Showing posts sorted by relevance for query arah-kebijakan-ekonomi. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query arah-kebijakan-ekonomi. Sort by date Show all posts

Hakikat Sumber Daya Ekonomi.




Agustus lalu, Apple menjadi perusahaan yang mempunyai nilai pasar tertinggi di dunia. Pada penutupan Kamis (2/8), harga saham Apple naik menyentuh level US$207,05 per lembar saham, menimbulkan kapitalisasi pasarnya mencapai US$1 trilyun sama dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu. Perusahaan itu bahkan mempunyai saldo kas yang melebihi cadangan devisa luar negeri Indonesia. Pada Juni lalu, saldo kas dan setara kas Apple yakni sebesar US$243,7 milyar dibandingkan dengan cadangan devisa Indonesia sebesar US$119,8 milyar. Apa yang mengakibatkan Apple menjadi sebesar itu? Salah satunya yakni iPhone, produk yang menyampaikan dampak yang sangat besar pada komunikasi bergerak ini, menjadi penopang pendapatan untuk Apple. Sejak peluncurannya di 2007, iPhone telah terjual lebih dari 1,4 milyar unit. Untuk Q3 2018, Apple mencatatkan pendapatan sebesar US$53,3 milyar dan 56% darinya yakni berasal dari penjualan iPhone. China juga menyampaikan donasi terhadap pertumbuhan Apple, dengan menyumbang pendapatan ketiga sesudah AS dan Eropa. Walau iPhone menerima tentangan dari produk lain, khususnya merek lokal, Apple masih bisa mengandalkan China dari produknya yang lain menyerupai iPad dan Mac.

Tapi tahukah anda, bahwa anda tidak akan menemukan pabrik Apple di AS. iPhone memang dirancang di Cupertino, California, namun smartphone itu diproduksi di Foxconn di Taiwan, Vietnam dan India namun yang terbesar di Shenzhen, China, memperkerjakan lebih 3 juta orang .. Pasar terbesar Apple ada di Amerika serikat. Ini salah contoh kasus mengapa Trumps menaikan tarif impor. Agar Apple memindahkan pabriknya ke Amerika Serikat. “ Harga Apple mungkin naik lantaran masifnya tarif yang kami kenakan ke China - tapi ada solusi gampang di mana bisa ZERO tax, dan bahkan ada insentif pajak. Buat produk di United States ketimbang China. Mulai bikin pabrik sekarang.” Kata Trumps lewat akun tweeter nya. Namun mungkinkah ? . Di China sendiri Apple keok dengan smartphone merek China menyerupai Huawei, Oppo dll. Bahkan di China jikalau orang pakai smartphone Apple dianggap low class. 

Mengapa Apple tidak merelokasi pabriknya ke AS? persoalannya yakni tenaga kerja AS tidak akan bisa menyaingi pekerja dari China. Walu honor pekerja China lebih rendah dari Amerika namun produktifitas mereka jauh lebih tinggi. Itu sebabnya walau tarif yang dikenakan Trump termasuk tinggi namun masih lebh efisien dibandingkan membuatnya di AS. Di perkirakan jikalau buat di AS maka harga Apple akan naik dua kali lipat. Bagaimana mungkin bisa bersaing dengan produk China dan Korea ( samsung )?. Apalagi di AS tidak tersedia supply chain yang menjamin proses produk apple menjadi murah. Ini murni pertimbangan  bisnis. Engga ada urusannya dengan nasionalisme. 

Trump memang panik. Perusahaan AS yang membangun basis industri di China bukan hanya Apple tetapi termasuk General electric, Boeing dan masih banyak  lagi.  Apapun kebijakan Trump untuk menarik perusahaan AS mudik tidak akan efektif. Semakin Trumps keras dengan kebijakan tarif sehingga berdampak kepada perang dagang namun itu paradox dengan sistem yang ada di AS sendiri. Ingat bahwa pencetus globalisasi dan pasar bebas yakni AS. Keberadaan perusahaan AS di CHina juga lantaran kebijakan globalisasi itu sendiri. Masalah ekonomi AS bukann lantaran kurangnya sumber daya tetapi persoalanya terletak pada mental dari orang AS sendiri. Itulah yang harus diubah.

Kemajuan China lantaran smart melihat peluang globalisasi itu. Pemerintah China tidak melulu memperlihatkan insentif kepada investor tetapi rakyatnya memang antusias mendapatkan investor abnormal itu dan itu dibuktikan dengan etos kerja yang tinggi. Orang china sadar bahwa pada akibatnya bukan soal abnormal atau lokal tetapi terletak pada etos kerja mereka sendiri. Selagi mereka bisa bekerja dengan baik, mereka akan mendapatkan kemakmuran. Tidak penting  itu bendera abnormal atau lokal. Karena walau perusahaan negara sekalipun, jikalau mereka tidak punya etos kerja maka mereka tidak akan mendapatkan kemakmuran. Mereka maklum bahwa perusahaan tidak membayar orang tetapi membayar kerjaan. 

Kalau trump terus menabuh genderang perang kepada CHina, maka yang niscaya rugi yakni AS sendiri. Perusahaan mereka yang ada di China akan sulit masuk kepasar AS. Sementara produk lokal cina semakin hari semakin menguasai pasar domestik. Kalau hingga perusahaan AS gulung tikar maka sumber pajak akan berkurang, bahkan hilang. Sumber daya domestik AS tidak akan bisa menahan tekanan belanja APBN dengan beban utang diatas 100 % dari GNP. Perundingan perang dagang terus belangsung hingga maret 2019. China dalam posisi besar lengan berkuasa untuk menjadi pemenang dan Trumps akan terjungkal dari bangku presiden lantaran gagal.

*** 

Bulan maret 2018 Gary Cohn mengundurkan diri sebagai ketua dewan penasehat ekonomi nasional pemerintahan Donald Trump. Setelah itu saya menulis di blog perihal Trump telah melaksanakan kesalahan yang fatal dalam kebijakan ekonominya. Masa depan AS suram. Tulisan saya itu disikapi sinis oleh blogger yang menulis komen lewat email. Minggu berikutnya keputusan Cohn berdampak terhadap imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS, US Treasury. Nilai tukar dollar AS melemah 0,5 persen. Adapun indeks S&P 500 anjlok 1,1 persen. Imbal hasil US Treasury 10 tahun jatuh lebih dari 4 basis poin menjadi 2,84 persen. Siapa Gary Cohn ? ia yakni adalah jenis investment banker. Dia pernah menjabat selama 10 tahun sebagai CEO Golman Sachs. Ketika tahun 2008 terjadi krisis wallstreet, Golman Sachs termasuk perusahaan yang menjadi jaring pengaman bagi pemerintah AS.

Cohn yakni seorang kader partai Demokrat namun ia berbeda anutan dengan Partainya. Ketika masa kampanye Pilpres AS, ia bergabung sebagai Tim Sukses Trumps. Berharap bila Trumps terpilih sebagai presiden, AS bisa menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang ramah bagi dunia usaha. Ia membantu Trump menyusun kebijakan kebijakan ekonomi yang berorientasi kepada sektor real yang tangguh. Namun ternyata mimpinya kandas ketika Trump melaksanakan tindakan pragmatis mengatasi defisit perdagangan dengan menaikan tarif impor terhadap komoditas tertentu. Ini tentu memicu perang dagang secara luas. Terbukti hingga kini keadaan ekomomi AS semakin sulit, bahkan berdampak secara global.

Kini Trump berseteru dengan Gubernur Bank Central. Trump berniat memecat Jerome Powell. Alasannya lantaran The Fed telah menaikkan suku bunga contoh sebesar 25 basis point menjadi 2,25 persen-2,5 persen. Selain itu the Fed juga menyampaikan sinyal bahwa kenaikan untuk tahun depan hanya dua kali lagi, dari tiga kali berdasarkan konsensus para pelaku pasar finansial global. Sementara Trump bersikeras biar the Fed tidak menaikkan suku bunga. Ini menandakan kebijakan makro dan fiskal AS amburadul. Tidak mencerminkan bagaimana kebijakan ekonomi sesungguhnya. “Trump cenderung berpikir ke arah geopolitik atau ke politik internasional, tidak murni ekonomi. Padahal seharusnya ia tahu keputusan untuk tidak menaikkan suku bunga contoh akan memperburuk kondisi perekonomian AS yang semakin menurun hingga dibawah 3 persen di selesai tahun ini.

Seorang sobat analis di AS menyampaikan kondisi ketika ini menyerupai dengan kondisi 2007-08. " Gelombang nasionalisme populis yang dipelopori oleh presiden AS merusak kekuatan spirit bangsa AS. Dunia saya hancur awut-awutan ketika jatuhnya keuangan 2008. Karier saya selama 30 tahun di bidang keuangan jatuh awut-awutan dan keangkuhan bermetamorfosis kerendahan hati. Saya kembali ke jalan dan mencari pekerjaan baru. Beberapa menyampaikan saya seharusnya melihat masa depan. Ya, tapi itu menciptakan sedikit membantu saya untuk berubah. Satu dekade sesudah keruntuhan Lehman Brothers, bisakah itu terjadi lagi? Ya, itu bisa dan dunia sepertinya tidak siap dengan lebih baik. Ada angin puting-beliung tiba dan kita semua berdiri dalam bahaya. China dan negara lain tidak akan terhindar dari pertumpahan darah ekonomi jawaban kebijkan Trumps."

Tahun depan yakni tahun tahun tersulit bagi AS. Diperkirakan pertumbuhan akan mencapai tidak lebih 3%. Makanya saya sempat gundah lantaran team Ekonomi dari BOSAN terinspirasi dengan konsep ekonomi AS. Kalau AS saja dengan resource yang begitu besar, sanggup kacau dalam 4 tahun ditangan seorang Trumps gimana dengan Indonesia? Saya yakin jikalau BOSAN jadi presiden. Tidak butuh empat tahun. Tiga tahun ekonomi Indonesia terpuruk jatuh lebih parah dari tahun 1998, bahkan terburuk dalam sejarah. Mengapa ? Ditangan predator, kehancuran itu tidak butuh lama. Apalagi tahun depan semua negara bersiap siap menghadapi angin puting-beliung resesi dunia melanda. Kalau pemimpin selalu pesimis dan selalu menyampaikan mimpi utopia kepada rakyat, yakinlah kita akan jadi korban resesi dunia. 





Sumber https://culas.blogspot.com/

Sri Mulyani Bawa Buah Tangan Hasil Pertemuan G20


Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tingkat pimpinan negara (leaders) telah berlangsung sepanjang 30 November 2018 sampai 1 Desember di Buenos Aires, Argentina. Selama dua hari para pemimpin negara-negara anggota G201 mendiskusikan sejumlah persoalan ekonomi global.

Perwakilan Indonesia yakni Wapres Jusuf Kalla dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Usai pertemuan tersebut, Bendahara Negara tersebut memberikan sejumlah komitmen yang dihasilkan dari pertemuan tahunan itu.

Sri Mulyani mengisahkan pertemuan G20 kali ini berbeda dari pertemuan pertama G20 tingkat pimpinan negara pada tahun 2008. Pada tahun itu, pertemuan berada ditengah situasi krisis ekonomi Amerika Serikat (AS) dengan bangkrutnya Lehman Brothers dan perusahaan asuransi dunia AIG yang memicu kepanikan dan krisis keuangan seluruh dunia.

“Sebagai Menteri Keuangan pada masa itu, saya melihat jatuhnya perekonomian Amerika Serikat menjalar ke Eropa yang menjadikan kepanikan global. Semua negara di dunia berupaya melindungi perekonomiannya, melalui banyak sekali kebijakan yang tidak bisa (luar biasa). Bank Sentral Amerika Serikat (Fed) menurunkan suku bunga secara drastis dari diatas 5 persen menjadi mendekati nol persen, dan masih ditambah dengan Quantitative easing - injeksi likuiditas melalui pembelian surat berharga,” ujar Sri Mulyani menyerupai dikutip dalam laman akun resmi Facebook-nya, Minggu (2/12/2018).

Pemerintah AS melaksanakan talangan (bail out) ke sektor riil dari perusshaan kendaraan beroda empat sampai properti dengan pembelian aset macet dan surat berharga. Inggris dan European Union (EU) melaksanakan hal yang sama yaitu melaksanakan penalangan bank yang gagal untuk menghentikan kepanikan publik dan menginjeksi sektor riil dengan perluasan fiskal.

Seluruh negara di dunia mengalami akhir krisis tersebut, di mana semua negara Asean, Australia dan Selandia Baru melaksanakan kebijakan “blanket guarantee” dengan menjamin penuh sektor perbankan untuk meredakan kepanikan dan ketidakpastian. Dalam situasi kepanikan global itu, terbentuklah lembaga G20 Leaders.

