Showing posts sorted by relevance for query pancasila. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query pancasila. Sort by date Show all posts

Pancasila, Kesatuan.


Dulu tahun 80an setiap mahasiswa gres wajib mengikuti pencerahan perihal P4 ( Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila). Namun saya dengan cara saya bisa menghindar dari pencerahan itu. Ketika di Masjid saya bertemu dengan seseorang yang nampak seusai sholat maghrib beliau mengaji hingga datangnya sholat Isya. Yang membuat saya tertarik dengan seseorang itu ialah beliau mengaji tanpa membaca Al Quran.Itu artinya beliau hafal Al Quran.Ada rasa kagum kepada seseorang itu.Seusai sholat isya saya memberanikan diri untuk menegurnya dan berharap bisa berdialogh dengannya.  Benarlah,  beliau sangat ramah dikala saya tegur. Saya berbicara perihal kegundahan saya dimana pemerintah memaksakan biar semua orang berkiblat kepada Pancasila. Padahal islam sudah punya fatwa yang lengkap yaitu AL Alquran dan hadith. Apa lagi? 

Dia nampak tersenyum mendengar keyakinan saya. Menurutnya Pancasila ialah alat komunikasi perihal isi Al Alquran dan hadith kepada masyarakat Indonesia. Di dalam Pancasila ada kalimat Adab, Hikmah, Musyawarah. Ini semua terminologi Al Quran. Tapi mengapa harus memakai pancasila? Harap maklum bahwa hampir semua penduduk Indonesia yang beragama lantaran faktor keturunan dan budaya. Bagaimanapun Al Alquran dan hadith itu tiba dari luar Indonesia, dan untuk menyampaikannya kepada orang indonesia tentulah harus memakai budaya Indonesia sehingga gampang di pahami. Bila sudah di pahami tentu tidak ada kesulitan untuk di jalankan.Jadi ini hanya  educative method 

Pancasila ialah hasil tafakkur yang panjang dari para pendiri negara yang seumur hidupnya di wakafkan untuk usaha kemerdekaan Indonesia. Sebagai falsafah negara maka Pancasila itu ialah platform yang bukan satu kesatuan tapi satu mempersatukan yang lain. Kaprikornus urutan pancasila harus runut tidak bisa di balik balik.  Perhatikanlah bahwa Pancasila itu ratifikasi prinsip aqidah Islam bahwa segala sesuatu haruslah di awali lantaran Allah. Sila pertama ialah Ketuhan Yang Maha Esa. Sila yang lain dalam pancasila tidak ada tanpa ada sila pertama. Pembahasan kepada sila yang lain harus di dasarkan kepada sila yang pertama. Ini Platform nya. Bagaimana insan memperlakukan Tauhid atau Ketuhanan Yang Maha Esa itu? 

Pada sila kedua, kemanusiaan di definisikan sesuai dengan Al Alquran yaitu yang adil dan beradab. Adab adalah kesopanan, keramahan, dan kehalusan budi pekerti, menempatkan sesuatu pada tempatnya, keadilan dan lain-lain. Adab juga sanggup berarti mendisiplinkan jiwa dan fikiran. Adil dan beradab adalah susila mulia dan ujud kasatmata ketaqwaan kepada Allah."Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan berbuat ihsan dan memberi kepada keluarga yang erat  dan melarang dari yang keji, dan yang di benci, dan aniaya. Allah mengingatkan kalian, supaya kalian ingat.” (QS 16:90). Ia lebih tinggi nilainya dibandingkan definisi kemanusiaan konsep HAM dari PBB. Bila definisi perihal kemanusiaan ibarat ini maka dijamin semua orang bertauhid  akan bersatu, yang selanjutnya masuk kesila ketiga  persatuan Indonesia.

Bila umat bersatu lantaran dasarnya aqidah maka kembali ditanya bagaimanakah bentuk tatanan masyarakat yang hendak di bangun? Ternyata para pendiri negara kita kembali mengangkat definisi sesuai dengan Al Quran. Bahwa sila keempat yaitu  kerakyatan yang dipimpin oleh “hikmat”kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Siapakah hikmat itu ? Dalam al-Qur’an, kata hikmah, baik dalam bentuk nakirah ataupun ma’rifatnya ada sembilan belas kata. Diantaranya ialah surat al-Baqarah; 129,151, 231, 251, 269, surat Ali Imram; 48, 81,164, surat al Nisa; 54, 113, surat al Qamar; 5, surat al Nahl; 152, surat al Isra’; 39, surat al Ahzab; 34, surat al Zahraf; 63, surat al Jumat; 2, surat al Maidah; 110, surat Lukman; 12, dan surat Shaad; 20. Arti pesan tersirat itu bekerjasama dengan adil, ilmu, sabar, kenabian, al-Qur’an, dan Injil. Ungkapan untuk mencegah sesuatu yang utama dengan ilimu yang lebih utama. 

Al-hakiim, yaitu orang yang cermat dalam segala urusan, atau orang yang bijak, yakni orang yang telah di tempa banyak sekali pengalaman. Al hakam dan al hakiim, yaitu penguasa dan hakim. tulisannya hakiim, tapi maknanya haakim. Al-hikmah, yaitu objek kebenaran (al haq) yang di sanggup melalui ilmu dan akal. Al hakiim, juga bermakna orang yang mencegah kerusakan.Al hakamatu, yaitu seseorang yang menghadang kuda. maksudnya ia mencegah kuda biar tidak lari kencang dan ia sanggup mengendalikan. Al hukmu, yaitu mencegah kezhaliman. Bayangkanlah, tinggi sekali qualifikasi orang yang di sebut pemimpin dalam Pancasila. Dengan qualifikasi ibarat inilah maka keadilan sosial bagi seluruh rakyat ( sila ke lima) sanggup terjelma sebagai reward dari Allah lantaran di pimpin oleh orang orang yang hikmah...

Jadi Pancasila ialah falsafah bermasyarakat dan bernegara yang bersumber dari AL Quran, yang di singkat dalam lima pasal dalam bahasa sederhana sebagai unifying factor bagi siapa saja utamanya yang beragama islam dan nyatanya di terima oleh semua golongan. Itulah indahnya islam sebagai rahmat bagi alam semesta. Untuk implemetasi Pancasila di buatlah Undang-Undang Dasar 45 namun lantaran dibentuk dengan terburu buru maka semua pendiri negara setuju bahwa Undang-Undang Dasar 45 akan diperbaiki dikemudian hari apabila keadaan politik telah stabil, biar sesuai dengan Pancasila. 

Kalau ada orang yang menyampaikan bahwa  Pancasila ialah system kufur itu berarti telah menuduh pendiri negara ini kufur. Ada baiknya kita kembali kepada hadith Nabi dirawikan oleh sahih Bukhari bahwa...sesungguhnya Islam itu tiba dalam keadaan absurd dan nanti akan kembali asing. Para sobat bertanya : Wahai RasuluLlah siapakah orang-orang absurd itu? Nabi menjawab :Mereka ialah orang-orang yang berbuat kebaikan dikala orang-orang berbuat kerusakan, tidak berbantah-bantahan dalam agama Allah dan tidak mengkafirkan salah seorang di antara hebat Tauhid dengan alasannya ialah dosa yang telah beliau lakukan. Barangsiapa menyampaikan kepada saudaranya dengan Wahai Kafir, maka kekafiran itu kembali kepada salah satunya"

***
Mengapa sebagian umat islam malah berani menolak Pancasila dan menganggap bahwa Pancasila anti Islam?  BIsa di pahami bahwa Islam awalnya di perkenalkan Rasul dalam keadaan utuh. Hanya masalahnya menjadi lain dikala ia tersebar-luaskan. Cara mendapatkan agama inilah yang berbeda sehingga berbeda pula perilaku dan perbuatannya. Ada dua macam perbedaan dalam bersikap perihal agama, yaitu pertama , Ekstrinsik dan kedua, Intrinsik

Yang Ekstrinsik memandang agama sebagai something to use but not to live. Orang berpaling kepada Tuhan, tetapi tidak berpaling dari dirinya sendiri. Agama di gunakan untuk menunjang motif-motif lain: kebutuhan akan status untuk tujuan politik atau business, kebanggaan, rasa kondusif atau harga diri. Orang yang beragama dengan cara ini, melakukan bentuk-bentuk luar dari agama. Ia puasa ,Sholat, naik haji dsb, tetapi tidak di dalamnya. Imam Al-Ghazali, menyatakan bahwa beragama ibarat ini ialah beragama yang ghurur (tertipu). Tertipu, lantaran di kira sudah beragama, ternyata belum. Bahwa cara beragama ibarat ini memang erat kaitannya dengan penyakit mental. Sehingga kesimpulannya, cara beragama ibarat ini tidak akan melahirkan masyarakat yang penuh kasih sayang. Sebaliknya, kebencian, iri hati, dan fitnah masih tetap akan berlangsung. 


Sedangkan makna yang intrinsik, yang di anggap menunjang kesehatan jiwa dan kedamaian masyarakat, agama di pandang sebagai 'comprehensive commitment' dan 'driving integrating motive', yang mengatur seluruh hidup seseorang. Agama di terima sebagai faktor pemadu (unifying factor). Hanya dengan cara itu kita bisa membuat lingkungan yang penuh kasih sayang.

Suka tidak suka, Islam di terjemahkan dengan dua makna keberagamaan tersebut. Seluruh literatur Islam, bersama-sama penuh dengan dua makna tersebut. Imam Al-Ghazali menyebutnya dengan makna lahir dan makna batin. Dia menjadi unifying factor, yang sejarah tak pernah mencatat ada sesuatu selain Islam. Bahkan, unifying factor, ini hanya merupakan salah satu karakteristik konsepsi Islam, yaitu yang disebut dengan keseimbangan. Selain itu, Islampun tiba dengan karakteristik-karakteristik kekonstanan, keuniversalan, keativan, kerealisitisan, ketauhidan dan yang paling utama kerabbanian (Ketuhanan). Karakteristik-karakteristik inilah yang membuat Islam berhak menyandang gelar Rahmat bagi Alam.

Rasul memang diutus untuk menebarkan rahmat (kasih sayang) kepada seluruh alam, sebagaimana tercantum pada QS. 21:107: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". Itu sebabnya George Sarton, dosen Universitas Harvard menyatakan bahwa sesungguhnya Islam merupakan tatanan agama yang paling sempurna sekaligus paling indah. Tetapi sangat di sayangkan bahwa sebagian kaum Muslimin sendiri terlalu jauh dari hakekat yang dibawa Islam.

