Showing posts with label Berita-jawa-tengah. Show all posts
Showing posts with label Berita-jawa-tengah. Show all posts

Cari Pendaki Hilang Di Lawu, Basarnas Lacak Hp Korban

Cari Pendaki Hilang di Lawu, Basarnas Lacak HP KorbanFoto: Dok Basarnas Surakarta

Karanganyar -Basarnas dan tim adonan masih melaksanakan pencarian terhadap Alvi Kurniawan, pendaki asal Magelang yang hilang di Gunung Lawu. Selain menyisir jalur, tim juga melaksanakan upaya lain, menyerupai melacak ponsel korban.

Cara ini dilakukan sebab ada kemungkinan korban sempat membuka ponsel ketika berada di atas gunung. Namun sehabis dilacak, tim masih belum menemukan korban.

"Ponsel juga sudah kami lacak, tapi akhirnya masih nihil," kata Humas Basarnas Surakarta, Yohan Tri Anggoro kepada detikcom melalui telepon, Senin (7/1/2019).

Hari ini, pencarian telah memasuki hari keenam. Penyisiran di lokasi terakhir Alvi terlihat hingga jalur pendakian lain juga sudah dilakukan. Hasilnya masih nihil.

Ditanya mengenai batas waktu pencarian, Yohan menyampaikan belum ada penetapan. Tim masih akan terus memaksimalkan pencarian.

"Belum ada penetapan hingga kapan. Selama masih pencarian, akan kita maksimalkan," ujarnya.

Personel pun masih terus dioptimalkan. Bahkan perwakilan keluarga dan sobat Alvi pun turut serta dalam pencarian perjaka 20 tahun itu.

"Perwakilan keluarga juga ikut dalam pencarian. Teman-teman Alvi secara bergantian juga ikut mencari,"ujarnya.

Hingga hari keenam ini, dilema cuaca masih menjadi hambatan utama. Kabut tebal masih seringkali menghalangi pandangan tim gabungan.

"Cuacanya masih berubah-ubah, kadang hujan, kabutnya juga tebal, menghalang pandangan kami," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Alvi dan enam kawannya asal Magelang melaksanakan pendakian semenjak Senin (31/12/2018). Setelah bermalam di tenda, keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan ke puncak.

Alvi berpisah dengan rombongan ketika beradu cepat hingga ke puncak dengan seorang pendaki lain asal Wonosobo. Karena pendaki Wonosobo kelelahan, Alvi kemudian melanjutkan perjalanan ke puncak sendiri. Setelah itu keberadaan Alvi tidak diketahui hingga sekarang.

Sumber detik.com

Polisi Limpahkan Berkas Kasus Pesta Seks Di Sleman Ke Kejaksaan

Polisi Limpahkan Berkas Kasus Pesta Seks di Sleman ke KejaksaanFoto: Ristu Hanafi/detikcom

Sleman -Polda DIY melimpahkan berkas masalah pesta seks ke Kejaksaan Tinggi DIY. Penyidik Ditreskrimum telah menyelesaikan investigasi tersangka, saksi dan pengumpulan alat bukti.

"Berkas masalah pesta seks sudah dilimpahkan ke Jaksa Penuntut Umum, ke Kejaksaan Tinggi DIY," kata Direktur Reskrimum Polda DIY, Komisaris Besar Pol Hadi Utomo kepada wartawan di Mapolda DIY, Senin (7/1/2019).

Hadi menyebutkan tidak ada hambatan bagi penyidik untuk menyelesaikan berkas masalah pertunjukan pesta seks yang digerebek oleh polisi di sebuah home stay di Condongcatur, Sleman pada Selasa 11 Desember 2018 malam. Karena beliau menargetkan pemberkasan rampung tak lebih dari satu bulan sehabis penerbitan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP).


"Setelah SPDP kita kirim ke Kejaksaan 14 hari, niscaya kita kirim berkasnya, lalu kita diberi waktu 14 hari lagi. Saya targetkan berkas satu bulan sudah selesai," jelasnya.

Saat ini, lanjutnya, penyidik masih menunggu hasil penelitian berkas masalah oleh Kejaksaan.

"Masih diteliti oleh Jaksa Penuntut Umum, tapi sampai sekarang belum ada undangan atau petunjuk untuk melengkapi berkas perkara," ujar Hadi.


Meski berkas masalah telah dilimpahkan ke Kejaksaan, namun kedua tersangka, Agung Suprawoto alias Joko dan Hendi Kiswanta alias Jovanka sampai sekarang tidak ditahan.

"Penyidik punya kewenangan untuk menahan, tapi sebab berkas masalah sudah selesai, lalu barang bukti sudah disita, juga penyidik berkeyakinan tersangka tidak mengulangi perbuatannya, maka mereka tidak ditahan," ungkapnya.

Oleh penyidik, kedua tersangka dijerat pasal berlapis, adalah Pasal 12 UU 21/2007 wacana Perdagangan Orang, dan atau Pasal 296 kitab undang-undang hukum pidana atau Pasal 506 kitab undang-undang hukum pidana wacana perbuatan cabul.

Sumber detik.com

Nelayan Hilang Di Pantai Samas, Ditemukan Tewas Di Kulon Progo

Nelayan Hilang di Pantai Samas, Ditemukan Tewas di Kulon ProgoFoto: Dok Basarnas Yogya/detikcom

Bantul -Nelayan Pantai Samas yang terseret ombak kemarin, Minggu (6/1/2019) telah ditemukan di Pantai Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulon Progo. Saat ditemukan, kondisi nelayan tersebut telah meninggal.

"Korban (Purwanto alias Gareng) ditemukan jam setengah 5 sore (Senin 7/1/2019) di pinggir Pantai Bugel. Untuk kondisi korban ketika ditemukan sudah meninggal," ujar Komandan tim operasi pencarian dan donasi laka bahari Basarnas Yogyakarta, Morgan Hidayat ketika dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Senin (7/1/2019).

Morgan menyampaikan korban berjulukan Purwanto alias Gareng (37), warga Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo ditemukan tim SAR Satlinmas Wilayah V Kabupaten Kulon Progo. Jarak dengan lokasi karam dengan ditemukannya korban sekitar 7 km.

"Ditemukan di pinggir Pantai (Bugel), untuk tubuhnya masih utuh tapi kondisinya sudah meninggal," ucapnya.

Sementara itu, Ketua nelayan Pantai Samas, Sigit Budi Santoso turut membenarkan ditemukannya Gareng di Pantai Bugel. Menurutnya, ketika ini seluruh nelayan Samas akan ke rumah duka.

"Betul, sudah ditemukan di sana (Pantai Bugel), ini kita (Nelayan Pantai Samas) mau ke sana (Pantai Bugel) bersama pemilik kapal (Nelayan)," ungkapnya secara singkat ketika dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Senin (7/1/2019).