Pertemuan pertama G20 Leaders 2008 di Washington DC Amerika Serikat dan pertemuan kedua 2009 di London Inggris para pemimpin dunia bersepakat untuk bahu-membahu menyelamatkan ekonomi dunia dari kehancuran dengan kebijakan moneter, fiskal dan mendorong sektor riil untuk mengembalikan stabilitas dan kembali mendorong pertumbuhan ekonomi. Fokus lain yang sangat penting ialah melaksanakan reformasi regulasi dan kebijakan sektor perbankan dan keuangan untuk menghindarkan krisis keuangan kembali terjadi.

“Pada tahun 2008, semua pemimpin negara G20 kompak setuju menyelamatkan ekonomi dunia dengan kebijakan ekonomi satu arah dan saling mendukung, alasannya ialah mereka percaya bahwa ekonomi global harus dijaga bersama,” katanya.

Indonesia, pada dikala itu juga melaksanakan banyak sekali langkah startegis di bidang perbankan dan kebijakan fiskal yang supportif untuk menyelamatkan ekonomi domestik biar tak kena dampak negatif keguncangan ekonomi global. Pada akhirnya, Indonesia bisa keluar dari krisis itu dan termasuk dalam kategori sebagian kecil dari negara emerging yang masih mempunyai pertumbuhan relatif tinggi dan stabilitas sektor keuangan tetap terjaga. [okezone.com]

Indonesia, Sehabis Pengumuman The Fed.

MInggu kemudian Zhiwei Zhang Kepala Ekonom Nomura  menyampaikan bahwa Negara berkembang menghadapi risiko lebih besar kalau the Fed balasannya menghentikan stimulus moneter. Hal itu akan menciptakan arus modal keluar dari wilayah daratan China. China sudah semenjak dua tahun kemudian bersikap menjaga kemungkinan itu datang. Pembicaraan dikalangan trader didominasi persoalan rencana the FED mengurangai stimulus ekonomi. Sinyal akan ada perilaku resmi the FED sudah nampak saat pertemuan rutin yang kuasa Gubernur the FED pada Rabu ahad lalu. Teman di Hong Kong menyampaikan kepada saya bahwa ini week end terberat bagi semua trader. Benarlah, kemarin the FED sudah mengumunkan bahwa AS akan mengurangi stimulus ekonomi  secara sedikit demi sedikit dan berakhir tahun 2014. Setelah itu dibutuhkan ekonomi AS sudah mengarah kepada jalur menuju positif. Ini news berkaitan dengan data fundamental. Pasar pribadi bereaksi cepat alasannya yakni data mendasar ikut menghipnotis kebijakan arah investasi bagi trader. Mereka harus menawarkan advice kepada clientsnya  agar bertindak cepat untuk mengamankan portfollionya. Benarlah, Index Dow Jones dan bursa regional jatuh dan yang terburuk yakni IHSG Jakarta. Hari sebelumnya Candlestick IHSG membentuk dark cloud cover sehabis mengalami teknikal rebound diikuti naiknya agresi jual asing. Kedepan yakni bayangan sulit.

Stimulus ekonomi AS bukan berasal dana tabungan AS tapi melalui agenda QE atau cetak uang. Sebetulnya by design tidak ada rencana AS untuk membanjiri likuiditas pasar uang atas QE itu kecuali menawarkan darah segar kepada perbankan untuk terpacu melaksanakan perluasan kredit biar dunia perjuangan bergerak dan angkatan kerja kembali tertampung sehabis sebelumnya terkena PHK akhir global crisis. Namun dampak kebijakan QE itu tidak sepenuhnya sesuai dengan grand strategy AS dalam upaya recovery ekonomi. QE justru berakibat banjirnya likuiditas dipasar uang dan modal , dan pada waktu bersamaan pertumbuhan kredit bagi dunia perjuangan tetap rendah. Mengapa ? QE memang cara smart yang beresiko untuk mencetak uang dan mensuplay nya kepasar lewat pembelian obligasi. Pemerintah AS menerbitkan obligasi dan the FED mengakibatkan itu sebagai underlying untuk mencetak uang memenuhi kebutuhan APBN Amerika untuk belanja expansi fiscal. Perbankan atau forum Keuangan menerbitkan Obligasi lewat sekuritisasi asset atas kontribusi yang diberikannya kepada dunia perjuangan dan the FED mengakibatkan itu sebagai underlying untuk membelinya melalui pencetakan uang. Yang jadi persoalan yakni saat uang diterima oleh Lembaga Keuangan, uang itu tidak dipakai untuk perluasan credit sector riel tapi dipakai untuk  ekspasi kredit derivative.

Hal tersebut terjadi karena  dua hal , pertama, sektor riil masih beresiko besar untuk diberikan pinjaman. Karena over supply dan melemahnya permintaanm pasar serta tingginya ongkos produksi akhir naiknya upah buruh. Hal ini terindikasi jatuhnya index manufacture AS dan China.  Kedua, Dana yang diterima oleh forum keuangan dari QE itu bukanlah dana gratis. Ini bukan dana bail out atas NPL perbankan tapi sesungguhnya yakni bagan kontribusi yang harus ditanggung oleh pasar. Karena dua hal itulah yang balasannya memaksa perbankan AS untuk mencari jalan masuk investasi yang kondusif dan menguntungkan. Hukum uang berlaku dimana selalu mencari tingkat  yield ( imbal hasil ) yang tinggi. Targetnya yakni Negara emerging market yang dinilai paling tinggi Yield investasi dipasar obligasi maupun pasar modal, dan Indonesia yakni salah satu Negara emerging market itu. Sejak diluncurkan agenda stimulus ekonomi AS , uang mengalir deras ke Negara Negara emerging market dan berperan besar meningkatnya index. Para pemimpin Indonesia meng claim bahwa index menguat akhir prosedur pasar. Rupiah menguat akhir prosedur pasar. Semua alasannya yakni kepercayaan pasar akan mendasar ekonomi Indonesia. Ini bohong belaka. ini ketololan Indonesia dijadikan jalan masuk onani perbankan AS terhadap agenda perbaikan ekonomi yang delusi itu.

Terbuktilah sekarang bahwa mendasar ekonomi Indonesia tidak sehebat apa yang dikatakan oleh Statistic. Sejak tahun kemudian ,seorang teman yang memegang posisi Dirut Aset administrasi salah satu BUMN menyampaikan bahwa pihak otoritas menoter sudah nampak kawatir akan situasi ekonomi Indonesia. Tahun 2012 bulan september , World bank telah merealese laporan jatuhnya index kompetitif Indonesia atau jatuh lima tingkat ratingnyal. Parameter index ini ada beberapa diantaranya system birokrasi, ketersediaan infrastruktur dll. Namun yang paling utama yakni tingkat produktifitas. Dalam laporan ini index produksi jatuh. Apa penyebabnya ? jatuhnya harga komoditas utama yang berbasis SDA, menyerupai Batu bara, Kopi, Coklat, Karet, CPO. Memang terbukti sepanjang tahun 2012 Rupiah tertekan alasannya yakni pasar sudah membaca mendasar ekonomi ikut terimbas akhir melemahnya index manufacture AS dan China yang merupakan konsumen utama komoditas Indonesia. Tahun 2013 kwartal pertama , penerimaan pajak meleset dari rencana APBN dan inflasi mulai bergerak seiring semakin tertekannya rupiah dipasar uang. Disamping itu gaung akan ada kebijakan the FED mengurangi dan balasannya menghentikan stimulus ekonomi semakin menciptakan ekonomi Indonesia terancam alasannya yakni akan terjadi capital outflow. Apa solusinya?Tidak ada.! Kecuali patuh akan nasehat  Fund Provider bahwa pemerintah harus focus terhadap komitmen hutang pada APBN dengan cara mengurangi pos subsidi secara significant.

Apakah dengan pengurangan subsidi lantas ekonomi Indonesia akan selamat?  Hari hari kedepan bagi Indonesia tidak akan seindah dulu saat likuiditas banjir dan daya beli komoditas tinggi. Mekanisme pasar akan menghukum Indonesia dalam jeratan persoalan yang menyakitkan, menyerupai Eropa dan AS. Akibatnya Indonesia dalam kondisi No Alternative To Objection untuk mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh kapitalisme. Segala beban sosial dalam APBN harus dikurangi termasuk subsidi dan dialihkan kepada pembangunan insfrastruktur ekonomi biar modal sanggup optimal menghasilkan laba. Jangan lagi bicara negara pengurus. Itu sudah lewat. Itu hanya mimpi kemerdekaan. Kenyataan sekarang negara harus memastikan rakyat bisa membayar hutang lewat harga yang melambung, SDA yang semakin bebas dikuasai asing, upah yang murah. Inilah masa neoliberal untuk melegitimasi neocolonialism bahwa modal yang berkuasa dan pasar mendikte harga biar keuntungan tercipta. Soal rakyat tak bisa membeli, itu bukan urusan Negara. Free entry free fall. Pasar punya cara tersendiri menempatkan rakyat yang gagal bersaing. Mereka tidak tersingkir namun juga tidak sejahtera. Mereka sama menyerupai hewan, Pagi bangun, bekerja dan mati tanpa makna.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Menjatuhkan Jokowi..


"Di Thailand yang kaya dan miskin sama agamanya. Di Filipina juga begitu, baik yang kaya maupun miskin mempunyai agama yang sama. Sementara di Indonesia yang kaya dan miskin berbeda agama," kata Wapres M Jusuf Kalla dikala menutup sidang tanwir Muhammadiyah di Ambon, Ahad (26/2). JK menjelaskan di Indonesia sebagian besar orang yang kaya ialah warga keturunan yang beragama Khonghuchu maupun Kristen. Sedangkan orang yang miskin sebagian besar Islam dan ada juga yang kristen. Benarkah ? Tahun 2014 data BI, dari total 140 juta rekening nasabah perbankan, sebanyak 3% ( 4,2 juta) nasabah menguasai 67% dana di perbankan. Kalau total dana nasabah diperbankan sebesar Rp 3.392 triliun maka 4,2 juta nasabah menguasai Rp.2.270 Triliun atau kurang lebih sama dengan USD 200 miliar. Artinya komunitas elite yang jumlahnya hanya 3% dari penduduk Indonesia. Bagiamana kekuatan dari 3% orang itu dalam menguasai bisnis rente ? Menurut Merrill Lynch , Co serta perusahaan konsultan Capgemini Lorenz ( 29 september 2010 ) dalam laporannya menyebutkan hanya sekitar 20,000 saja dari 200 juta lebih rakyat Indonesia yang punya saluran kesektor nontradable (rente) ini.Jadi sanggup bayangkan 20.000 orang itu berapa persentasenya terhadap jumlah penduduk. Mereka elite dari yang ter-elite, termasuk keluarga JK.

Keberadaan mereka merupakan satu satunya kado terpahit dari masa Soeharto kepada Rakyat Indonesia. Eksistensi mereka alasannya kebijakan diskriminasi politik rezim Soeharto terhadap etnis keturunan non muslim  yang tidak berhak mendapat posisi politik maupun birokrasi di pemerintahan. Mereka awalnya hanya dijadikan proxy kekuasan untuk memperkaya diri penguasa lewat bisnis rente. Namun lambat laun, keberadaan mereka bukan hanya sebagai proxy akseptor komisi haram bisnis monopoli tapi juga sebagai mesin ekonomi pemerintah Soeharto dalam melaksanakan GBHN di bidang investasi dan perdagangan. Pada proses ini etnis keturunan bukan hanya sebagai proxy atau vehicle kekuasaan tapi juga kawan dari banyak keluarga Penguasa dan keluarga pejabat yang bersahabat dengan Cendana. Lambat laun proses ini menjadi sistem yang mungkin paling korup didunia. Dimana negara terjebak bukan hanya soal korupsi tapi juga kongkalikong dan nepotisme. Karena itu mendasar ekonomi sangat renta sekali. Sangking rentanya, hanya pukulan kecil dari fund manager sekelas George Sorros sanggup membuat ekonomi yang siap jadi macan asia  berubah jadi kucing kurap. Indonesia terkena krisis moneter terburuk sepanjang sejarah. Soeharto pun jatuh. Apakah konglomerat itu juga jatuh ? 

