Showing posts with label Berita-jawa-barat. Show all posts
Showing posts with label Berita-jawa-barat. Show all posts

Mamih Bandung Sudah 2 Tahun Kendalikan Prostitusi Online

Mamih Bandung Sudah 2 Tahun Kendalikan Prostitusi Online Ilustrasi prostitusi online. (Foto: Andhika Akbarayansyah)

Bandung - Polisi masih menyelidiki praktik prostitusi online yang melibatkan dua muncikari dan dua perempuan pekerja seks komersial (PSK) di Kota Bandung. Bisnis haram tersebut sudah berjalan dua tahun.


Dua perempuan berjuluk mamih, inisial IA (51) dan NA (33), ditetapkan tersangka alasannya berperan pengendali prostitusi online via media sosial. Dua lainnya selaku PSK, SR dan FI, berstatus saksi. Jaringan mamih Bandung ini sudah dua tahun aktif menggaet laki-laki hidung belang.

"Mereka ini sudah dua tahun menjalani itu (prostitusi online)," kata Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Irman Sugema kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Senin (7/1/2019).

Polisi tengah mendalami penyelidikan soal apakah praktik prostitusi tersebut berkiprah juga luar Kota Bandung. "Masih kita dalami, apakah hanya Kota Bandung atau antar pulau juga," kata Irman.

[Gambas:Video 20detik]


Menurutnya, penyidik terus membuatkan keterangan IA dan NA. Bukan mustahil ada tersangka gres berkaitan masalah prostitusi online tersebut.

"Makanya kita periksa untuk lebih tahu jaringannya, siapa saja yang terlibat. Kami masih periksa kepada saksi dan yang diduga terlibat ini (prostitusi online)," tutur Irman.

Empat perempuan tersebut ditangkap di sebuah hotel dan apartemen di Bandung, Minggu (6/1). Mereka melakoni bisnis tersebut via Twitter.

"Dua tersangka itu sebagai admin atau mamihnya," ucap Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Rifai.

Sumber detik.com

Oded Sinergikan Satgas Anti Rentenir Dan Pemuka Agama

Oded Sinergikan Satgas Anti Rentenir dan Pemuka AgamaWali Kota Bandung Oded M Danial (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Bandung -Wali Kota Bandung Oded M Danial akan terus mendukung aktivitas kerja Satgas Anti Rentenir. Ia menilai keberadaan satgas tersebut sangat baik membantu warga Kota Bandung supaya tak terjerat lintah darat.

Oded menyampaikan selain melaksanakan advokasi satgas juga diberi kiprah untuk training dan edukasi terhadap warga mengenai ancaman meminjam uang pada rentenir. "Mereka ini relawan semua, jumlahnya 55 orang. Kaprikornus selain advokasi, edukasi, mereka juga melaksanakan training secara ekonomi," ujar Oded usai pertemuan dengan satgas di Balai Kota Bandung, Senin (7/1/2019).


Selain itu, keberadaan satgas ini sekaligus biro pemerintah dalam sosialisasi sejumlah aktivitas BPR Kota Bandung ibarat Kredit Melawan Rentenir (Melati) dan Kredit Masjid Sejahtera (Mesra).

"Mang Oded ke depan akan mensinergikan ini dengan kiprah pemuka agama ibarat ustaz dan kiai. Karena rentenir ini selain sebab kebutuhan ekonomi, kadang ada warga yang hobi. Ateul lamun teu nginjeum duit (Gatal jikalau tidak pinjam uang)," kata Oded.

Ketua Harian Satgas Anti Rentenir Kota Bandung Saji Sonjaya menegaskan pihaknya terus melaksanakan advokasi dan edukasi kepada warga. Ia siap untuk berkolaborasi dengan para pemuka agama. Sehingga tidak adanya warga yang meminjam uang ke rentenir.

"Kita selalu edukasi lebih baik menjadi anggota koperasi saja. Selain dapat pinjam uang, dapat simpan juga. Atau ke BPR Kota Bandung untuk proses Kredit Melati dan ke masjid untuk Kredit Mesra," ujar Saji.



Sumber detik.com

Pemkab Garut Pantau Kasus Kepsek Diduga Aniaya Siswa

Pemkab Garut Pantau Kasus Kepsek Diduga Aniaya SiswaBupati Garut Rudy Gunawan (Foto: Hakim Ghani/detikcom)
Garut -Kekerasan terhadap pelajar kembali terjadi di Garut. Kepala sekolah salah satu Sekolah Menengah Pertama swasta diduga jadi pelakunya. Bupati Garut Rudy Gunawan minta Dinas Pendidikan turun tangan selesaikan masalah ini.