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Bertemu Jokowi, Cowok Pancasila Bahas Situasi Politik Jelang Pilpres 2019

Foto: Merdeka.com

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu pengurus Pemuda Pancasila di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan, ada sejumlah hal yang dibahas, di antaranya situasi politik kebangsaan.

Ketua Umum Pemuda Pancasila, Yapto S Soerjosoemarno mengatakan, pihaknya menyoroti atmosfer politik di Tanah Air yang memburuk jelang Pileg dan Pilpres 2019.

"Menurut kami ini dapat jadi satu pelajaran yang jelek terhadap pengembangan bangsa. Karena Pilpres 2014 kita rasakan ada kubu-kubu," katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (5/11).

Menanggapi pernyataan yang disampaikan Pemuda Pancasila, kata Yapto, Jokowi mengingatkan biar persatuan dan kerukunan terus dirawat. Menurut Jokowi, sebuah bangsa akan maju kalau seluruh elemen di Tanah Air bersatu.

"Jadi jangan kita ini, alasannya yaitu hoaks ribut. Kita punya banyak tantangan ke depan. Kalau ada tantangan ke depan, kita harus bersatu. Itu yang dia sampaikan, itu yang aku tangkap," jelasnya.

Selain mengenai politik kebangsaan, Pemuda Pancasila juga memberikan agenda kerja kepada Jokowi. Mulai dari agenda kerja di sektor ekonomi, sosial, politik, hingga pertahanan keamanan negara.

"Kami sampaikan di tiap organisasi kemasyarakatan, kepemudaan, banyak tenaga hebat yang dapat bantu pemerintah dalam mempercepat pembangunan bangsa di semua aspek. Kami tawarkan beberapa aspek yang mungkin dia berkenan, dapat lewat salah satu departemennya untuk kolaborasi dengan kita. Atau kalau kami diminta, kami dapat memberikan konsep dalam pelaksanaan," papar Yapto.

Mengenai arah politik Pemuda Pancasila di Pilpres 2019, Yapto enggan banyak berkomentar. Dia hanya menegaskan, seluruh anggota dan pengurus Pemuda Pancasila dapat menentukan perilaku sendiri, apakah mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin atau Prabowo-Sandiaga Uno.

"Kami ada di mana-mana. Anggota aku ada di Gerindra, Golkar yang dukung dia (Jokowi), NasDem, bahkan caleg dari semua partai. Kalau kami menentukan, aku menciptakan PP pecah. Biarkan mereka menentukan pilihannya," ucap dia.

Waketum Bidang Organisasi dan Kaderisasi Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo menambahkan, secara langsung dia mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Dia juga mengisyaratkan Pemuda Pancasila akan menyatakan tunjangan kepada Jokowi-Ma'ruf Amin pada Musyawarah Besar Pemuda Pancasila tahun depan.

"Kami undang dia (Jokowi) tahun depan di Mubes, artiin aja sendiri," kata Bamsoet. [merdeka.com]

Utamakan Akhlak..

Negara ini berdiri lantaran konsesus. Mengapa ? Karena yang menimbulkan indonesia merdeka bukan hanya lantaran orang jawa atau orang sumatera, tapi juga orang kalimantan, Bali dll. Bukan hanya lantaran umat islam tapi juga ada orang Hindu, Budha, Kristen, katolik. Semua bersatu dengan tujuan yang sama yaitu lepas dari penjajahan gila menjadi negara merdeka. Konsesus itu dituangkan dalam bentuk PANCASILA. Dimana bertumpu kepada ke-Tuhan-an Yang Maha Esa untuk lahirnya peradaban yang menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan yang adil dan beradab , semoga terjadi persatuan atas dasar keberagaman, dan menuntaskan masalah kenegaraan melalui cara cara musyawarah dan mufakat demi tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana perilaku Islam ? Pancasila sebagai suatu perjanjian antara orang islam dan orang bukan islam wajib diamalkan oleh orang islam dalam kehidupan bernegara, selama orang bukan islam menghormati dan mengamalkan Pancasila. Dengan demikian, orang islam dihentikan melanggar Pancasila sebagai perjanjian luhur. Pengamalan Pancasila yakni sesuai dengan aliran Al Qur’an ( Surat At-Taubah ayat 4). 

Ada sebagian orang punya pendapat bahwa pancasila thaghut. Umat islam dihentikan memakai Pancasila sebagai sumber hukum. Yang benar itu, katanya yakni sistem khalifah Islam atau negara Islam yang bersendikan syariah. Tapi yang harus di pahami dulu yakni mengenai definisi, apa itu khalifah ? Khalifah (dalam Al-Qur'an disebut "khalifah fil ardh" Lihatlah QS al-Baqarah: 30, al-An'am: 165). Khalifah berarti wakil/pengganti, pemimpin, pemakmur, yang bersedia mengemban amanah sebagai wakil Allah di muka bumi. Untuk melaksanakan amanah itu di perlukan khilafah. Kaprikornus khilafah bukan tujuan tapi methodelogi mencapai tujuan. Itu sebabnya khilafah dianggap oleh sebagian ulama yakni masalah ijtihadiyah terkait bentuk negara. Namanya itjihad tidak harus sama. Bisa saja Ijtihad-ijtihad itu berbeda di setiap negeri ; sanggup kerajaan, Republik ya sesuai kearifan lokal. Kalau Indonesia menentukan Republik dengan philosopy Pancasila maka itu yakni itjihad ulama dikala mendapatkan Republik Indonesia sebagai bentuk negara. Kaprikornus jika ada upaya ingin mengganti Pancasila maka itu artinya beliau sedang berupaya keluar dari konsesus berdirnya negeri ini. Dan pantas disebut pengkhianat. Saladin hingga merebut Jarusalem bukan lantaran ingin memaksa orang masuk islam tapi menegakan perjanjian yang dilanggar oleh Raja Guy. Dalam perang Khandaq Nabi hingga memerintahkan eksekusi mati kepada Para pengkhianat Yahudi dari Bani Quraizah. Nabi juga pernah hingga mengusir orang Yahudi  Bani Nadhir dari madinah lantaran mereka melanggar kesepakatan Madina. Yang tidak melanggar ya tidak di usir. Tetap kondusif di Madinah. Kaprikornus tidak melihat golongan, tapi siapapun yang melanggar kena hukuman. 

Seperti apa sebetulnya bentuk negara  yang benar? Tidak ada yang benar, juga tidak yang salah. Karena bentuk negara hanya metode mencapai tujuan. Tujuan yang gotong royong yakni Khalifah. Siapa khalifah itu? ya seluruh insan yakni khalifah dimuka bumi. Keberhasilan suatu khilafah atau negara terletak kepada insan ( khalifah). Bahwa insan mengemban amanah di muka bumi ini semoga bumi tetap dalam kondisi terpelihara hening dan makmur. (QS Hud: 61). Bagaimana insan yang masuk katagori Allah itu ? ya yang berakhlak. Kaprikornus entah itu presiden, DPR, Gubernur, walikota, bupati, rakyat, semua itu yakni khalifah dalam konteks berbeda namun tujuannya sama yaitu beribadah, yang tugasnya memelihara bumi semoga hening dan makmur. Dengan etika yang baik tentu tidak sulit bermusyawarah untuk mufakat. Untuk hening yang harus mau bermusyawarah. Tidak sanggup dengan demo dan teror memaksakan kehendak. Untuk mencapai kemakmuran itu tidak sanggup hanya dengan ritual. Tapi harus dengan ilmu semoga sanggup kerja cerdas. Kalau kita menolak kemajuan ilmu pengetahuan dan tetap berpatokan dengan khitab kuno kurun kejayaan dinasti islam, maka kita akan tertinggal dan niscaya gagal mengemban amanah. Mengapa? lantaran situasi dan kondisi dari waktu kewaktu terus berkembang dan tingkat kecerdasan insan juga terus berkembang. Kan lucu dunia bergerak kedepan, kita mengusung konsep terbelakang.

Kedamaian dan kemakmuran suatu kawasan atau negara bukan ditentukan oleh bentuk hukumnya tapi oleh etika komunitasnya. Corruption Perception Index (CPI) 2016 yang diluncurkan secara global memperlihatkan indikasi hubungan antara kemakmuran dan rendanya CPI. CPI di ukur dari skor 0-100. Angka O yakni tingkat korupsi terburuk. Denmark (Skor CPI 90/ Peringkat 1), Selandia Baru (CPI 90), Finlandia (Skor CPI 89) , Swedia (Skor CPI 88), dan Switzerland (Skor 86). Ternyatalah benarlah kemakmuran dan kedamain suatu negeri ada relasinya dengan rendahnya tingkat korupsi, yang menginidkasikan semakin baiknya etika penduduk suatu negeri. Padahal negara negara tersebut bukan lebih banyak didominasi islam dan tidak menerapkan aturan Islam. Tingkat korupsi tertinggi yang di ukur menurut indek CPI , justru ada di negara yang lebih banyak didominasi islam ibarat Yaman, Sudan, dan Libya (CPI-14), Suriah (CPI-13), Sudan Selatan (CPI-11), dan Somalia (CPI-10 ), Saudi arabia (46 ), Indonesia ( CPI-37), Pakistan (CPI-32), Iran (CPI-29), Brunei ( CPI-58). DI negara yang lebih banyak didominasi islam, yang  makmur yakni elitenya sementara rakyat di takar.  Bagaimana dengan Indek korupsi tertinggi provinsi di Indonesia ? Justru ada di Provinsi Aceh yang menerapkan aturan syariah Islam. Berdasarkan FITRA data tahun 2012 Aceh menempati rangking kedua provinsi terkorup di Indonesia sehabis DKI.  Bagaimana dengan kemakmuran Aceh ? Data Tahun 2017, Aceh merupakan kawasan termiskin nomor dua di Indonesia.

Kalau peduli pada negeri ini maka semua rakyat Indonesia termasuk pemimpin harus mau melaksanakan upaya perbaikan etika dari waktu ke waktu. Peran ulama dan tokoh agama apapun termasuk  cendekiawan mencerahkan rakyat semoga bagaimana keimanan kepada Tuhan itu sanggup membangun peradaban yang berakhlak, yang berkembang lantaran ilmu pengetahuan, untuk kedamaian dan keadilan bagi semua…Bukanya sibuk mengkampanyekan khilafah sesuai konsepnya sendiri sementara masalah ketidak adilan, kemiskinan bukan pada bentuk negara dan bukan pula khilafah sebagai obat mujarab mencapai kemakmuran tapi lantaran semua rakyat sanggup amanah sebagai khalifah dimuka bumi, dan itu perlu etika yang baik...ingatlah sabda Rasul bahwa “Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan etika yang baik.” Sesungguhnya antara etika dengan ‘aqidah terdapat hubungan yang sangat berpengaruh sekali. Karena etika yang baik sebagai bukti dari keimanan dan etika yang jelek sebagai bukti atas lemahnya iman, semakin tepat etika seorang Muslim berarti semakin berpengaruh imannya dan semakin rendah tingkat korupsi komunitasnya..