Walau Soeharto jatuh, dan berganti rezim reformasi namun keberadaan mereka tetap eksis. Walau paska kejatuhan Soeharto, sebagian besar asset mereka disita oleh negara lewat BPPN , namun itu sanggup disiasati dengan lahirnya proxy berupa konglomerat baru, yang menguasai kembali asset tersebut. Para proxy itu kini telah tercatat sebagai orang kaya gres di masa reformasi. Tadinya mereka hanyalah consultant atau rekanan atau fund manager dari sang konglomerat. Sementara sang konglomerat yang bahwasanya sebagai tuan dari sang Proxy, menikmati masa tuanya dengan damai. Ada yang jadi kolektor lukisan dan benda seni, ada yang jadi dosen dan sekaligus pemilik Lembaga pendidikan, ada yang jadi pengamat, ada yang jadi filantropi untuk para aktifis LSM, ormas, dan menjadi silent supporter Partai. Karenanya tidak ada satupun perubahan kekuasaan paska reformasi tanpa campur tangan sang konglomerat. Kaprikornus jikalau ingin tahu siapa sebetulnya yang membuat stabilitas politik dalam negeri ? ya konglomerat. Dari balik kemewahan istana pribadinya yang ada dikawasan super elit di dalam dan luar negeri, mereka menunjukkan imbas lewat kepemilikan saham di perusahaan media massa, lewat yayasan sosialnya mereka menunjukkan imbas kepada ormas dan LSM yang didonasinya. Lewat LSM yang berhubungan dengan yayasannya , mereka menjalin kekerabatan bersahabat dengan elite partai. Sehingga tidak ada satupun insfrastrutur dan suprastruktur sosial , politik ,budaya dan agama yang tidak sanggup mereka akses. Semua alasannya tidak yang lebih penting yang di perjuangkan kecuali UANG. Dan lewat kekuatan uang itulah mereka betindak sebagai silent power. Mereka bergerak bagaikan bayang bayang dan ada dimana mana.

Era Jokowi.
Dalam jumpa pers sehabis hasil quick Count memilih Jokowi mengalahkan PS, nampak hadir Sofian Wanand. Saya tahu bahwa Sofian Wanandi ialah ketua Aosiasi Pengusaha Indonesia yang anggotanya pengusaha etnis keturunan, berada dibalik suksesnya Jokowi menjadi RI-1. Ini sudah sanggup ditebak bahwa kemenangan Jokowi alasannya bersatunya konglomerat yang tidak suka kepada PS. Tapi ketidak sukaan mereka kepada PS bukan alasan idealisme. Tapi alasannya orientasi politik PS yang tidak sanggup lepas dari imbas Hashim Sujono Djojohadikusumo. Citra Hashim sebagai pebisnis dianggap bukan kawan yang baik bagi konglomet. Itu dibuktikan pengalaman mereka berbisnis dengan Hashim ketika PS menjadi menantu kesayangan Soeharto. Ketidak-sukaan mereka kepada Hashim memang sistematis. Bahkan di masa reformasi, bisnis Hashim di pertambangan di akuisisi secara paksa oleh Erwin putra keluarga William Soeyajaya melalui Sandiaga Uno sebagai proxy. Namun satu hal yang konglomerat itu lupa, bahwa bantuan mereka bukan kepada Jokowi tapi kepada PDIP. Karena itu JKW tidak perlu merasa punya hutang kepada mereka. 

Karenanya banyak sekali kebijakan Jokowi sehabis berkuasa lambat laun menggerogoti portfollio mereka. Jokowi focus dan konsisten dengan program  pro rakyat melalui kebijakan keras memangkas business rente, reformasi ekonomi yang menunjukkan peluang bagi siapa saja untuk membuatkan business nya di Indonesia. Perluasan insfrastruktur umum semoga logistik system murah mendistribusikan potensi wilayah, dianggap mereka itu ancaman. Tidak ada lagi ekslusifitas. Mereka tidak ingin kesejahteraan rakyat itu lewat keadilan distribusi sumber daya. Mereka hanya inginkan rakyat semakin tergantung kepada Pemerintah dan pada waktu bersamaan pemerintah tergantung kepada pengusaha untuk mendatangkan pajak bagi APBN melaksanakan fungsi sosialnya menunjukkan subdisi dan lan lain kepada rakyat. Semakin sanggup berdiri diatas kaki sendiri rakyat semakin berpengaruh pemerintahan, dan alasannya itu bisnis rente akan mati dengan sendirinya. Mereka tidak suka itu. Bisnis mereka semenjak masa JKW mulai menyempit dan semakin sulit. Serangkaian kebijakan joko widodo memang membuat mereka gerah, dan alasannya itu perlu upaya serius menghentikan rezim Jokowi. Dalam hal ini PDIP dalam posisi dilematis, sama menyerupai mengusung Ahok.

Menjatuhkan Jokowi.
Jujur dikala kini menurut survey, belum ada pemimpin tingkat nasional yang sanggup menandingi elaktabilitas dan popularitas Jokowi. Menjatuhkan Jokowi melalui aturan menyerupai Gus Dur tidak bisa. Karena joko widodo tidak melaksanakan pelanggaran aturan dan lagi Jokowi di pilih pribadi oleh rakyat. Maka cara efektif dan efisien menjatuhkan Jokowi ialah menutup saluran kemungkinan Jokowi menang di pilpres 2019. Caranya ? Mereka mempersatukan semua kekuatan nasionalis maupun agama dalam satu barisan penentang Jokowi. Ya issue agama dan primodial akan digoreng terus menerus. Setelah Ahok berhasil di kalahkan lewat kampanye agama, kini Agama digunakan untuk menjatuhkan Jokowi alasannya bertanggung jawab memperlebar gap kaya miskin di indonesia. Dimana kemiskinan itu lebih banyak orang islam. Untuk memperluas keyakinan publik  bahwa Jokowi anti Islam ialah mengakibatkan issue pro-Beijing sebagai bukti Jokowi pendukung bangkitnya kembali PKI dan juga fitnah ihwal Jokowi lahir dari keluarga Komunis terus di tebar lewat banyak sekali seminar gelap dan sosmed akun abal abal. Politik di jadikan gaduh. Dibalik itu semua uang di tebar semoga ormas dan LSM jadi corong dan mesin propaganda menjatuhkan gambaran Jokowi. Uang itu tentu mengalir dari segelintir orang yang inginkan arah kebijakan ekonomi dan politik kembali ke masa Soeharto. Dimana pesta tidak pernah usai…

Sumber https://culas.blogspot.com/

Jokowi Harus Jatuh...?

Setelah tiga hari tertunda untuk bertemu, kesudahannya saya sanggup juga bertemu dengan teman yang kebetulan beliau berminat sebagai investor pembangunan proyek smelter nikel di Indonesia. Ada yang menarik dari pertemuan ini bahwa menurutnya ketika kini Indonesia diambang krisis ekonomi. Mungkin bukan lagi diambang tapi sudah didalam putaran krisis ekonomi. Daya rusakannya akan lebih dahsyat dari tahun 1998. Seharusnya ini disadari oleh para elite politik semoga membuat iklim politik yang sejuk. Cara cara politik kotor dengan memakai kekuatan lebih banyak didominasi merubah UU dan tata tertip dewan legislatif hanya untuk menguasai dewan legislatif ialah perilaku yang mengerikan bagi pengusaha. Mengapa? bagaimana begitu mudahnya para elite politik merubah UU dan hukum hanya untuk tujuan jangka pendek, hanya semoga mereka sanggup menjadi pemenang dan mengontrol parlemen. Kalau UU dan hukum mengenai politik saja sanggup dengan gampang dirubah apalagi hukum soal ekonomi dan sosial. Bagaimana sanggup dipercaya bahwa kedepan hukum yang dihasilkan oleh dewan perwakilan rakyat ialah benar benar untuk kepentingan dunia perjuangan dan kemakmuran rakyat ? Demikian logikanya. Sementara kekuasaan Partai sangat besar memilih arah perilaku politik anggota dewan. Semua tahu pimpinan partai dari Koalisi Merah Putih yang menjadi oposisi pemerintah ialah gerombolan pengusaha yang sedang terlilit problem financial yang nilainya triliunan. Tentu apapun sanggup saja dilakukan untuk menjadi cara menuntaskan problem financial tersebut, dan ini sanggup saja berdampak merugikan kepentingan dunia perjuangan dan keadilan sosial.

Saya tidak mau membahas lebih jauh soal politik. Saya berpikir positip saja bahwa bagaimanapun keadaan politik kini ialah cermin dari demokrasi sesungguhnya. Bahwa demokrasi punya cara magic bagaimana memastikan pemimpin terpilih dengan baik sanggup diawasi dengan baik pula. Super majority yang dimiliki oleh KMP di Parlemen ialah berkah bagi rakyat alasannya dengan begitu koalisi yang mendukung Jokowi-JK sebagai presiden juga tidak sanggup seenaknya menikmati kekuasaan dan bagi Jokowi-JK ini sebagai peringatan bahwa mereka harus hati hati bekerja serta harus amanah. Saya berdoa semoga baik Presiden maupun dewan perwakilan rakyat bekerja hanya untuk kepentingan rakyat. Saya ingin kembali kepada topik ekonomi. Bagaimana analisa teman ini soal Indonesia diambang krisis. Menurutnya bahwa ini bukan hanya pendapatnya tapi juga pendapat dari analis investasi kelas dunia menyerupai IHS Global Insight,Bloomberg,Reuters,FinancialTime.Minggu kemudian Menteri Keuangan,Chatib Basri telah menyampaikan bahwa mendasar ekonomi Indonesia ada pada kurs Rp.12.000. Keterpurukan rupiah ini terjadi sehabis 4 tahun terakhir namun sengaja disembunyikan oleh pemerintah SBY melalui pencitraan.  Sampai hari ini, Rupiah belum mengalami penguatan, dan berada dalam rentang 12.200 sd 12.500 dan masih terkendali akhir agresi tahan dari para fund manager yang memakai assetnya menahan laju keterpurukan ini untuk menghindari agresi investor melepas saham serta kebijakan BI untuk menahan agresi lepas investor. Namun pertanyaan yang sangat mendasar ialah hingga berapa usang sanggup bertahan sementara keadaan ekonomi masih cukup volatile/lemah?.

Beberapa hal yang mendorong terjadinya pelemahan Rupiah terhadap Dollar diantaranya ialah  stimulus kebijakan Feds Amerika atas supply dan demand diperkirakan berakhir bulan oktober mengingat kondisi ekonomi Amerika mulai membaik. Hal ini menimbulkan dana-dana abnormal banyak keluar dari Indonesia dan investor abnormal lebih menyukai pasar saham Amerika dimana kondisi ekonomi mulai menguat. Impor Indonesia lebih besar daripada ekspor sehingga menimbulkan neraca perdagangan defisit alasannya menurunnya seruan export atas komoditas utama indoenesia menyerupai CPO, Barubara, Cocoa dll. Penyebabnya disamping faktor internal yang buruk, juga ditambah faktor eksternal yang tidak mendukung menyerupai  sentimen pasar yang negatif akhir negara Cina mulai mengurangi penggunaan batubara sehingga berakibat kepada investasi di Indonesia, dan melemahnya kondisi ekonomi di India sebagai salah satu pembeli batubara yang terbesar di Indonesia. Dari kegagalan Pemerintah SBY mengelola ekonomi terjadi hal yang sangat mengkawatirkan yaitu adanya penurunan nilai defisit Indonesia. Defisit meliputi alur pendapatan kas investasi negara dan antar negara yang akan mempengaruhi nilai perdagangan valuta abnormal dan nilai dari valuta abnormal itu sendiri. Sebagaimana data  BI , penurun defisit  menyebabkan moral investor turun dan melepas saham-sahamnya dibursa. Tentu berdampak pada jatuhnya index bursa.

Disamping itu indikasi lain ialah melonjaknya harga-harga properti yang mendorong tingginya over supply sementara biaya infrastruktur terus meningkat tinggi dan ini menimbulkan bubble dan pada kesudahannya akan berimbas kepada kondisi ekonomi. Belum lagi semakin besar beban APBN untuk subsidi BBM dan bayar hutang luar negeri sebagai dampak dari melemahnya rupiah. Apabila Subsidi dikurangi maka dampak inflasi tidak sanggup dihindari dan harga akan melambung yang semakin besar memangkas pendapatan tetap para buruh. Apabila subsidi dipertahankan maka APBN jebol dan hampir tidak ada lagi ruang fiskal untuk mengstimulus sektor real. Sangat dilematis. Sementara keadaan perbankan diujung prahara besar yang menyimpan potensi NPL gigatik. Sepuluh tahun SBY berkuasa dengan didukung oleh partai yang kini bernaung dibawah Koalisi Merah Putih memang andal mewariskan problem yang tak mungkin sanggup diselesaikan tanpa ada stabilitas politik untuk melaksanakan tindakan cepat dan akurat. Kalau begitu, memang benar kata teman ini bahwa kedepan hampir sulit bagi pemerintahan Jokowi-JK untuk sanggup menghindar dari krisis. Apapun kebijakan untuk keluar dari krisis akan dihadang oleh KMP di DPR. Perseteruan yang senyap akhir kekalahan dalam Pilpres, merupakan satu bukti bahwa para elite itu tidak pernah memikirkan kepentingan bangsa dan negara. Mereka hanya memikirkan kepentingan langsung dan golongannya saja. Target mereka , Jokowi-JK jatuh! 