Perlu diketahui sebelumnya, sebuah kapal nelayan terbalik usai dihantam ombak besar Pantai Samas, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul. Satu orang berhasil selamat, sedangan satu orang lagi belum ditemukan.

Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kejadian yang terjadi Minggu (6/1/2019) siang berawal ketika bahtera nelayan berjulukan Baru Mukti 05 hendak berlabuh di Pantai Samas. Namun, belum sempat mencapai pesisir Pantai, bahtera tersebut malah terbalik.

Akibat bahtera terbalik, lanjut Pipit, menciptakan dua orang berjulukan Purwanto alias Gareng (37), warga Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulon Progo dan Yuli Faska (25), warga Desa, Kecamatan Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul terlempar ke laut.


Nelayan Samas Ditemukan Tewas di Pantai Kulon Progo


Sumber detik.com

3 Pelaku Pencabulan Anak Anak-Anak Di Jepara Ditangkap Polisi

3 Pelaku Pencabulan Anak Bawah Umur di Jepara Ditangkap PolisiFoto: Wikha Setiawan/detikcom

Jepara -Polres Jepara berhasil mengungkap dua kasus pencabulan dengan korban gadis di bawah umur. Tiga tersangka diamankan berikut sejumlah barang bukti.

Satu dari 3 tersangka, pelakunya ternyata mengaku masih perjaka. Namun ternyata sudah pernah menikah dan punya anak.

Kapolres Jepara, AKBP Arif Budiman menuturkan kasus tersebut menimpa RN (16), warga Kecamatan Bangsri dan UA (15) warga Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara.

Sementara ketiga tersangka yaitu Nor Ahmad Yulianto alias Kiyak, warga Desa Jeruk Wangi Kecamatan Bangsri. Dua tersangka lainnya Lucky Saputra dan MA yang masih berusia 15 tahun.

"Jadi, ada dua TKP. Pertama tersangka Nor Ahmad dengan korban RN dan kedua tersangka Lucky dan MA dengan korban UA," ungkapnya kepada wartawan di Mapolres Jepara, Senin (7/1/2019)

Dari hasil penyelidikan dan penyidikan, Nor Ahmad sudah bekerjasama tubuh dengan RN lebih dari 20 kali semenjak Juni 2018. Kepada korban, tersangka mengaku masih bujang.

"Tapi ternyata gres diketahui oleh korban bahwa pelaku sudah pernah menikah dan punya anak. Karena kecewa korban memutuskan hubungan dengan pelaku," lanjutnya.

Tersangka yang tidak terima diputus itu, lalu memgancam korban akan mengembangkan foto dan video mesum mereka. Korban pun melaporkan hal itu kepada polisi.

"Karena bahaya itu, korban dan keluarganya melapor ke Polres Jepara," paparnya.

Ia menambahkan, untuk kasus pencabulan dengan tersangka Lucky dan MA bermodus korban dicekoki minuman keras lebih dulu.

"Dari keterangan yang kami dapat, Lucky lebih dulu mencekoki korban dengan minuman keras," tutur dia.

Sementara, Lucky mengaku kenal korban di jalan. Saat itu, motor korban mogok dan dibantu Lucky untuk diantarkan pulang.

"Kenalnya di jalan. Saat itu motornya (korban) mogok terus saya antar ke rumah. Kenalnya dari itu," ungkap Lucky.

Setelah perkenalan itu, Lucky sering berkomunikasi dengan korban. Saat kondisi rumah pelaku sepi, korban diminta main ke rumahnya. Tiba di rumahnya, korban diminta masuk ke kamar pelaku.

"Sebelumnya saya ajak makan dulu terus main ke rumah. Saya suruh masuk ke kamar mau, terus saya gitukan," beber Lucky.

Lucky mengaku gres sekali melaksanakan hubungan intim dengan korban. Dia melaksanakan hubungan intim, beberapa hari sehabis MA.

Kini ketiga pelaku pencabulan dijerat dengan Pasal 81 Jo Pasal 76D dan atau Pasal 82 Jo Pasal 76E Undang-undang RI Nomor 53 Tahun 2014 ihwal perubahan atas Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2002 ihwal dukungan anak.


Tonton juga video 'Bejat! Ayah Cabuli Anak Kandungnya Sejak Masih TK':

[Gambas:Video 20detik]


3 Pelaku Pencabulan Anak bawah Umur di Jepara Ditangkap Polisi


Sumber detik.com

Hilang Sepekan, Nenek 80 Tahun Tewas Mengenaskan Di Boyolali

Hilang Sepekan, Nenek 80 Tahun Tewas Mengenaskan di BoyolaliPenemuan mayat di sungai Boyolali (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)

Boyolali -Sesosok mayat wanita ditemukan telah membusuk di sungai di Boyolali, Jateng. Kondisinya sudah sulit dikenali. Diketahui mayat yaitu nenek usia 80 tahun yang hilang sepekan sebelumnya.

Penemuan mayat itu Sungai Kluwuk, Dukuh Randurejo, Desa Kragilan, Mojosongo, Boyolali, Senin (7/1/2019). Korban pertama kali diketahui oleh pemburu yang lalu diberitahukan ke warga sekitar dan dilanjutkan dilaporkan ke polisi.

Petugas dari Polsek Mojosongo dan Polres Boyolali segera mendatangi lokasi kejadian. Mayat korban lalu dievakuasi ke kamar mayat RSUD Pandan Arang, Boyolali.

Kasat Reskrim Polres Boyolali, AKP Willy Budiyanto, menyampaikan kondisi korban sudah membusuk dan tidak dapat dikenali lagi. Mayat tersebut berjenis kelamin wanita dan diperkirakan berusia sekitar 80 tahun.

"Dari baju yang dikenakan, menggunakan kebaya dan kain jarik. Diperkirakan sudah tua. Namun dari wajahnya sudah rusak. Korban kami penyelamatan dan kami bawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan," ujar Willy Budiyanto.


Dugaan penyebab tamat hidup korban alasannya yaitu hanyut di sungai. Apalagi ketika ini ekspresi dominan penghujan dan sungai sering terjadi banjir.

Dalam proses penyelamatan tersebut juga ada keluarga yang mengaku ada anggota keluarganya sudah sepekan tidak pulang. Orang hilang itu yaitu Mbah Parikem, umur sekitar 80 tahun warga Dukuh Butuh, Kelurahan/Kecamatan Mojosongo, Boyolali.

"(Warga yang hilang) Kesehariannya beliau biasa ke ladang, yang untuk menuju ke ladang beliau harus menyusuri lembah sungai ini (lokasi inovasi mayat). Rumahnya juga erat dengan alur sungai ini," jelasnya.


