Showing posts sorted by date for query tentara. Sort by relevance Show all posts
Showing posts sorted by date for query tentara. Sort by relevance Show all posts

Jkw Vs Ps



Mungkin sebagian kita tahu bahwa Ma’ruf Amin ( MA ) ialah ketua MUI yang kemana pergi pakai sarung dan terkesan sederhana. Hanya paham agama saja. Tetapi tahukah anda bahwa dia pernah jadi komisaris Bank Muammalat, Bank BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah. Untuk jadi pengawas bank harus lolos seleksi BI dan dewan ekonomi Syariah. Kalau ilmu tanggung niscaya engga lolos. dia termasuk salah satu hebat ekonomi syariah. Makanya dia bisa berdebat dan mengendorse kebijakan ekonomi yang dilaksanakan Jokowi bukan ajaran neoliberal tetapi sudah sama dengan syariah Islam.

Bagaimana wacana kemampuan politiknya? Karir dia di politik juga hebat. Beliau pernah jadi Ketua Fraksi Golongan Islam DPRD DKI Jakarta, anggota MPR-RI dari PKB, ketua komisi VI DPR-RI. Beliau pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden semenjak 2007 hingga 2010. Di PBNU dia sebagai Rais 'Aam. Beliau juga duduk sebagai anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.

KH. Ma'ruf Amin kalau dilihat dari garis keturunan keluarganya, memang dia termasuk salah satu keturunan, atau tepatnya ialah cicit dari ulama besar Syaikh Nawawi Banten. Syaikh Nawawi Banten ini ialah ulama orisinil Indonesia yang begitu disegani kelimuannya di dunia internasional, terutama di Mekkah.

Jadi pilihan Jokowi terhadap MA sebagai cawapres ialah tepat. Karana MA disamping seorang ulama tulen, juga intelektual Islam dan sekaligus politisi Islam. Jokowi- Ma’ruf amin ialah perpaduan nasionalis dan Islam. Jadilah nasionalis religius. Kalau ada yang bilang Jokowi tidak didukung ulama maka terang mereka bukan ulama. Petualang yang ngaku ulama! Kalau pasangan ini maju ke pemilu, sobat saya dari kubu sebelah bilang “ confirmed Jokowi melaju dua periode. Bila ulama mendukung maka terang Allah merudhoi nya.”

Sikap kita terhadap Cawapres Jokowi.
Kita tidak perlu tahu orang itu agamanya apa, berapa kekayaannya, dan siapa orang tuanya. Selagi dia tidak merugikan kita, bahkan berusaha berbuat baik untuk orang lain, maka sebaiknya kita ambil belahan mendukungnya. Nah apa ciri orang baik? orang yang Nilai kemanusiaannya kuat. Karenanya dia berusaha rasional. Kalau hingga dia membeci, maka yang dibenci itu ialah sifat orang, bukan person. Karenanya dia tidak hingga menjauhi orang itu tetapi berusaha untuk berbuat supaya orang itu bersifat baik. Itulah Jokowi.

Ketika orang ramai demo untuk menjatuhkan Ahok atas nama GNPF MUI, Jokowi sadar bahwa yang jadi sasaran ialah dirinya. Ahok hanyalah sasaran antara. Jokowi sadar bahwa kebencian orang terhadapnya lantaran dia berteman baik dengan Ahok dan sangat percaya dengan Ahok. Namun Jokowi menyikapi persoalan Ahok dan GNPF MUI itu secara jernih. Tidak emosional. Mengapa ? lantaran ini persoalan politik. Ahok dan juga Jokowi bahkan siapapun pemain politik sadar bahwa mereka bisa kapan saja mengalami benturan dengan kelompok lawan. Itulah politik, dimana hanya mengenal pemenang atau kalah dalam kontestan Pemilu. Kalau Jokowi berjarak dengan lawannya maka otomatis dia membuat musuh abadi. Dalam dunia politik ini ialah perilaku konyol.

Jokowi tahu betul bahwa MUI itu ialah forum yang menjadi tumpuan bagi semua umat islam di Indonesia. Didalam MUI bergabung aneka macam ormas islam dan tokoh islam. Kepemimpinan MUI ialah kepemimpinan Kolektif. Keputusan soal Ahok bukan tiba dari personal pengurus MUI. Tetapi melalui sidang fatwa yang dihadiri oleh semua unsur pimpinan MUI dan ormas yang tergabung dalam MUI. Kalau hingga sidang Fatwa MUI itu tercemar unsur politik maka itu resiko politik bagi sebuah forum semacam MUI dimana kiprahnya sangat strategis secara politik. Masalah ini sudah dijawab dengan clear oleh Ma’ruf Amin di sidang Ahok bahwa keputusan yang diambil MUI soal Ahok berdasarkan kajian dari team Fatwa. Dia hanya mengesyahkan saja.

Jokowi paham sekali soal MUI itu. Karena dia umat islam. Bagaimana mengatasi supaya MUI tidak tercemar Politik ? Ya pemerintah harus mau membuka komunikasi politik dengan MUI. Hubungan antara umarah dan ulama harus dibangun harmonis. Dengan demikian pemerintah bisa menjaga marwah MUI tetap netral dalam politik dan berperan dalam menjaga persatuan dan kesatuan berdasarkan Pancasila. Ini kiprah kepala negara. Karenanya mustahil Jokowi berjarak dengan MUI, apalagi hingga mendendam alasannya ialah sudah menjatuhkan Ahok dan kesannya mengirim Ahok ke penjara. Sifat pendendam bukanlah sifat orang baik. Kalau Jokowi pendendam tentu Tuhan yang akan menghukumnya.

Nah mari kita lihat apalagi yang dipikirkan Jokowi sehabis bisa menanamkan keyakinan kepada MUI. Dia sadar bahwa masih ada kelompok islam garis keras yang tidak patuh kepada MUI dan punya standar sendiri dalam mengeluarkan Fatwa. Walau secara aturan kaum radikal sudah diantisipasi semenjak dikeluarkannya UU mengenai Ormas dan UU teroris. Tetapi secara non yuridis kan tidak bisa orang dihentikan meyakini agamanya dengan cara berbeda. Apalagi dalam islam ada banyak aliran. Contoh,walau HTI sudah dibubarkan namun orang orang HTI tetap ada dimana mana khususnya di ormas lain dan partai lain. Cara menghadapi mereka tentu dengan cara politik. Tidak bisa dengan kekerasan apalagi dengan membuat stigma bahwa mereka yang berbeda itu ialah musuh. Dan lagi itu bukan sifat Jokowi.

Dengan menentukan Ma’Ruf Amin sebagai cawapres maka itu ialah cara smart Jokowi untuk menghadapi pemaham islam garis keras atau istilah kerennya islam indentitas atau islam transnasional. Dengan pengalaman Ma’ruf Amin sebagai ulama, intelektual dan politisi, serta pengaruhnya yang besar dikalangan ormas Islam lintas mahzab, tentu tidak sulit bagi Ma’ruf Amin untuk mengajak mereka duduk bersama secara ukhuah islamiah membahas persoalan bangsa ini pada umumnya dan perilaku Politik Jokowi pada khususnya. Kalaupun masih ada yang ngeyel , juga tidak sulit bagi Ma’ruf Amin untuk menghadapinya dengan cara bijak. Karena umat islam itu bahwasanya sangat patuh kepada Ulama dan gampang diajak bicara oleh ulama.

Apa yang dilakukan Jokowi dalam menghadapi bangsa ini tak lain cara pandang bahwa perbedaan itu ialah rahmat, bukan kutukan apalagi permusuhan. Orang berbeda lantaran adanya gab pemahaman intelektual dan spiritual terhadap suatu masalah. Ini PR besar bagi siapa saja yang memimpin bangsa ini supaya Gab ini semakin usang semakin kecil sehingga yang ada ialah nilai nilai bangsa sesuai dengan Pancasila. Tetapi butuh proses panjang. Memahami Jokowi secara objectif haruslah berangkat dari hati yang bersih. Kalau anda masih punya mental membenci dan dendam, maka anda akan gagal memahami Jokowi dan tentu gampang emosional kalau perilaku Jokowi tidak menyerupai anda mau. Jokowi ialah kado terindah Tuhan kepada bangsa kita sehabis sekian puluh tahun terhina dan kalah oleh hegemoni absurd dan koruptor. 

Sandi Cawapres PS.
Sandi Uno ialah lulusan Wichita State University, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude. Sandi mengawali karier sebagai karyawan Bank Summa pada 1990. Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di George Washington University, Amerika Serikat. Ia lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00. Karirnya sebagai professional di bidang keuangan memungkinkan dia punya jaringan perbankan dan kanal sumber pembiayaan yang luas. Itu sebabnya berkat proteksi dari Edwin Soeryadjaya ( putra taipan William Suryadjaya) dia mendirikan perusahaan Penasehat investasi dan mendulang sukses mengambil alih beberapa asset yang di kuasai BPPN.

Sandi memang jago financial engineering. Ketika PT. ADARO yang dimiliki oleh Hashim sedang masuk credit recovery lantaran kredit macet. Sandiaga menunjukkan diri sebagai konsultant untuk melaksanakan recovery. Hashim setuju. Namun apa yang terjadi kemudian? Dengan data wacana keadaan Hashim, Sandi bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk ambil belahan dari proses akuisisi ADARO melalui sketsa arbitrase. Karenanya Deutsche Bank sebagai kreditur ADARO memaksa Hashim melepas saham kepada Sandi. Ini proses hostile take over yang cerdas. Karena Sandi engga keluar uang sama sekali. Semua dana dari Bank Mandiri yang saat itu dipimpin Agus Martoyo. Hashim meradang marah. Merasa dikianti oleh Sandi. Tetapi mau gimana lagi?. Ini bisnis.