Wallahualam

Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Komunisme


Ajaran Komunis itu berasal dari Karl Marx yang memang semasa hidupnya dikenal sebagai langsung yang atheis namun Komunisme bukan atheisme. Karena komunis yakni idiologi pergerakan sedangkan Atheisme yakni kepercayaan. Keduanya dengan wangsit yang sangat berbeda. Komunisme  yakni paham sekular sebagaimana paham nasionalisme,sosialisme yang melarang agama terlibat dalam urusan Politik. Marx pernah berkata dan menimbukan polemik berkepanjangan bahwa Agama sebagai candu rakyat. Namun itu bukanlah repliksi dari pemikiran komunis yang anti agama. Itu hanya kegusaran Marx kepada agama yang dipakai oleh elite politik untuk mengexploitasi insan sehingga terciptanya kelas.  Marx mengakui bahwa Langit dan Bumi sebuah ciptaan Tuhan. 

Dalam buku yang berjudul ”Kritik terhadap filsafat hegel”, Marx menghimbau semoga kaum filsafat meninggalkan kritik terhadap agama demi memperjuangkan perubahan sosial alasannya Agama bersama dengan kita. Mengapa?  Karena ada kesamaan tujuan antara pemikiran Komunis dengan Agama, yaitu sama sama berjuang untuk memberantas eksploitasi dan pendindasan. Dizaman Kolonial, para pejuang kemerdekaan mendirikan Sarikat Islam (SI) yang sebagian anggotanya berhaluan komunis ( Kiri). Karenanya kalaulah memang Komunis itu anti agama,tidak mungkin tokoh Islam yang umumnya terpelajar dan taat beragama mau memakai komunisme sebagai metode pergerakan. Memang belakangan terjadi perpecahan dalam SI tapi perpecahan itu bukan alasannya agama tapi perbedaan taktik untuk melawan kolonial belanda.

Proses sejarah usaha kaum terpelajar Indonesia menuju Indonesia merdeka dipengaruhi oleh tiga isme yaitu Nasionalis, Islam dan Komunis. Ini fakta sejarah. Ketiga isme ini bersatu ketika menyusun konsep kemerdekaan Indonesia dengan lahirnya Pancasila. Dalam palsafah Pancasila idiologi ketiga isme itu terwakili. Tapi dalam kenyatannya ketiga isme memang punya aktivitas masing masing yang tersembunyi dibalik Pancasila. Kelompok Islam ingin mendirikan negara Islam. Kelompok Komunis ingin mendirikan negara komunis. Memang baik Komunis maupun islam punya kesamaan yaitu internationalisasi. Sementara nasionalisme tidak ingin ada negara Agama atau negara golongan. 

Baik islam maupun komunis , keduanya pernah terlibat pemberontakan. Tahun 1948 terjadi pemberontakan Madiun oleh PKI. Kekuatan islam berkali kali melaksanakan makar menyerupai Gerakan DI/TII Daud Beureueh, Gerakan DI/TII Ibnu Hadjar,Gerakan DI/TII Amir Fatah,Gerakan DI/TII Kahar Muzakkar, PRRI yang didukung oleh Tokoh Masyumi. Semua pemberontakan itu berhasil dipatahkan oleh TNI/ABRI. Ketika terjadi pemberontakan G30S PKI, ketika itulah Tentara Nasional Indonesia melaksanakan propaganda bahwa PKI anti Tuhan sehingga dengan gampang menarik massa Islam dalam satu barisan untuk menyebabkan Soeharto sebagai Presiden.TNI berperan besar mencambuk kaum nasionalis dan komunis paska G30S dengan keluarnya Tap MPRS XXV/MPRS/1966 bahwa PKI sebagai Partai Terlarang di Indonesia karena tidak sesuai dengan Pancasila. Padahal tokoh PKI menyerupai Tan Malaka, Amir Syarifuddin, Chaerul Saleh, Sukarni dll ikut terlibat membidani lahirnya republik ini yang bersendikan kepada Pancasila. Kaprikornus PKI memang korban politik berebut hegemoni diantara kekuatan idiologi di Indonesia.

Namun sehabis PKI dinyatakan sebagai Partai terlarang,  islampun tidak mendapatkan tugas apapun dalam kekuasaan Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto. Kekuasaan tunggal ada dibawah Soeharto yang di back up ABRI. Partai islam dibolehkan berdiri namun diawasi ketat perkembangannya dan segala infrastruktur politik islam dikebiri. Kaprikornus , bagi Soeharto dan ABRI ,  paham nasionalis,  dan islam  yakni kekuatan yang dilarang berkembang secara politik. Caranya tetapkan single ideology, yaitu Pancasila. Soeharto membentuk tiga Partai yang mewakili Nasionalis ( PDI) dan Islam ( PPP), Golongan Karya (Golkar/TNI). Ketiga partai ini asasnya yakni Pancasila namun bukan pancasila menyerupai klarifikasi dalam Undang-Undang Dasar 45 tapi sesuai dengan Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasilan (PPPP) versi Soeharto. Yang gotong royong mengebiri kekuatan nasionalis dan Islam. Apa tujuanya? Ya tentu menyebabkan negara ini kembali terjajah secara neocolonialism. Penjajahan cara gres yang bisa saja atas nama kekuasaan yang totaliter menganeksasi hak rakyat. Atas kekuasaan hanya sebagai proxy pihak asing.

Walau paham Komunis sudah tumbang di UniSoviet tapi bukan berarti paham komunis salah. Terbukti di China, paham komunisme justru berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan populasi diatas 1 miliar. China bisa berdaulat disegala bidang,baik ekonomi ,sosial , budaya, maupun politik. China menjadi kreditur terbesar untuk menutupi difisit APBN Amerika. Komunisme di China tidak melarang orang melaksanakan ritual agamanya, bahkan dengan UU negara menjamin kebebasan memeluk agama. DI China, hak orang melaksanakan ritual agama hingga kepada perkawinan dan warisan sesuai aturan agama diakui oleh negara. Saat kini jargon komunisme wacana sama rasa sama rata tidak lagi dalam bentuk phisik “penguasaan”  sumber daya oleh negara tapi dalam bentuk “pengendalian” negara untuk pemerataan. 

Di China kini semua rakyat berhak menguasai sumber daya alam namun pengendalian ada pada negara untuk memastikan distribusi keadilan atas sumber sumber tersebut dan menolak kapitalisme untuk exploitasi tapi mendapatkan kapitalisme untuk berkompetisi secara adil. Artinya China menerapkan market regulated,yang tetap menghormati kebebasan pasar. Apapun idiologi tergantung dari person yang mengelolanya. Mao sebagai bapak komunis di China memakai pemikiran Tao sebagai dasar atau prinsip moral kepemimpinan dan menjadikan komunisme sebagai metodelogi berjuang dengan sosialisme sebagai jalan untuk lahirnya keadilan sosial bagi semua.  Kini, mana lebih makmur china atau Indonesia? 

Jadi Komunisme tidak seseram yang diceritakan dalam sejarah Indonesia yang indentik dengan kekerasan,arogan,anti Tuhan. Itu semua fitnah dan selama masa Orde gres semua pengikut PKI disiksa dan dihilangkan semua hak sipil maupun hak politiknya. Di kurun reformasi kekuatan politik tak ingin meluruskan sejarah akan kekejaman Soeharto itu. Bahkan Tap MPRS wacana PKI sebagai Partai Terlarang diperkuat dengan Tap MPR RI NO I/MPR/2003. Issue yang menyampaikan PDIP itu indentik dengan PKI yakni cara untuk membangkitkan ingatan rakyat wacana stigma PKI anti Tuhan. Tujuannya semoga umat islam kembali menyerupai Era 1965 ketika menggulingkan Soekarno dan menaikkan Soeharto sebagai RI-1,dengan korban lebih dari 3 juta orang PKI dibunuh.Ini sangat picik dan merendahkan intelektual umat islam. Semoga umat islam tidak lagi percaya dengan jargon PKI anti Tuhan.Umat islam yang cerdas tidak bisa lagi dibohongi dan diadu domba untuk menjadi alat merebut kekuasaan para mereka yang haus kekuasaan. 


Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Pks?


Jam mengambarkan pukul 8 malam. Diluar nampak hujan gerimis. Dia masih bersemangat berbicara. Menurutnya sekarang muncul wacana bisik bisik dikalangan elite untuk kembali kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 secara murni. Pancasila yakni rumus pemersatu keaneka ragaman paham dan agama. Sebagai keyakinan bahwa dihentikan satupun meng claim ia paling benar kecuali Tuhan yang Maha Esa.  Kita membutuhkan Pancasila kembali, benarkah itu? tanya saya. Ketika Bung Karno bicara wacana Pancasila , ketika ia mengakui bahwa sebuah negara mau tak mau mengandung ‘perjuangan sehebat-hebatnya’ di dalam masalah ‘faham’, ia menatap ke sebuah arah: ia ingin menciptakan tenteram kalangan politik Islam. Ia menganjurkan biar ‘pihak Islam’ mendapatkan berdirinya sebuah negara yang ‘satu buat semua, semua buat satu’. Ia menolak ‘egoisme-agama”. Tapi ia juga membuka diri kepada kemungkinan ini: sanggup saja suatu ketika nanti aturan yang ditegakkan di Indonesia yakni aturan Islam – bila ‘utusan-utusan Islam’ menduduki ‘sebagian yang terbesar daripada kursi-kursi tubuh perwakilan rakyat’.  Nah, benarkan, bahwa usaha ke arah hegemoni diakui sebagai sesuatu yang masuk akal dan syah. Pancasila membuka ruang untuk Islam tegak, juga bagi yang Artikel Babo. Hegemoni penting. PKS berjuang untuk itu.