Simak juga video 'Misteri Jasad Bripka Matheus Terkapar di Pekarangan Kuburan':

[Gambas:Video 20detik]


Hilang Sepekan, Nenek 80 Tahun Tewas Mengenaskan di Boyolali


Sumber detik.com

3 Pelaku Pencabulan Anak Anak-Anak Di Jepara Ditangkap Polisi

3 Pelaku Pencabulan Anak Bawah Umur di Jepara Ditangkap PolisiFoto: Wikha Setiawan/detikcom

Jepara -Polres Jepara berhasil mengungkap dua kasus pencabulan dengan korban gadis di bawah umur. Tiga tersangka diamankan berikut sejumlah barang bukti.

Satu dari 3 tersangka, pelakunya ternyata mengaku masih perjaka. Namun ternyata sudah pernah menikah dan punya anak.

Kapolres Jepara, AKBP Arif Budiman menuturkan kasus tersebut menimpa RN (16), warga Kecamatan Bangsri dan UA (15) warga Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara.

Sementara ketiga tersangka yaitu Nor Ahmad Yulianto alias Kiyak, warga Desa Jeruk Wangi Kecamatan Bangsri. Dua tersangka lainnya Lucky Saputra dan MA yang masih berusia 15 tahun.

"Jadi, ada dua TKP. Pertama tersangka Nor Ahmad dengan korban RN dan kedua tersangka Lucky dan MA dengan korban UA," ungkapnya kepada wartawan di Mapolres Jepara, Senin (7/1/2019)

Dari hasil penyelidikan dan penyidikan, Nor Ahmad sudah bekerjasama tubuh dengan RN lebih dari 20 kali semenjak Juni 2018. Kepada korban, tersangka mengaku masih bujang.

"Tapi ternyata gres diketahui oleh korban bahwa pelaku sudah pernah menikah dan punya anak. Karena kecewa korban memutuskan hubungan dengan pelaku," lanjutnya.

Tersangka yang tidak terima diputus itu, lalu memgancam korban akan mengembangkan foto dan video mesum mereka. Korban pun melaporkan hal itu kepada polisi.

"Karena bahaya itu, korban dan keluarganya melapor ke Polres Jepara," paparnya.

Ia menambahkan, untuk kasus pencabulan dengan tersangka Lucky dan MA bermodus korban dicekoki minuman keras lebih dulu.

"Dari keterangan yang kami dapat, Lucky lebih dulu mencekoki korban dengan minuman keras," tutur dia.

Sementara, Lucky mengaku kenal korban di jalan. Saat itu, motor korban mogok dan dibantu Lucky untuk diantarkan pulang.

"Kenalnya di jalan. Saat itu motornya (korban) mogok terus saya antar ke rumah. Kenalnya dari itu," ungkap Lucky.

Setelah perkenalan itu, Lucky sering berkomunikasi dengan korban. Saat kondisi rumah pelaku sepi, korban diminta main ke rumahnya. Tiba di rumahnya, korban diminta masuk ke kamar pelaku.

"Sebelumnya saya ajak makan dulu terus main ke rumah. Saya suruh masuk ke kamar mau, terus saya gitukan," beber Lucky.

Lucky mengaku gres sekali melaksanakan hubungan intim dengan korban. Dia melaksanakan hubungan intim, beberapa hari sehabis MA.

Kini ketiga pelaku pencabulan dijerat dengan Pasal 81 Jo Pasal 76D dan atau Pasal 82 Jo Pasal 76E Undang-undang RI Nomor 53 Tahun 2014 ihwal perubahan atas Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2002 ihwal dukungan anak.


Tonton juga video 'Bejat! Ayah Cabuli Anak Kandungnya Sejak Masih TK':

[Gambas:Video 20detik]


3 Pelaku Pencabulan Anak bawah Umur di Jepara Ditangkap Polisi


Sumber detik.com

Di Sidang Suap, Tasdi Ungkap Uang Rp 100 Juta Dari Ganjar Pranowo

Di Sidang Suap, Tasdi Ungkap Uang Rp 100 Juta dari Ganjar PranowoTasdi diwawancara wartawan usai sidang. (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)

Semarang -Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK kembali mencecar bupati nonaktif Purbalingga, Tasdi, dalam persidangan masalah suap dan gratifikasi. Tasdi mengaku ketika itu ia mendapatkan uang dari aneka macam pihak termasuk calon gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Dalam sidang dengan agenda investigasi terdakwa di PN Tipikor Semarang, jaksa bertanya terkait sumber dana Tasdi. Mantan ketua DPC PDIP Purbalingga itu menjawab ia mendapatkan 'honor' dari aneka macam dinas, rumah sakit daerah, bahkan tempat wisata.

"Yang sanggup tidak hanya saya. Ini sudah lama, waktu saya ketua DPRD juga dapat," kata Tasdi.

Dalam masalah tersebut, dibahas juga terkait uang yang disebut Tasdi sebagai uang bantu-membantu untuk Pilkada 2018. Ada dari Wakil Ketua dewan perwakilan rakyat Utut Adianto dan calon Gubernur Jateng ketika itu, Ganjar Pranowo.


Tasdi menyebut Ganjar sempat mampir ke kediamannya dan ada pennyerahan uang Rp 100 juta lewat ajudan. Uang tersebut dimaksudkan untuk buka puasa bersama pada 10 Juni 2018.

"Dia transit di rumah saya memperlihatkan Rp 100 juta untuk operasional," tandasnya.

Uang tersebut ternyata tidak hingga ke bendahara partai. Tasdi mengaku belum sempat menyerahkan ke bendahara alasannya yakni sudah ditangkap KPK pada 4 Juni 2018.

"Dari Pak Ganjar dibawa KPK, sebetulnya mau dipakai tanggal 10 untuk buka bersama," lanjut Tasdi sesudah sidang berakhir.


Jaksa Penuntut Umum dari KPK, Kresno Anto Wibowo, menyampaikan yang disebut uang bantu-membantu itu memang tidak diserahkan Tasdi ke bendahara. Uang juga diterima Tasdi dari aneka macam dinas.

"Harusnya diserahkan kepada bendahara. Tapi ini kan legalisasi dia, berdasar saksi lain ada sejumlah uang dari kepala dinas," kata Kresno.

Dalam sidang investigasi saksi, Utut ikut dihadirkan ke pengadilan namun tidak dengan Ganjar. Menurut Kresno sesudah ini sudah tidak ada saksi lagi alasannya yakni akan menuju agenda sidang tuntutan.

"Kenapa tidak diperiksa sebagai saksi silakan tanya ke penyidik. Penuntut umum hanya menyesuikan berkas dari penyidik," ujarnya.

Untuk diketahui, Tasdi didakwa mendapatkan suap Rp 500 juta terkait proyek Islamic Center tahap II di daerahnya. Selain itu ia juga didakwa gratifikasi dari aneka macam pihak sebesar Rp 1,465 miliar dan USD 20 ribu.


Dalam persidangan kali ini ada yang beda dari Tasdi alasannya yakni ketika keluar sidang menuju kendaraan beroda empat tahanan ia diborgol. Menurutnya tidak duduk masalah alasannya yakni untuk menuruti instruksi etik.