Kemudian Hashim bergabung dengan Nat Rothchild untuk mengambil alih Bumi PLC. Terjadilah perseteruan antara Nat Rothchild dengan Group Bakrie atas kepemilikan BUMI PLC. Sandi melalui Recapital Advisors mendukung Bakrie untuk mendepak Nat Rothschild dari Bumi PLC dan sukses. Menempatkan Sandi sebagai komisaris. Padahal kalau seandainya Nat menang lawan Bakrie, Hashim akan menjadi eksekutif eksekutif Bumi dan Chairman Berau Coal. Untuk kedua kalinya Sandi berhasil mengalahkan Hashim.

Ketika harga batubara mulai jatuh tahun 2013, Sandi pribadi exit dari business dan ini agresi profit taking. Dia mulai mendekat ke Prabowo yang juga abang Hashim Djoyohadikusumo. Tentu ini hanyalah transaksional. Sandi mundur dari eksekutif di semua perusahaan sehabis ditetapkan sebagai cagub dari Partai Gerindra. Namun harap diketahui juga bahwa pada tanggal 28 november 2016 melalui pengadilan niaga, 99,84 persen kreditur separatis sepakat tawaran perdamaian yang ditawarkan oleh Bumi berkaitan utang sebesar Rp. 135,78 triliiun yang jatuh tempo tidak bisa di bayar. Nampaknya keperkasaan Bakrie cs di tahun 2013 mendepak Nat dari Bumi , justru lubang hutang menggunung di kemudian hari. Tapi Sandi hanya tersenyum saja. Karena dia udah exit jauh sebelumnya..

Hary Tanoe yang dulu membantu pembiayaan Recapital Advisory (Sandi CS) melalui transaksi REPO untuk memenangkan voting RUPS mendepak Nat di Bumi PLC, sekarang menjadi koalisi Jokowi dan Sandi mejadi kader Gerindra. Sandi memang jenius dalam hal loby dan hitungan bisnis sangat kuat. Dengan baby face nya dan bergaya plamboyan bintang film hebat memang bisa memukau lawannya untuk mengikuti proposalnya. Apapun dia lakukan untuk jadi pemenang. Kalau sekarang dia berani menjadi cawapres, itu tentu sudah diperhitungkan dengan matang sebagaimana pemain hedge fund yang orientasinya sebagai hedger. To him all just because of money.

Koalisi pendukung PS-Sandi
Kalau hingga PKS dan PAN mendukung PS-Sandi maka itu tidak ada hubungannya dengan agama atau islam. Mengapa ? Secara syariah PS dan Saandi tidak qualified dia sebagai pemimpin Islam. Itu faktanya. Kalau masih juga ngotot lantaran qualified maka lhatlah, dalam masa kampanye nanti,  keislaman PS dan Sandi akan ditelanjangi oleh Nitizen. Tidak sulit mendapatkand data wacana perilaku mereka terhadap islam. Termasuk akhlak dan moralnya. Sehingga publik jadi tahu bahkan jargon mereka pemimpin yang direkomendasi ulama hanyalah omong kosong. Yang jadi pertanyaan ialah mengapa hingga PAN dan PKS tetang ngotot mendukung PS? Disamping lantaran uang tetapi juga ada mutual simbiosis. Apa itu?

Semua tahu bahwa PKS dengan akar rumputnya punya kegiatan syariah islam ditegakan di Indonesia. Mereka sadar bahwa peperangan melalui jalur demokrasi sulit untuk menang. Terbukti pada setiap Pemilu bunyi mereka tidak pernah diatas 10%. Mereka yakin bahwa kekalahan itu bukan lantaran mereka tidak didukung oleh umat islam tetapi lantaran kurangnya sumber daya dana untuk menggalang kekuatan secara luas. Makanya mereka berusaha mendekat dengan siapa saja yang punya uang. Andaikan setan pun ada uang dan mau bantu, merekapun bisa bersinegeri. Yang penting mereka bisa berada dalam ring 1 kekuasaan supaya lebih gampang melaksanakan agendanya.

Mengapa mereka hanya mau merapatkan ke partai selain PDIP ? lantaran di Indonessia hanya ada dua partai yang berbasis idiologi, Yaitu PDIP dengan idiologi marhaen dan Partai Islam yang diwakili PKS dan PAN yang beridioligi Islam identitas. Walau keduanya punya orientasi sama yaitu sosialis. Namun keduanya punya cara berbeda terhadap bagaimana negeri ini dibangun. PDIP lebih kepada kearifan lokal dengan dasar budaya dan agama. Sementara mereka atas Alquran dan Hadith berdasarkan tafsir mereka sendiri.  Kalau PDIP sudah selesai dengan Pancasila. Namun mereka menganggap belum selesai.

Tetapi satu hal yang mereka lupa. Bahwa Tentara Nasional Indonesia itu punya chemistry Pancasila. Walau dia sudah pensiun tetapi darahnya ya Pancasila. Pengalaman PKS dan PAN bermitra dengan PD ( SBY) selama 10 tahun memang berhasil membuat basis ormas islam menguat hingga diakar rumput. Tetapi kegiatan nasional tetap tidak berubah sesuai pancasila. Nah sekaran kembali mereka bermitra dengan PS yang juga pensiunan TNI. Dari awal PS tidak mau bermitra sejajar dengan mereka. Makanya jatah Wakil Presiden tidak untuk mereka. Tetapi bagi mereka tidak ada persoalan selagi mereka sanggup uang. Dengan uang ditangan mereka bisa memperkuat basis partai didaerah untuk kelak bangun menguasai politik secara nasional. Apalagi kalau hingga menang , mereka semakin punya kanal ke sumber daya negara untuk menggalang dana. Dan yang lebih membuat mereka yakin dengan PS -Sandi , lantaran orientasi PS memang uang, bukan idiologi.  Beda tipis dengan SBY. Kaprikornus PS-Sandi akan lebih gampang dipengaruhi untuk melaksanakan kegiatan mereka. Itu aja.

Peluang PS
Kunci kemenangan Pilpres itu ada di Jawa. Kuasai Jawa maka kemenangan ditangan. Mengapa ? Populasi Jawa merupakan lebih banyak didominasi penduduk di Indonesia. Hasil survey elektabilitas Jokowi unggul disemua wilayah di Jawa. Hasil survey SMRC, di Jawa Barat, Jokowi mendapat proteksi 48,3 persen. Sedangkan Prabowo hanya 37,8 persen. Sementara di Jawa Tengah, Jokowi 73,5 persen, di atas Prabowo yang mendapat proteksi 16,7 persen. Di Jawa Timur, Jokowi mendapat proteksi 58,8 persen dan Prabowo 29,6 persen. Memang keunggulan Jokowi di Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak begitu mengejutkan. Sebab, semenjak pilpres 2014 lalu, Jokowi memang unggul di dua tempat tersebut.

Menurut sobat saya, keputusan Team PS menendang cawapres dari PKS dan PAN atas dasar pertimbangan kedua partai itu memang tidak menolong elektabilitas kepada PS khususnya di Jawa . PKS dan PAN hanya berpengaruh di luar Jawa tetapi nilainya tak lebih 27%. Tidak significant menentukan kemenangan PS. Justru dengan adanya cawapres dari PKS akan menjebak PS dalam issue SARA yang bisa kena diskualifikasi oleh bawaslu. Kaprikornus resiko sudah niscaya dan manfaat belum jelas. Apalagi sponsor logistik tidak merekomendasikan PKS atau PAN berpasangan dengan PS.

Namun keberadaan PKS dan PAN ialah bargain PS untuk mendapat dana lebih besar kepada sponsor logistik. Karena untuk memenangkan Jawa tidak bisa dengan kampanye konvensional. Perlu gerakan gerilya dengan proteksi Logistik raksasa. Hanya itu yang bisa menjamin PS bisa menang. Simulasi kegiatan kampanye dari konsultan itu bisa meyakinkan sponsor atas seni administrasi PS. Yang jadi persoalan ialah lantaran Pilres dan pileg itu serentak maka kekuatan koalisi Jokowi menyerupai Golkar dan Nasdem, Parindo punya mesin politik besar dengan proteksi logistik juga tidak bisa dianggap remeh. Kerika mereka kampanye partai nya tentu akan menyertakan kampanye wacana Jokowi. Karana satu paket.


Yang jadi pertanyaan ialah bagaimana PS begitu yakin maju capres dengan proteksi Sandi yang bukan orisinil Jawa ? Apakah hanya mengadalkan kekuatan logistik saja? Kalau itu, maka kekalahan Pemilu tahun 2014 akan terulang lagi. Semua lantaran diyakinkan oleh sobat bersahabat menyerupai PKS. Sepertinya PS tidak berguru dari kegagalan sebelumnya. Atau apa lantaran motif nyapres memang bukan untuk menang tetapi karana how to get money easy.. Pemilu hanyalah sketsa how to make money. kita lihat nanti..

Sumber https://culas.blogspot.com/

Ekonomi Bergerak Positip.

Kalau anda ingin mengukur ekonomi suatu negara meningkat atau tidak maka lihat data produksi manufaktur. Data ini tidak akan bohong. Mengapa? Karena manufaktur itu berproduksi menurut seruan real. Permintaan real tidak akan dilayani bila suplai uang ke sektor produksi stuck. Karena pabrik butuh modal kerja menjaga keseimbangan stok. Pabrik juga butuh fluktuasi kurs yang terjaga. Maklum pabrik kadang harus teken kontrak pembelian dan penjualan dalam jangka panjang. Pabrik yang sudah IPO butuh kepastian ekonomi makro yang sehat biar sahamnya engga digoreng jatuh. Pabrik juga butuh keamanan dalam negeri yang terjaga biar distribusi barang sanggup terjadi meluas. Singkatnya dari data manufaktur kita sanggup menyimpulkan segala hal perihal ekonomi yang terhubung dengan sektor Artikel Babo.

