Showing posts with label Akuntansi. Show all posts
Showing posts with label Akuntansi. Show all posts

Pihak-Pihak Pengguna Informasi Akuntansi

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung spider web log gue :). Slamat datang di spider web log paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin spider web log gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Pihak-Pihak Pengguna Informasi Akuntansi, Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern jibe it out !
Pihak-Pihak Pengguna Informasi Akuntansi

Pihak-Pihak Pengguna Informasi Akuntansi

Pihak-pihak pengguna informasi akuntansi menggunakan informasi akuntansi untuk mengambil keputusan.

Sebagai suatu sistem informasi, Akuntansi sangatlah diperlukan baik oleh pihak intern prusahaan, maupun dari pihak extern prusahaan.

Pihak-pihak pengguna informasi akuntansi diantaranya adalah :

1. Manajer

Seorang manajer prusahaan memerlukan informasi akuntansi untuk :
  • Penyusunan perencanaan prusahaan
  • Pengevaluasi kemajuan yang dicapai prusahaan
  • Melakukan tindakan koreksi yang diperlukan.

2. Investor

Para investor sangat memerlukan information akuntansi untuk menganalisis perkembangan organisasi yang bersangkutan. Investor telah melakukan penanaman modal pada suatu usaha, dengann tujuan mendapatkan hasil

3. Kreditor

Kreditor berkepentingan dengan information akuntansi, karena kreditor berkepentingan untuk pemberian kredit kepada calon nasabahnya. Nasabah yang dipilih kreditor adalah nasabah yang mampu mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya pada waktu yang tepat. Oleh karena kreditor sangatlah berkepentingan dengan laporan keuangan calon nasabah dan para nasabahnya.

4. Instansi Pemerintah

Instansi  pemerintah sangat berkepentingan dengan informasi akuntansi. Dari informasi keuangan suatu organisasi, pemerintah akan dapat menetapkan besarnya pajak yang harus di bayar oleh organisasi yang bersangkutan.

5. Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba adalah organisasi yang tidak bertujuan untuk mencari laba, organisasi ini masih sangat memerlukan informasi keuangan untuk menyusun anggaran, membayar gajih karyawan dan membayar beban-beban lainnya.

6. Pemakai lainnya

Informasi akuntansi juga diperlukan oleh organisasi lainnya seperti organisasi buruh, yang memerlukan informasi akuntansi untuk mengajukan kenaikan gaji, tunjangan-tunjangan, dan mengetahui kemajuan prusahaan dimana mereka bekerja.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Buku BSE Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Untuk SMK Jilid 1 (Umi Muawanah, dkk.)

Jenis-Jenis Prusahaan Yang Bertujuan Menghasilkan Laba

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Jenis-Jenis Prusahaan yang Bertujuan Menghasilkan Laba, Tanpa panjang lebar lagi yo banking concern tally it out !
Jenis-Jenis Prusahaan yang Bertujuan Menghasilkan Laba

Jenis-Jenis Prusahaan yang Bertujuan Menghasilkan Laba


Pengertian Prusahaan

Secara umum prusahaan adalah "suatu organisasi yang memanfaatkan sumberdaya seperti bahan baku, tenaga kerja untuk diproses dalam menghasilkan barang atau jasa bagi pelanggan".

Terdapat three jenis prusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, diantaranya adalah :

1. Perusahaan Manufaktur

Prusahaan ini mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan dijual kepada masing-masing pelanggan.

Contoh :

  • PT Gudang Garam
  • PT Unilever
  • dan lain sebagainya

2. Prusahaan Dagang

Prusahaan ini juga menjual produk kepelanggan tetapi tidak memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Prusahaan ini membeli barang dari prusahaan lain yang lebih besar kemudian menjual barang tersebut ke prusahaan-prusahaan yang lebih kecil atau menjualnya langsung ke perorangan.

Contoh :

  • Alfamart
  • Alfa
  • Hero
  • dan lain sebagainya

3. Prusahaan Jasa

Prusahaan ini menghasilkan jasa, bukan barang atau produk yang kasat mata.

Contoh :

  • Hotel Santika
  • Biro Perjalanan Shafira
  • Bumiputra
  • Prudential
  • Dan lain sebagainya.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Buku BSE Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Untuk SMK Jilid 1 (Umi, Muawanah, dkk.)

Rumus Persamaan Dasar Akuntansi

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Rumus Persamaan Dasar Akuntansi, Tanpa panjang lebar lagi yo depository fiscal establishment fit it out !
Rumus Persamaan Dasar Akuntansi

Rumus Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan dasar akuntansi adalah "Asset sama dengan Kewajiban ditambah dengan Ekuitas".

Maka rumus persamaan dasar akuntansi adalah :
Aset = Kewajiban + Ekuitas

Keterangan :
Aset : Sumber daya yang dimiliki oleh prusahaan yang dapat digunakan oleh prusahaan dalam kelancaran aktivitas produksi, konsumsi dan pertukaran.
Kewajiban : Klaim atas aset tertentu.
Ekuitas : Klaim pemilik atas semua aset yang ada di prusahaan yang dihitung dengan cara full aset dikurangi dengan kewajiban.

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.
Referensi :
  • Buku BSE Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Untuk SMK Jilid 1 (Umi Muawanah, dkk.)

Contoh Pengaruh Transaksi Terhadap Persamaan Dasar Akuntansi

Hallo temen-temen???
Pertama-tama gue ucapin trimakasih buat para pengunjung weblog gue :). Slamat datang di weblog paling bermanfaat sedunia.
Dan gue doaian semoga orang-orang yang ngunjungin weblog gue pada masuk surga semua, trs selama hidupnya selalu di beri kemudahan, trs all the best deh buat kalian :D
Udah kaya ulang tahun aja ya ???.... Sorry ya klo penulis suka bercanda :)
Kembali lagi bersama gue muhamad pajar sidik, gue adalah seorang penulis blogger yang ganteng dan baik hati :D cieeee.....
Di hari yang indah ini alhamdulillah gue bisa nulis artikel kembali, yang mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat buat kalian semua.
Kali ini gue bakalan nulis artikel tentang Contoh Pengaruh Transaksi Terhadap Persamaan Dasar Akuntansi, Tanpa panjang lebar lagi yo banking corporation tally it out !