"Intinya saya menyesal, supaya hidup saya lebih baik lagi," ujar Tasdi yang juga mengenakan rompi jingga.



Tonton juga video 'Neneng Kembalikan Rp 2 Miliar Uang Suap Meikarta ke KPK':

[Gambas:Video 20detik]


Di Sidang Suap, Tasdi Ungkap Uang Rp 100 Juta dari Ganjar Pranowo


Sumber detik.com

Penulis Balairung Diperiksa Polisi Soal Dugaan Perkosaan Mahasiswi Ugm

Penulis Balairung Diperiksa Polisi soal Dugaan Perkosaan Mahasiswi UGMMapolda DIY. Foto: Ristu Hanafi/detikcom

Sleman -Polda DIY menyelidiki penulis artikel yang mengungkap dugaan perkosaan mahasiswi KKN UGM. Artikel tersebut diterbitkan oleh Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BPPM) Balairung UGM awal November 2018.

Penulis artikel berjudul 'Nalar Pincang UGM atas Kasus Perkosaan' adalah Citra Maudy dipanggil penyidik Polda DIY, siang tadi. Citra dimintai keterangannya terkait artikel yang ditulisnya soal masalah dugaan pelecehan seksual mahasiswi UGM dikala menjalani KKN di Pulau Seram, Maluku tahun 2017.

"Satu orang dari Balairung yang diperiksa penyidik. Citra, selaku penulis gosip tersebut," kata Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Yogi Zul Fadhli yang mendampingi Citra dikala investigasi berlangsung, Senin (7/1/2019).

Hal itu disampaikan Yogi kepada wartawan sesuai pemeriksaan. Diungkapkannya, investigasi berlangsung sekitar 2 jam, mulai pukul 13.30 hingga 15.30 WIB. Penyidik mengajukan 30 pertanyaan kepada Citra.


"Ini investigasi yang pertama untuk Balairung, tadi diajukan 30 pertanyaan," jelasnya.

Saat menjalani pemeriksaan, Yogi sempat memberikan keberatannya.

"Tadi dikala investigasi sempat kami protes soal bahan pertanyaan penyidik, sebab tidak relevan antara surat panggilan dan bahan pertanyaan. Panggilan ini kami juga menilai janggal," kata Yogi.

"Balairung dipanggil sebagai saksi atas laporan insiden pidana, padahal Balairung tidak tahu perbuatan materiilnya apa. Definisi saksi dalam KUHAP jelas, orang yang melihat mendengar mengalami insiden pidananya. Balairung tak pernah tahu problem itu secara langsung, Balairung hanya memberitakan insiden tersebut," paparnya.


Yogi menyebutkan, pertanyaan dari penyidik melebar dari pokok kasus yang dilaporkan. Karena penyidik lebih banyak mengajukan pertanyaan soal pemberitaan Balirung.

"Pertanyaan justru lebih banyak mengarah ke pemberitaannya, tidak ke aspek materiil perbuatan sehingga menjadi tidak relevan yang dilaporkan soal dugaan pelecehan seksual atau dugaan pencabulan, tapi bahan investigasi soal gosip yang dibentuk kawan-kawan Balairung," jelasnya.

Yogi melanjutkan, ranah pidana yang sekarang diproses Polda DIY dan telah masuk tahap penyidikan, merupakan ranah yang berbeda dengan pemberitaan Balairung.

"Jika soal bahan pemberitaan, dapat menempuh jalur lain misal lewat Dewan Pers bila berkaitan dengan jurnalistik. Karena aba-aba pertanyaan penyidik banyak bicara pembicaraan ke Balairung, ini dua ranah beda, pendekatan berbeda, kalau pidana lewat pidana, kalau Balairung lewat jalur lain sebab Balairung sebagai pencari berita, wartawan, pembuatan artikel juga sudah sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik," urainya.

Yogi kembali menegaskan, penulis Balairung menurutnya tidak masuk dalam kategori sebagai saksi.

"Citra juga tidak masuk kategori sebagai saksi, saya tidak tahu ada apa di balik pemanggilan ini. Nanti kami akan dampingi Balairung bila dipanggil lagi," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda DIY, Komisaris Besar Pol Hadi Utomo menjelaskan alasan di balik investigasi terhadap penulis artikel di Balairung tersebut.

"Balairung kita panggil, semuanya akan kita periksa yang berkaitan dengan penyidikan masalah ini," terangnya dikala diwawancarai terpisah di Mapolda DIY.


Sejauh ini, penyidik telah menyelidiki 25 orang. Sementara itu pihak terlapor, HS statusnya masih saksi.

"Belum ada penetapan tersangka, masih ada investigasi saksi-saksi, nanti akan ada gelar kasus lagi," imbuh Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto.


Simak juga video 'KKN UGM Diguncang Skandal Dugaan Pelecehan Seksual':

[Gambas:Video 20detik]


Penulis Balairung Diperiksa Polisi soal Dugaan Perkosaan Mahasiswi UGM


Sumber detik.com

Hilang Sepekan, Nenek 80 Tahun Tewas Mengenaskan Di Boyolali

Hilang Sepekan, Nenek 80 Tahun Tewas Mengenaskan di BoyolaliPenemuan mayat di sungai Boyolali (Foto: Ragil Ajiyanto/detikcom)

Boyolali -Sesosok mayat wanita ditemukan telah membusuk di sungai di Boyolali, Jateng. Kondisinya sudah sulit dikenali. Diketahui mayat yaitu nenek usia 80 tahun yang hilang sepekan sebelumnya.

Penemuan mayat itu Sungai Kluwuk, Dukuh Randurejo, Desa Kragilan, Mojosongo, Boyolali, Senin (7/1/2019). Korban pertama kali diketahui oleh pemburu yang lalu diberitahukan ke warga sekitar dan dilanjutkan dilaporkan ke polisi.

Petugas dari Polsek Mojosongo dan Polres Boyolali segera mendatangi lokasi kejadian. Mayat korban lalu dievakuasi ke kamar mayat RSUD Pandan Arang, Boyolali.

Kasat Reskrim Polres Boyolali, AKP Willy Budiyanto, menyampaikan kondisi korban sudah membusuk dan tidak dapat dikenali lagi. Mayat tersebut berjenis kelamin wanita dan diperkirakan berusia sekitar 80 tahun.

"Dari baju yang dikenakan, menggunakan kebaya dan kain jarik. Diperkirakan sudah tua. Namun dari wajahnya sudah rusak. Korban kami penyelamatan dan kami bawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan," ujar Willy Budiyanto.


Dugaan penyebab tamat hidup korban alasannya yaitu hanyut di sungai. Apalagi ketika ini ekspresi dominan penghujan dan sungai sering terjadi banjir.