Kalau ada orang bilang periode Jokowi ekonomi suram dan banyak pengangguran. Mari lihat data. Dari semenjak Jokowi berkuasa musim pertumbuhan manufaktur terus positip. Padahal periode sebelumnya terjadi negatif. Tahun 2017 bahkan industri masakan dan minuman atau Consumer goods naik dua digit. Sektor non migas tetap leading memperlihatkan bantuan terhadap PDB. Apa artinya ? Ekonomi tumbuh. Pengangguran tercatat sanggup diserap oleh manufaktur. Selebihnya yang tidak tercatat diserap oleh proyek infrastruktur dan aktivitas dana desa. Sektor perbankan sehat alasannya yakni bisa mendorong pertumbuhan manufaktur. Bagaimana dengan Kurs ? dikala kini kebijakan ekonomi bukan monetary base tapi production base. Makanya kurs dikelola  dengan baik sehingga ritme pertumbuhan produksi terjaga. Kalau kurs terlalu berpengaruh akan menjadikan produksi jadi mahal sehingga kalah bersaing dipasar ekspor. Kalau kurs lemah akan menjadi candu orang berproduksi dan tidak sulit bersaing dengan produk impor maupun ekspor

Orang miskin bertambah? Data memperlihatkan pertumbuhan orang miskin tidak terjadi. Malah menurun. Itu alasannya yakni sektor produksi meningkat. Sektor eceran memang menurun tetapi itu hanya produk tertentu. Karena perubahan musim konsumsi. Sementara produk materi masakan dan minuman serta materi kimia meningkat.. Data konsumsi pulsa telp selular sebesar 25% dari porsi penghasilan orang miskin. Itu lebih tinggi dari belanja rokok. Dan mereka bukan lagi orang miskin sebetulnya. Artinya orang tidak kekurangan uang untuk konsumsi. Hanya saja lebih selektif alasannya yakni efek zaman. Makanya hater pengangguran sanggup income dari sosmed lewat ujaran kebencian.

Kalau bilang orang abnormal kuasai bursa tenaga kerja lokal itu terperinci terlalu memuji Jokowi. Hello, orang abnormal mau invest ke Indonesia salah satu alasannya karana upah murah. Ngapain juga mereka jadi bego bawa tenaga kerja dari negaranya yang terperinci ongkos lebih mahal. Kalaupun ada, itu hanya tenaga inti dalam rangka produksi dan pembangunan proyek. Kaprikornus jangan lebai begonya. Nah jika periode kedua Jokowi berkuasa GNP akan tumbuh 2 x lipat maka kemungkinan orang abnormal akan rame rame kerja di Indonesia. Karena upah bakalan tembus 2 USD perjam. Tetapi engga usah kawatir. Periode kedua Jokowi akan focus membenahi SDM biar bisa bersaing dengan asing. Kalau joko widodo usang berkuasa maka Indonesia akan dikuasai asing? hello, lihat tuh anggaran Tentara Nasional Indonesia terus meningkat berlipat di periode Jokowi. Dan itu alasannya yakni ekonomi meningkat sehingga kita ada uang untuk genjot memoderenkan alat perang TNI. Siapa yang berani menguasai indonesia? Kalau Jokowi kurangi anggaran maka itu sama dengan periode sebelumnya yang memang sengaja dibentuk lemah biar dalam kebijakan ekonomi kita pro asing.. Sekarang kita kuat...disegani

Sumber https://culas.blogspot.com/

Uu Anti Teroris Disyahkan



Semua negara punya UU Terorisme. Singapore lebih ekstrim yang bukan hanya mengekang hak sipil tetapi juga mengekang kekuatan keempat demokrasi yaitu pers. Jepang juga sama. Bahkan memperlihatkan kekuatan dan kekuasaan lebih besar kepada abdnegara aturan untuk menghadapi terorisme, dengan mengurangi hak kebebasan sipil. Malaysia juga lebih keras. Hak sipil memberikan kritik kepada pemerintah dengan nada agitasi sanggup eksklusif ditangkap tanpa perlu proses pengadilan. Di China lebih keras lagi. Kebebasan sipil eksklusif hilang ketika sudah bicara agresi teror. Negara sanggup melaksanakan apa saja bila seseorang dicurigai teroris. Mengapa ? alasannya ialah terorisme itu ialah agresi kejahatan kemanusiaan. Semua negara modern membenci kejahatan kemanusiaa. Kaprikornus jikalau anda mendukung HAM maka anda harus digaris depan mendukung UU anti terorisme.

Dengan disyahkannya UU terorisme oleh dewan perwakilan rakyat sebagai revisi UU Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 ihwal Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, maka ketika itu juga abdnegara polisi punya kekuasaan besar dihadapan aturan untuk melaksanakan tindakan preventif terhadap agresi teroris. Civil society sanggup eksklusif dibungkam dengan UU itu melalui pembubaran ormas dan menangkap semua pengurusnya yang dicurigai terlibat dibalik agresi teroris. Seperti Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) sebagai organisasi teroris sanggup ditindak tanpa harus menunggu adanya agresi dari mereka. Mereka yang mendukung agresi terorisme di luar negeri, passport nya sanggup dicabut. Mereka yang bersuara menebarkan kebencian dihadapan umum sanggup eksklusif disadap telpnya tanpa harus ijin pengadilan. Bila ada bukti sadapan mereka terlibat jariangan teroris maka bukti itu sanggup disyahkan oleh pengadilan sebagai bukti menjerat mereka.

Karena agresi teroris sudah masuk dalam organisasi kejahatan transnasional maka keterlibatan Tentara Nasional Indonesia dibenarkan oleh UU. Walau definisi UU terorisme tidak menyebutkan kejahatan terhadap keamanan negara yang tidak memunngkin Tentara Nasional Indonesia terlibat sesuai UU Tentara Nasional Indonesia namun Presiden sanggup memakai UU terorisme itu sebagai kejahatan merongrong keamanan negara dan Tentara Nasional Indonesia punya ruang untuk terlibat dalam perang melawan terorisme. Karenanya dalam waktu bersahabat akan keluar Perpres melegitimasi keterlibatan Tentara Nasional Indonesia sesuai dengan semangat UU terorisme. Yang menjadi kekawatiran sebagian pihak bahwa UU terorisme ini memperlihatkan ruang sangat besar kepada pemerintah untuk mengendalikan kekuatan sipil dan ini berpotensi melanggar HAM atas nama kekuasaan.


Namun bagaimanapun sistem demokrasi dimanapun berada harus dilengkapi perangkat aturan yang keras bagi siapa saja yang tidak sanggup mendapatkan sistem demokrasi itu. Kalau berbeda dengan pemerintah dan ingin berkuasa maka jangan memaksakan kehendak lewat kekerasan tetapi ujilah agenda itu dalam Pemilu. Kalau memang dipercaya rakyat maka silahkan berkuasa.. Tetapi jikalau gagal dalam pemilu maka jadilah rakyat yang baik, yang patuh hukum. Sederhana saja sebetulnya. Kalau tak ingin UU terorisme diterapkan jadilah rakyat yang baik, patuh dan jujur. Dah gitu aja. Jangan baper ya.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Mengapa Orang Padang Benci Jokowi?



Kekuatan Indonesia itu ada pada pancasila yang menjadi mukadimah ( pembukaan ) atas Undang-Undang Dasar 45. Prof. Notonagoro menyatakan bahwa “kebaikan aturan positif Indonesia, termasuk (tubuh) UUD, harus diukur dari asas-asas yang tercantum dalam Pembukaan. Dan lantaran itu, Pembukaan Undang-Undang Dasar 45 harus dipergunakan sebagai pedoman bagi penyelesaian soal-soal pokok kenegaraan dan tertib aturan Indonesia”. Makara walau Undang-Undang Dasar 45 di buat dengan terburu namun para pendiri negara setuju bahwa jikalau nanti ada pasal dalam Undang-Undang Dasar 45 tidak sesuai dengan Pancasila akan diberbaiki kemudian. Yang penting batang tubuhnya sudah ada. Atas dasar itulah negeri ini tegak. Itulah buah konsesus para pendiri negara ini.

Namun apakah semua tokoh setuju ? tidak. Ada dua kekuatan yang tidak bisa mendapatkan Pancasila secara utuh, Yaitu Komunis dan Islam. Masing masing punya agenda berbeda , namun tujuan sama yaitu menguasai negeri ini dengan platform usaha mereka.  Dua tahun sesudah negeri ini merdeka, terjadi pemberontakan Madiun , dimana Muso bersama PKI menyatakan tidak setia kepada Sokarno Hatta. Saat itulah Soekarno memerintahkan Tentara Nasional Indonesia untuk memadamkan pemberontakan. Kemudian dua tahun kemudian atau tahun 1950, diterbitkannya Perda No. 50 ihwal pembentukan wilayah otonom oleh provinsi Sumatera Tengah waktu itu yang meliputi wilayah provinsi Sumatera Barat, Riau yang kala itu masih meliputi wilayah Kepulauan Riau, dan Jambi sekarang. Ini cikal bakal kelak terjadinya pemberontakan PRRI yang dimotori oleh gerakan ingin mendirikan negara Islam.