Contoh Pengaruh Transaksi Terhadap Persamaan Dasar Akuntansi


Transaksi i :

Pengaruh transaksi investasi modal pemilik.
Pada saat pendirian prusahaannya, Tn Airlangga menyerahkan uang sebesar Rp.300.000.000,- kepada prusahaan, untuk setoran modal. Dengan adanya setoran modal dari Tn airlangga ini, maka aset prusahaan berupa kas akan bertambah sebesar Rp. 300.000.000,- dan di sisi lain hak Tn Airlangga sebagai pemilik bertambah juga sebesar Rp. 300.000.000,- . Maka pengaruhnya terhadap persamaan dasar akuntansi adalah :

Transaksi ii :

Pengaruh transaksi perolehan aset dari kreditor.

Tn Airlangga merasa bahwa uang tunai yang telah diinvestasikan ke prusahaan tidaklah cukup, sehingga dia pun mengajukan permohonan pinjaman ke Bank BCA sebesar Rp. 150.000.000,-. Perjanjian penyatakan bahwa Tn Airlangga berjanji harus mengangsur selama xxx kali angsuran dengan setiap kali angsuran sebesar Rp.5.000.000,- ditambah bunga sebesar Rp.600.000,- per angsuran. Maka pengaruhnya terhadap persamaan dasar akuntansi adalah : 

Transaksi iii dan four :

Pengaruh transaksi pembelian perlengkapan dan pengeluaran beban.

Dalam menjalankan aktivitas prusahaan, Tn Airlangga memerlukan perlengkapan yang dibelinya secara kredit, senilai Rp. 5.000.000,- ke UD Dua empat dengan jangka waktu i bukan. Beberapa beban yang dikeluarkan seama bulan Oktober 2006 dalam pelaksanaa kegiatan prusahaan, meliputi :
Pemeliharaan kendaraan sebesar Rp. 8.000.000,-
Sewa kendaraan sebesar Rp. 15.000.000,-
Sewa kantor sebesar Rp. 2.000.000,-
Gaji karyawan sebesar Rp. 16.000.000,-
Beban Macam-macam Rp. 1.000.000,-

Maka pengaruhnya terhadap persamaan dasar akuntansi :

Transaksi v :

Pengaruh penggunaan perlengkapan.

Pada akhir bulan, Tn Airlangga menghitung besarnya penggunaan perlengkapan, yakni senilai Rp. 3.000.000,- , yang harus diakui sebagai beban prusahaan pada bulan Oktober 2006 itu juga dan sisanya senilai Rp. 2.000.000,- masih sebagai aset prusahaan.

Transaksi half dozen :

Pengaruh penjualan jasa.

Prusahaan telah melayani pelanggannya selama bulan Oktober 2006. Kas yang terkumpul dari penjualan jasa yang dilakukan prusahaan senilai Rp. 100.000.000,- ketika prusahaan menerima sumberdaya berupa kas yang berasal dari pelanggan, prusahaan dikatakan telah menghasilkan pendapatan.

Maka pengaruhnya terhadap persamaan dasar akuntansi adalah :

Transaksi seven :

Pengaruh pembayaran utang ke Bank BCA.

Prusashaan memiliki utang ke Bank BCA sebesar Rp. 150.000.000,- sebagaimana pada transaksi (2). Prusahaan harus mengangsur ke Bank BCA beserta pembayaran bunganya. Untuk setiap kali angsuran sudah ditetapkan sebesar Rp. 5.000.000,- dan bunganya sebsar Rp.600.000,-.
Pengaruh transaksi ini terhadap persamaan dasar akuntansi akan menurunkan aset kas sebesar Rp. 5.600.000,-, menurunkan kewajiban prusahaan sebesar Rp. 5.000.000,-, serta menurunkan ekuitas sebesar Rp. 600.000,-. Penurunan ini akan nampa sebagai berikut :

Transaksi viii :

Pengaruh pembelian untuk keperluan pribadi.

Tn Airlangga memerlukan uang untuk membayar uang pangkal anaknya masuk ke perguruan tinggi sebesar Rp.20.000.000,-. Pengambilan untuk keperluan pribadi ini disebut dengan prive. Pengaruh transaksi prive ini dalam persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut :

Sekian artikel kali ini. Mohon maaf apabila ada salah-salah kata.
Akhir kata wassalamualaikium wr. wb.
Referensi :
  • Buku BSE Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Untuk SMK Jilid i (Umi Muawanah, dkk.)

Urutan Nomor Akun (Chart Of Account) Dalam Akuntansi

Sebenarnya cara menciptakan nomor akun sudah pernah saya ahas pada postingan sebelumnya. Namun di halaman facebook Acofy masih anyak yang bertanya wacana cara menciptakan urutan penomoran akun.
Maka saya mencoba membahas lagi wacana penomoran akun (chart of acount) atau COA.

Pada umumnya perusahaan dalam pengelompokan nomor akun ialah mulai dari akun-akun aset, kemudian diikuti oleh akun-akun utang, ekuitas, pendapatan, dan beban.

Untuk akun-akun yang tergolong aset lancar urutannya selalu dimulai dari aset yang paling likuid (lancar). Dan biasanya dimulai dengan akun "kas", alasannya ialah tidak akun yang lebih lancar daripada kas. Kemudian sesudah itu diikuti oleh akun aset lancar lainnya menyerupai piutang, perlengkapan, asuransi diayar di muka dan lain. Ingat, bahwa untuk aset lancar penomoran akunnya menurut  urutan tingkat likuiditas (lancar).

Sedangkan untuk akun aset tetap biasanya urutan penomoran akunnya menurut yang mempunyai umur irit (masa manfaat) yang paling lama. Maka tidak heran "tanah"  di tempatkan terlebih dahulu seelum aset tetap berwujud lainnya. Baru sesudah itu dikuti oleh akun aset tetap berwujud lainnya menyerupai bangunan, kendaraan, peraltan, dan sterusnya.