Dalam proses penyelamatan tersebut juga ada keluarga yang mengaku ada anggota keluarganya sudah sepekan tidak pulang. Orang hilang itu yaitu Mbah Parikem, umur sekitar 80 tahun warga Dukuh Butuh, Kelurahan/Kecamatan Mojosongo, Boyolali.

"(Warga yang hilang) Kesehariannya beliau biasa ke ladang, yang untuk menuju ke ladang beliau harus menyusuri lembah sungai ini (lokasi inovasi mayat). Rumahnya juga erat dengan alur sungai ini," jelasnya.


Simak juga video 'Misteri Jasad Bripka Matheus Terkapar di Pekarangan Kuburan':

[Gambas:Video 20detik]


Hilang Sepekan, Nenek 80 Tahun Tewas Mengenaskan di Boyolali


Sumber detik.com

Korban Kebakaran Di Titik Nol Minta Kios Baru, Ini Respons Pemerintah Kota Yogya

Korban Kebakaran di Titik Nol Minta Kios Baru, Ini Respons Pemkot YogyaFoto: Ristu Hanafi/detikcom

Yogyakarta -Puluhan kios, sebuah mobil, dan sepeda motor di Taman Parkir Senopati Kota Yogyakarta ludes terbakar pada Minggu (6/1) malam. Para pedagang meminta pemerintah segera membangun ulang kios mereka, bagaimana jawaban Pemkot Yogya?

Wakil Wali (Wawali) Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengaku belum sanggup berbicara banyak terkait kejadian kebakaran tersebut. Sebab, ia belum mengetahui secara niscaya penanggungjawab kios di Taman Parkir Senopati Yogyakarta.

"Itu (pembangunan ulang kios) yang kita belum tahu menyerupai apa. Apakah itu tanggung jawab Pemerintah Kota atau tanggung jawab pengelola itu yang kita belum tahu. Ini saya belum sanggup laporannya dari pagi," ujar Heroe kepada wartawan, Senin (7/1/2019).


Heroe melanjutkan, pihaknya juga belum sanggup menjanjikan dukungan buat para korban. Namun ia memastikan tidak akan merelokasi para pedagang yang kiosnya hangus terbakar.

"Kalau relokasi saya kira enggak. Karena mungkin masih sanggup diperbaiki. (Kios yang terbakar) bukan bangunan permanen juga, itu bangunan-bangunan sementara yang sifatnya mobile," tutupnya.


Diketahui telah terjadi kebakaran jago di area Taman Parkir Senopati Kota Yogyakarta. Sebanyak 35 kios dilaporkan terbakar. Memang tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun ditaksir kerugian pedagang mencapai Rp 1 miliar.

Sumber detik.com

Penembak Konter Hp Di Semarang Diduga Alasannya Yaitu Dendam Cinta Ditolak

Penembak Konter HP di Semarang Diduga Karena Dendam Cinta DitolakKonter HP yang jadi target penembakan (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)

Semarang -Sebuah konter handphone di Semarang, diberondong tembakan air soft gun hingga 5 kali. Tidak ada yang mengenali pelaku, namun diduga motifnya sebab cinta pelaku ditolak penjaga konter. Bagaimana ceritanya?

Konter handphone 'MJ' di Jalan Tambak Dalam Raya RT 3 RW 3 Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Semarang, diberondong tembakan air soft gun pada Senin (7/1/2019) pagi.

Dari keterangan saksi, muncul dugaan pelaku melaksanakan aksinya terkait problem asmara dengan salah satu penjaga di konter. Penyelidikan masih dilakukan untuk mengejar pelaku dan mengetahui motif sebenarnya.

"Dari informasi, motifnya sebab dendam cintanya tidak diterima oleh salah satu penjaga konter sebab pernah mengirim surat ke penjaga konter," Kapolsek Gayamsari, Kompol Wahyuni Sri Lestari.

"Ini masih lidik (penyelidikan), doakan dapat ditangkap sebelum 24 jam," imbuhnya.


Sementara itu penjaga konter, Yuli Astuti (21) yang gres tamat diperiksa polisi terlihat ketakutan tanggapan agresi tersebut. Kala itu Yuli sedang bersama abang iparnya, Arif Firmansyah, di dalam konter ketika pelaku melepas tembakan.

"Saya takut, habis ini saya mau pulang ke Klaten," ujar Yuli.

Ia mengaku tidak kenal dengan pelaku, namun seingat ia memang pernah bertemu sekali ketika membeli pulsa sekitar setahun kemudian dan laki-laki itu menunjukkan surat. Namun surat itu tidak dibaca oleh Yuli.

"Saya tidak kenal, saya ingat dari motornya. Pernah kirim surat tapi tidak saya baca," ujarnya.

Aksi penembakan itu ternyata bukan pertama kali, sebab ketika bulan ampunan kemudian laki-laki tersebut tiba menembak beberapa kali ke arah atas. Hal itulah yang menciptakan Yuli ketakutan sebab insiden berulang.

"Dulu menembaknya ke atas, tiga hingga empat kali," pungkasnya.


Kakak ipar Yuli, Arif, menduga agresi penembakan itu sebab pelaku menyukai adiknya dan buntut dari surat tak terbalas yang pernah diberikan kepada adiknya. Bahkan Arif pernah melihat laki-laki itu mondar-mandir di bersahabat konter.

"Motifnya suka sama adik saya tapi tidak direspons. Pas insiden tadi saya di bersahabat etalase. Melihat pelaku mau nembak saya eksklusif nunduk makanya kena etalase," kata Arif.

Sumber detik.com

Konter Hp Di Semarang Ditembaki Orang Tak Dikenal

Konter HP di Semarang Ditembaki Orang Tak DikenalPolisi menyampaikan peluru gotri yang digunakan untuk menembakki konter HP (Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom)

Semarang -Aksi penembakan memakai air soft gun terjadi di Kota Semarang. Lima tembakan dilepas ke arah konter handphone di Jalan Tambak Dalam Raya RT 3 RW 3 Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah.

Peristiwa terjadi sekitar pukul 09.30 WIB, ketika itu seorang laki-laki mengendarai motor tiba-tiba tiba ke konter yang berada di sebelah kantor Kelurahan Sawah Besar Semarang itu. Lima kali tembakan menembus etalase dan beruntung tidak mengenai penjaga konter.

Kapolsek Gayamsari, Kompol Wahyuni Sri Lestari, menyampaikan pihaknya melaksanakan olah TKP dan mengamankan 5 gotri peluru air soft gun. Sejumlah saksi diperiksa terkait insiden itu.


"Kami mendapat informasi ada laki-laki yang melaksanakan perusakan di MJ Seluler dengan air soft gun, menembak 5 kali," kata Wahyuni di kantornya, Senin (7/1/2019).

Wahyuni berharap pelaku akan ditangkap secepatnya. "Ini masih lidik (penyelidikan), doakan dapat ditangkap sebelum 24 jam," imbuhnya.

