Showing posts sorted by date for query negeri-jajahan. Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query negeri-jajahan. Sort by relevance Show all posts

Langkah Cerdas Jokowi



Ketika awal Jokowi berkuasa, sobat saya trader minyak menyampaikan bahwa tantangan joko widodo kedepan yaitu duduk perkara energy. Maklum cadangan minyak dan gas semakin menyusut, dan kapasitas ladang minyak yang di kuasai hanya di bawah 40 % dari cadangan nasional selebihnya di kuasai Asing. Walau harga minyak turun namun kebutuhan energy tidak akan turun. Bila Indonesia sebagai konsumen BBM yang besar di dunia mengalami kendala mendapatkan pasokan maka akan menjadikan ketidak stabilitan politik dalam negeri. Masalahya cara menghadapi tantangan ini hanya dengan dua cara yang saling terkait , pertama tingkatkan lifting minyak lewat peraturan akomodasi investasi dan kedua, reformasi  bisnis migas biar efisien dan efektif meningkatkan sumber daya. Hal tersebut harus di lakukan sebab cadangan minyak nasional semakin menyusut yang di perkirakan 10 tahun lagi akan habis. Kaprikornus langkah berani harus di lakukan , to be or no to be.

Saya menanti dan melihat apa langkah selanjutnya yang akan di lakukan oleh Jokowi ? Apakah mereformasi MIGAS terlebih dahulu ataukah melaksanakan perluasan sumber daya migas ?  Teman saya dengan yakin menyampaikan bahwa Jokowi akan lebih utamakan melaksanakan perluasan sumber daya daripada mereformasi MIGAS. Mengapa ? Kalau mereformasi bisnis migas itu sama saja bunuh diri. Dia akan berhadapan oligopoli politik yang bersenggama dengan oligopoli bisnis minyak. Keadaan politik dalam negeri akan guncang. Namun ternyata dugaan sobat saya salah. Jokowi menentukan reformasi migas terlebih dahulu. Artinya beliau pribadi melaksanakan perubahan sistem dan paradigma pengelolaan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan akan BBM.  Dampaknya memanglah terasa semenjak reformasi migas di laksanakan hingga kini gejolak politik semakin memanas , dan kini sudah masuk emosi agama terseret.

Setelah reformasi migas simpulan di laksanakan ditengah gonjang ganjing politik,  sumber daya migas dalam negeri mulai satu persatu di kuasai Pertamina dan juga upaya mencari sumberdaya di luar negeri juga di lakukan. Tahun 2015 saya mendengar rumor Pertamina akan mengambil alih perusahaan minyak terbesar kedua di Prancis, Maurel & Prom ( MP). Sebagaimana diketahui MP menguasai ladang minyak di wilayah ex jajahan prancis menyerupai Gabon, Tanzania dan negara-negara Afrika. Menguasai MP sama saja pintu toll menguasai potensi ladang minyak Afrika. Pesaing pertamina yaitu China, CNOC.

Melalui Crédit Agricole Corporate and Investment Bank yang ditunjuk sebagai konsultan keuangan,  rencana akuisi itu di lakukan semenjak bulan juni tahun 2016 dengan hati hati dan semangat tinggi. Saya dengar kabar , agresi korporat pertamina ini menerima restu pribadi dari Jokowi dan di pantau terus oleh jokowi. Tanpa banyak bicara. Akuisisi ini tidak gampang sebab di lakukan secara lelang terbuka. Namun Pertamina 1 Februari 2017,dapat unggul dengan menyampaikan denah pembelian obligasi ORNANE ( MP)  sebanyak 6,8 juta yang sanggup di tukar saham pada tahun 2019 dan di jamin likuiditasnya oleh underwriter. Pertamina juga mengempit 3,8 juta ORNANE pada tahun 2021 dengan denah yang sama, dengan demikian Pertamina menguasai  setara dengan 64,46 persen dari total saham atau diatas hak menentukan bunyi dalam RUPS. Dengan semakin besarnya cadangan minyak yang ada di luar negeri tentu semakin besar kemandirian kita dalam pengadaan BBM

Saya membayangkan bagaimana bangganya kita sebagai anak bangsa dikala bendera merah putih berkibar di ladang minyak di negara yang pernah jadi jajahan prancis dan kini MP menjadi anak perusahaan Pertamina yang merupakanperusahaan nomor dua terbesar di Prancis. Dan dengar rumor, Saudi Aramco juga sudah di petakan oleh team Jokowi untuk di  akuisisi dengan cara smart menyerupai Pertamina menguasai ladang minyak di Rusia dan Irak, Iran.  Ada segelintir orang yang setia di belakang joko widodo yang bekerja keras siang malam untuk kejayaan negeri ini tanpa banyak omong. Mereka loyal kepada joko widodo sebab jadwal Jokowi memang membangun untuk cinta. Walau tak gampang , semua akan terealisasi dengan baik sebab di lakukan oleh orang baik.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Krisis Konstitusi Dan Ekonomi...