"Dari sisi pendidikan itu terang tidak dibenarkan. Masih ada cara lain untuk mendidik, tidak usah pakai kekerasan," kata Rudy di kantornya, Jalan Pembangunan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (7/1/2019).


Rudy menganggap kekerasan tak seharusnya dilakukan untuk mendidik pelajar. Pendidik seharusnya harus lebih bijak dalam menangani pelajar yang tak taat aturan.

Untuk menuntaskan masalah ini, Rudy meminta jajaran Disdik Garut tidak membisu diri. "Disdik sudah ke sekolah untuk memantau eksklusif masalah ini," ujar Rudy.

Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama mengaku jadi korban kekerasan yang dilakukan kepala sekolahnya. Kejadian tersebut terjadi Jumat (4/1), ketika siswa lelaki itu ikut acara salat duha.

Menurut keterangan orang tuanya, Pipit Anggraeni (46), sang anak dianiaya dengan cara dibenturkan kepalanya dengan kepala salah seorang temannya. Akibatnya anak tersebut mengalami luka di pelipis. Pihak keluarga akan melaporkan masalah ini ke polisi. Kepala sekolah SMP, inisial SF, mengaku sudah meminta maaf dan mengklaim bencana itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan.



Sumber detik.com

Diduga Aniaya Siswa Smp Garut, Kepsek: Aku Sudah Minta Maaf

Diduga Aniaya Siswa Sekolah Menengah Pertama Garut, Kepsek: Saya Sudah Minta MaafFoto: Ilustrasi oleh Edi Wahyono

Garut -Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Pertama di Garut mengalami kekerasan yang diduga dilakukan oleh kepala sekolahnya, inisial SF. SF memberikan minta maaf atas insiden tersebut.

"Sudah ada keputusan. Berdasarkan hasil kesepakatan, diselesaikan secara kekeluargaan," ujar SF ketika ditemui detikcom di kantornya, tempat Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (7/1/2019).

Kejadian dugaan kekerasan itu berlangsung Jumat (4/1) ketika waktu salat duha di masjid sekolah. Menurut keterangan Pipit Anggraeni (46), orang renta salah seorang korban, kekerasan itu dialami putranya alasannya ialah teman yang duduk di sebelah bercanda ketika waktu salat duha.


SF diduga melaksanakan kekerasan dengan cara membenturkan kepala pelajar itu dengan salah satu siswa lainnya. Akibatnya, anak Pipit tersebut mengalami luka di pelipis bab kiri.

SF tidak menampik kekerasan itu dilakukannya. Namun ia enggan menjelaskan secara rinci kekerasan yang terjadi ketika itu. "Mungkin cukup itu yang dapat saya sampaikan," ucap SF.

Dia mengaku sudah mendatangi rumah siswanya itu. Permasalahan itu, sambung dia, diselesaikan secara kekeluargaan.

"Sudah diselesaikan. Hari Sabtu saya sudah tiba pribadi dan meminta maaf," kata SF.

Pihak keluarga siswa yang menjadi korban bersikeras untuk melaporkan kasus ini ke polisi. "Saya enggak terima, makanya mau lanjut lapor polisi," ujar Pipit ketika dihubungi detikcom.

Sumber detik.com

Mau Bebas Jeratan Utang? Ini Syarat Dari Satgas Anti Rentenir

Mau Bebas Jeratan Utang? Ini Syarat Dari Satgas Anti RentenirTim Satgas Anti rentenir dan Wali Kota Bandung Oded M Danial/Foto: Tri Ispranoto

Bandung -Meski sudah satu tahun dibentuk, masih banyak warga yang belum mengetahui keberadaan Satgas Anti Rentenir Kota Bandung. Padahal keberadaan satgas tersebut sangat membantu dalam menuntaskan duduk perkara utang dengan para rentenir.

Satgas yang berada di bawah Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung ini sekarang mempunyai personel sebanyak 55 orang. Mereka terdiri dari aneka macam disiplin ilmu mulai dari hukum, akuntan sampai perbankan. Lalu apa dan bagaimana warga sanggup meminta tolong?

Ketua Harian Satgas Anti Rentenir Kota Bandung Saji Sonjaya menjelaskan dalam KBBI rentenir berarti orang yang mencari nafkah dengan membungakan uang. Sementara dari sisi hukum, rentenir yaitu perbuatan perdata bukan pidana.

"Rentenir itu dibenci, tapi dicari oleh orang. Rentenir itu ada alasannya yaitu ada permintaan, dalam hal ini orang pinjam uang dengan mudah. Kalau tidak ada permintaan, niscaya tidak ada mereka," ujar Saji di Balai Kota Bandung, Senin (7/1/2019).