Penyusunan COA untuk utang biasanya dimulai dengan akun utang jangka pendek yang paling lancar, maka tidak heran biasanya dimulai dengan utang perjuangan sebelum akun utang jangka pendek lainnya. Lalu selah itu diikuti oleh akun utang jangka panjang.

Untuk akun Ekuitas sama halnya dengan akun utang biasanya dimulai dengan akun modal gres kemudian diikuti oleh akun prive (untuk perusahaan perseorangan).

Sedangkan untuk akun pendapatan urutannya menurut yang paling sering digunakan. Maka tidak heran "pendapatan usaha" terleih dahulu urutannya di antara akun pendapatan lain. Karena pendapatan perjuangan berafiliasi dengan operasional perusahaan (pendapan operasional perusahaan). Karena berafiliasi dengan operasional maka akun pendapatan perjuangan menjadi akun yang paling sering dipakai d iantara akun pendaptan lain. Setelah itu gres diikuti oleh akun pendapatan lain menyerupai pendapatan sewa, pendapatan bunga, dan seterusnya.

Untuk akun beban urutan dalam penggunaan nomor akun menurut pengeluaran-pengeluran yang peling besar. Maka akun "beban rupa-rupa (beban lain-lain)" menjadi uruan terakhir dalam penomoran akun. Karena pengelurannya relatif kecil dan jarang terjadi.

Berikut ini ialah rujukan Chart of Account:
Sebenarnya cara menciptakan nomor akun sudah pernah saya ahas pada postingan sebelumnya Urutan Nomor  Akun (Chart Of Account) dalam Akuntansi


Satu lagi yang perlu diingat bahwa sistem dalam penomoran akun harus fleksibel  (numbering flexile system). Makasudnya ialah bahwa nama akun yang gres sanggup ditambah (disisipkan) tanpa meruah urutan nomor akun yang lain.
Contoh sanggup dilihat pada gambar sebelumnya bahwa nomor akun piutang perjuangan 1.2 kemudian nomor akun perlengkapan kantor 1.4. Kalu dilihat disitu ada satu angka yng dilampaui yaitu angka 1.3. Hal ini betujuan jikalau seandainya nanti ada penambahan akun gres yang lebih lancar dari perlengkapan kantor misalnya dalah piutang wesel, maka idak perlu untuk mengubah susunan urutan penomoran akun kembali. kita tinggal sisipkan saja piutang wesel  pada nomor akun 1.3.

Oke, demikianlah cara menciptakan urutan penomoran akun dalam akuntansi. Silahkan teman-teman berkomentar pada kolom komentar jikalau sendainya ada yang mau ditanyakan atau mau request pembahsan wacana akuntansi.

Seberapa Pentingkah Pengendalian Internal ?


Pengendalian internal sangat diharapkan seiring perkembangan transakasi/bisnis di sebuah perusahaan/entitas. Pengendalian internal biasanya diikuti dengan kerealaan perusahaan untuk mengeluarkan beberapa pelengkap biaya. Pengendalian internal biasanya dijumpai  dalam perusahaan kategori menengah ke atas.

Apa itu pengendalian internal ?
Pengendalian internal ialah seperangkat kebijakan atau mekanisme untuk melindungi aset atau kekayaan dari segala bentuk tidakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya isu akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan administrasi telah terpenuhi atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh karyawan perusahaan. Ynag dimaksud ketentuan disini ialah seperti, peraturan perpajakan, pasar modal, undang-undang anti korupsi dan lainnya. Selain itu pengendalian internal juga bertujuan untuk  memantau apakah kegiatan operasional maupun finansial telah berjalan sesuai dengan mekanisme atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Dengan adanya penerapan pengendalian internal yang ketat maka diharapkan kegiatan operasional berjalan dengan lancar demi tercapainya maksimalisasi profit. Bukan hanya dari segi operasional saja, akan tetapi tetapi segi finasial juga akan termonitor dengan baik. Jika pengendalian internal tidak ditetapkan dengan baik maka kemungkinan besar (hampir sanggup dipastikan) akan timbul inefisiensi (pemborosan sumber daya), yang pada khirnya kan memebebani tingkat profitabiliatas (keuntungan) perusahaan.

Tujuan pengendalian internal
1.      Agar aset/ kekayaan perusahaan terlindungin dengan baik dari penyelewengan, pencurian dan penyalahgunaan yang tidak sesuai dengan wewenangnya dan kepentingan suatu perusahaan.
2.      Informasi akuntansi perusahaan tersedia secara akurat dan sanggup diandalkan. Sehingga memperkecil resiko salah saji, baik salah saji yang disengaja ataupun tidak disengaja.
3.      Karyawan menaati aturan atau peraturan yang berlaku.

Salah stu yang menjadi resiko yang paling besar dalam pengendalian internal ialah kecurangan karyawan (employee fraud), kecurang ini termasuk kecurangan yang disengaja dengan tujuan untuk kepentingan pribadi.

Hal-hal utama yang memerlukan pengendalian internal secara baik:
1.      Pengupahan dan penggajian
Hal ini bertujuan biar uang kas yang dikeluarkan memang untuk membayar karyawan yang sah dengan tarif upah/gaji yang berlaku dan jumlah jam kerja positif karywan. Pengendalian ini juga bertujuan untuk menghindari karyawan yang fiktif.
2.      Pemesanan dan pembelian barang
Pengendalian internal ini bertujuan biar pemesanan dan pembelian barang berjalan sesuai prosedur. Barang yang dipesan dan dibeli sesuai dengan spesifikasi kebutuhanperusahaan serta telah menerima otorisasi (persetujuan) yang layak dari pejabat yang berwenang termasuk tersedianya secara lengakapdokumen pendukungtransaksi. Pengendalain internal ini juga bertujuan untuk menghindari penggelapan/penyelewengan oleh oknum karywan tertentu atas besarnya potongan pembelian yang diperoleh dar suplier.
3.      Pengiriman dan penjualan
Pengendalian ini bertujuan untuk mestikan bahwa barang yang dipesan pelanggan telah sesuai dengan spesifikasi dan mekanisme yang ditetapkan, termasuk tersedia secara lengkap dokumen pendukung transakasi dan menerima otorisasi dari pihak yang berwenang. Selain itu pengendalian ini juga bertujuan biar tidak terjadinya penjualan fiktif.
4.      Penerimaan dan pembayaran kas
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kas yang diterima perusahaan dengan baik/semestinya, serta memastikan pengeluaran kas hanya untuk membayar beban perusahaan yang telah diotorisasai pejabat yang berwenang dan untuk menghindari pembayaran berganda.
5.      Penyimpanan barang dagang di gudang
Pengendalian ini bertujuan untuk memastikan bahwa persedian barang dagang telah tersimpan kondusif di gudang.
6.      Penanganan atas aset tetap
Hal ini bertujuan biar aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan telah dipakai sebagaimana mestinya dan hanya untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan.