Sebagai bangsa yang pernah menjajah Indonesia lebih dari 300 tahun maka Belanda Ingin tahu apa yang sanggup menciptakan bangsa Indonesia yang bermacam-macam suku dan agama serta tersebar dilebih dari 6000 pulau sanggup dipersatukan. Belanda ingin tahu jawabannya. Pada 19 Desember 1948, agresi polisional Belanda terhadap indonesia melalui kekuatan militer berhasil dilakukan dengan jatuhnya Jogya dan ditangkapnya para pemimpin nasional Soekarno, Hatta, Sjahrir , Agus Halim. Para pemimpin itu diasingkan ke Bangka dan Prapat ( Sumatera Utara). Sementara 30 tokoh Republik yang ada di balik penyusunan Pancasila dan sedang melaksanakan perbaikan terhadap keberadaan Undang-Undang Dasar 45 supaya sesuai dengan Pancasila, juga ditangkap. Mereka dimasukan kedalam satu pesawat menuju Jogya untuk dijebloskan kedalam penjara Wirogunan. Mereka diinterogasi oleh kepala dinas jasus Belanda Kapten Vosveld yang populer keras cara penyiksaannya. Pada waktu interogasi tersebut hadir juga seseorang George Kahin , Warga Negara AS , yang sedang melaksanakan riset Doktornya. Dari interogasi ini diperlukan 30 tokoh ini sanggup memperlihatkan warta wacana kekuatan dibalik Proklamasi Kemerdekaan. Hasil interogasi itu ternyata kuncinya yakni Pembukaan Undang-Undang Dasar 45. DIdalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 45 itu ada kalimat “ Berkat Rahmat Allah “. Suatu kesadaran penuh bahwa kemerdekaan bersumber dari Allah. Ini ujud ketaqwaan kepada Allah. Kemudian diakhir kalimat Pembukaan UU 45 tertulis “dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesiaa. Kalimat simpulan dari Pancasila itu seakan code bahwa Indonesia yakni negeri yang dibangun untuk memakmurkan agama Allah. Adil yakni sifat mendekati taqwa.

Bagaimana caranya memakmurkan agama Alllah?. Dari hasil interogasi itu maka disimpulkan bahwa negeri yang akan dibangun oleh bangsa Indonesia ini yakni negeri yang bertumpu kepada kepemimpinan berlandaskan kepada Pancasila yang merupakan manifestasi dari spiritual Islam. Itu tercermin dari silah ke empat yang merupakan prinsip kepemimpinan dan bentuk negara yang saling kait mengkait dengan seluruh sila yang ada. Kepemimpinan yakni amanah dari Allah. Allah mengajarkan kita bagaimana menentukan pemimpin. Itu di contohkan bagaimana Allah menempatkan Nabi Muhammad sebagai Rasul yang juga pemimpin umat islam. Sebelum  ia diangkat sebagai Rasul pada usia 40 tahun, terlebih dahulu ia sudah digelari oleh kaumnya sebagai Al-Amin. Artinya orang yang sanggup dipercaya dan selalu menjaga amanah. Bila dia amanah maka hanya kebenaran yang keluar darinya. Bila kebenaran yang tampak maka hanya kebaikan yang akan ditebar kepada orang sekitarnya. Otomatis keadilan akan tegak. Itu true leader. Sebagaimana hikmah dari Iman Besar Ja’far Ash-Shadiq bahwa Janganlah engkau melihat kualitas diri seseorang itu dari panjang rukuk dan sujudnya, tetapi lihatlah dari kejujuran dan kesetiaan dalam menjalankan amanah. Rasul mempunyai qualifikasi itu semua sebagai pemimpin umat. Rasulullah bersabda,"Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah hari kehancuran!" Bila inginkan amanah itu diberikan kepada orang yang sempurna maka pilihlah  dia lantaran keahliannya. Ahli disini bukan hanya dimaksud dengan skill atau knowledge tapi hikmah dan bijaksana,akhlak mulia.

Demikian pentingnya makna kejujuran dan amanah bagi seorang pemimpin. Keberadaannya bersanding erat dengan kedudukan para Nabi, syuhada, orang shaleh. Mereka yang diberi amanah oleh orang banyak sebagai pemimpin entah itu yang berada di executive, legislative, yudicative, pada diri mereka harus menempel erat sifat shadiqin. Bila mereka bersikap menyerupai itu maka inilah sabda Rasul “ Nanti yang paling akrab denganku pada hari simpulan zaman yakni kalian yang paling jujur dalam berbicara, paling setia dalam menjalankan amanah, paling menepati janji, paling anggun akhlaknya, dan paling khidmat kepada manusia” Ya, Masyarakat yang baik akan melahirkan pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik akan memakmurkan masyarakat, membawa yang salah kepada kebenaran, membawa  yang gelap kepada terperinci benderang. seharusnya , siapapun kita yakni pemimpin dan setiap pemimpin juga seharusnya mempunyai sifat shadiqin. Sejak Merdeka, Indonesia tidak pernah menerapkan Pancasila untuk melahirkan Undang-Undang Dasar yang sesuai dengan seluruh sila. Ini disebabkan lantaran memang tidak gampang mendapat pemimpin yang berkualifikasi sila ke empat itu. Ditambah lagi,  pihak abnormal terus berupaya ingin merebut Indonesia secara tidak eksklusif melalui neocolonialism. Untuk melemahkan Indonesia maka bangsa Indonesia harus dipisahkan dari Pancasila, hal ini tak ubahnya sesuai dengan rekomendasi dari Kapten Vosveld kepada Pemeritnah Belanda ditahun 1948. Di kurun Reformasi Undang-Undang Dasar 45 diganti ( bukan di amandemen) Undang-Undang Dasar 2002 dan semenjak itu definisi Pancasila dirubah sesuai dengan semangat reformasi untuk melahirkan Undang-Undang Dasar yang gres yang pro-pasar. Indonesia pun masuk menjadi negeri jajahan. Disini  kepemimpinan didasarkan kepada modal dan setiap kepemimpinan lahir lantaran motive kapitalisme.