Dengan demikian, menurutnya bahwa Pancasila sebagai Weltanachauung ( idiologi ) yang dirumuskan bahwasanya bukan fondasi yang kedap, pejal, sudah final dan kekal, sampai meniadakan kemungkinan satu ‘faham’ menerobosnya dan mengambil-alih posisi ‘filsafat dasar’ itu. Syariah islam kelak akan menggantikannya. Dengan kata lain, Pancasila bukan sesuatu yang ‘sakti’. Saya hanya terdiam. Saya menyadari bahwa kita hidup di sebuah zaman yang makin menyadari ketidak-sempurnaan nasib manusia. Keadilan social yakni utopia. Gagasan ‘sosialisme ilmiah’ yang ditawarkan oleh Marx dan Engels pernah meramalkan tercapainya ‘surga di bumi’, sebuah masyarakat di mana kapitalisme hilang dan pertentangan tak ditemukan lagi. Tapi impian itu terbentur dengan kenyataan yang keras di simpulan dasawarsa ke-8 masa ke-20: Uni Soviet dan RRC mengubah haluan, dengan mendapatkan ‘jalan kapitalis’ yang semula dikecam. Sosialisme pun terpuruk: ternyata ‘ilmiah’ bukan berarti ‘tanpa salah’, ternyata Marxisme sebuah gagasan yang kesannya harus mengakui bahwa dunia tak akan pernah bebas dari kontradiksi. Tak ada salahnya untuk tidak lagi “menggali” pancasila tapi “menggali” Al Alquran dan Hadith. Disana ada semua sebagai cara yang bijak mengakui ketidak sempurnaan insan dan juga berlindung dari itu.  

Dewasa ini impian menegakkan ‘Negara Islam’ atau Khilafah mungkin satu-satunya yang masih percaya bahwa kesempurnaan sanggup diwujudkan.Lanjutnya. Jika aturan Tuhan yakni aturan yang hendak diterapkan, mau tak mau hasil yang dibutuhkan yakni sebuah kehidupan sosial yang tanpa cacat. Mungkinkah, tanya saya bersemangat! Dia menggelengkan kepala. Sejarah yang terbentang dalam jangka waktu lebih dari 21 masa – sebuah sejarah harapan dan kekecewaan yang silih berganti, sebuah sejarah inspirasi dan rencana cemerlang yang kemudian terbentur, sebuah riwayat pemimpin dan khalifah yang tak selamanya tahu bagaimana menjauh dari nafsu kekuasaan. Bukankah setiap agama selamanya menjanjikan kehidupan alternatif: di samping yang ‘duniawi’ yang kita jalani kini, ada kelak yang ‘ukhrowi’ yang lebih baik. Maka sebuah ‘Negara Islam’ yang tak mengakui ketidak-sempurnaannya sendiri akan salah secara akidah. Tapi sebuah ‘Negara Islam’ yang mengakui ketidak-sempurnaannya sendiri akan menyebabkan persoalan: bukankah ajektif ‘Islam’ mengandaikan sesuatu yang sempurna? Dilema itu berasal dari pengalaman kita: bumi yakni bumi; ia bukan surga. Ketidak-sempurnaan, bahkan cacat, berlangsung terus, berselang-seling dengan saat-saat yang mengagumkan. Agaknya akan demikian seterusnya.  Dia tersenyum usai memberikan analogisnya sambil melirik kearah jendela. Hujan sudah mulai turun deras menyerupai dicurahkan dari langit. Sebentar lagi Jakarta akan banjir.  

PKS tak ingin mendirikan Negara Islam. Tak ingin membawa paradox kehidupan dalam symbol Islam. BIarlah Islam sebagi sesuatu yang suci tak ternoda sebagai bunyi Tuhan. Keimanan yang di formalkan lewat icon demokrasi justru akan menodai kesucian islam itu sendiri. Karena islam tidak sanggup ditempatkan dimanapun kecuali didalam hati insan yang ikhlas.  Para pendiri PKS  menyadari itu ketika mereka menjadi bab dari system demokrasi. NIlai nilai Islam adalah substansi atau hakikat yang mereka perjuangkan. Didalam hati mereka ada Islam. Ada  Weltanachauung ( idiologi ) wacana kebaikan, kebenaran dan keadilan. Namun mereka tidak menyampaikan bahwa mereka pejuang khilafah islam yang utopis itu. Mereka hanyalah insan yang zhalim dan lemah. Manusia yang tak akan sanggup tepat tanpa proteksi Allah. Yang tak mungkin sanggup mencapai kemenangan tanpa proteksi Allah. Yang tak mungkin berbuat apapun tanpa kehendak Allah. Karenanya mereka hanya ingin berjuang untuk keadilan ( Q.S.al-Maidah:8) dan itupun tak lain sebuah harapan untuk  bisa mendekati sifat Taqwa kepada Allah. Salah dan benar akan selalu bersanding didunia ini. Tak ada insan yang sanggup meng claim ia paling suci. Karena insan bukanlah malaikat. Namun niat untuk tegaknya keadilan dan kesejateraan tak boleh surut. Sikap ini harus tetap menyala nyala didalam hati setiap umat islam sebagai cara meninggikan kalimat Allah. 

PKS yakni wadah dan sarana dakwah, itu saja. Para kader harus mengelola ketidaksempurnaan melalui proses pembelajaran dari kesalahannya. Belajar adaiah proses berubah secara konstan untuk menjadi lebih baik dan tepat dari waktu ke waktu. kami mengakhiri Pertemuan itu. Hujan deras diluar membuat jalanan macet dan banjir. Namun Jakarta akan baik baik saja, begitupala Indonesia,juga PKS

Sumber https://culas.blogspot.com/

Krisis Konstitusi Dan Ekonomi...

Sebagai bangsa yang pernah menjajah Indonesia lebih dari 300 tahun maka Belanda Ingin tahu apa yang sanggup menciptakan bangsa Indonesia yang bermacam-macam suku dan agama serta tersebar dilebih dari 6000 pulau sanggup dipersatukan. Belanda ingin tahu jawabannya. Pada 19 Desember 1948, agresi polisional Belanda terhadap indonesia melalui kekuatan militer berhasil dilakukan dengan jatuhnya Jogya dan ditangkapnya para pemimpin nasional Soekarno, Hatta, Sjahrir , Agus Halim. Para pemimpin itu diasingkan ke Bangka dan Prapat ( Sumatera Utara). Sementara 30 tokoh Republik yang ada di balik penyusunan Pancasila dan sedang melaksanakan perbaikan terhadap keberadaan Undang-Undang Dasar 45 supaya sesuai dengan Pancasila, juga ditangkap. Mereka dimasukan kedalam satu pesawat menuju Jogya untuk dijebloskan kedalam penjara Wirogunan. Mereka diinterogasi oleh kepala dinas jasus Belanda Kapten Vosveld yang populer keras cara penyiksaannya. Pada waktu interogasi tersebut hadir juga seseorang George Kahin , Warga Negara AS , yang sedang melaksanakan riset Doktornya. Dari interogasi ini diperlukan 30 tokoh ini sanggup memperlihatkan warta wacana kekuatan dibalik Proklamasi Kemerdekaan. Hasil interogasi itu ternyata kuncinya yakni Pembukaan Undang-Undang Dasar 45. DIdalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 45 itu ada kalimat “ Berkat Rahmat Allah “. Suatu kesadaran penuh bahwa kemerdekaan bersumber dari Allah. Ini ujud ketaqwaan kepada Allah. Kemudian diakhir kalimat Pembukaan UU 45 tertulis “dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesiaa. Kalimat simpulan dari Pancasila itu seakan code bahwa Indonesia yakni negeri yang dibangun untuk memakmurkan agama Allah. Adil yakni sifat mendekati taqwa.

Bagaimana caranya memakmurkan agama Alllah?. Dari hasil interogasi itu maka disimpulkan bahwa negeri yang akan dibangun oleh bangsa Indonesia ini yakni negeri yang bertumpu kepada kepemimpinan berlandaskan kepada Pancasila yang merupakan manifestasi dari spiritual Islam. Itu tercermin dari silah ke empat yang merupakan prinsip kepemimpinan dan bentuk negara yang saling kait mengkait dengan seluruh sila yang ada. Kepemimpinan yakni amanah dari Allah. Allah mengajarkan kita bagaimana menentukan pemimpin. Itu di contohkan bagaimana Allah menempatkan Nabi Muhammad sebagai Rasul yang juga pemimpin umat islam. Sebelum  ia diangkat sebagai Rasul pada usia 40 tahun, terlebih dahulu ia sudah digelari oleh kaumnya sebagai Al-Amin. Artinya orang yang sanggup dipercaya dan selalu menjaga amanah. Bila dia amanah maka hanya kebenaran yang keluar darinya. Bila kebenaran yang tampak maka hanya kebaikan yang akan ditebar kepada orang sekitarnya. Otomatis keadilan akan tegak. Itu true leader. Sebagaimana hikmah dari Iman Besar Ja’far Ash-Shadiq bahwa Janganlah engkau melihat kualitas diri seseorang itu dari panjang rukuk dan sujudnya, tetapi lihatlah dari kejujuran dan kesetiaan dalam menjalankan amanah. Rasul mempunyai qualifikasi itu semua sebagai pemimpin umat. Rasulullah bersabda,"Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah hari kehancuran!" Bila inginkan amanah itu diberikan kepada orang yang sempurna maka pilihlah  dia lantaran keahliannya. Ahli disini bukan hanya dimaksud dengan skill atau knowledge tapi hikmah dan bijaksana,akhlak mulia.

Demikian pentingnya makna kejujuran dan amanah bagi seorang pemimpin. Keberadaannya bersanding erat dengan kedudukan para Nabi, syuhada, orang shaleh. Mereka yang diberi amanah oleh orang banyak sebagai pemimpin entah itu yang berada di executive, legislative, yudicative, pada diri mereka harus menempel erat sifat shadiqin. Bila mereka bersikap menyerupai itu maka inilah sabda Rasul “ Nanti yang paling akrab denganku pada hari simpulan zaman yakni kalian yang paling jujur dalam berbicara, paling setia dalam menjalankan amanah, paling menepati janji, paling anggun akhlaknya, dan paling khidmat kepada manusia” Ya, Masyarakat yang baik akan melahirkan pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik akan memakmurkan masyarakat, membawa yang salah kepada kebenaran, membawa  yang gelap kepada terperinci benderang. seharusnya , siapapun kita yakni pemimpin dan setiap pemimpin juga seharusnya mempunyai sifat shadiqin. Sejak Merdeka, Indonesia tidak pernah menerapkan Pancasila untuk melahirkan Undang-Undang Dasar yang sesuai dengan seluruh sila. Ini disebabkan lantaran memang tidak gampang mendapat pemimpin yang berkualifikasi sila ke empat itu. Ditambah lagi,  pihak abnormal terus berupaya ingin merebut Indonesia secara tidak eksklusif melalui neocolonialism. Untuk melemahkan Indonesia maka bangsa Indonesia harus dipisahkan dari Pancasila, hal ini tak ubahnya sesuai dengan rekomendasi dari Kapten Vosveld kepada Pemeritnah Belanda ditahun 1948. Di kurun Reformasi Undang-Undang Dasar 45 diganti ( bukan di amandemen) Undang-Undang Dasar 2002 dan semenjak itu definisi Pancasila dirubah sesuai dengan semangat reformasi untuk melahirkan Undang-Undang Dasar yang gres yang pro-pasar. Indonesia pun masuk menjadi negeri jajahan. Disini  kepemimpinan didasarkan kepada modal dan setiap kepemimpinan lahir lantaran motive kapitalisme.