Sumber https://culas.blogspot.com/

Grind Banten: Pembangunan Ekonomi Nasional Kala Joko Widodo Berdampak Positif


Perjalanan 4 tahun roda pemerintahan di bawah kendali Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wapres Jusuf Kalla (JK) telah mengubah wujud ekonomi nasional. Kerja keras membangun fondasi ekonomi gres itu menciptakan angka pertumbuhannya sekarang relatif stabil, meski belakangan banyak negara dunia terguncang akhir efek kondisi ekonomi global.

Sebagai gambaran, pada tahun awal kepemimpinan Jokowi yakni sekira 2014-2015 kemudian sudah dihadapkan dengan kondisi anjloknya harga-harga komoditas. Baik itu batubara, kelapa sawit, dan karet. Harganya terjun bebas disebabkan ekonomi dunia yang juga dalam posisi menurun.

Melalui kebijakan yang dikeluarkan, pemerintah pun telah membawa bangsa ini hijrah dari yang konsumtif menjadi produktif, sehingga menjadi bangsa yang efisien dan kompetitif. Modal itulah yang nantinya dijadikan dasar ketika bersaing dengan negara lain.

Fakta pembangunan sektor ekonomi nasional, ternyata mempunyai dampak pula bagi masyarakat yang ada di daerah, khususnya Banten. Di sana, tercatat ada sejumlah proyek nasional yang tengah digarap, dengan konsep pembangunan ekonomi yang diusung Presiden Jokowi itu, maka kemajuan kawasan akan lebih cepat dirasakan.

Dari data yang dihimpun, 5 pembangunan tol yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ada di Provinsi Banten, yaitu pembangunan tol Cinere-Serpong sepanjang sekira 10,14 kilometer, kemudian tol Kunciran-Serpong dengan panjang 11,14 kilometer.

Berikutnya proyek tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran sejauh 15, 2 kilometer. Kemudian tol Serpong-Balaraja sejauh 30 kilometer. Terakhir yaitu pembangunan tol Serang-Panimbang sepanjang 83,6 kilometer. Belum lagi ada pengerjaan atas proyek nasional lainnya, ibarat waduk Sindangheula dan Karian.

"Kalau secara nasional kita semua tahu, dapat dicek, programnya banyak sekali, bahkan di Banten ada sejumlah proyek strategis nasional itu. Lalu dampak buat kawasan apa? itu tadi, investasinya bertambah, mau tidak mau peluang perjuangan masyarakat juga makin membesar, dan ini menguntungkan banyak daerah, termasuk juga Banten," ucap Musa Assyari, Sekretaris Garda Rajawali Perindo (Grind) Banten, usai mendampingi sosialisasi Caleg Perindo di Pamulang, Tangsel, Rabu (28/11/2018) malam.

Dalam 4 tahun terakhir, dikatakan Musa, struktur fiskal disebutkan mengalami perbaikan. Jika sebelumnya prosentase subsidi BBM mencapai 82 persen, kemudian pada 2014 dipangkas untuk dialihkan pada acara produktif ibarat membangun infrastruktur, membangun jalan, pelabuhan, bandara, dan jalan tol.

"Konsep ekonomi yang dijalankan pak Jokowi itu mengarahkan bangsa kita menjadi bangsa yang sehat produktif, kompetitif dan berdaya saing," sambungnya.

Dia mencontohkan soal pembangunan pembangkit tenaga listrik yang sekarang orientasinya tak lagi Jawa sentris. Kini berdasarkan Musa, orientasinya bermetamorfosis Indonesia sentris demi memunculkan pusat ekonomi gres di luar pulau Jawa.

Lalu sama halnya untuk urusan perizinan, dari 258 izin yang terkesan bertele-tele, sekarang pemerintah memangkasnya hingga hanya menjadi 58 ijin. Perubahan tersebut bukanlah hal instan, melainkan melalui tahapan besar ibarat ketika melaksanakan upaya menurunkan ketimpangan dan angka kemiskinan. Hasilnya sendiri dapat dilihat dengan turunnya gini rasio dari 0.41 menjadi 0.38.

"Ini memang tidak dapat pribadi melompat, proses jangka panjang. Menurunkan juga membutuhkan proses-proses, dan juga memerlukan waktu. Sikap ibarat itu terus ditularkan kepada pemimpin daerah, bagaimana mengelolanya semoga kawasan dapat tumbuh dan masyarakat mencicipi dampaknya," ucapnya.

Dari kebijakan pemerintahan Jokowi itu, sekarang masyarakat Banten, disebutkan Musa, telah mencicipi pribadi derma berupa Program Keluarga Harapan, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, serta Dana Desa yang secara nasional dananya sudah pada angka Rp187 triliun.

Berikutnya, konsep pembangunan ekonomi itu juga menyasar pemberdayaan ekonomi kecil. Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sebelumnya 22-23 persen, sekarang ditambah dengan subsidi bunganya menjadi 7 persen, yang dapat dinikmati oleh perjuangan mikro, perjuangan kecil sehingga mereka tidak terbebani oleh bunga yang tinggi.

"Di Banten ini pelaku UMKM juga kan banyak tersebar, mereka butuh modal, dan itu diringankan bungannya lantaran diberi subsidi. Tentu ini sangat membantu mereka," jelasnya lagi.

Masih kata dia, arah pembangunan ekonomi masa Jokowi bahkan hingga meluas masuk ke ekonomi umat. Dimana didirikan pula bank wakaf mikro di pondok pesantren. Walau jumlahnya gres sekira 30-an bank wakaf, tetapi paling tidak, disebutkannya, pemerintah telah mengatakan perilaku dukungan bahwa ekonomi umat juga perlu diperhatikan.

"Adapun pembangunan pondasi gres ekonomi ini dilakukan guna membangun sumber daya manusia, peningkatan kualitas sumber daya insan lantaran kita mempunyai kekuatan 260 juta penduduk,". tandasnya. [okezone.com]

Prabowo Menjiplak Trumps?


Calon presiden Prabowo Subianto mempertanyakan mengapa tidak ada pemimpin Indonesia yang berani berbicara lantang menyerupai presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mempunyai semboyan America First dan Make America Great Again.  Prabowo mengutarakan hal tersebut ketika berpidato dalam aktivitas Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin di Pondok Gede, Jakarta, Kamis (11/10). "Dia menyampaikan America First. Dia menyampaikan Make America Great Again," ucap Prabowo. "Kenapa kok bangsa Indonesia tidak berani menyampaikan 'bagi Bangsa Indonesia, Indonesia First. Make Indonesia Great Again'," lanjut Prabowo yang pribadi diberikan tepuk tangan oleh anggota LDII seluruh Indonesia yang mendengarkan. Sebatas ini aku bisa terima. Karena itu ungkapan nasionalisme. 

Namun ketika Prabowo menyampaikan “ "Kenapa tidak ada pemimpin yang berani mengatakan, 'yang penting ialah pekerjaan untuk rakyat Indonesia'," kata Prabowo. Ini terang konsep ekonomi yang digunakan oleh BOSAN ialah konsep ekonomi Trump menyerupai pola memotong pajak penghasilan dan menaikan batas tidak kena pajak. Kekaguman Prabowo kepada Trump sangat besar sekali. Seakan gaya dan kebijakan ekonomi Trump ialah terbaik bagi masa depan Indonesia kalau dibawah kepemimpinannya. Benarkah Trumps pantas dijadikan panutan ? 

Teman aku orang Amerika bercerita bahwa berulang kali, Donald Trump memberi tahu rakyat bahwa perekonomian AS "benar-benar booming", "yang paling berpengaruh yang pernah kami alami" dan "yang terbesar dalam sejarah Amerika”. Itu semua berkat kepemimpinannya. Sayangnya, menyerupai hampir semua yang keluar dari mulutnya, Trump tidak jujur ​​dengan rakyat Amerika. Benar angka pengangguran turun. Sekarang, 4 persen. Tetapi itu sudah terjadi  jauh sebelum Trump menjadi presiden. Memang tingkat pengangguran terus menurun. Di bawah Presiden Barack Obama, tingkat pengangguran AS turun dari 10 persen pada Oktober 2009 menjadi 4,8 persen ketika simpulan pemerintahan Obama.

Ini bukan hanya fenomena AS. Karena sebagian besar dunia terus pulih dari resesi besar tahun 2008. Terjadi reorientasi investasi dari sektor keuangan ke sektor real. Dan ini terjadi di hampir semua negara. Tingkat pengangguran di Jerman turun menjadi 3,4 persen. Tingkat pengangguran Jepang hanya 2,2 persen. Tingkat pengangguran di Kanada dan Inggris ialah yang terendah dalam 40 tahun terakhir. Tingkat pengangguran rendah adalam dampak dari  reorintasi investasi yang tadinya berpusat ke sektor financial ke sektor produksi atau tradebable. 

Tidak ada aktivitas Trump yang significant untuk mengurangi rasio GINI. Angka kemiskinan di negara AS tetap sangat tinggi dan puluhan juta orang Amerika berjuang untuk menjaga kepala mereka di atas air biar tidak tenggelam. Trump membanggakan  aktivitas cutting tax senilai $ 1,5 trilyun kepada perusahaan-perusahaan besar dan kaya biar konsumsi meningkat dan produksi terangkat. Tetapi justru mendorong terjadinya inflasi. 43 persen rumah tangga di AS,  hidup dari honor ke honor dan tidak bisa membayar untuk perumahan, makanan, perawatan anak, perawatan kesehatan, transportasi dan telepon seluler, tanpa berhutang. Mengapa?  upah pekerja rata-rata bahu-membahu turun, bukan naik, lima sen per jam semenjak Juni tahun kemudian sehabis diubahsuaikan dengan inflasi. 

Selain itu, kelas menengah Amerika terus runtuh, Federal Reserve melaporkan bahwa 40 persen orang Amerika kekurangan $ 400 dalam pendapatan sekali pakai untuk membayar pengeluaran tak terduga menyerupai darurat medis atau perbaikan mobil. Lebih lanjut, sekitar setengah manula Amerika tidak mempunyai tabungan pensiun dan tidak tahu bagaimana mereka akan kondusif dimasa tuanya. Generasi muda AS? ratusan ribu tidak bisa kuliah sebab biaya dan jutaan berurusan dengan utang mahasiswa yang menindas. Sebagai satu-satunya negara besar di dunia yang tidak menjamin perawatan kesehatan bagi semua orang, lebih dari 30 juta orang Amerika tidak mempunyai asuransi kesehatan dan bahkan sangat sedikit yang menerima jaminan sosial. Sebagian besar dari sistem perawatan kesehatan AS tidak berfungsi. Satu dari lima orang Amerika tidak bisa membeli obat yang diresepkan oleh dokter mereka. 

Sementara yang kaya semakin kaya. Rasio GINI  semenjak tahun 1920-an terus meningkat hingga sekarang. Di Amerika ketika ini, 0,1 persen teratas mempunyai kekayaan hampir sama dengan 90 persen terbawah. Tiga orang terkaya di negeri ini mempunyai kekayaan lebih dari setengah orang Amerika - 160 juta orang. Sementara itu, rumah tangga rata-rata di Amerika mempunyai kekayaan kurang dari 35 tahun yang kemudian sehabis diubahsuaikan dengan inflasi, dan kekayaan rata-rata mereka di bawah 40 persen hampir nol. Kesenjangan kekayaan antara orang Amerika kulit putih dan Afrika-Amerika telah meningkat lebih dari tiga kali lipat selama 50 tahun terakhir. Yang mengejutkan, keluarga kulit putih rata-rata hampir 10 kali lebih banyak dari keluarga kulit gelap ketika ini. 

Para pekerja Amerika menilai kompensasi  yang mereka terima mandek selama 40 tahun terakhir. Sementara CEO perusahaan pendapatan mereka naik sebanyak 937 persen. Selama empat bulan pertama tahun ini, Jeff Bezos, pendiri Amazon, kekayaannya naik sebesar $ 275 juta - setiap hari. Sementara pekerja berpenghasilan rendah di Walmart dipaksa bergantung pada kupon makanan, Medicaid, dan perumahan umum untuk bertahan hidup, keluarga Walton kini bernilai lebih dari $ 175 miliar.  Yang sangat kaya semakin kaya sebab setengah dari rakyat AS terus berjuang secara ekonomi, kebijakan Donald Trump menggerakkan AS  dengan arah yang salah. Don't buy the lies. Trump and his billionaires might be doing well. But the economy is not the best it's ever been, at least not for working families. Kata teman saya. 





Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/

Meluruskan Kata Pengamat Tax Amnesty


Ada pengamat ekonomi bilang begini " Dengan keterbukaan rekening offshore seharusnya pemerintah tidak perlu adakan amnesty tax dengan pertanggungan rendah. Cukup kerahkan petugas pajak untuk memburu rekening tersebut dan paksa pemilik uang untuk bayar pajak 25 %. Kalau bisa 25 % kenapa harus terima di bawah 5% tebusan pengampunan pajak. Ini benar benar skandal pajak terbesar sepanjang sejarah. " Kira kira demikian kata mereka. Orang awam membacanya pribadi tuduh pemerintah Jokowi bersekongkol dengan pengemplang pajak. Ini skandal. Ngeri ya.. Bagi pemain atau player atau business man yang terbiasa melaksanakan transaksi lintas benua , tentu akan tertawa dengan evaluasi dari pengamat tersebut. Mengapa ? Karena orang punya uang itu niscaya lebih berakal dari pengamat ekonomi. Bahkan mereka lebih cerdas di bandingkan negara atau pemerintah sekelas AS. Petugas IRS ( internal revenue service ) di AS itu lullusan terbaik di kampus terbaik di AS. Mereka di seleksi dengan ketat dan melalui pelatihan ketat untuk bisa lolos sebagai agent. Tapi tetap tidak bisa menghadapi pengemplang pajak berkelas dunia..

Lantas mengapa sulit sekali memaksa pemilk dana raksasa untuk membayar pajak ? alasannya ialah ini berkaitan dengan system yang di create negara. Keberadaan mereka berada di puncak piramida business bukan tiba begitu saja. Mereka exist alasannya ialah system yang terbangun ratusan tahun yang kemudian semenjak kapitalisme di perkenalkan. Ketika ada akad mengenail the Global Forum on Transparency and Exchange of Information for Tax Purposes in the area of the automatic exchange of information, terbukaan rekening offshore, mereka sudah lebih dulu mengantisipasinya. Panama paper sebagai bukti yang di gaungkan itu hanya menunjukan nama orang atau forum yang tercatat pemilik perusahaan dan rekening offshore tapi tidak ada bukti apapun mereka sebagai pemilik dana apalagi mencantumkan nilai uang yang ada. Apanya mau di kejar ? Mau kepengadilan ?tidak pernah pemerintah menang dalam sengketa dana offshore. apalagi soal pajak kecuali kapitalisme system runtuh. Mungkinkah ?Kapan ?

Kemana uang itu ? Ingat pemilik uang itu ialah orang cerdas berkelas international. Di belakang mereka ada jago hukum, perbankan, akuntasi yang mengatur semoga dana tersebut tetap tersembunyi. Engga mungkin team mereka sekelas pengamat yang keahliannya dibayar ala kadarnya. Makara gimana caranya ? saat dana di tempatkan di bank atas nama perusahaan cangkang pada waktu bersamaan sudah ada bagan layering atas dana itu. Tahapannya sebegai berikut: Pertama dana itu akan di gunakan untuk membeli surat utang dalam kondisi limited offers. ( penjual dan pembeli orang yang sama, yang beda hanya nama perusahaannya saja ). Kedua , sesudah berubah nama surat utang, uang tersebut di belikan property atau saham perusahaan publik. Ketiga, sesudah berganti ujud dalam bentuk saham maka saham itu di simpan di kustodi yang kemudian di jaminkan untuk mendapat tunjangan dari bank untuk pembiayaan proyek. Nah, coba bagaimana mengejarnya ? Kalau ada negara yang coba kejar maka ini akan berdampak sistemik alasannya ialah akan menggoncang pasar uang dan pasar modal..ini paling di takuti oleh pemerintah dimana saja..

Nah kembali kepada amnesty tax. Mengapa harus ada amnesty tax kalau layering begitu canggih menyembunyikan uang dari petugas pajak? Ini bukan hanya soal pajak tapi bagaimana indonesia menjadi provider underlying transaction yang exciting untuk mengalirnya dana hidden dari pasar uang global. Karena untuk di ketahui bahwa indonesia adalah salah satu negara di dunia yang tidak terjebak dengan pasar uang global yang gagal bayar. Dengan amnesty tax maka uang akan mengalir ke Indonesia dan derivative penyalurannya luas sekali,apalagi pemerintah melepas kendala investasi di sektor real dan pasar uang. Ingat pemiilk asset atau uang tidak peduli soal pajak atau asal ajakan uang .Mereka happy bayar pajak asalkan untung. Liat aja China berapa triliun dollar uang hidden mengalir ke China selama 25 tahun reformasi ekonomi Deng. Padahal negara China ialah komunis yang tidak 100% transfarance. Namun China bisa meyakinkan pemilik dana bebas memakai uangnya tanpa restriksi apapun. Itulah yang di tawarkan oleh pemerintah China kepada pemilik dana dan alasannya ialah itu China menikmati limpahan dana murah untuk membangun negeri dari keterpurukan kala Mao.  China smart. Politik , idiologi bukan urusan pemilik dana besar. Itu urusan orang lemah dan malas alasannya ialah otaknya terlalu banyak mastur politik.

Amnesty tax yang di rancang oleh pemerintah Jokowi tidak sama dengan amnesty tax negara lain. Indonesia justru membangun system keuangan yang solid semoga potensi dana yang ada di cloud tidak hanya berputar di luar negeri dan di nikmati negara maju tapi di nikmati oleh Indonesia. Pengampunan pajak ialah trigger untuk teradinya repatriasi asset secara luas, bukan hanya di sektor moneter tapi juga berdampak pada sektor riel. Dengan adanya repatriasi asset dari pemilik dana offshore maka negara bisa jadi market maker berskala gigantic itu. Apabila likuditas SBN besar maka kita berdikari dalam pembiayaan pembangunan. Dengan adanya amensty tax ini maka channeling bank yang ada di Hong Kong ,Singapore, Panama, Swiss dll akan kehilang fee sebagai payment gate way.Bayangkanlah singapore itu perhari melaksanakan clearing payment gateway USD 60 miliar, belum lagi Hong kong yang mencapai lebih dari USD 100 miiar. Kalau fee nya 2,5 Permil saja maka pemasukan mereka lebih besar dari bagi hasil MIGAS kita dan tidak ada arti dari bagi hasil FREEPORT...

Melawan system harus dengan system ! dan Jokowi paham sekali akan keculasan ekonomi global yang membuat ketidak seimbangan ekonomi. Semoga kita pahami arah kebijakan ini....Kini uang akan mengalir ke indonesia dengan efisien dan tentu inilah yang di inginkan oleh pemilik dana... So..Kini pesta udah usai dan negara broker yang hanya hidup dari fee, minggir aja dech...Pengamat ? kelaut aja..

Sumber https://culas.blogspot.com/

Rupiah Menguat, Sri Mulyani Masih Waspada Ekonomi Global


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Bank Indonesia (BI) buka bunyi mengenai keperkasaan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang hari ini, Senin (7/1/2018).

Seperti diketahui, US$ 1 dibanderol Rp 14.085 kala penutupan pasar spot. Rupiah menguat 1,26% dibandingkan posisi penutupan perdagangan selesai pekan lalu.

Berbicara usai sidang kabinet paripurna, bendahara negara menyebut penguatan rupiah dipicu dari derasnya arus modal yang masuk ke pasar keuangan Indonesia karena prospek ekonomi domestik yang cukup positif.

"Ini menyebabkan posisi Indonesia yang berbeda dengan negara yang selama ini mengalami volatilitas dan vulnerabilitas lebih tinggi," kata Sri Mulyani di kompleks kepresidenan.

"Sehingga, kita dapat gain atau dapat mendapat manfaat dalam bentuk capital flow [arus modal asing]," jelasnya.

Kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia, dianggap alasannya yaitu faktor pelaksanaan kas keuangan negara sepanjang 2018 yang mengatakan performa positif.

Namun, Sri Mulyani tak memungkiri bahwa Indonesia tetap perlu mencurigai aneka macam perubahan ekonomi global menyerupai arah kebijakan The Fed, maupun dari perkembangan tenang dagang AS dan China.

"Sekarang kami melihat bahwa doktrin terhadap perekonomian dan juga suasana global tetap harus kita waspadai. Capital inflow sudah mulai terjadi, sehingga neraca pembayaran jadi positif," katanya.

"Kita lihat tekanan terhadap rupiah sudah semakin berkurang, tapi kami akan jaga terus bersama BI dari sisi persepsi," tegasnya.

Kepala Departemen Pengelolaan BI Nanang Hendarsah pun mengemukakan hal serupa. BI menegaskan, akan berada di pasar menjaga stabilitas nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya.

"Menguatnya Rupiah yang signifikan hari ini menujukkan doktrin pasar terhadap Rupiah sangat kuat," terperinci Nanang kepada CNBC Indonesia.

"BI akan terus memonitor secara cermat dinamika pasar keuangan global yang merespon proses perundingan akad dagang AS - China dan stance kebijakan moneter the Fed."

"BI akan tetap berada di pasar untuk mengawal dan merespon dengan seksama pergerakan Rupiah, untuk memastikan doktrin masyarakat terhadap rupiah tetap tinggi," tegas Nanang. [cnbcindonesia.com]

Memahami Apbn.


APBN itu ialah produk dewan perwakilan rakyat bersama sama dengan pemerintah dan merupakan representasi kehendak rakyat. Makara APBN Itu ya milik rakyat. Seyogianya kita sebagai rakyat harus pahami bagaimana APBN itu disusun. Apakah disusun ibarat pedagang kelontongan?. Hanya melihat sisi penerimaan dan pengeluaran? tidak. APBN itu merukan planning anggaran Pendapatan dan Belanja negara. Yang namanya planning harus didasarkan pada tiga hal: Pertama, tujuannya apa ? Era Jokowi tujuannya ialah untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan ekonomi, mengurangi pengangguran. Gimana caranya? ya melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kedua, gimana strateginya ? membuat efisiensi anggaran semoga lebih efektif dengan kebijakan pro pertumbuhan produksi. Ketiga, arah nya atau orientasinya apa? ya produksi melalui kegiatan ekspansi.

Dengan dasar arah, taktik dan orientasi itulah perencanaan disusun. Tentu menyusunnya tidak semaunya. Artinya tidak sanggup eksklusif sediakan anggaran  untuk orang miskin semoga tidak ada lagi orang miskin. Atau sediakan anggaran sekian untuk subsidi semoga harga murah. Tidak sanggup begitu.  Itu pedagang kelontongan namanya. APBN itu dibentuk menurut data yang berkesinambungan. Contoh APBN 2016 dibentuk menurut data 2015. Kan engga sanggup eksklusif pengeluaran dikurangi begitu saja atau penerimaan dinaikan begitu saja tanpa perhitungan dan standar kepatuhan aturan yang ada. Kalau ingin ditingkatkan penerimaan maka harus ada kebijakan yang menyertai dan ini harus melalui UU bila tidak ada UU nya. Kalau sudah ada UU nya namun belum ada Peraturannya maka harus dibentuk aturannya. Makara engga gampang kan.

Di perusahaan maupun negara bahkan rumah tangga, perencanan dibentuk pada pada dasarnya bagaimana sanggup menjamin cash flow. Urat nadi tubuh itu ialah darah. Cash flow ialah darah. Kalau darah berhenti mengalir maka kita niscaya mati. Makanya APBN Itu bekerjasama bersahabat dengan cash flow.  Tidak sanggup seenaknya menambah utang demi aktivitas populis. Karena disamping akan membebani cash flow berupa angsuran dan bunga dimasa depan juga belum tentu ada investor atau lender mau kasih utang bila perencanaan utang tidak tepat. Utang itu ialah alternatif terakhir bila semua solusi menutupi desifit sudah dilakukan ibarat mengurangi belanja rutin. Mengapa ? UU mensyaratkan maksimum defisit ialah 3% dari PDB. Cukup engga cukup ya itu harus dipatuhi.

Sekarang bagaimana susunan APBN itu ? Dulu dikala Orla dan Orba Dari tahun 1970 hingga tahun 2000, kita mengenal APBN dengan format T Account. Rakyat tidak perlu tahu banyak soal APBN. Ini urusan Negara. Yang penting negara punya resource berupa SDA untuk menjadi undertaker kebutuhan social Rakyat. Kebutuhan pangan, papan, dan sandang ialah tanggung jawab negara dan alasannya ialah itu pemimpin dipilih. Tahun 2000 format itu dirubah menjadi I account. Ini standard Government Finance Statistic. Ia sudah menjadi standard dunia , yang sanggup di ukur dan dianalisa oleh siapapun. Makara lebih transfarance.