Jatuhnya Soeharto lantaran krisis kepemimpinan yang dipicu oleh krisis spiritual jawaban budbahasa jelek menyerupai Korupsi , Kolusi dan Nepotisme. Di Era Reformasi , diujung kekuasaan SBY , Indonesia terjebak dengan APBN yang sarat hutang dan pertumbuhan ekonomi yang terjebak dengan middle class yang stuck. Dengan 4 kali Undang-Undang Dasar di amandeman dan berkali kali UU dibentuk dan dirubah, dibatalkan oleh MK , ini membuktikan bahwa sistem tata negara kita semakin usang semakin kacau. Dengan disyahkannya UU Pilkada pemilihan tidak eksklusif maka Indonesia menjadi negara yang dikuasai oleh Partai. SBY yakni pemimpin terlemah dan terburuk sehingga Indonesia diambang krisis konstitusi dan juga krisis ekonomi. Perbaikan indonesia kedepan harus bersandar kepada bagaimana sanggup melahirkan kepemimpinan yang sesuai dengan sila ke empat. Dengan terpilihnya Jokowi sebagai Presiden semoga ini awal kebangkitan Indonesia untuk sanggup kembali kepada niat awal mendirikan negara ini. Andai Jokowi sukses melaksanakan programnya maka bukan mustahil pemilu 2019 akan bersamaan dengan referendum nasional merubah Undang-Undang Dasar 2002 untuk dikembalikan sesuai sejalan dengan Pancasila. Itu sanggup saja terjadi lantaran saat itu kepercayaan rakyat kepada Jokowi sangat tinggi. Semoga...

Sumber https://culas.blogspot.com/

Beda ?


Seorang teman banker berkata kepada saya, mungkin salah satu penyebab dinasti ottoman jatuh ialah lantaran kekalahan perang di mana mana. Banyak kawasan kekuasaannya memisahkan diri. Lantas apa penyebabnya ? Karena adanya fatwa ulama bahwa mortir dan mitraliyur ialah senjata yang ‘haram’, benda orang ‘kafir’. Fatwa ini tentu di patuhi oleh Sultan yang melarang angkatan perangnya memakai senjata orang kafir itu. Namun Mustafa Kemal Ataturk menolak tegas fatwa itu. Ia berani beda. Andaikan beliau mendapatkan fatwa itu mungkin beliau tidak akan jadi Presiden Turki lantaran Turki menjadi negara jajahan Eropa. Sejarah Turki akan berbeda. Mengapa hingga begitu mudahnya Ulama Ottoman memperlihatkan fatwa tersebut? tanya saya. Teman saya menyampaikan lantaran kehebatan kaum Yahudi yang berhasil masuk ke dalam wilayah ulama melalui uang dan kesenangan dunia yang di tebar. Makara dari dulu hingga kini tidak ada orang yang bisa menjamin beliau paling suci. 

Saya tidak pernah kawatir kalau orang menyampaikan saya berpaham sekuler , dan bahkan saya di cap kafir sekalipun hanya lantaran saya berbeda paham dengan mereka.  Di depan Tuhan, saya ingin memperlihatkan bahwa iman saya tak mendorong saya karam ke dalam rasa gentar di cap orang lain kafir atau munafik. Juga tak menciptakan saya besar hati dan merasa terlalu yakin masuk sorga lantaran mengikuti fatwa Ulama. Karena saya tahu beribadah ialah metodelogi mendekati Tuhan, bukan cara meraih sorga. Karena sorga itu tidak ada kaitannya dengan ibadah tapi semata mata rahmat Allah, yang bisa di berikan kepada siapapun Allah kehendaki. Sola urusan dunia, meskipun saya bukan Attaturk, dengan mantap saya bisa pisahkan mana yang wilayah Tuhan  dan mana yang wilayah manusia. Saya akui ke Maha Pengurusan Allah dan Pemberi rezeki, tapi  saya harus bekerja  keras dan cerdas semoga mendatangkan uang ke rekening saya. Dari sikap kebanyakan orang ibarat saya ini, buahnya ialah benda-benda peradaban yang independen dan bebas di perjual belikan di Bursa, sebuah dunia sekuler, sebuah kemerdekaan ‘ego insani’, mengandung iman yang mengakui kebesaran Tuhan tapi menegaskan otonomi insan untuk melewati sunattullah.

Tapi apa pedui saya soal anggapan orang. Tentu saja tuduhan ‘kafir’ atau ‘bid’ah’ pada kesudahannya keputusan insan juga ,yang lantaran satu dan lain hal menganggap dirinya penjaga iktikad yang lebih banyak tahu. Tapi kita tahu tiap keputusannya di ambil dengan Hakim yang in absentia. Tuhan tak hadir dalam sidang Fatwa. Hanya para penjaga iktikad sering tak sadar bahwa atas Nama-Nya pun mereka bisa keliru. Tetapi yang menyedihkan bahwa pemahaman tafsir yang berbeda itu sudah cukup alasan menyebut anda sesat, atau kafir atau munafik. Ada ratusan ribu orang berdemontrasi yang membela fatwa MUI namun ada ratusan juta yang tidak ikut demo. Yang tidak ikut demo, yang tidak ikut bersimpati, di anggap bukan golongannya, bukan calon penghuni sorga, dan termasuk bukan golongan orang beriman. 