Jatuhnya Soeharto lantaran krisis kepemimpinan yang dipicu oleh krisis spiritual jawaban budbahasa jelek menyerupai Korupsi , Kolusi dan Nepotisme. Di Era Reformasi , diujung kekuasaan SBY , Indonesia terjebak dengan APBN yang sarat hutang dan pertumbuhan ekonomi yang terjebak dengan middle class yang stuck. Dengan 4 kali Undang-Undang Dasar di amandeman dan berkali kali UU dibentuk dan dirubah, dibatalkan oleh MK , ini membuktikan bahwa sistem tata negara kita semakin usang semakin kacau. Dengan disyahkannya UU Pilkada pemilihan tidak eksklusif maka Indonesia menjadi negara yang dikuasai oleh Partai. SBY yakni pemimpin terlemah dan terburuk sehingga Indonesia diambang krisis konstitusi dan juga krisis ekonomi. Perbaikan indonesia kedepan harus bersandar kepada bagaimana sanggup melahirkan kepemimpinan yang sesuai dengan sila ke empat. Dengan terpilihnya Jokowi sebagai Presiden semoga ini awal kebangkitan Indonesia untuk sanggup kembali kepada niat awal mendirikan negara ini. Andai Jokowi sukses melaksanakan programnya maka bukan mustahil pemilu 2019 akan bersamaan dengan referendum nasional merubah Undang-Undang Dasar 2002 untuk dikembalikan sesuai sejalan dengan Pancasila. Itu sanggup saja terjadi lantaran saat itu kepercayaan rakyat kepada Jokowi sangat tinggi. Semoga...

Sumber https://culas.blogspot.com/

Krisis Konstitusi Dan Ekonomi...

Sebagai bangsa yang pernah menjajah Indonesia lebih dari 300 tahun maka Belanda Ingin tahu apa yang sanggup menciptakan bangsa Indonesia yang bermacam-macam suku dan agama serta tersebar dilebih dari 6000 pulau sanggup dipersatukan. Belanda ingin tahu jawabannya. Pada 19 Desember 1948, agresi polisional Belanda terhadap indonesia melalui kekuatan militer berhasil dilakukan dengan jatuhnya Jogya dan ditangkapnya para pemimpin nasional Soekarno, Hatta, Sjahrir , Agus Halim. Para pemimpin itu diasingkan ke Bangka dan Prapat ( Sumatera Utara). Sementara 30 tokoh Republik yang ada di balik penyusunan Pancasila dan sedang melaksanakan perbaikan terhadap keberadaan Undang-Undang Dasar 45 supaya sesuai dengan Pancasila, juga ditangkap. Mereka dimasukan kedalam satu pesawat menuju Jogya untuk dijebloskan kedalam penjara Wirogunan. Mereka diinterogasi oleh kepala dinas jasus Belanda Kapten Vosveld yang populer keras cara penyiksaannya. Pada waktu interogasi tersebut hadir juga seseorang George Kahin , Warga Negara AS , yang sedang melaksanakan riset Doktornya. Dari interogasi ini diperlukan 30 tokoh ini sanggup memperlihatkan warta wacana kekuatan dibalik Proklamasi Kemerdekaan. Hasil interogasi itu ternyata kuncinya yakni Pembukaan Undang-Undang Dasar 45. DIdalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 45 itu ada kalimat “ Berkat Rahmat Allah “. Suatu kesadaran penuh bahwa kemerdekaan bersumber dari Allah. Ini ujud ketaqwaan kepada Allah. Kemudian diakhir kalimat Pembukaan UU 45 tertulis “dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesiaa. Kalimat simpulan dari Pancasila itu seakan code bahwa Indonesia yakni negeri yang dibangun untuk memakmurkan agama Allah. Adil yakni sifat mendekati taqwa.

Bagaimana caranya memakmurkan agama Alllah?. Dari hasil interogasi itu maka disimpulkan bahwa negeri yang akan dibangun oleh bangsa Indonesia ini yakni negeri yang bertumpu kepada kepemimpinan berlandaskan kepada Pancasila yang merupakan manifestasi dari spiritual Islam. Itu tercermin dari silah ke empat yang merupakan prinsip kepemimpinan dan bentuk negara yang saling kait mengkait dengan seluruh sila yang ada. Kepemimpinan yakni amanah dari Allah. Allah mengajarkan kita bagaimana menentukan pemimpin. Itu di contohkan bagaimana Allah menempatkan Nabi Muhammad sebagai Rasul yang juga pemimpin umat islam. Sebelum  ia diangkat sebagai Rasul pada usia 40 tahun, terlebih dahulu ia sudah digelari oleh kaumnya sebagai Al-Amin. Artinya orang yang sanggup dipercaya dan selalu menjaga amanah. Bila dia amanah maka hanya kebenaran yang keluar darinya. Bila kebenaran yang tampak maka hanya kebaikan yang akan ditebar kepada orang sekitarnya. Otomatis keadilan akan tegak. Itu true leader. Sebagaimana hikmah dari Iman Besar Ja’far Ash-Shadiq bahwa Janganlah engkau melihat kualitas diri seseorang itu dari panjang rukuk dan sujudnya, tetapi lihatlah dari kejujuran dan kesetiaan dalam menjalankan amanah. Rasul mempunyai qualifikasi itu semua sebagai pemimpin umat. Rasulullah bersabda,"Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah hari kehancuran!" Bila inginkan amanah itu diberikan kepada orang yang sempurna maka pilihlah  dia lantaran keahliannya. Ahli disini bukan hanya dimaksud dengan skill atau knowledge tapi hikmah dan bijaksana,akhlak mulia.

Demikian pentingnya makna kejujuran dan amanah bagi seorang pemimpin. Keberadaannya bersanding erat dengan kedudukan para Nabi, syuhada, orang shaleh. Mereka yang diberi amanah oleh orang banyak sebagai pemimpin entah itu yang berada di executive, legislative, yudicative, pada diri mereka harus menempel erat sifat shadiqin. Bila mereka bersikap menyerupai itu maka inilah sabda Rasul “ Nanti yang paling akrab denganku pada hari simpulan zaman yakni kalian yang paling jujur dalam berbicara, paling setia dalam menjalankan amanah, paling menepati janji, paling anggun akhlaknya, dan paling khidmat kepada manusia” Ya, Masyarakat yang baik akan melahirkan pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik akan memakmurkan masyarakat, membawa yang salah kepada kebenaran, membawa  yang gelap kepada terperinci benderang. seharusnya , siapapun kita yakni pemimpin dan setiap pemimpin juga seharusnya mempunyai sifat shadiqin. Sejak Merdeka, Indonesia tidak pernah menerapkan Pancasila untuk melahirkan Undang-Undang Dasar yang sesuai dengan seluruh sila. Ini disebabkan lantaran memang tidak gampang mendapat pemimpin yang berkualifikasi sila ke empat itu. Ditambah lagi,  pihak abnormal terus berupaya ingin merebut Indonesia secara tidak eksklusif melalui neocolonialism. Untuk melemahkan Indonesia maka bangsa Indonesia harus dipisahkan dari Pancasila, hal ini tak ubahnya sesuai dengan rekomendasi dari Kapten Vosveld kepada Pemeritnah Belanda ditahun 1948. Di kurun Reformasi Undang-Undang Dasar 45 diganti ( bukan di amandemen) Undang-Undang Dasar 2002 dan semenjak itu definisi Pancasila dirubah sesuai dengan semangat reformasi untuk melahirkan Undang-Undang Dasar yang gres yang pro-pasar. Indonesia pun masuk menjadi negeri jajahan. Disini  kepemimpinan didasarkan kepada modal dan setiap kepemimpinan lahir lantaran motive kapitalisme.

Jatuhnya Soeharto lantaran krisis kepemimpinan yang dipicu oleh krisis spiritual jawaban budbahasa jelek menyerupai Korupsi , Kolusi dan Nepotisme. Di Era Reformasi , diujung kekuasaan SBY , Indonesia terjebak dengan APBN yang sarat hutang dan pertumbuhan ekonomi yang terjebak dengan middle class yang stuck. Dengan 4 kali Undang-Undang Dasar di amandeman dan berkali kali UU dibentuk dan dirubah, dibatalkan oleh MK , ini membuktikan bahwa sistem tata negara kita semakin usang semakin kacau. Dengan disyahkannya UU Pilkada pemilihan tidak eksklusif maka Indonesia menjadi negara yang dikuasai oleh Partai. SBY yakni pemimpin terlemah dan terburuk sehingga Indonesia diambang krisis konstitusi dan juga krisis ekonomi. Perbaikan indonesia kedepan harus bersandar kepada bagaimana sanggup melahirkan kepemimpinan yang sesuai dengan sila ke empat. Dengan terpilihnya Jokowi sebagai Presiden semoga ini awal kebangkitan Indonesia untuk sanggup kembali kepada niat awal mendirikan negara ini. Andai Jokowi sukses melaksanakan programnya maka bukan mustahil pemilu 2019 akan bersamaan dengan referendum nasional merubah Undang-Undang Dasar 2002 untuk dikembalikan sesuai sejalan dengan Pancasila. Itu sanggup saja terjadi lantaran saat itu kepercayaan rakyat kepada Jokowi sangat tinggi. Semoga...

Sumber https://culas.blogspot.com/

Islam Di Indonesia...