Sumber detik.com

Ombak Tinggi, Pencarian Nelayan Samas Tetap Dilanjutkan

Ombak Tinggi, Pencarian Nelayan Samas Tetap DilanjutkanFoto: Pradito Rida Pertana/detikcom

Bantul -Pencarian terhadap seorang nelayan Pantai Samas, Bantul terus dilakukan Tim SAR. Penyisiran dilakukan dari Pantai Samas hingga Pantai Baru. Namun, alasannya yakni ombak tinggi pencarian dilanjutkan dengan melaksanakan penyisiran sepanjang pantai. bahtera nelayan juga belum diturunkan.

Komandan tim operasi pencarian di Pantai Samas, Morgan Hidayat mengatakan, pencarian terhadap Purwanto alias Gareng (37), warga Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo telah dilakukan semenjak pagi hingga siang hari. Namun, hingga ketika ini tim SAR belum menemukan keberadaan korban.

"Pencarian hari ini (Senin 7/1/2019) melibatkan tim SAR gabungan. Kaprikornus ada tim (SAE) yang menyisir dari Pantai Samas ke arah barat menuju Pantai Baru dan satu tim lagi menyisir dari Pantai Baru ke arah Pantai Samas," katanya ketika ditemui di Pantai Samas, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Senin (7/1/2019).

"Tadi pagi bahwasanya mau eksklusif menurunkan parahu jukung untuk menyisir. Tapi alasannya yakni ombaknya besar, penyisiran hanya dengan pengamatan dari bibir Pantai (Samas). Untuk hasil pencarian tadi pagi masih nihil," imbuhnya.

Selain itu, tim SAR adonan juga telah menyisir bibir Pantai dengan kendaraan beroda empat sembari melaksanakan pengamatan. Pencarian akan terus dilakukan, alasannya yakni melihat kondisi gelombang dan arus ketika ini mengarah ke barat, dan sangat dimungkinkan korban terseret arus ke barat.

"Kalau memungkinkan pencarian akan dilanjutkan dengan memakai parahu jukung. Pencarian nantinya akan menyasar hingga suwangan (muara) Sungai Progo, alasannya yakni arusnya kini ke barat," ucap Morgan yang juga anggota Basarnas Yogyakarta.

Sementara itu, Ketua nelayan Pantai Samas, Sigit menyampaikan para nelayan Pantai Samas bersama tim SAR juga melaksanakan pencarian tadi malam, Minggu (6/1/2019). Area pencarian telah diperluas baik ke arah timur dan barat Pantai Samas.

"Tadi malam kami juga ikut melaksanakan pencarian, ada tiga regu tadi malam yang ikut mencari Gareng. Tapi kesudahannya tetap belum ketemu, ya agar hari ini Gareng dapat ditemukan," katanya.

Sebelumnya, sebuah kapal nelayan terbalik usai dihantam ombak besar Pantai Samas, Kecamatan Sanden. Satu orang berhasil selamat, sedangan satu orang lagi belum ditemukan.
Ombak Tinggi, Pencarian Nelayan Samas Tetap Dilanjutkan Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom

Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto membenarkan bencana tersebut. Menurutnya, bencana yang terjadi Minggu (6/1/2019) siang berawal ketika bahtera nelayan berjulukan Baru Mukti 05 hendak berlabuh di Pantai Samas. Namun, belum sempat mencapai pesisir Pantai, bahtera tersebut malah terbalik.

"Dari pengukuhan saksi tadi, kapal terbalik jawaban hantaman ombak besar," kata Pipit ketika dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Minggu (6/1/2019).

Akibat bahtera terbalik, lanjut Pipit, menciptakan dua orang berjulukan Purwanto alias Gareng (37), warga Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo dan Yuli Faska (25), warga Desa, Kecamatan Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul terlempar ke laut. Mengetahui hal itu, warga dan tim SAR eksklusif menawarkan pertolongan.

"Untuk korban Yuli Faska berhasil diselamatkan, tapi korban berjulukan Gareng hingga ketika ini belum ditemukan," ujarnya.

Tim SAR tengah menunggu ombak surut untuk melanjutkan pencarian terhadap nelayan yang hilang di Pantai Samas, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul.

Sumber detik.com

Tembok Di Tengah Jalan Buatan Cakades Kalah Di Wonosobo Dibongkar

Tembok di Tengah Jalan Buatan Cakades Kalah di Wonosobo DibongkarTembok di tengah jalan di Wonosobo hasilnya dibongkar (Foto: Uje Hartono/detikcom)

Wonosobo -Tembok yang menutup jalan antardesa sekaligus antarkecamatan di Desa Rejosari Kecamatan Kalikajar, Wonosobo, hasilnya dibongkar. Pembongkaran ini dilakukan oleh warga Desa Sindupaten Kecamatan Kertek yang daerahnya berada di sebalah Desa Rejosari.

Pembongkaran tembok dilakukann hari ini sehabis pihak pemerintah Desa Sindupaten mengirimkan surat kepada Soim Pamuji, pemilik tanah sekaligus warga yang membangun tembok tersebut.

Kades Sindupaten, Kukuh, menyampaikan pihaknya mengirimkan surat kepada pemilik tanah semoga bersedia membongkar tembok yang menutup kanal warga. Menanggapi surat tersebut, pihak pemerintah Desa Sindupaten dan pemilik tanah melaksanakan pertemuan.

"Kemarin (6/1) saya mengirimkan surat kepada pemilik tanah, kemudan kami bertemu. Ada beberapa kesepakatan salah satunya yaitu membongkar tembok yang ada di jalur Desa Sindupaten-Desa Rejosari," terangnya di Desa Sindupaten, Senin (7/1/2019).
Tembok di Tengah Jalan Buatan Cakades Kalah di Wonosobo Dibongkar(Foto: Uje Hartono/detikcom)


Pemilik tanah meminta semoga jalan tersebut segara dibeton. Tujuannya, semoga memudahkan warga ketika melintas di jalan tersebut. Nantinya, kalau hal tersebut tidak dilakukan, pemilik tanah akan menutup kembali jalan itu.

"Makanya ketika ini tembok yang menutup jalan tidak dibongkar semuanya. Nanti gres dibongar semuanya kalau sudah dibeton," jelasnya.

Untuk itu, ia berharap nantiya untuk melaksanakan betonisasi di jalan itu, dilakukan oleh warga Desa Sindupaten serta Desa Rejosari.

Tembok yang menutup jalan itu dibangun oleh Soim Pamuji yang kecewa dengan proses pemilihan Kades di desanya. Soim merupakan salah satu calon Kades bersama 4 warga lainnya. Hasil pemilihan, ia hanya menerima bunyi di urutan ketiga dengan 352 suara.