Saya mendapatkan hikmah sesudah menonton Film FITNA lewat Youtube. Saya tak menikmatinya. Isinya repetitif. Apa maunya sudah sanggup pula diperkirakan. Dimulai dengan karikatur populer dari Denmark, karya Kurt Westergaard itu yang menciptakan umat islam sedunia meradang lantaran menistakan Rasul yang di agungkan. Film ini ialah kombinasi antara petikan teks Alquran dalam terjemahan Inggris, bunyi qari yang fasih membacakan ayat yang dimaksud, dan klip video perihal kekerasan atau kata-kata benci yang berkobar-kobar. Ayat 60 dari Surat Al-Anfal yang ditampilkan pada awal Fitna, misalnya—perintah Allah semoga umat Islam menghimpun kekuatan dan mendatangkan rasa takut ke hati musuh—diikuti oleh cuilan film dokumenter dikala pesawat terbang itu di tabrakkan ke World Trade Center New York, 11 September 2001. Kemudian tampak pengeboman di kereta api di Madrid. Setelah itu: seorang imam yang tak di sebutkan namanya bangun dari asap, menyatakan: ”Allah berbahagia kalau orang yang bukan-muslim terbunuh”.

Pendek kata, dalam Fitna, Alquran ialah buku yang mengajarkan khotbah kebencian yang memekik-mekik dan tindak biadab yang berdarah. Wilders penulis skenario film sesungguhnya hanya mengulang pendapatnya. Pada 8 Agustus 2007, ia menulis untuk harian De Volkskrant: Quran, baginya, ialah ”buku fasis” yang harus di larang beredar di Negeri Belanda, ibarat halnya Mein Kampf Hitler. ”Buku itu merangsang kebencian dan pembunuhan.” Salahkah Wilders? Tentu. Penulis resensi dalam Het Parool konon menyatakan, sesudah membandingkan film itu dengan Alquran secara keseluruhan, ”Saya lebih suka bukunya.” Sang penulis resensi, ibarat kita, dengan segera tahu, Wilders hanya menentukan ayat-ayat Alquran yang cocok untuk proyek kebenciannya. Semua orang tahu, Alquran tak hanya gugusan pendek petikan itu. Dan tentu saja tiap petikan punya konteks asbabunnuzul. 

Tapi Wilders tak hanya sesat di situ. Ia juga salah di tempat yang lebih dasar: ia berasumsi bahwa ayat-ayat itulah yang memproduksi benci, amarah, dan darah. Ia tak melihat kemungkinan bahwa Al-Qaidah yang ganas, Taliban yang geram, imam-imam dengan lisan yang penuh api—mereka itulah yang mengkonstruksikan Alquran hingga jadi sehimpun kata yang berbisa. Ajaran tak selamanya membentuk perilaku; sikap justru yang tak jarang membentuk ajaran. Tapi dalam hal itu Wilders tak sendiri. Kaum ”Islamis” juga yakin, ajaranlah yang bisa membentuk manusia. Dan ibarat Wilders, mereka juga menentukan ayat-ayat yang cocok untuk jadwal kebencian mereka. Dan ibarat Wilders, mereka tak mengacuhkan konteks sejarah dikala sebuah ayat lahir.

Benci memang bersifat substraktif. Benci menciptakan pelbagai hal jadi ringkas—dan menciptakan sang pembenci tegas, jelas, menonjol. Benci ialah advertensi Wilders dan iklan para imam dengan demagogi ”Islam”.Itulah sebabnya Wilders salah tapi di benarkan. Ia salah, kalau ia hendak memperlihatkan korelasi antara Surat Al-Anfal ayat 39 dan pemenggalan leher wartawan Eugene Armstrong menjelang simpulan film. Tapi bukankah para algojo itu melakukannya lantaran merasa mengikuti firman Tuhan? Apa mau dikata: inilah zaman dikala firman berkelindan dengan fitnah, dikala yang sakral bertaut dengan yang brutal. Kita hidup pada masa dikala Jonathan Swift, satiris penulis Gulliver’s Travels dari era ke-17 itu, terdengar kembali cerdik dan sekaligus menusuk: ”Kita punya agama yang cukup untuk menciptakan kita membenci, tapi tak cukup untuk menciptakan kita mencintai….” Dengan begitu maaf terasa mahal sekali, dan kebencian di kampanyekan dalam demo di tengah takbir yang di saksikan oleh para Ulama yang mengaku penjaga akidah..

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Kemandirian Bangsa..

Dalam suatu perjalanan bisnis ke Kunming ( Yunnan,China ) saya didampingi oleh tiga sobat pengusaha dibidang IT di China. Mereka pengusaha manufacure Cisco product, Cellphone dan peralatan aplikasi GPS. Yang membuat saya kagum yaitu mereka semua masih tergolong  muda. Usia mereka rata rata empat puluh tahun dan umumnya mereka mengawali bisnis dikala tamat universitas. Kini perusahaan mereka sudah mencatat omzet ratusan juta dollar dengan jangkauan pasar keseluruh dunia.  Bagaimana mereka bisa menjadi pengusaha besar berkelas dunia dalam usia muda? Menurut mereka bahwa semua berkat pinjaman pemerintah. Tanpa kebijakan pemerintah, mereka mustahil bisa tumbuh cepat. Bagaimana caranya pemerintah mendukung? Belanja APBN yaitu alat ampuh negara untuk membuat pertumbuhan dan sekaligus pemerataan. Ketika pemerintah butuh alat terkhnologi, katakanlah bidang IT maka pemerintah memperlihatkan kesempatan pengusaha nasional yang bisa menggandeng vendor world class yang mau membuat produk itu di China. Andaikan tidak ada vendor yang bersedia maka Pemerintah  china memperlihatkan kesempatan kepada universitas bersama Pusat riset Nasional untuk membuat produk tersebut. Semakin besar belanja APBN maka semakin besar peluang gres terbuka bagi new commer enterprenuer dari kalangan kampus.Bagaimana dengan modal ? tanya saya .