Siapakah yang sangat menentang keberadaan Penjajah Belanda? Demikian kata sobat kemarin dikala memulai diskusi. Islam masuk ke Indonesia pada kurun pertama hijriyah atau kurun ke tujuh hingga kurun ke delapanmasehi. Islam masuk ke Indonesia awalnya melalui  Pesisir Utara pulau Sumatera, yaitu di peureulak Aceh Timur, kemudian meluas hingga sanggup mendirikan kerajaan islam pertama di Samudera Pasai, Aceh Utara. Kemudian melalui pesisir Utara pulau Jawa kemudian meluas ke Maluku yang selama beberapa kurun menjadi sentra kerajaan Hindu yaitu kerajaan Maja Pahit. Agama islam secara mendalam mensugesti kehidupan agama, social dan politik, buktinya yaitu banyaknya nama-nama islam dan peninggalan-peninggalan yang bernilai keIslaman. Namun Kerajaan Islam di kawasan Aceh, Minangkabau di Sumatera Barat dan Banten di Jawa sedikit sekali disentuh oleh kebudayaan Hindu-Budha. Walau dikala itu kerajaan Islam terpecah terdiri dari banyak sekali kerajaan namun mereka dipersatukan oleh aqidah dan karenanya kehidupan nusantara sangat damai. Tidak pernah terjadi pertarungan antar kesultanan. Awalnya Belanda masuk ke Indonesia untuk tujuan berniaga dan diterima dengan tangan terbuka oleh kerajaan Islam yang dikala itu dipimpin oleh para Sultan.Kemudian Belanda mengajukan izin untuk investasi disektor perkebunan. Selanjutnya Belanda berhasil menguasai kerajaan islam satu persatu dan terbentuklah kerajaan dibawah system kolonial.  Makara sanggup disimpulkan bahwa yang sangat menentang kolonial belanda itu yaitu kerajaan Islam. Kata sobat saya.

Apakah kesultanan Islam berdiam saja dari upaya Belanda menimbulkan mereka wilayah kolonial/ Tidak. Sejarah mencatat perang Sultan Agung (1613-1645) , Perang Makassar (1633-1669), Perang Trunojoyo dan Karaeng Dalesong (1675-1680), Perang Palembang (1818-1821), Perang Paderi (1821-1832), Perang Diponegoro (1825-1830), Perang Banjar (1854-1864), Perang Aceh (1875-1903), serta banyak lagi perlawanan dan pemberontakkan kecil yang tidak disebutkan sejarah. Dalam bermacam peperangan ini telah tertawan dan gugur para  syuhada sebab jihad fi sabilillah, tokoh-tokoh menyerupai Sultan Hasa nuddin, Trunojoyo, Karaeng Galesong, Untung Suropati, Pangeran Antasari, Pangeran Hidayatullah, Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, Panglima Polem, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan ribuan pengikut-pengikutnya yang tidak sanggup disebut satu per satu. Namun peperangan perlawanan yang tiada henti dari masa ke masa , dari setiap kerajaan islam , tidak mengurangi ambisi Belanda untuk terus menguasai wilayah nusantara ini. Nampaknya sekeras usaha perlawanan kerajaan islam dikala itu , semudah itupula bagi Belanda  memukul mundur pasukan islam dan jadinya menciptakan mereka takluk dibawah kendali Belanda dengan paham sekularisme nya.Apalagi belakangan Belanda tidak hanya memakai kekuatan senjata tapi juga memakai propaganda pedoman lewat kegiatan Snouck Hurgronye, dimana belanda tidak merusak ritual islam namun mengekang spritual sosial dan politik.

Selanjutnya perlawanan pergerakan islam masuk dalam wilayah kelembagaan namun tetap diluar system kekuasaan Kolonial. Pada tahun 1905 berdiri perkumpulan Jamiat Khair. Tahun 1911 berdiri Syarikat Islam dan Persyarikatan Ulama. Setahun kemudian atau tahun 1912 KH Ahmad Dahlan pulang dari Makkah mendirikan Pergerakan Muhammadiah. Tahun 1914 berdiri Partai Komunis Indonesia yang  dipakai oleh tokoh pergerakan Islam sebagai kendaraan perjuangan. Dari adanya wadah ini maka berkumpulah kaum cerdik pintar Islam dengan tujuan yang sama yaitu membela agama Allah. Kegagalan perlawanan islam terhadap kolonialisme dipelajari dengan seksama oleh para kaum pergerakan Islam khususnya kaum muda. Tahun 1916 , diadakan Congres Central Sjarikat Islam pertama yang diadakan di Bandung. Pada kongres ini dihadiri oleh perwakilan cowok pergerakan Islam dari seluruh nusantara. Kongres ini berhasil menyamakan persepsi bahwa kekalahan umat islam dalam  menghadapi kolonial Belanda yaitu sebab umat islam tidak sanggup bersatu dan ini dipakai oleh belanda untuk memecah belah melalui politik berkelahi domba. Tahun 1920 berdiri Persatuan Islam. Tahun 1926 Kh Hasyim Ashari mendirikan  Nahdatul Ulama. Tahun 1927 berdirilah Partai Nasional Indonesia yang bertujuan tidak hanya mempersatukan atas dasar agama tapi budaya  bernama Indonesia. Dari gerakan persatuan atas dasar agama dan budaya  inilah pada tahun 1928 diadakan Kongres Pemuda yang melahirkan sumpah pemuda.

Ketika Belanda terusir dari Indonesia sebab unggulnya Jepang dalam perang pacific,jepang menunjukkan kesempatan Indonesia untuk meneruskan persatuan itu melalui 1) Shumubu, yaitu Kantor Urusan Agama yang menggantikan Kantor Urusan Pribumi zaman Belanda, yang dipimpin oleh Hoesein Djayadiningrat pada 1 Oktober 1943. 2).  Masyumi, ( Majelis Syura Muslimin Indonesia ) menggantikan MIAI yang dibubarkan pada bulan oktober 1943, Tujuan didirikannya yaitu selain untuk memperkokohkan Persatuan Umat Islam di Indonesia, juga untuk meningkatkan pinjaman kaum muslimin kepada usaha peperangan Jepang.3). Hizbullah, ( Partai Allah atau Angkatan Allah ) semacam organisasi militer untuk pemuda-pemuda muslimin yang dipimpin oleh Zainul Arifin. Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ketika jepang kalah dalam perang dunia kedua,penguasa jepang di Indonesia  mendua sikapnya.Satu kelompok ingin Indonesia merdeka,satu kelompok lagi tunduk dengan aturan perang bahwa Jepang harus menyerahkan indonesia kepada pemenang perang ( sekutu). Karena perilaku mendua ini jepang ragu ragu dan jadinya sebab persatuan umat islam sudah kokoh dan tersedianya kekuatan laskar maka  kaum pergerakan sanggup bersikap tegas terhadap Jepang tanpa takut dikendalikan jepang. Ketika kemerdekaan sudah didepan mata, kembali terjadi pertikaian didalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia  ( PPKI). Apa bentuk negara Indonesia?

Rapat marathon dalam PPKI berlangsung alot. Satu sama lain bersiteganng soal ini. Pertanyaan fundamental yang sulit dipecahkan yaitu “ apa yang mengharuskan kita bersatu”. Sumatera tidak punya kepentingan apapun kalau harus bergabung dengan jawa. Begitupula Kalimantan dan lainnnya bersikap sama.  Yang mempersatukan kita yaitu “Allah “. Demikian kata KH Agus Salim. Agama kita mengenal satu Tuhan. Mengapa kita harus berbeda kalau tujuan hidup kita yaitu sama. Mengapa ? Perbedaan suku dan budaya tak lagi dibahas kalau sudah menyangkut Allah. Setiap agama mengajarkan satu hal , yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tidak ada agama yang mengajarkan keadilan yang subjective. Tidak ada!. Adil dan beradab sangat tinggi sekali nilainya. Didalamnya terkandung cinta dan kasih sayang. Berbuat sebab cinta untuk memanusiakan manusia. Ketika Persatuan Indonesia dilandasi oleh rasa kemanusiaan yang adil dan beradab oleh seluruh rakyat maka kepemimpinan dipercayakan kepada elite . Mereka yaitu segelintir orang yang lahir dari proses kepemimpinan yang berakar dari bawah. Mereka menjadi inpirasi bagi public sebagai taladan dan jadinya melahirkan aspirasi kolektif. Karena para elite ini bersikap dan berbuat menurut hikmat dan bijaksana. Merupakan perpaduan kehalusan nurani dan kekuatan pikiran untuk cinta, keikhlasan. Tidak ada menang kalah dalam mengambil keputusan. Semua dimusyawarahkan untuk menghasilkan mufakat. Semua berpihak kepada kebenaran ilahiah bukan golongan atau individu. Lantas apa tujuan simpulan dari adanya persatuan ini? Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia. Semua yang hadir dalam PPKI setuju dan  lahirlah piagam Jakarta perihal Pancasila.

Fakta sejarah bahwa Pancasila itu di create sebagian besar tokoh Intetektual Islam dan Ulama yang berkeja keras membentuk Dasar Negara dan Undang-Undang Dasar , yang dikenal dengan Piagam Jakarta. Perubahan sila pertama menghilangkan kalimat syariat islam bagi pemeluknya tidak menghilangkan ruh Pancasila sebagai puncak itjihad ulama untuk membangun peradaban yang dirahmati Allah. Karena pada sila keempat tertuang ruh Islam yang menempatkan musyawarah dan mufakat (Q.S. Asy Syurâ [42]:38). Ini tidak ditentang oleh golongan agama lain. Tidak ditentang oleh semua suku. Tidak berbeda pendapat dengan semua tokoh pendiri negara dikala itu. Pancasila ,Pemimpin tidak dipilih oleh rakyat secara pribadi tapi dipilih oleh mereka yang hikmah ( Hakam/cendekiawan) dan bijaksana ( berakhlak tinggi) atas dasar perwakilan melalui prosedur musyawarah( baiat), bukan voting. Makara sebetulnya dalam Pancasila tidak ada istilah PEMILU. Pancasila dalam terminology dan budaya Indonesia adalah khilafah islam. Semua setuju bahwa Undang-Undang Dasar 45 akan diperbaiki dikemudian hari semoga sesuai dengan ruh Pancasila. Tapi semenjak merdeka hingga kini  Undang-Undang Dasar 45 tidak pernah direvisi sesuai dengan Pancasila.  Mengapa? Umat islam gampang dipersatukan dikala melawan musuh dari luar namun bercerai berai dikala mencapai kemenangan.Mereka lupa bahwa musuh sebetulnya yaitu nafsunya. Ketika mereka ditaklukan oleh nafsunya maka rusaklah barisannya,rusaklah nilai islam,maka ridho Allah menjauh...akhirnya kalah dan terkalahkan,kembali terjajah melalui neocolonialism...