Jadi semenjak APBN mengikuti format I Account maka beliau sudah berkembang menjadi ibarat Neraca Perusahaan yang gampang dibaca oleh publik. Pemerintah tidak sanggup lagi sesukanya memilih pos APBN. Ada tiga pos APBN. Pertama ialah Penerimaan negara. Sumber penerimaan adalah  pajak, Pendapatan Bukan Pajak, hibah. Kedua ialah pos belanja negara. Pada Pos ini terdapat pos belanja ibarat anggaran Kementrian dan dana transfer ke kawasan dan  termasuk bayar utang dan bunga. Kalau selisih penerimaan negara lebih kecil dari belanja negara maka disebut defisit. Kalau penerimaan negara di kurangi belanja negara tidak termask bayar utang dan bunga alhasil defisit maka disebut defisit primer. Kondisi defisit atau surplus inilah dasar negara mengelola cash flow. Bagaimana caranya ?

Perhatikan, penerimaan hutang tidak masuk dalam pos penerimaan negara dan tidak masuk dalam pos belanja negara. Tapi masuk dalam pos Pembiayaan anggaran. Ini pos anggaran ketiga dalam APBN. Didalam pos ini , solusi negara mengatasi difisit anggaran akan nampak transparan. Seperti penjualan obligasi/SBN, righ issue saham BUMN, pinjaman proyek, penjadwalan hutang atas cicilan hutang dan bunga. Semakin besar difisit semakin besar pos pembiayaan anggaran. Nah alasannya ialah ini bekerjasama dengan kreditu atau investor maka performan anggaran negara harus layak. Yang diperhatikan oleh investor/kreditur ialah sisi penerimaan negara. GImana pemerintah sanggup mendongkrak pajak? Maklum 90% sumber penerimaan negara ialah pajak. 

Karenanya posisi dunia perjuangan ( Swasta/BUMN) sangat penting untuk menjadi sumber penerimaan negara. Artinya benar benar kekuatan negara didapat dari service fee atas legitimate yang diberikan kepada dunia perjuangan untuk mendapat keuntungan sebesar mungkin di bumi pertiwi ini. Investor atau kreditur akan melihat kebijakan negara dalam soal bisnis. Makanya indikator Easy doing of Business dan logistic index sangat diperhatikan. Dan ini tercermin dalam paket deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah. Termasuk indikator CPI ( corruption perception index) diperhatikan semoga memastikan utang tidak dikorup. Real Effective Exchange Rate (REER) juga diperhatikan untuk mengetahui orientasi kebijakan kurs mata uang benar  benar mendukung produksi.

Atas dasar pertimbangan data indek yang ada tersebutlah maka investor atau kreditur mau membeli surat utang negara dalam rangka menutupi defisit anggaran. Kalau indikator tersebut semua negatif maka mustahil surat utang dibeli oleh investor atau kreditur. Mana anda investor bego. Apalagi utang itu ialah utang fiskal , yang terperinci bukan utang negara dalam bentuk sovereign guarantee. Utang itu dijamin oleh proyek itu sendiri yang sumber pembayarannya dari penerimaan negara. Semakin tinggi utang semakin besar penambahan asset negara. Karena utang tidak digunakan untuk konsumsi ibarat subsidi BBM masa SBY.

Dengan demikian utang bukanlah hal yang dikawatirkan. Tetapi suatu bukti bahwa kepercayaan luar kepada pemerintah tinggi. Rating surat utang kita oleh tiga forum international pemeringkat imbas berkatagori investment grade.  Kepercayaan ini bukan alasannya ialah politik ibarat Turki sanggup santunan dari Qatar atau China tetapi business as usual. Kalau engga feasible ya engga sanggup duit. Kalau pemerintah tidak profesional dan reputable, ya mana mungkin SBN laris dipasar.

Sumber https://culas.blogspot.com/

Memburu Harta (7)