Modal akan tiba sepanjang pasar terjamin,apalagi sumber dana ventura. Berkat jaminan pasar dari Pemerintah sebagai mean buyer maka hampir sanggup dipastikan semua bank di china bersedia memperlihatkan kredit untuk membangun pabrik.  Begitu sederhananya cara pemerintah china melontarkan orang kedalam medan real world sebagai enterprenuer.  Ya, namun selanjutnya mereka harus berusaha mencari pasar alternative.Kalau tidak mereka tidak bisa tumbuh. Mengapa ? Karena pemerintah tidak akan memperlihatkan order selama lamanya kepada pengusaha itu. Kesempatan akan diberikan kepada pengusaha pemula Artikel Babo. Kaprikornus tugas negara hanya sebagai trigger untuk tampilnya new commer enterprenuer dari kelas terdidik.  Itulah sebabnya sesudah mereka tumbuh walau tidak lagi mendapat akomodasi pasar dari negara namun rasa terimakasihnya sangat besar kepada negara. Caranya berterimakasih yaitu dengan bekerja keras untuk bisa bersaing melewati putaran waktu. Mereka tak ingin peluang yang sudah dalam genggaman hancur dan kesudahannya  tetap mengakibatkan mereka sebagai beban pemerintah lantaran kredit macet atau produk kalah bersaing, sehingga para buruh harus kehilangan pekerjaan. Kaprikornus dikala pemerintah membantu mereka , secara tidak pribadi jiwa mereka sudah terpasung untuk menjaga kehormatan almamaternya, keluarganya dan lingkungannya. Hanya satu cara untuk selamat yaitu kerja keras dan kerja keras. 

Ada kesamaan visi antara Pemerintah dan Pengusaha bahwa kepentingan nasional yaitu segala galanya. Kalaulah keterlibatan absurd tidak bisa dihindarkan lantaran alasan resiko investasi yang besar, lantaran tekhnologi yang ruwet dan belum dikuasai oleh china atau lantaran branded dlll maka pemerintah memperlihatkan konsesi kepada pengusaha nasional sebagai pendamping asing. Tugas pengusaha nasional itu yaitu dalam jangka panjang harus menjadi kawan sejajar dengan absurd dan kesudahannya jikalau bisa menjadi penguasa tunggal . Segala hal yang diharapkan oleh pengusaha nasional maka pemerintah akan selalu siap membantu, menyerupai kisah Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC) yang mengakuisi saham VW di China dan terakhir membeli merk VOLVO. Tentu pada moment dimana pengusaha nasional sudah bisa menguasai tekhnologi dan pasar. Keadaan menyerupai ini tentu dibutuhkan sumber daya  Wiraswasta dari kalangan terdidik. Mereka niscaya bisa jikalau diberi kesempatan. Hampir semua CEO perusahaan high tech di China yaitu alumni China Academic of Science.  Namun bagaimanapun china masih butuh banyak pengusaha dari kalangan terdidik. Upaya propaganda untuk memotivasi kalangan kampus masuk dalam dunia wiraswasta dilakukan secara systematis oleh pemerintah. Berbagai insentif dan motivasi diberikan lewat tutor berjenjang dari para kader partai.

Infrastruktur pendukung lahirnya  new commer enterprenuer ini disiapkan by design.  Venture capital dari kelas teri hingga kelas kakap disediakan. Perbankan yang berbasis kepada bidang investasi ( Bank   Of china ), pertanian ( Agriculture bank of china ), perdagangan dan industry ( industry and commercial  kolam of china ) dll diperkuat dan diperluas jangkauannya.  Berbagai sumber pembiayaan yang gampang diakses disediakan luas oleh pemeritah. Juga banyak sekali forum riset dibidang tekhnologi tersedia secara meluas untuk memperlihatkan solusi dibidang rekaya tekhnologi. BUMN china tampil sebagai penyedia industri hulu yang sarat modal dan tekhnologi untuk memperlihatkan pinjaman supply akan materi baku yang murah dan melimpah. Dukungan insfrastruktur ekonomi yang selalu ditingkatkan membuat kondisi logistic system di China semakin efektif dan efisien.Ini pula yang mempermudah pengusaha china untuk mendapat kesetaraan dengan kawan global.  Artinya keseriusan negara mendesign pembangunan yang berorientasi kepada produksi memang menempatkan pengusaha China punya bargain position yang besar lengan berkuasa dihadapan mitra  asing. Konsistensi pemerintah dalam menerapkan aturan membuat legitamasi kontrak kemtiraan menjadi bernilai.   

Bagaimana dengan Indonesia ? pengadaan ( procurement ) barang di lingkungan pemerintah selalu didominasi dengan rekanan pengusaha yang sudah usang eksis dan erat dengan pejabat. Semua pengadaan barang tekhnologi tidak ada ketentuan yang mengharuskan barang tersebut dibentuk didalam negeri.  Pengusaha boleh impor build up. BUMN yang memegang industri hulu menyerupai IPTN sudah dikerdilkan.  PT Krakatau Steel telah diprivatisasi kepada pihak asing.  Tak ada lagi industri strategis BUMN yang berkibar  benderanya sebagai pendukung supply chain  industri dan manufacure nasional, bahkan BUMN penghasil garam ( paling sederhana teknologinya namun pital kebutuhannya) harus ditutup.  Satu demi satu produk nasional yang unggul dipasar dalam negeri menyerupai Kecap KS, Aqua, Ades, Sampoerna, dll telah diambil alih oleh asing. Semakin banyak sarjana dihasilkan semakin banyak daftar pengangguran terdidik dan hampir tidak ada  upaya sistematis melahirkan new commer enteprenuer dari kalangan kampus. Pusat riset yang beranggaran rendah dengan honor peneliti ala kadarnya merupakan bukti bahwa negara ini tidak dikelola secara modern, apalagi aturan bisa dibeli dan serba tidak pasti.