Prinsip-prinsip pengendalian internal
Untuk mengamankan aset dan meningkatkan keakuratan serta keandalan catatan (informasi) akuntansi, perusahaan biasanya akan menerapkan 5 (lima) prinsip pengendalian internal tertentu.
1.      Penetapan tanggung jawab
Sesungguhnya, karakteristik yang paling utama dar pengendalian internal ialah penetapan tanggung jawab ke masing-masing karyawan secara spesifik. Penetapan tanggung jawa di sini biar karyawan sanggup ekerja sesuai dengan tugas-tugas tertentu yang telah dipercayakan kepada merek. Pengendalian atas pekerjaan tentu akan leih efektif apabila telah ada spesifikasi pekerjaan yang telah dibagikan kepada masing-masing karyawan.

Seagai contoh, salah satu cara mengamankan uang kas perusahaan ialah dengan menyetor uang kas hasil kegiatan operasional perusahaan secara harian ke ank, dan jikalau tidak sempat menyetor maka uang kas terseut haruslah di simpan dalam seuah lemari (brangkas) besi/baja. Dalam hal ini, perusahaan secara spesifik harus menetapakan kiprah penyimpanan uang kas ke dalam brangkas hanya kepada satu orang tertentu saja, dimana hanya orang inilah yang nanti memiliki isyarat saluran untuk membuka brangkas daerah penyimpanan uang kas tersebut. Jadi, jikalau seandainya terjadi pencurian atau kehilangan uang kas maka perusahan sanggup dengan segera meminta pertanggung jawaan dari satu orang terseut. Namun, apabila kiprah penyimpanan unag kas terseut di berikan kepada dua atau beberapa orang maka perusahaan akan susah untuk meminta pertanggungjawaban dan melacak jikalau terjadi pencurian atas uang kas terseut.

2.      Pemisahan tugas
Pemisahan kiprah disini ialah pemagian fungsi atau pembagian kerja.Ada 2 bentuk paling umum dari penerapan prinsip pemisahan kiprah ini, yaitu:
a.       Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh karyawan yang berbeda pula
b.      Harus adanya pemisahan kiprah antara karywan yang menangani pekerjaan pencatatan aset dengan karywan yang menangani pribadi aset secara fisik (operasional)
Kenapa pemisahan kiprah harus dilakukan?  
Karena biasanya jikalau seorang karyawan menangani/bertanggungjawa atas seluruh pekerjaan maka potensi munculnya kecurangan atau kesalahan akan meningkat. Maka akan sangat penting jikalau suatu pekerjaan ditangani oleh karywan yang berbeda pula.
Sebagai pola yang sering terjadi dan harus diwaspadai ialah dalam acara pembelian atau pengadaan barang. Aktivitas pemelian barang terdiri dari pemesanan, penerimaan dan pembayaran. Seharusnya untuk menjamin pengendalian internal yang baik dari acara pembelian, maka masing-masing unsur dari acara pembelian ini harus ditangani secara terpisah oleh masing-masing karywan yang berbeda. Jika unsur pembelian barang hanya ditangani oleh satu orang saja, maka kemungkinan resiko akan kecurangan tagihan palsu (fictitious invoices) akan muncul di sini.

Pemisahan kiprah dan wewenag juga perlu diterpakan dalam acara penjualan barang dagangan. Aktivitas penjualan barang dagang mencakup penjualan, pengiriman barang dagang ke pelanggan, pengihan dan penerimaan pembayaran. Jika masing-masing unsur penjualan barang dagang tersebut ditangani oleh satu orang saja maka resiko kecurangan akan meningkat pada kegiatan penjulan barang dagang. Contoh kecurang yang terjadi ialah penggelapan uang kas oleh penerimaan pembayaran (lapping) dan resiko lainnya seperti:
a.       Adanya karywan bab penjualan yang berusaha untuk menjual barang dengan haraga yang lebih tinggi, dan mengambil keleihan selisih harga jualnya untuk kepentingan pribadi.
b.      Barang yang bahu-membahu tidak terjula akan tetapi dibentuk laporan terjual dengan mengirim barang ke diri sendiri atau kekerabat bersahabat kenalannnya. Penjaulan ini dnamakan penjualan fiktif (fictitious salaes) yang tujuan kahirnya ialah untuk memperbesar komisi kahir tahun.   Lalu jikalau komisi simpulan tahun telah dierima, kemudian di awal tahun erikutnya arang tersebut dikembalikan lagi dengan seakan-akan telah terjadi retur penjulan dari pelanggan.

Dokumentasi Masih banyak lagi bentuk kecurangan yang sanggup terjadi jikalau kegiatan opersaional perusahaan dipegang oleh satu orang.

3.      Dokumentasi
Dokumen tasi sangat penting sebagi ukti bahwa transaksi bisnis atau bencana ekonomi telah terjadi. Sehingga kecurangan-kecurangan sanggup di minimalisir dan dideteksi.