Sumber https://culas.blogspot.com/

Pesan Jokowi: Bela Negara Tidak Cukup Kumpulkan Massa, Tapi Kerja Nyata


Presiden Jokowimengingatkan penerima Jambore Kebangsaan Bela Negara Keluarga Besar Forum Komunikasi Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) Tahun 2018 bahwa membela negara tidak mudah. Perlu kerja faktual untuk menguatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Tugas saudara membela negara tidak mudah. Tidak cukup kumpulkan massa, tapi kerja nyata," kata beliau di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (7/12).

Jokowi menegaskan, membela negara dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, salah satunya melalui profesi. Misalkan dokter, bela negara dengan mengabdi menangani duduk kasus kesehatan rakyat di tempat terpencil.

Begitu juga dengan insinyur. Dengan latar belakang teknik sipil, insinyur dapat merencanakan dan mengawasi proyek konstruksi.

"Bisa jadi guru yang tanpa kenal lelah memberi yang terbaik bagi bangsa. Juga dapat jadi pengusaha, socio preneur," ucapnya.

"Bela negara juga dapat dilakukan jadi eksklusif terbaik, yang berkarakter," imbuh Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi meminta kader FKPPI tidak lengah dalam menjaga Pancasila. Jangan hingga ideologi lain masuk ke Indonesia dan menggerogoti Pancasila.

"Kita harus selalu jaga Pancasila, jaga NKRI, dan memastikan nilai-nilai Pancasila terus diterapkan dalam kehidupan berbangsa kita sehari-hari. Jangan hingga ideologi impor menggeser Pancasila yang pada kesannya mengoyak NKRI, mengoyak merah putih," kata dia.

Jokowi melanjutkan, di tengah keragaman suku, agama, tradisi, bahasa, perpecahan harus dihindari. Persatuan, kerukunan, dan persaudaraan harus terus dirawat.

"Di negara Pancasila, kepentingan negara harus diletakkan di atas kepentingan pribadi," tegasnya. [merdeka.com]

Mengapa Orang Padang Benci Jokowi?



Kekuatan Indonesia itu ada pada pancasila yang menjadi mukadimah ( pembukaan ) atas Undang-Undang Dasar 45. Prof. Notonagoro menyatakan bahwa “kebaikan aturan positif Indonesia, termasuk (tubuh) UUD, harus diukur dari asas-asas yang tercantum dalam Pembukaan. Dan lantaran itu, Pembukaan Undang-Undang Dasar 45 harus dipergunakan sebagai pedoman bagi penyelesaian soal-soal pokok kenegaraan dan tertib aturan Indonesia”. Makara walau Undang-Undang Dasar 45 di buat dengan terburu namun para pendiri negara setuju bahwa jikalau nanti ada pasal dalam Undang-Undang Dasar 45 tidak sesuai dengan Pancasila akan diberbaiki kemudian. Yang penting batang tubuhnya sudah ada. Atas dasar itulah negeri ini tegak. Itulah buah konsesus para pendiri negara ini.

Namun apakah semua tokoh setuju ? tidak. Ada dua kekuatan yang tidak bisa mendapatkan Pancasila secara utuh, Yaitu Komunis dan Islam. Masing masing punya agenda berbeda , namun tujuan sama yaitu menguasai negeri ini dengan platform usaha mereka.  Dua tahun sesudah negeri ini merdeka, terjadi pemberontakan Madiun , dimana Muso bersama PKI menyatakan tidak setia kepada Sokarno Hatta. Saat itulah Soekarno memerintahkan Tentara Nasional Indonesia untuk memadamkan pemberontakan. Kemudian dua tahun kemudian atau tahun 1950, diterbitkannya Perda No. 50 ihwal pembentukan wilayah otonom oleh provinsi Sumatera Tengah waktu itu yang meliputi wilayah provinsi Sumatera Barat, Riau yang kala itu masih meliputi wilayah Kepulauan Riau, dan Jambi sekarang. Ini cikal bakal kelak terjadinya pemberontakan PRRI yang dimotori oleh gerakan ingin mendirikan negara Islam.

Tokoh Masyumi,  Isa Anshary, pada tahun 1951, dalam majalah Hikmah, menulis, ”Hanya orang yang sudah bejat moral, dogma dan Islamnya, yang tidak menyetujui berdirinya Negara Islam Indonesia.”. Tahun 1955, Pemilu pertama semenjak proklamasi di gelar. Partai Masyumi mendapatkan nomor tiga partai pemenang Pemilu. Hasil Pemilu itu bertugas menyusun perbaikan Undang-Undang Dasar yang ada. Dari tahun 1956 hingga 1959, perdebatan berlangsung—untuk menentukan manakah yang akan jadi dasar negara, Pancasila atau Islam—pelbagai argumen dikemukakan oleh masing-masing pendukungnya. Banyak yang cemerlang, banyak yang membosankan, tapi sedikit yang segalak pidato Isa Anshary dalam majelis yang bersidang di Bandung itu,

”Kalau saudara-saudara mengaku Islam, sembahyang secara Islam, puasa secara Islam, kawin secara Islam, mau mati secara Islam, saudara-saudara terimalah Islam sebagai Dasar Negara. [Tapi] jikalau saudara-saudara menganggap bahwa Pancasila itu lebih baik dari Islam, lebih tepat dari Islam, lebih universal dari Islam, jikalau saudara-saudara beropini pemikiran dan aturan Islam itu tidak dan tidak patut untuk dijadikan Dasar Negara… orang demikian itu murtadlah beliau dari Agama, kembalilah menjadi kafir, haram je-nazahnya dikuburkan secara Islam, tidak halal baginya istri yang sudah dikawininya secara Islam….

Sampai tahun 1959, Konstituante belum berhasil membentuk Undang-Undang Dasar baru. Pada ketika bersamaan, Presiden Soekarno memberikan konsepsinya ihwal Demokrasi Terpimpin. Sejak itu diadakanlah pemungutan bunyi untuk menentukan Indonesia kembali ke UUD 1945. Dari 3 pemungutan bunyi yang dilakukan, bahwasanya dominan anggota menginginkan kembali ke Undang-Undang Dasar 1945, namun terbentur dengan jumlah yang tidak mencapai 2/3 bunyi keseluruhan. Keadaan gawat inilah yang menjadikan Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959, yang mengakhiri riwayat forum ini. Tentu yang paling meradang atas dekrit Soekarno ini ialah kelompok Masyumi. Mengapa ? Cita cita mereka mengubah Undang-Undang Dasar sesuai dengan Islam gagal. 

Itu sebabnya para tokoh Masyumi menyerupai Natsir, Safrudin Prawiranegara. Dan Soemtro Djoyohadikusumo dari PSI dan lain lain bergabung dengan gerakaan PRRI, yang sebelumnya pada tanggal 20 Desember 1956, Letkol Ahmad Husein berhasil merebut kekuasaan Pemerintah Daerah dari Gubernur Ruslan Nuljohardjo. Dalihnya Gubernur yang ditunjuk Pemerintah tidak berhasil menjalankan pembangunan Daerah. Gerakan  ini memicu terbentuk dewan kekuasaan di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara. NKRI berderak. Pemerintah Soekarno berusaha mengajak mereka bermusyawah  namun gagal. Pada tanggal 15 Februari 1958 Letkol Ahmad Husein mengumumkan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Padang. Pemerintah tersebut membentuk Kabinet dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menterinya.

Soekarno tidak punya pilihan kecuali memerintahkan Tentara Nasional Indonesia untuk menghentikan gerakan separatis tersebut. Namun apa hendak dikata, Kekuatan milter dari PRRI bisa dengan simpel memukul mundur Pasukan yang dipimpin Kolonel Ahmad Yani yang berkekuatan dari Divisi Diponegoro - Jawa Tengah. Mengapa? Karena peralatan militer PRRI lebih canggih. Ini berkat pemberian dari AS melalui operasi CIA. Akhirnya Soekarno memerintahkan pasukan Siliwangi  bersama RPKAD. Pemberontakan itu berhasil di tumpas, Karena ,para prajurik Siliwangi umumnya religius, sehingga simpel merebut hati orang padang yang agamais.  Beberapa tokoh di balik gerakan itu ditangkap dan ada juga yang melarikan diri menyerupai Soemitro Djoyohadikusumo ( ayahanda Prabowo). Adik Hamka melarikan diri ke AS, sementara Hamka sendiri ditangkap.

Setelah itu, Soekarno memecah mecah Sumatera Tengah menjadi tiga provisi yaitu, Sumbar, Riau dan Jambi. Orang Padang sangat murka dan dendam dengan Soekarno. Apalagi jauh sebelum merdeka, gerakan mendirikan Khilafah itu sudah ada di MInang dengan munculnya gerakan wahabi. Bagi orang padang, Soekarno ialah penanggung jawab hancurnya gerakan NKRI bersyariah atau Negara Islam. Makanya ketika ada momentum menjatuhkan Soekano, susukan kepada AS yang sudah dimiliki tokoh pendukung PRRI dulu menyerupai Soemitro dipakai semoga sanggup memudahkan agresi Soeharto merebut kekuasaan secara konstitusi. Dan PKI yang merupakan pendukung utama Soekarno jadi korban paska kejatuhan Soekarno.

Makanya di era Soeharto, tidak ada gerakan dari orang Padang yang anti Soeharto. Begitupula ketika SBY berkuasa , orang Padang sangat mendukung, bahkan Gubernur Sumbar diangkat jadi Menteri Dalam Negeri. Artinya dendam orang padang kepada Tentara Nasional Indonesia yang terlibat eksklusif dalam operasi penumpasan tidak ada. Yang ada ialah dendam kepada Soekarno. Makanya jangan kaget bila sebagian orang Padang masih membenci Jokowi. Mereka sebetulnya tidak membenci Jokowi tetapi membenci PDIP sebagai pendukung Jokowi. Dan jikalau mereka membenci PDIP Itu lantaran ketua umumnya ialah Putri Soekarno, yaitu Megawati. Stigma politi menyerupai ini sengaja di ciptakan oleh lawan Politik PDIP semoga bisa mengalahkan PDIP di Sumatera Barat.

Seharusnya Orang padang membaca sejarah dengan baik. Bahwa para Tokoh masyumi akibatnya menyadari kesalahan mereka mendukung PRRI. Makanya undangan Soekarno kembali kepangkuan ibu pertiwi mereka terima begitu saja. Dan mereka tulus dipenjara. Karena mereka memang salah. Mengapa ? lantaran gerakan mereka ditunggangi oleh Asing, yaitu AS, Dan mereka sadar bahwa apa yang mereka perjuangkan ialah kemerdekaan dari efek asing. Dan Soekarno telah bersikap terang sesuai dengan konsesus berdirinya Negara ini berdasarkan Pancasila, yang tadinya mereka ikut menyetujui. 