Ya, sebagai epilog saya akan sadur bagian puisi Taufik ismail “Negeri kita tidak merdeka lagi, kita sudah jadi negeri jajahan kembali. Selamat tiba dalam zaman kolonialisme baru, saudaraku. Dulu penjajah kita satu negara, sekarang penjajah multi-kolonialis banyak bangsa. Mereka berdasi sutra, ramah-tamah luarbiasa dan banyak senyumnya. Makin banyak kita meminjam uang, makin besar hati lantaran leher kita makin gampang dipatahkannya.” Demikian kesimpulan saya, dan benarlah bahwa selagi kita tidak sanggup berdiri diatas kaki sendiri selama itupula kita tidak bisa mempertahan idiologi kita, agama kita, budaya kita, juga perempuan kita dan anak anak kita.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Krisis Konstitusi Dan Ekonomi...

Sebagai bangsa yang pernah menjajah Indonesia lebih dari 300 tahun maka Belanda Ingin tahu apa yang sanggup menciptakan bangsa Indonesia yang bermacam-macam suku dan agama serta tersebar dilebih dari 6000 pulau sanggup dipersatukan. Belanda ingin tahu jawabannya. Pada 19 Desember 1948, agresi polisional Belanda terhadap indonesia melalui kekuatan militer berhasil dilakukan dengan jatuhnya Jogya dan ditangkapnya para pemimpin nasional Soekarno, Hatta, Sjahrir , Agus Halim. Para pemimpin itu diasingkan ke Bangka dan Prapat ( Sumatera Utara). Sementara 30 tokoh Republik yang ada di balik penyusunan Pancasila dan sedang melaksanakan perbaikan terhadap keberadaan Undang-Undang Dasar 45 supaya sesuai dengan Pancasila, juga ditangkap. Mereka dimasukan kedalam satu pesawat menuju Jogya untuk dijebloskan kedalam penjara Wirogunan. Mereka diinterogasi oleh kepala dinas jasus Belanda Kapten Vosveld yang populer keras cara penyiksaannya. Pada waktu interogasi tersebut hadir juga seseorang George Kahin , Warga Negara AS , yang sedang melaksanakan riset Doktornya. Dari interogasi ini diperlukan 30 tokoh ini sanggup memperlihatkan warta wacana kekuatan dibalik Proklamasi Kemerdekaan. Hasil interogasi itu ternyata kuncinya yakni Pembukaan Undang-Undang Dasar 45. DIdalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 45 itu ada kalimat “ Berkat Rahmat Allah “. Suatu kesadaran penuh bahwa kemerdekaan bersumber dari Allah. Ini ujud ketaqwaan kepada Allah. Kemudian diakhir kalimat Pembukaan UU 45 tertulis “dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesiaa. Kalimat simpulan dari Pancasila itu seakan code bahwa Indonesia yakni negeri yang dibangun untuk memakmurkan agama Allah. Adil yakni sifat mendekati taqwa.

Bagaimana caranya memakmurkan agama Alllah?. Dari hasil interogasi itu maka disimpulkan bahwa negeri yang akan dibangun oleh bangsa Indonesia ini yakni negeri yang bertumpu kepada kepemimpinan berlandaskan kepada Pancasila yang merupakan manifestasi dari spiritual Islam. Itu tercermin dari silah ke empat yang merupakan prinsip kepemimpinan dan bentuk negara yang saling kait mengkait dengan seluruh sila yang ada. Kepemimpinan yakni amanah dari Allah. Allah mengajarkan kita bagaimana menentukan pemimpin. Itu di contohkan bagaimana Allah menempatkan Nabi Muhammad sebagai Rasul yang juga pemimpin umat islam. Sebelum  ia diangkat sebagai Rasul pada usia 40 tahun, terlebih dahulu ia sudah digelari oleh kaumnya sebagai Al-Amin. Artinya orang yang sanggup dipercaya dan selalu menjaga amanah. Bila dia amanah maka hanya kebenaran yang keluar darinya. Bila kebenaran yang tampak maka hanya kebaikan yang akan ditebar kepada orang sekitarnya. Otomatis keadilan akan tegak. Itu true leader. Sebagaimana hikmah dari Iman Besar Ja’far Ash-Shadiq bahwa Janganlah engkau melihat kualitas diri seseorang itu dari panjang rukuk dan sujudnya, tetapi lihatlah dari kejujuran dan kesetiaan dalam menjalankan amanah. Rasul mempunyai qualifikasi itu semua sebagai pemimpin umat. Rasulullah bersabda,"Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah hari kehancuran!" Bila inginkan amanah itu diberikan kepada orang yang sempurna maka pilihlah  dia lantaran keahliannya. Ahli disini bukan hanya dimaksud dengan skill atau knowledge tapi hikmah dan bijaksana,akhlak mulia.