Sumber detik.com

Kapolda: Ori Tanya Penanganan Kasus, Tak Bahas Panggilan Rektor Ugm

Kapolda: ORI Tanya Penanganan Kasus, Tak Bahas Panggilan Rektor UGMKapolda DIY, Irjen Pol Ahmad Dofiri. Foto: Ristu Hanafi/detikcom

Sleman -Kapolda DIY, Irjen Pol Ahmad Dofiri menegaskan bahwa kedatangan Ketua Ombudsman RI (ORI) Perwakilan DIY, Budhi Masthuri ke Mapolda DIY sebatas membahas perkembangan penyidikan polisi terkait masalah dugaan pelecehan seksual mahasiswi UGM. Berikut ini pernyataan Ahmad Dofiri.

Dofiri menyebut tidak ada pembahasan mengenai proses penyelidikan ORI terhadap dugaan maladministrasi pihak UGM dalam penanganan masalah dugaan pelecehan seksual mahasiswi UGM di Pulau Seram, Maluku tahun 2017.

"Tadi ORI tiba bertanya penanganan yang dilakukan polisi, penyidikan terhadap masalah itu. Sampai kini belum ada membahas terkait problem berkait pemanggilan Rektor (UGM) dari ORI ke kepolisian," kata Dofiri ditemui wartawan di Mapolda DIY, Senin (7/1/2019).


"Tidak ada sama sekali pembicaraan problem itu," jelasnya.

Sejauh ini Polda DIY juga belum mendapatkan usul resmi dari ORI untuk membantu menghadirkan Rektor UGM ke kantor ORI DIY.

"Sampai kini belum ada usul itu," ungkapnya.


Namun jikalau dilihat dari peraturan perundangan, Dofiri memberikan dalam UU Ombudsman RI memang ada prosedur kolaborasi antara ORI dengan kepolisian.

"UU di Ombudsman ada terkait dengan itu, tapi kalau untuk problem ini (kasus UGM) hingga dengan kini belum ada usul ke kita," jelasnya.

"Intinya begini, hingga dengan kini itu belum ada usul itu, jangan dibalik-balik nanti ngomongnya ini itu. Dibaca UU Ombudsman kan ada, jangan tanyakan ke saya (isi UU Ombudsman), yang tanya ke saya adakah usul ke saya (Polda DIY), hingga kini belum ada, gitu ya," imbuh Dofiri.

Sumber detik.com

Polda Diy Akan Olah Tkp Dugaan Perkosaan Mahasiswi Ugm Di Maluku

Polda DIY Akan Olah TKP Dugaan Perkosaan Mahasiswi UGM di MalukuDirektur Reskrimum Polda DIY, Komisaris Besar Pol Hadi Utomo. Foto: Ristu Hanafi/detikcom

Sleman -Penyidik Polda DIY pekan ini mengagendakan berangkat ke Pulau Seram, Maluku untuk kepentingan penyidikan perkara dugaan pelecehan seksual mahasiswi UGM. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Reskrimum Polda DIY, Komisaris Besar Pol Hadi Utomo.

"Pekan ini kita akan berangkat ke Maluku, penyidik akan olah TKP," jelasnya kepada wartawan di Mapolda DIY, Senin (7/1/2019).

Selain keperluan olah TKP, penyidik juga akan mereka ulang insiden yang telah dilaporkan ke Polda DIY terkait dugaan tindak pelecehan seksual atau dugaan pencabulan itu.


"Dan akan mencoba semacam reka ulang bagaimana insiden itu terjadi," terang Hadi.

Menurut Hadi, proses penyidikan sejauh ini memasuki tahap melengkapi konstruksi aturan perkara dugaan pelecehan seksual tersebut.


"Kasus UGM tetap jalan, penyidikan terus berlangsung, ada pemanggilan saksi-saksi untuk kelengkapan peristiwa," imbuhnya.



Saksikan juga video 'KKN UGM Diguncang Skandal Dugaan Pelecehan Seksual':

[Gambas:Video 20detik]



Polda DIY Akan Olah TKP Dugaan Perkosaan Mahasiswi UGM di Maluku




Sumber detik.com

Satu Lagi Posko Prabowo Didirikan Akrab Rumah Joko Widodo Di Solo

Satu Lagi Posko Prabowo Didirikan Dekat Rumah Jokowi di SoloPosko pemenangan Prabowo-Sandi di bersahabat rumah Jokowi (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

Solo -Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi kembali mendirikan posko di bersahabat rumah Joko Widodo. Kali ini hanya berjarak 500 meter.

Posko ini yaitu posko kedua yang letaknya di bersahabat rumah Jokowi. Satu posko lainnya ialah Posko Seknas Solo Raya yang berada di Klodran, Colomadu, Karanganyar. Jaraknya sekitar 1,5 km dari kediaman Jokowi.

Tampak posko tiga lantai di Jalan Letjen Suprapto, Sumber, Banjarsari, Solo itu masih dalam masa persiapan. Ruangan di lantai satu juga terlihat masih kosong.

Beberapa pekerja tampak memasang perlengkapan-perlengkapan sebelum posko difungsikan. Pekerjaan mulai dilakukan semenjak Sabtu (5/1/2019) lalu.

"Sejak Sabtu mengerjakan di sini. Diminta supaya hari ini selesai," kata salah seorang pekerja yang ditemui detikcom, Senin (7/1/2019).


Terlihat dari luar, papan baliho sudah terpasang di atas posko. Terpampang foto Prabowo-Sandi, foto Ketua BPN Djoko Santoso, foto Bung Karno dan Wakil Ketua BPN Rachmawati Soekarnoputri.
Satu Lagi Posko Prabowo Didirikan Dekat Rumah Jokowi di SoloPosko pemenangan Prabowo-Sandi di bersahabat rumah Jokowi (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)

Dikonfirmasi secara terpisah, Ketua Badan Pemenangan Prabowo-Sandi Surakarta, NR Kurnia Sari, menyampaikan akan segera mengoperasikan posko tersebut.

"Memang rencananya awal Januari akan dipakai. Makanya ini harus segera diselesaikan pekerjaan di posko itu," ungkapnya melalui telepon.


Fungsi posko tersebut, kata Kurnia, berbeda dengan Posko Seknas di Klodran. Posko di Sumber akan digunakan sebagai kantor.

"Kalau di Klodran itu sekretariat nasional (Seknas) Solo Raya kan tempatnya luas. Kalau yang Sumber untuk kantor BPN saja," ujarnya.

Sebelumnya, Posko Seknas Prabowo-Sandi Solo Raya di Klodran telah diresmikan oleh cawapres Sandiaga Uno pada 30 Desember 2018 lalu. Posko seknas akan menjadi wadah berkumpulnya tim pemenangan dengan relawan se Solo dan sekitarnya.

Sumber detik.com

Kapolda Dan Ori Diy Tukar Data Perkara Dugaan Perkosaan Mahasiswi Ugm

Kapolda dan ORI DIY Tukar Data Kasus Dugaan Perkosaan Mahasiswi UGMKetua ORI DIY di Mapolda DIY. Foto: Ristu Hanafi/detikcom

Sleman -Ketua Ombudsman RI Perwakilan Daerah spesial Yogyakarta (ORI DIY), Budhi Masthuri bertandang ke Mapolda DIY untuk bertemu dengan Kapolda DIY Irjen Ahmad Dofiri. Keduanya membahas perkembangan penanganan kasus dugaan pelecehan seksual mahasiswi UGM.