Tokoh Masyumi,  Isa Anshary, pada tahun 1951, dalam majalah Hikmah, menulis, ”Hanya orang yang sudah bejat moral, dogma dan Islamnya, yang tidak menyetujui berdirinya Negara Islam Indonesia.”. Tahun 1955, Pemilu pertama semenjak proklamasi di gelar. Partai Masyumi mendapatkan nomor tiga partai pemenang Pemilu. Hasil Pemilu itu bertugas menyusun perbaikan Undang-Undang Dasar yang ada. Dari tahun 1956 hingga 1959, perdebatan berlangsung—untuk menentukan manakah yang akan jadi dasar negara, Pancasila atau Islam—pelbagai argumen dikemukakan oleh masing-masing pendukungnya. Banyak yang cemerlang, banyak yang membosankan, tapi sedikit yang segalak pidato Isa Anshary dalam majelis yang bersidang di Bandung itu,

”Kalau saudara-saudara mengaku Islam, sembahyang secara Islam, puasa secara Islam, kawin secara Islam, mau mati secara Islam, saudara-saudara terimalah Islam sebagai Dasar Negara. [Tapi] jikalau saudara-saudara menganggap bahwa Pancasila itu lebih baik dari Islam, lebih tepat dari Islam, lebih universal dari Islam, jikalau saudara-saudara beropini pemikiran dan aturan Islam itu tidak dan tidak patut untuk dijadikan Dasar Negara… orang demikian itu murtadlah beliau dari Agama, kembalilah menjadi kafir, haram je-nazahnya dikuburkan secara Islam, tidak halal baginya istri yang sudah dikawininya secara Islam….

Sampai tahun 1959, Konstituante belum berhasil membentuk Undang-Undang Dasar baru. Pada ketika bersamaan, Presiden Soekarno memberikan konsepsinya ihwal Demokrasi Terpimpin. Sejak itu diadakanlah pemungutan bunyi untuk menentukan Indonesia kembali ke UUD 1945. Dari 3 pemungutan bunyi yang dilakukan, bahwasanya dominan anggota menginginkan kembali ke Undang-Undang Dasar 1945, namun terbentur dengan jumlah yang tidak mencapai 2/3 bunyi keseluruhan. Keadaan gawat inilah yang menjadikan Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959, yang mengakhiri riwayat forum ini. Tentu yang paling meradang atas dekrit Soekarno ini ialah kelompok Masyumi. Mengapa ? Cita cita mereka mengubah Undang-Undang Dasar sesuai dengan Islam gagal. 

Itu sebabnya para tokoh Masyumi menyerupai Natsir, Safrudin Prawiranegara. Dan Soemtro Djoyohadikusumo dari PSI dan lain lain bergabung dengan gerakaan PRRI, yang sebelumnya pada tanggal 20 Desember 1956, Letkol Ahmad Husein berhasil merebut kekuasaan Pemerintah Daerah dari Gubernur Ruslan Nuljohardjo. Dalihnya Gubernur yang ditunjuk Pemerintah tidak berhasil menjalankan pembangunan Daerah. Gerakan  ini memicu terbentuk dewan kekuasaan di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara. NKRI berderak. Pemerintah Soekarno berusaha mengajak mereka bermusyawah  namun gagal. Pada tanggal 15 Februari 1958 Letkol Ahmad Husein mengumumkan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Padang. Pemerintah tersebut membentuk Kabinet dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menterinya.

Soekarno tidak punya pilihan kecuali memerintahkan Tentara Nasional Indonesia untuk menghentikan gerakan separatis tersebut. Namun apa hendak dikata, Kekuatan milter dari PRRI bisa dengan simpel memukul mundur Pasukan yang dipimpin Kolonel Ahmad Yani yang berkekuatan dari Divisi Diponegoro - Jawa Tengah. Mengapa? Karena peralatan militer PRRI lebih canggih. Ini berkat pemberian dari AS melalui operasi CIA. Akhirnya Soekarno memerintahkan pasukan Siliwangi  bersama RPKAD. Pemberontakan itu berhasil di tumpas, Karena ,para prajurik Siliwangi umumnya religius, sehingga simpel merebut hati orang padang yang agamais.  Beberapa tokoh di balik gerakan itu ditangkap dan ada juga yang melarikan diri menyerupai Soemitro Djoyohadikusumo ( ayahanda Prabowo). Adik Hamka melarikan diri ke AS, sementara Hamka sendiri ditangkap.

Setelah itu, Soekarno memecah mecah Sumatera Tengah menjadi tiga provisi yaitu, Sumbar, Riau dan Jambi. Orang Padang sangat murka dan dendam dengan Soekarno. Apalagi jauh sebelum merdeka, gerakan mendirikan Khilafah itu sudah ada di MInang dengan munculnya gerakan wahabi. Bagi orang padang, Soekarno ialah penanggung jawab hancurnya gerakan NKRI bersyariah atau Negara Islam. Makanya ketika ada momentum menjatuhkan Soekano, susukan kepada AS yang sudah dimiliki tokoh pendukung PRRI dulu menyerupai Soemitro dipakai semoga sanggup memudahkan agresi Soeharto merebut kekuasaan secara konstitusi. Dan PKI yang merupakan pendukung utama Soekarno jadi korban paska kejatuhan Soekarno.

Makanya di era Soeharto, tidak ada gerakan dari orang Padang yang anti Soeharto. Begitupula ketika SBY berkuasa , orang Padang sangat mendukung, bahkan Gubernur Sumbar diangkat jadi Menteri Dalam Negeri. Artinya dendam orang padang kepada Tentara Nasional Indonesia yang terlibat eksklusif dalam operasi penumpasan tidak ada. Yang ada ialah dendam kepada Soekarno. Makanya jangan kaget bila sebagian orang Padang masih membenci Jokowi. Mereka sebetulnya tidak membenci Jokowi tetapi membenci PDIP sebagai pendukung Jokowi. Dan jikalau mereka membenci PDIP Itu lantaran ketua umumnya ialah Putri Soekarno, yaitu Megawati. Stigma politi menyerupai ini sengaja di ciptakan oleh lawan Politik PDIP semoga bisa mengalahkan PDIP di Sumatera Barat.

Seharusnya Orang padang membaca sejarah dengan baik. Bahwa para Tokoh masyumi akibatnya menyadari kesalahan mereka mendukung PRRI. Makanya undangan Soekarno kembali kepangkuan ibu pertiwi mereka terima begitu saja. Dan mereka tulus dipenjara. Karena mereka memang salah. Mengapa ? lantaran gerakan mereka ditunggangi oleh Asing, yaitu AS, Dan mereka sadar bahwa apa yang mereka perjuangkan ialah kemerdekaan dari efek asing. Dan Soekarno telah bersikap terang sesuai dengan konsesus berdirinya Negara ini berdasarkan Pancasila, yang tadinya mereka ikut menyetujui. 

Makara jikalau kini masih ada gerakan islam bersama Partai berbasis islam yang ada di sumatera barat menyudutkan Jokowi, itu hasil rekayasa politik yang sengaja membuat stigma negatif terhadap PDIP dan Jokowi. Logika politik berkaitan dengan fakta sejarah masa kemudian punya daerah sebagai bentuk balas dendam atas perilaku Soekarno yang membubarkan Masyumi. Dan ini dimanfaatkan oleh AS untuk menggoyang Jokowi semoga bisa menggantinya dengan presiden Pro AS. Yakinlah, sesudah presiden pro AS terpilih orang padang engga akan sanggup apa apa. Kehadiran Jokowi ke Padang dengan memperlihatkan dukungan penuh atas pembangunan sumatera barat ialah cara cerdas yang seakan menyampaikan kepada rakyat sumbar : Kita bersaudara. Musuh kita orang luar. Mengapa kita tidak bersatu dalam jalinan NKRI dan Pancasila. Lupakan masa kemudian dan kita songsong masa depan dengan keinginan melalui kerja keras pada hari ini. Jokowi sadar bahwa secara budaya orang minang itu tidak pendendam dan tidak anti pluralisme.  Rakyat hanyalah korban politik. 

MINANG

Sejarah moral dan Agama.
Saya ingin menjelaskan budaya Minang. Mengapa saya menyampaikan Minang? lantaran dalam kebudayaan Orang padang belum tentu orang Minang. Tetapi orang Minang niscaya orang padang. Ini harus saya jelaskan terlebih dahulu sebelum masuk kepembahasan lain. Orang Minang itu dasarnya ialah moral besandi syara, syara bersandikan kitabullah. Makara orang minang niscaya islam. Tetapi bukan islam menyerupai kaum pedatang dari Arab yang sudah berbaur dengan budaya Arab. Islam di Minang ialah islam yang menerapkan moral atau tradisi.Jadi sama dengan islam di Jawa yang menerapka tradisi budaya. Mengapa hingga orang padang terbelah dengan Minang? itu lantaran politik adudomba yang di create oleh Belanda dengan memperlihatkan dukungan secara tidak eksklusif kepada Tuanku Nan Tua dari Kota Tua di wilayah Agam membawa aliran Wahabi di penghujung tahun 1700. Setelah aliran itu meluas, Belanda membantu kaum moral memerangi kaun Padri itu.

Sewaktu saya kecil, yang saya baca hanyalah dongeng ihwal Imam Bonjol yang melawan para pendukung moral yang dibela Belanda. Setelah mulai tua, saya baca kisah ihwal Tuanku Nan Rinceh, yang kurus tapi dengan matamenyala bagai api. Ia muncul dalam arena konflik sosial yang melanda Minangkabau semenjak awal kala ke 19. Karena beliau memaksakan bagaimana islam mesti ditaati tanpa ditawar, konon ia membunuh saudara ibu kandungnya. Wanita itu seorang pengunyah tembakau. Masyarakat yang ingin ditegakkan Tuanku Nan Rinceh memang masyarakat yang ideal: tak ada orang memakan sirih. Pakaian putih-putih haru dikenakan, dan kaum laki-laki harus berjanggut. Wanita haru bertutup muka, tak boleh menggunakan perhiasan. Kain sutera harus dijauhi. Syariat Islam harus dijalankan, dan siapa yang tak taat dihukum.