4.      Pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik
Berikut ini pola dari penggunaan pengendalian fisik, mekanik dan elektronik:
a.       Uang kas dan surat-surat berharag sebaiknya di simpan dalam safe deposite box.
b.      Catatan akuntansi yang penting juga harus disimpan dalam filling cabinet yang terkunci.
c.       Tidak semua atau karyawan sanggup sembarang masuk dan keluar gudang daerah penyimpanan barang dagang.
d.      Penggunaan kamera dan televisi monitor
e.       Adanya sistem pemedam kebakaran atau alarm yang memadai
f.       Penggunaan pasword system, dan lain sebagainya

5.      Pengecekan independen atau verifikasi internal
Kebanyakan sistem pengendalian internal memperlihatkan pengecekan independen atau verifikasi inernal. Prinsip ini mencakup peninjauan ulang, perbandingan, pencocokan data yang telah disiapkan karywan lainnya yang berbeda untuk memperoleh manfaat yang maksimum dai pengecekan indep[enden dar verifikasi internal, maka:
a.          Verifikasi harus dilakukan secara periodik/berkala atau sanggup juga dadakan
b.         Verifikasi hendaknya dilakukan oleh orang yang independen,
c.         Ketikcocokan dan kekecualian yang memang sanggup mengambil tindakan korektif secara tepat.

Keterbatasan Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal perusahaan biasanya dirancang untuk memperlihatkan jaminan yang memadai bahwa aset perusahaan telah diamankan secara sempurna dan bahwa catatan akuntansi sanggup diandalkan. Terkadang ukuran perusahaan juga sanggup memicu keterbatasn pengendalian internal. Dalam perusahaan yang sangat kecil mungkin akan sangat sulit dalam menerapakan pemisahan kiprah atau memperlihatkan pengecekan independen/verifikasi internal, mengingat satu karywana mungkin saja sanggup merangkap beberapa pekerjaan yang berbeda sekaligus.

Penggunaan Neraca Lajur Dan Pembahasannya

Penggunaan Neraca Lajur dan Pembahasannya Penggunaan Neraca Lajur dan Pembahasannya

Akuntan seringkali memakai kertas kerja (work sheet) berupa neraca lajur untuk mengumpulkan dan meringkas data yang mereka butuhkan dalam rangka menyiapkan laporan keuangan, Kertas kerja ini berbentuk multi kolom, yang memuat kolom neraca saldo sebelum penyesuaian, kolom penyesuaian, kolom neraca saldo sehabis penyesuaian, kolom keuntungan rugi, dan kolom neraca.

Fungsi kertas kerja ini hanya sebagai alat bantu untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan secara manual. Kertas kerja juga bekerjsama mempunyai kegunaan sebagai alat bantu untuk memahami alur data akuntansi, mulai dari neraca saldo sebelum pembiasaan hingga menghasilkan laporan keuangan sebagai produk selesai dari siklus akuntansi. Sebagai alat bantu (pilihan), kertas kerja ini merupakan catatan akuntansi yang sifatnya tidak permanen oleh lantaran itu tidak termasuk sebagai bab dari catatan akuntansi formal lainnya, menyerupai jurnal dan buku besar yang memang dibutuhkan sebagai bab dari sistem akuntansi. Sifatnya yang bukan merupakan bab yang formal dari tahapan siklus akuntansi tampak dari skema arus yang telah digambarkan di atas, dimana kertas kerja ini berada di luar alur tahapan siklus akuntansi.

Kertas kerja menjadi tidak diharapkan terutama bagi perusahaan yang sudah mempunyai sistem komputerisasi akuntansi yang baik dan memadai. Kertas kerja ini juga tidak diharapkan lagi dalam perusahaan kecil yang dimana hanya mempunyai sedikit transaksi, sedikit akun, dan sedikit penyesuaian. Pada perusahaan kecil, laporan keuangan sanggup disiapkan eksklusif dari neraca saldo sehabis pembiasaan tanpa memakai alat bantu neraca lajur sebagai kertas kerja.

Adapun urutan tahapan dalam menyiapkan kertas kerja yakni sebagai berikut:
1.      Menyiapkan neraca saldo sebelum pembiasaan (un-adjusted trial balance) ke dalam kertas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan (to list) seluruh saldo selesai yang terdapat pada masing-masing buku besar akun (saldo selesai sebelum penyesuaian) ke dalam kolom neraca saldo sebelum pembiasaan yang ada dalam kertas kerja.
2.      Memasukkan data jurnal pembiasaan ke kolom pembiasaan yang ada dalam kertas kerja. Hal ini dilakukan dengan cara memindahkan besarnya tiap-tiap nilai pembiasaan akun yang ada dalam ayat jurnal pembiasaan ke dalam kolom pembiasaan sesuai dengan posisi nilai debet dan kredit masing-masing akun. Jika nama akun yang digunakan dalam ayat jurnal pembiasaan ternyata belum terdapat dalam neraca saldo (yang telah disiapkan pada tahapan pertama di atas), maka embel-embel akun gres tersebut akan disisipkan sempurna di bawah total jumlah neraca saldo.
3.      Memasukkan saldo yang telah diubahsuaikan ke dalam kolom neraca saldo sehabis penyesuaian (adjusted trial balance) yang ada dalam kertas kerja. Kolom neraca saldo sehabis pembiasaan ini merupakan hasil adonan antara data yang terdapat dalam kolom neraca saldo sebelum pembiasaan dengan data yang ada dalam kolom penyesuaian.
4.      Memindahkan tiap saldo masing-masing akun yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan ke dalam kolom laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan cara memilah-milah secara tepat, akun mana yang akan ditransfer ke dalam kolom keuntungan rugi dan juga akun mana yang akan ditransfer ke dalam kolom neraca. Sebagai contoh, saldo akun kas yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom neraca dengan saldo debet, saldo akun utang perjuangan yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom neraca dengan saldo kredit, saldo akun pendapatan yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom keuntungan rugi dengan saldo kredit, saldo akun beban yang ada dalam kolom neraca saldo sehabis pembiasaan akan ditransfer ke kolom keuntungan rugi dengan saldo debet, dan seterusnya. Saldo at dalam kolom keuntungan rugi dan kolom neraca iniya akan digunakan dalam menyusun laporan keuanakun yang terdapat dalam kolom keuntungan rug lah yang nantinya akan digunakan dalam mergan.  
5.      Untuk masing-masing kolom (baik masing-masing kolom (baik kolom keuntungan rugi maupun kolom neraca), hitunglah total saldo debet dan total saldo kredit dengan cara menjumlahkan seluruh saldo akun dari atas hingga ke bawah sesuai dengan saldo akun yang ada pada masing-masing kolom. Besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi harus sama dengan besarnya selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca, hanya saja posisi untuk masing-masing selisih tersebut akan saling berlawanan antara kolom keuntungan rugi dengan kolom neraca. Artinya, jikalau posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi berada di sebelah debet, maka posisi selisih antara total saldo debet dengan total saldo kredit untuk kolom neraca akan berada di sebelah kredit, dengan besarnya selisih yang sama.