Dalam menjalankan bisnisnya, rentenir terbagi dua yakni perorangan yang biasa disebut lintah darat, bank keliling sampai bank kelek alasannya yaitu kebiasaannya membawa catatan utang dengan menjepit pada ketiak. Lainnya berbentuk lembaga.

Rupanya, jumlah mereka yang bergerak perseorangan tidaklah banyak. Saji justru menyebut 60 persen rentenir di Kota Bandung dalam bentuk forum yang terorganisir minimal mempunyai admin, marketing sampai juru tagih atau debt collector.

"Ada juga yang mereka berbentuk koperasi. Khusus koperasi ini, kita kolaborasi pelatihan dengan Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung," katanya.

Belakangan, kata Saji, ia banyak menerima banyak keluhan dari korban yang meminjam secara online. Namun pihaknya belum sanggup mengategorikan apakah pinjam secara online termasuk rentenir atau bukan, meski pun banyak laporan bunga yang dibayarkan sangat besar.

"Kebanyakan mereka pinjam untuk keperluan modal usaha. Kenapa ke rentenir, alasannya yaitu cepat dan mudah. Bahkan di bawah pohon beringin juga jadi, da bank kelek tea," ucapnya.

Keberadaan satgas sendiri akan membantu para korban dari jeratan utang. Tapi santunan tidak diberikan dalam bentuk pelunasan, melainkan advokasi sampai take over atau peralihan utang ke mitra. Sehingga korban tidak perlu membayar pada rentenir, tapi eksklusif ke kawan sehingga bunga rendah bahkan nol persen.



Bukan hanya soal pinjaman, satgas juga melaksanakan pendampingan secara aturan pidana kalau mendapatkan laporan korban yang diintimidasi atau mengalami kekerasan.

Untuk sanggup dibantu, warga atau korban cukup tiba ke kantor satgas yang berada di Jalan Sukarno No 1, Kota Bandung atau menghubungi 08112131020 dengan persyaratan KTP, KK dan seluruh rincian utang dari mulai peminjaman sampai pembayaran.

Selain bertugas melaksanakan advokasi, satgas ini pun bergerak secara preventif dengan edukasi semoga warga tidak meminjam uang ke rentenir. Dalam proses edukasi juga dipaparkan ancaman dan imbas dari seseorang yang meminjam pada rentenir.

Satgas juga memperlihatkan solusi pada warga untuk menjadi anggota koperasi. Warga juga sanggup mendatangi BPR Kota Bandung untuk menerima informasi mengenai pinjaman atau aneka macam aktivitas kredit dari pemerintah menyerupai Kredit Melawan Rentenir (Melati).

"Kita juga kolaborasi dengan Baznas untuk menyisihkan dana bagi gharimin (orang yang punya utang) rentenir," katanya.

Ia beharap keberadaan satgas sanggup mengedukasi warga semoga tak lagi terjerat utang rentenir. Sebab selagi ada permintaan, maka rentenir akan terus ada dengan aneka macam bentuk dan cara.

Sumber detik.com

Ridwan Kamil Akan Bahas Underpass Tol Dalam Kota Bandung

Ridwan Kamil akan Bahas Underpass Tol Dalam Kota BandungGubernur Jabar Ridwan Kamil (Foto: Screeshoot 20detik)

Bandung -Pemprov Jabar akan membahas tawaran Pemkot Bandung soal underpass dalam pembangunan North South Link (NS-Link) atau tol dalam kota yang menghubungkan Tol Pasirkoja dengan daerah jalur Surapati Cicaheum (Suci) atau akrab Masjid Pusdai, Kota Bandung. Terutama underpass di jalur yang melintasi daerah heritage.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengaku belum menerima laporan terkait tawaran tersebut. Meski begitu, ia akan terus mendorong proyek pembangunan tol dalam kota ini untuk mengurai kemacetan di Kota Bandung.

"(Usulan underpass) itu teknis, jikalau problem teknis saya belum dilapori. Tapi proyeknya dibutuhkan, saya kira provinsi mendorong itu." ucap Emil , sapaan Ridwan, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (7/1/2019).


Dia segera membahas tawaran dari Pemkot Bandung tersebut. Apalagi Kota Bandung sebagai daerah sebagai akseptor manfaat dari proyek pembangunan tersebut.

"Terus teknis alasannya ialah masuk ke sentra kota, naik turun (dalam implementasi pembangunan), nanti kita bahas. Yang penting everybody happy," ucapnya.