Mengapa hingga aliran Wahabi bisa diterima oleh sebagian orang padang. Christine Dobbin, Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy, sebuah studi ihwal masa riuh 1784-1847 sanggup menjawab dengan objectif. Seperti tampak dari judulnya, Dobbin mencoba memperlihatkan maraknya api keagamaan di Minangkabau itu sebagai tanggapan sosial atas perubahan ekonomi yang terjadi. Kaum saudagar umumnya lebih kaya dibandingkan petani yang hidup dari kebun kopi dan pala. Para saudagar Minang ini, umunya mereka ialah patron, menyerupai kakek saya sudah mengenal ekspor ketika itu dan bermitra dengan orang abnormal menyerupai Europa dan China. Makara gap kaya miskin sangat lebar sehingga simpel di provokasi menjadi kekacauan sosial, dengan membawa emosi agama. Belanda menggunakan kaum wahabi untuk menghancurkan kaum adat, yang akibatnya terpaksa kaum moral minta tolong ke Belanda.

Baru pada 1821 kekuasaan kolonial Belanda masuk ke kancah sengketa. Tapi konflik bersenjata itu masih panjang, dan barus habis sesudah 27 tahun. Apa bahwasanya yang didapat? Kerusakan, tentu, tapi juga satu titik, ketika orang menyadari bahwa tiap tatanan sosial dibuat oleh kekurangannya sendiri. Kaum Padri bisa menyampaikan bahwa Islam ialah sebuah jalan lurus. Tapi jalan yang paling lurus sekali pun tetap sebuah jalan: daerah orang tiba dari penjuru yang jauh dan dekat, berpapasan, tak menetap. Yang menentukan pada akibatnya bukanlah bentuk jalan itu, melainkan orang-orang yang menempuhnya. Islam jalan lurus, tapi Minangkabau akibatnya tak menyerupai yang dikehendaki kaum Padri. Apalagi pada 1832 utusan Tuanku Imam Bondjol kembali dari Makkah: kaum Wahabi telah jatuh dan pemikiran yang dibawa Haji Miskin dinyatakan tak sahih.

Maka Imam Bonjol pun berubah. Ia mengundang rapat akbar para tuanku, hakim, dan penghulu. Ia mengumumkan perdamaian. Ia kembalikan semua hasil jarahan perang. Ia berjanji tak akan mengganggu kerja para kepada adat. Sebuah kompromi besar berlaku. Di tahun 1837, administratior Belanda mencatat bagaimana masyarakat luas mendapatkan formula yang lahir dari keputusan Imam Bonjol itu: “Adat barsandi Sarak dan Sarak barsandi Adat”. Tetapi reinkarsi wahabi itu hingga kini masih ada di Sumatera Barat, dan menjadi virus merusak sendi sendi budaya orisinil orang padang.

Makanya orang Minang terang mustahil bisa terpengaruh politik ala wahabi. Kecuali orang padang yang tidak mengakui moral Minang. Orang padang yang ada di perantauan umumnya ialah orang minang, yang engga simpel di provokasi oleh orang berjubah dan berjanggut. Karena orang minang itu sangat berdikari dan tidak simpel di provokasi. Orang minang itu cerdas. Kalau engga cerdas mana mungkin bisa survive di rantau, hingga ke mancangera. jikalau mereka menentukan Jokowi lantaran mereka cerdas. Adat mengajarkan itu.!

HIdup cendekia mati beriman
Orang minang itu ada prinsip hidup yang berdasarkan saya sangat membumi, yaitu “ hidup cendekia mati beriman.” Perhatikan pemikiran itu, tidak ada pituanmengatakan “ hidup beragama mati beriman. Mengapa ? lantaran landasan orang minang itu beragama lantaran budaya. Dan budaya itu bertumpu kepada akal, namun logika itu menuntun orang minang menuju Tuhannya. Mengapa orang Minang, para pemudanya di haruskan untuk merantau “ Karatau madang di hulu, Babuah, babungo balun, Marantau bujang dahulu, Di rumah baguno balun. Artinya apa ? orang minang yang tidak merantau itu tidak berkhasiat dirumahnya. Selagi beliau masih kampung beliau tidak akan apa itu Lain lubuk, lain ikannya. Tidak akan bisa menghargai pluralisme. Adat minang itu percaya bahwa alam terkembang jadi guru. Artinya buka mata lebar lebar, jangan menyerupai katak dalam tempurung.

Ketika saya pergi merantau, orang renta saya mengingatkan saya bahwa saya putra minang dan sudah menjadi tradisi laki-laki minang itu merantau. Ada istilah bagi anak muda minang “ Jangan merantau sepanjang nasi bungkus. Artinya jikalau bekal habism pulang! Jangan. Itu laki laki gadang sarawa ( pengecut ). Merantulah menyerupai marantah China. Engga pulang jikalau gagal. Ini motivasi andal bagi setiap laki-laki minang. Bahwa merantau menguji logika dewasanya untuk pantas disebut mamak rumah. Di rantau laki-laki minang melihat fakta bahwa kehidupan itu penuh warna. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada bermacam-macam suku menghuni bumi ini. Sikap mental anti pluralisme, bukanlah yang diajarkan moral minang. 

Orang minang itu mengutamakan induk semang ( boss ) daripada keluarga jauh. Mereka pintar merebut hati boss , lantaran memang diajarkan oleh adat. Kebayang engga jikalau orang minang itu terjebak dengan pemikiran ekslusifitas agama, niscaya mereka gagal berkembang di rantau. Dan jikalau beliau gagal, orang renta akan bilang” tidak berakal. “ Bahkan jikalau hidupnya berengsekpun disebut “ tidak berakal” Mengapa tidak disebut “tidak beragama? lantaran orang minang tahu bahwa abjad orang itu andal lantaran akalnya bekerja baik. Walau agamanya andal tapi akalnya tumpul tetap aja jadi lalar  hijau ( pembuat duduk masalah ).

Karena didikan moral minang itu mengharuskan setiap laki-laki mandiri. Dari kecil laki-laki minang udah dilatih oleh pamannya bagaimana survival menyerupai diajarkan jadi koki semoga bisa buka restoran, perbaiki jam, semoga bisa buka service jam, menjahit, semoga bisa hidup dari jasa menjahit, dan palsafah dagang diajarkan oleh paman. Seperti jangan makan sebelum penglaris. Disiplin utamakan pendapatan daripada belanja. Jangan kalah dengan ayam bangkit tidur.  Agar lebih banyak kerja dan ikhtiar daripada tidur. Jangan pulang sebelum pergi. Artinya jangan takut dengan resiko, yang sehingga membuat kau tidak pernah melangkah. Masih banyak lagi.

Dalam hal politik , orang Minang diajarkan kecerdasan politik, iyakan apa kata orang, kita tetap dengan perilaku kita. Artinya, jikalau ada yang provokasi orang minang, tidak akan bisa mengubah cara beliau berpikir yang bebas. Mereka dilatih tidak jadi follower buta. Kenapa ? semoga hidup cendekia mati beriman. Kalau hidup beragama tanpa akal,  mati niscaya bego.!






Sumber https://culas.blogspot.com/

Peradaban Virtual

Awalnya bumi ini tidak diatur lintas negara. Tidak ada yang memiliki. Namun zaman berubah dari masa abad terbentuk komunitas disetiap wilayah. Dari wilayah lahirlah peradaban. Dari peradaban terbentuklah batas wilayah yang dibentengi tembok kokoh bersama lapisan tentara penjaga. Maka kerajaan terbentuk. Bansa dan bendera tercipta. Begitu seterusnya. Populasi terus bertambah dan resource terbatas. Penguasaan wilayah antar bangsa tak sanggup dihindari. Terutama ketika revolusi industri muncul dimana dibutuhkan SDA. Ekspansi meluas atas nama dagang dan kolonialisme. Perang demi perang terus terjadi dalam sejarah. Entah atas nama idiologi atau atas nama syiar agama. Korban berjatuhan tak terbilang. Sampai alhasil insan dipaksa berdamai. Terutama usai perang dunia kedua. Terbentuklah PBB dengan konvensi HAM.

Kado terindah masa 21 ialah lahirnya demokrasi politik sebagai puncak ratifikasi HAM. Demokrasi semakin terbuka luas ketika tekhnologi gosip semakin berkembang. Internet menghubungkan insan lintas negara dan bangsa. Tidak ada lagi yang tidak cepat diketahui dimana saja peristiwa. Pengetahuan tersebar luas lewat jaringan Google dan Artikel Babo. Semangat demokrasi gosip melahirkan semangat membuatkan gosip lewat sosial media, wikipedia. Dari kebebasan gosip yang masuk kedalam gadget disaku anda, setiap ketika gosip mengalir deras dan semakin setiap orang punya jalan masuk berinteraksi lintas SARA. Semua serba terbuka untuk lahirnya peradaban realita dan alhasil hanya problem waktu akan muncul peradaban virtual.

Benarkah peradaban virtual itu terjadi ? sanggup saja. Kini sudah ada tekhnologi Blockchain. Apa itu ? semua orang sudah terhubung dengan jaringan internet dan apa saja data tercatat dalam pusat data di dalam internet. Dari kumpulan dan jaringan data inilah lahirnya tekhnologi Blockchain. Dengan tekhnologi ini maka pusat data tidak lagi di atur oleh forum clearing yang bertugas melaksanakan verifikasi terhadap setiap pertukaran gosip dan transaski tetapi verifikasi oleh mesin blockchain yang memuat data masing masing pihak yang berinteraksi. Dengan tekhnologi ini masing masing terhubung secara tertutup (peer to peer ) tanpa ada pihak lain sanggup yang terlibat. Akurasi dan keamananya sangat tinggi alasannya terlindungi oleh data digital disemua jejak yang ada di internet.