Sebagai pola : untuk kolom/lajur keuntungan rugi dengan total saldo debet Rp. 30.000.000,- dan total saldo kredit Rp. 40.000.000,akan mempunyai posisi selisih di sebelah debet, yaitu sebesar Rp. 10.000.000,-. Sedangkan untuk kolom/lajur neraca dengan total saldo debet Rp. 85.000.000,- dan total saldo kredit Rp. 75.000.000,- akan mempunyai posisi selisih di sebelah kredit, yaitu sebesar Rp. 10.000.000,- juga. Perhatikanlah bahwa besarnya selisih tersebut masing-masing mempunyai nilai yang sama yaitu Rp. 10.000.000,- baik untuk selisih antara debet kredit pada kolom keuntungan rugi maupun untuk selisih antara debet kredit pada kolom neraca, hanya saja posisi selisih tersebut masing-masing saling berlawanan. Besarnya keuntungan higienis (net income) atau rugi higienis (net loss) ditentukan dengan cara membandingkan antara total saldo debet dengan total saldo kredit yang ada pada keuntungan rugi. Jika total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi melebihi total saldo debet untuk kolom keuntungan rugi, maka akan menghasilkan keuntungan bersih, dan sebaliknya jikalau total saldo debet untuk kolom keuntungan rugi melebihi total saldo kredit untuk kolom keuntungan rugi, maka akan menghasilkan rugi bersih.

Sistem Pencatatan Perpetual Dan Periodik Dalam Akuntansi Beserta Teladan Lengkap

Sistem Pencatatan Perpetual dan Periodik dalam Akuntansi Sistem Pencatatan Perpetual dan Periodik dalam Akuntansi Beserta Contoh Lengkap


Sebelumnya kita telah membahas  tentang karakteristik perusahaan dagang. Dimana perusahaan dagang memiliki barang persedian. Terdapat metode akauntansi yang lazim digunakan dalam mencatat persediaan barang dagangan, yaitu metode atau sistem pencatatan perpetual (perpetual inventory system) dan metode atau sitem pencatatan periodik/fisik (periodic/phisichal inventory system)

Kali ini akan dibahas secara tuntas perbedaan sistem pencatatan perpetual dan periodik beserta contohnya.

SISTEM PENCATATAN PERPETUAL
Dalam sistem pencattan perpeual, catatan mengenai harga pokok dan masing-masing barang dagangan yang dibeli maupun yang dijual diselenggarakan secara terperinci. Sistem pencattan ini akan secara terus-menerus menawarkan berapa besarnya salado persedian barang dagangan yang ada di gudang untuk masing-masing jenis persediaan. Dengan sistem pencatatan perpetual, harga pokok dari barang ditentukan tiap kali penjualan terjadi. Yang perlu diperhatikan dalam mencatat transaksi barang dagangan dengan metode perpetual  ini yaitu bahwa akun pembelian, retur pembelian, bagian pembelian dan akun ongkos angkut masuk tidak akan pernah digunakan. seluruh akun-akun tersebut akan diganti dengan akun persediaan barang dagangan.

SISTEM PENCATATAN PERIODIK
Dengan sistem periodik, pembelian barang dagangan akan dicatat dengan memakai akun pembelian bukan akun persediaan barang dagangan menyerupai yang dilakukan pada sistem pencatatan perpetual. Juga dengan sisem periodik, akun-akun berikut ini secara terpisah (masing-masing) akan digunakan : bagian pembelian, retur pembeliaan dan adaptasi harga beli, dan ongkos angkut masuk.

Ingat, bahwa point yang membedakan anatar sitem pencatatan periodik dengan sistim pencattan perpetual yaitu terletak pada komponen penentu haraga pokok penjualan, dimana pada sistem pencatatan perpetual tidaklah mengenal akun, pembelian, bagian pembelian, retur pembeliaan dan adaptasi harga beli, termasauk akun ongkos angkut masuk.

Dalam sistem periodik maupun perpetual tidak ada perbedaan dalam hal pencatatan atas akun ongkos angkut keluar dan bagian penjualan; hal ini dikarenakan ongkos angkut keluar dan bagian penjualan bukanlah merupakan komponen dalam menghitung besaranya haraga pokok penjualan. Demikian juga untuk akun retur penjualan,  dan adaptasi harga jual yang sama-sama akan tetap digunakan baik dalam sistem pencatatan periodik  maupu perpetual, hanya saj bedanya bahwa dalam sistempencatatan pepetual, jurnal untuk mencatat transakasi retur penjualan akan diikuti dengan satu ayat jurnal lagi yaitu untuk mencatatan pengurangan haraga pokok penjualan di sebelah kredit dan menambah kembali saldo akun persediaan barang dagangan yang diterimanya di sebelah debet.

Jadi, bentuk perbedaan sistem pencatatan perpetual dan periodik sanggup dilihat pada tabel berikut:
Sistem Pencatatan Perpetual dan Periodik dalam Akuntansi Sistem Pencatatan Perpetual dan Periodik dalam Akuntansi Beserta Contoh Lengkap
Keterangan
BD = Barang Dagang

Khusus sistem pencatatan ongkos angkut juga mempunya dua metode yaitu FOB Shipping Point dan FOB Destination maka dalam pola jurnal diatas juga 2 buah masing-masing metode pencatatan persediaan

Untuk pencatatan retur juga dilakukan 2 metode untuk masing-masing pencatatan BD, yaitu apabila penjual mau mendapatkan kembali BD, atau dengan pengurangan harga jual..

Untuk bagian penjual juga dalam pola untuk masing-masing metode pencatatan barang dagang juga dibentuk 2 metode yaitu, kalau dalam masa periode bagian dan kalau telah lewat periode potongan.