Emil menuturkan selain pembangunan tol dalam kota, di Bandung juga akan ada pembangunan sarana transportasi publik, menyerupai LRT. Pembangunan tol dalam kota dan LRT sama-sama akan dikerjakan demi mengurai kemacetan di Kota Bandung.

"(Tol dalam kota) itu bab dari masterplan kelancaran kemudian lintas kota-kota metropolitan. Kelancaran itu terbagi dua, (pertama) memperbanyak jalur-jalur gres juga memperbanyak utamanya transportasi publik. Dua-duanya dikerjain dan dibutuhkan. Kaprikornus jangan pake kecerdikan kenapa enggak itu (LRT) dulu," tutur Emil.


Sekda Jabar Iwa Karniwa menjelaskan proyek tol dalam kota itu sudah terakomodir dalam revisi rencana tata ruang dan tata wilayah (RTRW). Saat ini revisi RTRW tersebut sedang dibahas oleh DPRD Jabar.

"Itu sudah masuk di revisi RTRW sehabis itu akan lanjut penilaian kementerian terkait," katanya.

Menurut dia, tol dalam kota ini seluruhnya didanai oleh swasta. Pembangunannya juga akan memanfaatkan median jalan provinsi, kota dan sentra sehingga tidak perlu banyak pembebasan lahan.

"(Dananya) ini full dari swasta. Hanya mungkin nanti dimungkinkan BUMD kita. Ini mungkin tidak pembebasan lahan. Ini lahan di media jalan provinsi, Bandung dan pusat," ucap Iwa.


Dia menjelaskan akan ada pembahasan lanjutan dalam tataran implementasi. Termasuk membahas tawaran Pemkot Bandung soal underpass di sebagian titik tol dalam kota yang akan dibangun.

"Akan ada pembahasan lebih lanjut tataran implementasi pelaksanaan. Untuk pembangunan memang mahal fly over dibanding underpass tapi sanggup cepat (pembangunan) alasannya ialah pembebasan," ujar Iwa.

Sumber detik.com

Cerita Satgas Anti Rentenir Bebaskan Jeratan Utang Rp 600 Juta

Cerita Satgas Anti Rentenir Bebaskan Jeratan Utang Rp 600 JutaFoto: Tri Ispranoto

Bandung -Di abad modern menyerupai ketika ini keberadaan lintah darat atau rentenir dianggap masih menjadi solusi untuk problem keuangan warga. Tapi bukannya menuntaskan masalah, rentenir justru menambah problem pelik alasannya utang tak kunjung lunas.

Seperti yang dialami oleh seorang warga Kota Bandung. Ia mengadu ke Satgas Anti Rentenir Kota Bandung alasannya meminjam uang pada seorang rentenir namun tak kunjung lunas.

"Jadi bapak ini selama dua tahun meminjam uang Rp 5-10 juta kepada rentenir, hingga total dukungan Rp 248 juta. Korban bilang uang itu ia pinjam untuk modal perjuangan dan kebutuhan sehari-hari," ujar Ketua Harian Satgas Anti Rentenir Kota Bandung Saji Sonjaya ketika berbincang dengan detikcom, Senin (7/1/2019).

Saji menyampaikan bahu-membahu korban sudah membayar lebih dari total uang yang dipinjamnya. Bahkan total uang telah dibayarkan oleh korban mencapai Rp 600 juta, namun itu sama sekali belum mengurangi utang pokoknya. "Tapi tetap saja walau pun sudah Rp 600 juta utang masih ada, pokok juga Rp 248 juta harus dibayar," katanya.

Setelah melalui proses advokasi oleh satgas hasilnya korban tak perlu lagi membayar utang atau pun bunga. "Sekarang sudah beres. Setelah melalui perhitungan, utang dan bunga lunas. Sudah ada pernyataan tanda lunas," ucapnya.

Meski kiprah utama sudah selesai, satgas tetap melaksanakan pendampingan kepada korban dan keluarganya. Hal itu dilakukan biar korban tidak lagi meminjam pada rentenir yang malah berujung pada kerugian.

"Sekarang si bapak sudah tobat. Kita juga perkuat hingga ke anak dan istrinya biar tidak lagi urusan dengan rentenir. Karena rentenir ini dibenci, tapi dicari juga," ujar Saji.



Selain itu, satgas juga menyarankan kepada korban kalau memerlukan uang secara mendesak dapat pribadi ke BPR Kota Bandung atau mengikuti aktivitas Kredit Mesra dan Kredit Melati.

Menurut Saji, bapak tersebut hanya satu di antara sekian banyak kasus yang ditangani satgas. Ia berharap insiden yang menimpa bapak tersebut dapat menjadi pelajaran dan renungan bagi warga lain.

Sumber detik.com