Demikian pentingnya makna kejujuran dan amanah bagi seorang pemimpin. Keberadaannya bersanding erat dengan kedudukan para Nabi, syuhada, orang shaleh. Mereka yang diberi amanah oleh orang banyak sebagai pemimpin entah itu yang berada di executive, legislative, yudicative, pada diri mereka harus menempel erat sifat shadiqin. Bila mereka bersikap menyerupai itu maka inilah sabda Rasul “ Nanti yang paling akrab denganku pada hari simpulan zaman yakni kalian yang paling jujur dalam berbicara, paling setia dalam menjalankan amanah, paling menepati janji, paling anggun akhlaknya, dan paling khidmat kepada manusia” Ya, Masyarakat yang baik akan melahirkan pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik akan memakmurkan masyarakat, membawa yang salah kepada kebenaran, membawa  yang gelap kepada terperinci benderang. seharusnya , siapapun kita yakni pemimpin dan setiap pemimpin juga seharusnya mempunyai sifat shadiqin. Sejak Merdeka, Indonesia tidak pernah menerapkan Pancasila untuk melahirkan Undang-Undang Dasar yang sesuai dengan seluruh sila. Ini disebabkan lantaran memang tidak gampang mendapat pemimpin yang berkualifikasi sila ke empat itu. Ditambah lagi,  pihak abnormal terus berupaya ingin merebut Indonesia secara tidak eksklusif melalui neocolonialism. Untuk melemahkan Indonesia maka bangsa Indonesia harus dipisahkan dari Pancasila, hal ini tak ubahnya sesuai dengan rekomendasi dari Kapten Vosveld kepada Pemeritnah Belanda ditahun 1948. Di kurun Reformasi Undang-Undang Dasar 45 diganti ( bukan di amandemen) Undang-Undang Dasar 2002 dan semenjak itu definisi Pancasila dirubah sesuai dengan semangat reformasi untuk melahirkan Undang-Undang Dasar yang gres yang pro-pasar. Indonesia pun masuk menjadi negeri jajahan. Disini  kepemimpinan didasarkan kepada modal dan setiap kepemimpinan lahir lantaran motive kapitalisme.

Jatuhnya Soeharto lantaran krisis kepemimpinan yang dipicu oleh krisis spiritual jawaban budbahasa jelek menyerupai Korupsi , Kolusi dan Nepotisme. Di Era Reformasi , diujung kekuasaan SBY , Indonesia terjebak dengan APBN yang sarat hutang dan pertumbuhan ekonomi yang terjebak dengan middle class yang stuck. Dengan 4 kali Undang-Undang Dasar di amandeman dan berkali kali UU dibentuk dan dirubah, dibatalkan oleh MK , ini membuktikan bahwa sistem tata negara kita semakin usang semakin kacau. Dengan disyahkannya UU Pilkada pemilihan tidak eksklusif maka Indonesia menjadi negara yang dikuasai oleh Partai. SBY yakni pemimpin terlemah dan terburuk sehingga Indonesia diambang krisis konstitusi dan juga krisis ekonomi. Perbaikan indonesia kedepan harus bersandar kepada bagaimana sanggup melahirkan kepemimpinan yang sesuai dengan sila ke empat. Dengan terpilihnya Jokowi sebagai Presiden semoga ini awal kebangkitan Indonesia untuk sanggup kembali kepada niat awal mendirikan negara ini. Andai Jokowi sukses melaksanakan programnya maka bukan mustahil pemilu 2019 akan bersamaan dengan referendum nasional merubah Undang-Undang Dasar 2002 untuk dikembalikan sesuai sejalan dengan Pancasila. Itu sanggup saja terjadi lantaran saat itu kepercayaan rakyat kepada Jokowi sangat tinggi. Semoga...

Sumber https://culas.blogspot.com/

Negeri Jajahan...

Kemarin saya bertemu dengan teman yang bekerja sebagai professional di Strategic Consulting di Singapore. Saya suka teman ini lantaran wawasannya yang luas. Sebagai periset dibidang strategic business , saya sanggup mendapatkan banyak info yang kadang merubah sudut pandang saya terhadap data dan info yang saya sanggup lewat media riset. Indonesia menuju open source bagi siapa saja. Katanya. Tidak ada istilah aneh atau local. Dihadapan UU semua punya hak memanfaatkan semua resource yang ada di Indonesia. Negara hanya sebagai arranger yang mendapatkan fee ( pajak) dari acara modal. Menurut data API bahwa 100 % distribusi barang dikuasai oleh asing. Benarkah?  Bukankah Carrefour sudah diambil oleh CT melalui Trans Retail Indonesia. Teman ini hanya tersenyum. Menurutnya CT hanyalah settlor dari denah penguasaan aneh terhadap bisnis strategis. Maklum sebelumnya  Carrefour digugat oleh pegiat UKM di KPPU dan lantaran itu perlunya status kepemilikan saham dari aneh menjadi local. Cara ini memang berhasil menghentikan proses somasi pegiat UKM di mahkamah KPPU. Saya tertegun. Menurutnya bukan hanya CT tapi beberapa nama beken pengusaha nasional menyerupai HT,Hashim, ARB juga bertindak sebagai settlor asing, khususnya dalam pengambil alihan Media TV. Saat kini aneh telah menguasai  saham  media TV baik secara eksklusif maupun tidak eksklusif ( melalui pasar modal) diatas 50%.