Makara jikalau kini masih ada gerakan islam bersama Partai berbasis islam yang ada di sumatera barat menyudutkan Jokowi, itu hasil rekayasa politik yang sengaja membuat stigma negatif terhadap PDIP dan Jokowi. Logika politik berkaitan dengan fakta sejarah masa kemudian punya daerah sebagai bentuk balas dendam atas perilaku Soekarno yang membubarkan Masyumi. Dan ini dimanfaatkan oleh AS untuk menggoyang Jokowi semoga bisa menggantinya dengan presiden Pro AS. Yakinlah, sesudah presiden pro AS terpilih orang padang engga akan sanggup apa apa. Kehadiran Jokowi ke Padang dengan memperlihatkan dukungan penuh atas pembangunan sumatera barat ialah cara cerdas yang seakan menyampaikan kepada rakyat sumbar : Kita bersaudara. Musuh kita orang luar. Mengapa kita tidak bersatu dalam jalinan NKRI dan Pancasila. Lupakan masa kemudian dan kita songsong masa depan dengan keinginan melalui kerja keras pada hari ini. Jokowi sadar bahwa secara budaya orang minang itu tidak pendendam dan tidak anti pluralisme.  Rakyat hanyalah korban politik. 

MINANG

Sejarah moral dan Agama.
Saya ingin menjelaskan budaya Minang. Mengapa saya menyampaikan Minang? lantaran dalam kebudayaan Orang padang belum tentu orang Minang. Tetapi orang Minang niscaya orang padang. Ini harus saya jelaskan terlebih dahulu sebelum masuk kepembahasan lain. Orang Minang itu dasarnya ialah moral besandi syara, syara bersandikan kitabullah. Makara orang minang niscaya islam. Tetapi bukan islam menyerupai kaum pedatang dari Arab yang sudah berbaur dengan budaya Arab. Islam di Minang ialah islam yang menerapkan moral atau tradisi.Jadi sama dengan islam di Jawa yang menerapka tradisi budaya. Mengapa hingga orang padang terbelah dengan Minang? itu lantaran politik adudomba yang di create oleh Belanda dengan memperlihatkan dukungan secara tidak eksklusif kepada Tuanku Nan Tua dari Kota Tua di wilayah Agam membawa aliran Wahabi di penghujung tahun 1700. Setelah aliran itu meluas, Belanda membantu kaum moral memerangi kaun Padri itu.

Sewaktu saya kecil, yang saya baca hanyalah dongeng ihwal Imam Bonjol yang melawan para pendukung moral yang dibela Belanda. Setelah mulai tua, saya baca kisah ihwal Tuanku Nan Rinceh, yang kurus tapi dengan matamenyala bagai api. Ia muncul dalam arena konflik sosial yang melanda Minangkabau semenjak awal kala ke 19. Karena beliau memaksakan bagaimana islam mesti ditaati tanpa ditawar, konon ia membunuh saudara ibu kandungnya. Wanita itu seorang pengunyah tembakau. Masyarakat yang ingin ditegakkan Tuanku Nan Rinceh memang masyarakat yang ideal: tak ada orang memakan sirih. Pakaian putih-putih haru dikenakan, dan kaum laki-laki harus berjanggut. Wanita haru bertutup muka, tak boleh menggunakan perhiasan. Kain sutera harus dijauhi. Syariat Islam harus dijalankan, dan siapa yang tak taat dihukum.

Mengapa hingga aliran Wahabi bisa diterima oleh sebagian orang padang. Christine Dobbin, Islamic Revivalism in a Changing Peasant Economy, sebuah studi ihwal masa riuh 1784-1847 sanggup menjawab dengan objectif. Seperti tampak dari judulnya, Dobbin mencoba memperlihatkan maraknya api keagamaan di Minangkabau itu sebagai tanggapan sosial atas perubahan ekonomi yang terjadi. Kaum saudagar umumnya lebih kaya dibandingkan petani yang hidup dari kebun kopi dan pala. Para saudagar Minang ini, umunya mereka ialah patron, menyerupai kakek saya sudah mengenal ekspor ketika itu dan bermitra dengan orang abnormal menyerupai Europa dan China. Makara gap kaya miskin sangat lebar sehingga simpel di provokasi menjadi kekacauan sosial, dengan membawa emosi agama. Belanda menggunakan kaum wahabi untuk menghancurkan kaum adat, yang akibatnya terpaksa kaum moral minta tolong ke Belanda.

Baru pada 1821 kekuasaan kolonial Belanda masuk ke kancah sengketa. Tapi konflik bersenjata itu masih panjang, dan barus habis sesudah 27 tahun. Apa bahwasanya yang didapat? Kerusakan, tentu, tapi juga satu titik, ketika orang menyadari bahwa tiap tatanan sosial dibuat oleh kekurangannya sendiri. Kaum Padri bisa menyampaikan bahwa Islam ialah sebuah jalan lurus. Tapi jalan yang paling lurus sekali pun tetap sebuah jalan: daerah orang tiba dari penjuru yang jauh dan dekat, berpapasan, tak menetap. Yang menentukan pada akibatnya bukanlah bentuk jalan itu, melainkan orang-orang yang menempuhnya. Islam jalan lurus, tapi Minangkabau akibatnya tak menyerupai yang dikehendaki kaum Padri. Apalagi pada 1832 utusan Tuanku Imam Bondjol kembali dari Makkah: kaum Wahabi telah jatuh dan pemikiran yang dibawa Haji Miskin dinyatakan tak sahih.

Maka Imam Bonjol pun berubah. Ia mengundang rapat akbar para tuanku, hakim, dan penghulu. Ia mengumumkan perdamaian. Ia kembalikan semua hasil jarahan perang. Ia berjanji tak akan mengganggu kerja para kepada adat. Sebuah kompromi besar berlaku. Di tahun 1837, administratior Belanda mencatat bagaimana masyarakat luas mendapatkan formula yang lahir dari keputusan Imam Bonjol itu: “Adat barsandi Sarak dan Sarak barsandi Adat”. Tetapi reinkarsi wahabi itu hingga kini masih ada di Sumatera Barat, dan menjadi virus merusak sendi sendi budaya orisinil orang padang.

Makanya orang Minang terang mustahil bisa terpengaruh politik ala wahabi. Kecuali orang padang yang tidak mengakui moral Minang. Orang padang yang ada di perantauan umumnya ialah orang minang, yang engga simpel di provokasi oleh orang berjubah dan berjanggut. Karena orang minang itu sangat berdikari dan tidak simpel di provokasi. Orang minang itu cerdas. Kalau engga cerdas mana mungkin bisa survive di rantau, hingga ke mancangera. jikalau mereka menentukan Jokowi lantaran mereka cerdas. Adat mengajarkan itu.!

HIdup cendekia mati beriman
Orang minang itu ada prinsip hidup yang berdasarkan saya sangat membumi, yaitu “ hidup cendekia mati beriman.” Perhatikan pemikiran itu, tidak ada pituanmengatakan “ hidup beragama mati beriman. Mengapa ? lantaran landasan orang minang itu beragama lantaran budaya. Dan budaya itu bertumpu kepada akal, namun logika itu menuntun orang minang menuju Tuhannya. Mengapa orang Minang, para pemudanya di haruskan untuk merantau “ Karatau madang di hulu, Babuah, babungo balun, Marantau bujang dahulu, Di rumah baguno balun. Artinya apa ? orang minang yang tidak merantau itu tidak berkhasiat dirumahnya. Selagi beliau masih kampung beliau tidak akan apa itu Lain lubuk, lain ikannya. Tidak akan bisa menghargai pluralisme. Adat minang itu percaya bahwa alam terkembang jadi guru. Artinya buka mata lebar lebar, jangan menyerupai katak dalam tempurung.

Ketika saya pergi merantau, orang renta saya mengingatkan saya bahwa saya putra minang dan sudah menjadi tradisi laki-laki minang itu merantau. Ada istilah bagi anak muda minang “ Jangan merantau sepanjang nasi bungkus. Artinya jikalau bekal habism pulang! Jangan. Itu laki laki gadang sarawa ( pengecut ). Merantulah menyerupai marantah China. Engga pulang jikalau gagal. Ini motivasi andal bagi setiap laki-laki minang. Bahwa merantau menguji logika dewasanya untuk pantas disebut mamak rumah. Di rantau laki-laki minang melihat fakta bahwa kehidupan itu penuh warna. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada bermacam-macam suku menghuni bumi ini. Sikap mental anti pluralisme, bukanlah yang diajarkan moral minang. 

Orang minang itu mengutamakan induk semang ( boss ) daripada keluarga jauh. Mereka pintar merebut hati boss , lantaran memang diajarkan oleh adat. Kebayang engga jikalau orang minang itu terjebak dengan pemikiran ekslusifitas agama, niscaya mereka gagal berkembang di rantau. Dan jikalau beliau gagal, orang renta akan bilang” tidak berakal. “ Bahkan jikalau hidupnya berengsekpun disebut “ tidak berakal” Mengapa tidak disebut “tidak beragama? lantaran orang minang tahu bahwa abjad orang itu andal lantaran akalnya bekerja baik. Walau agamanya andal tapi akalnya tumpul tetap aja jadi lalar  hijau ( pembuat duduk masalah ).

Karena didikan moral minang itu mengharuskan setiap laki-laki mandiri. Dari kecil laki-laki minang udah dilatih oleh pamannya bagaimana survival menyerupai diajarkan jadi koki semoga bisa buka restoran, perbaiki jam, semoga bisa buka service jam, menjahit, semoga bisa hidup dari jasa menjahit, dan palsafah dagang diajarkan oleh paman. Seperti jangan makan sebelum penglaris. Disiplin utamakan pendapatan daripada belanja. Jangan kalah dengan ayam bangkit tidur.  Agar lebih banyak kerja dan ikhtiar daripada tidur. Jangan pulang sebelum pergi. Artinya jangan takut dengan resiko, yang sehingga membuat kau tidak pernah melangkah. Masih banyak lagi.

Dalam hal politik , orang Minang diajarkan kecerdasan politik, iyakan apa kata orang, kita tetap dengan perilaku kita. Artinya, jikalau ada yang provokasi orang minang, tidak akan bisa mengubah cara beliau berpikir yang bebas. Mereka dilatih tidak jadi follower buta. Kenapa ? semoga hidup cendekia mati beriman. Kalau hidup beragama tanpa akal,  mati niscaya bego.!






Sumber https://culas.blogspot.com/