,- , tapi kan klo peralatan itu udah di pake selama berhari bahkan berbulan-bulan otomatis peralatan itu pun udah ngga baru lagi dan kekuatan mesinnya pun akan berkurang, maka dari itu harus lah dilakukan penyesuaian sehingga saldo peralatan itu pada keadaan yang sebenarnya. Ayat jurnal penyesuaian itu dilakukan atau dicatat setiap akhir periode pencatatan akuntanasi, ada yang dicatat di akhir bulan dan ada juga yang di catat di akhir tahun. Tentunya dalam membuat atau mencatat ayat jurnal penyesuaian ini aga aga rumit karena kita harus berfikir dabel untuk mencatatnya. Apa yang saya maksud berfikir dabel????? berfikir dabel disini saya maksud kan karena ktika kita mencatat ayat jurnal penyesuain kita tidak mencatatnya saja tapi kita harus menghitung berapa nominal akun yang kita tulis supaya dapat menyesuaikan saldo akun pada keadaan yang sebenarnya. Lalu bagaimana kak pajar caranya bikin ayat jurnal penyesuaiannya ??? sebentar sebelum gue jelasin itu gue bakalan jelasin dulu manfaat dari ayat jurnal penyesuaian.

Fungsi atau Manfaat dari Ayat Jurnal Penyesuaian
Fungsi ayat jurnal penyesuian adalah "untuk menyesuaikan saldo akun-akun yang belum pada keadaan yang sebenernya menjadi dalam keadaan yang sebenarnya". Nah seperti yang udah gua jelasin di atas bahwa ayat jurnal penyesuaian itu digunakan untuk menyesuakan akun pada keadaan yang sebenarnya. Nah lalu gmn ka pajar klo prusahaan itu ngga ada akun yang harus di sesuaikan??? nah berarti kalo dalam prusahaan itu tidak ada akunn harus disesuaikan berarti sudah saja tidak usah dibuat ayat jurnal penyesuaian, akan tetapi tidak mungkin sebuah prusahaan semua akunnya itu pada keadaan yang sebenarnya pada akhir periode pencatatan tanpa dibuat ayat jurnal penyesuaian, karena setiap prusahaan pasti memiliki peralatan, perlengkapan yang dimana akan menimbulkan harus dibuatnya ayat jurnal penyesuaian. Lalu kak bagaimana caranya agar kita dapat mengetahui akun akun apa saja yang harus disesuaikan???? Nah pertanyaan ini bakalan gua jelasin dan ini bakalan bikin kepala temen temen agak pusing, tapi pusingnya dikit sih ngga kya di ajarin ama guru temen-temen yang galak udah gitu penjelasannya susah dimengerti lagi wkwkwk...... Ok gua bakalan jelasin alias kasih tau ama temen-temen apa ajah akun-akun yang harus disesuaikan itu. Simak dengan baik penjelasan di bawah :

Ayat-Ayat Jurnal Penyesuaian
Akun Akun yang harus disesuaikan agar bisa dalam keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi itu ada half dozen akun yaitu :
1. Akun Perlengkapan.
Akun perlengkapan harus disesuaikan karena didalam atau selama awal periode akuntansi sampai akhir periode akuntansi pasti ada sebuah pemakaian perlengkapan sehingga harus ada penyesuaian terhadap pemakaian perlengkapan. Nah bagaimana cara membuat ayat jurnal penyesuaiannya??? dalam hal ini ada dua cara yang biasa di pakai.

a.) pada cara pertama jika pada awal pencatatan akuntansi, akun perlengkapan dicatat sebagai harta maka pencatatan jurnal penyesuaiannya :
Beban Perlengkapan (debet)    Rp.....,-
     Perlengkapan (kredit)              Rp.....,-
Mengapa pencatatannya harus demikian, karena pada awal pencatatan akuntansi akun perlengkapan itu dicatat sebagai akun harta yaitu dicatat sebagai perlengkapan dimana perlengkapan tersebut berada atau dicatat dalam keadaan debet, sehingga untuk menguranginya perlengkapan haruslah di catat sebagai kredit, dan sebagai penyeimbang muncul akun nominal yaitu Beban perlengkapan.
Jadi misalkan saya beri contoh dimana dalam sebuah prusahaan akun perlatan di catat sebagai akun harta sebesar Rp.5,- dan pemakaian perlengkapan selama akhir periode adalah Rp.3,- . Maka buat lah ayat jurnal penyesuaiannya pada akhir periode akuntansi!
Beban Perlengkapan (debet)    Rp.3,-
     Perlengkapan (kredit)              Rp.3,-
Nah karena saldo awal perlengkapan sebesar Rp.5,- di debet, kemudian dilakukan pencatatan jurnal penyesuaian yaitu perlengkapan di sebelah kredit sebesar Rp.3,- . maka sisa peralatannya atau saldo peralatan yang sebenarnya adalah Rp.2,-