Saya rasa cukup sekian kalau ada yang mau ditanyakan, atau didiskusikan silahkan koment di kolom komentar. Saya akan mencoba untuk mengapresiasi masing masing pertanyaan teman-teman.

Sejarah Perkembangan Standar Akuntansi Di Indonesia Lengkap


Perkembangan standar akuntansi di Indonesia sanggup dibagi ke dalam lima periode penting. Periode pertama ialah masa Pra-PAI sebelum tahun 1973 kemudian disusul dengan penyusunan PAI tahun 1973-1984. Periode ketiga yakni tahun 1984-1994 ialah masa berlakunya PAI 1984. Periode keempat ialah masa mulai dilakukannya harmonisasi SAK ke IAS yakni tahun 1994-2006 di mana SAK dikembangkan dengan melihat acuan IAS maupun standar-standar, negara lain. Periode kelima ialah masa konvergensi IFRS yakni 2006-2012.

Masa Pra-PAI (Sebelum 1973) 
Sebelum 1973, Indonesia tidak mempunyai standar akuntansi keuangan yang baku dan terkodifikasi. Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing pada tahun 1967 dan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tahun 1968, penggunaan laporan keuangan oleh pihak di luar administrasi jarang sekali terjadi, kecuali untuk pelaporan fiskal. Audit tahunan lazimnya hanya dilakukan atas laporan keuangan BUMN/BUMD dan perusahaan abnormal yang sangat sedikit jumlahnya.

Dengan berlakunya kedua peraturan perundangan wacana penanaman modal tersebut mulai timbul kebutuhan laporan keuangan yang bisa menyajikan informasi keuangan yang relevan, andal, sanggup dimengerti, serta sanggup diperbandingkan (baca karakteristik laporan keuangan). Kebutuhan tersebut terutama sehubungan dengan permohonan kredit investasi dari bank pemerintah dan ventura bersama dengan investor asing. Pada waktu itu bukan saja standar akuntansi keuangan, tapi juga standar audit belum terkodifikasi, sehingga baik laporan keuangan maupun laporan audit menjadi tidak mengenal standar pelaporan dan sering kali sulit diperbandingkan.

Meskipun opini auditor menyebutkan "laporan keuangan telah disajikan secara masuk akal menurut prinsip akuntansi yang lazim berlaku”, sering kali timbul keraguan apa yang disebut sebagai "prinsip akuntansi yang lazim berlaku”. Di samping belum adanya standar yang tertulis, keraguan dan kerancuan juga disebabkan lantaran jumlah akuntan masih sangat sedikit, dan para praktisi yaitu tenaga akuntansi di perusahaan dan ajudan auditor di kantor akuntan publik, pada umumnya ialah lulusan Sekolah Menengan Atas dan terutama yang berijazah Bond A dan sebagian kecil Bond B. Untungnya pada masa itu keadaan bisnis masih gres berkembang dan tidak sekompleks sekarang.

Lahirnya PAI 1974 (1973–1984) 
Dalam rangka persiapan diaktifkannya pasar modal, maka atas derma dan dorongan Badan Persiapan Pasar Uang dan Pasar Modal (BAPEPUM) telah dibuat Panitia Penghimpun Bahan-bahan dan Struktur daripada Generally Accepted Accounting Principles dan Generally Accepted Auditing Standards yang terdiri dari Dewan Penasihat dan Panitia Kerja. Dengan demikian dibutuhkan sanggup secepatnya tersusun standar akuntansi dan standar audit

Sebagai hasil kerja Panitia Penghimpun tersebut maka lahirlah Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Kedua produk tersebut kemudian mendapat pengesahaan pada Kongres III IAI pada tanggal 2 Desember 1973, dan untuk pertama kali dibuat Komite PAI dan Komite NPA untuk berbagi baik PAI maupun NPA.

PAI tersebut disusun menurut buku Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprises dari Paul Grady diterbitkan oleh AICPA sebagai sumber utama. Di samping itu, sebagai materi himpunan telah dipakai juga:
  • Buku Prinsip-prinsip Akuntansi yang diterbitkan oleh Direktorat Akuntan Negara,Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara; 
  • Statement of the Accounting Principles Board, No. 4, diterbitkan oleh AICPA;
  • Opinions of the Accounting Principles Board, diterbitkan oleh AICPA; 
  • Kumpulan dari Accounting Research Bulletin, diterbitkan oleh AICPA; 
  • A Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accountancy Research Foundation; 
  • Wet op de Jaarrekening van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA; 
  • dan beberapa literatur lainnya.

Dapat disimpulkan, pada tahun 1973 Indonesia memulai perkembangan standar akuntansi dengan dibentuknya suatu komite sementara yang dibuat untuk mengumpulkan dan menyusun prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum di Indonesia. PAI kemudian menjadi suatu infrastruktur pelaporan untuk mendukung pasar modal yang gres berkembang di Indonesia sebagai upaya penting pemerintah untuk meningkatkan arus dana masuk ke Indonesia. Komite berpedoman pada karya Paul Grady dari AICPA di AS. Standar ini tidak berkembang sampai tahun 1984. Dari satu sisi hal ini sanggup dimengerti lantaran jumlah perusahaan yang terdaftar di pasar modal kurang dari dua puluh lima.

Masa Penerapan PAI 1984 (1984-1994)
Tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melaksanakan revisi secara fundamental PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Tujuan dari PAI 1984 ini ialah untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha. Sejak tahun 1986, Komite PAI secara aktif melaksanakan revisi atas PAI 1984 dengan menerbitkan 7 (tujuh) Pernyataan PAI dan 9 (sembilan) Interpretasi PAI.

Masa Penerapan SAK (1994–2006)
Selama tahun 1984–1994 telah terjadi banyak sekali fenomena penting dalam perekonomian dan bisnis nasional dan global, antara lain sebagai berikut. 
  • Perkembangan pasar modal di Indonesia yang sangat pesat. Jumlah perusahaan go public melonjak dari 24 pada awal tahun 1989 menjadi sekitar 160 pada September 1994. 
  •  Disahkannya Undang-Undang Perbankan dan Undang-Undang Dana Pensiun. 
  • Reformasi peraturan perundangan perpajakan Indonesia. 
  • Timbulnya beberapa kasus bank krisis dan info wacana kredit macet dan kredit bermasalah.
  • Ditandatanganinya perjanjian gres GATT sebagai kelanjutan Uruguay Round.