Contoh anda bertukar gosip atau bertransaksi dengan saya maka mesin blockchain anda akan menjelajah kesemua jejak digital data saya yang ada di internet. Sehingga sanggup dipastikan mustahil anda bekerjasama dengan selain saya. Para hacket gigit jari. Termasuk negara atau forum pemerintah tidak sanggup mengontrol data dan jalan masuk anda. Dengan demikian transaksi keuangan sanggup eksklusif ( real time ) settle tanpa harus menunggu confirmasi dari forum clearing. Pertukaran gosip dan validasi dokumen asset pribadi atau perusahaan sanggup terjadi real time tanpa ada pihak yang sanggup menggandakan. Akurasinya terjamin selama lamanya tanpa kawatir akan dibajak orang. Makanya penjualan asset dan pembayaran dengan prosedur blockchain menjadi ranah pribadi dan tertutup namun dilakukan dengan siapa saja, kapan saja.

Nah bayangkan bilan sistem transaksi, perkuran informasi, pertukaran dokumen, terjadi secara blockchain maka masih perlukah negara dan pemerintah sebagai pengatur ? Uang keras tidak diharapkan lagi. Perindahan dana antar individu terjadi secara digital. Transaksi secara vitual. Posisi kekayaan negara tidak sanggup lagi direkayasa politik alasannya ia hanya mencatat rekap data cloud setiap individu tanpa ada jalan masuk melaksanakan intervensi. Perubahan kearah ini sedang terjadi. Terutama di China dan negara maju Artikel Babo sedang melaksanakan pembangunan besar besaran sistem blockchain sebagai koreksi dari e-government yang sentralistik menuju peer to peer.


Hanya problem waktu, perubahan niscaya terjadi dan sistem demokrasi bukan hanya masuk ke ranah politik tetapi telah meluas dalam setiap sendi kehidupan. John Lennon dalam lagu imaging mengingatkan “ Imagine there's no countries. It isn't hard to do….You may say I'm a dreamer. But I'm not the only one. I hope some day you'll join us. And the world will be as one. Imagine no possessions. I wonder if you can. Kalau ingat ini maka saya lebih melamun akan ungkapan sobat saya di Malaysia “ Dengan jatuhnya Najib maka kekuasan atas nama politik dan agama masuk keranjang sampah. Yang menang ialah kebaikan dan kebenaran yang tak lagi direkayasa, dan itulah berkah jago dari jalan masuk IT rakyat Malaysia, sehingga sanggup menghukum politisi anyir yang mengusung jargon etnis dan agama…

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Proses Membangun Peradaban.


Minggu tanggal 1 oktober , CCTV tivi nasional CHina memutar film perihal China masa lalu. Di film itu di perlihatkan bagaimana China kurun awal membangun ekonomi. Bandara tidak punya alat tunda untuk parkir pesawat. Makara terpaksa memakai buruh untuk mendorong pesawat supaya hingga di landasan pacu. Hujan maupun panas, bahkan trend cuek mereka terus bekerja supaya bandara terus buka. Ada juga bagaimana para buruh tambang minyak menegakan alat bor minyak yang beratnya ratusan ton. Dengan memakai tali secara beramai ramai mereke menghela alat bor itu supaya berdiri di posisinya. Nampak tangan mereka berdarah darah. Ada juga ribuan anak anak-anak bekerja merebus ulat sutra supaya sanggup dihasilkan benang. Tangah mereka melepuh dengan wajah nampak kusam.

Ada juga, puluhan ribu atau bahkan jutaan buruh bekerja siang malam membangun jalur kereta dari barat ke timur , dari selatan ke utara. Sebagian dari para buruh itu juga ialah tentara rakyat yang tergabung dalam pasukan zeni angkata darat. Ada juga, tak terhitung jumlah buruh dan insinyur yang bekerja membangun bendungan terbesar di dunia. Dari proyek jalur kereta dan bendungan itu tidak sedikit rakyat mati alasannya ialah kecelakaan kerja atau terlambatnya logistik konsumsi mengakibatkan mati kelaparan. Bahkan korban mati itu di dibuatkan prasastinya dikala proyek di resmikan. Tahukah anda,? bahwa itu dongeng bukan dikala kurun China di jajah asing, Bukan. Tapi dikala China bertekad membangun negeri. Dan itu 40 tahun lalu.

Tahun 80an dikala awal saya masuk Shanghai, air higienis masih sangat langka. Hanya orang kaya yang bisa mandi 2 kali sehari. Teman saya di Shanghai dikala itu tanpa aib tiba ke hotel saya membawa anak, menantu, dan istrinya untuk numpang mandi di kamar saya. Tapi kini, sebagaimana china dan juga sobat saya, telah berubah menjadi menjadi kekuatan ekonomi. Kalau dulu kereta api jalan bikin kepala pusing alasannya ialah sambungan rel mengakibatkan getaran tapi kini rel kereta china tanpa sambungan alasannya ialah memakai material yang anti memuai. Bandara Beijing ialah bandara terbaik , terbesar dan modern di dunia. Shanghai telah berubah menjadi sebagai kota dunia yang reputasinya diatas Boston di AS. Berkat hidro power terbesar didunia, China bisa menghasikan energy untuk menggerak mesin pabriknya yang berongkos murah.

Kemajuan demi kemajuan yang dicapai china bukanlah tiba begitu saja tapi proses panjang yang menelan korban tak terbilang. Setiap generasi punya kiprah untuk memastikan supaya masa depan lebih baik bagi anak cucunya. Lantas bagaimana design pembangunan peradaban china sehingga mereka bisa terus bergerak kedepan tanpa henti ? Ada tiga tahap proses pembangunan itu.
Tahap pertama , Era Maosedong, ialah political emotion development. Pada tahap ini pembangun politik lebih secara umum dikuasai dengan dokrin politik ala komunis namun landasanya ialah kebudayaan. Makara komunis hanyalah metodologi merubah mental politik yang berakar kepada kaum feodal diubah menjadi kaum pekerja atau rakyat kebanyakan. Penghormatan terhadap simbol negara harus dihayati dengan sungguh. Pada tahap ini, siapapun yang membangkang hukumannya ialah mati. Pembangun ekonomi lebih focus kepada mencerdaskan bangsa dan penyediaan industri dasar. Makanya kurun Mao , wajib sekolah dilakukan secara massive dan memastikan tidak ada yang buta hurup. Industri hulu menyerupai baja, semen , kimia dibangun dari pajak tanah rakyat tanpa hutang luar negeri. Semua hasil produksi dikuasai negara dan rakyat sanggup kupon untuk jatah makan.

Tahap kedua, kurun Dengxioping ialah intelectual emotion development. Pada tahap ini pembangunan politik tidak lagi jadi focus utama. Dianggap rakyat sudah berubah mindset nya bahwa nilai nilai luhur budaya harus di jadikan modal. Dan inilah sesunggunya dasar intelektual china, yaitu kearifan lokal. Pada tahap ini, sistem pendidikan juga dirubah. Tidak ada lagi pemaksaan dan dokrin lewat hapalan tapi menyebarkan kreatifitas dan kebebasan berpikir. Sistem ekonomi tidak lagi dengan sistem top down tapi bottom up. Prinsipnya ialah emansipasi. Rakyat diberi kebebasan berkreatifitas untuk mensejahterakan dirinya dan menikmati akhirnya berupa uang, sementara Negara bertugas sebagai dinamisator, kaltalisator dan regulator. Karenanya ribuan BUMN dibubarkan dan jutaan karyawannya di PHK.

Era Hu Jintau , ialah spiritual emotion development. Itu ditandai dengan tampilnya China dengan percaya diri sebagai penyelenggara Oliampiade di Beining, tangal 8, bulan 8 dan tahun 1998. Jargon yang populer ialah impossible is nothing. Seakan china bicara kepada dunia bahwa Anggapan Asia tidak bisa memimpin kemajuan ekonomi dan peradaban ialah salah. Di kurun Hu juga pemberantasan korupsi menjadi issue utama. Sampai kini sudah 1,5 juta PNS dari tingkat desa hingga pejabat tinggi di aturan mati alasannya ialah korupsi. Di Era Xijinping, kewajiban anak tunggal dihapus. Kewajiban kerja sehabis selesai sekolah atau kuliah di hapus. Digantikan dengan jadwal kompetisi terbuka disemua bidang. Namun Program Jaminan sosial di terapkan secara nasional. Upah buruh dinaikan hingga 5 kali lipat. Negara mulai menawarkan subsidi kepada acara keagamaan. Mata uang mulai dilepas kepasar walau masih terbatas.

Di kurun Xijinping pula kaderisasi partai menurut professionalitas diterapkan. Makara profesi politik sudah sama dengan profesi Artikel Babo yang ukurannya ialah kinerja bukan jargon. Dengan tahap spiritual emotion development ini, jadwal lingkungan hidup menjadi perhatian utama. Waktu ketemu dengan pejabat China, beliau menyampaikan bahwa “ membangun itu harus by design dan tidak ada yang instant apalagi membangun peradaban dengan komunitas raksasa. Tapi yang patut di syukuri rakyat china dari generasi ke negerasi sadar itu dan percaya kepada pemimpinnya. Karenanya by proses kemajuan terjadi bukan alasannya ialah pemimpinnya ahli tapi memang rakyatnya yang hebat…

Indonesia ?

Sebetulnya Indonesia sudah juga melewati phase menyerupai Chna, Era Soekarno kita focus membangn politik supaya kita bisa  benar benar merdeka Perbedaan politik dihadapi dengan keras seakan revoluis tiada henti. Di Era Soehato kita mulai masuk intelektual emotion developemnt. Kita fokus membangun ekonomi dan pendidikan, serta kesehatan. Walau semua itu dibangun dengan utang luar negeri. Di kurun Reformasi , kita mulai masuk spiritual emotion developemnt. Dengan adanya amandemen Undang-Undang Dasar 45. yang memungkinkan tidak adalagi kekuasaan yang bisa totaliter. Sistem demokrasi diterapkan dan ekonomi bertumpu kepada kekuatan rakyat lewat sistem pajak. Di kurun Jokowi emotion developent ini samekin mengemuka dengan kampanye revolusi mentalnya dan tertuang pada jadwal nawacita. Tapi entah mengapa undangan revolusi mental untuk sanggup berdiri diatas kaki sendiri sesuai dengan nawacita malah di respon oleh sebagian pihak dengan issue politik masa lalu.  Orang lain sudah bergerak ketahap spritual emotion development tapi sebagian kita masih sibuk bicara politik. Makara kapan kerjanya ?