b.) Nah kemudian pada cara kedua ialah dimana perlengkapan di catat bukan dalam akun harta akan tetapi pada akun nominal pada awal periode yaitu di catat sebagai beban perlengkapan. Maka pencatatan ayat jurnal penyesuaiannya adalah :
Perlengkapan (debet)                Rp......,-
   Beban Perlengkapan (kredit)     Rp.....,-
Nah pencatatan kali ini berbalik dengan pencatatan yang di atas. Karena perlengkapan di catat sebagai beban perlangkapan dan pastinya setiap beban itu dicatat di sebelah debet maka pada jurnal penyesuaiannya beban perlengkapan haruslah di sebelah kredit supaya bisa mengurangi beban agar menjadi keadaan yang sebenarnya dan timbul akun baru yaitu akun harta berupa perlengkapan.
Contoh :
Sebuah prusahaan memiliki saldo perlengkapan sebesar Rp.5,- dan saldo tersebut di catat sebagai akun nominal yaitu dicatat sebagai beban perlengkapan. Dan pemakaian perlengkapan tersebut selama awal periode sampai akhir periode adalah sebesar Rp.3,- , maka buat lah ayat jurnal penyesuaiannya!!!!!!!
Perlengkapan (debet)                Rp.2,-
   Beban Perlengkapan (kredit)     Rp.2,-
Nah mengapa pencatatan tersebut nominalnya Rp.2,-???? karena pada kasus ini atau pada soal ini saldo awal perlengkapan dicatat sebagai beban perlengkapan dengan saldo Rp.5,-, dan kemudian pemakaian perlengkapan selama periode akuntansinya adalah Rp.3,- atau beban perlengkapan pada akhir periode akuntansinya haruslah Rp.3,- , sehingga pada jurnal penyesuaian haruslah beban perlengkapan dicatat  dengan nominal Rp.2,- di sebelah kredit supaya mengurangi pencatatan beban perlengkapan pada awal periode yang asalnya Rp.5,- menjadi Rp.3,-. Rp.3,- itu adalah beban perlengkapan yang sebenarnya. Dan juga muncul akun baru berupa harta yaitu akun perlengkapan sebesar Rp.2,- sebagai penyeimbang.