Bisa dimaklumi lantaran Asing menguasai modal. Kata saya.  Menurutnya bahwa aneh tidak pernah investasi memakai uangnya sendiri. Mereka hanya membuat denah untuk menarik financial resource dari dalam negeri Indonesia sendiri. Sumber itu berasal dari forum Asuransi, perbankan dan Pasar Modal. Anda mungkin tidak percaya bahwa 52 % pangsa pasar asuransi dan reinsurance dikuasai oleh hanya 6 perusahaan asuransi Asing, yaitu Prudential, Manulife, AXA Mandiri, Allianz Life Indonesia, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, serta PT AIA Financial. Ini melibatkan turnover sales sebesar USD 6 miliar atau Rp. 56 triliun. Dari Rp. 189 Triliun dana yang ditempatkan didalam Reksadana melalui menejer investasi , Rp. 112 Trilun atau 60% dikuasai hanya oleh tiga perusahaan sekuritas Asing yaitu PT Schroder Investment Management, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, dan PT BNP Paribas Investment Partners.  Bila tahun 2008, Perbankan nasional hanya 48% dikuasai aneh namun kini tahun 2013 aneh telah menguasai diatas 50%. Artinya lebih Rp 1.551 triliun dari total aset perbankan Rp 3.065 triliun dikuasai asing. Akan bertambah lebih besar lagi jikalau proses pengambil alihan Danamon oleh DBS Holding (Singapura) dan Bank Mestika oleh RHB Capital asal Malaysia selesai.

Dengan penguasaan financial resource dalam negeri maka tentu memudahkan aneh mengakses sophisticated fund diwilayah offshore untuk membiayai project strategis yang berafiliasi dengan sumber daya alam.  Era Soeharto , Pertamina mengendalikan semua resource minyak namun kini berkat liberalisasi bisnis Migas, pertamina harus mendapatkan kalah dari asing. Lebih dari 70% SDA migas dikuasai aneh dan sisanya nasional.  ExxonMobile, Total Fina Elf, BP Amoco Arco, dan Texaco yang menguasai cadangan minyak 70 persen dan gas 80 persen Indonesia. Conoco, Repsol, Unocal, Santa Fe, Gulf, Premier, Lasmo, Inpex dan Japex yang menguasai cadangan minyak 18 persen dan gas 15 persen. Sisanya perusahaan swasta nasional yang tidak ada kaitannya dengan konglmerasi bisnis minyak , hanya menguasai cadangan minyak 12 persen dan gas 5 persen. Hanya soal waktu ,kekuatan pertamina dibidang retail SPBU akan dikalahkan oleh asing. Tambang emas dan perak , 90% dikuasai aneh dan itu hanya dua perusahaan yaitu Freeport dan Newmont, sisanya atau 10% PT. Aneka Tambang. Dari penguasaan Tambang baik minyak, gas, emas, perak , pengolahannya 80% dilakukan di luar negeri. Artinya Indonesia hanya dimanfaatkan sumber dayanya saja tanpa ada nilai tambah apapun.

Dibidang telekomunikasi dan IT , Asing menguasai secara eksklusif maupun tidak eksklusif saham sekitar 59 %, sedangkan Indonesia hanya mengendalikan sekitar 41 % saja. Dari jumlah itu , kepemilikan Pemerintah  26%, dan public melalui pasar modal  berkisar 15%. Jumlah ini Asing akan terus bertambah. Investor aneh yang menguasai saham telekomunikasi yaitu The Bank Of New York AS ( pada PT. Telkom), Axiata Group Berhad ( pada XL), Qatar Telkom Asia dan Skagen AS ( Pada Indosat), Saudi Telcom Company dan Maxis Communications Berhad ( pada AXIS), Hutchison Whampoa dan Charoen Pokphand ( Pada 3). Bagaimana dengan consumer goods? Kalau anda suka kecap ABC maka itu sekitar 65 persen sahamnya dimiliki Hj Heinz (AS). Seluruh saham teh milik PT Sari Wangi sudah berpindah ke Unilever, juga kecap Cap Bango dan kudapan merek Taro. Begitu pula produk air minum kemasan merek Aqua dan Ades yang masing-masing sahamnya sebesar 74 persen dan 100 persen sudah dikuasai Danone (Perancis) dan Coca Cola (AS). Sampoerna diambil alih oleh Philip Morris (AS). Itu sebabnya waralaba retail consumer goods aneh menyerupai 7eleven,Kmart, Circle, berdatangan untuk ambil peluang dari rakyat yang gemar konsumsi. Ini tambang emas lantaran menyangkut konsumsi ratusan juta penduduk Indonesia.

Dengan diberlakukannya UU Jaminan Sosia Nasional dimana pemerintah menanggung biaya berobat maka yang niscaya akan menerima keuntungan terbesar yaitu industry pharmasi. Dari 280 Industri  Pharmasi, hanya 20 milik aneh namun mereka menguasai 80 % supply akan obat obatan secara nasional. Dan lagi seluruh materi baku maupun barang modal industry Pharmasi  berasal dari Import. Transaksi dibidang pharmasi ini pertahunnya mencapai Rp. 25 triliun pertahun. Diperkirakan margin keuntungan mencapai 60%. Hitunglah betapa dahsyatnya keuntungan dari business ini. Indonesia benar benar tambang emas bagi asing. Kata teman saya itu sambil tersenyum.  Rakyat yang lemah dan kolot tentu tidak sanggup perkasa melawan aneh namun BUMN tentu bisa. Kata saya. Teman saya itu tertawa. Dia tidak lagi tersenyum. Apakah ada yang lucu.? Justru BUMN yang lebih dulu keok dengan asing. Tegasnya. Kini dari semua BUMN yang telah diprivatisasi, kepemilikan aneh sudah mencapai 60%. Itu belum lagi penguasaa aneh melalui pasar modal yang mencapai 60-70% dari semua saham emiten yang listing di bursa efek. Sebagian besar emiten didominasi perjuangan Jasa Penerbangan, Perkebunan, Perhotelan , media massa, automotive dll. Kaprikornus neoliberal menuju neocolonialism, bukan hanya mitos tapi sudah terjadi pada diri kita ,dirumah kita. Inilah warisan untuk generasi sesudah kita: sebuah negeri jajahan...

Sumber https://culas.blogspot.com/