Sumber https://culas.blogspot.com/

Mengapa Orang Padang Benci Jokowi?



Kekuatan Indonesia itu ada pada pancasila yang menjadi mukadimah ( pembukaan ) atas Undang-Undang Dasar 45. Prof. Notonagoro menyatakan bahwa “kebaikan aturan positif Indonesia, termasuk (tubuh) UUD, harus diukur dari asas-asas yang tercantum dalam Pembukaan. Dan lantaran itu, Pembukaan Undang-Undang Dasar 45 harus dipergunakan sebagai pedoman bagi penyelesaian soal-soal pokok kenegaraan dan tertib aturan Indonesia”. Makara walau Undang-Undang Dasar 45 di buat dengan terburu namun para pendiri negara setuju bahwa jikalau nanti ada pasal dalam Undang-Undang Dasar 45 tidak sesuai dengan Pancasila akan diberbaiki kemudian. Yang penting batang tubuhnya sudah ada. Atas dasar itulah negeri ini tegak. Itulah buah konsesus para pendiri negara ini.

Namun apakah semua tokoh setuju ? tidak. Ada dua kekuatan yang tidak bisa mendapatkan Pancasila secara utuh, Yaitu Komunis dan Islam. Masing masing punya agenda berbeda , namun tujuan sama yaitu menguasai negeri ini dengan platform usaha mereka.  Dua tahun sesudah negeri ini merdeka, terjadi pemberontakan Madiun , dimana Muso bersama PKI menyatakan tidak setia kepada Sokarno Hatta. Saat itulah Soekarno memerintahkan Tentara Nasional Indonesia untuk memadamkan pemberontakan. Kemudian dua tahun kemudian atau tahun 1950, diterbitkannya Perda No. 50 ihwal pembentukan wilayah otonom oleh provinsi Sumatera Tengah waktu itu yang meliputi wilayah provinsi Sumatera Barat, Riau yang kala itu masih meliputi wilayah Kepulauan Riau, dan Jambi sekarang. Ini cikal bakal kelak terjadinya pemberontakan PRRI yang dimotori oleh gerakan ingin mendirikan negara Islam.

Tokoh Masyumi,  Isa Anshary, pada tahun 1951, dalam majalah Hikmah, menulis, ”Hanya orang yang sudah bejat moral, dogma dan Islamnya, yang tidak menyetujui berdirinya Negara Islam Indonesia.”. Tahun 1955, Pemilu pertama semenjak proklamasi di gelar. Partai Masyumi mendapatkan nomor tiga partai pemenang Pemilu. Hasil Pemilu itu bertugas menyusun perbaikan Undang-Undang Dasar yang ada. Dari tahun 1956 hingga 1959, perdebatan berlangsung—untuk menentukan manakah yang akan jadi dasar negara, Pancasila atau Islam—pelbagai argumen dikemukakan oleh masing-masing pendukungnya. Banyak yang cemerlang, banyak yang membosankan, tapi sedikit yang segalak pidato Isa Anshary dalam majelis yang bersidang di Bandung itu,

”Kalau saudara-saudara mengaku Islam, sembahyang secara Islam, puasa secara Islam, kawin secara Islam, mau mati secara Islam, saudara-saudara terimalah Islam sebagai Dasar Negara. [Tapi] jikalau saudara-saudara menganggap bahwa Pancasila itu lebih baik dari Islam, lebih tepat dari Islam, lebih universal dari Islam, jikalau saudara-saudara beropini pemikiran dan aturan Islam itu tidak dan tidak patut untuk dijadikan Dasar Negara… orang demikian itu murtadlah beliau dari Agama, kembalilah menjadi kafir, haram je-nazahnya dikuburkan secara Islam, tidak halal baginya istri yang sudah dikawininya secara Islam….

Sampai tahun 1959, Konstituante belum berhasil membentuk Undang-Undang Dasar baru. Pada ketika bersamaan, Presiden Soekarno memberikan konsepsinya ihwal Demokrasi Terpimpin. Sejak itu diadakanlah pemungutan bunyi untuk menentukan Indonesia kembali ke UUD 1945. Dari 3 pemungutan bunyi yang dilakukan, bahwasanya dominan anggota menginginkan kembali ke Undang-Undang Dasar 1945, namun terbentur dengan jumlah yang tidak mencapai 2/3 bunyi keseluruhan. Keadaan gawat inilah yang menjadikan Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959, yang mengakhiri riwayat forum ini. Tentu yang paling meradang atas dekrit Soekarno ini ialah kelompok Masyumi. Mengapa ? Cita cita mereka mengubah Undang-Undang Dasar sesuai dengan Islam gagal. 

Itu sebabnya para tokoh Masyumi menyerupai Natsir, Safrudin Prawiranegara. Dan Soemtro Djoyohadikusumo dari PSI dan lain lain bergabung dengan gerakaan PRRI, yang sebelumnya pada tanggal 20 Desember 1956, Letkol Ahmad Husein berhasil merebut kekuasaan Pemerintah Daerah dari Gubernur Ruslan Nuljohardjo. Dalihnya Gubernur yang ditunjuk Pemerintah tidak berhasil menjalankan pembangunan Daerah. Gerakan  ini memicu terbentuk dewan kekuasaan di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara. NKRI berderak. Pemerintah Soekarno berusaha mengajak mereka bermusyawah  namun gagal. Pada tanggal 15 Februari 1958 Letkol Ahmad Husein mengumumkan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Padang. Pemerintah tersebut membentuk Kabinet dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menterinya.

Soekarno tidak punya pilihan kecuali memerintahkan Tentara Nasional Indonesia untuk menghentikan gerakan separatis tersebut. Namun apa hendak dikata, Kekuatan milter dari PRRI bisa dengan simpel memukul mundur Pasukan yang dipimpin Kolonel Ahmad Yani yang berkekuatan dari Divisi Diponegoro - Jawa Tengah. Mengapa? Karena peralatan militer PRRI lebih canggih. Ini berkat pemberian dari AS melalui operasi CIA. Akhirnya Soekarno memerintahkan pasukan Siliwangi  bersama RPKAD. Pemberontakan itu berhasil di tumpas, Karena ,para prajurik Siliwangi umumnya religius, sehingga simpel merebut hati orang padang yang agamais.  Beberapa tokoh di balik gerakan itu ditangkap dan ada juga yang melarikan diri menyerupai Soemitro Djoyohadikusumo ( ayahanda Prabowo). Adik Hamka melarikan diri ke AS, sementara Hamka sendiri ditangkap.

Setelah itu, Soekarno memecah mecah Sumatera Tengah menjadi tiga provisi yaitu, Sumbar, Riau dan Jambi. Orang Padang sangat murka dan dendam dengan Soekarno. Apalagi jauh sebelum merdeka, gerakan mendirikan Khilafah itu sudah ada di MInang dengan munculnya gerakan wahabi. Bagi orang padang, Soekarno ialah penanggung jawab hancurnya gerakan NKRI bersyariah atau Negara Islam. Makanya ketika ada momentum menjatuhkan Soekano, susukan kepada AS yang sudah dimiliki tokoh pendukung PRRI dulu menyerupai Soemitro dipakai semoga sanggup memudahkan agresi Soeharto merebut kekuasaan secara konstitusi. Dan PKI yang merupakan pendukung utama Soekarno jadi korban paska kejatuhan Soekarno.

Makanya di era Soeharto, tidak ada gerakan dari orang Padang yang anti Soeharto. Begitupula ketika SBY berkuasa , orang Padang sangat mendukung, bahkan Gubernur Sumbar diangkat jadi Menteri Dalam Negeri. Artinya dendam orang padang kepada Tentara Nasional Indonesia yang terlibat eksklusif dalam operasi penumpasan tidak ada. Yang ada ialah dendam kepada Soekarno. Makanya jangan kaget bila sebagian orang Padang masih membenci Jokowi. Mereka sebetulnya tidak membenci Jokowi tetapi membenci PDIP sebagai pendukung Jokowi. Dan jikalau mereka membenci PDIP Itu lantaran ketua umumnya ialah Putri Soekarno, yaitu Megawati. Stigma politi menyerupai ini sengaja di ciptakan oleh lawan Politik PDIP semoga bisa mengalahkan PDIP di Sumatera Barat.

Seharusnya Orang padang membaca sejarah dengan baik. Bahwa para Tokoh masyumi akibatnya menyadari kesalahan mereka mendukung PRRI. Makanya undangan Soekarno kembali kepangkuan ibu pertiwi mereka terima begitu saja. Dan mereka tulus dipenjara. Karena mereka memang salah. Mengapa ? lantaran gerakan mereka ditunggangi oleh Asing, yaitu AS, Dan mereka sadar bahwa apa yang mereka perjuangkan ialah kemerdekaan dari efek asing. Dan Soekarno telah bersikap terang sesuai dengan konsesus berdirinya Negara ini berdasarkan Pancasila, yang tadinya mereka ikut menyetujui. 