2. Akun Peralatan
Tahukah kalian mengapa aku perlatan itu harus disesuaikan padahalkan peralatan itu tadak akan habis????? Dalam ilmu akuntansi semua perlatan itu ada umurnya, tentunya memang peralatan tidak akan habis, akan tetapi peralatan itu bisa saja rusak. Dan kerusakan peralatan itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya karena sudah terlalu lama di pakai atau istilah kerennya dalam akuntansi sudah habis umur ekonomisnya. Nah maka dari itu peralatan perlulah dilakukan penyesuaian supaya kita tau kapan habis umur ekonomisnya sehingga kita bisa mengganti lagi peralatan tersebut dengan yang baru. Nah dalam penyesuaian peralatan ini ada istilah tersendiri dalam ilmu akuntansi yaitu "penyusutan". Dan penyusutan ini pun dibuat nama dalam sebuah akun yaitu akun penyusutan peralatan. Sebenarnya penyusutan disini tidak hanya peralatan akan berlaku untuk semua benda yang berifat peralatan seperti gedung, saham, dan yang lainnya. namun kali ini saya jabarkan saja secara umum kepada akun peralatan. Nah bagaimana proses penyusutan itu ??? Ada banya sekali metode dalam penyusutan, namun kali ini saya akan menjelaskannya satu metode yang biasa digunakan atau umum digunakan saja karena fokus artikel saya kali ini membahas tentang ayat jurnal penyesuaiannya tidak spesifik ke penyusutan saja. Nah metode tersebut adalah metode penyusutan garis lurus. Dimana pada metode ini Rumus penyusutannya adalah :
Penyusutan = ((harga pokok)-(Nilai Sisa))/(Umur Ekonomis)
Nah saya akan jelaskan dulu elemen-elemen pada rumus ini. Pada rumus ini ada elemen harga pokok, harga poko itu adalah "harga sebuah peralatan berikut dengan semua biaya peralatan yang timbul atas pengiriman dan yang laiinya". kemudian ada elemen nilai sisa, nilai sisa di sini adalah "sebuah taksiran nilai sisa dari peralatan tersebut atau secara logikanya harga peralatan tersebut jika sudah rusak". Nilai sisa bisa kita sebut juga sebagai nilai residu. Nah dan yang terakhir ada elemen umur ekonomis, umur ekonomis adalah "taksiran umur dari peralatan tersebut". Kita masuk ke contoh :
Sebuah prusahaan memiliki peralatan dengan harga pokok Rp.12,-. Memiliki nilai sisa sebesar Rp.2,- dan nilai ekonomisnya selama v tahun. Berapa penyusutan peralatan tersebut pada periode akhir tahun pertama kemudian buat jurnal penyesuaiannya!!!!!!
Jawab :
Penyusutan = ((harga pokok)-(Nilai Sisa))/(Umur Ekonomis)
Penyusutan = (Rp,12 - Rp.2)/(5) 
Penyusutan = Rp.10/5
Penyusutan = Rp.2,-
Penyusutan pada akhir tahun pertama adalah Rp.2,-
Kemudian kita catat jurnal penyesuaiannya.
Beban Penyusutan Peralatan (debet)            Rp.2,-
     Akumulasi Penyusutan Peralatan (kredit)     Rp.2,-.
Nah jadi untuk pencatatan penyusutan seperti ini teman-teman.

3. Semua akun yang dibayar di muka
Semua akun yang dicatat sebagai akun dibayar dimuka haruslah dilakukan penyesuaian, karena arti dibayar dimuka disini adalah prusahaan membayar akan sesuatu tapi sesuatu tersebut ada yang seharusnya belum dicatat pada tahun tertentu. Misalnya prusahaan menyewa gedung, gedung tersebut disewa selama v tahun dan prusahaan tersebut telah membayarnya untuk jangka waktu selama v tahun. Nah otomatis untuk akhir tahun pertama pencatan harus di sesuaikan karena ktika masuk periode tahun berikutnya jangka waktu sewa gedung tersebut sudah berkurang satu tahun yaitu menjadi four tahun, dan timbul beban sewa selama satu tahun periode pencatatan tersebut. Kita masuk Contoh !
Sebuah prusahaan sudah menyewa gedung dan langsung membayar sewa selama v tahun sebesar Rp.10,- . Maka tentukan jurnal penyesuaiannya pada akhir periode akuntansi tahun pertama!!!!!
Kita hitung dulu biaya penyewaan gedung untuk satu tahun!
Biaya sewa selama satu tahun : 1/5 x Rp,10,- = Rp,2-
Nah maka jurnal penyesuaiannya :
Beban Sewa  (debet)                   Rp.2,-
    Sewa dibayar di Muka (kredit)   Rp.2-
Nah pencatatan di atas terjadi jika pada awal pencatatan di catat sebagai akun harta atau istilah akuntansinya di catat sebagai pendekatan neraca. Lalu bagaimana jika pada awal pencatat di catat sebagai beban sewa bukan sewa dibayar di muka, atau biasa di sebut di catat sebagai akun nominal. pencatatan jurnalnya :
Sewa dibayar di muka (debet) Rp.8,-
    Beban sewa (kredit)              Rp,8,- 
Mengapa beban sewa dicatat di kredit sebsar Rp.8,-. karena untuk mengurangi akun beban sewa yang dicatat pada awalnya sebesar Rp.10, menjadi saldo beban sewa pada tahun pertama adalah Rp.2,-   