"Kasus UGM, tadi bertemu Pak Kapolda kami saling berdiskusi data dan informasi masing-masing, alasannya dalam waktu yang sama Polda menangani pidananya, ORI tangani dugaan maladministrasi," kata Budhi kepada wartawan seusai pertemuannya dengan Kapolda DIY, di Mapolda DIY Jalan Padjajaran Ringroad Utara, Sleman, Senin (7/1/2019).

Saat ditanya apakah pertemuan dengan Kapolda juga membahas soal prosedur yang menempel di forum ORI berupa upaya menghadirkan paksa Rektor UGM ke kantor ORI DIY, Budhi tidak membenarkan dan juga tidak membantahnya. Berikut pernyataan Budhi.


"Sebelumnya sudah ada usul kehadiran ke Rektor UGM, bab upaya persuasif kami memberi kesempatan Rektor tanpa memakai prosedur pemanggilan. Tapi belum terealisasi sehingga kami layangkan surat panggilan pertama ke Rektor untuk hadir besok pagi di kantor ORI DIY," jelasnya.

"Ada di-MoU kita, juknis bersama (ORI-Polri), pada dasarnya hal itu sudah diatur prosedur kolaborasi pemanggilan seseorang, secara undang-undang dan MoU menyerupai itu," lanjutnya.


Budhi pun enggan berkomentar secara eksklusif terkait opsi pemanggilan paksa. "Jadi gres panggilan pertama sehingga belum berbicara mengenai pemanggilan paksa, gres panggilan pertama. Kami prasangka positif Rektor dapat hadir," imbuhny



Saksikan juga video 'KKN UGM Diguncang Skandal Dugaan Pelecehan Seksual':

[Gambas:Video 20detik]



Kapolda dan ORI DIY Tukar Data Kasus Dugaan Perkosaan Mahasiswi UGM




Sumber detik.com

Ancaman Gubernur Ganjar Ke Bawahan: Bila Korupsi, Aku Sembelih

Ancaman Gubernur Ganjar ke Bawahan: Kalau Korupsi, Saya SembelihGanjar Pranowo (Foto: Grandyos Zafna)
Semarang -Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengingatkan bawahannya untuk tidak coba-coban melaksanakan korupsi. Dia bahkan memberi bahaya keras kalau ada yang melanggar larangannya.

"Jaga integritas, jangan korupsi. Kalau korupsi, saya sembelih," tegas pada apel pagi di Kantor Gubernur Jateng, Senin (7/1/20019).

Ganjar mewanti-wanti biar tidak ada praktik korupsi, pungli, dan gratifikasi di lingkungan Pemprov. Kepada seluruh pimpinan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) juga diperintahkan biar 100 persen melaporkan LHKPN kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Untuk itu, beliau menawarkan batas waktu tiga bulan dan dihentikan ditawar lagi.

Di kesempatan yang sama, sebelumnya Ganjar juga mengungkap kekesalannya alasannya mendengar laporan ada pungutan liar yang mencatut namanya. Pungli itu dilakukan oleh 7 pegawapemerintah sipil negara (ASN).


Ganjar mengaku telah memanggil 7 bawahannya itu. "Yang bikin saya gondok adalah, katanya uang itu untuk saya. Masyaalah, ini jahat benar, ini fitnah yang luar biasa," ujarnya.

Menurut Ganjar, ketika diklarifikasi ada yang ngaku, ada yang akal-akalan tidak tahu, ada yang tidak mengaku sama sekali.

Pegawai yang mengaku ada praktik pungli menyampaikan pungutan itu terkait titipan seseorang. Mendengar itu, lanjut Ganjar, ia meminta uang tersebut segera dikembalikan.



Saksikan juga video 'Menemukan Dugaan Korupsi? Laporkan ke Call Center KPK':

[Gambas:Video 20detik]



Ancaman Gubernur Ganjar ke Bawahan: Kalau Korupsi, Saya Sembelih




Sumber detik.com

Sempat Disetop, Layanan Pasien Bpjs Di 3 Rs Solo Kembali Dibuka

Sempat Disetop, Layanan Pasien BPJS di 3 RS Solo Kembali dibukaPenandatanganan kolaborasi BPJS Kesehatan Surakarta dengan RS Kustati. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom

Solo -Tiga rumah sakit (RS) di Solo dan sekitarnya sempat putus kolaborasi dengan BPJS Kesehatan sebab alasan akreditasi. Namun hari ini ketiga RS itu sudah membuka kembali layanan untuk pasien BPJS.

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan kolaborasi antara pihak rumah sakit dengan BPJS Kesehatan. Tiga RS tersebut yaitu RSUI Kustati, RSI Amal Sehat Sragen dan RSU Amal Sehat Wonogiri.

"Jadi keinginan kami nanti sudah hening kembali, RS melayani juga tidak ada beban lagi, referensi berjalan normal," kata Kepala BPJS Surakarta, Agus Purwono, usai penandatanganan kolaborasi di kantornya, Senin (7/1/2018).

Meski telah kembali bekerja sama, Agus menyampaikan proses pengakuan tetap berjalan. Diharapkan proses ini sanggup segera selesai.


"Akreditasi ini sebagai syarat mutu layanan. Semoga triwulan pertama 2019 sudah sanggup selesai," ujarnya.

Ketiga RS lalu menyepakati membuka layanan BPJS mulai siang ini. Direktur RSU Amal Sehat Wonogiri, Rizky Mukti Sejati, mengaku akan segera berbagi informasi mengenai pembukaan kembali layanan BPJS.

"Siang ini sudah sanggup melayani pasien BPJS. Nanti kita sebarkan juga lewat media umum semoga masyarakat tahu," kata Rizky di kantor BPJS Kesehatan Surakarta.


Dia menyampaikan 80 persen pasien di RSU Amal Sehat yaitu akseptor BPJS Kesehatan. Akibatnya, semenjak 2 Januari 2019, jumlah pasiennya menurun hingga 50 persen.

"Sehari itu pasien rawat jalan biasanya hingga 200 orang, pasien inap 20-an. Dengan ini, jumlah pasien berkurang hingga 50 persen," katanya.

Dia juga menjelaskan, masa pengakuan RS telah habis pada 9 Desember 2018. RS pun telah mengajukan perpanjangan beberapa hari sebelumnya.

"Tapi sebab antrean, kita gres akan disurvei 28-31 Januari. Hasilnya keluar 3-4 ahad setelahnya. Nanti ke depan 6 bulan sebelumnya harus ngurus biar tidak ada insiden menyerupai ini lagi," pungkasnya.

Sumber detik.com