Makara jikalau kini masih ada gerakan islam bersama Partai berbasis islam yang ada di sumatera barat menyudutkan Jokowi, itu hasil rekayasa politik yang sengaja membuat stigma negatif terhadap PDIP dan Jokowi. Logika politik berkaitan dengan fakta sejarah masa kemudian punya daerah sebagai bentuk balas dendam atas perilaku Soekarno yang membubarkan Masyumi. Dan ini dimanfaatkan oleh AS untuk menggoyang Jokowi semoga bisa menggantinya dengan presiden Pro AS. Yakinlah, sesudah presiden pro AS terpilih orang padang engga akan sanggup apa apa. Kehadiran Jokowi ke Padang dengan memperlihatkan dukungan penuh atas pembangunan sumatera barat ialah cara cerdas yang seakan menyampaikan kepada rakyat sumbar : Kita bersaudara. Musuh kita orang luar. Mengapa kita tidak bersatu dalam jalinan NKRI dan Pancasila. Lupakan masa kemudian dan kita songsong masa depan dengan keinginan melalui kerja keras pada hari ini. Jokowi sadar bahwa secara budaya orang minang itu tidak pendendam dan tidak anti pluralisme.  Rakyat hanyalah korban politik. 

MINANG

Sejarah moral dan Agama.
Saya ingin menjelaskan budaya Minang. Mengapa saya menyampaikan Minang? lantaran dalam kebudayaan Orang padang belum tentu orang Minang. Tetapi orang Minang niscaya orang padang. Ini harus saya jelaskan terlebih dahulu sebelum masuk kepembahasan lain. Orang Minang itu dasarnya ialah moral besandi syara, syara bersandikan kitabullah. Makara orang minang niscaya islam. Tetapi bukan islam menyerupai kaum pedatang dari Arab yang sudah berbaur dengan budaya Arab. Islam di Minang ialah islam yang menerapkan moral atau tradisi.Jadi sama dengan islam di Jawa yang menerapka tradisi budaya. Mengapa hingga orang padang terbelah dengan Minang? itu lantaran politik adudomba yang di create oleh Belanda dengan memperlihatkan dukungan secara tidak eksklusif kepada Tuanku Nan Tua dari Kota Tua di wilayah Agam membawa aliran Wahabi di penghujung tahun 1700. Setelah aliran itu meluas, Belanda membantu kaum moral memerangi kaun Padri itu.

Sewaktu saya kecil, yang saya baca hanyalah dongeng ihwal Imam Bonjol yang melawan para pendukung moral yang dibela Belanda. Setelah mulai tua, saya baca kisah ihwal Tuanku Nan Rinceh, yang kurus tapi dengan matamenyala bagai api. Ia muncul dalam arena konflik sosial yang melanda Minangkabau semenjak awal kala ke 19. Karena beliau memaksakan bagaimana islam mesti ditaati tanpa ditawar, konon ia membunuh saudara ibu kandungnya. Wanita itu seorang pengunyah tembakau. Masyarakat yang ingin ditegakkan Tuanku Nan Rinceh memang masyarakat yang ideal: tak ada orang memakan sirih. Pakaian putih-putih haru dikenakan, dan kaum laki-laki harus berjanggut. Wanita haru bertutup muka, tak boleh menggunakan perhiasan. Kain sutera harus dijauhi. Syariat Islam harus dijalankan, dan siapa yang tak taat dihukum.

Mengapa hingga aliran Wahabi bisa diterima oleh sebagian orang padang. Christine Dobbin, Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy, sebuah studi ihwal masa riuh 1784-1847 sanggup menjawab dengan objectif. Seperti tampak dari judulnya, Dobbin mencoba memperlihatkan maraknya api keagamaan di Minangkabau itu sebagai tanggapan sosial atas perubahan ekonomi yang terjadi. Kaum saudagar umumnya lebih kaya dibandingkan petani yang hidup dari kebun kopi dan pala. Para saudagar Minang ini, umunya mereka ialah patron, menyerupai kakek saya sudah mengenal ekspor ketika itu dan bermitra dengan orang abnormal menyerupai Europa dan China. Makara gap kaya miskin sangat lebar sehingga simpel di provokasi menjadi kekacauan sosial, dengan membawa emosi agama. Belanda menggunakan kaum wahabi untuk menghancurkan kaum adat, yang akibatnya terpaksa kaum moral minta tolong ke Belanda.

Baru pada 1821 kekuasaan kolonial Belanda masuk ke kancah sengketa. Tapi konflik bersenjata itu masih panjang, dan barus habis sesudah 27 tahun. Apa bahwasanya yang didapat? Kerusakan, tentu, tapi juga satu titik, ketika orang menyadari bahwa tiap tatanan sosial dibuat oleh kekurangannya sendiri. Kaum Padri bisa menyampaikan bahwa Islam ialah sebuah jalan lurus. Tapi jalan yang paling lurus sekali pun tetap sebuah jalan: daerah orang tiba dari penjuru yang jauh dan dekat, berpapasan, tak menetap. Yang menentukan pada akibatnya bukanlah bentuk jalan itu, melainkan orang-orang yang menempuhnya. Islam jalan lurus, tapi Minangkabau akibatnya tak menyerupai yang dikehendaki kaum Padri. Apalagi pada 1832 utusan Tuanku Imam Bondjol kembali dari Makkah: kaum Wahabi telah jatuh dan pemikiran yang dibawa Haji Miskin dinyatakan tak sahih.

Maka Imam Bonjol pun berubah. Ia mengundang rapat akbar para tuanku, hakim, dan penghulu. Ia mengumumkan perdamaian. Ia kembalikan semua hasil jarahan perang. Ia berjanji tak akan mengganggu kerja para kepada adat. Sebuah kompromi besar berlaku. Di tahun 1837, administratior Belanda mencatat bagaimana masyarakat luas mendapatkan formula yang lahir dari keputusan Imam Bonjol itu: “Adat barsandi Sarak dan Sarak barsandi Adat”. Tetapi reinkarsi wahabi itu hingga kini masih ada di Sumatera Barat, dan menjadi virus merusak sendi sendi budaya orisinil orang padang.

Makanya orang Minang terang mustahil bisa terpengaruh politik ala wahabi. Kecuali orang padang yang tidak mengakui moral Minang. Orang padang yang ada di perantauan umumnya ialah orang minang, yang engga simpel di provokasi oleh orang berjubah dan berjanggut. Karena orang minang itu sangat berdikari dan tidak simpel di provokasi. Orang minang itu cerdas. Kalau engga cerdas mana mungkin bisa survive di rantau, hingga ke mancangera. jikalau mereka menentukan Jokowi lantaran mereka cerdas. Adat mengajarkan itu.!

HIdup cendekia mati beriman
Orang minang itu ada prinsip hidup yang berdasarkan saya sangat membumi, yaitu “ hidup cendekia mati beriman.” Perhatikan pemikiran itu, tidak ada pituanmengatakan “ hidup beragama mati beriman. Mengapa ? lantaran landasan orang minang itu beragama lantaran budaya. Dan budaya itu bertumpu kepada akal, namun logika itu menuntun orang minang menuju Tuhannya. Mengapa orang Minang, para pemudanya di haruskan untuk merantau “ Karatau madang di hulu, Babuah, babungo balun, Marantau bujang dahulu, Di rumah baguno balun. Artinya apa ? orang minang yang tidak merantau itu tidak berkhasiat dirumahnya. Selagi beliau masih kampung beliau tidak akan apa itu Lain lubuk, lain ikannya. Tidak akan bisa menghargai pluralisme. Adat minang itu percaya bahwa alam terkembang jadi guru. Artinya buka mata lebar lebar, jangan menyerupai katak dalam tempurung.

Ketika saya pergi merantau, orang renta saya mengingatkan saya bahwa saya putra minang dan sudah menjadi tradisi laki-laki minang itu merantau. Ada istilah bagi anak muda minang “ Jangan merantau sepanjang nasi bungkus. Artinya jikalau bekal habism pulang! Jangan. Itu laki laki gadang sarawa ( pengecut ). Merantulah menyerupai marantah China. Engga pulang jikalau gagal. Ini motivasi andal bagi setiap laki-laki minang. Bahwa merantau menguji logika dewasanya untuk pantas disebut mamak rumah. Di rantau laki-laki minang melihat fakta bahwa kehidupan itu penuh warna. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada bermacam-macam suku menghuni bumi ini. Sikap mental anti pluralisme, bukanlah yang diajarkan moral minang. 

Orang minang itu mengutamakan induk semang ( boss ) daripada keluarga jauh. Mereka pintar merebut hati boss , lantaran memang diajarkan oleh adat. Kebayang engga jikalau orang minang itu terjebak dengan pemikiran ekslusifitas agama, niscaya mereka gagal berkembang di rantau. Dan jikalau beliau gagal, orang renta akan bilang” tidak berakal. “ Bahkan jikalau hidupnya berengsekpun disebut “ tidak berakal” Mengapa tidak disebut “tidak beragama? lantaran orang minang tahu bahwa abjad orang itu andal lantaran akalnya bekerja baik. Walau agamanya andal tapi akalnya tumpul tetap aja jadi lalar  hijau ( pembuat duduk masalah ).

Karena didikan moral minang itu mengharuskan setiap laki-laki mandiri. Dari kecil laki-laki minang udah dilatih oleh pamannya bagaimana survival menyerupai diajarkan jadi koki semoga bisa buka restoran, perbaiki jam, semoga bisa buka service jam, menjahit, semoga bisa hidup dari jasa menjahit, dan palsafah dagang diajarkan oleh paman. Seperti jangan makan sebelum penglaris. Disiplin utamakan pendapatan daripada belanja. Jangan kalah dengan ayam bangkit tidur.  Agar lebih banyak kerja dan ikhtiar daripada tidur. Jangan pulang sebelum pergi. Artinya jangan takut dengan resiko, yang sehingga membuat kau tidak pernah melangkah. Masih banyak lagi.

Dalam hal politik , orang Minang diajarkan kecerdasan politik, iyakan apa kata orang, kita tetap dengan perilaku kita. Artinya, jikalau ada yang provokasi orang minang, tidak akan bisa mengubah cara beliau berpikir yang bebas. Mereka dilatih tidak jadi follower buta. Kenapa ? semoga hidup cendekia mati beriman. Kalau hidup beragama tanpa akal,  mati niscaya bego.!






Sumber https://culas.blogspot.com/