Dari beberapa fenomena tersebut, sanggup disimpulkan bahwa dunia sedang memasuki periode globalisasi dan Indonesia mulai masuk dalam perdagangan global tersebut. IAI secara tanggap telah memantau fenomena tersebut dengan melaksanakan serangkaian seminar, diskusi, dan rapat untuk menciptakan Strategi Pengembangan IAI 1994–2000 dan salah satu kesimpulan yang diambil ialah PAI harus segera dikembangkan dengan mengacu pada International Accounting Standard.

Sejalan dengan hal tersebut, nama PAI telah diganti menjadi Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Menjelang Kongres VII IAI, dan menyongsong HUT IAI ke-34 pada bulan Desember 1994, profesi akuntan di Indonesia telah mempunyai Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dan 35 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang setaraf standar akuntansi internasional. Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk mengguna
Standards sebagai dasar untuk membangun standar-standar Indonesia. IAI kemudian melaksanakan revisi besar untuk menerapkan standar-standar revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, ebanyakan konsisten dengan IAS. Namun, masih terdapat beberapa standar akuntansi yang diadopsi dari US GAAP dan maupun dikembangkan sendiri-sendiri.

Sejak tahun 2004, revisi SAK dilakukan pada tahun 2008 dan juga IAI mengeluarkan revisi 2009.

Masa Konvergensi IFRS (2006-2012) 
Dengan memperhatikan semakin maraknya negara-negara lain menyerupai Australia mengadopsi IFRS secara penuh, maka pada tahun 2006 dalam kongres IAIX di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu ialah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai simpulan tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi gres mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar.

Beberapa hambatan dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS antara lain ialah minimnya sumber daya untuk mendukung anggota DSAK-IAI yang semua anggotanya ialah paruh waktu bekerja untuk pengembangan standar pelaporan. Kendala lainnya ialah IFRS yang sangat cepat berubah sehingga DSAK-IAI sulit untuk mengejarnya. Masalah translasi bahasa juga menjadi hambatan lantaran dalam proses translasi tidak gampang untuk mencari padanan kata yang sempurna dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Indonesia membutuhkan upaya aksesori dalam mengadopsi IFRS dibandingkan dengan negara-negara yang memakai IFRS dalam bahasa aslinya menyerupai Australia atau negara-negara Eropa.

Kesiapan pelaku industri juga menjadi pertanyaan. Ketidaksiapan industri keuangan khususnya perbankan dalam mengadopsi standar akuntansi instrumen keuangan PSAK 50 dan PSAK 55 menciptakan banyak pihak mencurigai apakah Indonesia siap dalam mengadopsi IFRS. PSAK 50 dan PSAK 55 ialah standar akuntansi instrumen keuangan yang diadopsi dari IAS 32 dan IAS 39 yang sedianya berlaku efektif mulai 1 Januari 2009 dengan terpaksa diundur menjadi 1 Januari 2010 akhir desakan dari pelaku industri yang belum siap menerapkannya kala itu.

Bukan hanya penyusun laporan keuangan yang harus berbenah, kesiapan profesi lain menyerupai aktuaris dan jasa penilai juga menjadi sorotan. Dimulai dari berlakunya PSAK 24 Imbalan Kerja tahun 2004 yang menganjurkan penggunaan jasa aktuaris independen, standar gres ini cukup mengagetkan profesi aktuaris pada ketika itu yang tiba-tiba saja kebanjiran pelanggan. Profesi lainnya menyerupai jasa penilai properti juga terkena dampak dari peningkatan penggunaan nilai masuk akal dalam standar akuntansi mengenai aset tetap dan properti investasi yang dikeluarkan pada tahun 2008.

Namun, terlepas dari segala hambatan yang menghadang, DSAK-IAI semakin mengukuhkan niatnya untuk mengadopsi IFRS lantaran memang IFRS mempunyai banyak kelebihan.
  • IFRS dihasilkan oleh suatu forum internasional yang independen sehingga dampak kekuatan politik dalam penyusunan standar sanggup minimal. 
  • Proses pembuatan IFRS lebih komprehensif melalui riset yang mendalam. Komentar untuk discussion paper maupun exposure draft keluaran IASB tiba dari seluruh dunia sehingga standar yang dihasilkan lebih mencerminkan kebutuhan global daripada kebutuhan suatu negara tertentu. 
  • IFRS ialah standar yang berbasis prinsip (principle based) sehingga pengaturannya lebih sederhana dibandingkan dengan standar pelaporan keuangan keluaran Amerika Serikat yang lebih terang dan rumit (rule based). 
  • IFRS mensyaratkan pengungkapan informasi (disclosure) yang lebih detail dan terang sehingga membantu pengguna laporan keuangan mendapat informasi yang relevan. 
  • IFRS semakin diterima oleh banyak negara, terlebih sehabis terbukti standar akuntansi Amerika Serikat tidak bisa membentengi skandal-skandal perusahaan besar menyerupai kasus Enron dan Worldcom.

Sejak Juni 2009, proses konvergensi IFRS mengalami percepatan. Sepanjang semester dua tahun 2009, DSAK-IAI menerbitkan kurang lebih 19 exposure draft PSAK dan ISAK juga mencabut beberapa PSAK yang sudah tidak relevan. Sepanjang tahun 2010 dan 2011, DSAL-IAI secara sedikit demi sedikit mengadopsi IFRS.

Sampai 1 Januari 2012, DSAK-IAI telah menerbitkan semua IFRS/IAS kecuali IAS 41 Agriculture dan IFRS 1 First Time Adoption International Financial Reporting Standards.


DSAK-IAI belum mengambil keputusan kapan IAS 41 akan diadopsi. IFRS 1 tidak relevan untuk diadopsi lantaran beberapa ketentuan transisi PSAK telah mempertimbangkan isi ketentuan dari IFRS 1 tersebut.