4. Semua akun yang diterima di muka
Akun diterima di muka itu biasanya akun pendapatan, karena semua penirmaan itu adalah pendapatan kita. Misalkan sebuah prusahaan jait baju dan pelanggannya langsung membayar pada saat prusahaan jait tersebut belum menjaitnya. Nah prusahaan tersbut akan menirima uang pendapatannya, akan tetapi prusahaan belum menjait baju pelanggan tersebut, keadaan seperti ini lah yang di maksud diterima di muka.
Kita masuk contoh :
Prusahaan rental mobil menyewakan sebuah mobil selama v tahun sebesar Rp.5,-. Buat jurnal penyesuaian pada akhir tahun pertama!!!!!!
Kita hitung dulu berapa pendapatan yang masuk pada periode tahun pertama !!!
Pendapatan tahun pertama : 1/5 x Rp.5,- = Rp,1
Maka jurnal penyesuaiannya :
Sewa diterima dimuka (debet) Rp.1,-
     Pendapatan sewa (kredit)     Rp,1,-
Pencatatan di atas terjadi karena pencatatan penerimaan sewa dicatat sebagai akun harta yaitu akun sewa diterima dimuka dan dicatat d sebelah kredit. Maka pada jurnal diatas harus sewa diterima dimuka dicatat disebelah debet supaya bisa mengurangi akun harta berupa sewa dibayar di muka sehingga sesuai pada keadaan yang sebenarnya. Lalu bagaimana jika pencatatan penerimaan sewa ini pada awalnya dicatat sebagai pendapatan sewa ?????? Nah kalo dalam keadaan seperti itu begini jurnalnya :
Pendapatan sewa (debet)  Rp.4,-
      Sewa diterima dimuka (kredit) Rp.4,-
mengapa jurnal diatas nominalnya Rp.4,- . Karena pada awal pencatatan penerimaan dicatat dengan akun pendapatan sewa atau dicatat sebagai aku nominal sebesar Rp.5,- maka untuk membuat agar saldo akun pada pendapatan sewa menjukan keadaan yang sebenarnya pada tahun pertama harus lah dikurangi dengan Rp.4,- atau dalam pencatatan jurnal akuntansi pendapatannya dicatat di sebelah debet. Dan muncul akun baru sebagai penyeimbang pencatatan yaitu akun sewa diterima di muka.

5. Semua akun biaya yang masih harus dibayar.
Pada ayat ini terjadi dimana biaya masuk pada akhir periode akan tetapi akan dilakukan pembayaran pada periode berikutnya. Contoh :
Pada akhir bulan seorang kariyawan yang baru masuk pada tanggal 28, sehingga iya hanya bekerja dua hari dan gijh karyawan tersebut akan dibayar pada bulan berikutnya yaitu sebesar Rp.1,-. Buatlah jurnal penyesuaiannya pada akhir bulan tersebut !!!!
Beban gajih (debet)        Rp.1,-
    Hutang Gajih (kredit)     Rp.1,-
Nah seperti itulah jurnalnya. Memang dalam ayat jurnal yang ini sangat lah mudah teman-teman.

6. Semua akun pendapatan yang masih harus diterima
Ayat ini adalah kebalikan dari ayat nomor v diatas. Ayat ini terjadi ktika suatu pendapatan yang harusnya diterima pada bulan tersebut akan tetapi diterima pada bulan berikutnya dengan alasan-alasan tertentu. Contoh :
Pada akhir bulan pencatatan akuntansi ada bunga yang masih harus diterima oleh prusahaan sebesar Rp,1,-. Buatlah jurnal penyesuaiannya!!!
Piutang bunga (debet)          Rp.1,-
   Pendapatan bunga (kredit)   Rp.1-

Jadi kesimpulannya adalah dalam periode akuntansi ada half dozen akun yang harus di sesuaikan supaya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, diantaranya adalah : 
1. Penyesuaian pemakaian perlengkapan
2. Penyesuaian penyusutan peralatan
3. Penyesuaian biaya dibayar di muka
4. Penyesuaian pendapatan diterima di muka
5. Penyesuaian biaya yang masih harus dibayar
6. Penyesuaian pendapatan yang masih harus diterima

Nah segini dulu ya artikel saya kali ini. Jika temen-temen membacanya dengan perlahan dan dengan cerdas, maka dijamin kalian akan ngerti akan dasar dasar dari penyesuaian. Baca den ulangi dengan pelan-pelan jika teman masih belum faham. Buat artikel lanjutannya bisa dibaca di link Neraca Lajur .
Moho maaf klo ada salah-salah kata dari gue
Untuk menambah pemahaman saya sarankan juga baca langsung di link :
Akhirkata Wassalamualaikum Wr. Wb.