Keesokan pagi, Budiman menelephonku biar bergabung dengannya di Singapore untuk berbicara dengan mitranya.  Dengan pesawat sore saya terbang ke Singapore. Di Changi Airport, Budiman sudah menanti untuk membawaku ke Hotel.
“Sehat, Ja?” kata Budiman sambil memeluk ku erat. 
“Sehat, Bud. Terima kasih.”
“Nanti kita makan malam dengan mitraku. Jelaskan semua taktik sketsa pembiayaanmu. Dia yang akan membantu aku.”
“Gimana reputasinya?”
“Dia tidak pernah default. Aku sering gunakan jasanya.”
Aku mengangguk.
“Bagaimana keadaan ekonomi di Indonesia?” Kataku ketika di dalam taksi menuju Hotel. 
“Semakin tidak jelas. Kenyataannya sekarang, kita terpuruk dan IMF mengendalikan kita sesukannya.”
“Man, kita harapkan IMF bisa mengatasi masalah ekonomi di luar kemampuan kita mengatasinya. Bukankah IMF yakni the last lending resource? Ketika index ekonomi tidak qualified menarik hutang maka IMF yakni satu-satunya resource. Ini forum multilateral yang anggotanya hampir semua negara termasuk negara kita. Ya kan?”
“Tapi Ja, kau lihatkan? Tidak ada yang kita sanggup dari forum multilateral itu. Lantas apa lagi yang harus ditunggu? Bubarkan mereka! Ini penting untuk kedaulatan bangsa dan negara ini. Ini yakni jihad melawan penjajahan!” 
“Aku mengerti.” 
“Ketahuilah bahwa negara kita sudah terjebak dalam konsep demokrasi yang melenceng jauh dari impian pendiri negara ini. Demokrasi liberal yang ada di abad reformasi kini telah menghilangkan indentitas kita sebagai bangsa. Bukan kemerdekaan yang kita dapat, tapi justru hidup kita dikendalikan Asing. Menjadi bangsa yang akan selalu dikerdilkan dan terjajah hingga mati.”
“Dari mana kau bisa hingga pada kesimpulan menyerupai itu, Bud?” 
The silent revolution.” 
“Apa itu?”
“Itu yakni istilah yang digunakan IMF untuk merevolusi keuangan global. Tujuannya yakni biar semua negara di dunia tunduk pada kesepakatan Washington. Tidak ada lagi restriction  dengan mengatas namakan nasionalisme dalam bentuk proteksi. Gerakan revolusi mereka berfokus pada proteksi penuh bagi negara maju untuk bisa memanfaatkan semua resource negara berkembang, dan proteksi bagi penemuan mereka lewat hak paten teknologi.
Sebetulnya The Silent Revolution yakni gerakan yang dibentuk oleh sekelompok elite di AS yang pro pasar bebas dengan konsep neoliberal. Namun perkembangan selanjutnya, menciptakan semua institusi yang berada di bawah pengaruhnya ikut memakai cara yang sama yaitu the silent revolution.”
Aku mendengarkan dengan seksama sambil berkerut kening. Berulang kali saya mengusap wajahku yang tiba-tiba terasa kebas dan kering.
“Gerakan ini diawali tahun 1980-an. Dijalankan secara sistematis. Merupakan gerakan berjamaah di semua level struktur sosial, yang bersatu dalam barisan neoliberal. Cirinya adalah: pertama, mereka tidak menghipnotis organisasi massa untuk menerima dukungan publik tapi mendekati komunitas terdekat dengan publik. Kedua, mereka menghindari polemik. Ketiga, lantaran sifatnya yang silent maka gerakan ini memakai cara-cara dunia intelejen. Atau lebih tegasnya, smart power.”
“Tapi, Bud, bukankah  IMF akan keluar?” 
“Aku tahu, bagaimanapun IMF niscaya akan keluar dari Indonesia. Tapi saya juga sanggup bocoran bahwa pemerintah sudah diyakinkan oleh team ekonomi di kabinet untuk memperpanjangnya dalam bentuk Post Program Monitoring hingga tahun 2007. Aku yakin publik tidak banyak tahu perihal ini. Kelak, sumber-sumber pendanaan dari luar negeri pun akan dilakukan secara diam-diam. Atau bisa saja dibungkus dengan segala kebijakan dan peraturan yang menciptakan rakyat semakin bingung, biar nantinya rezim bebas bergandengan tangan dengan kekuatan asing,” terang Budiman 
 “OK, Kembali ke silent revolution.”
“Ok, dalam rentang pergerakannya ia berhasil menciptakan perubahan signifikan. Kekuatan gerakan ini terwujud dalam bentuk demokratisasi, yang memungkinkan rakyat lepas dari partronnya yang selama ini berfungsi sebagai penangkal segala efek jelek ideologi asing.”
“Oh, begitu?”
“Ya. Pada tahap awal, gerakan ini berhasil menempatkan orang-orang kampus, pengusaha, artis, dan militer yang miskin pemahaman geopolitik dan geostrategik ke dalam lingkar kekuasaan. Orang-orang inilah yang kini aktif secara belakang layar mendekati ring-ring satu komunitas atau kelompok di tengah masyarakat.
Target mereka dalam jangka panjang, menciptakan gerakan buruh dan tani menjadi tumpul lantaran barisan terdepan mereka telah ditelikung lewat smart power. Gerakan agama baik yang formal maupun non formal juga telah mulai mereka lemahkan lewat tehnik laga domba, intimidasi, dan penyesatan opini publik terhadap lembaga-lembaga keagamaan.
Fenomena yang terjadi kini hanyalah awal dari gerakan ini. Euforia demokrasi dan kebebasan berbuat bagi wong cilik hanyalah sementara saja. Kelak akan dihabisi lewat silent revolution. Para aktifis buruh yang selama ini dekat dengan rakyat jelata akan dikerdilkan. Ormas dan kader Partai Nasionalis akan terpecah hingga terusan ke grass root semakin lemah. Ormas kampus tak kan lagi bergigi. Gerakan agama yang terdiri para intelektual Islam akan dijadikan materi cemoohan lewat kampanye demokrasi yang culas, dan penyesatan opini publik.
Hebatnya lagi, gerakan ini ada namun tidak teridentifikasi, bagaikan bayang-bayang. Ada tapi tidak meninggalkan jejak. Kita hanya sanggup mencicipi ketika hak-hak rakyat menjadi semakin terpinggirkan, sementara kepentingan abnormal semakin menerima ruang untuk meraup segala potensi dan sumber daya yang kita punya. Hanya soal waktu, sesudah semua kekuatan ruh antara nasionalis dan sosialis hancur, maka akan muncul kekuatan gres yang sesuai dengan platform mereka. 
Pada ketika itulah, tidak ada lagi nasionalisme 45. Tidak ada lagi falsafah hidup Pancasila. Tidak ada lagi agama sebagai ruh berjuang untuk keadilan dan tidak ada lagi bunyi bagi kepentingan wong cilik sebagai ikon usaha kelas tertindas. Yang ada hanyalah bisnis bunyi untuk menjadi pemenang. Negara dan bangsa hanya akan menjadi problem bisnis semata. Sadarkah kau akan hal ini, Ja?”
“Oh, Tuhan...” 
“Ja, Sewaktu kuliah saya yakni seorang mahasiswa idealis. Setelah tamat, saya eksklusif terjun bisnis. Lebih dari duapuluh tahun saya hidup sebagai pengusaha yang bergaul dengan elite kekuasaan. Sedikit banyak saya tahu benar bahwa keberadaan Soeharto sebagai penguasa orde gres tidak terlepas dari pertarungan dua kekuatan besar, yaitu grup Barat yang dikomandoi Amerika dan grup Timur yang dipimpin Uni Soviet. Sebuah perang yang dikenal sebagai ‘perang dingin’. Perang perihal efek kedigdayaan, tanpa kontak senjata. 
Naiknya Soeharto dan jatuhnya Soekarno yakni kemenangan Amerika di Asia Tenggara atas paham komunis Uni Soviet. Sebagai bentuk kompensasi, Amerika dan Barat memberi dukungan penuh bagi Indonesia biar tidak terjebak dalam kemiskinan. Belajar dari pengalaman revolusi di Cina, bahwa kemiskinan menyuburkan tumbuhnya paham komunisme.
Karenanya tugas para ekonom Indonesia lulusan Amerika atau dikenal dengan nama Mafia Barkeley,  juga tidak bisa dilepaskan dari kompensasi ini. Mereka membawa paham gres perihal paradigma pembangunan, yang sebelumnya hanya bertumpu pada kekuatan rakyat, atau disebut juga Berdikari. Paradigma mereka sederhana, yaitu perlunya suatu grant design pembangunan nasional yang akan mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi dan pemeretaan. Istilah ini dikenal dengan nama teori Rostow. 
Teori ini juga yang digunakan di Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Singapura, Taiwan, Turki dan negara-negara Artikel Babo yang tergabung dalam kelompok di bawah efek kekuatan AS-Barat. AS menyadari bahwa Negara yang berhasil mereka bebaskan dari efek komunis ini memiliki keterbatasan modal dan teknologi untuk bisa menggerakkan mesin ekonominya. Maka, aktivitas pemberian pendanaan dan teknologi pun menjadi pecahan tak terpisahkan dari politik luar negeri AS ketika itu.”
“Ya, Bud, saya tahu kita mendapatkan dana melimpah dari Amerika dan Eropa.  Ada tiga koridor pinjaman yang mereka berikan, yaitu pinjaman melalui World Bank Group yang bersifat lunak. Pinjaman ini digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Koridor kedua yakni pinjaman Mutlilateral melalui IGGI, bersifat grant dan sebagian lagi berupa pinjaman lunak berbunga 2,5% per tahun dengan jangka waktu duapuluh lima tahun. Dengan masa tenggang bebas bunga lima tahun. Pinjaman ini digunakan untuk memperkuat likuiditas APBN guna mensuplai dana ke publik untuk menumbuhkan sektor riel. Koridor ketiga yakni pinjaman bilateral, yang juga bersifat lunak dan sebagian berupa grant. Pinjaman ini ditujukan untuk mendukung pendanaan sektoral.”
“Benar, Ja. Apa yang diterima Indonesia, sama dengan apa yang diterima negara-negara lain yang tergabung dalam kekuatan pro-AS-Barat. Artinya apapun yang diberikan oleh pihak Amerika (barat) kepada Indonesia, baik berupa modal maupun teknologi, hakikatnya berkaitan eksklusif dengan politik luar negeri AS dalam konteks perang dingin. Inilah sejatinya platform hibah luar negeri mereka. There arn't no such thing as a free lunch.  
Semua menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang gratis. Tujuan dari politik yakni kekuasaan dan penguasaan resource. Istilah yang oleh Soekarno disebut dengan Neocolonialism, menyikapi perang politik Barat dan Timur. Kolonialisme atau penjajahan model gres yang tidak dalam bentuk fisik, tapi dalam bentuk ideologi. Itu sebabnya Soekarno kemudian membentuk Gerakan Non Blok untuk melindungi negara-negara yang gres merdeka, biar tidak terseret dalam arus perang hambar tersebut. 
Ini terbukti ketika berada di bawah kepresidenan Soeharto, Indonesia terjebak dalam kekuatan AS-Barat. Ketika mendapatkan pemberian dari mereka, kita dipaksa menyerahkan natural resource kepada Amerika. Istilahnya yakni winner takes all. Meski begitu, Soeharto tidak begitu saja mengorbankan nasionalismenya, untuk sebuah kompromi politik.
Strategi global Amerika memang ampuh menguasai dunia. Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan yang tidak punya cukup natural resource, dimanfaatkan SDM-nya untuk menjadi lebah pekerja guna memenuhi kebutuhan konsumsi Amerika yang rakus. Turki yang letaknya strategis antara Timur dan Barat dimanfaatkan sebagai pangkalan perang. Meksiko, Brazil, Argentina, Indonesia, Iran, dan Arab Saudi yang kaya natural resouce, dikuras habis untuk memenuhi kebutuhan materi baku mesin industri Amerika. Untuk mengamankan politik globalnya tersebut, Amerika memang sengaja memelihara para diktator dan monarki di negara-negara yang berada di bawah pengaruhnya. Termasuk pemberian militer yang tak terbatas, baik untuk persenjataan maupun training.
Setelah ‘perang dingin’ usai, politik luar negeri Amerika pun berubah. Kalau sebelumnya penguasaan resource lebih kepada penguasaan politik, selanjutnya yakni penguasaan pasar melalui sistem globalisasi. Melalui WTO yang didukung World Bank Group, memaksa negara pro Barat untuk mengakui globalisasi sebagai paradigma gres menuju abad pembangunan masa depan yang berkeadilan. Maka, paham demokratisasi dengan jargon Freedom, Peac, Equality pun dicanangkan ke seluruh dunia.
Sejak itu kampanye demokratisasi melalui agen-agen demokrasi lulusan Amerika, terus bergerilya membangun kekuatan pro demokrasi di seluruh dunia. Kampanye ini berhasil menciptakan Uni Soviet terpecah menjadi negara-negara kecil.
Soeharto menyadari, bahwa paska perang dingin, ia sudah mulai diasingkan oleh AS-Barat. Dia juga tidak lagi gampang mendapatkan pemberian pinjaman lunak. AS mulai memaksa Soeharto untuk mendapatkan paham demokratisasi berupa abolisi semua kebijakan subsidi kepada rakyat yang selama ini didanai dari pemberian luar negeri. Melepas semua kebijakan proteksi yang anti globalisasi dan pro kepada pengusaha lokal di bidang investasi, perdagangan, pariwisata, telekomunikasi dan keuangan. 
Bantuan AS-Barat yang selama ini ditujukan untuk stabilitas keamanan regional telah beralih menjadi deregulasi semua sektor yang anti demokratisasi dan globalisasi. Soeharto bereaksi dan mencoba berkompromi dengan menciptakan kebijakan-kebijakan baru. Namun, aneka macam kebijakan yang dikeluarkannya dalam bentuk Paket Kebijaksanaan, tak kunjung memuaskan Amerika dan Eropa Barat. Di ketika bersamaan, negara-negara ASEAN lain coba berlindung di balik Soehato atas tekanan Amerika tersebut.
Puncak kekesalan Amerika dan Barat kepada Soeharto dan ASEAN yakni dijatuhkannya bom nuklir dalam bentuk gelombang hedge fund yang menciptakan mata uang negara-negara Asia Tenggara tumbang. Asia pun dilanda krisis ekonomi parah.” Kata Budiman berapi-api.
“Dan ongkos ledakan nuklir ini sangat mahal, yang menciptakan Robin Gobin tersingkir sebagai Menteri Keuangan Amerika. Dan menciptakan Smith Barney masuk dalam kubangan hutang long term investment debt sebesar USD 100 billion, yang kemudian dimerger dengan Solomon.” Kataku menambahkan.
“Cara Soeharto mengundang IMF yakni untuk menguji sistem yang dibangun oleh AS-Barat. Karena IMF merupakan forum internasional sebagai the last lending resource untuk menstabilkan perekenomian negara-negara anggota. Seperti sebelumnya, ia berhasil membantu negara-negara yang hancur paska perang dunia kedua.” Lanjut Budiman.
“Tapi ternyata IMF justru memaksa Soeharto mengikuti demokratisasi dan globalisasi secara utuh.” Sahutku.
“Permintaan IMF tidak sepenuhnya diterima oleh Soeharto yang tidak ingin mengorbankan nasionalismenya. LOI dengan IMF tidak diimplemetasikan. Dia justru mengancam IMF dan Amerika, dengan bahaya penempatan future option delivery beberapa blok minyak yang sudah dan belum digali sebagai financial guarantee atas kebijakan mata uang fixed rate. Beberapa forum keuangan internasional yang tergabung dalam combine collateral yang dikomandani oleh Deutch Bank bersedia menjadi underwriter. Cara ini dilakukan Cina dan terbukti berhasil sebagai alternative financial resource mereka.
Sebetulnya bahaya ini ampuh memaksa Amerika dan IMF untuk mengikuti Soeharto. Perundingan penyelesaian krisis sudah di depan mata, sama menyerupai Korea Selatan, Thailand  dan Malaysia. Soeharto meminta biar IMF bertanggungjawab memberi pemberian lunak selama duapuluh lima tahun tanpa bunga untuk menutupi BLBI dan mengembalikan kepercayaan masayarakat terhadap perbankan. Karena sebetulnya kebijakan hutang luar negeri Indonesia bukanlah kebijakan rakyat, tapi kebijakan politik luar negeri AS untuk mengamankan stabilitas regional ASEAN dari bahaya komunis. Dan Indonesia sudah membayar lunas dengan terciptanya daerah ASEAN yang aman. Bahkan mengambil alih Timor Timur dari bahaya partai Fretelin yang pro komunis dengan ongkos yang sangat mahal. Makara jikalau pun kini terjadi krisis maka Amerika-lah yang harus bertanggungjawab.”
“Hmm… Tapi, sayang sekali sebelum semua itu terwujud, Soeharto keburu dijatuhkan kekuatan kelompok pro demokrasi AS yang lebih berpengaruh menguasai pandangan publik Indonesia.” Kataku parau.
“Ya. Sejak kejatuhan Soeharto dan kelompok pro demokrasi berkuasa, IMF bebas berbuat apa saja, hingga balasannya berhasil memaksa pemerintah untuk mendapatkan Letter of Intent dari IMF. Dan yang lebih parah lagi yakni menyetujui penyelesaian BLBI melalui Obligasi Rekap dan menyebabkan Otoritas Penyelesaian Utang bukan penyehat tapi malah pengobral aset negara kepada pihak asing.” Lanjut Budiman lirih
“Para pemimpin gres yang pro demokrasi tidak satupun dari mereka yang bermental negarawan. Terjebak dalam permainan politik tingkat tinggi. Dan ternyata komitmen IMF untuk melaksanakan pemulihan Obligasi Rekap tidak kunjung datang. Membuat rakyat murka dan menuntut IMF biar keluar dari Indonesia. Indonesia pun kian terperosok ke dalam jebakan hutang luar negeri yang tak kunjung sanggup diatasi, mengganggu kekuatan APBN untuk memberi dukungan sosial bagi kesejahteraan rakyat.” 
“Benar, Ja. Untuk kau ketahui, Soeharto sebetulnya dibesarkan oleh Soekarno. Bahkan dalam memoarnya, Soeharto menyampaikan bahwa ia yakni pengagum Soekarno. Menganggapnya sebagai guru dan orangtua yang selalu dihormatinya. Meskipun keduanya sempat tak sejalan dalam kebijakan politik.
Tapi, bagaimanapun, Soekarno dan Soeharto memiliki satu kesamaan, yaitu nasionalisme keduanya yang kuat. Keduanya sangat besar hati dengan tanah airnya. Bila balasannya mereka berseberangan, itu lantaran perbedaan cara mereka mengasihi bangsanya. Soekarno maupun Soeharto memang tidak luput dari banyak kekurangan dan kesalahan. Namun itu semua tidak menghapus jasa mereka sebagai bapak pemersatu bangsa, hingga bisa berdaulat dan dihormati oleh bangsa lain.”
“Bagaimana dengan harta Soeharto di luar negeri?” Tanyaku untuk menegaskan apapun tindakan korup tidak bisa diterima walau jasanya banyak.
“Dalam sebuah pertemuan dengan salah satu banker di Singapore dan Swiss, aku  pernah menanyakan secara pribadi perihal keberadaan dana Soeharto di negara mereka. Mereka menjawab bahwa itu hanya propaganda murahan. Tidak ada satupun rekening pribadi yang terhubung dengan Soeharto di sana. Kamu kan tahu, yang paling berharga di dunia ini yakni nyawa. Dan Soeharto tidak pernah percaya dengan dokter luar negeri perihal kesehatannya. Dia hanya percaya dengan dokter dalam negeri. Apalah soal uang. Memang ada rekening atas nama putra putrinya tapi itu hanya rekening bisnis legal yang jumlahnya tidak berarti dibandingkan dengan rekening pengusaha Artikel Babo.” Kata Budiman.
“Ya, bagaimanapun, yang niscaya ketika Soeharto menggantikan Soekarno, ia berhasil melaksanakan koreksi pendahulunya dengan memanfaatkan info internasional bukan untuk ikut hanyut dalam konflik perang hambar dan angkat bunyi keras. Tapi ia berhasil memanfaatkannya untuk kesejahteraan rakyat.” Sambungku kemudian.
“Ya, Ja. Di abad kini, pemerintah memang berganti dan rezim demokrasi membawa angin perubahan perihal kebebasan berpolitik. Tapi sejatinya negara justru makin terperosok ke dalam cengkeraman Multi National Corporation di bidang finansial, teknologi, industri, pertambangan dan distribusi. Di waktu bersamaan, hutang terus digali untuk membayar kewajiban hutang yang ditimbulkan kebijakan politk luar negeri AS-Barat pada rezim Soeharto, dan akhir kebijakan yang ditimbulkan oleh IMF sendiri. Karena janjinya untuk memberi dana segar, tak kunjung dipenuhi.”
“Kita tidak pernah mencar ilmu dari Korea, Jepang dan Malaysia yang bersatu ketika krisis terjadi, berbaris rapat menghadapi musuh bersama: AS-Barat. Kita justru ribut dalam negeri sendiri dan saling berebut kekuasaan. Akhirnya AS-Barat leluasa masuk membawa perangkap bagi para politikus amatir, untuk bisa merebut kekuasaan.” Kataku.
Kami berdua melamun untuk beberapa saat. Seakan tak ada lagi materi untuk di diskusikan. Aku dan Budiman sering berdikusi perihal banyak hal. Baginya, bertemu dan bersdiskusi denganku yakni obat stress. Dia merasa tidak pernah jauh dari kebenaran ketika ia lupa. Akupun senang  berteman dengan Budiman lantaran dihadapanku ia tidak pernah berubah. Tidak ada topeng. Kami kadang berbeda pendapat namun bila waktu tiba sholat, kami akan sholat berjamaah. 
Taksi yang kami tumpangi sudah hingga di Mandarin Hotel, Orchard. Budiman mengatur check in untukku dan memperlihatkan kunci kamar kepadaku.  “Aku tunggu kau di café. Mereka akan tiba sebentar lagi.” Aku bergegas untuk bersiap-siap, bertemu dengan kawan Budiman yang berjanji untuk membantu mendapatkan  credit line dari bank di Singapore.
Hanya 10 menit sesudah ganti pakaian di kamar hotel saya sudah berada di café. “Ja,  mereka komitmen akan tiba bersama banker.” Kata  Budiman dengan tersenyum. “Waw! Hebat!” Seruku. “Jadi kita bisa jelaskan eksklusif kepada Banker. Kalau mereka paham maka akan tinggal melanjutkan formalitas yang berafiliasi dengan paperwork.”
“Tepat sekali. Aku rasa tidak akan hingga satu ahad selesai.” Kata Budiman dengan yakin.
***
Benarlah, sesuai komitmen jam 7 mereka sudah datang. Mereka semua berempat. Dua yakni kawan Budiman dan dua orang lagi yakni banker.
“Jelaskan bagaimana rencana bisnis Anda?” Kata kawan Budiman tanpa basa basi. Inilah gaya Singapore dan Hong Kong. Selalu to the point. Akupun menjelaskan secara ringkas rencana bisnis yang kususun untuk memperlihatkan solusi pembiayaan bagi Budiman. Khususnya berkaitan dengan exit pelepasan saham kepada perusahaan raksasa dibidang pangan setelah  lima tahun di restruktur. Semua dokumen yang berkaitan dengan apa yang kukatan, saya serahkan kepada kawan Budiman. Mitra Budiman menyerahkan dokumen itu kepada Banker. Salah satu Banker itu membaca dengan seksama.
Banker itu menatapku sesudah membaca dokumen yang saya serahkan, “Anda yakin bisa menyediakan SBLC untuk jaminan?” 
“Yakin.” Jawabku mantap.
“Bagaimana bisa yakin?”
“Anda bisa hubungi sobat saya di Hong Kong,” kataku sambil menyodorkan business card milik Ester.  Dia memperhatikan dengan seksama dan kemudian tersenyum kepadaku.
“Ok. Kami pastikan sanggup memperlihatkan Credit line.” Kata banker kepadaku. “Jadi kapan aplikasi kredit akan diajukan?” Lanjut banker itu menatap kepada kawan Budiman.
“Beri kami waktu hingga lusa. Karena besok kami harus mendirikan Special Propose Company untuk vehicle penarikan credit dari bank Anda.”
“Ok, kami tunggu.”
“Maaf berapa usang kredit bisa dicair?” saya bertanya kepada salah seorang Banker.
“Lima hari sesudah paper work lengkap dan SBLC kami terima dengan memuaskan sesuai system perbankan.”
“Bagaimana dengan Loan to value?” sambungku.
“90 %.” Kata banker itu tanpa ragu. Nampak sekali ia sudah berpengalaman  menangani transaksi ini.
“Terima kasih. Deal yang sangat memuaskan.” Kata Budiman.
Aku eksklusif menelephon Ester di Hong Kong. Ester bahagia sekali mendengar kabar bahwa bank di Singapore bersedia memperlihatkan kredit. Dia berharap dalam seminggu selesai. Lusa ia akan terbang ke London. “Temani saya ya, ke London?” pinta Ester kita mengakiri pembicaraan di telephone.
Keesokan harinya saya menemani Budiman ke bank untuk rapat formal dan menyerahkan document yang berkaitan sketsa pembiayaan dan profil assetnya.  Sorenya saya terbang ke Hong Kong untuk bertemu dengan  Ester mempersiapkan recana ke London.
***
Cuaca Hong Kong di bulan Desember pada sore hari berkisar delapanbelas derajat celcius. Aku merapatkan leher jaket dan melangkah cepat ke koridor kedatangan Airport.  Telephonku bordering. Nampak di layar cellphone tertera nama Ester.
“Jaka!” Seru Ester diseberang.
“Ya.”
“Kita sanggup masalah. Channel saya di London, menolak menyediakan SBLC untuk jaminan credit di Singapore,” kata Ester panik. Mendengar perkataanya, rasanya menyerupai disambar petir di siang bolong. Ada apa ini? Mengapa selalu ada kejutan dari Ester, di ujung jalan usaha dan selalu berakhir hampa?
“Aku harus ketemu dengan kamu,”  kataku lemah.
“Baik. Langsung saja ke kantor. Aku tunggu ya?”
Dengan taksi dari bandara saya melaju menuju kantor Ester di Queen Road, di daerah central Hong kong.  Sesampai di gedung kantornya, ia sudah menanti  sempurna di depan loby. 
“Kita bicara di sana aja,” kata Ester menunjuk café yang ada lantai dasar gedung kantornya.. 
“Ada apa sebenarnya?” tanyaku dengan wajah tegang. Bayangan nasip Budiman yang terjebak dengan aplikasi credit membuatku jengah. Apa jadinya bila gagal  mendelivery SBLC?
“Kamu ingin tahu jawabannya?” 
“ Ya, Please!” 
“Ini ulah David.  Dia sengaja menutup semua resource-ku. Akibatnya semua relasikuku menolak. Padahal sebelumnya gampang dan tidak ada masalah.” Ester  resah dan saya lebih bingung.
“Dari mana kau tahu ini ulah David?” tanyaku.
“Kolegaku di London yang bilang itu. David minta biar jangan terlibat denganku jikalau tujuannya untuk membantu kamu, Jaka!”
“Hebat sekali si David itu?!” kataku geram.
“Jak, sudahlah. Engga usah dipikirkan soal David. Dunia keuangan itu kecil sekali. Dia berhak melaksanakan itu lantaran itulah cara ia menciptakan kau kembali ke dia.” Kata Ester memegang lenganku.
“Baiklah.” Aku menarik napas dalam-dalam. ”Kembali ke masalahku. Besok Budiman harus mengajukan credit ke Bank. Kamu kan tahu apa dampaknya bagi Budiman bila ia gagal delivery SBLC. Dia akan kehilangan uang membayar provisi kredit dan fee kepada mitranya di Singapore. Ini bukan uang kecil.” Kataku mengingatkan Ester bahwa kegagalan traksaksi ini berakibat jelek bagi Budiman. “Kami hanya punya waktu lima hari!”
Ester hanya diam. Wajahnya tegang. Dia merasa menyesal atau usulannya mengenalkanku kepada David. Aku berusaha tenang. Bagaimanapun ini sudah terjadi. Tapi kemana lagi langkah harus diayunkan?
“Jak!” seru Ester. “Kamu tahu kan, Tomasi?”
“Ya. Aku tahu. Ada apa dengan dia?”
“Tadi saya menelephonnya di Swiss. Dia komitmen akan membantumu menyediakan SBLC. Tapi kau harus ikut platform dia.”
“Apa platform dia?”
“Dia tidak cerita. Dia akan jelaskan sendiri kepadamu.” Kata Ester nampak putus asa. 
“Kamu mau bicara dengan dia, Jak?” Aku mengangguk. Jari-jari lentik Ester  mencari sebuah nomor Tomasi dalam handphone-nya.  Aku menunggu dengan cemas. Aku melirik jam tangan dan waktu menunjuk pukul lima sore, waktu Hong Kong. Dari balik beling café di gedung megah itu, saya melihat kemudian lalang kendaraan glamor yang berjalan tertib di jalan raya. Beberapa pejalan kaki berjalan cepat-cepat pada trotoar yang berpagar pertokoan mewah. Betapa pongahnya Hong Kong di mataku sore itu. Dan saya kembali menghembuskan nafas berat, sekedar mengurangi tekanan yang menyesak di dada.
“Tom, ini Jaka, ada di depanku. Bisakah bicara eksklusif dengan ia soal rencana kau membantunya? Nih bicara!” Ester menyerahkan cellphone-nya padaku.
“Jaka. Gimana kabarnya?” sapa Thomasi di ujung telephon.
“Kabar baik, tapi sedikit ada masalah. Kamu sudah tahu kan, masalahnya?”
“Ya, saya paham masalah kamu. Aku akan bantu sebisanya.” Kata Tomasi terkesan tegas.
“Tom, saya tahu kau akan bantu. Tapi, apakah kita masih punya waktu? Karena besok saya harus delivery SBLC ke bank di Singapore. Maaf, benar-benar waktu tidak berpihak kepadaku ketika ini.”
“OK. Segera kirimkan email  semua data bank koordinat  di Singapore. Dalam enam jam. saya pastikan akan delivery SBLC.” Kembali terdengar bunyi tegas Tomasi. Menandakan ia serius dengan kata-katanya.
“Oh, terima kasih, Tom. Terima kasih!”
“Setelah SBLC diterima oleh bank di Singapore, saya akan segera bertemu kau di Singapore. Ada hal yang harus kau lakukan untukku. Bisa, kan?”
“Bisa.” Jawabku cepat.
“Baik. Sampai jumpa di Singapore.”
Cellphone saya serahkan kepada Ester. “Kamu yakin, Tom akan menepati janjinya?”
“Entahlah! Tapi itulah satu-satunya impian kita. Ya kan?” kata Ester sambil menatap wajahku sendu. 
“Hei! Ayo tersenyum!” Seruku sambil tersenyum ringan. ”Tidak ada yang perlu dikawatirkan. Aku engga mau liat kau stress. Mari berpikir positip. Karena itu doa sesungguhnya.” Ku elus pipi Ester dengan punggung jariku. Dia menempelkan pipinya di telapakku. “Aku terlalu mengkawatirkan kamu, Jak!”
“Ngomong-ngomong, kau terus berafiliasi dengan Tomasi semenjak terakir bertemu di Jakarta?”
“Ya. Kalau ia ke Hong Kong, Tomasi selalu menyempatkan diri untuk  bertemu denganku.” Jawab Ester ringan.
“Oh. Makara kalian bersahabat ya? Pernah dating dengan dia?”
“Engga pernah. Kalaupun ketemu di café, ia selalu bawa temannya.”
“Kamu suka dia?” Selidiku.
“Maksud kamu?”
“Kamu mengasihi dia?”
“Engga!”
“Kenapa?”
“Sudahlah! Sampai ketika ini, hanya kau laki-laki di hatiku. Tapi tak pernah bisa kujangkau untuk menjadi suamiku. Tapi menjadi sahabatmu merupakan berkah tak terbilang.”
“Terima kasih. Bagiku menjadi sahabat kau lebih dari segala galanya.” 
“Aku tahu. Semoga kita  selalu bersama.” Aku memeluk Ester. Dia membalas pelukanku dengan hangat, ”jangan pernah tinggalkan saya ya?” katanya berbisik.
Senja berlalu dengan kesan mendalam di hati. Malam menjemput dengan kelamnya yang damai. Kami berjalan kaki ke arah Wanchai. Hong Kong di bulan Desember pada malam hari mencapai suhu duabelas derajat celcius. Kulirik Ester yang nampak kedinginan di balik gaun blazernya. Kulepas jas dan kukenakan padanya untuk membalut badan Ester melawan dingin. Dia melingkarkan tangan ke pinggangku untuk menghangatkan tubuhku. Kami saling menjaga dan melindungi satu sama lain. Selalu begitu. Tanpa pernah bertanya mengapa dan selalu memberi sebelum diminta.
Kami menghabiskan malam di café di daerah Wanchai, Lokhard road. Menjelang dini hari saya berniat mengantar ia ke apartement tapi Ester menolak. “Aku ingin tidur di hotel kamu. Boleh ya?” Katanya.


Sumber https://bukuerizelibandaro.blogspot.com/